Anda di halaman 1dari 7

KUNYIT SEBAGAI INDIKATOR

PENDETEKSI BORAKS PADA MAKANAN

OLEH :

Luh Dewi Permata Sari


Anak Agung Sri Listya Mayuni
Eka Meinah Kandali
Putu Siwi Fibriangga Neti
I Gede Herry Satyawan
Ni Putu Ayu Sevtia Dewi
Ni Putu Eka Yesi Arisanti
Ni Komang Indriasih
Putu Laras Shinta Enggaringtyas
Ni Luh Wayan Nanik Suriani

Kelas C RPL 2019-2010


AKADEMI FARMASI SARASWATI
DENPASAR
2019
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang sifatnya
harus dipenuhi. Jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat, akan
membuat  jumlah kebutuhan makanan selalu meningkat dari tahun ke tahun.
pastilah Indonesia memiliki berbagai ragam makanan yang tersebar dari Sabang
sampai Marauke. Dan pastinya setiap daerah memiliki cita rasa khas tersendiri.
Seiring dengan tingginya kebutuhan makanan, kualitas makanan cenderung
menurun, ini diakibatkan oleh produsen makanan yang berbuat curang. Dengan
tujuan mendapatkan untung yang lebih besar, produsen akan memberikan suatu
bahan kimia tertentu kepada makanan yang dibuatnya.
Boraks merupakan salah satu bahan kimia yang biasa dicampurkan oleh
produsen makanan curang. Boraks merupakan bahan yang dikenal untuk ntisept
farmasi sebagai ramuan obat misalnya salep, bedak, larutan kompres, obat oles
mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder,
pembersih, pengawet kayu dan ntiseptic kayu. Jika boraks terdapat pada makanan
maka dalam jangka waktu yang lama akan menumpuk pada otak, hati, dan ginjal.
Pemakaian dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit yang dapat mengancam keseimbangan tubuh manusia.
Banyak masyarakat yang sudah mengetahui apa saja efek samping yang
ditimbulkan oleh boraks. Mereka hanya mengetahui untuk menguji makanan yang
mengandung boraks hanya dapat dilakukan di lab saja. Padahal, ada cara yang
mudah untuk mendeteksi boraks dengan cara sederhana yang dapat dilakukan
dirumah.
Kunyit merupakan bahan pewarna alami untuk makanan dan menjadi bahan
untuk pembuatan jamu. Ternyata, kunyit yang awalnya diketahui sebagai pewarna
alami dan sebagai bahan untuk  jamu, sekarang  juga dapat dimanfaatkan untuk
menguji ada atau tidaknya boraks dalam suatu makanan dengan cara uji yang
sederhana

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan boraks?
2. Bagaimana penggunaan kunyit sebagai indikator alami pendeteksi boraks?

I.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh boraks bagi kesehatan
2. Mengetahui cara mendeteksi boraks dengan Kunyit

I.4 Manfaat Penelitian


Untuk mengetahui secara alami ada tidaknya boraks pada makanan serta
untuk meminimalisir kemungkinan efek yang ditimbulkan oleh boraks pada
makanan.

II. PEMBAHASAN

II.1. Landasan Teori


                      II.1.1 Boraks
Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam
pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar. Nama
senyawanya adalah natrium biborat, natrium piroborat, natrium
tetraborat (Na2(B4O5(OH)4)8H2O). Bleng adalah bentuk tidak murni dari boraks,
sementara asam borat murni yang diproduksi oleh indutri farmasi lebih dikenal
dengan nama boraks.
Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun
1700 di Indonesia, dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari ntise
garam atau kawah lumpur. Pemerintah pernah memperbolehkan penggunaan
boraks sebagai bahan makanan, namun dibatasi sejak 5 Juli 1959, batasnya hanya
1 gram per 1 kilogram, bila lebih, itu ntisep atau menyalahi aturan.
Ciri boraks adalah serbuk ntisep putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak larut
dalam ntisep, PH nya adalah 9,5. Dalam dunia ntisept, boraks menjadi bahan solder,
bahan pembersih, bahan pengawet kayu, ntiseptic kayu, dan pengontrol kecoak.
Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat di
dalamnya.
Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika.
Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan
dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur,
semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau
digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh.
Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan dalam
dosis berlebihan. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak
serta berakibat buruk terhadap kesehatan, tetapi boraks akan menumpuk sedikit
demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya
mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan
ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, apatis, sianosis,
tekanan darah turun, anurina (tidak terbentuknya urin), kerusakan ginjal, pingsan,
hingga kematian.

                      II.1.2 Kunyit
Kunyit adalah rempah-rempah yang biasa digunakan dalam masakan
dinegara-negara Asia. Kunyit sering digunakan sebagai bumbu dalam masakan
sejenis gulai dan juga digunakan untuk memberi warna kuning pada masakan, atau
sebagai pengawet. Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut
kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin, bisdesmetoksikurkumin,
dan zat- zat bermanfaat lainnya.

II.1.3. Kandungan Kunyit Sebagai Pendeteksi Boraks

Pengujian kandungan boraks pada makanan dapat dilakukan dengan ekstrak


kunyit. Ekstrak kunyit dapat digunakan sebagai pendeteksi boraks karena ekstrak
kunyit tersebut mengandung senyawa kurkumin. Kurkumin dapat mendeteksi
adanya kandungan boraks pada makanan karena kurkumin mampu menguraikan
ikatan-ikatan boraks menjadi asam borat dan mengikatnya menjadi kompleks warna
rosa atau yang biasa disebut dengan senyawa boron cyano kurkumin kompleks.
Maka, ketika makanan yang mengandung boraks ketika ditetesi oleh ekstrak kunyit
akan mengalami perubahan warna menjadi merah kecoklatan.

II.2 Hipotesis
II.2.1 Hipotesis Penelitian
Adanya perbedaan pada sampel makanan yg diberikan kunyit kepada sampel
makanan berboraks dan sampel makanan tidak berboraks.

 II.2.2 Variabel
1) Variabel Terikat : Sampel Makanan
2) Variabel Bebas :

II.2.3 Alat dan Bahan


1) Alat :
a. Tusuk Gigi
b. Garpu
2) Bahan :
a. Kunyit yang telah dihancurkan
b. Bakso 2 bagian
c. Boraks

II.3. Prosedur

II.4.  Pengamatan
Tusuk gigi yang ditusukkan pada sampel makanan yg tidak diberi boraks tidak
berubah warna. Sedangkn pada sampel bakso yang diberi tetesan boraks berubah
warna menjadi merah kecoklatan.

III. KESIMPULAN DAN SARAN


Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam
pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar, dan lain lain.
Ekstrak kunyit dapat digunakan sebagai pendeteksi boraks karena ekstrak
kunyit tersebut mengandung senyawa kurkumin yang dapat mendeteksi adanya
boraks pada makanan.
Bila konsumen  terus menerus memakan makanan yang mengandung boraks,
maka akan menyebabkan gangguan kesehatan yang berakibat buruk bagi
metabolisme manusia. Hati-hati jika membeli makanan yang dari kasat mata
mengandung boraks. Lebih selektif dalam memilih bahan makanan yang akan
dikonsumsi karena sekarang rawan makanan dengan campuran baha kimia seperti
boraks. Dapat menguji bahan makanan dengan cara penelitian ini jika diperlukan.
Seharusnya anda dapat mengenali cirri-ciri makanan yang mengandung bahan
kimia dan yang tidak untuk lebih aman saat menkonsumsi.

DAFTAR PUSTAKA

https://bilazhr.wordpress.com/2014/11/15/menguji-kandungan-boraks-pada-
beberapa-makanan-menggunakan-kunyit/

http://annisanurinav.blogspot.co.id/2014/02/karya-ilmiah-remaja.html

http://triana-afriani.blogspot.co.id/2014/03/contoh-karya-ilmiah-kunyit-sebagai.html

http://nairnania.blogspot.co.id/2013/04/contoh-kasus-metode-ilmiah.html

Anda mungkin juga menyukai