Proposal R.lca Kelompok 9 Fix
Proposal R.lca Kelompok 9 Fix
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Kepemimpinan dan Manajemen
Pelayanan Keperawatan
Disusun oleh:
Kelompok LION CLUB A (LCA)
Affet Opat 149012101
Cinthia Carolina Dahoklory 1490121114
Melisa Maalua 149012103
Michel Marlisa 149012012
Rendy R Ayal 1490121064
Troyce Salamor 1490121115
Valiandra Wattimury 14901210
Wulan Agusni 14901210
2. Ibu Lidya Maryani, S.Kep, Ners, M.M, M.Kep. Selaku tim pembimbing mata kuliah
Keperawatan Manajemen serta pembimbing
3. Ibu Yenti Barus, S.Kep., M.Kep., Ners Selaku kepala ruangan Lions Club
4. Ibu Mega Purnamasari Djalimun, S.Kep., Ners dan ibu Christa Prasanti, S.Kep., Ners
Selaku CI Lahan Ruangan LCA RS Immanuel Bandung
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna baik materi
maupun cara penulisannya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan dating
Kelompok IX
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien. Efektif berarti 2 bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir,
dan sesuai dengan jadwal. Pendekatan manajemen (khususnya manajemen
keperawatan) merupakan salah satu nilai profesional yang diperlukan dalam
mengimplementasikan praktek keperawatan profesional. Manajemen keperawatan
memiliki lima fokus komponen yang disebut dengan 5 M (Man, Money, Material,
Method, Machine) (Setiadi, 2020).
Menteri Kesehatan melalui keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 340/MENKES/PER/III/2010 mengatakan Rumah Sakit merupakan institusi
pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan Kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat
Manajemen merupakan sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan
cara bekerja sama yang memanfaatkan sumber daya yang dimiliki (Gesi, Rahmat, &
Fauziyah, 2019).
Rumah Sakit Immanuel Bandung merupakan rumah sakit yang berlokasi di Jl.
Raya Kopo No.161, Situsaeur, Kec. Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat.
Rumah Sakit Immanuel merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif) dan pendidikan kesehatan. Rumah Sakit Immanuel
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (sesuai dengan UU
RI No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit). Dalam penyelenggaraan pemberian
pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Immanuel senantiasa memberikan pelayanan
kesehatan yang aman dan nyaman serta efektis sesuai dengan standar pelayanan di
rumah sakit.
Salah satu unit pelayanan kesehatan di RS Immanuel adalah Ruangan Lions
Club A atau yang sering disebut dengan LCA. Ruangan LCA merupakan unit
perawatan anakkelas II dan III. Ruangan LCA memiliki tenaga perawat yaitu orang
perawat dan orang inventaris Pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan keperawatan
anak. Standar pelayanan yang tersedia di Ruangan LCA memiliki peranan penting
untuk peningkatan mutu pelayanan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang dirumuskan adalah
“Bagaimana kajian situasi Di Ruang Rawat Inap LCA di Rumah Sakit Immanuel
Bandung?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengelola kajian situasi di Ruang Rawat Inap LCA dengan
kemampuan manajemen keperawatan dalam penyelesaian masalah manajemen
yang ditemukan di ruangan
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu menerapkan konsep, teori dan prinsip manajemen dan
kepemimpinan dalam tatanan unit pelayanan keperawatan.
b) Mahasiswa mampu menerapkan fungsi manajemen dalam pengelolaan unit
pelayanan keperawatan.
c) Mahasiswa mampu melaksanakan Analisa SWOT
d) Mahasiswa mampu membuat perumusan dan prioritas masalah dengan metode
CARL.
e) Mahasiswa mampu melakukan analisis Fish Bone.
f) Mahasiswa mampu membuat rencana kegiatan dan mengaplikasikan (planning
of action/ POA)berdasarkan prioritas masalah yang telah disusun.
g) Mahasiswa mampu merumuskan masalah mengenai penerapan asuhan
keperawatan berdasarkan tindakan sesuai dengan standar prosedur operasional.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan :
1. Dapat membantu mahasiswa untuk memperdalam materi manajemen keperawatan
selama masa Pendidikan, dan dapat mengaplikasikan dalam praktik keperawatan
manajemen
2. Dapat dijadikan acuan bagi penulis lain apabila ingin melakukan kajian situasi
analisis SWOT
E. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II Tinjauan Teori
Terdiri dari konsep dasar manajemen dan kepemimpinan, Model praktik
keperawatan, Metode pemberi asuhan, Analisa SWOT, Metode edukasi dan
assement pasien pulang, Analisis fishbone, Konsep kajian situasi
BAB III Kajian Situasi
Terdiri dari profil Rumah Sakit Immanuel, kajian situasi ruang rawat inap Ruangan
LCA (man, money, method, material, machine, enviroment), kajian analisis SWOT,
perumusan dan penentuan prioritas masalah, analisis Fishbone, dan planning of
action (POA).
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Manajemen
a. Pengertian
Manajemen keperawatan menyesuaikan dengan konsep manajemen
pada umumnya, yaitu menggunakan pendekatan fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan (pengawasan dan
evaluasi). Manajemen keperawatan memiliki lima fokus komponen yang
disebut dengan (5 M) Man, Money, Material, Method, Machine (Sudarta,
Rosyidi, & Susilo, 2019)
b. Fungsi Manajemen
Terdapat lima fungsi manajemen meliputi perencanaan,
pengorganisasian, staffing, pengarahan dan pengawasan, dalam perencanaan
meliputi misi, filosopi, tujuan, sasaran, kebijakan, prosedur, dan aturan, (Dewi
dkk, 2021)
1) Planning
Planning atau perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-
tujuan organisasi dan penentuan strategi kebijaksanaan proyek program
prosedur metode sistem anggaran dan standar yg dibutuhkan utk mencapai
tujuan.
2) Organizing
Organizing atau pengorganisasian ini meliputi:
a. Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja
yg akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.
c. Penugasan tanggung jawab tertentu
d. Pendelegasian wewenang yg diperlukan kepada individu-individu
untuk melaksanakan tugasnya. Fatmawati Hospital Journal
3) Staffing
Staffing atau penyusunan personalia adalah penarikan (recruitment) latihan
dan pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi pada
karyawan dalam lingkungan kerja yg menguntungkan dan produktif
(Marquis & C.J, 2013).
4) Leading
Leading atau fungsi pengarahan adalah bagaimana membuat atau
mendapatkan para karyawan melakukan apa yg diinginkan dan harus
mereka lakukan.
5) Controlling
Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat
utk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dgn yg telah
ditetapkan.
b. Gaya Kepemimpinan
Menurut menurut (Siagian, 2018), terbagi menjadi beberapa tipe
kepemimpinan, berikut gaya kepemimpinan:
1) Tipe Otokratis, merupakan pemimpin dengan karakter; yang menganggap
suatu organisasi sebagai pemilik pribadi, mengidentikkan tujuan pribadi
dengan tujuan organisasi, tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat,
sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan
bersifat menghukum.
2) Tipe Militeristis, merupakan pemimpin dengan karakter; menggerakan
bawahan dengan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, senang
bergantung kepada pangkat dan jabatannya, senang pada formalitas yang
berlebihan, menuntut disiplin yang tinggi dari bawahan, sulit dalam
menerima kritikan dari anggotanya.
3) Tipe Parentalitis, merupakan pemimpin dengan karakter; menanggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu
melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan pada
bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk mengambil inisiatif dan bersikap maha tahu.
4) Tipe Karismatik, merupakan pemimpin dengan karakter; mempunyai daya
tarik yang sangat besar dan pada umumnya mempunyai pengikut yang
jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut tersebut sering pula tidak
bisa menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin tersebut.
5) Tipe Demokratis, merupakan pemimpin dengan karakter: selalu berusaha
menyamakan kepentingannya dan tujuan organisasi, selalu menerima saran,
pendapat, dan bahkan kritik dari bawahan-nya, berusaha mengutamakan
kerjasama dan teamwork dalam mencapai tujuan, dan terus berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
c. Syarat Pemimpin
Menurut (Mugianti, 2016) menjelaskan bahwa pemimpin yang handal
harus mempunyai syarat menunjukkan kecakapannya. Ada 3 syarat pemimpin
yaitu:
1) Kekuasaan merupakan legalitas yang memberikan wewenang kepada
pemimpin untuk memimpin suatu kelompok.
2) Kewibawaan merupakan kelebihan, keunggulan yang dimiliki seseorang
yang membuat orang lain bersedia melakukan perbuatan tertentu.
3) Kemampuan merupakan segala kesanggupan, kecakapan yang dianggap
melebihi kemampuan anggota kelompok lainnya.
d. Asas-Asas Kepemimpinan
Menurut (Mugianti, 2016)bahwa asas kepemimpinan antara lain yaitu :
1) Asas Kemanusian
Memperhatikan bawahan dan memandang bawahan sebagai manusia.
2) Asas Efisiensi
Dengan sumber daya yang terbatas, pemimpin dapat mengefisienkannya
untuk kepentingan kelompok
e. Fungsi Kepemimpinan
Menurut (Mugianti, 2016), dijelaskan bahwa fungsi kepemimpinan terdiri
dari:
1) Memandu, menuntun, membimbing, memotivasi
2) Menjalin komunikasi yang baik
3) Mengorganisasi, mengawasi dan membawa organisasinya pada tujuan yang
telah ditetapkan, lebih tepatnya seorang pemimpin harus mampu menjadi
contoh peran bagi yang lainnya dan mampu menempatkan dirinya
D. Metode Edukasi
a. Pengertian
Edukasi adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga
adalah proses memberikan edukasi yang di butuhkan oleh pasien dan keluarga
berdasarkan hasil assesement kebutuhan edukasi. Verifikasi pemahaman
pasien dan keluarga terhadap materi edukasi adalah Tindakan professional
pemberi asuhan atau PPA untuk memastikan bahwa pasien dan keluarga
memahami edukasi yang diberikan.
b. Tujuan
1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi dalam proses asuhan dan pengambilan keputusan selama
proses pelayanan
2) Agar professional TPA mampu memberikan edukasi secara efektif
3) Untuk memastikan bahwa pasien dan atau keluarga memahami materi
edukasi yang telah diberikan
4) Tercapainya kebutuhan edukasi sesuai kebutuhan pasien
c. Kebijakan
Kebijakan SK direksi Rumah Sakit Immanuel No.346/Dir/SK/VIII/2018
tentang penetapan pemberlakuan panduan assessment pasien Rumah Sakit
Immanuel
Dokumen terkait terdiri dari :
1) FM. NCS.A.10 implementasi dan evaluasi keperawatan/kebidanan
2) CM 10.6 pemulangan pasien
3) CM 14 c pemberian informasi medis
4) FM.NCS.A.192 pemberian informasi dan edukasi pasien dan keluarga
terintegrasi
5) Sop komunikasi efektif
d. Prosedur Pelaksanaan
1) Cuci tangan
2) Pastikan pasien atau keluarga bersedia diberi edukasi
3) Siapkan materi edukasi pasien dan keluarga sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi pasien
4) Ucapkan salam
5) Identifikasi identitas pasien
6) Jelaskan tujuan Tindakan yang dilakukan serta tanyakan kebutuhan privasi
yang diharapkan
7) Ciptakan lingkungan yang nyaman dan jaga privasi pasien
8) Lakukan kontrak waktu setiap akan melakukan edukasi
9) Lakukan edukasi kepada pasien dan keluarga sesuai hasil asesmen
kebutuhan edukasi
10) Lakukan verifikasi pemahaman pasien dan keluarga terhadap edukasi yang
diberikan
11) Untuk pemberian edukasi tentang diet sederhana di rawat jalan boleh
diberikan oleh perawat contoh untuk diet gastritis ringan dan sedang, diet
dan garam
12) Lakukan klasifikasi dari edukasi dengan membubuhkan nama jelas dengan
huruf kapital dan tanda tangan pemberi dan penerima informasi dan edukasi
13) Lakukan reedukasi bila esensi Informasi yang disampaikan belum dipahami
14) Beritahu pasien dan atau keluarga bahwa tindakan sesudah sudah selesai dan
rapikan pasien
15) Tawarkan kembali bantuan sebelum meninggalkan pasien
16) Ucapkan terima kasih dan ucapan Semoga lekas sembuh
17) Cuci tangan
18) Dokumentasikan pada formulir pemberian edukasi dan verifikasi kepada
pasien dan atau keluarga terintegrasi
19) Dokumentasikan pada formulir rekam medis rawat jalan/hd rawat jalan
20) Dokumentasikan pada formulir rekam medik Instalasi Gawat Darurat untuk
pasien Instalasi Gawat Darurat
b. Tujuan
1) Sebagai acuan dalam melakukan assesment awal rencana pemulangan
pasien
2) Untuk mengidentifikasi pasien yang rencana pemulangannya kritikal atau
rumit dan membuat rencana pemulangan
3) Membantu pasien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal
c. Prosedur Pelaksanaan
1) Prosedur cuci tangan
2) Siapkan formulir asessment awal rencana pemulangan
3) Sapa pasien dan keluarga serta perkenalkan diri
4) Identifikasi pasien
5) Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan atau keluarga
serta tanyakan kebutuhan pasien yang diharapkan
6) Jaga privasi pasien dengan menutup pintu atau gorden
7) Kaji kebutuhan rencana pemulangan pasien
a. Dilakukan oleh staf medis atau dokter
- Identifikasi kebutuhan pelayanan medis berkelanjutan. Apakah pasien akan
menggunakan obat-obat jangka panjang seperti suntikan insulin, apakah
pasien akan menggunakan peralatan medis ketika keluar dari RS seperti
oksigen nebulizer, apakah pasien memerlukan teknik rehabilitasi, apakah
pasien memerlukan manajemen nyeri, apakah pasien memerlukan diit dan
nutrisi khusus
- Buat rencana pemulangan pasien sebagai berikut : penggunaan obat-obatan,
diit dan nutrisi, rehabilitasi medik, perawatan luka, manajemen nyeri, home
care, dll
b. Yang dilakukan oleh tenaga keperawatan
- Umur lebih dari 65 tahun dengan gangguan fungsi sensorik. Apakah pasien
mengalami gangguan fungsi sensorik penglihatan seperti kehilangan visus,
apakah mengalami gangguan pendengaran, apakah pasien mengalami
gangguan bicara, apakah pasien mengalami gangguan fungsi kognitif seperti
mudah lupa, disorientasi, respon tidak sesuai terhadap stimulus verbal,
kesulitan mobilitas atau gerak karena kehilangan fungsi motorik, apakah
pasien mengalami paralisis, amputasi, tremor, apakah pasien menderita luka
dipunggung, luka dikepala atau dibagian lain yg sulit dijangkau, apakah
pasien menggunakan kolostomi, apakah pasien menggunakan alat bantu
untuk makan atau minum, apakah pasien menggunakan alat bantu berkemih,
apa bantuan dalam aktivitas sehari-hari, apakah pasien membutuhkan
bantuan perawatan diri, makan, minum, toileting, mandi, berpakaian,
apakah pasien membuthkan bantuan ketika berpindah atau ambulasi
menggunakan tongkat, kursi roda, walker
- Pasien anak dengan penyakit kompleks dan pemberi asuhan tidak mampu
merawat pasien ketika pulang contoh anak lahir BBLR, trauma servikal atau
spinal dengan parese.
Kepala Ruangan
Pasien
2) Metode TIM
Metode tim merupakan metode yangmenggunakan prinsip tim yang terdiri dari
anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok klien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim yang terdiri dari tenaga
profesional, tekhnikal, dan pembantu dalam satu tim kecil yang saling membantu.
Ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim sebelum tugas dan
menerima laporan kemajuan pelayanan perawatan pasien, serta membantu anggota
tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan, selanjutnya ketua tim
yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau asuhan
keperawatan terhadap klien.
Kepala Ruangan
3) Metode Primer
Metode primer merupakan metode yang dilakukan oleh satu orang ”Registered
Nurse” sebagai perawat primer yang bertanggung jawab dalam asuhan keperwatan
selama 24 jam terhadap klien kelolaan mulai dari masuk sampai pulang dari rumah
sakit. Apabila perawat primer libur atau cuti, tanggung jawab dalam asuhan
keperawatan klien diserahkan kepadateman kerjanya yang satu level, satu tingkat
pengalaman dan keterampilan (associated nurse).
Perawat Primer
Pasien/Klien
Kepala
Ruangan
Pasien Pasien
Pasien
Kepala Ruangan
G. Analisa SWOT
a. Pengertian
Analisis SWOT merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk
mengidentifikasi faktor kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang
(Opportunities) dan ancaman (Threat), sehingga dapat merumuskan strategi
yang akan ditempuh kedepan. Analisis ini didasarkan pada logika dapat
memaksimalkan kekuatan (streng), peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(threats) (Badriyah, 2019).
Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan suatu matriks yang menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dan disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang di miliki. Ada 4 strategi SO, Strategi SO, Strategi
WO, Srtategi ST, dan Strategi WT dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Strategi SO (Strenght and Opportunity), strategi ini memanfaatkan seluruh
kekuatan sistem untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2) Strategi ST (Strenght and Threats), strategi ini menggunakan kekuatan yang
dimiliki sistem untuk mengatasi ancaman eksternal.
3) Strategi WO (Weakness and Opportunity), strategi ini bertujuan untuk
memperkecil kelemahan internal sistem dengan memanfaatkan peluang-
peluang eksternal
4) Strategi WT (Weakness and Threats), strategi untuk bertahan dengan cara
mengurangi kelemahan internal serta menghidari ancaman.
Internal
Streghts-S Weakness –W
Catatalah kekuatan Catatlah kelemahan
internal sistem internal sistem
Eksternal
Strategi SO Strategi WO
Opportunities-O Daftar kekuatan Daftar untuk memperkecil
Catatlah peluang untuk meraih kelemahan dengan
eksternal yang ada keuntungan dari memanfaatkan keuntungan
peluang yang ada dari peluang yang ada
Straregi ST Strategi WT
Threats-T
Daftar kekuatan Daftar untuk memperkecil
Catatlah ancaman
untuk menghindari kelemahan dan
ekternal yang ada
ancaman menghindari ancaman.
H. Analisis Fishbone
Menurut (Marquis & C.J, 2013), konsep analisis Fisbone atau analisa tulang
ikan merupakan suatu bentuk analisis yang digunakan untuk membuat kategori
berbagai sebab potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan proses,
mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan. Adapun hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan konsep ini, yaitu:
1. Menyiapkan sesi sebab-akibat
2. Mengidentifikasi akibat
3. Mengidentifikasi berbagai kategori.
4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
7. Manfaat analisa tulang ikan
8. Memperjelas sebab-sebab suatu masalah atau persoalan
Bagan 2.7 Bentuk Analisis Fishbone
5) Metode Gillies
Rumus kebutuhan tenaga keperawatan
𝐴×𝐵×𝐶 𝐹
= =𝐻
(𝐶 − 𝐷) × 𝐸 𝐺
Keterangan:
A : Rata-rata jumlah perawatan/ Pasien per hari.
B : Rata-rata jumlah pasien perhari.
C : Jumlah hari/ tahun.
D : Jumlah hari libur masing-masing perawat.
E : Jumlah jam kerja masing-masing perawat.
F : Jumlah perawatan yang diberikan perawat pertahun.
G : Jumlah jam kerja efektif pertahun.
H : Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut.
1) Terwujudnyalayananpendidikankesehatanyangmemberikankepuasandanke
percayaan pelanggan.
1) Visi
Menjadi instalasi rawat inap anak yang mampu memberikan pelayanan medis
keperawatan secara prima dan sebagai lahan praktek pembelajaran profesional
dalam mengemban ilmu dilandasi kasih Tuhan.
2) Misi
3) Tujuan
Ruang LCA adalah ruang rawat inap anak. Ruang ini di kelola oleh seorang kepala
ruangan lulusan S2 manajemen yang sudah memiliki pengalaman kerja kurang lebih
18,5 tahun. Ruang LCA mempunyai kapasitas tempat tidur 32 tempat tidur. Di ruang
LCA terdiri dari kelas 2 dan kelas 3. Ruang LCA memiliki fasilitas kamar mandi
disetiap kamar dan seluruh kamar pasien juga dilengkapi Bed Side Cabinet, Tiang infus,
TV, Kursi tunggu pasien, Lemari besar, Cermin, Tiang infus, Regulator O2, Tempat
sampah injak 14 L.
Ruang LCA memiliki jumlah tenaga kerja secara keseluruhan yaitu 25 orang terdiri dari
22 orang perawat, 1 orang kepala ruangan dan 2 orang perawat yang sedang diorientasi.
Berdasarkan tingkat Pendidikan, dari 25 tenaga kerja di ruang LCA terdapat 1 orang
lulusan S2 Manajemen, 11 orang lulusan S.Kep Ners, 8 orang lulusan D3 Keperawatan
dan 2 orang perawat yang sedang dioreintasi merupakan Lulusan S.Kep Ners. Ada pula
1 orang pada bagian inventaris berpendidikan SLTA. Pembagian shift telah diatur oleh
kepala ruangan menjadi 3 shift yaitu shift pagi, shift sore dan shift malam dengan
Metode Rasio.
1. 5M + 1E
1) M 1 – Man
a. Ketenagaan (Struktur Organisasi)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan LCA, tanggal
29/3/2022. Ruang LCA sudah memiliki bagan struktur organisasi terbaru
pada diruangan.
Ruang LCA memiliki jumlah tenaga kerja secara keseluruhan yaitu 22 orang
perawat dan 1 orang inventaris. Berdasarkan tingkat pendidikan, dari 23
orang perawat terdapat 13 orang lulusan S. Kep Ners, 1 Orang lulusan S2
Manajemen, 8 orang lulusan D3 keperawatan. 1 orang inventaris
berpendidikan SLTA.
Kepala Ruang
Tabel diatas menunjukan jumlah tenaga perawatyang ada di ruang LCA berjumlah 20
orang, terdiri dari : 1 orang Kepala Ruangan, 6 orang PJ Shift, dan 16 Perawat
Pelaksana. Perawat yang bekerja paling lama yakni 18.5 tahun dan masa kerja perawat
baru adalah 0.6 bulan.
Tabel 3.2 Komposisi Kualifikasi Penddidikan Perawatan Di Ruang LCA
No Jenis Pendidikan Jumlah Presentaase (%)
1 S2 Keperawatan 1 04,2%
2 S1 Keperawatan 11 58,3%
3 D3 Keperawatan 8 37,5%
Jumlah 20 100%
Sumber : Dokumen Ruangan LCA Maret tahun 2022
Tabel diatas menunjukan bahwa tingkat pendidikan perawat di ruang LCA adalah S2
Spesialis Management Keperawatan berjumlah 1 orang (04,2%), S1 Profesi Ners berjumlah
11 orang (58,3%), dan D3 Keperawatan berjumlah 8 orang (37,5%) dari keseluruhan tenaga
kerja perawat di ruang LCA. Selain tenaga medis dan keperawatan, ruang LCA juga memiliki
inventaris berjumlah 1 orang.
Tabel 3.3 Tenaga Non Keperawatan Ruang LCA Rumah Sakit Immanuel
No Nama Petugas Pendidikan Tugas
1 Neneng Karwati SMA Inventaris
c. Kebutuhan Tenaga
Berdasarkan hasil wawancara dengan PJ Shift, tanggal 28/3/2022. Kebutuhan
tenaga keperawatan pada ruang LCA menggunakan metode ratio dan douglas.
Berdasarkan data pasien pada shift pagi tanggal 28/3/2022 ruang LCA dengan
jumlah 16 orang, dimana 14 orang parsial dan2 orang total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan menggunakan metode Douglas sebagai
berikut :
- Rumus Douglas:
Tabel 3.4 Kebutuhan Tenaga Keperawatan Ruang LCA Rumah Sakit Immanuel
Parsial Total Jumlah
Pagi 0,27 x 14 = 3,78 0,36 x 2 = 0,72 4,5 (5) Orang
Sore 0,15 x 14 = 2,1 0,30 x 2 = 0,6 2,7 (3) Orang
Malam 0,10 x 14 = 1,4 0,20 x 2 = 0,4 1,8 (2) Orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 9 (10)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 28/3/2022, jumlah
perawat yang bertugas pada shift tersebut berjumlah 10 perawat, maka
kebutuhan tenaga keperawatan ruang LCA Sudah terpenuhi.
e. Jumlah perawat yang belum optimal melakukan edukasi dan jumlah pasien pulang
selama kajian situasi,
Berdasarkan observasi selama tiga hari dari tanggal 28-30 Maret 2022,
didapati sebanyak 7 perawat dari 24 orang perawat yang belum optimal
memberikan edukasi serta informasi sesuai diagnosa pasien saat pemulangan.
Masalah ini tidak bisa di lihat hanya berdasarkan perbandingan jumlah perawat
yang memulangkan tidak sesuai SOP dengan jumlah total perawat di R.LCA
secara keseluruhan, yang bahkan tidak sampai 50%. Karena pada waktu 3 hari
observasi kajian masalah yang di temukan tidak semua perawat mendapatkan
pasien kelolaannya pulang rawat. Namun masalah ini, muncul ketika jumlah
pasien pulang selama 3 hari observasi, yaitu sebanyak 13 pasien, secara
keseluruhan belum optimal dalam memberikan edukasi informasi sesuai diagnosa
pasien yang terdokumentasi. Berdasarkan hasil lanjutan dari observasi terlihat
kurangnya kesadaran perawat tentang pentingnya pelaksanaan discharge planning,
kerana discharge planning harus dilakukan dan sangat penting. Jika discharge
planning tidak dilakukan maka asuhan keperawatan kurang optimal.
f. Diagnosis Terbanyak
Tabel 3.6 Diagnosis penyakit terbanyak
Nama Jumlah kejadian penyakit
Penyakit terhitung Januari 2022 – Maret
Januari 2022- 2022
Maret 2022
DHF 195
BP 168
GED 73
ISPA 56
DSS 56
TYPOID 51
NH 41
FC 40
DF 30
Viral Infection 25
Jumlah 735
2) M2 Material
1) Penataan Gedung/lokasi dan denah ruangan
Ruang
Ruang Obat
Tindakan Kamar 6
Ruang Gizi
Ruang
Ruang
TAMAN Bayi
Nurse
Station
Kamar 9
2) Fasilitas
Tabel 3.7 Tabel Barang Inventaris Ruang LCA Rumah Sakit Immanuel
a) Sarana dan prasarana (Barang inventaris medis alat kesehatan)
1 Dextrose 40% 25 ml 1 √ -
2 Infus RA 5 √ -
3 Infus RL 5 √ -
4 Infus Tridex 5 √ -
5 Cairan Gelofusine 1 √ -
6 Cairan Futrolit 5 √ -
7 Aqua Bidest 20 ml 1 √ -
8 Nacl 0,9 % 500 ml 1 √ -
9 IV 3000 2 √ -
12 Foly Cateter No 6 1 √ -
11 Foly Cateter No 8 1 √ -
12 Foly Cateter No 10 1 √ -
13 Foly Cateter No 12 1 √ -
14 F Cath No. 16 1 √ -
15 Facemask Nebu 3 √ -
16 Facemask O2 1 √ -
17 IV catheter No. 24 1 √ -
18 IV catheter No. 26 2 √ -
19 IV catheter No. 22 2 √ -
20 Nasal O2 1 √ -
23 Spuit 20 cc 1 √ -
24 Lekoumit 2 √ -
25 Surplug 2 √ -
26 Infus Set 4 √ -
27 Rectal Tube 20 1 √ -
28 Rectal Tube 24 1 √ -
29 Suction 8, 6,19,12 1 √ -
d) Administrasi Penunjang Rekam Medis
1. Buku administrasi
No. Nama Barang Jumlah Kondisi
Baik Rusak
1 Buku Pemulangan Pasien 1 √ -
2 Buku Operan 1 √ -
3 Buku Penanggung Jawab Shift 1 √ -
4 Buku Jadwal Dinas 1 √ -
5 Buku Sensus Harian 1 √ -
6 Buku Ketenagaan SMD 1 √ -
7 Buku Telepon 1 √ -
8 Buku Status 16 √ -
9 Lembar Dokumentasi √ -
2. SOP
Berdasarkan dokumen Ruangan LCA, jumlah SOP pada ruangan
berjumlah 47 SOP.
3. SAK
Berdasarkan hasil pengkajian standar asuhan keperawatan yang
digunakan Saka berdasarkan hasil kajian situasi didapatkan 52 SAK
di ruang LCA . Berdasarkan hasil pengkajian standar asuhan
keperawatan yang digunakan sudah diperbaharui
pendokumentasiannya asuhan keperawatan di ruang LCA sudah
menggunakan standar asuhan keperawatan yang dikeluarkan oleh
PPNI yaitu SDKI,SIKI dan SLKL.
3) M 3 – methods
a) Penerapan MAKP
Model asuhan keperawatan yang diterapkan di ruang LCA adalah model
modular. Metode modular merupakan gabungan antara primer dan tim.
Hasil wawancara dengan PJ Shift 28/3/22 dapatkan model modular
diterapkan berdasarkan struktur organisasi ruangan yaitu adanya kepala
ruangan, penanggung jawab shift dan perawat pelaksana dengan pembagian
tugas masing-masing
b) Timbang Terima
Operan dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pada pergantian shift malam ke
pagi dengan jam kerja mulai pukul 21 :00 WIB - 07:00WIB ,pagi ke sore
dengan jam kerja 07:00 WIB – 14:00 WIB dan sore ke malam dengan jam
kerja pada pukul 14:00 WIB - 21 :00 WIB. Berdasarkan hasil observasi pada
tanggal 28/3/22 s.d 30/3/22 hand over sudah sesuai dengan SPO.
d) Supervisi
Hasil wawancara dengan PJ Shift ruangan LCA dilakukan dan supervisi
yaitu supervisi pasien dan supervisi ruangan oleh supervisor
e) Penerimaan Pasien Baru
Ruang LCA telah memiliki asesmen awal keperawatan pasien rawat inap.
Berdasarkan hasil observasi penerimaan pasien baru di ruang LCA telah
dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas dan telah sesuai dengan
standar operasional prosedur yang terdapat di komputer ruangan
f) Pemberian informasi dan edukasi pasien dan keluarga terintegrasi dan
edukasi Ruang LCA telah memiliki assessment SPO pemberian informasi
dan edukasi pasien dan keluarga terintegrasi dan edukasi kolaborasi.
Bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien dan keluarga
untuk berpartisipasi dalam proses asuhan dan pengambilan keputusan
selama proses pelayanan, agar professional TPA mampu memberikan
edukasi secara efektif,untuk memastikan bahwa pasien dan atau keluarga
memahami materi edukasi yang telah diberikan,tercapainya kebutuhan
edukasi sesuai kebutuhan pasien.Berdasarkan hasil kajian masalah di
R.LCA dari tgl 28-3-2022 sampai 30-3-2022,pada formulir pemberian
informasi dan edukasi pasien dan keluarga terintegrasi dan edukasi
kolaborasi belum ada uraian pendokumentasian informasi,edukasi
berdasarkan diagnose medis,diagnose keperawatan pasien baik saat
perawatan berlangsung maupun saat rencana pulang sampai pasien dan
keluarga pasien pulang.Beberapa uraian terkait informasi dan edukasi yang
terdokumentasi oleh perawat R.LCA adalah sebagai berikut:
No Nama Perawat (Inisial) Melakukan Keterangan
Dengan
Pedoman
Entasian
1 Perawat F - 1. Tgl 28/3/22, antas nama An. M.A (9 bulan), Dx post colostomy (hari rawat
(kurang dari tgl 21-28 Maret 2022). Informasi yang diberikan hanya menulis dan
spesifik) mengatakan kontrol ulang pada tgl 1/4/22, tapi tidak mendokumentasikan
edukasi kesehatan pasien pulang (seperti perawatan dirumah, sesuai
diagnose pasien).
- 2. Tgl 28/3/22, atas nama An. E.N (7 tahun), Dx DHF + Thypoid Fever (hari
(kurang rawat 25-28 Maret 2022). Informasi yang diberikan menulis berupa
spesifik) perawatan dirumah, makan makanan yang bergizi, dan istirahat yang cukup,
serta kontrol tepat waktu dan minum obat secara teratur.
2 E - 1. Tgl 28/3/22, atas nama An. M.I (9 bulan), Dx Obs. Febris (hari rawat 27-28
(kurang Maret 2022). Informasi yang diberikan hanya menulis dan mengatakan
lengkap) kontrol ulang pada tgl 30/3/22 dan jika diare bertambah kontrol pada tgl
29/3/22, tapi tidak mendokumentasikan edukasi kesehatan pasien pulang
(perawatan saat dirumah).
- 2. Tgl 28/3/22, atas nama An. N (6 tahun), dengan Dx Demam Thypoid +
(kurang ISPA + TB Paru (hari rawat tgl 25-28 Maret 2022). Informasi yang
lengkap) diberikan menulis berupa bedrest, dan jaga pola makan, serta kontrol ulang
sesuai anjuran dokter, dan minum obat secara teratur (informasi edukasi
belum sesuai dengan diagnose pasien).
- 3. Tgl 28/3/22, atas nama An. E (10 tahun), dengan Dx Susp DHF + Viral
(kurang Infection + ISPA (hari rawat26-28 Maret 2022). Informasi yang diberikan
lengkap) menulis kontrol sesuai jadwal, serta mengongatkan orang tua untuk
memakan lotion anti gigitan nyamuk (informasi yang diberikan ada yang
tidak sesuai diagnose pasien).
- 4. Tgl 28/3/22, atas nama An. N (1 tahun), dengan Dx DF + Diare (hari rawat
(kurang 23-28 Maret 2022). Informasi yang diberikan menulis kontrol tepat waktu,
lengkap) minum obat secara teratur, jaga kebersihan pasien dan keluarga, makan
makanan yang bergizi, minum obat OAT secara teratur.
- 5. 1/4/22, atas nama An. A (4 tahun), dengan Dx BP. Tidak tertulis.
3 N - 1. Tgl 28/3/22, atas nama An. R (1 tahun), dengan Dx KDS + TB (hari rawat
(kurang 27-28 Maret 2022). Informasi yang diberikan menulis menganjurkan
spesifik) minum obat teratur, kontrol tepat waktu (tapi tidak melakukan dokumentasi
edukasi kesehatan pasien pulang mengenai diagnose klien).
- 2. Tgl 28/3/22, atas nama An. V (9 tahun), dengan Dx Status Konvulsi (hari
(kurang rawat 26-28 Maret 2022). Informasi yang diberikan menulis penjelasan
spesifik) pasien pulang, jam pemberian pulang.
4 - 1. Tgl 29/3/22, atas nama An. S (6 bulan), dengan Dx KDS + Diare (hari rawat
27-29 Maret 2022). Menulis penjelasan pasien pulang, dan jam pemberian
(kurang obat (tidak didokumtasikan edukasi kesehatan pasien pulang tentang
spesifik) pencegahan pasien di rumah tentang diagnose pasien).
2. Tgl 29/3/22, atas nama An. N (5 tahun), dengan Dx CKR + BP + GED (hari
rawat 26-29 Maret 2022). Menulis penjelasan proses kontrol kembali dan
- minum obat.
(kurang 3. Tgl 29/3/22, atas nama An. A (9 tahun), dengan Dx GED (hari rawat 27-29
spesifik) Maret 2022). Menulis menganjurkan minum obat teratur dan kontrol tepat
- waktu.
(kurang 4. Tgl 30/3/22, atas nama An. M (3 tahun), dengan Dx Febris + GED (hari
spesifik) rawat 29-30 Maret 2022). Menulis cara memanggil perawat dan
- menggunakan pagar tempat tidur.
(kurang 5. Tgl 30/3/22, atas nama An. R (5 tahun), dengan Dx Impetigo (26-30 Maret
spesifik) 2022). Tidak menulis hanya DPJP.
-
5 M - 1. 1/4/22, atas nama An. M.H (2 tahun), dengan Dx DHF. Tidak menulis.
- 2. 1/4/22, atas nama An. M.S (4 tahun), dengan Dx DHF. Tidak tertulis.
7 C - 1. 1/4/22, atas nama An. A (1 tahun), dengan Dx ISPA. Tidak tertulis.
2. 1/4/22, atas nama An. Y (3 tahun), dengan Dx GEA. Tidak tertulisa.
8 R √ 1. 2/4/22, atas nama An. R (1 tahun), dengan Dx GED (hari rawat 30/3/22-
2/4/22). Menulis tetap menjaga kebersihan, kontrol sesuai jadwal, minum
obat sesuai dosis.
9 P √ 1. Tgl 2/4/22, atas nama An. L (9 tahun), Dx DHF. Menulis: menjelaskan surat
kontrol, jadwal pemberian obat, menjelaskan untuk makanan yang tinggi
serat, tidak menyikat gigi karna TC belum normal.
2. Tgl 2/4/22, atas nama An. S, dengan Dx Obs. Febris + KP. Menulis :
menjelaskan cara pemberian obat dengan surat kontrol, menjelaskan untuk
makanan yang bergizi.
10 V - 1. Tgl 2/4/22, atas nama An. F (7 tahun), dengan Dx Thypoid Fever (hari rawat
(kurang lengkap 31/3/22-2/4/22). Menjelaskan secara lisan : makan dengan makanan yang
dan tidak lembut seperti bubur, karena kasian ususnya kalua dikasih makanan yang
tertulis) keras, kontrol sesuai jadwal, obat-obatan dijelaskan fungsinya dan waktu
pemberian.
11 K - 1. Tgl 32/3/22, atas nama An. A (3 tahun), dengan Dx BP (hari rawat 28-31
(kurang Maret 2022). Menulis kontrol ulang ke dr.C tgl 2/4/22, minum obat teratur,
lengkap) istirahat yang cukup.
√ 2. Tgl 31/3/22, atas nama An. F (10 tahun), dengan Dx Hypospadia (hari rawat
28-31 Maret 2022). Menulis : istirahat cukup di tempat tidur, minum yang
cukup, menjaga kebersihan area luka pasien, rajin membuang urine didalam
urin bag, minum obat tepat waktu, kontrol tanggal 12/4/22.
12 M - 1. Tgl 4/4/22, atas nama An. A.H (1 tahun), dengan Dx Febris Imgg + Susp
Thypoid.
√ 2. Tgl 4/4/22, atas nama An. P (4 tahun), dengan Dx Obs. Febris + Anorexia
(hari rawat 1-4 April 2022). Menulis : kontrol tepat waktu, minum obat
secara teratur, istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi.
- 3. Tgl 4/4/22, atas nama An. M.A (3 tahun), dengan Dx Prolog Fever ec. Susp
Typoid + Ileus Paralitik.
13 R √ 1. Tgl 4/4/22 An. S (1 tahun), Dx Obs Febris + Dehidrasi ec. Intake sulit.
Menulis: kontrol tepat waktu, minum obat secara teratur, jaga kebersihan
mulut, rajin mencuci tangan, beri makanan yang bergizi.
14 E √ 1. Tgl 6/4/22, atas nama An. G (11 bulan), Dx Disentri. Menulis : kontrol tepat
waktu, minum obat sesuai dosis dan jadwal, menjaga kebersihan pasien dan
lingkungan terutama makanan dan peralatan makanan pasien, memberi
pasien makanan yang rendah serat, menjauhkan psien dari paparan debu,
asap rokok, mncegah pasien untuk batuk.
15 A - 1. Tgl 6/4/22 An. A (8 bulan), dengan Dx BP + Obs. Febris + Trombositopenia
(5-6 April 2022). Menulis: minum obat secara teratur sesuai advise, kontrol
jumat tgl 8/4/22.
- 2. Tgl 4/4/22, atas nama An. K (3 tahun), dengan Dx Obs. Febris 3 hr +
Vomiting + Anorexia (hari rawat 1-4 April 2022).
- 3. Tgl 4/4/22, An. F, dengan Dx BP. Menulis: komtrol tanggal 16/4/22, minum
(kurang obat teratur, beri cukup minum, menjelaskan kartu TB.
spesifik)
Belum optimalnya pelaksanaan informasi dan edukasi terintegrasi pada pasien dan keluarga
dan edukasi kolaborasi dapat mengakibatkan penurunan mutu pelayanan kesehatan di RS
Immanuel Bandung.Berdasarkan evidence base practice pada jurnal-jurnal penelitian yang
dilakukan diantaranya oleh (Junita & Raymond, 2016)“Hubungan mutu pelayanan
keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di RSUD Pandan kabupaten Tapanuli
tengah”,RD Oktaviani (2019)”Edukasi perawat terhadap sasaran keselamatan pasien di Rumah
Sakit agar terciptanya pelaksanaan tindakan yang tepat”,yang pada intinya bahwa peran
perawat dalam keselamatan pasien di Rumah Sakit diantaranya sebagai pemberi pelayanan
keperawatan,mematuhi SOP,menerapkan prinsip etik dalam memberikan pelayanan Kesehatan
di Rumah Sakit,memberikan Pendidikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang asuhan
yang diberikan,menerapkan kinerja tim yang handal dalam memberikan
pelayanan,menerapkan komunikasi yang efektif kepada pasien dan keluarga,
mendokumrntasikan dengan benar asuhan keperawatan,melaporkan kejadian dalam item
keselamatan pasien sesuai dengan standar operasional prosedur Rumah Sakit.Kesimpulannya
peran perawat dalam menerapkan keselamatan pasien merupakan sebagai ujung tombak
pemberi pelayanan Kesehatan hal yang pentinguntuk di kaji dalam rangka mempertahankan
dan meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan.
g) Pemulangan pasien
Ruang LCA telah memiliki asesmen SPO pemulangan pasien.Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan terkait dengan proses pemulangan pasien ke
rumah belum dilaksanakan secara optimal oleh seluruh perawat yang
bertugas di ruangan sesuai dengan standar operasional prosedur.Pada
formulir pemberian informasi dan edukasi pasien dan keluarga terintegrasi
dan edukasi kolaborasi,perawat hanya menuliskan penjelasan pasien
pulang,jam pemberian obat di rumah,kontrol tepat waktu.Belum adanya
uraian pendokumentasian maupun discharge planning terkait penyakit yang
di derita sebelum pasien dinyatakan boleh/diijinkan untuk pulang/ rawat
jalan, karena saat ini discharge planning dianggap sebagai proses yang
dimulai saat pasien masuk dan tidak berakhir sampai pasien
dipulangkan.Keluar dari Rumah Sakit tidak berarti bahwa pasien telah
sembuh total.Ini hanya berarti bahwa dokter telah menetapkan bahwa
kondisi pasien cukup stabil untuk melakukan perawatan dirumah
(SNARS,2017).Hal ini didukung dengan kurangnya media sebagai alat
pendukung untuk melakukan discharge planning,seperti leaflet terkait
diagnosa medis maupun diagnose keperawatan yang diharapkan mampu
mengangkat intervensi dan implementasi asuhan keperawatan di rumah oleh
pasien dan keluarga.
h) Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi, model keperawatan yang diterapkan ke ruang
LCA adalah problem oriented record atau dokumentasi yang mengintegrasikan
semua data terkait masalah pasien yang dikumpulkan oleh dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian pelayanan pada pasien di
ruang LCA sudah terdapat sistem pendokumentasian keperawatan yaitu
(pengkajian,diagnose, intervensi implementasi dan evaluasi).
4) M 4 – Money
Dari hasil wawancara dengan CI tanggal 28 Maret 2022 sumber pemasukan
atau anggaran di ruang LCA dikelola oleh keuangan Rumah Sakit dengan
pengajuan berdasarkan susunan rencana anggaran biaya pada ruangan. Untuk
pengembangan dan SDM pada ruang LCA didapatkan pembayaran dengan
BPJS, Mandiri, Umum, Asuransi dan PBI.
5) M 5 – Mechine
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 01 Februari 2022
sebagai berikut:
Tabel 3.10
No. Nama Barang Jumlah Kondisi
Baik Rusak
1 Stetoskop 3 √ -
2 Oxymetri 4 √ -
3 Okxygen tiap bed 32 √ -
4 Nebulier 6 √ -
5 Tensimeter digital 2 √ -
6 Suction pump 1 √ -
7 Thermometer digital sensor micrilife 2 √ -
8 Resusitasi (amubag) 1 √ -
9 Emergency kits 5 √ -
10 Lampu emergency 3 √ -
6) E1 – Environment
Berdasarkan hasil observasi pada 28/03/2022 s.d 30/03/2022 didapatkan:
Lingkungan Ruang LCA RS.Immanuel Bandung terlihat tenang dan bersih
kebersihan sangat terjaga karena mempunyai cleaning service khusus ruangan
LCA.Perawat yang bertugas di ruangan ini berpenampilan rapi dan bersih. Di
Ruang LCA dilakukan pembatasan jumlah penjagapasien di tiap ruangan. Kualitas
air di Ruang LCA tampak bersih sesuai dengan standart air bersih. Fasilitas umum
yang disediakan untuk penjaga atau pembezoek seperti terdapat tempat duduk
pengunjung pasien, disekitar Ruangan LCA juga disediakan hand scrub, dan
disediakan sabun cuci tangan hanya untuk para perawat saat selesai melakukan
tindakan pada pasien, namun terdapat kekurangan yaitu tidak disediakannya sabun
cuci tangan bagi pasien hanya sebagian yang disediakan hand scrub disekitar kamar
pasien bagi pesien, keluarga maupun pengunjung. Di ruangan LCA juga
mempunyai ventilasi udara yang sangat baik dan memiliki taman kecil di tengah-
tengah ruangan. Di ruangan LCA tersedia pemisahan limbah seperti limbah khusus
jarum dan limbah khusus ampul, dan juga tersedia tempat sampah medis infeksius,
sampah non medis domestik, dan khusus limbah plastik
4. Ancaman (Threats)
1) Kemudahan mengakses informasi Kesehatan sehingga memiliki tuntutan yang
tinggi untuk pelayanan keperawatan yang lebih professional.
2) Banyaknya pembangunan Rumah Sakit di wilayah kota Bandung yang
memiliki mutu dan fasilitas yang lebih lengkap
3) Adanya Rumah Sakit baru di daerah Kopo, yaitu RS.Unggul Karsa Medika,
RS.Santosa Kopo,RS KIA
D. Matriks SWOT
Internal/ Strenght (S) : Weakness (W) :
Eksternal 1. Lulus Akreditasi ISO dan 1. Belum
KARS optimalnya
2. Ruang LCA memiliki jumlah pelaksanaan
25 tenaga keperawatan yang prosedur pemberian
mencukupi perawat edukasi pasien dan
3. Kualifikasi kepala ruangan keluarga terintegrasi
Magister Manajemen 1 dan edukasi
orang,Ners sebanyak 15 orang kolaborasi
dan D3 sebanyak 9 orang. 2. Belum
4. BOR rata-rata pertiga bulan optimalnya
…% pemulangan pasien
5. Rata-rata pasien dalam 3 bulan sesuai SOP
terakhir …pasien
6. Memiliki sarana dan prasarana
yang baik bagi pasien maupun
perawat.
7. Sudah ada system
pendokumentasian
(pengkajian,diagnose,intervens
i,implementasi dan evaluasi)
8. Penerapan MAKP modular
dengan pembagian tugas
masing-masing
9. Adanya laporan handover
/ronde keperawatan setiap shift
dengan mengangkat diagnose
keperawatan berdasarkan
SDKI (Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia)
10. Adanya supervise dalam
rangka meningkatkan kualitas
mutu pelayanan perawatan
11. SOP (Standart Operational
Procedure) dimiliki di ruangan
12. Keadaan lingkungan ruang
LCA baik
0,11 4 0,44
2 Weakness
2. Matriks EFE
Tabel 3.14 Matriks EFE Ruang LCA
No Faktor Bobot Rating Skor
1. Peluang / Opportunity
Adanya staf keperawatan yang dapat mengikuti 0,08 3 0,24
pelatihan/studi lanjut
.
Jumlah 2,56
2. Ancaman / Threats
Mudahnya dalam mengakses informasi kesehatan 0,8 1 0,8
sehingga memiliki tuntutan yang tinggi untuk
pelayanan keperawatan yang lebih professional.
Banyaknya pembangunan Rumah Sakit di wilayah kota 0,1 3 0,3
Bandung yang memiliki mutu dan fasilitas yang lebih
lengkap.
Terdapat Rumah Sakit di daerah Kopo seperti RS. 0,1 3 0,3
Santosa Kopo dan RS KIA
Rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing factor yang memiliki nilai:
1 = Sangat Lemah
2 = Tidak Begitu Lemah
3 = Cukup Kuat
4 = Sangat Kuat
Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industry
dimana perusahaan berada.
a. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing factor untuk menentukan nilai
skornya.
b. Jumlah semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Nilai
rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal,
perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada diatas 2,5 menunjukkan
posisi internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari
cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah bobot
karena ia selalu berjumlah 1,0.
F. DIAGRAM KARTESIUS
Opportunity
Y
X Strengths
Weakness
Strategi diversivikasi
Strategi bertahan
Threats
Gambar diagram cartesius di atas dapat disimpulkan bahwa ruang LCA memiliki kekuatan yang
baik dalam mengatasi masalahnya menyangkut kelemahan internal dan ancaman eksternal
memalalui peluang eksternal yang ada karena berada pada Agresive Strategy. Oleh karena itu,
ruang LCA disarankan untuk segera meningkatkan atau mengatasi kelemahan-kelemahan yang
muncul.
Interpretasi berdasarkan matriks prioritas masalah telah didapatkan sesuai prioritas masalah
adalah:
Proses untuk mendapatkan masalah di atas dengan menggunakan metode pembobotan yang
memperhatikan aspek :
1) Magnetude (Mg)
Kecenderungan besar dan masalah sering terjadi.
2) Severity (Sv)
Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini.
3) Manageability (Mn)
Berfokus kepada keperawatan sehingga dapat diatur untuk perubahannya.
4) Nursing Consent (Nc)
Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat.
5) Affordability (Af)
Ketersediaan sumber daya.
Rentang nilai yang digunakan 1-5 dengan rincian :
5 : sangat penting
4 : penting
3 : cukup penting
2: kurang penting
1: sangat kurang penting
MAN MONEY
Jumlah pasien pulang MATERIAL
Terdapat anggaran untuk
selama 3 hari berjumlah
media leaflt sebagai salah Tidak tersedia media pendukung
13edukasi
Tergrasi dan orangkolaborasi
dengan jumlah
satu media edukasi dan untuk melakukan informasi,
perawat 5 dari 24 orang
informasi pada pasien dan edukasi, seperti leaflet
yang belum melakukan
keluarga
discharge planning
PROBLEM
Belum
optimalnya
pemulangan
METHODE ENVIRONMENT pasien yang
Observasi :
Terdapat tempat, yang sesuai SOP
Didapatkan belum
100% pengoptimalan MACHINE cukup luas dan nyaman
pendokumentasian
Computer mesin serta pencahayan yang
edukasi dan informasi
print out cukup baik untuk
sesuai diagnosa saat
pemulangan pasien. pemberian
edukasi,informasi dan
tempat penyimpanan
leaflet
Planing of Action
Pemulangan pasien yang menjadi kajian masalah adalah pemberian edukasi,informasi pada
pasien dan keluarga terkait diagnose medis maupun diagnose keperawatan yang dialami
pasien,yang kemudian dilakukan pengembangan perencanaan untuk pasien dan keluarga
sebelum pasien meninggalkan rumah sakit dengan tujuan agar pasien dapat mencapai
kesehatan optimal,hal ini disebut juga dengan istilah discharge planning (Natasia dkk,2014).
Discharge planning merupakan bagian dari proses keperawatan dan fungsi utama dari
perawatan. Keluar dari Rumah Sakit tidak berarti bahwa pasien telah sembuh total.Ini hanya
berarti bahwa dokter telah menetapkan bahwa kondisi pasien cukup stabil untuk melakukan
perawatan dirumah (SNARS,2017).
Berdasarkan hasil temuan masalah dan hasil konsultasi dengan pembimbing klinik di ruangan
LCA selama 3 hari,yaitu dari 28 sampai dengan 30 Maret 2022, kemudian kelompok
melakukan konsultasi proposal dan koordinasi dengan pembimbing klinik untuk melakukan
implementasi dengan metode mini seminar tentang edukasi,informasi/discharge planning saat
pemulangan pasien sesuai SOP di RS Immanuel Bandung.Pembimbing klinik menyetujui
untuk melakukan implemantasi dengan metode mini tersebut dengan mengefektif dan
efisienkan waktu,yaitu dilakukan saat operan shift pagi ke shift siang, pada hari kamis,31 Maret
2022 pukul 14.00 sampai dengan pukul 14.30 WIB di ners station ruang LCA dengan jumlah
perawat yang menghadiri seminar sebanyak 16 orang perawat atau 64% dari total 25 perawat
yang ada di ruangan LCA.
Setelah dilakukan implementasi dengan metode mini seminar,16 orang perawat yang hadir saat
mini seminar berkomitmen untuk lebih patuh dalam mengoptimalkan edukasi,informasi
terdokumentasi saat pemulangan pasien sesuai SOP. Discharge planning harus di lakukan dan
sangat penting. Jika discharge planning tidak di lakukan maka asuhan keperawatan kurang
optimal.
Pelaksanaan discharge planning yang tidak efektif akan menyebabkan tidak terjadi
kontinuitas perawat ketika pasien dirumah kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya
perburukan kondisi pasien sehingga pasien kembali kerumah sakit dengan penyakit yang sama
atau pun munculnya komplikasi penyakit yang lebih berat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Romanti Ludo & Ester, 2018), di RS Martha
Friska P. Brayan Medan. Dengan judul “HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT
DENGAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG DI RUANG RAWAT INAP RS
MARTHA FRISKA P. BRAYAN MEDAN” hasil penelitian menyatakan berdasarkan hasil
penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan Perawat dengan Pelaksanaan Perencanaan
Pulang Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Martha Friska Medan” dapat disimpulkan
bawa ada hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan perencanaan pulang di
Rumah Sakit Martha Friska Medan dengan nilai p-value= 0,001 (p < 0,05) .Hasil penelitian
(Marlon, Oktava, & Tinny, 2017), di RS Noongan Sulawesi Utara menjelaskan tentang
“Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan Pelaksanaan Dischard Planning”menyatakan
bahwa dari 40 orang responden dibagi menjadi 2 kategori yaitu kategori yang pertama
pengetahuan perawat yang cukup sebanyak 26 orang (65%) dan kategori kedua
pengetahuan perawat yang kurang sebanyak 14 orang (35%). Nilai signifikan (P) =
0,001. Sejalan dengan penelitian Devi Darliana (2016) di RSUD Meuraxa Banda Aceh
menjelaskan tentang“Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan Pelaksanaan Dischard
Planning” menyatakan bahwa 60 orang responden menjadi 2 kategori yaitu baik sebanyak
14 orang (23,3%) dan kurang terdapat 27 orang (45%), nilai P-value0,0003 < α (0,05).
B.EVALUASI
Dari hasil pengkajian dilakukan selama 28 s/d 30 Maret 2022,didapatkan hasil 7 orang
(29%) dari 24 orang perawat belum optimal melakukan discharge planning,namun hal ini tidak
bisa menjadi dasar utama yang kuat dalam mengangkat masalah,dikarenakan tidak semua
perawat melakukan pemulangan pasien pada pasien kelolaannya.
Masalah ini menjadi dasar utama ketika jumlah pasien yang pulang selama 28 s/d 30 Maret
2022,didapatkan hasil 13 orang pasien (54%) belum mendapatkan edukasi informasi
terdokumentasi /discharge planning sesuai dengan diagnosa klien saat pemulangan sesuai SOP.
Setelah implementasi dengan metode mini seminar dan dilakukan evaluasi yaitu pada
tanggal 31 Maret 2022 s/d 6 April 2022 didapatkan data 8 orang perawat (33%) dari 24 orang
melakukan edukasi,informasi terdokumentasi sesuai diagnosa pasien pada pasien dan
keluarga/discharge planning.Sedangkan berdasarkan jumlah pasien pulang di dapatkan data
19 orang pasien (79%) mendapatkan edukasi,informasi terdokumentasi sesuai diagnose.
Topik : Bronchopneumonia
Penyuluh : Wulan Agusni, Valiandra, Troyce, dan Chintia
Kelompokm Sasaran : An. S (1 tahun) dan Ibunya kamar 10.1, An. A (6 bulan) dan Ibunya
kamar 2.1, An. F (5 bulan) dan Ibunya di kamar 1.3, dan An. E (2
tahun) dan Ibunya di kamar 3.1
Waktu : Rabu, 6 April 2022, 11.30-12.00
I. Latar Belakang
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa
lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan
oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing. Pada kasus bronkopneumonia anak
mengalami sesak nafas, batuk, demam tinggi, gelisah, muntah-muntah, diare, kejang,
dan kebiruan pada hidung dan mulut. Pada keadaan dimana penderita tidak dapat
penanganan yang tepat akan menimbulkan komplikasikomplikasi seperti ateletaksis,
empisema, abses paru, endokarditis jika menyebar ke jantung dan meningitis jika
menyebar ke otak. Hal tersebut dapat menimbulkan keadaan yang membahayakan
bagi anak. Untuk itu, perlu dilakukan penyuluhan tentang penanganan
bronkopneumonia, agar masyarakat, terutama orang tua yang memiliki anak yang
menderita bronkopneumonia bisa mengetahui dan melakukan tindakan penanganan
yang tepat.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapakan peserta memahami tentang
cara penanganan bronkopneumonia.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan 75 % peserta dapat:
a. Menyebutkan pengertian bronkopneumonia dengan bahasa sendiri.
b. Menyebutkan faktor-faktor pemicu terjadinya bronkopneumonia.
c. Menyebutkan tanda dan gejala terjadinya bronkopneumonia.
d. Menjelaskan cara penanganan dan pencegahan bronkopneumonia
N
A. Pernyatan Kesediaan Menjadi Responden
( )
B. Form Observasi Melakukan Edukasi Informasi SSI Diagnosa Pasien
- Pasien