Anda di halaman 1dari 1

TEK DINGEN NGENDESKEN DIRI MAN TUHAN

(GEREJA YANG IDEAL)

Kalau kita berbicara tentang gereja yang ideal, tentu banyak orang yang beranggapan
bahwasanya gereja yang ideal adalah gereja yang tidak memiliki masalah, tidak memiliki
konflik dan memiliki bangunan yang besar. Tentu anggapan demikian adalah salah, sebab
tidak ada satupun gereja-gereja di dunia ini yang tidak pernah menghadapi masalah sama
sekali. Apalagi kalau kita lihat sejarah perkembangan gereja sendiri, banyak sekali
pergumulan dan masalah yang dihadapi, contohnya seperti penindasan dan penyiksaan.
Banyak sekali orang yang percaya kepada Kristus, disiksa dan disuruh untuk meninggalkan
keimanan mereka. Tidak hanya itu, banyak juga orang percaya yang akhirnya mati, untuk
mempertahankan keimanan mereka.

Hal yang menarik dari Kisah Para Rasul ini ialah, pelayanan yang dilakukan oleh
Barnabas ke Fenisia, Siprus dan Anthiokia. Ia melakukan pelayanan kepada orang-orang
Yahudi, yang sebelumnya telah menuduh Stefanus (KIS 6:11-14), kemudian melempari dia
dengan batu (KIS 7:58-59). Barnabas tentu tahu tantangan yang akan ia hadapi dalam
memberitakan Injil, sebab pada saat itu telah banyak terjadi penganiayaan kepada orang-
orang percaya. Tetapi karena Barnabas adalah orang yang baik, penuh Roh Kudus dan iman,
akhirnya Allah menyertai pelayanan Barnabas, dan membuat banyak orang menjadi percaya
dan berbalik kepada Tuhan.

Bahkan Barnabas juga pergi mencari Paulus ke Tarsus dan turut membawa dia untuk
melayani di Anthiokia selama satu tahun. Jadi dari tema ini “Tek Dingen Ngendesken Diri
Man Tuhan (Gereja Yang Ideal)" menjelaskan bahwasanya gereja yang ideal bukanlah dilihat
dari sudut pandang materi seperti (perlengkapan ibadah yang canggih maupun gereja yang
besar). Tetapi gereja yang ideal adalah gereja yang didalamnya terdapat saling kerja sama
dalam melayani Tuhan, baik pendeta, pertua/diaken, maupun jemaat.

Anda mungkin juga menyukai