Anda di halaman 1dari 9

TEMPO.CO, Jakarta--Program Teknologi Modifikasi Cuaca akan berakhir hari ini, Rabu 27 Februari 2013.

Koordinator program dari Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) tersebut, Tri Handoko Seto
mengatakan hingga proyek berakhir, sekitar 200 ton garam sudah ditabur.

"Musim hujan diprediksi sudah tidak berpotensi menimbulkan banjir," ujarnya kepada Tempo, Selasa, 26
Februari 2013. "Karena curah hujan diprediksi tak terlalu besar, Badan Penerapan dan Pengkajian
Teknologi hanya menaburkan 4 ton garam saja di Selat Sunda."

Tri mengatakan arah menurutnya sudah kembali normal sejak tengah bulan ini. Pada awal bulan, BPPT
agak kerepotan karena angin berhembus dari arah timur. "Kalau dari barat mudah karena bisa
diturunkan di laut, tak menimbulkan dampak," ujarnya.

Sementara jika angin berhembus dari timur, BPPT mau tak mau harus menurunkan hujan di wilayah
darat. Setelah sejumlah waduk dipastikan penuh, BPPT menurunkan hujan di sejumlah lereng gunung di
wilayah timur Jawa Barat.

"Kami cari yang potensinya paling kecil saja," ujarnya. BPPT mengklaim proyek ini berhasil menekan
curah hujan hingga 30 persen di Jakarta. Proyek ini dimandatkan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo agar pada puncak musim hujan, Jakarta tak kembali tenggelam.

Proyek ini direstui dan mendapat anggaran dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebesar Rp 13
miliar. Dalam pelaksanaannya, BPPT menggandeng TNI-Angkatan Udara untuk menyiapkan instrumen
terbang, yakni satu buah pesawat Hercules dan tiga buah pesawat Cassa
JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memastikan, rekayasa cuaca
di akan segera dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir di Jakarta. Rekayasa cuaca
dilaksanakan atas kerja sama tiga pihak, yakni Badan Nasional Penanggulangan Bencana, TNI
Angkatan Udara, serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

"Surat permintaannya sudah dibuat tadi pagi sama Pak Lasro (Kepala Biro Organisasi dan Tata
Laksana DKI Jakarta)," kata Jokowi kepada wartawan di Balaikota Jakarta, Senin (13/1/2014)
sore.

Jokowi mengatakan, belum dapat memastikan kapan rekayasa cuaca bisa dilaksanakan. Namun,
ia mengatakan bahwa rekayasa cuaca itu akan dilaksanakan saat musim hujan di Jakarta
mencapai puncak.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan puncak hujan di Jakarta terjadi
pada Januari dan Maret 2014. "Makanya, saya minta dari sekarang disiapkan segera," ujarnya.

Rekayasa cuaca adalah teknik memecah awan berisi titik hujan sebelum jatuh di tempat tertentu.
Caranya, yakni dengan mena burkan garam ke awan tersebut sehingga air di awan itu jatuh.
Rekayasan cuaca menelan anggaran hingga mencapai Rp8 miliar.

Secara terpisah, Kepala BNPB Syamsul Ma'arif mengatakan, modifikasi cuaca akan dilakukan
pada Selasa (14/1/2014) besok pukul 10.00 WIB di Lapangan Udara (Lanud) TNI AU Halim
Perdanakusumah, Jakarta Timur. "Besok launching pelaksanaan modifikasi cuaca pengendalian
banjir Jakarta dengan penyebaran distribusi hujan," kata Syamsul dalam konferensi pers di
Kementerian Pekerjaan Umum, Senin (13/1/2014).

Untuk melaksanakan modifikasi cuaca itu, pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta telah
mengalokasikan anggaran sebesar Rp 28 miliar. Sebanyak Rp 20 miliar dari Pemprov DKI
Jakarta dan Rp 8 miliar dari BNPB. Anggaran itu dialokasikan untuk pelaksanaan modifikasi
sepanjang yang dibutuhkan.

Syamsul mengatakan, ada dua pola dalam pelaksanaan modifikasi cuaca, yakni dengan
menyemai awan dan menghambat pembentukan awan hujan. Ia meyakini, modifikasi cuaca ini
dapat mengendalikan turunnya hujan di Ibu Kota. Teknologi serupa juga pernah dilaksanakan
pada tahun lalu. "Jadi, kita memindahkan hujan ke tempat lain, didistribusikan ke laut," kata
Syamsul.

Ia mengatakan, persiapan modifikasi cuaca ini telah dipersiapkan sejak 21 November 2013.
Adapun beberapa perlengkapan yang disiagakan meliputi partikel generator, pos teknologi di
beberapa lokasi di Jakarta, peralatan pesawat Hercules, dan sebagainya. Jika melihat kondisi
cuaca di Jakarta saat ini, Syamsul mengatakan, maka Jakarta belum memasuki puncak musim
penghujan. Oleh karena itu, modifikasi akan terus dilaksanakan hingga musim penghujan selesai
pada Februari maupun Maret.
Jakarta - Hingga saat ini sudah 108,6 ton bahan semai berupa NaCl (garam dapur yang diolah menjadi
tepung) disebarkan ke dalam awan untuk operasi modifikasi cuaca. Operasi yang dilakukan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
dengan dukungan BMKG dan TNI dilakukan sejak 26 Januari lalu.

"Total sudah 36 sorti penerbangan untuk menaburkan bahan semai ke dalam awan, yaitu 24 sorti
dengan pesawat Hercules C-130 dan 12 sorti dengan pesawat Casa 212-200," ujar Kepala Pusat Data
Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Minggu (10/2/2013).

Berdasarkan evaluasi sementara, upaya modifikasi cuaca diklaim berhasil mendistribusikan hujan. Curah
hujan yang terjadi selama pelaksanaan modifikasi cuaca lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata hujan
historis di wilayah Jakarta.

"Target awal adalah hujan berkurang 30 persen daripada hujan normalnya," imbuh Sutopo.

Evaluasi menyeluruh kata dia, akan dilakukan untuk menentukan kelanjutan operasi ataupun
pemindahan lokasi operasi ke daerah lain yang rawan banjir. Sesuai rencana awal, operasi ini dilakukan
hingga 25 Maret 2013 dengan disesuaikan kebutuhan di lapangan.

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) akan melakukan rekayasa
cuaca pada Desember hingga Maret 2014 untuk mengantisipasi banjir di Jakarta.

“Rekayasa cuaca dengan membuat hujan buatan ini untuk mengantisipasi banjir. Ini langkah antisipasif
dari atas, sementara yang dari bawah dilakukan dengan cara pengerukan sungai, normalisasi dan
sebagainya,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho,
kepada Okezone, Rabu (20/11/2013).

Dia menambahkan, untuk rekayasa cuaca tersebut membutuhkan anggaran yang cukup besar yakni
Rp28 miliar. Anggaran bersebut berasal dari APBD DKI Jakarta sebesar Rp20 miliar dan Rp8 miliar dari
BNPB.

“Anggaran dibutuhkan memang cukup besar tapi bila dibandingkan dengan dampak kerugian banjir itu
jauh lebih kecil. Dulu banjir selama dua pekan total kerugian dan kerusakan yang ditimbulkan mencapai
Rp5 triliun,” tandasnya.

Menurutnya, rekayasa cuaca itu dilakukan dengan cara menaburkan garam dapur (NaCl) menggunakan
pesawat Hercules dan pesawat Cassa. Teknologi tersebut dinilai ramah lingkungan dan tidak
menimbulkan dampak pencemaran.

“Pesawat Hercules nanti akan mengangkut delapan ton garam dan ditaburkan. Jumlah itu sangat sedikit
dibanding jumlah air hujan yang mencapai berjuta-juta kubik,” sebutnya.

Dia menambahkan, untuk langkah antisipasi menghadapi puncak musim hujan pada Desember,
Gubernur DKI Jakarta akan mengeluarkan surat pernyataan siaga darurat banjir. Selain untuk
mencairkan dana darurat bencana, surat tersebut juga sebagai dasar persiapan sumber daya manusia,
logistik, dan peralatan.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengungkapkan
Pemprov DKI akan mengirim surat kepada BNPB serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) untuk melakukan rekayasa cuaca. Hal itu mengingat mendekati Desember hujan akan semakin
lebat.

"Kita tulis surat. Tulis surat dari Gubernur kepada BNPB, agar mereka segera membuat rekayasa cuaca,
karena dari ramalan cuaca yang ada makin Desember hujan makin lebat," kata Ahok di Gedung BPPT,
Jakarta, Selasa 19 November.
 
Ahok menjelaskan, rekayasa cuaca dibuat menggunakan anggaran dari pusat. Ahok ingin rekayasa
cuaca cepat dibuat agar dampak hujan lebat di Ibu Kota bisa dikurangi.

PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DALAM


KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Posted in Label: Kimia
7:13 AM
Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat
terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik
beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik. Sifat koligatif terutama penurunan titik beku dan
tekanan osmosis memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa penerapan
penurunan titik beku dapat mempertahankan kehidupan selama musim dingin. Penerapan
tekanan osmosis ditemukan di alam, dalam bidang kesehatan, dan dalam ilmu biologi. Berikut ini
penjelasan mengenai penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari.

A.              PENERAPAN PENURUNAN TEKANAN UAP


Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang
tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang sangat
panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat
terlarutnya semakin tinggi.
Pada saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi zat terlarutnya
yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai sarana hiburan atau rekreasi
bagi manusia. Penerapan prinsip yang sama dengan laut mati dapat kita temui di beberapa tempat
wisata di Indonesia yang berupa kolam apung.
B.              PENERAPAN PENURUNAN TITIK BEKU
1.                Membuat Campuran Pendingin
          Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0oC. Cairan
pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putar. Cairan pendingin
dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air.
          Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur
dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es batu akan
mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu, campuran bahan pembuat es putar
dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian
dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga campuran
membeku.
2.                Antibeku pada Radiator Mobil
Di daerah beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol. Di daerah
beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka radiator
kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air radiator diharapkan
titik beku air dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak mudah membeku.
3.                Antibeku dalam Tubuh Hewan
Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub, memanfaatkan
prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah ikan-ikan laut
mengandung zat-zat antibeku yang mempu menurunkan titik beku air hingga 0,8oC. Dengan
demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai 1,9oC karena zat
antibeku yang dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya.
Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga , ampibi, dan
nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi mengandung
glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan trihalose.
4.                Antibeku untuk Mencairkan Salju
Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi es salju. Hal
ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk mengatasinya, jalanan bersalju
tersebut ditaburi campuran garam NaCL dan CaCl2. Penaburan garam tersebut dapat mencairkan
salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, akan semakin banyak pula salju yang mencair.
5.                Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)
Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif zat
terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada konsentrasi zat terlarut.
Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) serta nilai penurunan titik bekunya, maka massa
molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.

C.              PENERAPAN TEKANAN OSMOSIS


1.                Mengontrol Bentuk Sel
  Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik. Larutan-larutan
yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain disebut hipotonik.
Sementara itu, larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan
lain disebut hipertonik.
Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan infus harus
isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke dalam ataupun ke luar sel
darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan.
2.                Mesin Cuci Darah
Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan metode
dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui membran
semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus oleh
molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah.
3.                Pengawetan Makanan
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur digunakan
untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk yang
berada di permukaan makanan.
4.                Membasmi Lintah
Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang ditaburkan
pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga lintah akan
kekurangan air dalam tubuhnya.
5.                Penyerapan Air oleh Akar Tanaman
Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh tanaman melalui akar.
Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air di
sekitar tanaman sehingga air dalam tanah dapat diserap oleh tanaman.
6.                Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik
Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang lebih
pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan
yang lebih besar dari tekanan osmotiknya.
Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada
permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes
dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-
ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan akan merembes dari air
murni ke dalam air asin.
Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah
sebelum dilepas ke lingkungan bebas.
Jakarta - Peneliti Meteorologi Tropis, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Tri Handoko
Seto, mengatakan banyak daerah yang juga ingin dilakukan teknologi modifikasi cuaca dengan menabur
bahan kimia sejenis garam. "Banyak daerah lain yang juga minta, tapi kami akan evaluasi dulu," kata Tri
kepada Tempo, Senin, 18 Februari 2013. Tri enggan mengatakan daerah-daerah mana yang juga ingin
melakukan modifikasi cuaca. Menurut dia, permintaan itu akan dibahas oleh BPPT pada besok, Selasa,
19 Februari 2013. Namun, kata dia, tidak semua daerah yang meminta modifikasi cuaca akan dituruti.
"Itu semua tergantung evaluasi besok. Kami hanya akan melakukan apa yg diputuskan besok," ujarnya.
Proyek ini memang dimandatkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, agar Jakarta tidak terendam banjir
di musim hujan ini. BPPT lantas menggandeng TNI-Angkatan Udara untuk mensukseskan program ini.
Salah satu bentuk kegiatannya adalah menabur garam di angkasa untuk mempercepat hujan. TNI-AU
sejak 26 Januari lalu berkomitmen menyediakan satu buah pesawat Hercules dan tiga pesawat Cassa.
Namun, hingga sekarang hanya satu Hercules dan satu Cassa yang diterjunkan. "Hercules pun tidak
setiap hari, tergantung awannya," ujar Tri. Bahan semai garam ini berbeda dengan garam dapur biasa.
"Untuk ini, garamnya 30-50 mikron. Kalau garam dapur itu bisa ratusan mikron," ujarnya. Bahan semai
halus ini dianggap sudah memenuhi spesifikasi untuk modifikasi cuaca ala BPPT. "Jika awannya sudah
matang, hanya butuh sepuluh menit untuk turun jadi hujan sejak ditabur," ujarnya. Namun, jika awan
tersebut baru tumbuh, maka waktu turun hujannya kurang lebih satu jam. Setiap pagi di Posko Rekayasa
Cuaca, Lanud Halim Perdana Kusuma, BPPT memprediksi datangnya awan menuju Jakarta. "Jika
berpotensi banjir, kami terbang ke arah awan." Biasanya pesawat berangkat pukul 10.00 dari Halim ke
arah gumpalan awan untuk memecahnya menjadi hujan. "Ini misi yang sangat berbahaya, tapi namanya
juga risiko pekerjaan," ujarnya.

Pernahkah kau melihat kejadian sehari-hari berikut :

  Apabila memasak, mengapa bumbu selalu ditambahkan setelah air mendidih ?


 Mengapa dalam pembuatan es cream selalu ditambahkan garam ?
 Mengapa pemberian pupuk kimia pada tanaman secara berlebihan justru akan
menyebabkan tanaman mati ?
 Mengapa larutan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui pembuluh darah
harus bersifat isotonis (sama konsentrasinya) dengan sel-sel darah merah ?

Pembentukan suatu larutan tidak mempengaruhi sifat-sifat kimia komponen penyusun larutan
tersebut. Namun demikian, sifat fisis zat seringkali berubah ketika zat tersebut menjadi
komponen larutan. Perubahan fisis tersebut terjadi karena adanya interaksi antara zat terlarut
dengan pelarutnya.
Salah satu sifat yang disebabkan oleh adanya interaksi antar zat terlarut dengan pelarutnya
adalah sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis yang hanya ditentukan oleh
jumlah partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut.
Sifat koligatif larutan meliputi :

1. Penurunan Tekanan Uap 


2. Penurunan Titik Beku
3. Kenaikan Titik Didih
4. Tekanan Osmotik

Mengapa Memasak Air di Gunung Lebih Cepat Mendidih . Di kalangan guru yang bukan
guru bidang studi IPA/Fisika, pertanyaan semacam ini sering muncul. Kini, di zaman serba
canggih dan serba internet ini, apa pun tidak ada yang tidak dapat dijawab, semuanya ada di
internet asalkan mau googling. Dan apabila Anda sedang mencari jawaban dari pertanyaan yang
sama, maka berikut ini jawabannya.

Mengapa Memasak Air di Gunung Lebih Cepat Mendidih Dibandingkan di Daerah


Dataran Rendah?
 
Karena tekanan udara luar untuk daerah tinggi memang lebih rendah dibandingkan di daerah
dataran rendah, sehingga molekul air lebih mudah terlepas ke udara menjadi uap (mendidih).
Waktu memasak air di dataran tinggi air akan mudah mendidih, karena titik didih zat cair
dipengaruhi oleh tekanan udara di atas permukaan zat cair. Semakain kecil tekanan udara di atas
permukaan zat cair, maka semakin rendah titik didih zat cair tersebut di daerah dataran tinggi
atau pegunungan, tekanan udaranya lebih kecil dibandingkan tekanan udara di dataran rendah,
shingga titik didih di daerah dataran tinggi atau pegunungan lebih rendah dari daerah dataran
tinggi. Karena titik didih di dataran tinggi lebih rendah, maka air akan lebih cepat mendidih.
Jangan masak Mie Instan bersamaan dengan
bumbunya! (bahaya)
Mie Instant , ya makanan tersebut sudah tak asing bagi kita, setiap orang
mengetahuinya. Banyak pula yang suka mengkonsumsi, hal itu ditunjang dengan
rasanya yang pas, harga relati murah, penyajiannya praktis.

Akan tetapi tahukah anda bahwa selain bahan pengawet yang terdapat
dalam kandungan Mie Instant, ada ancaman lain dalam Mie Instant yang
bisa membahayakan tubuh manusia? 
Hal ini ada hubungannya dengan cara memasak Mie Instant. Coba anda perhatikan
semua kemasan Mie Instant! Kebanyakan prosedur memasaknya adalah masak mie
terlebih dahulu baru setelah matang bumbu dimasukkan. Mengapa dalam prosedur
memasak Mie Instant tidak ada yang menganjurkan bumbu dimasak bersamaan
dengan mienya? Mau tahu alasannya, berikut penjelasannya:

Bumbu Mie Instant  mengandung bahan MSG (Monosodium Glutamate) adalah zat
penambah rasa pada makanan yang dibuat dari hasil fermentasi zat tepung dan tetes
dari gula tebu atau gula beet. MSG atau sering dikenal dengan sebutan vetsin atau
michin ini memiliki fungsi sebagai bahan penyedap rasa, jadi tak heran jika rasa Mie
Instant memang bisa memanjakan lidah. Tapi sebagai peringatan, kita dilarang
memasak Mie Instant bebarengan dengan bumbunya karena Monosodium
Glutamate bila dipanaskan hingga mencapai suhu 120 derajat celcius lebih, akan
berpotensi menjadi Karsinogen.

Kita sama-sama tahu bahwa karsinogen sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh
manusia, disebabkan karena karsinogen merupakan zat yang dapat menyebabkan
penyakit kanker. Zat-zat karsinogen menyebabkan kanker dengan mengubah asam
deoksiribonukleat (DNA) dalam sel-sel tubuh, dan hal ini mengganggu proses-proses
biologis.

Karena sekarang kita sama-sama telah mengetahui bahayanya memasak Mie Instant
bersamaan dengan bumbunya, maka sebaiknya kita hindari hal tersebut. Demikianlah
sekilas informasi ini, semoga posting kali ini bermanfaat. Terima Kasih. 

Anda mungkin juga menyukai