Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun hingga menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Perencanaan Pembangunan,
dengan judul ”Proses Rencana Pembangunan Ibu Kota Negara Indonesia” dengan keadaan
sehat walafiat.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Maka dari itu, kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ignatia Martha
Hendrati, S.E., M.E. dan Kiki Asmara, S.E,MM selaku dosen pengampu mata kuliah
Perencanaa Pembangunan dan teman-teman anggota kelompok yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini, masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat kami butuhkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan serta menambah
wawasan bagi pembacanya.

Surabaya, 12 Maret 2023

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................................. 3
2.1 Arti serta Fungsi Sebuah Ibukota Negara ...................................................................... 3
2.2 Tujuan Perpindahan Ibukota Negara Indonesia............................................................. 4
2.3 Strategi Perpindahan Ibukota dalam Perspektif Ekonomi Pertahanan......................... 6
2.4 Perspektif Masyarakat Mengenai Pemindahan Ibu Kota Negara Indonesia................ 9
2.5 Dampak Perpindahan Ibukota Negara Indonesia terhadap Pemulihan Ekonomi ...... 14
BAB III .......................................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ibu kota merupakan pusat pemerintahan dari suatu negara yang telah diatur di dalam
Undang - Undang setiap negara. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia menetapkan
kota Jakarta sebagai ibu kotanya, hal ini tercantum dalam Undang- Undang Republik
Indonesia Nomor 10 tahun 1964 “Tentang Pernyataan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya
Tetap Sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia Dengan Nama Jakarta.” Namun, seperti
yang sedang dibahas sekarang ini bahwa pemerintah sedang merencakan pemindahan Ibu
Kota Negara Indonesia ke Provinsi Kalimantan Timur tepatnya di Kabupaten Penajem
Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Hal ini mengundang berbagai perspektif
atau respon dari masyarakat, ada yang tidak setuju dan ada yang setuju dengan alasannya
masing-masing. Munculnya pertanyaan mengenai apa alasannya, dampaknya, dan terlebih
apa yang akan menjadi pengaruh terhadap perekonomian Indonesia
Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai strategi, alasan, dan dampak
serta berbagai alasan pemindahan Ibu Kota Negara Indonesia ke Provinsi Kalimantan
Timur, termasuk bagaimana respon masyarakat terhadap perencanaan pemindahan Ibu
Kota Negara Indonesia ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa arti serta fungsi sebuah Ibukota Negara Indonesia?
2. Apa tujuan perpindahan Ibukota Negara Indonesia?
3. Bagaimana strategi perpindahan Ibukota Negara Indonesia dalam perspektif ekonomi
pertahanan?
4. Bagaimana persepektif masyarakat mengenai pemindahan Ibu Kota Negara
Indonesia?
5. Bagaimana dampak perpindahan Ibukota Negara Indonesia terhadap pemulihan
ekonomi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui arti serta fungsi Ibukota Negara Indonesia
2. Untuk mengetahui tujuan dari perpindahan Ibukota Negara Indonesia
3. Untuk mengetahui strategi perpindahan Ibukota Negara Indonesia dalam perspektif
ekonomi pertahanan

1
4. Untuk mengetahui persepektif masyarakat mengenai pemindahan Ibu Kota Negara
Indonesia
5. Untuk mengetahui dampak perpindahan Ibukota Negara terhadap pemulihan ekonomi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arti serta Fungsi Sebuah Ibukota Negara

Ibu kota merupakan sebuah kota yang dibuat sebagai pusat pemerintahan suatu negara,
ibu kota negara umumnya difungsikan sebagai pusat perkantoran dan tempat berkumpul para
pimpinan pemerintahan. Berasal dari bahasa Latin caput yang memiliki arti kepala (head)
kemudian dikaitkan dengan kata capitol yang memiliki arti letak pusat pemerintahan utama
dilakukan. Dilihat sejarahnya, ibu kota terbentuk melalui suatu penggabungan. Ibu kota sebagai
pusat perekonomian utama dari suatu wilayah juga senantiasa menjadi titik pusat kekuatan
politik, sehingga mempunyai daya tarik tersendiri untuk efisiensi administrasi pemerintahan
seperti ahli hukum, jurnalis dan peneliti kebijakan publik. Ibu kota merupakan pusat ekonomi,
budaya intelektual.

Ibu kota telah menjadi simbol pemerintahan, kenegaraan, serta menjadi tempat
berkembangnya politik, perekonomian dan budaya. Pendirian suatu ibu kota modern terbentuk
atas landasan emosional. Contoh-contohnya adalah sebagai berikut:

1. Athena yang mengalami kehancuran dan hampir tak berpenduduk dijadikan ibu
kota baru bagi Greece, sebagai simbol kejayaan masa lalu. Hal yang sama terjadi
pada saat Perang Dingin dan Reunifikasi Jerman, dimana Berlin menjadi ibu kota
lagi bagi Jerman.
2. Rusia memindahkan pemerintahannya dari Mosko ke Sain Petersburg untuk
memberikan kebesaran Rusia beorentasi ke barat, hal tersebut merupakan relokasi
simbolik dari ibu kota ke lokasi geografis dan demografis dengan alasan ekonomi
atau strategi (sering disebut ibu kota masa depan atau ibu kota pelopor).
3. Kemal Atarturk memindahkan pusat pemerintahan dari Ottoman Istambul ke
Ankara.
4. Kaisar Ming memindahkan ibu kota dari Nanjing ke Beijing untuk menjauhi
Mongols dan Manchus.

Ibu kota memiliki peran serta fungsi yang sangat penting, ibu kota senantiasa dijadikan
sebagai target utama dalam peperangan, sebab dengan menguasai ibu kota akan menjadi
jaminan untuk bisa menguasai sebagian besar musuh atau penentang, sehingga dapat
menurunkan moral untuk mengalahkan musuh (militer). Seperti yang terjadi di China, dimana
pemerintahannya sedikit terpusat pada fleksibilitas di tingkat provinsi, dengan ambruknya ibu

3
kota dapat mengakibatkan runtuhnya suatu Dinasti. Oleh sebab itu Dinasti Ming memindahkan
Ibu kota Nanjing ke Beijing dengan alasan agar dapat mengontrol musuh yang berasal d ari
Mongols dan Manchus.

Berkaitan dengan fungsi ibu kota negara yang penting, terdapat pandangan lain bahwa
fungsi ibu kota negara kurang penting sebagai sasaran militer. Karena pusat pemerintahan
dapat dipindahkan ke tempat lain. Sebagai contoh dalam perang revolusi dan perang tahun
1812 tentara Inggris berulangkali menyerang beberapa ibu kota Amerika, tentara Amerika tetap
dapat bertempur dari luar kota, dimana mereka didukung oleh pemerintah seta penduduk
setempat. Perkecualiannya adalah Perancis, yang birokrasinya terkordinasi dan terpusat secara
efektif serta terdukung oleh sumberdaya yang sangat luas, menjadikan negaranya sangat kuat
melebihi pesaingnya, akan tetapi dalam strategi militernya memiliki resiko tinggi apabila ibu
kota diduduki oleh musuh. Ancaman tradisional dari Perancis adalah Jerman terfokus untuk
menguasai Paris. Hal serupa juga terjadi di Indonesia, ketika Jakarta jatuh oleh tentara Belanda
sewaktu perang revolusi ibu kota negara pernah berpindah ke Yogyakarta dan ke Bukit Tinggi.
Dengan demikian pemerintahan tetap berjalan, sehingga NKRI tetap berdiri dengan melakukan
perang gerilya untuk mempertahankan kemerdekaan

2.2 Tujuan Perpindahan Ibukota Negara Indonesia

Latar belakang rencana pemindahan ibukota di atas pada dasarnya memiliki


konsekuensi masing-masing. Alasan yang didasarkan kepada pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan pembangunan akan berimplikasi kepada kebijakan pemindahan ibukota harus pula
dibarengi dengan kebijakan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di seluruh
wilayah Indonesia secara merata. Hal yang menjadi permasalahan kemudian yaitu instrumen
kebijakan seperti apa yang akan dibuat guna mewujudkan tujuan tersebut, serta apakah
pemindahan ibukota akan secara otomatis mewujudkan keadilan ekonomi dan pemerataan
pembangunan.

Rencana pemindahan ibukota yang didasarkan kepada penciptaan tata kelola


pemerintahan yang baik, bersih dan profesional juga masih belum didukung landasan
konseptual yang kuat melalui berbagai penelitian yang dilakukan pemerintah. Selama ini,
kajian pemindahan ibukota banyak dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
yang mana selain masih sedikitnya hasil penelitian yang dipublikasikan ke publik, juga kajian
tersebut masih diperdebatkan.

4
Rencana pemindahan ibukota salah satu alasannya didasarkan kepada fakta empiris
yang mana birokrasi yang ada saat ini tidak berjalan dengan baik. Berbagai patologi birokrasi
mulai dari rendahnya kualitas aparatur pemerintah, rendahnya kualitas publik yang diberikan,
sampai dengan praktek-praktek pelanggaran hukum seperti tindakan korupsi dan jual beli
jabatan tidak bisa dipisahkan dari ciri birokrasi saat ini. Pemahaman mengenai permasalahan
tersebut memunculkan salah satu dorongan bahwa rencana pemindahan ibukota harus
didasarkan kepada tujuan penerapan tata pemerintahan yang baik agar berbagai permasalahan
dalam penyelenggaraan pemerintahan, khususnya patologi birokrasi yang selama ini ada dapat
dihilangkan. Selain kepada keinginan untuk menghilangkan permasalahan tersebut, tujuan
pemindahan ibukota yang didasarkan kepada mewujudkan tata pemerintahan yang baik juga
dapat memberikan optimisme bahwa ibukota yang baru akan mampu menjadi kota yang ideal
bagi penyelenggaraan pemerintahan.

Berikut tujuannya:

1. Tujuan mewujudkan tata pemerintahan yang baik dalam rencana pemindahan ibukota
menuntut pemerintah untuk memiliki pola perencanaan dan pengembangan ibukota
yang visioner. Dimana pusat pemerintahan yang baru harus mampu mengakomodasi
setiap tuntutan dan kebutuhan serta mampu menjawab tantangan yang akan muncul di
masa yang akan datang. Sehingga dasar kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan saat
ini sampai dengan penyelenggaraan pemerintahan di masa yang akan datang mampu
diakomodasi dalam pengembangan ibukota baru nantinya.
2. Tujuan mewujudkan tata pemerintahan yang baik dalam rencana pemindahan ibukota
menuntut pemerintah untuk senantiasa menjadikan prinsipprinsip tata pemerintahan
yang baik. Seperti adanya keterbukaan, transparansi, kesetaraan, berwawasan ke depan,
daya tanggap, profesionalisme, efisiensi dan efektivitas, akuntabilitas (Arisaputra,
2013; Batubara, 2006) sebagai dasar pijakan dalam proses pengambilan keputusan dan
pelaksanaan kebijakan pemindahan ibukota. Pemerintah dituntut untuk dapat bersikap
terbuka (openess) dan memiliki rasa tanggap (responsiveness) terhadap semua pihak
dari berbagai kalangan dan pemangku kepentingan lainnya yang terkait dalam proses
perencanaan pemindahan ibukota sampai dengan proses pelaksanaan pemindahan
ibukota.
3. Pemerintah juga harus transparan dan akuntabel terhadap setiap kebijakan yang diambil
menyangkut pemindahan ibukota, sehingga tidak hanya akan menumbuhkan rasa
kepercayaan publik terhadap pemerintah, tetapi juga akan meningkatkan dukungan

5
masyarakat terhadap kebijakan pemindahan ibukota yang diambil oleh pemerintah.
Adanya komitmen pemerintah dalam merencanakan kebijakan pemindahan ibukota
yang didasarkan kepada prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, maka akan
melahirkan kebijakan pemindahan ibukota yang mampu menjawab tuntutan dan
kebutuhan yang ada.
4. Tujuan mewujudkan tata pemerintahan yang baik dalam rencana pemindahan ibukota
mendorong pemerintah untuk tidak hanya menciptakan pertumbuhan ekonomi di
wilayah ibukota baru dan mengurangi ketimpangan pembangunan secara fisik semata
yang selama ini ada antara pulau Jawa dengan luar pulau Jawa, tetapi pemerintah harus
mampu membangun keseluruhan aspek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
termasuk didalamnya bagaimana menciptakan pembangunan manusia yang unggul dan
berkualitas di setiap wilayah yang ada, sehingga akan mewujudkan kesetaraan
pembangunan baik infrastruktur maupun sumber daya manusia.
5. Tujuan mewujudkan tata pemerintahan yang baik dalam rencana pemindahan ibukota
menuntut pemerintah untuk menyeleksi aparatur pemerintah yang akan bekerja di
ibukota baru secara profesional. Aparatur pemerintah yang akan bekerja di wilayah
ibukota baru tersebut harus memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing dan
mampu bekerja secara profesional. Sehingga diharapkan aparatur pemerintahan yang
bekerja di wilayah ibukota baru akan mampu mewujudkan birokrasi yang senantiasa
menjunjung prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.

Berdasarkan kepada pemahaman tersebut, maka pemerintah dalam rencananya


memindahkan ibukota harus mempertimbangkan berbagai aspek yang kompleks dan sistematis
yang didasarkan kepada orientasi perencanaan pembangunan ke depan, sehingga pemindahan
ibukota bukan hanya sebatas memindahkan lokasi pusat pemerintahan, tetapi juga membawa
semangat perubahan dan komitmen mewujudkan birokrasi pemerintahan yang profesional
didasarkan kepada prinsip tata kelola pemerintahan yang baik guna memperbaiki seluruh aspek
penyelenggaraan kehidupan demi tercapainya tujuan bernegara.

2.3 Strategi Perpindahan Ibukota dalam Perspektif Ekonomi Pertahanan

Upaya pemindahan ibu kota negara akhir-akhir ini menjadi isu hangat bagi masyarakat
global dan pemerintah, terlebih di daerah Kalimantan Timur, tepatnya di Kutai kartanegara
(Kukar) dan Penajam Paser Utara (PPU) sebagai lokasi pemindahan ibu kota baru nantinya.
Dalam perspektif ekonomi pertahanan, pemindahan ibu kota perlu memperhatikan alokasi

6
sumber daya, distribusi pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilisisasi yang
diaplikasikan nantinya. Strategi pemindahan ibu kota negara baru ini tentunya tanpa
mengesampingkan aspek ekonomi dan pertahanan konvensional seperti penambahan alokasi
anggaran bidang pertahanan untuk penambahan jumlah personel dan satuan baru, serta
pemutakhiran Alutsista yang lebih modern dalam mendukung tugas pengamanan Ibu Kota
Negara yang baru. Keduanya harus berjalan beriringan guna menghadapi ancaman militer,
ancaman nirmiliter dan ancaman hibrida. Dalam upaya pemindahan IKN dari DKI Jakarta ke
Kutai Kartenegara dan PPU dari perspektif ekonomi pertahanan terdapat strategi yaitu ends
(tujuan), means (sarana) dan ways (cara/langkah)

Ends (Tujuan) Kebijakan Pemindahan Ibu Kota Baru Di Kalimantan Timur

1. Menciptakan kesejahteraan umum


Hasil pemindahan IKN yang diharapkan di antaranya adalah berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi, di mana pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menyebabkan
kesejahteraan masyarakat meningkat. Harapan besar dari pemindahan IKN ini berupa
dampak positif pertumbuhan PDB meningkat, pendapatan perkapita masyarakat ikut
meningkat, lapangan pekerjaan bertambah, dan juga SDM lebih banyak terserap dari
masyarakat disekitar lokasi pemindahan ibu kota baru, sehingga berpengaruh terhadap
pemerataan ekonomi dan pemerataan pembangunan Indonesia.
2. Pemerataan Pembangunan
Pemindahan ibu kota tentunya bukan semata didasarkan pada pertimbangan
ancaman dan ketidaklayakan Jakarta, melainkan didasarkan pada visi ke depan tentang
tata kelola pembangunan kawasan dan antarkawasan secara nasional. Oleh karena
tujuan pemindahan ibu kota itu bukan bersifat tunggal, maka ia harus berisi beberapa
rencana tindakan strategis di bidang ekonomi, pembangunan kawasan, pemerintahan,
politik, hukum, kebudayaan, dan tatanan sosial, yang kesemuanya bergerak saling
mendukung, bukan merupakan masingmasing dinamika yang terpisah.
3. Pemerataan Ekonomi
Beberapa outcome yang diharapkan sebagai dampak ekonomi pemindahan ibu
kota negara yaitu: tidak memberikan dampak negatif terhadap perekonomian nasional
dan produk domestik bruto bertambah sebesar.

7
Means (Sarana Yang Dimiliki Untuk Mendukung Kebijakan Pemindahan Ibu Kota
Negara)

1. Alternatif skema pembiayaan seperti KPBU


Berdasarkan hasil dialog nasional pemindahan IKN mengenai pengelolaan
barang milik negara sebagai alternatif sumber pendanaan pemindahan ibu kota negara,
didapatkan beberapa sumber skema pembiayaan pemindahan ibu kota negara
diantaranya melalui APBN, Konsorsium BUMN, Swasta, dan Kerjasama Pemerintah
Badan Usaha (KPBU). Terhadap mekanisme pembangunan yang dilakukan oleh
BUMN dan KPBU, DJKN selaku pengelola aset negara dapat tetap mengawasi agar
pembangunan dimaksud dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku oleh
unit special mission vehicle di bawah DJKN.
2. Dukungan Infrastuktur sekitar memadai
ketersediaan lahan yang cukup luas untuk pembangunan infrastruktur
pemerintah serta lokasi calon ibu kota yang dekat dengan kota existing menjadi sumber
daya dan dukungan sendiri dalam upaya pemindahan IKN.
3. Memiliki Buffer zona yang baik
Kalimantan Timur memiliki akses serta dukungan darat, laut, dan udara yang
cukup baik. Hal ini sangat diperlukan mengingat salah satu kriteria wajib dari lokasi
calon ibu kota negara yaitu memiliki buffer zone / benteng pertahanan. Lokasi ibu kota
negara harus terlindung, tidak berada di depan atau belakang territorial negara Jika
sedikit kita rinci, Kalimantan memiliki Kodam VI/ Mulawarman dengan kekuatan
militer yang dimiliki di antaranya: TNI AD : Skadron 13 Heli, Penerbad; TNI AL:
LantamalXIII Tarakan, Lanal Nunukan, Lanal Sangatta, Lanal Balikpapan, Lanal
Kotabaru, Lanal Banjarmasin; TNI AU: Lanud Tarakan, Lanud Balikpapan, Lanud
Banjarmasin, Satrad 225 Tarakan, Satrad 223 Balikpapan.

Ways ( Cara/ Langkah yang Dilakukan untuk Pemindahan Ibu Kota Negara dalam
Perspektif Ekonomi Pertahanan )

1. Perancangan RUU tentang ibu kota


RUU IKN masuk sebagai prioritas dalam Program Legislasi Nasional 2020-
2024 (longlist) sekaligus prioritas yang harus dikejar penetapannya di tahun 2020 oleh
pemerintah dan DPR RI. Persiapan, pembangunan, dan pemindahan IKN akan

8
dilakukan oleh Badan Otorita sebelum nantinya beralih ke Badan Pengelola. Hubungan
kerja antara Kepala Badan Pengelola dan Gubernur nantinya akan bersifat setara dan
koordinatif, dengan pembagian urusan pemerintahan yang akan diatur spesifik untuk
menghindari tumpang tindih kewenangan.
2. Pembentukan badan otorita
Badan Usaha Otorita IKN didirikan dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi Otorita IKN dalam melakukan kegiatan persiapan, pembangunan IKN
serta penyelenggaraan pemerintahan Daerah Khusus IKN dan pengembangan IKN
serta daerah mitra. Kemudian, pelaksanaan kegiatan Badan Usaha Otorita IKN
berpedoman pada perencanaan dalam Rencana Induk IKN, Perincian Rencana IKN dan
ketentuan peraturan perundangan mengenai IKN.
3. Membuat Konsep atau rancangan strategis pemindahan IKN
Dalam memindahkan ibu kota negara, tentu dibutuhkan konsep yang matang
dan sesuai dengan karakteristik wilayah dan juga masyarakatnya. Ada banyak strategi
dan juga lesson learned dari negara lain yang dapat dijadikan acuan ataupun suatu paket
strategi dalam upaya pemindahan ibu kota negara. Ada bentuk ibu kota yang
memisahkan antara pusat ekonomi dan pemerintahannya, adapula yang
menggabungkan keduanya agar lebih terpusat.Salah satu strategi yang cukup masuk
akal yakni Pelepasan fungsi Jakarta sebagai pusat pemerintahan merupakan upaya yang
paling memungkinkan dibanding melepas fungsi-fungsi lain seperti pusat keuangan,
pusat bisnis, pusat jasa dan perdagangan, pusat pendidikan, dan sebagainya.

2.4 Perspektif Masyarakat Mengenai Pemindahan Ibu Kota Negara Indonesia

Dalam membangun suatu perencanaan pasti ada pihak pro dan kontra, terlebih
pemindahan IKN ini melibatkan satu negara yang dimana pembangunan ini harus
mempertimbangkan banyak sekali hal, salah satunya dari segi perekonomian Indonesia.tentu
perencanaan ini melibatkan masyarakat, persetujuan ataupun partisipasi masyarakat akan
memudahkan pembangunan suatu negara, karena partisipasi itulah yang menjadi evaluasi yang
dapat memperbaiki dan mengembangkan proyek tersebut. Partisipasi sendiri diartikan sebagai
suatu proses interaksi dua arah serta dilakukan terusmenerus baik dalam bentuk rekomendasi
untuk perbaikan proses yang sudah lalu maupun yang akan datang (Canter, 1982 dalam Siregar
& Rahmansyah, 2019). dan perencanaan partisipatif merupakan penghubungan antara proses
demokrasi dengan perencanaan dan perancangan. Hal ini berarti bahwa proses partisipasi
publik yang terdampak langsung dalam proyek-proyek pembangunan dan perencanaan kota

9
(Sanoff, 2005). Lalu bagaimana perspektif dan partisipasi masyarakat mengenai pemindahan
IKN ini? Berikut adalah data yang kami dapat dari penelitian terdahulu :

Menurut Jurnal Neo Societal; Vol. 6; No. 2; April 2021 yang berjudul “Persepsi
Publik Terhadap Kebijakan Pemindahan Ibu Kota Negara Indonesia” tercantum data :

A. Umur

Umur Frekuensi Persent


< 20 Tahun 34 36,69
20 - 30 Tahun 35 24,04
31 - 40 Tahun 20 19,23
41 - 50 Tahun 20 19,23
51 - 60 Tahun 4 3,85
> 60 Tahun 1 0,96

Berdasarkan tabel tersebut persentase responden tertinggi adalah responden yang


berumur <20 tahun yaitu sebesar 32,69%. Dengan kata lain, secara umum masyarakat di
Penajam Paser Utara responden yang terpilih dalam penelitian adalah responden yang berumur
<20 tahun.

Berikut grafiknya :

B. Jenis Kelamin

10
Jenis Kelamin Frekuensi Persent
Laki - laki 52 50.00
perempuan 52 50.00

Berdasarkan tabel diatas persentase responden laki-laki dan perempuan sama. Dengan
kata lain, secara umum masyarakat di Penajam Paser Utara responden yang terpilih dalam
penelitian untuk jenis kelamin terdistribusi secara merata.

Berikut grafiknya :

C. Pendidikan

Pendidikan Terakhir Frekuensi Persent


Tidak Sekolah/Tidak Tamat 2 1,92
SD 5 4,81
SMP 8 7,69
SMA 61 58,65
D1/D2/D3 6 5,77
S1 20 19,23
S2/S3 2 1,92

Berdasarkan tabel diatas, persentase responden yang tertinggi adalah responden


mempunyai Pendidikan terakhir SMA yaitu sebesar 58,65%. Dengan kata lain, secara umum

11
masyarakat di Penajam Paser Utara responden yang terpilih dalam penelitian adalah responden
yang berpendidikan terakhir SMA.

Berikut grafiknya :

D. Pekerjaan

Berdasarkan grafik diatas, menyatakan bahwa persentase responden yang tertinggi


adalah responden mempunyai Pekerjaan sebagai pelajar yaitu sebesar 29,81%. Dengan kata

12
lain, secara umum masyarakat di Penajam Paser Utara responden yang terpilih dalam penelitian
adalah responden yang mempunyai pekerjaan atau status sebagai pelajar.

Berikut merupakan data :

A. Pemindahan IKN bernilai positif

Berdasrkan grafik diatas, persentase pemindahan ibukota negara bernilai, ya sebesar


68,27%, tidak sebesar 29,81%, dan tidak menjawab sebesar 1,92%. Artinya persentase
responden mengatakan ya lebih tinggi dibanding dengan yang lain. Dengan kata lain, secara
umum masyarakat di Penajam Paser Utara menilai pemindahan ibukota negara di Penajam
Utara adalah positif. Artinya masyarakat menilai bahwa pemindahan ibukota ke Penajam Paser
Utara akan meningkatkan kesejahteraan setara dengan Jawa.

B. Pemindahan IKN bernilai negatif

13
Berdasarkan grafik diatas, persentase pemindahan ibukota negara bernilai, “ya” sebesar
51,92%, “tidak” sebesar 44,23%, dan “tidak menjawab” sebesar 3,85%. Data menunjukkan
bahwa hampir separuh responden dalam hal ini masyarakat penajam paser utara tidak setuju
terhadap pemindahan ibu kota negara Indonesia. Meskipun lebih dari separuh responden justru
menyatakan setuju terhadap kebijakan pemerintah terkait pemindahan Ibu kota Negara
Indonesia ke Kalimantan Timur. Hal ini menunjukan persepsi masayarakat terhadap suatu
kebijakan pemerintah terkadang bertentangan dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah,
sebab pada dasarnya persepsi masyarakat merupakan sebuah proses yang melibatkan kognisi
(pengetahuan), afeksi (sikap) dan konasi (penilaian) masyarakat dalam memberikan tanggapan
terhadap hal-hal atau objek tertentu yang diperoleh melalui panca indera yang dimiliki,
sehingga terbentuklah gambaran mengenai objek atau subjek yang dipersepsikan. Perbedaan
persepsi masyarakat ini menunjukan polemik pro kontra terhadap kebijakan pemindahan
ibukota negara Indonesia, pilihan setuju maupun tidak setuju didasarkan pada alasan-alasan
logis masyarakat Penajam Paser Utara dengan pertimbangan dampak sosial, ekonomi dan
lingkungan yang akan dihadapi nantinya.

Jadi, kesimpulannya adalah mayoritas responden menilai positif atau setuju terhadap
rencana kebijakan pemerintah terkait pemindahan ibukota negara Indonesia dari Jakarta ke
Kalimantan timur tepatnya di kabupaten Penajam Paser Utara. Hal ini menunjukkan simpulan
akhir dari penelitian terkait persepsi masyarakat terhadap pemindahan ibukota negara bernilai
positif.

2.5 Dampak Perpindahan Ibukota Negara Indonesia terhadap Pemulihan Ekonomi

Dampak akibat pemindahan ibu kota negara tentu bertumpu pada aspek ekonomi
sebagaimana dalam kajiannya Bappenas menyatakan bahwa pemindahan IKN akan
memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional dengan prediksi kenaikan PDRB
sebesar 0,1%. Kebijakan persaingan usaha dalam proses pemindahan ibu kota negara ditinjau
dari aspek ekonomi sebagaimana berdampak pada persaingan usaha pada wilayah tersebut
sehingga adanya perhitungan dalam proses pemindahan ibu kota berhubungan dengan adanya
peranan hukum untuk menciptakan efektivitas dari pemindahan ibu kota negara.

Kebijakan persaingan usaha terhadap pemindahan ibu kota negara tentu harus mampu
memberikan kesejahteraan bagi pelaku usaha yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur
sebagai wilayah yang terhubung secara langsung pada ibu kota negara. Peran KPPU untuk
menciptakan iklim persaingan usaha secara sehat menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan

14
sehingga dampak perpindahan ibu kota negara tidak hanya sekedar memindahkan pusat
pemerintahan saja namun mampu memberikan dampak perputaran ekonomi secara efektif dan
efisien terhadap kesejahteraan masyarakat.

Pengaturan terkait persaingan usaha tidak hanya bersumber pada Undang-Undang


Nomor 5 Tahun 1999 namun landasan dasar negara Pancasila sila ke -5 bahwa keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, makna dari silah ke -5 ini memberikan arah bahwa negara harus
menjamin rasa keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia terutama dalam proses persaingan
usaha yang harus mampu menciptakan keadilan bagi masyarakat UMKM hingga pelaku usaha
skala besar dalam menjalankan usahanya.

Dampak perpindahan ibu kota negara tidak hanya sekedar memindahkan ibu kota negara
atas dasar rancangan undang-undang ibu kota negara namun adanya proses ekonomi secara
merata di seluruh Indonesia menjadi hal penting sebagai gambaran dasar kesejahteraan yang
merata di seluruh wilayah Indonesia khususnya wilayah timur.

Perpindahan ibu kota negara sebagai bagian pemerataan ekonomi pun menjadi bagian
dalam pemulihan ekonomi bagi seluruh wilayah Indonesia bagian timur hingga barat. Proses
pemindahan ibu kota negara tentu berdampak akan beberapa hal yang menjadi indikasi
pelanggaran persaingan usaha sebagaimana terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
proses tender pengadaan barang dan jasa dalam pembangunan ibu kota negara yaitu pertama,
masih adanya beberapa hubungan seperti hubungan kekerabatan menjadi hal yang perlu
diperhatikan dalam proses pengadaan barang dan jasa sebagaimana hubungan tersebut dapat
terjadi secara vertikal dan horizontal, kedua, tidak adanya netralitas dalam proses tender akan
berdampak pada proses pembangunan ibu kota negara.
Perpindahan ibu kota negara tidak hanya terfokus pada aturan hukum hingga tahapan
rencana pemindahan dalam kurun waktu tertentu namun adanya upaya yang dilakukan pelaku
usaha untuk dapat melakukan tender proses pembangunan ibu kota negara memberikan
pengaruh terhadap kelancaran proses pemindahan ibu kota negara.
Peran KPPU untuk menjaga iklim persaingan usaha secara sehat dalam proses
pemindahan ibu kota negara harus sejalan dengan kebijakan persaingan usaha. Keberadaan
pelaku usaha untuk berinvestasi tentu harus diimbangi dengan pemberian insentif untuk
memberikan daya tarik bagi pelaku usaha dalam berinvestasi di ibu kota negara yang baru.
Kebijakan dalam investasi tentu akan berdampak pada ketersediaan lapangan kerja di ibu kota
negara.

15
Kunci utama keberhasilan pemindahan ibu kota negara terletak pada pemimpin
pemerintahan dengan mempertimbangkan berbaagai aspek. Selain mempertimbangkan
berbagai aspek tentu diperlukan persetujuan oleh sejumlah lembaga dan tokoh masyarakat di
wilayah tersebut. Salah satu contoh negara yang berhasil memindahkan ibu kota negara adalah
Negara Kazakhstan. Keberhasilan Negara Kazakhstan tentu terdiri beberapa faktor sehingga
berdampak pada kemajuan negara tersebut.
Dampak perpindahan ibu kota negara dalam pemulihan ekonomi tentu harus sejalan
dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pemulihan ekonomi dalam perpindahan ibu kota negara
akan terlaksana dengan kerjasama beberapa stakeholder.
Dampak perpindahan ibu kota negara pada aspek hukum tentu terletak pada ketentuan
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia sehingga secara tegas Undang-
Undang tersebut menyebutkan bahwa ibukota adalah Jakarta maka apabila ada perpindahan
maka harus dilakukan revisi atau dibentuknya Undang-Undang yang mengatur secara khusus
terkait ibu kota negara yang baru.

Pemisahan pusat Pemerintahan dan bisnis tentu harus secara jelas di sebutkan dalam
Undang-Undang sehingga tidak menimbulkan aspek yang berbeda terhadap makna dalam
penyebutan ibu kota negara. Konflik yang berkaitan dengan tanah tentu menjadi hal yang
umum pada saat proses pembangunan pada suatu wilayah sehingga aspek hukum yang
mengatur mengenai legalitas tanah hingga ganti rugi apabila adanya peralihan hak tanah
terhadap masyarakat setempat.

Berbagai aspek hukum yaitu hukum yang mengatur tentang pengadaan tanah, pengadaan
barang dan jasa menjadi hal yang penting karena akan berakibat pada proses perpindahan ibu
kota negara. Salah satu pengadaan barang dan jasa atau investor yang akan masuk pada proses
pembangunan ibu kota negara tentu akan berindikasi adanya persaingan usaha sehingga rawan
terjadinya pelanggaran dalam iklim persaingan usaha.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ibu kota merupakan sebuah kota yang dibuat sebagai pusat pemerintahan suatu negara.
Berasal dari bahasa Latin caput yang memiliki arti kepala (head) kemudian dikaitkan dengan
kata capitol yang memiliki arti letak pusat pemerintahan utama dilakukan. Dilihat sejarahnya,
ibu kota terbentuk melalui suatu penggabungan. Ibu kota sebagai pusat perekonomian utama
dari suatu wilayah juga senantiasa menjadi titik pusat kekuatan politik.

Akhir-akhir ini sedag ramai diperbincangkan mengenai pemindahan IKN yang tak lain
didasarkan pada alasan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan yang akan
berimplikasi kepada kebijakan pemindahan ibukota yang dibarengi dengan kebijakan
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. berdasarka
pada tujuan tersebut maka pemerintah dalam rencananya memindahkan ibukota harus
mempertimbangkan berbagai aspek yang kompleks dan sistematis yang didasarkan kepada
orientasi perencanaan pembangunan ke depan, sehingga pemindahan ibukota bukan hanya
sebatas memindahkan lokasi pusat pemerintahan, tetapi juga membawa semangat perubahan
dan komitmen mewujudkan birokrasi pemerintahan yang profesional didasarkan kepada
prinsip tata kelola pemerintahan yang baik guna memperbaiki seluruh aspek penyelenggaraan
kehidupan demi tercapainya tujuan bernegara.

Kemudian pada perencanaan tersebut masyarakat menilai posotf atau setuju terhadap
rencana kebijakan pemerintah terkait pemindahan ibukota negara Indonesia dari Jakarta ke
Kalimantan timur tepatnya di kabupaten Penajam Paser Utara. Karena mereka rasa dengan
adanya perpindahan ini maka proses pertumbuhan ekonomi maupun kesejahteraan akan merata
dan meningkat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Herdiana, D. (2022). Pemindahan Ibukota Negara: Upaya Pemerataan Pembangunan ataukah


Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik. Jurnal Transformative, 1-30.

Hidayat, M. R. (2021). Presepsi Publik Terhadap Rencana Kebijakan Pemindahan Ibu Kota
Indonesia. Jurnal Neo Societa, 120-135.

Sidqiyatul, H. R. (2020). Proyek Lintas Batas Administrasi : Analisis Partisipasi Publik dalam
Proses Perencanaan Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Jurnal Perencanaan
Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, 43-62.

Yahya, H. M. (2018). Pemindahan Ibu Kota Negara Maju dan Sejahtera. Jurnal Studi Agama
dan Masyarakat, 21-30.

18

Anda mungkin juga menyukai