Review
Review
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen : Lusiana Rahmatiani, M.Pd
Disusun oleh :
Resa Luthfiansyah ( 21416226201047 )
KELAS TI 21B
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN
KARAWANG
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti- natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terhomat. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. Pengertian nasionalisme Pancasila..................................................................................5
B. Ciri-ciri nasionalisme Pancasila......................................................................................6
C. Manfaat nasionalisme Pancasila..................................................................................... 9
D. Contoh-contoh nasionalisme Pancasila...........................................................................10
BAB III PENUTUP...................................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................13
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nasionalisme merupakan kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan azas sama
rasa- sama asa yang menjadi pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan
bangsa atau menghempaskan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya
didalam lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai warga negara Indonesia, harus
merasa bangga dan mencintai bangsa dan negara Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari nasionalisme Pancasila?
2. Apa ciri-ciri dari nasionalisme Pancasila?
3. Apa manfaat dari nasionalisme Pancasila?
4. Apa saja contoh dari nasionalisme Pancasila?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari nasionalisme Pancasila.
2. Mengetahui ciri-ciri nasionalisme Pancasila.
3. Mengetahui manfaat nasionalisme Pancasila.
4. Mengetahui contoh-contoh nasionalisme Pancasila.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pancasila juga merupakan salah satu dari empat pilar berbangsa dan bernegara
selain pemahaman terhadap UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta
Bhineka Tunggal Ika. Sehingga “untuk mengerti dan memahami arti dan isi dari
Pancasila dengan sebenar-benarnya, maka penting untuk mengetahui pengertian
Pancasila baik dari segi etimologis, terminologis, dan historis Pancasila” (C.S.T Kansil
2011:14).
Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari bahasa sansekerta dari India
(bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut
Muhammad Yamin dalam Kaelan (2008:21) dalam bahasa sansekerta perkataan
“Pancasila” memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu, “panca” artinya “lima”, dan
“syila” vokal i pendekartinya “batu sendi”, ”alas”, atau “dasar” , serta “syiila” vokal i
panjang artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh”.
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa jawa diartikan
“susila” yang memiliki hubungan denganmoralitas. Oleh karena itu secara etimologis
kata “Pancasila” yang dimaksud adalah istilah “panca syila” dengan vokal i pendek yang
memiliki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah ”dasar yang memiliki
lima unsur”.
Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila, setiap sila
pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri tetapi bersifat hierarki atau berurutan
yang secara ontologis hakikat sila-sila Pancasila mendasarkan pada landasan Pancasila
yakni Tuhan, Manusia, Satu, rakyat dan Adil (Kaelan, 2007:10-14). Sehingga dalam
proses transfer informasi, peserta didik dibawa ke dalam proses pengkualifikasian nilai-
nilai Pancasila dari satu sila ke sila yang lain.
5
B. Ciri-Ciri nasionalisme Pancasila
Bagi seorang nasionalis, itu adalah bangsa, yang membenarkan segalanya, tidak ada
yang dilakukan demi keuntungan pribadi, semua yang dilakukan adalah atas nama
negara dan negara. Seorang nasionalis memahami ini dan bekerja sia-sia. Untuk
superioritas nasionalis lebih lanjut berarti kemandirian ekonomi, politik dan sosial
negaranya. Seorang nasionalis memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan
negaranya tanpa pengaruh luar. Ini tidak berarti bahwa dia tidak akan mencari saran dari
‘sumber luar’ hanya bahwa semua yang dilakukan akan menjadi kepentingan negara dan
tidak ada yang akan dilakukan oleh negara tersebut sebagai akibat dari tekanan yang
melanggar hukum atau bahkan saran.
6
4. Memastikan kelanjutan suatu bangsa
Melanggar hukum dalam hal ini berarti memiliki efek dan tujuan untuk
mengorbankan keberlanjutan, kemakmuran, dan bahkan status prioritasnya di hadapan
nasionalis. Bagi seorang Superioris nasionalis negaranya berarti bahwa negara yang
menjadi miliknya adalah prioritas pertama dan independensinya yang tak tergoyahkan
dalam tindakan dan keputusannya. kemakmuran dan bahkan status prioritasnya sebelum
nasionalis.
Bagi seorang Superioris nasionalis negaranya berarti bahwa negara yang menjadi
miliknya adalah prioritas pertama dan independensinya yang tak tergoyahkan dalam
tindakan dan keputusannya. kemakmuran dan bahkan status prioritasnya sebelum
nasionalis. Bagi seorang Superioris nasionalis negaranya berarti bahwa negara yang
menjadi miliknya adalah prioritas pertama dan independensinya yang tak tergoyahkan
dalam tindakan dan keputusannya seperti ciri-ciri filsafat pancasila.
Untuk negara yang lemah secara ekonomi tidak dapat menuntut supremasinya atau
bahkan mempertahankannya. Orang lemah atau sakit-sakitan juga tidak bisa menuntut
superioritas bangsa atau bahkan mengilhami orang lain untuk menjadi nasionalis;
mereka tidak dapat mempertahankan kontinuitasnya. Oleh karena itu, seorang nasionalis
akan selalu bersaing untuk kekayaan ekonomi dan kesehatan bagi negaranya.
Nasionalisme juga berarti memiliki, dan mempertahankan rasa hormat yang tinggi,
dan memperhatikan hukum, kebijakan dan prinsip-prinsip yang menjadi landasan negara
tersebut dan yang memungkinkan keberadaan negara. Ini diterjemahkan ke dalam
ketaatan dan kepatuhan terhadap kebijakan dan hukum negara yang berlaku. Ini juga
mencakup hukum dan kebijakan internasional yang harus dihadapi negaranya.
Dia memahami bahwa kegagalan untuk mematuhi ini hanya dapat mengakibatkan
disintegrasi negara, karena bentuk ketidaktaatan ini sering diterjemahkan ke dalam
perang saudara, yang memfasilitasi kematian kesinambungan negara, kemakmuran dan
bahkan
7
superioritas. Faktor motivasi lain untuk kepatuhannya terhadap kebijakan dan hukum
karena dianggap dibuat oleh negara itu sendiri.
Nasionalisme dapat kita kenali dari karakteristiknya. Menurut Drs. Sudiyo, ciri-ciri nasionalisme
adalah sebagai berikut:
8
Semangat nasionalisme juga tertuang dalam Pancasila, yaitu pada sila ke-3 Pancasila yang
bunyinya “Persatuan Indonesia” denga ciri-ciri:
9
D. Contoh-contoh nasionalisme Pancasila
Berikut ini merupakan beberapa contoh bentuk nasionalisme dalam kehidupan sehari-
hari.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat ditegaskan bahwa apabila belajar dari sejarah yang pernah terjadi, nasionalisme
Indonesia adalah bentuk perwujudan dari sikap dan tindakan yang anti terhadap praktek-praktek
kolonialisme. Dengan demikian, nasionalisme Indonesia merupakan suatu bangunan suatu
negara yang dibentuk berdasarkan anti penjajahan, penindasan, diskriminasi, kedholiman,
ketidakadilan, serta pengingkaran atas nilai-nilai ketuhanan. Tentu saja, apabila masyarakat
Indonesia atau person berprilaku dan bertindak dengan sikap-sikap sebagaimana disebutkan
tentu saja mereka bukanlah manusia Indonesia yang mempunyai jiwa nasionalisme sekaligus
manusia yang tidak Pancasilais.
Sikap nasionalisme bisa di mulai dari hal kecil saja misalnya membuang sampah pada
tempatnya. Dari hal yang 9 sangat kecil tersebut dapat diambil keuntungan dengan lingkungan
menjadi bersih dan terutama sungai menjadi bersih. Dengan kotornya sungai-sungai yang
terdapat di kota-kota besar sekarang sangat menyusahkan bangsa Indonesia, karena persediaan
air bersih berkurang dan juga bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Hal lain yang berkaitan
dengan nasionalisme adalah mencintai produk Indonesia, membasmi KKN, memperbaiki
sistem pendidikan, melakukan tebang pilih tebang tanam, dan lain sebagainya.
Untuk menjadi bangsa yang besar, bangsa Indonesia harus menanamkan sikap
nasionalisme sejak dini, sejak kecil, atau sejak masa sekolah dasar. Karena jika sikap
nasionalisme terlambat diimplementasikan kepada bangsa Indonesia, bangsa Indonesia telah
kehilangan generasi muda yang rendah akan sikap nasionalisme. Maka untuk menanggulangi
masalah tersebut dan untuk menambah rasa nasionalisme bangsa Indonesia adalah dengan
dilatih tentang sikap-sikap yang baik sesuai dengan nilai-nilai dari Pancasila, tidak mengajarkan
hal-hal yang melanggar nilai-nilai Pancasila, menanamkan rasa cinta tanah air sejak dini, dan
memberi penyuluhan kepada seluruh bangsa Indonesia akan pentingnya nasionalisme terhadap
masa depan bangsa Indonesia.
Rasa nasionalisme bangsa Indonesia masih kurang dan belum menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Pengertian tentang nasionalisme juga masih
disalahartikan oleh bangsa Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan contoh-contoh diatas.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia masih perlu meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah
air. Karena rasa nasionalisme dan cinta tanah air sangat diperlukan untuk masa depan bangsa
Indonesia yang lebih baik. Memupuk rasa nasionalisme generasi muda bisa dilakukan sejak
dini, sehingga lambat laun seiring dengan usia diharapkan rasa nasionalisme tetap bertahan
pada diri bangsa Indonesia. Bisa dimulai dari kelompok terdekat misalnya keluarga, karena dari
keluargalah rasa cinta tanah air bisa dilatih sejak dini.
11
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, C., Pitoewas, B., & Nurmalisa, Y. (2015). Pengaruh Internalisasi Nilai Dalam Konsep
Hierarkial Pancasila Terhadap Sikap Nasionalisme Peserta Didik. Jurnal Kultur Demokrasi, 3(7).
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-nasionalisme.html
13