net/publication/340929734
CITATIONS READS
0 9,651
1 author:
Zainal Abidin
Universitas Jember
3 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Zainal Abidin on 26 April 2020.
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua LP3M,
ii
PRAKATA
iii
KATA PENGANTAR
Terima Kasih disampaikan kepada Yth. Dr. Ir. Soleh Avivi, M.S.i selaku
pembimbing dalam penyusunan Buku Ajar ini, Terima Kasih juga disampaikan
kepada Yth. Nurul Hayati, S.Kep.Ners, MM. selaku koordinator Program Studi
Diploma 3 Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang yang telah
memberikan sarana dan prsarana dalam penyusunan buku ajar ini. Kami menyadari
masih terdapat kekurangan dalam buku ini untuk itu kritik dan saran terhadap
penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat memberi maanfaat
bagi mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Unej secara Khusus serta seluruh pembaca secara
umumnya.
iv
DAFTAR ISI
v
2.6 Daftar Pustaka ........................................................................................ 34
ix
11.1 Definisi Hijamah .................................................................................. 201
x
DAFTAR GAMBAR
xi
gambar 22 Titik Bekam Sunnah......................................................................... 208
DAFTAR TABEL
xii
TINJAUAN MATA KULIAH
Diskripsi Kuliah
Mata Kuliah ini membahas tentang konsep komplementer, kebijakan
tentang terapi komplementer, terapi bekam, jenis terapi komplementer di
masyarakat, aplikasi terapi komplementer, penggunaan bahan alam sebagai terapi
komplementer, food combining, terapi jus, akupuntur, serta terapi do‟a dalam
praktik keperawatan dan kesehatan. Dalam mata kuliah ini akan membahas serta
mendemonstrasikan bagaimana cara pemberian teapi komplementer dan
pembuatan herbal dalam keperawatan komplementer.
Setelah mengikuti Mata Kuliah ini diharapkan Mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep keperawatan komplementer dan
kebijakan terapi komplementer yang benar.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam terapi komplementer dan jenis
terapi komplementer.
3. Mahasiswa mampu memahami penggunaan bahan alam sebagai terapi
komplementer dimasyarakat, dan memanfaatkan herbal sebagai obat terapi.
4. Mahasiswa mampu melakukan terapi pijat bayi, food combining, terapi jus,
serta terapi energi dalam keperawatan komplementer.
xiii
PEDOMAN UMUM PENGGUNAAN BUKU
xiv
xv
BAB 1 . KONSEP KEPERAWATAN KOMPLEMENTER
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini diharapkan peserta didik mampu untuk:
1. Menjelaskan Definisi Keperawatan Komplementer
2. Menjelaskan Prinsip Keperawatan Komplementer
3. Menjelaskan Tujuan Keperawatan Komplementer
4. Menjelaskan Hubungan Asuhan Keperawatan Terhadap Terapi
Komplementer
5. Menjelaskan Jenis Terapi Komplementer
tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu
digunakan dan diturunkan secara turun-temurun pada suatu Negara (Purwanto,
2013).
Berikut ini jenis-jenis terapi komplementer yang ada di Indonesia antara lain:
1. Komplementer Medik
Jenis tindakan ini berdasarkan pada ilmu biomedik dan telah diterima oleh
kedokteran konvensional dan dalam penyelenggaraannya dilakukan oleh dokter,
dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki sertifikat kompetensi dan
keahlian khusus di bidang pengobatan komplementer. Peraturan ini diatur melalui
Peraturan Menteri Kesehatan Republic Indonesia Nomor
1109/MENKES/per/2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-
Alternatif Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Dokter berperan sebagai leader atau
yang bertanggung jawab terhadap tindakan komlementer yang diberikan kepada
klien. Kedudukan tenaga kesehatan lainnya yang ikut berperan di dalam terapi ini
adalah perawat, bidan, fisioterapi yang mempunyai sertifikat kompetensi dan
diakui oleh organisasi profesi maupun lembaga yang berwenang dalam uji
kompetensi tersebut. Berbeda dengan tindakan komplementer keperawatan, pada
tindakan komplementer medis ini diselenggarakan di fasilitas pelayanan
kesehatan: Rumah Sakit, Praktik berkelompok maupun perorangan dan harus
mempunyai dokter penanggung jawab. Perawat dapat melakukan tindakan
komplementer medik dengan menjadi pembantu dokter (assisten) dalam
menjalankan tindakan komplemete tersebut.
Syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan tindakan komplementer medis
di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut meliputi:
1) Mempunyai ijazah pendidikan tenaga kesehatan (dokter, dokter gigi, perawat,
dll)
2) Mendapatkan rekomendasi dari organisasi profesi
3) Mempunyai sertifikat dan dinyatakan lulus uji kompetensi keahlian tertentu di
bidang pengobatan kompelmenter
4) Mempunyai SBR-TPKA (Surat Bukti Registrasi Tenaga Pengobatan
Komplementer-Alternatif)
5) Mempunyai ST-TPKA (Surat Tugas Tenaga Pengobatan Komplementer-
Alternatif)
7
1.4 Rangkuman
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan
dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional
ke dalam pengobatan modern (Andrews et al., 1999). Terminologi ini dikenal
sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks
dalam pelayanan kesehatan (Crips & Taylor, 2001). Terapi komplementer juga
ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh
bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah
keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam
kesatuan fungsi (Smith et al., 2004). Terapi komplementer bertujuan untuk
memperbaiki fungsi dari sistem-sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan
pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang
sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan
memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan
yang tepat. Menurut Purwanto (2013) beberapa tindakan dari komplementer
sebenarnya telah dilakukan oleh para perawat baik di pelayanan kesehatan
maupun oleh kunjungan perawat (home care). Tindakan keperawatan sehari-hari
di sarana pelayanan kesehatan rumah (Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik)
seperti Humor therapy, touch therapy, dan aromatherapy seringkali dilakukan
dilakukan oleh perawat kepada klien secara sadar maupun tidak disadari. Sebagai
contoh, dalam melayani pasien dengan kasus hipertensi di rumah sakit, perawat
dalam melakukan pengkajian menemukan data dari klien. Kemudian
mendapatkan terapi dan obat-obatan dari dokter. Saat melakukan terapi misalnya
mengukur tekanan darah pasien maka perawat seringkali menanyakan keluhan
yang dirasakan oleh pasien dengan memegang tangan pasien atau dengan
memberikan senyuman simpul kepada pasien. Ketika pasien tegang dan cemas
terhadap penyakit yang dideritanya tersebut, maka seorang perawat kadang
melakukan pendekatan komunikasi terapeutik dengan menyisipkan sedikit humor
untuk pasien, guna mengurangi ketegangan dan kecemasan pasien. Dari contoh
tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perawat telah melakukan beberapa
12
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini diharapkan peserta didik mampu untuk:
1. Menjelaskan Dasar Hukum Keperawatan Komplementer
2. Menjelaskan UU 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
3. Menjelaskan PP Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional
4. Menjelaskan PMK Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Formularium Obat Herbal
Asli Indonesia
5. Menjelaskan PMK Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional Empiris
6. Menjelaskan PMK Nomor 1109/MENKES/PER/IX/2007
7. Menjelaskan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
121/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Medik Herbal
d. Dan lain-lain
4) Pemulihan Kesehatan
Perawat membantu keluarga dalam fase pemulihan kesehatan bagi anggota
keluarga setelah mengalami cedera maupun akibat penyakit kronis yang
diderita. Pemulihan kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan anggota keluarga untuk berfungsi secara optimal melalui
berbagai terapi modalitas, dan terapi komplementer keperawatan.
3. Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1109/MENKES/PER/IX/2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Komplementer-Altirnatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, pada Pasal 12
ayat (1) “tenaga pengobatan komplementer-alternatif terdiri dari dokter,
dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki pendidikan
terstruktur dalam bidang pengobatan komplementer-alternatif”. Sedangkan
pada Pasal 14 ayat 2(a) menyebutkan “dokter dan dokter gigi merupakan
pelaksana utama dalam pengobatan komplementer-alternatif secara sinergi
dan atau terintegrasi di faasilitas pelayanan kesehatan”. Ayat 2(b) “tenaga
kesehatan lainnya mempunyai fungsi untuk membantu dokter atau dokter gigi
dalam pelaksanaan pengobatan komplementer-alternatif secara sinergi dan
atau terintegrasi di fasilitas pelayanan kesehatan” (Purwanto, 2013).
2. Pasal 2
Praktik Keperawatan berasaskan:
a) perikemanusiaan;
b) nilai ilmiah;
c) etika dan profesionalitas;
d) manfaat;
e) keadilan;
f) pelindungan; dan
g) kesehatan dan keselamatan Klien.
3. Pasal 3
Pengaturan Keperawatan bertujuan:
a) meningkatkan mutu Perawat;
b) meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan;
c) memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada Perawat dan Klien;
dan
d) meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2.1.3 PMK Nomor 6 TAHUN 2016 Tentang Formularium Obat Herbal Asli
Indonesia
a. Pasal 1
Formularium obat herbal asli Indonesia yang selanjutnya di singkat FOHAI
merupakan dokumen yang berisi kumpulan tanaman obat asli Indonesia
beserta dengan informasi tambahan yang penting tentang tanaman obat asli
Indonesia.
b. Pasal 2
FOHAI sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan menteri ini.
c. Pasal 3
Pengaturan FOHAI sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 du gunakan sebagai
acuan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
tradisional integrasi dengan menggunakan herbal.
d. Pasal 4
1. FOHAI sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 dan pasal 2 memuat daftar
tanaman obat pilihan asli Indonesia yang sudah terbukti aman, berkhasiat
dan bermutu.
2. Daftar tanaman obat pilihan asli Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) telah memenuhi kriteria yang meliputi :
a) Mempunyai data keamanan yang di buktikan minimal dengan data
toksisitas akut (LD50).
b) Mempunyai data manfaat minimal memiliki data praklinik.
c) Mutu dinyatakan dengan pemenuhan produk terhadap Farmakope
Herbal Indonesia (FHI) dan
d) Sediaan bentuk formulasi modern
e. Pasal 5
Pembinaan dan pengawasan terhadap penggunaan obat herbal asli Indonesia
dilakukan oleh kementrian kesehatan, Dinas kesehatan provinsi dan Dinas
24
a. Tujuan
1. Tujuan umum :
Tersusunnya standar pelayanan medik herbal dalam rangka
meningkatkan mutu pelaynan medik pengobatan komplementer-
alternatif, khususnya pelayanan medik herbal di fasilitas kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu.
2. Tujuan khusus :
a) Tersedianya standar pelayanan medik herbal yang dapat menjadi
acuan dalam penyelenggaraan pelayanan medik herbal yang aman,
profesional, efektif dan bermutu.
b) Memberi pelaynan medik herbal yang terjangkau kepada masyarakat.
c) Tersusun standar evaluasi pengobatan dengan obat herbal.
d) Memperoleh data-data lebih lanjut tentang keamanan dan efektivitas
obat herbal dalam pemakaiannya pada manusia.
e) Memberi perlindungan kepada masyarakat dan pelaksanaan pelayanan
medik herbal.
3. Pengertian
a) Standar adalah ukuran tertentu yang di pakai sebagai patokan.
b) Standar pelayanan adalah pedoman yang harus dipatuhi dan
dipergunakan sebagai pegangan dalam memberikan pelaynan kepada
masyarakat.
c) Pelayanan medik adalah upaya kesehatan kepada perorangan meliputi
pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang di berikan
kepada pasien oleh tenaga medis sesuai dengan standar pelayanan
medis dengan memanfaatkan sumber daya dan fasilitas secara
optimal.
d) Pengobatan komplementer-alternatif adalah pengobatan non-
konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
27
b. Standar ketenagaan
Pelayanan medik herbal dilakukan oleh dokter, dokter gigi dan dokter
spesialis dengan pendidikan pengobatan herbal dasar yang mempunyai
sertifikat kompetensi herbal. Dalam pelaksanaannya dii fasilitas kesehatan,
bila tidak menggunakan obat jadi tetap meracik sendiri maka dokter
pelaksana pelayanan perlu di dampingi oleh asisten apoteker.
c. Standar perilaku
Dokter yang melaksanakan pellayanan medik herbal di harapkan
menerapkan kode etik profesi yang tidak bertentangan dengan kode etik
kedokteran Indonesia dan mempunyai sikap serta perilaku sebagai berikut
:
1) Jadikan pelayanan pasien sebagai perhatian utama
2) Layani tiap pasien dengan sopan dan penuh perhatian
3) Hargai hak pribadi dan kehormatan pasien
29
b. Peralatan
Agar pelayanan medik herbal dapat terselenggara dengan baik, maka
diperlukan bahan, peralatan medis, dan non medis yang menandai serta
memenuhi standar di setiap ruangan yang sesuai dengan fungsinya.
Persyaratan umum adalah harus memenuhi syarat sterilisasi, penyimpanan,
keamanan, pemeliharaan rutin dan kalibrasi. Minimal bahan dan peralatan
pada sarana pelayanan medik herbal yang harus tersedia adalah :
1) Bahan herbal alami/tumbuhan
2) Mortar dan stamfer (pastel)
31
3) Kertas puyer
4) Kapsul kosong
5) Botol atau pot plastik
6) Timbangan atau neraca
7) Kantong plastik obat
c. Evaluasi
Evaluasi standar pelayanan medik herbal dilakukan setiap 1 (satu) sampai 3
(tiga) tahun sekali oleh organisasi profesi dan institusi/lembaga terkait
lainnya.
2.4 Rangkuman
Praktik Keperawatan Komplementer dapat dilakukan oleh perawat secara
mandiri dengan sertifikat dan kompetensi khusus yang secara resmi diakui
organisasi profesi atau lembaga lain yang berkompeten. Pelaksanaan praktik
keperawatan komplementer di Indonesia berlandaskan pada Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat pada Pasal 8 ayat 3 yang menyebutkan:
“praktik keperawatan dilaksanakan melalui kegiatan “Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan Komplementer”.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR
1109/MENKES/PER/IX/2007 tentang penyelenggaraan pengobatan
komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan, pada pasal 12 ayat (1)
“tenaga pengobatan komplementer-alternatif terdiri dari dokter, dokter gigi dan
tenaga kesehatan lainnya yang memiliki pendidikan terstruktur dalam bidang
pengobatan komplementer-alternatif”. Sedangkan pada pasal 14 ayat 2(a)
menyebutkan “dokter dan dokter gigi merupakan pelaksana utama untuk
pengobatan komplementer-alternatif secara sinergi dan atau terintegrasi di fasilitas
pelayanan kesehatan”. Ayat 2(b) “tenaga kesehatan lainnya mempunyai fungsi
untuk membantu dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan pengobatan
komplementer alternatif secara sinergi dan atau terintegrasi di fasilitas pelayanan
kesehatan”.
Agar dapat menyelenggarakan pelayanan medik herbal, fasilitas pelayanan
kesehatan yang bersangkutan harus memiliki sarana, prasarana dan peralatan yang
aman, akurat dan handal, serta memenuhi persyaratan desain di samping memiliki
prosedur tetap penggunaan peralatan dengan memperhatikan keamanan dan
34
melakukan kendali mutu. Sebelum tersedianya apotik herbal dan sebelum adanya
peraturan mengenai apotik herbal, sarana pelayanan medik herbal, termasuk
praktik perorangan, dapat menyimpan dan menyerahkan obat herbal dengan
memenuhi syarat-syarat ketenagaan, sarana dan peralatan yang tersebut dalam
standar ini.
a. 12 Ayat 2 b. 14 Ayat 1
c. 12 Ayat 1 d. 14 Aayat 2
e. 11 ayat 1
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini diharapkan peserta didik mampu untuk:
1. Menjelaskan Sistem Medis Alternatif
2. Menjelaskan Terapi Biologis
3. Menjelaskan Manipulasi dan Metode Didasari Tubuh
4. Menjelaskan Intervensi Tubuh dan Pikiran
5. Menjelaskan Terapi Energi
b. Daun Sirih
Klasifikasi
Sirih atau Piper Betle dengan nama latinnya Chavica Aurculata Miq
merupakan tanaman yang ssangat populer dan asli dari Indonesia. Jenis
sirih ada beberapa macam antara lain : sirih jawa, sirih cengkeh, sirih
belanda, sirih hitam, sirih merah dan sirih hijau.
Kandungan zat aktif
Kandungan zat aktif daun sirih adalah minyak atsiri, fenil propana,
estragol, kavicol, hidroksikavicol, kavibetol,caryophillene, allyprokatekol,
cyneole, cadinene, tanin, diastase, pati terpennena, seskuiterpena dan gula.
Efek farmakologis
Zat aktif yang terdapat pada seluruh bagian tanaman dapat merangsang
saraf pusat, merangsang daya pikir, meningkatkan peristaltik dan
meredakan sifat mendengkur. Daun sirih juga memiliki efek mencegah
ejakulasi premature, ekspektoran, antiseptic, antibiotik, mematikan
cendawan, antikejang, analgesik, pereda kejang pada otot polos, penekan
kendali gerak, mengurangi sekresi cairan pada liang vagina, penekan
kekebalan tubuh, pelindung hati dan anti diare. Berkumur dengan rebusan
daun sirih dapat mengobati gigi dan gusi yang meradang. Daun sirih hijau
dapat di gunakan untuk mengobati sariawan dan bibir pecah-pecah.
42
d. Minyak Zaitun
Klasifikasi
Minyak zaitun atau Olive Oil adalah minyak yang di dapatkan dari buah
zaitun (Olea europaea) pohon tradisional dari Mediterania. Zaitun adalah
anggota suku Oleaceae.
Kandungan zat aktif
Minyak zaitun mengandung asam lemak jenuh (asam palmitat, asam
stearat, asam arachidat, asam miristat dan lignoserat dengan kadar kecil),
asam lemak tak jenuh mono, asam lemak tak jenuh poli, vitamin E dan
vitamin K.
Efek farmakologi
Senyawa aktif mono unsaturaned fat, terutama asam oleat dapat menjaga
kesehatan pembuluh darah jantung, sehinga menurunkan resiko pada
43
Efek farmakologis
Dalam teh hijau kandungan senyawa polifenol yang sangat banyak
berperan sebagai pelindung terhadap kanker. Senyawa ini akan mentralkan
radikal bebas yang menjadi penyebab kanker. Daun teh hijau yang telah
dikeringkan terdiri dari 40% polifenol. Selain dapat memerangi kanker
payudara, zat ini juga diyakini dapat menurunkan resiko kanker lambung,
paru-paru, usus besar, dubur, hati dan pankreas. Epigallocatecin gallate
(EGCG) dalam teh hijau berperan sebagai antioksidan, memperbaiki sel-
44
sel yang rusak. Vitamin E pada teh hijau dapat bermanfaat untuk
menghaluskan dan meningkatkan elastisitas kulit. Kafein pada teh hijau
berfungsi sebagai perangsang kuat pada susunan saraf pusat dan aktivitas
jantung. Theofilin mempunyai efek diuretik kuat, menstimulir kerja
jantung dan melebarkan pembuluh darah koroner.
f. Mimba
Klasifikasi
Tanaman herbal mimba (Azadirachta indica) termasuk family tumbuhan
Meliaceae, mempunyai nama lokal mimba (jawa), membha, mempheuh
(madura), intara, mimba (bali). Pada beberapa negara lain juga mempunyai
nama margosier, margosatree, neem tree (inggris).
Kandungan zat aktif
Daun mimba mengandung β-sitosterol, hyprosidase, nimbolide,
quercetrin, azadirachtin, nimbin, 6-desachetylbimbin,
nimbolide,quercetin, parasin dan nimboline. Biji mengandung
azadirachtin, azadiron, azadiridion, epoksiazadiradion, gedunin, 17-
epiazadiradion, 17-hidroksi azadiradion, dan alkaloid. Bunga di temukan
kuersetin, kaemferol dan mirisetin.
Efek farmakologis
Air rebusan daun mimba di gunakan sebagai antiseptik untuk
membersihkan luka, mengobati gatal-gatal serta berperan kuat sebagai
antiseptik, antiinflamasi, antibakteri, antivirus, analgesik, antelmintik dan
antifungi. Kandungan saponin dan flavanoid dalam biji mimba bekerja
menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri. Ekstrak daun mimba
berfungsi menghambat Streptococcus aureus, Streptococcus faecalis, E.
Coli dan Klebsiella pnemoniae. Untuk menetralisir kemungkinan adanya
zat racun pada mimba, tambahkan madu asli sebagai penetralisir.
45
g. Lidah Buaya
Klasifikasi
Tanaman herbal lidah buaya (Aloe Vera) mempunyai nama lokal lidah
buaya, lidah boyo. Sedangkan nama asingnya wai famai (Thailand), zabila,
salvila (spanyol), laloi (perancis), lu hui (china) serta jadam (malaysia).
Kandungan zat aktif
Lidah buaya mempunyai senyawa aktif seperti saponin, anthraquinon,
(aloin, barbalion, anthranol, asam aloetat, aloe emodin, yak ether),
vitamin B1, B2, B6, B12, vitamin C, kalium, natrium, seng, mangan,
polisakarida, karbohidrat, asam amino, enzim oksidase, katalase, lipase,
aminase, amilase, lemak, mineral, enzim dan horrmon.
Efek farmakologis
Lidah buaya bersifat antibiotik, antiseptik, antibakteri, antikanker,
antivirus, anticendawan, antiinfeksi, antiradang, antipembengkakan,
antivius dan laksatif. Lidah buaya bekerja sebagai antiinflamasi serta obat
herbal untuk luka bakar yang dapat mencegah oedema dengan cara
menghambat enzim sikloogenase atau menghambat sintesis prostaglandin
E2 (PGE2) dari asam arakhidonat. Senyawa PGE2 merupakan
prostaglandin yang dilepaskan oleh makrofag dan memodulasi beberapa
respon radang serta meningkatkan sensitifitas nyeri. Ekstrak lidah buaya
juga menghambat migrasi sel-sel neutrofil. Sebagai zat antibakteri, ekstrak
lidah buaya menghambat perkembangan bakteri Streptococcus dan sigella.
Ekstrak lidah buaya juga berperan sebagai imunostimulan asetil
polisakarida yang di ekstrak dari daun lidah buaya menstimulasi aktifitas
limfosit-T dan meningkatkan produksi IL-1 oleh makrofag (Purwanto,
2013).
46
2. Food Combining
Food combining mengatur agar setiap suapan makanan dapat memberikan
sumbangan nutrisi optimal, tanpa memberatkan kerja organ-organ cerna kita.
Dengan demikian tubuh terjamin memperoleh kecukupan nutris. Selain itu tubuh
neniliki jeda istirahat mencerna yang cukup, sehingga bisa leluasa melakukan
proses metabolisme lainnya, seperti proses peremajaan sel. Ketika proses
metabolisme dalam tubuh berjalan seimbang tanpa terbeebani kesibukan
mencerna otomatis tubuh dapat lebih fokus memperkuat sistem kekebalan tubuh,
lebih sigap melakukan proses pemulihan jika kita mengalami gangguan kesehatan,
memperbaiki sel-sel dan/atau menumbuhkan sel-sel baru dan lain-lain.
Sebaliknya, kesibukan mencerna tiada henti akibat pilihan makanan yang buruk
dan kombinasi makanan yang kurang serasi akan menghilangkan kesempatan
tubuh melakukan proses alami tersebut. Akibatnya organ-organ cerna lebih cepat
aus, antara lain di tandai dengan munculnya gangguan kesehatan : hipertensi,
kadar tinggi kolesterol/trigliserida, gangguan asam urat, diabetes dan lain-lain.
Termasuk di dalamnya adalah gangguan ringan seperti maag dan alergi (Erikar,
2013).
Padu padan di atas (disebut juga menu pati) merupakan paduan yang serasi
karena mudah di cerna dan di terima oleh tubuh. Namun sekali lagi yang harus di
perhatikan adalah konsumsi karbohidrat (umumnya nasi) yang lebih dominan dari
sayuran bisa menyebabkan lonjakan gula darah.
Pati + sayur
Seperti paduan sebelumnya, kombinasi pati dan sayur pun tidak masalah.
Enzim yang mencerna keduanya meski berbeda namun dapat bekerja dalam
suasana yang tidak bertentangan. Sifat mudah cerna dari sayur terutama sayur
segar dapat mengimbangi pencernaan karbohidrat. Sebaiknya mengombinasikan
keduanya dengan porsi sayur yang lebih dominan. Misalnya sayur ½ piring
karbohidrat ¼ piring, ¼ piring lagi bisa di tambahkan komponen lain yang serasi,
yaitu protein nabati.
Protein + sayur
Yang dimaksud disini adalah protein hewani. Kombinasi ini di sebut juga
sebagai menu protein. Paduan serasi ini saling melengkapi satu sama lain namun
sebaiknya untuk padu padan ini utamakan sayuran segar, sebab sayuran segar
akan membantu pencernaan protein hewani. Jangan lupa meski termasuk paduan
serasi, sebaiknya tetap mengatur prporsinya. Pastikan sayuran segar menempati
kapasitas jauh lebih luas di piring anda. Idealnya, 10% saja untuk protein hewani,
sisanya? Sayur segar!
Berikut ini adalah padu padan unsur makanan yang tidak serasi dalam food
combining.
Aturan utama dalam food combining adalah jangan menyantap makanan yang
mengandung karbohidrat ddominan dengan protein hewani secara bersamaan. Ini
aturan yang sangat penting bahkan ada yang mengatakan kombinasi keduanya
adalah pembentuk racun yang paling utama dalam tubuh.
Mengapa protein hewani tidak boleh di campur dengan pati? Ini berkaitan
dengan aktivitas pencernaan keduanya yang memiliki perbedaan. Karbo di cerna
oleh amilase sedangkan protein hewani di cerna dengan bantuan enzim pepsin.
Protein hewani merangsang lambung mengeluarkan asam lambung. Di sisi lain,
amilase tak dapat bekerja optimal dalam suasana yang terlalu asam.
Ph yang tidak cocok ini menimbulkan hambatan dalam pencernaan.
Akibatnya jika keduanya di campur, waktu cernanya jauh lebih lama, bisa
mencapai 8 jam bahkan lebih lama lagi. Lamanya waktu cerna menyebabkan
makanan membusuk dan menimbulkan toksin dalam tubuh. Demikian pula
dengan waktu cerna yang berbeda di antara keduanya. Waktu cerna karbo 1-1,5
jam sedangkan waktu cerna protein 4 jam. Waktu cerna keduanya terlalu jauh
berbeda menimbulkan hambatan dalam proses pencernaan keduanya (Yuliandari,
2015).
Prosedur
1. Membina hubungan saling percaya
2. Posisi berbaring atau duduk dikursi dengan kepala ditopang
3. Empat kelompok utama yang di gunakan dalam teknik relaksasi
a) Tangan, lengan bawah dan otot bisep
b) Kepala, muka, tenggorokan dan bahu termasuk pemusatan
perhatian pada dahi, pipi, hidung, mata, rahang, bibir, lidah dan
leher, sedapat mungkin yang paling penting dalam tubuh ada di
sekitar area ini.
c) Dada, lambung dan punggung bagian bawah
51
Manfaat
1. Mempercepat proses penyembuhan penyakit
2. Meringankan gejala alergi dan asma
3. Membantu pasien lebih rileks
4. Mengurangi kecemasan, stres dan depresi
5. Mengurangi nyeri dan efek samping terapi medis, misalnya setelah pasien
menjalani operasi atau kemoterapi
6. Mengurangi level gula darah
7. Mengurangi keluhan sakit kepala
8. Menurunkan tekanan darah tinggi
9. Mengatasi ketegangan pada otot
10. Menobati gejala sulit tidur (insomnia)
11. Meringankan alergi kronis, gatal-gatal dan asma
12. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh (imunitas)
53
Prosedur
1. Membina hubungan saling percaya
2. Menjelaskan prosedur : tujuan, posisi, waktu dan peran perawat sebagai
pembimbing.
3. Anjurkan klien mencari posisi yang nyaman menurut klien
4. Duduk dengan klien tetapi tidak mengganggu klien
5. Melakukan pembimbingan dengan baik terhadap klien :
a) Di mulai dengan proses relaksasi pada umumnya yaitu meminta
kepada klien untuk perlahan-lahan menutup matanya dan fokus pada
nafas mereka
b) Klien di dorong untuk relaks, mengosongkan pikiran dan memenuhi
pikiran dengan bayangan yang membuat damai dan tenang
c) Klien di bawa menuju tempat spesial (misalnya : pantai tropis, air
terjun, lereng pegunungan atau tempat yang klien senangi) mereka
dapat merasa aman dan bebas dari segala gangguan (interupsi).
d) Pendengaran klien di fokuskan pada semua detail dari pemandangan
tersebut, pada apa yang terlihat, terdengar dan tercium dimana mereka
berada di tempat spesial tersebut.
e) Klien di arahkan untuk menikmati setiap imajinasi yang telah di
rasakan.
3.3.3 Meditasi
Pengertian
Meditasi adalah terapi dan kegiatan mental terstruktur, dilakukan dalam
jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk menganalisis, menarik kesimpulan
dan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan
tindakan atau penyelesaian masalah pribadi, hidup dan perilaku.
Manfaat
a) Stabilitas emosi dan ketenangan jiwa (mengurangi kemarahan)
b) Memurnikan fikiran dan hati nurani
c) Menghilangkan respon kesedihan dan duka cita
d) Mengatasi penderitaan dan trauma psikis
e) Melangkah pada jalan menuju tercapainya kedamaian hidup
f) Mencapai kebahagiaan dengan mengikuti hati urani
g) Meningkatkan daya tahan tubuh.
Prosedur
a) Cari tempat yang tenang
b) Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman
c) Lakukan meditasi dengan mengambil posisi tubuh yang sesuai misalnya
duduk dengan bersila. Klien duduk di atas papan yang empuk. Klien juga
dapat menggunakan kursi, tetapi usahakan dduduk hanya pada setengah
bagian depan kursi. Erawat dapat menawarkan pada klien untuk
menggunakan handuk atau syal pada bahu untuk mencegah kedinginan.
Bahu klien di rilekskan dan tangan diletakkan di pangkuan.
d) Buka mata setengah tanpa benar-benar menatap sesuatu hal.
e) Hindarkan untuk mengubah irama pernafasan. Perhatian klien terpusat
pada aliran napas. tujuannya adalah menenangkan kekacauan pikiran.
55
f) Lemaskan setiap otot pada tubuh. Jangan tergesa-gesa, perlu perlu waktu
untuk bisa rileks sepenuhnya ; lakukan sedikit demi sedikit, dimulai
dengan ujung kaki dan kemudian ke atas sampai kepala.
g) Visualisasikan tempat yang menenangkan dan menyenangkan. Hal
tersebut dapat berupa tempat yang nyata atau khayalan.
3.3.4 Berdoa
Pengertian
Terapi pada jiwa, raga dan fikiran untuk mendekatkan diri serta meminta
pertolongan kepada Sang Pencipta (Tuhan) melalui pendekatan agama yang
di anut masing-masing klien.
Manfaat
a) Meningkatkan harapan hidup pada pasien dengan penyakit kronis
b) Meningkatkan sistem daya tahan tubuh
c) Menigkatkan ketenangan jiwa
d) Mempercepat proses penyembuhan terhadap penyakit
e) Meningkatkan keharmonisan kualitas hubungan antar sesama maunisa
maupun lingkungannya.
Prosedur :
a) Melakukan pendekatan kepada klien melalui hubungan kimunikasi
terapeutik
b) Menanyakan agama dan kepercayaan yang di anut klien
c) Menyiapkan tempat khusus untuk berdoa
d) Menyiapkan alat atau perlengkapan yang di butuhkan untuk berdoa
56
Tahap Termination
1. Tahap termination adalah proses terakhir dari hipnoterapi
2. Perawat secara perlahan membangunkan klien dari kondisi “tidur” dalam
keadaan terhipnotis dan membawa klien pada kondisi sadar penuh
(Purwanto, 2013).
1. Akupuntur
Metode pengobatan akupuntur dikenal sejak 5000 tahun yang lalu.
Akupuntur juga menggunakan konsep energi 5 elemen. Metode ini
menggunakan teori meridian, yaitu titik-titik energi Chi. Titik-titik meridian
digunakan untuk menyeimbangkan energi 5 di dalam tubuh. Ada 12 pasang
jalur meridian utama dan 2 pasang jalur meridian tambahan. Sampai saat ini,
telah di temukan lebih dari 300 titik akupuntur dengan fungsi yang berbeda.
Energi Chi mengalir melalui jaringan di berbagai meridian tubuh dan cabang-
cabangnya. Dengan menusuk titik-titik tersebut, di harapkan organ tubuh
yang sakit akan memperoleh energi Chi yang cukup sehingga terjadi
keseimbangan Chi dalam tubuh.
Meriddian adalah jalur lalu liintas energi dalam tubuh. Dan sebagaimana
lalu lintas, pada meridian terdapat jalur/jalan, hambatan, persimpangan, titik
awal, titik akhir dan sebagainya. Jika jalan energi pada meridian lancar, akan
teripta keharmonisan dalam tubuh dan tubuh kita mampu melawan penyakit.
Sebaliknya jika terjadi hambatan pada meridian, akan muncul gangguan
kesehatan. Yang membedakan meridian dengan jaringan lain di tubuh adalah
jaringan darah dan saraf dapat terlihat oleh mata, sedangkan jaringan
meridian tidak terlihat walaupun nyata. Dalam ilmu kedokteran modern,
rahasia teori jalur energi meridian ini masih belum terungkap karena saat ini
belum ada alat yang bisa mendeteksinya. Tetapi, teori ini sudah di buktikan
manfaatnya selama ribuan tahun. Fenomena teori meridian mungkin sama
dengan keberadaan nyawa pada makhluk hidup. Keberadaan nyawa sangat
penting bagi kehidupan, tapi belum ada yang bisa mengungkapkan rahasia
keberadaannya. Jadi keberadaan meridian belum dapat di buktikan secara
fisik menurut ilmu kedokteran, walaupun riset telah menunjukkan bagaimana
transformasi dari Chi dapat berhubungan di bagian-bagian internal manusia.
65
2. Akupresur
Akupresur menggunakan metode yang sama dengan akupuntur dan
biasanya di gunakan untuk pengobatan sendiri (self healing). Bedanya, bila
akupuntur menggunakan jarum, akupresur biasanya menggunakan jari tangan.
Akupresur berkembang dari naluri manusia untuk memegang, menekan atau
memijat-mijat bagian tubuh ketika terluka atau cedera. Para pendeta Tao dari
zaman China kuno memformulasikan pengamatan mereka akan naluri
66
pengobatan sendiri. Saat ini di kenal berbagai jenis akupresur seperti Shiatsu,
Jin Shin, dan Tui na.
4. Chi Kung
Chi kung atau Qi gong adalah disiplin tradisional China yang telah
berumur ribuan tahun. Chi Kung mengintegrasikan sistem pengobatan, seni
bela diri, kebudayaan dan sekaligus ilmu pengetahuan. Dari sudut pandang
kesehatan, chi kung adalah ilmu sekaligus seni dalam mengelola dan
mengontrol chi untuk mengintegrasikan tubuh, pikiran dan jiwa sehingga
semua sistem yang bekerja di dalam diri kita menjadi satu kesatuan yang
seimbang dan harmonis untuk mencapai tujuan kesehatan yang holistik.
Chi Kung adalah latihan Chi untuk mencegah dan menyembuhkan
penyakit dengan cara merangsang titik-titik meridian, sehingga Chi di dalam
tubuh mengalir dengan bebas dan lancar. Selain itu juga untuk menguatkan
tubuh, memperpanjang usia dan meningkatkan kecerdasan.
warna aura tergantung pada kondisi kesehatan dan gaya hidup masing-masing
orang (Gondosari, 2010).
3.4 Rangkuman
Sistem medis alternatif merupakan istilah sistem medis di luar sistem medis
non-barat kemudian di sebut sebagai sistem medis primitif, non-barat, tradisional,
rakyat (folk medicine), pribumi dan non-ilmiah. Sistem medis alternatif di kenal
dengan upaya pengobatan tradisional di luar ilmu kedokteran dan keperawatan.
Sistem medis alternatif menjadi berkembang karena sistem medis modern tetap
memiliki keterbatasan sehingga sistem medis alternatif dinilai lebih baik terlebih
lagi biayanya lebih murah. Sistem medis adalah pola-pola dari pranata sosial dan
tradisi-tradisi yang menyangkut perilaku yang di sengaja untuk meningkatkan
kesehatan, meskipun hasil dari tingkah laku khusus tersebut belum tentu
menghasilkan kesehatan yang baik. Sistem medis juga merupakan suatu kompleks
luar dari pengetahuan, kepercayaan, teknik , peran, norma-norma, nilai-nilai,
ideologi sikap, adat-istiadat, upacara dan lain-lain. Secara singkat sistem medis
mencakup semua kepercayaan dalam usaha untuk meningkatkan kesehatan dan
tindakan serta pengetahuan ilmiah maupun keterampilan anggota-anggota
kelompok yang mendukung sistem tersebut (Nugraheni, Wiyatini, & Wiradona,
2018). Terapi manipulasi merupakan gerakan pasif. Gerakan tersebut dilakukan
dengan tiba-tiba dengan amplitudo yang kecil. Gerakan dilakukan dengan
kecepatan yang sedemikian rupa sehingga pasien tidak bisa mencegah gerakan
yang terjadi dan dapat mengurangi penyebab dari keterbatasan pada sendi yang
mengalami keterbatasan gerak dan menstimulasi reseptor-resptor pada sendi
tersebut (Kisner, 1996). Di dalam tubuh manusia terdapat aliran energi hidup atau
energi sehat yang di kenal dengan berbagai nama seperti prana, Chi, tenaga dalam
atau energi 5 elemen (E5E). Sejak zaman dahulu, manusia telah mengetahui
keberadaan energi ini dan melakukan berbagai cara pengobatan dengan terapi
energi. Pada dasarnya terapi ini dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sentuhan
dan tanpa sentuhan. Terapi dengan sentuhan juga ada bermacam-macam. Ada
70
sentuhan yang dilakukan sangat tepat pada titik-titik energi tertentu pada tubuh
dengan menggunakan jarum pada akupuntur atau cukup dengan jari pada
akupresur dan pijat refleksi. Terapi energi tanpa sentuhan juga bermacam-macam,
ada yang dilakukan dengan Chi Kung, dan ada juga dengan tenaga Prana.
4. Metode pengobatan alternatif yang telah dilandasi dengan ilmu biomedik serta
bersinergis dengan pengobatan konvensional disebut …
a. Terapi hiperbalik
b. Terapi medis
c. Terapi herbal medic
d. Akupuntur medic
e. Terapi bekam
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini peserta didik mampu untuk:
1. Menjelaskan Peran Tanaman Obat Bagi Kesehatan
2. Menjelaskan Asumsi dan Kepercayaan
3. Menjelaskan Kewenangan Perawat Dalam Pemberian Herbal
4. Menjelaskan Penggolongan Obat Herbal
5. Menjelaskan Strandar-Standar Herbal
6. Menjelaskan Bentuk Sediaan Herbal
7. Menjelaskan Pengolahan Herbal
3. Penyortiran
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan obat herbal hendaknya disortir
terlebih dahulu untuk membebaskan dari bahan asing dan kotoran.
Penyortiran berfungsi untuk mendapatkan simplisia secara homogen yang
meliputi jenis, ukuran, tingkat kematangan dan lain-lain.
4. Pencucian
Pencucian simplisia dilakukan dengan air bersih yang mengalir atau
dibersihkan dengan cara yang tepat sehingga diperoleh simplisia yang bersih
dan terbebas dari mikroba phatogen, kapang, khamir, serta pencemar lainnya.
Jika menghendaki penggunaan simplisia segar maka setelah dicuci simplisia
dapat segera diproses menjadi jamu sesuai dengan yang dikehendaki.
5. Pengeringan
Pengeringan simplisia dapat menggunakan sinar matahari secara langsung.
Pengeringan dengan mengangin-anginkan simplisia di tempat yang teduh atau
dalam ruangan pengeringan yang aliran udaranya baik atau dapat
80
6. Teknik Pengolahan
1) Merebus
Dalam perebusan obat herbal umumnya menggunakan wadah dari bahan
anti karat, tanah liat, kaca atau email. Pemakaian wadah dari besi dan
alumunium tidak disarankan karena mempunyai efek membahayakan bagi
tubuh yaitu dapat menimbulkan endapan, terbentuknya racun atau dapat
menimbulkan efek samping akibat terjadinya reaksi kimia dengan obat
herbal tersebut. Perebusan akan menyebabkan terjadinya perpindahan
senyawa-senyawa aktif dari simplisia ke dalam air.
2) Menyeduh
Menyeduh bahan obat herbal pada prinsipnya sama dengan merebus.
Teknik seduh sering digunakan pada simplisia lunak berupa bunga dan
daun. Teknik penyeduhan obat herbal dengan menggunakan air panas agar
senyawa aktif dari tanaman herbal berpindah ke dalam air. Setelah
seduhan herbal dingin dapat segera dinikmati.
3) Serbuk
Dalam pembuatan serbuk obat herbal terdapat dua jenis serbuk yaitu:
serbuk tunggal (murni) dan serbuk campuran beberapa jenis herbal. Serbuk
lebih praktis digunakan dan lebih tahan lama jika kadar air
penyimpanannya sesuai dengan prosedur. Hendaknya menyimpan serbuk
obat herbal dalam wadah yang tertutup rapat serta kedap udara (Purwanto,
2013).
81
4.4 Rangkuman
Penggunaan obat tradisional merupakan bagian dari pengelolaan pelayanan
keperawatan komunitas dalam rangka meningkatkan individu, kelompok dan
komunitas. Pada pengelolaan pelayanan keperawatan komunitas, peran perawat
komunitas adalah sebagai case manager, terutama dalam mengidentifikasisumber-
sumber yang ada di komunitas, monitor dan melakukan koordinasi dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat, serta memberdayakan masyarakat (community
empowerment). Herbal tradisional dapat dikategorikan sebagai obat yang aman
apabila telah diteliti melalui penelitian dengan waktu yang panjang sehingga dapat
diketahui unsur zat aktif, efek farmakologis, dosis, efek samping, serta higienitas
dalam proses produksinya. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
mengelompokkan tanaman obat herbal dalam tiga kelompok yaitu jamu, obat
herbal terstandar, dan fitofarmaka (Purwanto, 2013). Perawat berperan melakukan
pemberdayaan kepada komunitas dan keluarga dalam memanfaatkan potensi
lingkungan alam yang tersedia, salah satunya pemanfaatan tanaman obat keluarga
(TOGA). Dalam perebusan obat herbal umumnya menggunakan wadah dari bahan
anti karat, tanah liat, kaca atau email. Pemakaian wadah dari besi dan alumunium
tidak disarankan karena mempunyai efek membahayakan bagi tubuh yaitu dapat
menimbulkan endapan, terbentuknya racun atau dapat menimbulkan efek samping
akibat terjadinya reaksi kimia dengan obat herbal tersebut. Perebusan akan
menyebabkan terjadinya perpindahan senyawa-senyawa aktif dari simplisia ke
dalam air.
3. Sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara alamiah dengan uji praklinis dan bahan baku produknya telah
terstandarisasi melalui persyaratan mutu yang berlaku disebut …
a. Jamu
b. Obat herbal terstandart
c. Tanaman tradisional
d. Fitofarmaka
e. Sediaan obat
83
5. Sediaan obat herbal yag hanya dapat digunakan untuk pemakaian obat luar
disebut …
a. Sediaan obat herbal cair
b. Sediaan obat herbal semisolid
c. Sediaan obat herbal padat
d. Sediaan obat herbal kering
e. Sediaan obat herbal
BAB 5 TANAMAN HERBAL BERKASIAT OBAT
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini diharapkan peserta didik mampu untuk:
1. Menjelaskan Khasiat Daun Salam
2. Menjelaskan Khasiat Kemuning
3. Menjelaskan Khasiat Alang-Alang
4. Menjelaskan Khasiat Kayu Putih
5. Menjelaskan Khasiat Ciplukan
6. Menjelaskan Khasiat Daun Sirsak
7. Menjelaskan Khasiat Jahe
8. Menjelaskan Khasiat Lidah Buaya
9. Menjelaskan Khasiat Kunyit
10. Menjelaskan Khasiat Daun Mahkota Dewa
11. Menjelaskan Khasiat Temulawak
12. Menjelaskan Khasiat Kencur
13. Menjelaskan Khasiat Pare
14. Menjelaskan Khasiat Lemon
15. Menjelaskan Khasiat Keji Beling
16. Menjelaskan Khasiat Daun Ungu
1. Deskripsi
Tanaman salam secara ilmiah mempunyai nama Latin Eugenia polyantha
Wight dan memiliki nama ilmiah lain yaitu Syzygium polyantha Wight dan
Eugenia lucidula Miq. Tanaman ini termasuk suku Myrtaceae. Di beberapa
daerah Indonesia, daun salam dikenal sebagai salam (Jawa, Madura, Sunda);
gowok (Sunda); kastolam (kangean, Sumenep); manting (Jawa); dan meselengan
(Sumatera). Nama yang sering digunakan dari daun salam di antaranya ubar sarai
(Malaysia); Indonesian bay leaf, Indonesian laurel, Indian buy leaf (Inggris),
Salambalt (Jerman). Berdasarkan falsafah Jawa tanaman salam yang ditanam
mempunyai makna yang tersirat, yaitu dapat diambil filosofinya oleh masyarakat
untuk diterapkan dalam kehidupan, pohon salam bermakna keselamatan
(Harsimah & Chusniatun, 2016).
Menurut Agoes (2010) dalam Yulianti, Setyaningsih, & Suryaningsih (2014),
daun Salam (Syzygium polyanthum) adalah nama pohon penghasil daun rempah
yang banyak digunakan dalam masakan Indonesia. Obat tradisional ini secara
empiris berkhasiat dalam terapi Hipertensi. Daun salam mudah didapat, dikenal
oleh masyarakat Indonesia dan aman dikonsumsi kerena sering digunakan sebagai
pelengkap masakan. Daun salam tumbuh menyebar di Asia Tenggara dan sering
ditemukan di pekarangan rumah. Selain sebagai bumbu dapur daun salam
memiliki banyak manfaat untuk kesehatan misalnya untuk mengobati diabetes
militus, gastritis, pruritus, diare, mabuk karena alkohol, dan hipertensi. Di dalam
daun salam terdapat 3 komponen yaitu minyak atsiri sebagai pengharum atau
penyedap yang dapat menenangkan pikiran dan juga mengurangi produksi
hormon stres, tanin dalam daun salam mampu mengendurkan otot arteri sehingga
menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi, dan flavonoid sebagai
inhibitor ACE dengan menghambat aktivitas ACE maka pembentukan angiotensin
II dapat dibatasi sehingga dapat mencegah hipertensi.
2. Kandungan Kimia Daun Salam
Tanaman salam mempunyai kandungan kimia minyak astiri 0,2% (sitral,
eugenol), flavonoid (katekin dan rutin), tannin dan metil kavikol (methyl chavicol)
85
senyawa polifenol yang sesuai dengan struktur kimiawinya. Terdiri dari flavonol,
flavon, isoflavon, katekin, antosianidin dan kalkon. Flavanoid bermanfaat sebagai
anti viral, anti alergik, anti platelat, anti inflamasi, anti tumor, dan anti oksidan
sebagai sistem pertahanan tubuh. Flavonoid diketahui telah disintesis oleh
tanaman dalam responnya terhadap infeksi mikroba sehingga efektif (Harsimah
& Chusniatun, 2016).
5.2 Kemuning
1. Deskripi
Kemuning (Murraya paniculata L.) merupakan tanaman berupa pohon, tinggi
3-7 m. batang berkayu, beralur, warna kecoklatan kotor. Daun majemuk, anak
daun 4-7, permukaan licin, bentuk corong, ujung dan pangka runcing, tepi rata,
pertualangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan, panjang
mahkota 6-27mm, lebar 4-10mm, warna putih. Buah buni, diameter lebih kurang
1 cm, buah muda berwarna hijau setelah tua merah (MenKes RI, 2016).
2. Kandungan Kimia
Menurut MenKes RI (2016), daun kemuning mangandung kadinen, metil-
antranilat, bisabolen, ß-karyofilen, geraniol, karen-3, eugenol, sitronelol, metil-
salisilat, s-guiazulen, ostol, panikulatin, tannin dan kumurayin. Kulit batang
mengandung meksotionin, 5-7-dimetoksi-8-(2,3-dihidroksiisopentil) kumarin.
Sedangkan bunga kemuning mengandung skopoletin, dan buahnya mengandung
semi-a-karotenom.
89
1. Deskripsi
Alang-alang (Imperata cylindrica) merupakan tumbuhan yang mempunyai
daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah tumbuh dimana-mana dan sering
menjadi gulma yang merugikan para petani. Gulma alang-alang dapat berproduksi
secara vegetative dan generative atau tumbuh pada jenis tanah yang beragam.
Alang-alang (Imperata cylindrica) ini bersifat perennial (gulma yang dapat hidup
lebih dari dua tahun atau hampir tidak ada batasnya) dan merupakan salah satu
dari gulma golongan ganas, gulma rerumputan (grasses weeds) yang berasal dari
golongan monokotil, perakaran serabut, berdaun pita, batang bulat, pipih,
berlubang atau massif.
Alang-alang merupakan tanaman herba, rumput merayap. Tumbuhan ini
termasuk tanaman menahun, tinggi mencapai 180cm. betang padat, buku
berambut jarang. Daun berbentuk pita, berwarna hijau, permukaan daun kasar.
Batang rimpang, merayap dibawah tanah, batang tegak membentuk satu
perbungaan, padat dan bukunya berambut panjang. Rimpang batang beserta
daunnya yang terdapat di dalam tanah bercabang-cabang dan tumbuh mendatar,
dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul diatas tanah dan dapat
merupakan tumbuhan baru (Jaya, 2017).
90
2. Kandungan Kimia
Alang-alang memiliki rimpang berwarna putih, mengandung fenol, r-
kumarat, r-hidroksi benzoate, anilat ferulat, polifenol, asam seringat, tannin dan
saponin yang dapat menghambat pertumbuhan dan meracuni serangga sehingga
menyebabkan kematian pada serangga tersebut. Menurut Wijayakusuma (2006)
menambahkan bahwa metabolit yang telah ditemukan pada rampang alang-alang
terdiri dari saponin, tannin, arundion, femenol, isoarborinol, silindri, simiarenol,
kampesterol, stigmasterol, β-sitisterol, skopoletin, p-hidroksibenzaladehida,
katekol, asam klorogenat, asam oksalat, asam d-malat, asam sitrat, potassium.
Hasil analisis fitokimia Atrianti (2012) menunjukkan bahwa ekstrak etanol
rimpang alang-alang mengandung alkaloid dan triterpenoid. Triterpenoid terdapat
nilai ekologi karena senyawa ini bekerja sebagai anti fungus, insektisida
(pelindung untuk menolak serangga), anti pemangsa, antibakteri, dan anti virus.
Dari hasil penelitian pada tanaman alang-alang positif mengandung alkaloid
sebesar 1,,07% dan flavonoid sebesar 4,8% (Jaya, 2017).
Bagian alang-alang yang sering digunakan sebagai obat adalah akar alang-
alang mengandung air (81,00714%), karbohidrat (6,3072%), serat (5,8580%), abu
(1,1301%), monitol, senyawa K, sakarosa, glukosa, malic acid, citric acid,
arundoin, cylindrin, fenenol, simiarenol, anemonin yang berguna untuk
memperlancar pengeluaran air seni (diuretik), menurunkan panas (antipiretik),
dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Selain itu terdapat aktivitas
antioksidan yang terdapat pada akar alang-alang karena adanya senyawa flavonoid
(Jaya, 2017).
3. Manfaat Alang-alang
Selama ini pemanfaatan akar alang-alang sebatas pada pengolahan yang
hanya sebagai jamu atau sirup saja. Melihat banyaknya kandungan dan manfaat
yang didapat dari akar alang-alang, maka perlu diolah menjadi panganan yang
lebih praktis untuk dikonsumsi seperti suplemen berupa permen kunyah yang
dapat berupa jellys candy atau gummy candy. Pemilihan permen kunyah
dikarenakan permen merupakan panganan yang sering dikonsumsi oleh berbagai
91
usia terutama anak-anak disaat perjalanan dan saat kapanpun. Dengan adanya
gummy candy diharapkan manfaat akar alang-alang lebih mudah dirasakan oleh
semua kalangan (Ema Wulandari, 2015) dalam (Jaya, 2017). Menurut penelitian
Ayeni dan Yahya (2010), menunjukkan bahwa ekstrak daun alang-alang
mengandung tannin, saponin, flavonoid, terpenoid, alkaloid, fenol, dan cardiac
glycosides. Kandungan senyawa fitokimia tersebut dalam farmasi dapat
digunakan sebagai pestisida, insektisida dan herbisida dalam pertanian (Jaya,
2017).
1. Deskripsi
Kayu putih (Meialeuca leucadendra L.) adalah tumbuhan familia Myrtaceae.
Nama lokal dari tumbuhan ini adalah gelam (Sunda Dan Jawa), ghelam (Madura),
inggolom (Batak), gelam, kayu gelang, kayu putih (Melayu), serta bai qian ceng
(China) (Purwanto, 2014). Menurut Menkes RI (2016), pohon kayu putih tinggi
10-25cm. batang berkayu, kulit batang mudah mengelupas, batang bercabang
banyak, penampang bulat, warna batang putih abu-abu. Daun tunggal, berbentuk
jorong atau lanset, ujung runcing dan pangkal runcing atau bulat, tepi rata,
petulangan menyirip, panjang 10-22 cm, lebar 3-9 cm, panjang tangkai 3-4 cm,
92
warna hijau keputih-putihan. Daun dan kulit bila memar berbau kayu putih. Bunga
majemuk, berbentuk mayang berambut atau tidak berambut, tumbuh diketiak daun
ata di ujung. Buah bentuk lonceng, 2,5-7 cm, lebar 3-4 cm. Biji kecil-kecil bulat
berwarna coklat.
3. Efek Farmakologis
Daun kayu putih bersifat karminatif, analgesik, stomakik, spasmolitik,
antiseptic, antivirus, antireumatik, dan difuretik. Ia pun bersifat diaforetik,
meghilangkan rasa sakit, membunuh kuman, mengencerkan dahak, dan
antikejang. Buahnya dapat meningkatkan nafsu makan. Kulit pohonnya
memberikan efek menenangkan (Purwanto, 2014).
5) Peniti 2 buah
6) Tissue
7) Kain alas untuk baskom air panas
Prosedur Pelaksanaan:
1) Tahap prainteraksi:
a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2) Tahap orientasi:
a. Memberikan salam dan sapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyak persetujuan dan kesiapan pasien
3) Tahap kerja:
a. Menjaga privasi pasien
b. Mengatur pasien dalam posisi duduk
c. Menempatkan meja atau troli di depan pasien
d. Meletakkan baskom berisi air panas diatas meja pasien yang diberi alas
e. Memasukkan minyak kayu putih secukupnya ke dalam baskom
f. Menutup handuk menyerupai corong, menghirup uap dari baskom selama
10-15 menit
g. Membersihkan mulut dan hidung dengan tissue
h. Merapikan pasien
4) Tahap terminasi:
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan pasien atau keluarganya
c. Membereskan alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
(Purwanto, 2014)
94
5.5 Ciplukan
gambar 8 Ciplukan
1. Deskripsi
Physalis anguata L. adalah spesies dari Solanaceae, memiliki buah yang
dapat dimakan di beberapa Negara wilayah tropis dan subtropics di dunia sebagai
pohon obat dan buah. Banyak tumbuhan bercabang di semak yang secara tahunan
dan bisa tumbuh mencapai 1,0m. bunga berbentuk lonceng, namun bentuk yang
paling khas adalah kelopak yang berbuah membesar untuk menutupi buah dan
menggantung ke bawah seperti lentera. Setiap buah memiliki bentuk seperti
mutiara berwarna. Daunnya tunggal, bertangkai, bagian bawah terbesar, kondisi
daun yang atas berpasangan, helaian berbentuk bulat telur-bulat memanjang-lanset
dengan ujung runcing, ujung tidak sama (runcing-tumpul-membulat-meruncing),
bertepi rata atau bergelombang-bergerigi, 5-15 x 2,5-10,5cm. bunga tunggal di
ujung daun, simetris dan banyak, tangkai bunga tegak dengan ujung yang
menunduk, ramping, lembayung, 8-23mm, kemudian tumbuh sampai 3cm.
kelopak berbetuk genta, 5 cuping runcing. Hijau dengan rusuk yang lembayung.
Mahkota berbentuk lonceng lebar, tinggi 6-10mm, kuning terang dengan
noda0noda coklat atau kuning coklat, tiap noda terdapat kelompokan rambut-
rambut pendek yang berbentuk V. Tangkai benang sarinya kuning pucat, kepala
sari seluruhnya berwarna biru muda. Putik gundul, kepala putik berbentuk tombol,
95
bakal buah 2 daun buah, banyak bakal biji. Buah Physalis angulata L. berbentuk
telur, panjangnya sampai 14mm, hijau sampai kuning jika masak, berurat
lembayung, memiliki kelopak buah.
Ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan tanaman obat yang belum banyak
diketahui oleh masyarakat dari segi bentuk, manfaat maupun khasiatnya, sehingga
tanaman ciplukan di petani belum ada yang membudidayakannya secara
komersial dan hanya sedikit orang yang mengenal ciplukan padahal manfaatnya
untuk kesehatan manusia banyak, seperti mengobati influenza, mengobati sakit
tenggorokan, Bronchitis, borok, sakit paru-paru. Ciplukan merupakan tumbuhan
dari family solanaceae yang lebih dikenal di Indonesia dengan nama ceplukan
atau ciplukan. Daun ciplukan dikenal berkhasiat sebagai obat bisul, obat bengkak,
dan peluruh air seni. Daun ciplukan dapat dimanfaatkan sebagai anti-hiperglikemi,
antibakteri, antivirus, imunostimulan dan imunosupresan (imunomodulator),
antiinflamasi, anti-oksidan, analgesic, dan sitotoksik, juga sebagai peluruh air seni
(diuretik), menetralkan racun, meredakan batuk, mengaktifkan fungsi kelenjar-
kelenjar tubuh dan anti tumor. Saponin yang terkandung dalam daun ciplukan
memberikan rasa pahit dan sifat menyejukkan serta berkhasiat sebagai anti tumor
dan menghambat pertumbuhan kanker, terutama kanker usus besar (Widaryati,
2016).
2. Kandungan Kimia
Daun ciplukan memiliki senyawa metabolit sekunder yang diproduksi oleh
tanaman tersebut dan dipergunakan untuk mempertahankan diri dari kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan seperti suhu, iklim, maupun gangguan
hama dan penyakit tanaman. Senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada
daun ciplukan diantaranya flavanoid, alkaloid, steroid, tannin, saponin,
antrakuinon, dan terpenoid. Senyawa metabolit sekunder ini memiliki sifat
antibakteri, pendenaturasi protein serta mencegah proses pencernaan bakteri, serta
sebgai antimikroba dan antivirus, adanya kandungan senyawa-senyawa metabolit
tersebut menyebabkan daun ciplukan dikenal sebagai tanaman obat yang
berkhasiat saat ini (Widaryati, 2016).
96
3. Manfaat Ciplukan
Beberapa kandungan aktif menunjukkan efek sitotoksisitas terhadap Ca sel
aquamosa kepala dan leher human, melanoma, dan fibriblast fetal normal
(MRC5). Ekstrak Physais minima memperlihatkan efek inhibisi terhadap sel Ca
mamae human T-47D, menginduksi apoptosis. Sifat anti-kanker dan
efeksitotoksik juga terlihat pada NCI-H23 (adenocarcinoma paru human).
Studi tentang efek anti Ca ekstrak kloroform P. minima memperlihatkan
aktivitas sitotoksik terhadap sel line NCI-H23 (adenocarcinoma paru human) yang
tergantung pada dosis dan waktu (setelah inkubasi 24, 48, dan 72 jam). Analisis
tentang mekanisme kematian sel memperlihatkan bahwa ekstrak tersebut
mempengaruhi apoptosis pada sel NCI-H23 dengan fragmentasi DNA yang khas,
yang merupakan tanda biokimia dari apoptosis. Observasi morfologi dengan
mikroskop transmisi elektrom (TEM) juga memperlihatkan karakteristik
apoptosis, termasuk pengumpulan dan marginasi kematian, diikuti convolusi
nucleus dan budding dari sel untuk menghasilkan ikatan membrane apoptotic
bodies. Berbagai tahap apoptotic programmed cell death seprti juga externalisasi
phosphatidyserin dapat dilihat dengan pewarnaan anexin V dan propidium iodide.
Paparan akut terhadap ekstrak menghasilkan pengaturan bermakna dari ekpresi c-
myc, caspase-3 and p53mRNA pada cell line.
Ekstrak kloroform P. minima menghassilkan inhibisi pertumbuhan yang
bermakna terhadap sel Ca mamae human T.47D dengan nilai EC 50: 3.8µg/mL.
Analisis tentang mekanisme kematian sel memperlihatkan bahwa ekstrak
merangsang apoptosis. Analisis ekspresi mRNA memperlihatkan coregulation gen
apoptosis yaitu c-myc, p53, and caspase-3. c-myc diinduksi oleh ekstrak
kloroform secara bermakna pada fase terapi yang lebih awal, diikuti p53 dan
caspase-3. Uji biokimia dan pengamatan ultrastruktur memperlihatkan efek
97
apoptosis pada sel yang diterapi termasuk fragmentasi DNA, blebbing dan
convolution dari membrane sel, penggumpalan dan marginasi kromatin, dan
meghasilkan ikatan membrane apoptotic bodies. Studi bagian P. minima (batang
dan buah) untuk membuktikan efek anti-neiplastik member hasil nilai inhibisi
paling bermakna dari buah yaitu 97% untuk limfoma pada mencit; 93% untuk
carcinoma Erlich bila diuji dengan MGTS-1-2ai dan MGTS-1-1ai (MenKes RI,
2016).
1. Deskripsi
Sirsak, nangka Belanda atau durian Belanda adalah tumbuhan berguna yang
berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Daun sirsak
merupakan bagian dari tanaman sirsak yang paling sering digunakan sebagai obat.
Sejak dahulu, masyarakat di daerah Kalimantan menggunakannya untuk
mengobati demam. Di Madagaskar, daun sirsak digunakan untuk mengobati
penyakit lever. Pemanfaatan sirsak untuk obat juga telah dilakukan oleh
masyarakat Madura, daun sirsak umumnya digunakan sebagai obat pereda diare
dan sakit perut. Di Kutai, Kalimantan Timur, daun sirsak yang dipilih untuk
meredakan diare (Hidana & Hayati, 2014)
98
2. Kandungan Kimia
Daun sirsak memiliki kandungan kimia berupa alkaloid, tannin, dan beberapa
kandungan lainnya termasuk senyawa annonaceous acetogenins. Annonaceous
acetogenins merupakan senyawa yang memiliki potensi sitotoksik. Senyawa
sitotoksik merupakan senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan
menghentikan pertumbuhan sel kanker. Kandungan senyawa dalam daun sirsak
antara lain steroid/terpenoid, flavonoid, kumarin, alkaloid an tannin. Senyawa
flavanoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker, anti mikroba, anti
virus, pengatur fotosintetis, dan pengatur tumbuh.
Daun sirsak dikenal zat anti-kanker yang dapat membunuh sel-sel kanker
tanpa mengganggu sel-sel sehat dalam tubuh manusia yang disebut acetogenins.
Acetogenins adalah senyawa polyketides dengan struktur 30-32 rantai karbon tidak
bercabang yang terkain pada gugus 5-methyl-2-furanone. Salah satu gugus dari
acetogenin adalah fenol sehingga menyebabkan kandungan total fenol yang
terdapat pada daun sirsak tergolong tinggi. Ekstra etanol daun sirsak ditemukan
asam fenolat dalam bentuk bebas, bentuk glikosida, dan bentuk ester adalah asam
99
pengambilan daun sirsak sebaiknya dimulai dari daun ke-4 atau ke-5 ujung
pucuk. Hal ini dikarenakan pada daun yang terlalu muda, senyawa belum
terlalu banyak terbentuk. Sementara pada daun yang terlalu tua sudah mulai
rusak sehingga kadarnya berkurang.
2) Memanfaatkan daun sirsak kering 10-15 lembar direbus dengan 2 gelas air
(400 cc) sehingga tersisa 1 gelas air rebusan. Proses perebusan membutuhkan
waktu 1-1,5 jam saja, jadi lebih cepat prosesnya dibanding cara yang
sebelumnya. Proses pengeringan sebaiknya tidak dilakukan dibawah sinar
matahari terik karena dikhawatirkan akan merusak senyawa dalam daun
sirsak. Daun sirsak kering memiliki senyawa yang tetap sama dengan daun
sirsak basah karena yang berkurang dalam proses pengeringan hanya kadar
airnya. Sementara, senyawa dalam daun tetap terjaga. Pengimpanan daun
sirsak dalam lemari pendingin maksimal sepekan sejak pemetikan karena
proses pendinginan yang lama di khawatirkan akan merusak senyawa dalam
daun salain aroma daun yang tidak enak karena proses fermentasi.
3) Pengelolaan daun sirsak yang lain yaitu dengan cara memblender 3-5 lembar
¼
daun sirsak basah dengan menambahkan gelas air (50cc) air hangat untuk
membentuk proses penghancuran. Sebelum diblender, daun sebaiknya
dipotong menjadi 3-4 bagian agar lebih cepat hancur. Setelah hancur,
masukkan daun ke wadah dengan penutup rapat, lalu tambahkan 1 gelas air
panas ke dalamnya dan aduk sampai rata. Tutuo wadah dengan rapat agar
panas tetap terjaga dan proses ekstraksi senyawa dapat maksimal. Biarkan
selama 15-20 menit, setelah itu saring olahan untuk diambil airnya dan
minum selagi hangat. Bila tidak ada blender, pengolahan daun sirsak bisa
juga dengan cara digerus menggunakan cobek dengan teknik pengolahan
yang sama dengan cara diblender. Pengolahan dengan cara di blender atau
digerus tidaklah semaksimal ekstraksi senyawa daun sirsak dibandingkan
teknik pertama (perebusan daun basah) dan teknik ke-2 (perebusan daun
kering), tetapi lebih efisien. Hasil olahan pada kedua teknik umunya
beraroma langu yang cukup menyengat. Untuk menekan aromanya bisa
ditambahkan sedikit perasan buah nanas atau buah lain yang lebih disukai.
102
Dan jangan menambahkan gula aren murni, madu, atau gula pasir bila
rasanya tidak anada sukai. Karena sudal melalui proses kimiawi (Harti, Sari,
& dkk, 2013).
5.7 Jahe
gambar 10 Jahe
1. Deskripsi
Jahe (Zingiber officinale Rosc) merupakan tanaman yang berbatang tegak. Daun
kerap kai jelas 2 baris dengan pelepah yang memeluk batang dan lidah diantara
batas pelepah dan helaian daun. Bunga zygomorph berkelamin 2. Kelopak
berbentuk tabung dengan ujung bertaju, kerap kali terbelah seperti pelepah.
Rimpang agak pipih, bagian ujung bercabang, terdapat parut melekuk ke dalam.
Potongan bagian luar memanjang, kadang serat bebas (MenKes RI, 2016).
2. Kandungan Kimia
Minyak astiri (bisabolene, cineol, phellandrene, citral, borneol, citronellol,
geranial, linalool, limonene, zingiberol, zingiberene, camphene), oleoresin
(gingerol, shogaol), fenol (gingerol, zingeron), enzim proteolitik (zingibain), vit
B16, vit C. Kalsium, magnesium, fosfor, kalium, asam linoleat, gingerol (gol
alkohol pada oleoresin), mengandung minyak astiri 1-3% diantaranya bisabelon,
zingiberen dan zingiberol.
103
3) Bunga
Bunga lidah buaya berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang
mengumpul, keluar dari ketiak daun.Bunga berukuran kecil, tersusun dalam
rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter.Bunga
biasanya muncul bila ditanam di pegunungan, sedangkan didataran rendah
tanaman jarang berbunga.
4) Akar
Akar tanaman lidah buaya berupa akar serabut yang pendek dan berada di
sekitar permukaan tanah. Panjang akar berkisar antara 50cm – 100cm. oleh
karena itu, pada musim kemarau embun yang menempel disekitar tanah dapat
dihisap langsung oleh akar tanaman. Dengan demikian untuk
106
buaya diketahui mempunyai banyak manfaat dan khasiat, seperti anti inflamasi,
antijamur, anti bakteri dan regenerasi sel. Disamping itu, berfungsi menurunkan
kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah ,
menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kangker, serta dapat
digunakan sebagai nutrisi pendukung bagi penderita HIV. Pada tahun 1977
dilaporkan dalam Drugs and Cosmetic Journal bahwa rahasia keampuhan aloe
vera terletak pada senyawa yang dikandungnya, terutama glukomannan, asam
amino esensial dan non-esensial, enzim oksidase, katalase, lipase, dan
protease.Enzim yang terakhir ini membantu memecahkan jaringan kulit yang
sakit karena rusak dan membantu memecah bakteri, sehingga gel lidah buaya
bersifat antibiotic, sekaligus meredam rasa sakit.Sementara itu, asam amino
berfungsi menyusun protein pengganti sel yang rusak.
Zat aloin yang tekandung didalam lidah buaya dan berfungsi sebagai
pencahar, sudah digunakan oleh orang Yunani sejak abad ke-4 SM. Hal ini
dikemukakan oleh Celnus dan ditegaskan oleh Dioscordes bahwa lidah buaya
berguna untuk mengobati sakit perut, sakit kepala, gatal, kerontokan rambut,
perawatan kulit, dan luka bakar. Manfaat lain dari gel lidah buaya adalah
meningkatkan system kekebalan tubuh, menghilangkan keletihan,
menghilangkan stress, bahkan pembersih tubuh, membantu menstabilkan
kolestrol darah. Disamping itu, lidah buaya dapat menguatkan sel dan jaringan,
menjaga kesehatan, memperlambat penuaan dini, meningkatkan metabolisme
tubuh, membantu menyembuhkan dan menguatkan fungsi-fungsi tubuh,
mengeluarkan bahan kimia beracun, serta sebagai bahan pengawet, pewarna, dan
pengharum buatan.
Di Amerika Serikat, lidah buaya mulai populer pada decade 1930-an dengan
adanya laporan bahwa ekstrak gel lidah buaya dapat digunakan untuk mengatasi
luka akibat sinar-X dan luka bakar alibat radiasi sinar radium. Dalam hal ini,
pemanfaatan daging lidah buaya lebih banyak daripada pemanfaatan kulitnya.
Gel lidah buaya mengandung glukomannan, yakni suatu bagian kelompok
polisakarida dan bradikininase, yakni suatu inhibitor protease, magnesium laktat,
senyawa antiprostaglandin, serta anti-inflamatori. Penggunaan sebagai salep
108
8) Menyuburkan rambut
Bila anda atau anak anda memiliki rambut yang tipis atau rambut anda
rontok atasilah dengan ramuan lidah buaya sehingga rambut tetap sehat
dan subur. Cara meramu: ambil 2 pelepah lidah buaya, dicuci lalu dikupas
kulitnya. daging atau gelnya kemudian(Nurmalina & Valley, 2012).
5. Efek Samping
Penggunaan lidah buaya dalam batas wajar tidak memberikan efek samping
yang signifikan.Produk lidah buaya telah digunakan setiap hari oleh ribuan orang
untuk mendapatkan manfaat dari penggunaannya.Hanya pastikan bahwa
menggunakan produk yang berkualitas baik dan tidak menggunakan terlalu
banyak pada satu waktu.Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin
110
5.9 Kunyit
gambar 13 Kunyit
111
1. Deskripsi
Rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) dengan nama daerah rimpang
kunyti, koneng, kunir, konyet, kunir bentis, temu koneng, temu kuning, guraci.
Rimpang kuyit merupakan tumbuhan semak tinggi ±70cm, batang semu, tegak,
bulat, membentuk rimpang, berwarna hijau kekuningan. Daun tunggal membentuk
lanset memanjang. Helai daun 3-8, ujung dan pangkal daun runcing, tepi rata,
panjang 20-40 cm, lebar 8-12 cm. Pertulangan daun menyirip, daun berwarna
hijau pucat. Bunga majemuk berambut bersisik. Panjang tangkai 16-40 cm.
panjnag mahkota 3 cm, lebar 1 cm, berwarna kuning. Kelopak silindris, bercangan
3, tipis dan berwarna ungu. Pangkal daun pelindung putih. Akar serabut berwarna
coklat muda. Rimpang warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan sampai
kuning jingga kecoklatan (MenKes RI, 2016).
2. Kandungan Kimia
Tanaman asli Indonesia yang juga memiliki kandungan minyak astiri adalah
kunyit. Minyak astiri yang merupakan salah satu komponen aktif dalam rimpang
kunyit. Rimpang kunyit juga mengandung kurkuminoid yaitu campuran dari
kurkumin (diferuloilmetal), monodeksmetoksikurkumin dan
bisdesmetoksikurkumin. Struktur fenolnya memungkinkan untuk menghilangkan
radikal bebas. Minyak astiri 5,8% terdiri dari a-felandren 1%, sabinen 0,6%,
sineol 1%, borneol 0,5%, zingiberen 25%, dan siskuitepen 53%. Mono- dan
seskuitepen termasuk zingiberen, kurkumen, α- dan β- turmeron (MenKes RI,
2016).
1. Deskripsi
Tumbuh merambat atau menjalar, tinggi sampai 2m. Helai daun berbentuk
oval, bulat telur memanjang atau lanset panjang dengan pangkal menyempit
panjang dan ujung meruncing. Tapi daun berlekuk tajam atau tumpul dan
bergerigi kasar, kadang-kadang terpilin menyerupai kail. Permukaan berambut
halus dengan panjang daun bervariasi dari 3,5-12,5cm dan panjang tangkai daun
0,5-3,5cm. bunga berbentuk bonggol, yang bergantung 2-7 bonggol membentuk
perbungaan malai rata atau malai cawan. Bunga berbau menusuk dengan mahkota
berwarna jingga muda, kuning jingga sering menjadi coklat kemerahan. Batang
berkotak-kotak atau beralur, lunak, berbintik-bintik ungu dan berambut halus
(MenKes RI, 2016).
Menurut Rivai, Nurdin, & dkk (2011), daun dewa (Gynura pseudochina L.
DC, Asteraceae) adalah salah satu tumbuhan obat Indonesia yang telah lama
digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan berbagai penyakit seperti obat
demam (antipiretik), kanker, kencing manis, tekanan darah tinggi, dan penyakit
kulit (obat luar). Selain itu daun dewa juga digunakan untuk pengobatan penyakit
ginjal dan ruam-ruam pada muka. Daun dewa telah terbukti menunjukkan
113
2. Kandungan Kimia
Tanaman daun dewa mengandung berbagai unsur kima, antara lain saponin,
flavanoid, minyak astiri, dan antikoagulan. Kandungan minyak astiri daun dewa
berperan sebagai antiinflamasi yang mampu menghambat enzim siklooksigenase
yang berfungsi mengubah asam arachidonat menjadi prostaglandin aktif yang
merupakan suatu mediator nyeri dan inflamasi. Kandungan aktif flavonoid yang
mempunyai efek sebagai anti-inflamasi, saponin degan manfaat yaitu mengurangi
gejala inflamasi (menghambat eritema dan edema), antimikroba, mempengaruhi
kolagen serta memperbaiki dan meguatkan sel-sel kulit (Styoadi & Sartika,
2010).
Menurut Krisdiantin (2011), berdasarkan penelitian para ahli bahwa
kandungan kimia yang terdapat pada tanaman daun dewa diantaranya berupa
senyawa flavonoid, asam fenolat, asam klorogenat, asam kafeat, asam p-kumarat,
asam p-hidroksibenzoat dan asam vanilat. Kandungan dan manfaat senyawa
flavonoid, saponin, dan minyak astiri diindikasikan dapat menurunkan kolesterol
darah. Minyak astiri pada daun dewa diduga dapat merangsang sirkulasi darah,
juga bersifat analgetik dan antiinflamasi. Minyak astiri dan flavonoid juga bersifat
sebagai antiseptik. Senyawa lain yang terdapat pada daun dewa adalah alkaloid,
tannin, dan polifenol (Krisdiantin, 2011).
Daun dan umbi dari tanaman daun dewa bisa dipergunakan sebagai obat
antikoagulan (mengencerkan bekuan-bekuan darah), anti pembengkakan, luka
terpukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan perdarahan (batuk darah,
muntah darah, mimisan), mengurangi pembengkakan atau bejolan payudara, serta
sangat efektif untuk obat memperlancar haid. Tanaman daun dewa juga memiliki
rasa khas dan bersifat netral. Berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman empiris
diketahui bahwa tumbuhan ini bersifat antikoagulan, antikarsinogen,
antimutagenitas dan diuretic (peluruh kencing). Selain itu juga diketahui bahwa
semua bagian tanaman ini dapat dipergunakan untuk mengobati tumor payudara
dan luka bakar (Krisdiantin, 2011).
Menurut Tone, Wuisan, & Mambo (2013), manfaat pada tanaman daun dewa
dapat ditemui hampir disetiap bagian tumbuhan, meliputi batang, daun, biji,
daging, dan kulit buah yang didalamnya terkandung senyawa-senyawa alkaloid,
saponin, flavonoid, resin, tannin, polifenol, fenol, lignan, minyak astiri, dan sterol.
Diantara senyawa-senyawa tersebut flavonoid dan saponin mempunyai
bermacam-macam efek, yaitu antitumor, anti HIV, immunostimulant, antioksidan,
analgesik, antiradang (anti inflamasi), antivirus, antibakteri, antifungal, anti diare,
antihepatotoksik, antihiperglikemik, dan sebagai vasodilator. Berdasarkan bukti
empiris, tanaman mahkota dewa berkhasiat dalam mengatasi berbagai penyakit
seperti kanker, tumor, diabetes mellitus, hipertensi, mengurangi rasa sakit jika
terjadi pendarahan atau pembegkakan, reumatik, asam urat, penyakit jantung,
gangguan ginjal, eksim (penyakit kulit), jerawat dan luka gigitan serangga.
Fase minyak yang dilebur terdiri dari asam stearat, gliserin, propil paraben
pada suhu 70°C. kemudian fase air yang terdisi dari natrii tetraboras, nipagin,
TEA, dan aqua destilata dipanaskan pada suhu 70°C.
Tahap berikutnya dicampurkan fase minyak dan fase air secara bersamaan
dan diaduk hingga berbentuk basis krim. Kemudian ditambahkan ekstrak kental
daun dewa dan diaduk sampai homogeny. Selanjutnya dikeluarkan campuran dari
wadah pengaduk kemudian dimasukkan ke dalam wadah krim lalu dikemas
dengan baik.
5.11 Temulawak
gambar 15 Temulawak
1. Deskripsi
Tanaman temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dengan nama daerah
temulawak, koneng gede, temu labak. Perawakan temulawak berbatang semu,
tinggi dapat mencapai 2m, berwarna hijau atau coklat gelap, rimpang berkembang
sempurna, bercabang-cabang kuat, berwarna hijau gelap, bagian dalam berwarna
jingga, rasanya agak pahit. Setiap individu tanaman mempunyai 2-9 daun,
berbentuk lonjong sampai lanset, berwarna hijau atau coklat keunguan terang
sampai gelap, panjang 31-84cm, lebar 10-18cm, panjang tangkai daun (termasuk
helaian) 43-80cm. perbungaan berupa bunga majemuk bulir, muncul diantara 2
116
2. Kandungan Kimia
Rimpang temulawak mengandung berbagai komponen kimia seperti
kurkumin, pati 48-54%, dan minyak astiri 3-12%. Minyak astiri merupakan cairan
yang berwarna kuning atau kuning jingga, berbau tajam. Komposisi minyak astiri
bergantung pada umur rimpang, teknik isolasi, tempat tumbuh, teknik analisis,
varietas dan lain-lain. Miyak astiri dari rimpang temulawak mengandung senyawa
telandren, kamfer, borneol, sineal, xanthorrhizol, isofuranogermakren, trisiklin,
allo-aromadendren, dan germakren. Kandungan senyawa kukumin ini
menyebabkan temulawak berkhasiat untuk pengobatan.
Temulawak juga mampu menghambat pembelahan sel-sel tumor dan
pembentukan jaringan kista di paru-paru dan jaringan parut, serta memiliki
117
5.12 Kencur
gambar 16 Kencur
1. Deskripsi
Rimpang kencur (Kaempferia galanga L) nama daerah ceuku, tekur, kaciwer,
kopuk, cakue, cokur, cikur, kencor, cekor, cekuh, cekur, cekir, sakus, souk.
Rimpang kencur merupakan terna tahunan tinggi ±20cm. batang semu, pendek
membentuk rimpang, coklat keputihan. Daun tunggal, menempel dipermukaan
tanah, melonjong membundar, panjang 7-15cm, lebar 2-8cm, ujung melancip,
pangkal menjantung, membundar, tepi rata, hijau. Bunga majemuk, kelopak
membentuk tabung, bercuping memita, benang sari panjang 4mm, kuning,
staminodium melonjong membundar telur sungsang, putih, putik putih, putih
keunguan. Akar serabut, coklat kekuningan, membentuk umbi, membulat-telur-
membulat, putih dibagian dalam (MenKes RI, 2016).
2. Kandungan Kimia
Rimpang kencur mengandung pati (4,14%), mineral (13,73%), dan minyak
astiri (0,02%) berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam sinamat,
etil aster, asam sinamik, borneol, kamfen, paraeumarin, asam anisika, alkaloid dan
119
gom, Alkaloid, tannin, saponin, kalsium oksalat, borneol, kamfen, sineol, etil,
alcohol, minyak atsiri antara 2,4-3,9% terdiri dari borneol, methyl-p, cumaric
acid, cinamiacid ethil ester, pentadecane, cinamic adhedide, kamferin dan sineol,
p-metoksi sinamat.
3. Indikasi Kencur
Membantu menghilangkan lelah, mengobati kencing batu, mengatasi radang
anak telinga, mengobati sakit perut, mengatasi rasa pegal, mengobati keseleo,
mengatasi diare, mengobati radang lambung, memperlancar haid, mengatasi
masuk angin, mengobatik sakit kepala dan mengobati batuk. Kencur telah
dimanfaatkan cukup banyak sebagai obat bengkak-bengkak, reumatik, obat batuk,
obat sakit perut, menghilangkan keringat, penambah nafsu makan, infeksi bakteri,
ekspektoran (memperlancar keluarnya dahak), disentri, karminatif,
menghangatkan badan, pelangsing, penyegar, mengobati luka dan bengkak perut
dan encok.
4. Pengolahan Ekstrak Kencur
Untuk di minum : Rebus 2 jari rimpang segar.
Untuk pemakaian luar : Parut rimpang segar kemudian oleskan pada daerah yang
sakit.
5.13 Pare
gambar 17 Pare
120
1. Deskripsi
Pare (Momordica charantia L) nama daerah paria, pare, pare pahit, pepareh,
prieu, peria, foria, pepare, kambeh, paria. Bagian yang digunakan adalah buahnya.
Tumbuhan pare seperti semak mejalar, dengan buah tipe peppo, memanjang,
berjerawat tidak beraturan, orange, pecah sama sekali dengan 3 katup, 5-7cm
(liar) hingga 30cm (ditanam). Daun pare berbentuk membulat, bergerigi dengan
pangkal bentuk jantung, garis tengah 4-7cm, tepi berbagi 5-9 lobus, berbintik-
bintik tembus cahaya, taju bergigi kasar hingga berlekuk menyirip, memiliki sulur
daun dan berwarna agak kekuningan dan teras pahit. Bunga jantan dan bunga
betina tumbuh pada ketiak daun. Daun dari pare yang tumbuh liar dinamakan
daun tundung. Daun ini dikatakan lebih berkhasiat bila digunakan untuk
pengobatan (MenKes RI, 2016).
2. Kandungan Kimia
Daun mengandung momordisin, karantin, asam trikosanik, resin, asam reinat,
saponin, vitamin A dan C, dan minyak lemak (asam oleat, asam linoleat, asam
stearat dan L-oleostearat). Buah mengandung protein alpha dan beta momorharin,
serine protease inhibitors BGIA (bitter gourd inhibitor against amino acid-spesific
proteins) dan BGTI (bitter gourd trypsin inhibitor), protein MAP30, charatin
(steroidal saponins), ir sulin-like peptides, alkaloid dan vitamin A,B dan C. Biji
mengandung momorsidin.
Menurut Menkes RI (2016), buah pare mengandung steroid, karantin,
momordikosid, asli glikosil sterol, asam amino dan asam fenolat. Senyawa
triterpen yang telah dilaporkan antara lain momordikosid (A-L), goya glikosida
(A-H), momordisin, kukurbitan I-III, dan goya saponin I-III. Bijinya mengandung
lektin, terpeniod, momordikosid (A-E), visin, asam amino dan asam lemak, serta
polipeptida-p (protein mirip insulin). Senyawa yang telah diisolasi dari herba
adalah saponin, sterol, glikosida steroid, alkaloid, asam amino dan protein. Selain
itu telah diisolasi triterpenoid lainnya, yaitu momordikosida dan goya glikosida.
Komponen ekstra pare dengan elektroforesis dan analisis spectrum infra merah,
mirip dengan struktur insulin binatang.
121
3. Indikasi Pare
Di gunakan untuk mengatasi cacingan, terlambat haid, sembelit, kurang nafsu
makan, hepatitis, demam , ASI sedikit, sifilis, kencing nanah (gonorhea), dan
meyuburkan rambut pada balita. Untuk pengobatan kencing manis (DM), batuk,
radang tenggorok, radang mata, haus karena panas dalam, demam, malaria,
pingsan karena udara panas, disentri, reumatik, kurang nafsu makan, keluar ASI
sedikit, nyeri haid (disminore), sariawan, infeksi cacing gelang dan kanker. Luka
bakar, abses, eksim, gigitan serangga, biang keringat, atau dibutuhkan pada
payudara ibu menyusui untuk melancarkan ASI. Pada bunga digunakan untuk
mengatasi pencernaan terganggu. Akar digunakan untuk pengobatan wasir dan
disentri amuba.
5.14 Lemon
gambar 18 Lemon
122
1. Deskripsi
Tanaman lemon (Citrus limon burm f.) merupakan tanaman asli Asia
Tenggara. Lemon pertama kali tumbuh di India, Burma Utara dan Cina. Budidaya
Citrus limon pertama kali di Genoa pada pertengahan abad ke-15. Pada abad ke-
18 dan abad ke-19. Citrus limon ditanam di Floridina dan California. Bagian dari
tanaman Citrus limon yang sering dimanfaatkan adalah kulit buah, bunga, daun
dan air perasan. Jeruk lemon termasuk salah satu jenis tanaman yang perdu yang
banyak memiliki dahan dan ranting dengan tinggi maksimal mencapai 10-15 kaki
(3 sampai 5m).
Jeruk lemon memiliki batang berduri, daun hijau dan lonjong, bunga
berbentuk oval dan berwarna putih dengan garis-garis ungu didalamnya. Buah
lemon berukuran 7-12cm dan berbentuk bulat telur dengan ujung yang runcing
pada salah satu ujungnya. Kulit lemon berwarna kuning terang, kadang terdapat
garis berwarna hijau atau putih dan mempunyai tebal sekitar 6-10 segmen, bersifat
juicy dan mempunyai rasa asam (Fitriyanti, 2018).
pahit yang terdapat pada sari lemon setelah diekstrak disebabkan oleh limonin.
Jumlah komponen rasa pahit ini akan berkurang dengan meningkatnya
kematangan buah. Senyawa limonin berfungsi untuk melancarkan peredaran
darah, meredakan radang tenggorokan, batuk serta menghambat sel kanker.
Citrus limon juga kaya akan vitamin C. Bentuk utama vitamin C adalah asam
askorbat (ascorbic acid) dengan rumus C6H8O6. Kadar vitamin C yang
dibutuhkan tubuh hanya berkisar 90mg (US) dan 75mg (UK), sedangkan dalam
satu buah jeruk lemon mengandung 60-100mg. jadi satu buah jeruk lemon dapat
melengkapi kebutuhan tubuh. Kandungan total padatan terlarut (TPT) dan total
asam dalam jeruk lemon akan semakin meningkat seiring dengan semakin
meningkatnya derajat kematangan buah. Sedangkan kandungan total gulanya akan
menurun. Kandungan asam (sebagian besar terdiri atas asam sitrat) dalam jeruk
lemon berkisar antara 60-75% dari TPT dan total gulanya 1% dari berat lemon
(Fitriyanti, 2018).
1. Deskripsi
Tumbuhan Keji Beling (Strobilanthes crispa B1.) tegolong tumbuhan semak,
biasanya menggerombol, tinggi 1-2 meter pada tumbuhan dewasa. Morfologi dari
tumbuhan keji beling yaitu memiliki batang luas, bentuk batangnya bulat dengan
diameter antara 0,1-0,7cm, berbulu kasar. Percabangan monopordial (batang
pokok selalu tampak jelas karena lebih cepat pertumbuhannya dari pada
pertumbuhan cabang). Kulit batang berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau
pada waktu muda dan berubah jadi coklat setelah tua. Jenis daun tunggal,
berhadap-hadapan, bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong, permukaan
daunnya memiliki bulu halus, tepi daunnya beringgit, ujung daun meruncing,
pangkal daun meruncing, panjang helaian daun berkisar 5-8cm, lebar 2-5cm,
bertangkai oendek, tulang daun menyirip dan warna permukaan daun bagian atas
hijau tua sedangkan bagian bawah hijau muda. Bunganya tergolong majemuk,
bentuk bulir, mahkota bunga bentuk corong, benang sari empat, dan warna bunga
putih agak kekuningan. Keji beling memiliki buah berbentuk bulat, buahnya jika
masih muda berwarna hijau dan setelah masak atau tua berwarna hitam. Untuk
bijinya berbentuk bulat dan ukurannya kecil. Sistem perakarannya tunggang,
bentuk akar seperti tombak, dan berwarna putih. Tanaman keji beling adalah
125
tanaman yang biasa ditanam masyarakat sebagai tanaman pagar, dapat tumbuh
hampir diseluruh wilayah Indonesia (Benigna, 2015).
2. Kandungan Kimia
Tanaman keji beling mengandung zat-zat kimia antara lain: kalium, natrium,
kalsium, asam silikat, alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol. Flavonoid
terdapat pada seluruh bagian tubuh termasuk pada buah, tepung sari dan akar.
Mekanisme kerja flavonoid adalh mengganggu aktifasi transpeptidase
peptidoglikan sehingga pembentukan dinding sel terganggu dan sel mengalami
lisis (Benigna, 2015).
1. Deskripsi
Daun ungu (Graptophyllum pictum (L) Griff) memiliki batang tegak,
berwarna ungu, dan penampang batangnya berbentuk mendekati segitiga tumpul.
Ukurannya kecil dan tingginya hanya dapat mencapai 3 meter. Bunga bersusun
dalam satu rangkaian tandan yang berwarna merah tua. Perbungaan majemuk
keluar di ujung batang, tersusun dalam rangkaian berupa tandan yang panjangnya
3-12cm. buahnya buah kotak, bentuknya lonjong, warnanya ungu kecoklatan. Biji
kadang-kadang 2, bentuknya bulat, berwarna putih. Kulit dan daun berlendir dan
baunya kurang enak. Cabang bersudut tumpul, berbentuk galah dan beruas rapat.
Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berhadapan bersilang, bulat telur
sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi bergelombang, tapi pertulangan
menyirip, panjang 8-20cm, lebar 3-13cm, permukaan atas warnanya ungu
mengkilap.
Daun ungu dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan
ketinggian 1.250 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh dengan
baik pada tempat terbuka yang banyak tekena sinar matahari, dengan iklim kering
atau lembab. Daun ungu sering ditemukan tumbuh liar di pedesaan, atau ditanam
sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Daun ungu berasal dari Irian dan
Polynesia. Daun ungu biasanya digunakan dalam pengobatan diuretic (batang atau
127
2. Kandungan Kimia
Daun tumbuhan ini megandung alkaloid yang beracun, glikosida, steroida,
saponin, klorofil dan lendir. Batang daun tumbuhan ungu mengandung kalsium
pksalat, asam formic, dan lemak. Selain itu daun ungu juga memiliki kandungan
kimia triterpenoid, flavonoid, alkaloid, dan tannin (Rahmah, 2018).
Menurut Ummanah (2017), kandungan kimia tumbuhan ini diantaranya
alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bagian dari
sistem heterosiklik. Sementara flavonoid berfungsi untuk memproduksi pigmen
kuning, merah, dan biru pada tanaman dan melindungi dari serangga dan mikroba.
Saponin yang merupakan surfaktan bersifat antifungi, antibakteri, dan
menurunkan kolesterol darah. Tannin merupakan senyawa polifenol dan
digunakan sebagai antidiare, homostatik, dan antiinflamasi. Selain itu tannin juga
mengontrol masalah lambung serta wasir. Triterpenoid dan steroid saponin
termasuk dalam kelompok metabolit sekunder yang toksik terhadap serangga,
bakteri, dan cendawan. Daun tumbuhan ini mengandung alkaloid yang tidak
beracun, glikogsida, steroida, fenol, polifenol, tannin, saponin, klorofil dan lendir.
Batang daun tumbuhan ini mengandung kalsium, kalium, natrium, magnesium,
oksalat, asam formik, minyak astiri dan lemak.
5.17 Rangkuman
Daun salam mempunyai rasa kelat, wangi, dan bersifat astringent. Untuk
pengobatan bagian daun yang paling banyak digunakan, bagian tanaman lain yang
digunakan sebagai obat adalah akar, buah, dan kulit batang. Pengobatan secara
tradisional menggunakan daun salam untuk mengobati kolesterol tinggi, kencing
manis, hipertensi, gastritis, dan diare (Unp, 2010) dalam (Harsimah &
Chusniatun, 2016). Alang-alang memiliki rimpang berwarna putih, mengandung
fenol, r-kumarat, r-hidroksi benzoate, anilat ferulat, polifenol, asam seringat,
tannin dan saponin yang dapat menghambat pertumbuhan dan meracuni serangga
sehingga menyebabkan kematian pada serangga tersebut. Menurut Wijayakusuma
(2006) menambahkan bahwa metabolit yang telah ditemukan pada rampang
alang-alang terdiri dari saponin, tannin, arundion, femenol, isoarborinol, silindri,
simiarenol, kampesterol, stigmasterol, β-sitisterol, skopoletin, p-
hidroksibenzaladehida, katekol, asam klorogenat, asam oksalat, asam d-malat,
asam sitrat, potassium. Minyak astiri (bisabolene, cineol, phellandrene, citral,
borneol, citronellol, geranial, linalool, limonene, zingiberol, zingiberene,
camphene), oleoresin (gingerol, shogaol), fenol (gingerol, zingeron), enzim
proteolitik (zingibain), vit B16, vit C. Kalsium, magnesium, fosfor, kalium, asam
linoleat, gingerol (gol alkohol pada oleoresin), mengandung minyak astiri 1-3%
diantaranya bisabelon, zingiberen dan zingiberol. Berbagai macam kandungan
yang bisa dimanfaatkan dari tanaman herbal disekitar lingkungan, dalam hal ini
masyarakat dapat membuat ekstrak obat dari herbal dengan cara merebus,
menyeduh, dan bentuk infusa lainnya.
14. Uneputty, J. P., Yamlean, P. V., & Kojong, N. S. (2013). Potensi Infusa
Daun Sirsak Terhadap Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih Jantan. Jurnal
Ilmiah Farmasi-UNSRAT Vol.2 No.2 , 58-59.
15. Wahjono, E., & Koesnnadar. (2009). Mengebunkan Lidah Buaya Secara
Intensif. Jakarta: Agromedia Pustaka.
16. Widaryati, R. (2016). Uji Ketahanan Tubuh Ikan Nila yang Diberi Pakan
Mengandung Ekstrak Daun Ciplukan di pH Air Rendah. Jurnal Ilmu
Hewani Tropika Vol.5 Ni.1 , 28.
17. Yulianti, T. S., Setyaningsih, R., & Suryaningsih, M. (2014). Pengaruh Air
Rebusan Daun Salam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Dukuh Jangkung Rejo Nogosari Boyolali. JIK. Vol. 2 No. 2 ,
39-40.
18. Khamidah, A., & dkk. (2017). Ragam Produk Olahan Temulawak Untuk
Mendukung Keanekaragaman Pangan. Jurnal Litbang Pertanian Vol.36
No.1 , 1-12.
19. Pangemanan, A., & dkk. (2016). Uji Daya Hambat Ekstrak Rimpang
Kunyit Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas sp. Jurnal e-Biomedik (eBm), Vol.4 No.1 , 82.
7. Tugas dan tanggung jawab perawat dalam pemanfaatan tanaman herbal adalah
…
1. Mendukung penuh system pengobatan herbal
2. Mengetahui sifat dasar dari obat herbal
3. Tidak perlu dilakukan monitoring karena obat herbal aman
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang ramuan herbal
d. Penyembuhan spiritual
e. Hipnoterapi
9. Tanaman herbal yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan
menurunkan kadar kolesterol adalah …
a. Mengkudu
b. Lidah buaya
c. Jambu
d. Tongkat ali
e. Belimbing
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini diharapkan peserta didik mampu untuk:
1. Menjelaskan Pemanfaatan Herbal Untuk Asam Urat
2. Menjelaskan Pemanfaatan Herbal Untuk Hiperkolesterol
3. Menjelaskan Pemanfaatan Herbal Untuk Hipertensi
4. Menjelaskan Pemanfaatan Herbal Untuk Batu Ginjal
5. Menjelaskan Pemanfaatan Herbal Untuk Batuk
6. Menjelaskan Pemanfaatan Herbal Untuk Antibiotik
7. Menjelaskan Pemanfaatan Herbal Untuk Tbc
8. Menjelaskan Pemanfaatan Herbal Untuk Wasir
9. Menjelaskan Pemanfaatan Herbal Untuk Diabetes Mellitus
10. Menjelaskan Pemanfaatan Herbal Untuk Obesitas
11. Menjelaskan Pemanfaatan Herbal Untuk Infeksi
12. Menjelaskan Pemanfaatan Herbal Untuk Jerawat
13. Menjelaskan Pemanfaatan Herbal Untuk Kanker
f. Masukkan campuran sari jambu air kedalam gelas. Tambahkan air jeruk
lemon dan madu, lalu aduk hingga tercampur merata dan siap dihidangkan
g. Cuci tangan setelah selesai (Purwanto, 2014).
lembar daun sirsak memberikan efek efek penurunan kadar kolesterol darah yang
tebaik walau secara statistik tidak bermakna (Uneputty, Yamlean, & Kojong,
2013).
5) Matikan mesin blender, kemudian tambahkan gula diet atau madu dan
siap dihidangkan
6) Cuci tangan setelah selesai (Purwanto, 2014).
Pembuatan ekstrak tali putri adalah dengan cara sampel tali putri
dikeringkan, dibersihkan dari pengotor, di rajang halus dan di timbang 1,33
kg. Kemudian di maserasi menggunakan etanol 70% dengan sesekali diaduk.
Penyaringan dilakukan sebanyak 3 kali setelah 5 hari dimaserasi. Maserat
yang diperoleh akan diuapkan dengan menggunakan vacum rotary
evaporator sehingga di dapatkan ektrak kental etanol tali putri (Novitri,
Arifin, & Rusdi, 2018).
2. Herba pecut kuda (Stachytarpheta jamaicanseis L.)
Tanaman obat tradisional secara nyata mampu menyembuhkan berbagai
macam penyakit, tetapi khasiat dan keamanannya belum terbukti secara
klinis. Salah satu tanaman yang tumbuh liar dan banyak digunakan secara
tradisional adalah herba pecut kuda (Stachytarpheta jamaicanseis L.). hampir
seluruh bagian dari tanaman ini bisa dijadikan obat,diantaranya diketahui
berkhasiat sebagai pembersih darah, anti radang, diuretik, keputihan dan
batuk.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa penggunaan ekstrak herba pecut kuda secara invitro dengan
konsentrasi ekstrak 0,5% : 1% dan 2%, mampu melarutkan batu ginjal. Dari
hasil uji statistika dengan metoda ANOVA satu arah, dengan uji lanjut
kruskal-wallis test menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara dosis
ekstrak dalam melarutkan batu ginjal. Ekstrak herba pecut kuda yang
digunakan dapat mempengaruhi peningkatan volume urin yang berarti ekstrak
dapat berkhasiat sebagai diuretik.
Pembuatan ekstrak herba pecut kuda adalah 2kg herba pecut kuda
dibersihkan dan dirajang kecil-kecil. Kemudian di maserasi menggunakan
etanol 96% selama 5 hari sambil sesekali diaduk. Ekstrak cair lalu disaring
kemudian dipekatkan menggunakan alat destilasi dan rotary evaporator
hingga diperoleh ekstrak kental (Arifin, Masitah, & Elisma, 2010).
161
dapat mengobati batuk, sakit kepala dan salesma ()influenza), mulas, gatal (obat
luar), luka (obat luar), sakit kepala dan membangkitkan nafsu makan.
Rimpang kencur (aromatic ginger, sand ginger) digunakan sebagai obat
batuk, peluruh dahak atau pembersih tenggorokan, menghilangkan lendir yang
menyumbat hidung dan menghangatkan badan. Berkhasiat juga menghilangkan
gas dari perut dan menangkal radikal bebas.
Rimpang kunci berkhasiat untuk batuk kering dan sariawan, kembung dan
susah kencing, kurap, batu empedu dan sari rapet. Kunyit (curcuma longa)
termasuk tanaan fitofarmka. Bagian yang digunakan untuk herbal adalah minyak
atsiri, kurkumin, dimetoksin, kurkumin, arabinosa, fluktosa, glukosa, pati, tanin,
magnesium besi, kalsium, natrium dan kalium (Mulyani, Widyastuti, & Ekowati,
2016).
Dinding sel akan mengalamai peregangan yang sangat kuat dan kemudian
mengakibatkan kerusakan membran sel yang pada akhirnya menyebabkan
keluarnya berbagai komponen penting untuk pertahanan hidup bakteri yaitu
protein, asam nukleat dan nukleotida.
Terpenoid merupakan senyawa fenol yang bersifat lipofilik. Mekanisme
kerja terpenoid adalah dengan jalan merusak membran sel. Senyawa kimia
yang lain adalah tannin. Mekanisme kerja tannin sebagai antibakteri
berhubungan dengan kemampuan tannin dalam menonaktifkan adhesion pada
sel mikroba (molekul yang menempel pada sel inang) yang terdapat pada
permukaan sel. Tannin memiliki potensi antimikroba karena dapat
menginaktivasi adhesin sel bakteri yang terdapat pada permukaan sel, dan
mampu menghambat enzim transport protein melalui membran sel. Senyawa
ini juga memiliki bentuk kompleks dengan polisakarida di dinding sel bakteri.
Flavonoid merupakan sebuah senyawa polar yang mudah larut dalam
pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol dan aseton. Flavonoid
merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol yang mempunyai sifat
sangat aktif memperlambat pertumbuhan dari virus, bakteri dan senyawa
kimia flavonoid pada umumnya bersifat antioksidan dan banyak yang telah
dimanfaatkan sebagai salah satu komponen bahan baku dalam pembuatan
obat-obatan.
Hal ini menunjukkan bahwa zat aktif tersebut dapat aktif dan
menghasilkan zona radikal terhadap bakteri Staphylococcus aureus bahkan
menunjukkan bahwa ekstrak kulit manggis dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus dengan adanya zona radilal.
Kesimpulannya adalah pada penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak
kulit manggis (Garcinia mangostana l) dengan menggunakan etanol 95%
dengan konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40%, 60% dan 80%mempunyai daya
antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Sedangkan untuk bakteri
Escheria coli esktrak kulit buah manggis tidak menghambat pertumbuhan
bakteri tersebut (Romas, Rosyidah, & Aziz, 2015).
164
±24 jam sambil sesekali diaduk. Bahan yang telah dimaserasi disaring,
sehingga diperoleh filtrat. Selanjutnya filtrat tersebut dimasukkan ke dalam
vacum rotary evaporator dengan suhu 30-40ºC, selama ± 1 jam sehingga
diperoleh ekstrak kental. Kemudian ekstrak kental diencerkan dengan pelarut
yang di beri CMC (carboxymethil cellulose) 1% sehingga diperoleh
konsentrasi 1%, 2.5%, 5% dan 10%.
Berdasarkan skrining fitokimia yang dilakukan oleh Paul dkk (2012).
Bagian daun dari tanaman putri malu positif mengandung berbagai senyawa
polifenol seperti alkaloid, flavonoid, terpenoid, sterol, tannin, dan saponin.
Senyawa aktif tersebut merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh
tanaman. Menurut Heinrich, et al., (2009) dalam (Adila dkk, 2013) senyawa
flavonoid mampu merusak dinding sel sehingga menyebabkan kematian sel.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Sundari et. al., (1996) dalam (Adila dkk,
2013) bahwa flavonoid dapat menghambat pembentukan protein sehingga
menghambat pertumbuhan mikroba.
Selain flavonoid kandungan senyawa lain seperti senyawa tanin juga dapat
merusak membran sel. Cowan (1999) menyatakan bahwa senyawa tanin
dapat merusak pembentukan konidia jamur. Kandungan senyawa lain seperti
alkaloid dalam daun putri malu mampu mendenaturasi protein sehingga
merusak aktivitas enzim dan menyebabkan kematian sel (Robinson, 1991).
Senyawa saponin termasuk senyawa polifenol, yang mana senyawa ini dapat
menghambat bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma pada bakteri.
Kerusakan pada membran sitoplasma dapat mencegah masuknya bahan-
bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan
energi akibatnya bakteri akan mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan
kematian (Fadlian dkk, 2016).
Membran sitoplasma berperan dalam mempertahankan keutuhan struktur sel
dan berfungsi dalam transport nutrient secara selektif ke dalam sel. Membran
juga tempat terletaknya enzim-enzim yang terlibat dalam biosintesis dinding
sel. Bila membrane rusak, maka fungsi sel akan terganggu yang
mengakibatkan pertumbuhan sel terhambat atau menjadi mati. Agen fisik
166
karena bakteri ini kehilangan pewarna kristal violet pada waktu pembilasan
dengan alcohol namun mampu menyerap pewarna tandingan yaitu safranin.
Hasil yang di dapat adalah ekstrak daun putri malu mampu menghambat
pertumbuhan bakteri pseudomonas aeruginosa dengan diameter rata-rata
zona hambat konsentrasi 1% yaitu 1,20 mm, konsentrasi 2.5% yaitu 1.08%,
konsentrasi 5% yaitu 0.87 mm dan konsentrasi 10% yaitu 1,01 mm. Dari rata-
rata zona hambat yang terbentuk ekstrak daun putri malu memiliki kekuatan
daya hambat terhadap bakteri P. Aeruginosa dalam kataegori lemah (Anggita,
Fakhururazi, & Harris, 2018).
Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian
lain tubuh manusia (Masrin, 2008).
Bawang putih (Allium sativum) sebenarnya berasal dari Asia Tengah,
diantaranya Cina dan Jepang yang beriklim subtropik. Dari sini bawang putih
menyebar ke seluruh Asia, Eropa, dan akhirnya ke seluruh dunia. Di Indonesia,
bawang putih dibawa oleh pedagang Cina dan Arab, kemudian dibudidayakan di
daerah pesisir atau daerah pantai. Seiring dengan berjalannya waktu kemudian
masuk ke daerah pedalaman dan akhirnya bawang putih akrab dengan kehidupan
masyarakat Indonesia. Peranannya sebagai bumbu penyedap masakan modern
sampai sekarang tidak tergoyahkan oleh penyedap masakan buatan yang banyak
kita temui di pasaran yang dikemas sedemikian menariknya (Syamsiah dan
Tajudin, 2003). Secara klinis, bawang putih telah dievaluasi manfaatnya dalam
berbagai hal, termasuk sebagai pengobatan untuk hipertensi, hiperkolesterolemia,
diabetes, rheumatoid arthritis, demam atau sebagai obat pencegahan
atherosclerosis, dan juga sebagai penghambat tumbuhnya tumor. Banyak juga
terdapat publikasi yang menunjukan bahwa bawang putih memiliki potensi
farmakologis sebagai agen antibakteri, antihipertensi dan antitrombotik
(Majewski, 2014).
Ekstrak etanol bawang putih memiliki efek antibakteri terhadap
Mycobacterium tuberculosis strain H37RV dengan kadar bunuh minimal sebesar
2% dan efek antibakteri terhadap Multidrug Resistant Mycobacterium
tuberculosis dengan kadar bunuh minimal sebesar 4% (Ramsif et al., 2012).
Bawang putih dan adas bintang diharapkan menjadi salah satu solusi dari
antituberkulosis. Untuk mengetahui hal tersebut, dilakukan peneltian komputasi
antara protein 4MP2 dan 4MP7 dari Mycobacterium tuberculosis, Binding affinity
terbaik menunjukkan energi yang dibutuhkan ligan untuk berikatan dengan
protein 4MP2 dan 4MP7 semakin rendah nilai binding affinity maka semakin
bagus, serta potensi atau tidaknya bawang putih dan adas bintang dapat dilihat
dari kesamaan residu yang terlibat.
Senyawa aktif dan ikatan ligan dengan protein adas bintang dengan 4MP2
(kaempferol), bawang putih dengan 4MP2 (quercetin), adas bintang dengan
170
2) Cara membuat:
1) Cuci tangan sebelum tindakan
2) Siapkan bahan dan cuci daun dewa dengan air hangat yang mengalir
3) Masukkan bahan-bahan yang telah dipotong ke dalam blender
4) Tambahkan air 200 cc
5) Hidupkan mesin blender, kemudian giling semua bahan hingga lembut
dan tercampur rata.
6) Matikan mesin blender dan tuangkan ke dalam gelas
7) Tambahkan madu dan perasan jeruk nipis, kemudian aduk sampai
tecampur rata. Siap dihidangkan.
8) Cuci tangan setelah selesai (Purwanto, 2014).
Cara mengatasi jerawat ada dua yaitu secara farmakologi dan non
farmakologi. Secara farmakologi yaitu mengatasi masalah jerawat dengan
penggunaan obat diantaranya dengan obat-obatan kimia seperti cream dan obat
tradisional atau obat herbal. Beberapa contoh obat herbal yaitu daun sirih, tomat,
jeruk nipis, belimbing wuluh, dan masker buah megkudu. Pengobatan jerawat
secara non farmakologi yaitu pengobatan jerawat tanpa penggunaan obat seperti
membersihkan muka secara rutin, menutup muka dengan masker saat berkendara,
istirahat dan menerapkan hidup bersih (Syhura, 2013) dalam (Sukmawati, 2016).
Daun sirih merah sebagai salah satu pengobatan herbal dipercaya sebagai zat
eugenol yang berperan sebagai antifunal (anti jamur) sehingga mampu
menghambat perkembangan sel tunas penyebab jerawat, dan zat antiseptic
berkhasiat untuk membunuh bakteri penyebab munculnya jerawat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa remaja yang menggunakan daun sirih merah untuk
mengurangi jerawat dengan indikator warna, bentuk, jumlah dan volume yaitu
remaja yang menggunakan daun sirih merah yang sebelumnya sedikit meradang
menjadi berkurang. Remaja yang menggunakan daun sirih merah untuk
mengurangi jumlah jerawatnya bertambah banyak 15 orang setelah menggunakan
daun sirih merah hanya 2 orang yang menjadi jerawatnya bertambah banyak.
Sedangkan remajang yang menggunakan daun sirih merah yang sebelumnya
volumenya tetap sebanyak 16 orang menjadi 4 orang. Hal ini menunjukkan bahwa
sirih merah efektif dalam mengurangi jerawat.
Untuk mendapatkan manfaat daun sirih merah dalam mengurangi jerawat
hendaknya dilakukan secara ritun dan juga disertai dengan menjaga kebersihan
wajah. Gunakan ramuan sirih ini dengan mengambil 7-10 lembar daun sirih, cuci
dengan bersih, dan tumbuk hingga halus, dan kemudian gunakan seduhan air sirih
tersebut untuk mencuci muka, dan untuk hasil maksimalmaka pemakaia ini
dilakukan secara rutin 2 kali sehari. Sirih merah ini bisa digunakan 2-3 lembar
½
daun saja setelah itu daun ditumbuk dan ditetsi air hangat sendok teh untuk
mengambil sarinya, setelah itu balurkan sirih pada wajah dan tunggu 1-2 jam
hingga kering lalu cuci muka menggunakan air hangat, gunakan sirih ini 2 kali
176
sehari atau sebelum mandi. Luka jerawat akan mulai hilang pada 7-10 hari
(Sukmawati, 2016)
2. Cara membuat:
1) Cuci tangan sebelum tindakan
2) Siapkan bahan dan cuci dengan air mengalir
3) Kupas buah sirsak dan buang bijinya
4) Potong-potong buah sirsak dan anggur hijau, kemudian masukkan ke
dalam blender bersama air matang, air jeruk lemon/nipis, dan susu kental
manis
5) Hidupkan mesin blender, kemudian giling semua bahan hingga lembut dan
tercampur merata.
6) Matikan mesin blender dan tuangkan ke dalam gelas. Siap dihidangkan.
7) Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
6.14 Rangkuman
Asam urat merupakan hasil metabolisme protein dari makanan yang masuk,
dan bila kadarnya terlalu tinggi, dapat menyebabkan terbentuknya kristal asam
urat. Kristal-kristal ini biasanya terkonsentrasi pada sendi-sendi (kaki, lutut, siku,
atau tangan) sedemikian rupa sehingga mengakibatkan radang sendi akut
(arthritis gout) (Purwanto, 2014). Dalam hal ini, penyakit asam urat dapat diobati
menggunakan bahan herbal yang ada di masyarakat seperti jambu air dan mint.
Sedangkan untuk penyakit seperti tekanan darah tinggi dapat diatasi dengan
menggunakan obat bahan herbal yang ada di lingkungan masyarakat seperti
menggunakan tanaman sambung nyawa, mentimun, dan belimbing. Penyakit
diabetes mellitus yang sering kita kenal sebagai kencing manis adalah kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang akibat adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) dalam darah sebagai hasil dari kurangnya hormone insulin yang
dihasilkan oleh kelenjar pancreas. Penyakit diabetes mellitus ini dapat ditangani
menggunakan bahan herbal dari tomat dan bawang merah. Durian merupakan
salah satu tanaman yang mengandung fitokimia. Kulit buah durian mengandung
senyawa fenolik, flavonoid, saponin, dan tannin. Hal ini menunjukkan bahwa
ekstrak kulit buah durian dapat digunakan sebagai antijamur. Cara mengatasi
jerawat ada dua yaitu secara farmakologi dan non farmakologi. Secara
farmakologi yaitu mengatasi masalah jerawat dengan penggunaan obat
diantaranya dengan obat-obatan kimia seperti cream dan obat tradisional atau obat
178
herbal. Beberapa contoh obat herbal yaitu daun sirih, tomat, jeruk nipis, belimbing
wuluh, dan masker buah megkudu
1 Anggita, A., Fakhururazi, & Harris, A. (2018). Uji Aktivitas Bakteri Ekstrak
Etanol Daun Putri Malu (Minosa pudica) terhadapa Bakteri Pseudomonas
aeruginosa. JIMVET E-ISSN : 2540-9492 Juli 2018, 2(3) : 411-418 , 411-418.
2 Arifin, H., Masitah, & Elisma. (2010). Efek Diuretik dan Daya Melarutkan
Batu Ginjal. Jurnal Farmasi Higea, vol. 2 No. 1, 2010 , 35.
3 Astana, P. R., Ardiyanto, D., Triyono, A., & Mana, T. A. (2017). Uji
Keamanan dan Manfaat Ramuan Jamu untuk Hemoroid di Bandingkan
dengan Diosmin Hisperidin. Media Litbangkes, Vol. 27 No. 1, Maret 2017 ,
58-62.
4 Endriyanto, N. C., & Santoso, B. (2018). Hasil Komputasi Vina untuk
Kandungan Bawang Putih dan Adas Bintang terhadap Protein Dehidrogenase
Piruvarat Mycobacterium tuberculosis . 366-371.
5 Iqbar, Masykur, & Putri, R. (2016). Tumbuhan Berguna di Lembah
Seulawah, provinsi Aceh. Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 , 94.
6 Mulyani, H., Widyastuti, S. H., & Ekowati, V. I. (2016). Tumbuhan Herbal
sebagai Jamu Pengobatan Tradisional terhadap Penyakit Dalam Serat
Primbon Jampi Jawi Jilid I. Jurnal Penelitian Humaniora Volume 21 Nomor
02, Oktober 2016 , 76-77.
179
7 Novitri, A. S., Arifin, H., & Rusdi. (2018). Evaluasi Ekstrak Tali Putri
(Cassytha Filiformis Linn) terhadap Efek Diuretik dan Daya Larut Batu
Ginjal. Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Volume 01,
Nomor 02, SEptember 2018 , 15-18.
8 Romas, A., Rosyidah, D. U., & Aziz, M. A. (2015). Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana l) terhadap Bakteri
Escheria coli ATCC 11229 dan Staphyloccoccus aureus ATCC 6538 secara
In Vitro. University Research Colloquium 2015 , 129-131.
9 Sari, K., Susanti, E., & Hendra, S. (2018). Studi Komparasi Keefektifan
Mahkota Dewa dan Pare terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita
Diabetes. 75-77.
10 Setyowati, H., Hanifah, H. Z., & Nugraheni, R. P. (2016). Krim Kulit Buah
Durian Sebagai Obat Herbal Pengobatan Infeksi Jamur Candida albicans.
Majority .
5. Apa nama tumbuhan yang secara empiris digunakan untuk mengobati wasir ?
a. Jahe
b. Meniran
c. Kunyit
d. Daun ungu
e. Pare
181
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini diharapkan peserta didik mampu untuk:
1. Menjelaskan Definisi Terapi Doa
2. Menjelaskan Cara Terapi Doa
3. Menjelaskan Manfaat Terapi Doa
4. Menjelaskan Dasar Teori Terapi Doa
5. Menjelaskan efiden Base Practice Terapi Doa
6. Menjelaskan Hikmah Terapi Doa
5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur‟an dan doa yang
sedang dibaca.
6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik
yang berupa ayat-ayat Al Qur‟an atau doa-doa dari Nabi Shallallahu „Alaihi
Wasallam. Supaya penderita belajar dan merasa tenang bahwa ruqyah yang
dibacakan sesuai dengan syariat.
7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengahtengah pembacaan ruqyah.
Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran.
Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. „Aisyah -
radhiallahu „anha- pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu „Alaihi
Wasallam dalam meruqyah. Ia menjawab:”Seperti tiupan orang yang makan
kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (H.R Muslim 14/182). Atau
tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan
dalam hadits Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang
yang gila, ia mengatakan:”Maka aku membacakan Al Fatihah padanya
selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikan bacaanku, aku
kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Maka dia seolah-olah lepas dari
sebuah ikatan”. (H.R Abu Daud 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184)
8. Jika meniupkan ke dalam media berisi air atau selainnya, tidak masalah.
Media terbaik untuk ditiup adalah minyak zaitun atau air hujan. Berdasarkan
hadits dari Malik bin Rabi‟ah, bahwa Rasulullah Shallallahu „Alaihi
Wasallam bersabda:
“Makanlah minyak Zaitun, dan olesilah tubuh
kalian dengannya. Sebab ia berasal dari
tumbuhan yang penuh berkah”.33
Firman Allah Ta‟ala:
“Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfa'atnya” (Q.S
Qaaf: 9).
9. Mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan. Ini berdasarkan hadits
„Aisyah –radhiallhu„anha- ia berkata:”Rasulullah tatkala dihadapkan pada
seseorang yang mengeluh kesakitan, Beliau mengusapnya dengan tangan
183
12. Apabila penyakit ada disekujur badan, atau lokasinya tidak jelas, seperti gila,
dada sempit atau keluhan pada mata, maka cara mengobatinya dengan
membacakan ruqyah di hadapan si penderita. Dalam sebuah riwayat
disebutkan bahwa Nabi meruqyah orang yang mengeluhkan rasa sakit.
Disebutkan dalam riwayat Ibnu majah, dari Ubay bin Ka‟ab, ia berkata:
”Maka tatkala ia didudukkan dihadapan Beliau. Kemudian aku mendengar
Beliau membentenginya dengan surat Al Fatihah” (Hawari, 1997)
Artinya : “ Dan bila aku sakit Dia-lah yang menyembuhkan “ (QS. 26:80)
187
7.6 Rangkuman
Doa merupakan salah satu bentuk komitmen keagamaan seseorang. Doa
sendiri adalah permohonan yang di munajatkan ke pada Allah SWT, Tuhan yang
Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Pengampun. Selain itu
doa merupakan suatu amalan dalam bentuk ucapan ataupun dalam hati yang
berisikan permohonan kepada Allah SWT, dengan selalu mengingat nama-Nya
dan sifat-Nya (Syukur, 2012). Doa sebagai terapi merupakan salah satu alternatif
dalam menyembuhkan penyakit rohani khususnya, namun tidak hanya dengan doa
saja tentunya harus disertai dengan ikhtiyar atau berusaha yaitu dengan
188
penanganan medis. Suatu penyakit jasmani atau rukhani tidak akan sembuh jika
hanya berdoa saja atau dengan penanganan medis saja, maka dari itu doa dan
penanganan media itu penting dalam penyembuhan penyakit, bukan hanya itu
segala sesuatu juga harus berdoa dan berusaha (Syukur, 2012). Berdoa memiliki
banyak manfaat, sebagian telah disebutkan secara lebih luas beberapa manfaat
dari terapi doa yaitu: a) Berdoa bukanlah perbuatan sia-sia. Segala keinginan yang
kita mohonkan dalam doa akan dikabulkan oleh Allah SWT. Doa dapat
mengurangi stress dan berbagai tekanan hidup. Berdoa dapat menyelapkan rasa
putus asa. Dengan berdoa seseorang akan termotivasi dalam menghadapi cobaan
hidup seperti diberikan kesembuhan dalam penyakit yang dialaminya. Berdoa
membuat kondisi psikologis seseorang terjamin stabil. Berdoa dapat
meningkatkan daya tahan tubuh, menyembuhkan penyakit fisik maupun psikis.
Kekuatan berdoa membuat seseorang memiliki daya tahan tubuh yang baik karena
dia selalu menatap kehidupan dengan pikiran jernih, dan tubuhnya tidak mudah
lemah karena beban pikiran. Berdoa dapat menyembuhkan suatu penyakit
(Priyatna & Rahayu, 2014).
2. Dibawah ini yang benar tentang tata cara terapi doa adalah …
1. Niat
2. Rilekskan tubuh
3. Lakukan tahap penyadaran akan kekuasaan Tuhan
4. Lakukan tahap komunikasi
3. Inti dari terapi doa adalah…
1. Sesungguhnya setiap sakit ada obatnya
2. Sesungguhnya dalam sakit ada hikmah besar
3. Setiap orang akan diuji dengan sakit
4. Bentuk penghambaan seorang manusia pada sang pencipta
4. Berdasarkan penelitian keberhasilan terapi doa sangat bergantung pada…
a. Komitmen agama (dzikir dan doa)
b. Diet
c. Kesopanan
190
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini diharapkan peserta didik mampu untuk:
1. Menjelaskan Definisi Akupuntur
2. Menjelaskan Cara Akupuntur
3. Menjelaskan Cara Menentukan Letak Titik Akupuntur
4. Menjelaskan Manfaat Akupuntur
5. Menjelaskan Dasar Teori Akupuntur
6. Menjelaskan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akupuntur
7. Menjelaskan Efiden Base Practice Akupuntur
164
165
Diameter antara 1-2 mm, Letaknya dapat di sub cutan pada insersio atau origo
suatu tendon atau otot, dalam otot yang tebal fascia atau tulang. Memiliki
lebih banyak ujung syaraf (nerve endplates) Dan sirkulasi pembuluh darah
2. Fisiologis yaitu
Memiliki suhu lebih tinggi dari bukan titik akupunktur. Memiliki daya hantar
listrik lebih tinggi, karena resistensi yang Rendah Memilki profil beda
tegangan listrik tertentu Memiliki hubungan reflektif dengan organ (cutaneus
viscera reflex) melalui syaraf sensoris dan motoris atau melalui humoral.
Mampu menghantarkan “sensasi” melalui jalur tertentu (propa-gating
sensation along the chanel) Berhubungan dengan titik akupunktur lainya
melaui jalur tertentu yang bukan sistem saraf ,sistem limfe atau pembuluh
darah, yang disebut meridian Kemampuan migrasi isotop pada titik
akupunktur dan tidak pada yang bukan titik akupunktur (Dharmojono, 2009).
1. Pengukuran dengan jari tangan: jari antara kedua ujung lipatan sendi
intephalangeal jari tengah dianggap sebagai 1 cun.
2. Pengukuran dengan jari jempol: lebar jempol tangan dianggap sebagai 1 cun
3. Pengukuran dengan 4 jari tangan : lebar 4 jari, meliputi: telunjuk, tengah,
manis dan kelingking di rapatkan bersama dengan lipat sendi interphalangeal
dari tengah di buat garis lurus yang dianggap sebagai 3 cun.
4. Pengukuran dengan 3 lebar jari: meliputi telunjuk, tengah dan manis adalah 2
cun.
5. Pengukuran dengan 2 lebar jari: meliputi telunjuk, tengah meliputi 1,5 cun
Berdasarkan tanda anatomi lain di samping cara perhitungan di atas, di
tetapkan pula garis garis bantu berdasrakan dengan tanda anatomi seperti berikut
(khusus untuk penentuan garis bantu ini, di gunakan ukuran cun jari. Daerah dada
Menggunakan garis longitudinal berikut sebagai pedoman :
1. Garis lateral 1 dada:
1) Dari titik yang berjarak 2 cun latral garis tengah (dimana berjalan meridian
Ren), di tarik garis longitudinal yang sejajar garis tengah tersebut.
2) Garis lateral 2 dada : Garis longitudinal yang berjalan dari mid clavikula
Berjarak 4 cun dari garis median
3) Garis lateral 3 dada : Garis yang sejajar dengan garis lateral dada
keduadan berjarak 2 cun dari garis tersebut Berjarak 6 cun dari garis
median.
2. Daerah perut Menggunakan garis longitudinal berikut:
1) Garis lateral 1 perut :Sejajar dan berjarak 0,5 cun dari garis median dimana
meridian Ren berada
2) Garis lateral 2 perut : Sejajar dengan garis median dan merupakan
kelanjutan dari garis lateral 1 dada.
3) Garis lateral 3 perut : Sejajar dengan garis median dan merupakan
kelanjutan dari garis lateral 2 dada.
167
3. Daerah punggung
Mempergunakan prosesus spinalis tulang belakang sebagai patokan.
Berdasarkan pengukuran perbandingan. Pengukuran ini menggunakan sendi
sebagai tanda utama untuk mengukur panjang dan lebar dari berbagai bagian
tubuh manusia. Pengukuran perbandingan dari berbagai bagian tubuh mausia
digunakan sebagai dasar untuk menentukkan titik yang digabungkan dengan cara-
cara yang di modifikasi yang telah lama di gunakan (Dharmojono, 2009).
setelah pengobatan medis modern dinilai tidak efektif. Sedangkan pada kelas
sosial ekonomi kebawah merujuk pada pengobatan tradisional atau alternatif lain,
seperti pengobatan herbal dan lain sebagainya sebelum memilih pengobatan
akupuntur. Pada subyek kelas sosial ekonomi keatas memilih pengobatan
akupuntur sebagai proses penyembuhan penyakitnya karena pengobatan tersebut
merupakan pengobatan yang terjangkau dan efektif sedangkan pada subyek kelas
sosial ekonomi kebawah melakukan pengobatan akupuntur tersebut berdasarkan
pengalaman dari lingkungan sekitar pasien yang berhasil berobat dipengobatan
akupuntur. Tindakan sosial dapat juga dilakukan secara bersamaan (kombinasi)
baik pengobatan medis dengan tradisional(Setiawati, 2016).
Dilaporkan bahwa akupuntur pada percobaan hewan maupun manusia dapat
meningkatkan produksi insulin. Akupuntur sebagai terapi dengan cara
merangsang titik akupuntur merupakan terapi alternatif yang bertujuan
menimbulkan efek sekresi insulin pada Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM) dan perbaikan sirkulasi sistemik. (Zhang, Z.L. 2007; Fang-ming X,
Zhi-cheng L. 2006 dalam (Dewi, 2012)).
1. Pengaruh Akupunktur Pergelangan Tangan dan Kaki terhadap Nyeri
Punggung Bawah. Tahun 2015. Vol.3 No.2. Indra T. Hidayat, Adiningsih
Srilestari, Christina Simadibrata, Jan S. Purba
Nyeri punggung bawah (NPB) adalah nyeri yang dirasakan di daerah
punggung bagian bawah. Akupunktur memiliki efek analgesi. Banyak metode dan
teknik rangsang dalam akupunktur, salah satunya akupunktur pergelangan
tangan dan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
akupunktur pergelangan tangan dan kaki terhadap nyeri punggung yang diukur
dengan skor numeric analog scale (NAS) pada pasien NPB. Desain penelitian
adalah uji klinis acak tersamar tunggal dengan kontrol yang mengikutsertakan
42 pasien NPB. Pasien dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan
(n=21) yang dilakukan akupunktur pergelangan tangan dan kaki area 5 dan 6
pergelangan kaki; kelompok kontrol (n=21) yang dilakukan akupunktur
tubuh pada titik BL23 Shenshu, BL40 Weizhong, dan LI4 Hegu.
Akupunktur dilakukan 2x seminggu selama 3 minggu. Di akhir terapi
171
Terdapat penurunan skor NAS pada kedua kelompok setelah terapi ke-6.
Perubahan skor NAS setelah terapi ke-6 pada kelompok perlakuan berbeda
bermakna bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0.041). Akupunktur
pergelangan tangan dan kaki memiliki pengaruh terhadap penurunan nyeri yang
signifikan.
2. Peranan Terapi Akupunktur “GI” pada Penderita Stroke. 2011. Vol.10 No.2.
Dianna C. Haryono, Andreanus A. Soemardji, Felesia Fanty
Akupunktur “GI” merupakan teknik penusukan jarum yang menggabungkan
ilmu pengobatan timur dan ilmu kedokteran barat berdasarkan prinsip pemijatan
dengan titik utama 2 di leher, 3 di perut dan 2 di tungkai bawah. WHO (World
Health Organization) menyatakan akupunktur sebagai pengobatan efektif
menangani kasus stroke. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peranan terapi
Akupunktur “GI” secara klinis pada penderita stroke. Kajian observasional
dilakukan selama ± 3 bulan (Februari – April 2011) kepada pasien stroke yang
diterapi Akupunktur “GI” di Klinik Akupunktur Sukamenak dan UPT Bumi
Medika Ganesa ITB. Parameter yang dikaji yaitu Indeks Barthel, Indeks
Motrisitas, serta handgrip strength (kekuatan genggaman) pasien. Hasil uji
ditentukan kebermaknaannya secara statistik dengan metode t-test berpasangan.
Setelah 2 bulan (16 kali terapi) terdapat peningkatan rerata skor Indeks Barthel
secara bermakna (p<0,05) dari 68,70 (±33,56) menjadi 81,00 (±24,51), rerata skor
total Indeks Motrisitas (p<0,05) dari 212,59 (±74,70) menjadi 253,27 (±40,72),
dan rerata bobot handgrip strength (p<0,05) dari 5,74 (±6,66) kg menjadi 9,72
(±8,42) kg. Simpulan penelitian ini adalah Akupunktur “GI” berperan efektif
dalam meningkatkan aktivitas motorik pasien stroke yang ditunjukkan melalui
peningkatan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari, peningkatan
kemampuan dalam mengontrol tubuh dan melakukan berbagai gerakan, serta
peningkatan kekuatan fisik.
172
8.7 Rangkuman
Akupunktur adalah metode pengobatan yang mendorong tubuh untuk
meningkatkan kesehatan dan mengurangi rasa sakit dan penderitaan. Hal ini
dilakukan dengan menusukkan jarum dan menerapkan panas atau stimulasi listrik
pada titik-titik akupunktur yang tepat (Dharmojono, 2009). Setiap titik
mempunyai tempat tersendiri, menentukan letak titik yang tepat akan memberikan
efek terapi yang baik. Ada 3 cara menentukan letak titik akupunktur. Berdasakan
tanda -tanda anatomi permukaan Merupakan suatu cara untuk menetukan titik
berdasarkan tanda-tanda anatomi dari permukaan tubuh, dimana di bedakan
menjadi tanda tanda yang tetap dan bergerak. Tanda tanda tetap meliputi tonjolan,
cekungan yang dibentuk oleh sendi dan otot, konfigurasi dari panca indra , garis
rambut, kuku, jari, papilia mamae dan umbilicus. Tanda bergerak menunjukkan
misalnya: celah, cekungan, keriput, atau tonjolan yang dibentuk oleh sendi, otot,
tendon dan kulit.
173
Manfaat utama dari akupuntur adalah memberikan efek relaksasi pada wajah
dan seluruh tubuh. Hal tersebut diakibatkan setelah melakukan terapi, syaraf-
syaraf yang ada dalam tubuh menjadi lebih rileks dan tidak tegang lagi. Pada
dasarnya pengobatan akupunktur dilakukan dengan merangsang pelbagai titik di
permukaan tubuh sebagai usaha membuat keseimbangan berbagai fungsi organ.
Daerah di permukaan tubuh yang disebut sebagai titik akupunktur merupakan
suatu sistim fungsional tubuh yang memberikan efek pengobatan secarafungsional
juga. Peneli tian akhir-akhir ini menemukan banyak bukti tentang peranan
neurotransmitter pada reaksi setelah rangsang akupunktur, terutama endo-genous
opioid peptida, serotonin, dan noradrenalin dalam susunan saraf pusat.
2. Memiliki suhu lebih tinggi dari bukan titik akupunktur. Memiliki daya hantar
listrik lebih tinggi, karena resistensi yang Rendah Memilki profil beda
tegangan listrik tertentu Memiliki hubungan reflektif dengan organ (cutaneus
viscera reflex) melalui syaraf sensoris dan motoris atau melalui humoral,
merupakan ciri-ciri titik akupuntur…
a. Titik Limfe d. Titik Reflek
b. Fisiologis e. Titik Motoris
c. Anatomis
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini diharapkan peserta didik mampu untuk:
1. Menjelaskan Definisi Hipnoterapi
2. Menjelaskan Cara Hipnoterapi
3. Menjelaskan Manfaat Hipnoterapi
4. Menjelaskan Dasar Teori Hipnoterapi
5. Menjelaskan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hipnoterapi
176
177
dan muntah pada pasien kanker pada saat menjalani chemotherapy (Afriani,
2015).
2. Teori Psikofisiologis.
Beberapa peneliti menerapkan formasi retikulare, hipokampus, dan struktur
subkortikal yang memerantarai komunikasi. Teori-teori lain termasuk inhibisi sel
ganglion otak, eksitasi dan inhibisi dari neuron-neuron, fokus eksitasi sentral yang
mengelilingi area non eksitasi, anemia serebral, pergeseran energi saraf dari
sistem saraf pusat menuju sistem vasomotor, perlambatan vasomotor
mengakibatkan anemia lobus frontal “synaptic ablation” dimana impuls-impuls
saraf langsung masuk ke dalam sejumlah bagian yang lebih kecil (perhatian
selektif) juga dipertimbangkan.
3. Teori Imobilisasi.
Hipnosis suatu waktu mungkin diperlukan oleh manusia sebagai mekanisme
pertahanan untuk menghadapi ketakutan atau bahaya. Teori ini berdasarkan pada
pengamatan Pavlov bahwa satu-satunya kesempatan seekor hewan bertahan hidup
adalah untuk tetap imobile (tidak bergerak) agar terlepas dari pengamatan.
(Kroger, 2007). Walaupun diinduksi berbeda-beda pada hewan, RI (Reaksi
Imobilisasi) ditimbulkan terutama oleh faktor fisik dan insting. Pada manusia
diakibatkan dari interaksi faktor-faktor ini dengan pengalaman arti dari simbul
dan kata-kata. Hipnosis manusia dan hewan tidak mirip. Induksi berulang pada
hewan dengan penurunan kerentanan hipnotik, sedangkan pada manusia
meningkatkannya. (Kroger, 2007).
Pada umumnya, stimulus sekuat apapun seperti ketakutan, menyebabkan
hewan dan manusia tertentu ”membeku”. Konsep ini berlanjut pada teori hipnosis
“pingsan-mati”. Akan tetapi, teori ini tidak menjelaskan bagaimana hipnosis
terjadi pada manusia. Bersamaan dengan itu, hipnosis dijelaskan sebagai suatu
keadaan kesiapan tindakan emosi yang makin bertambah menghubungkan ke
bawah pada pengaruh korteks sebagai satu filogeni ke atas, namun demikian
181
secara konsisten muncul pada organisme hewan dalam berbagai bentuk. (Kroger,
2007).
4. Hipnosis sebagai suatu Status Histeria
Pada suatu waktu, hipnosis dianggap sebagai suatu gejala histeria. Hanya
individu histeris yang diyakini dapat dihipnosis. Kesimpulan ini diambil oleh
Charcot dengan dasar hanya beberapa kasus dalam keadaan patologis. Hipotesis
seperti ini tidak dapat dipertahankan, seberapa besar kerentanan terhadap hipnosis
adalah tidak patognomonik pada neurosis. Individu normal nyatanya dengan
mudah dihipnosis. (Kroger, 2007).
diterima masyarakat dan pilihan yang masuk akal. Namun demikian, dia mencatat
bahwa proses lain dibawa di sisi luar kontrol normal dimana pada saatnya dapat
berfungsi simultan dengan mereka. (Kroger, 2007).
9.6 Rangkuman
Hipnoterapi merupakan sebuah aplikasi keilmuan hipnosis yang
dipergunakan untuk mengatasi berbagai macam permasalahan psikologis antara
lain trauma, phobia, pemberdayaan diri, motivasi, mengubah perilaku negatif
(kecanduan), dan sebagainya. Pada dasarnya, hipnoterapi sama sekali tidak
berbahaya dan tidak memiliki risiko atau efek samping, selama dilakukan oleh
seorang hipnoterapis (ahli hipnoterapi) yang benar-benar mcnguasai keilmuan
hipnoterapi. Karena dalam melakukan hipnoterapi harus menggunakan proses dan
prosedur yang benar (Ashifa, 2015). Pada saat proses hipnoterapi berlangsung,
klien hanya diam, duduk atau berbaring. Yang sibuk justru terapisnya, yang
bertindak sebagai fasilitator. Pada proses selanjutnya, klienlah yang menghipnosis
dirinya sendiri (otohipnosis). Penelitian Ernest Hilgard menunjukkan bagaimana
hipnoterapi dapat digunakan untuk mengubah persepsi individu secara dramatis.
Hilgard memerintahkan individu yang terhipnotis untuk tidak merasa sakit atau
kedinginan pada lengannya saat dicelupkan kedalam air es. Individu yang
terhipnotis mampu mencelupkan lengan mereka di air es selama beberapa menit
tanpa mengalami rasa sakit atau kedinginan. Sementara individu tidak terhipnotis,
menarik lengan mereka dari air es beberapa detik karena merasa kedinginan
(Afriani, 2015).
Telah banyak penulis yang mencoba memberi keterangan mengenai
fenomena hipnosis dan banyak sekali teori yang diungkapkan. Teori-teori yang
diajukan, antara lain: teori imobilisasi, teori hipnosis sebagai suatu status histeria,
teori yang didasari perubahan fisiologis serebral, teori hipnosis sebagai suatu
proses menuju tidur yang dikondisikan, teori aktifitas dan inhibisi ideomotor, teori
disosial, teori memainkan peran (Role-Playing), teori regresi, teori
hipersugestibilitas (hypersuggestibility), serta teori psikosomatik (Kroger, 2008).
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan hipnoterapi adalah kemampuan
seseorang untuk dihipnosis atau tingkat hipnotisability nya, harapan terhadap
hipnoterapi, kerjasama dengan hipnoterapistnya. Sehingga hipnoterapi tidak
hanya bisa dilakukan kepada orang dewasa saja tetapi juga bisa dilakukan pada
anak-anak. Namun, hipnoterapi akan lebih efektif bila diberikan di usia 7 tahun ke
186
atas terutama karena anak pada usia ini sudah memahami bahasa verbal dan non
verbal (Rakhmawati & dkk, 2014).
3. Cara yang digunakan oleh seorang hipnoterapis untuk membawa pikiran klien
berpindah dari pikiran sadar (conscious) menuju pikiran bawah sadar
(subconscious), dengan menembus apa yang dikenal dengan Critical Area
disebut…
a. Pre-Induction (Interview)
b. Suggestibility Test
c. Induction
d. Deepening (Pendalaman Trance)
e. Suggestions / Sugesti
188
4. Pada saat klien masih berada dalam trance, hipnoterapis juga akan memberi
Post Hypnotic Suggestion, hal tersebut merupakan [roses hipnoterapi pada
tahap…
a. Pre-Induction (Interview)
b. Suggestibility Test
c. Induction
d. Deepening (Pendalaman Trance)
e. Suggestions / Sugesti
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini diharapkan peserta didik mampu untuk:
1. Menjelaskan Definisi Aromaterapi
2. Menjelaskan Cara Aplikasi Aromaterapi
3. Menjelaskan Jenis dan Manfaat Aromaterapi
4. Menjelaskan Efek Samping Aromaterapi
5. Menjelaskan Dasar Teori Aromaterapi
189
190
Astuti, 2009). Manfaat bunga lavender telah dibuktikan dari berbagai hasil
penelitian. Aromaterapi lavender dapat menurunkan 30% tingkat kecemasan
pada pasien dimensia yang mengalami agitasi (Ballard, et al., 2002 dalam
Watt, 2008) dalam (Yogasara T. d., 2014).
3. Rosemary
Menurut penelitian Hongratanaworakit (2009), rosemary dapat
menghilangkan depresi, stres, ketegangan mental dan lesu atau kelelahan.
Minyak rosemary dapat meningkatkan aktivitas radikal bebas dan
menurunkan hormon stres (Atsumi & Tonosaki, 2007) dalam (Yogasara T. d.,
2014)
4. Peppermint
Peppermint memiliki aroma segar dan kuat yang berasal dari rerumputan mint
yang ditemukan di Amerika. Minyak murni daun mint ini dapat
meningkatkan konsentrasi, vitalitas, rasa percaya diri, pikiran positif,
sensualitas, keyakinan arah dan tujuan hidup. Juga mengurangi rasa lelah,
rasa putus asa, histeria, sakit kepala, dan rasa takut (Setiyanti, 2008) dalam
(Yogasara T. d., 2014)
5. Cendana (Sandalwood)
Cendana memiliki aroma yang khas, sari minyaknya diambil dari bagian
kayu. Sandalwood ternyata memiliki efek meningkatkan keterbukaan,
kehangatan, rasa percaya diri, kejujuran, ketenangan jiwa, perasaan cinta,
sensualitas, rasa nyaman, harapan, kepercayaan, kebijaksanaan, pengertian,
stabilitas, keberanian serta daya tahan. Cendana juga mengurangi stres saat
menstruasi, gangguan konsentrasi, dan rasa kesepian (Setiyanti, 2008) dalam
(Yogasara T. d., 2014)
7. Green tea
Aroma Green tea dapat membantu menyeimbangkan fungsi sel tubuh,
membantu mencegah kanker, memperbaiki sistem peredaran darah,
membantu menguraikan asam lemak, menurunkan kadar gula dalam darah,
meningkatkan fungsi lever, membantu mengeluarkan dahak dan
membersihkan paru-paru, memperlambat proses penuaan, dan
membangkitkan semangat (Setiyanti, 2008) dalam (Yogasara T. d., 2014).
3. Iritasi kulit
Salah satu efek samping samping aromaterapi yang paling umum adalah
iritasi kulit atau reaksi alergi. Hal ini akan menyebabkan munculnya ruam,
gatal dan sensasi panas. Namun iritasi kulit ini bisa bervariasi, tergantung
194
4) Cara menggunakan:
a. oleskan setetes di telapak tangan kemudian gosokkan secara
bersamaan, kemudian tangkupkan ke hidung dan mulut untuk
menghirup aromanya.
b. Oleskan secara topikal pada kulit untuk meringankan gigitan nyamuk.
c. Pada malam hari, oleskan dua tetes lavender pada kapas dan
tempatkan di bawah sarung bantal untuk mendapatkan istirahat malam
yang berkualitas.
2. Mawar
1) Kandungan: Kandungan bunga mawar adalah Vitamin C juga terkandung
zat tanin, geraniol, nerol, sitronelol, asam geranik, terpene, flavonoid,
pectin, poliphenol, vanillin, karetonoid, stearopten, farnesol, eugenol,
feniletilakohol, serta vitamin B, E, dan K.
2) Fungsi : aromaterapi, pelancar haid, menyembuhkan infeksi,
menyembuhkan sekresi empedu, menurunkan panas badan, antiseptic,
menghilangkan keputihan, menambah daya tahan tubuh, serta mengobati
gigitan serangga berbisa.Aroma mawar dapat membantu mengurangi stres,
kesedihan dan menstabilisasi kondisi tubuh.
3) Cara mengolah:
a. Bahan:
a) 1 cangkir kelopak mawar segar
b) 5 gelas air
b. Cara membuat:
a) Masukkan 1 cangkir kelopak mawar segar ke dalam panci bersih.
b) Masukkan 3 gelas air.
196
10.7 Rangkuman
Aromaterapi merupakan pengobatan alternatif dengan menggunakan sari
tumbuhan aromatik murni berupa bahan cairan tanaman yang mudah menguap
dan senyawa aromatik lain dari tumbuhan. Aromaterapi sering diartikan sebagai
penggunaan minyak atsiri untuk meningkatkan kesehatan dan vitalitas tubuh,
pikiran, serta jiwa dengan cara inhalasi, mandi rendam, kompres, pemakaian
topikal dan pijat (Yogasara T. d., 2014). Minyak esensial sangat pekat dan
memiliki berbagai tingkat toksisitas jika tidak digunakan dengan benar. Bahkan,
beberapa minyak tumbuhan aromatik, termasuk minyak esensial bisa menjadi
racun apabila ditelan. Karena itulah, bagi orangtua yang menggunakan minyak
aromaterapi, simpan minyak-minyakan tersebut dengan baik dan jauhkan dari
jangkauan anak-anak. Kandungan Volatile Organic Compound (VOC), bahan
organik yang mudah menguap dari bentuk cairan yang terkandung dalam
aromaterapi, akan berdampak terhadap peningkatkan risiko inflamasi di tubuh,
mengganggu fungsi sistem saraf dan dapat menimbulkan reaksi alergi saluran
pernafasan (Mulyani, 2002).
197
12. Beberapa tetes minyak diteteskan ke dalam baskom yang berisi air panas,
kemudian wajah dihadapkan ke atas baskom dengan menutup kepala dan
muka menggunakan handuk, hal ini merupakan aplikasi aroma terapi dengan
cara…
a. Penguapan b. Mandi berendam
c. Pijatan d. Dihirup
e. Sempritan untuk ruangan
13. Tambahkan beberapa tetes minyak aroma ke dalam air berendam, kemudian
berendamlah selama 20 menit. Minyak esensial akan berefek pada tubuh
dengan cara memasuki badan lewat kulit. Campurkan minyak esensial dengan
cara yang tepat, karena beberapa minyak aroma tidak mudah larut dalam air,
hal ini merupakan aplikasi aromaterapi dengan cara…
a. Penguapan d. Mandi berendam
b. Pijatan e. Dihirup
c. Sempritan untuk ruangan
199
14. Cara penggunaannya adalah mengisi cekungan cangkir pada tungku dengan
air dan tambahkan beberapa tetes minyak esensial, kemudian nyalakan lilin,
lampu minyak atau listrik, hal ini merupakan aplikasi aromaterapi dengan
cara…
a. Penguapan d. Mandi berendam
b. Pijatan e. Dihirup
c. Sempritan untuk ruangan
15. Berikut ini merupakan manfaat aromaterapi dengan cara pijatan, kecuali…
a. Memperbaiki peredaran darah
b. Mengembalikan kekenyalan otot
c. Membuang racun
d. Melepaskan energi yang terperangkap di dalam otot
e. Meredakan nyeri
16. Sari minyaknya diambil dari bagian pucuk bunga, selain mampu mengusir
nyamuk ternyata juga memberikan efek meningkatkan ketenangan,
keseimbangan, rasa nyaman, rasa keterbukaan, dan keyakinan. Selain itu juga
mengurangi rasa tertekan, stres, rasa sakit saat menstruasi, emosi yang tidak
seimbang, histeria, rasa frustrasi, dan kepanikan merupakan manfaat
aromaterapi dari ekstrak…
a. Lemon b. Peppermint
c. Lavender d. Cendana
e. Rosemary
17. Minyak murni ini dapat meningkatkan konsentrasi, vitalitas, rasa percaya diri,
pikiran positif, sensualitas, keyakinan arah dan tujuan hidup. Juga
mengurangi rasa lelah, rasa putus asa, histeria, sakit kepala, dan rasa takut
merupakan manfaat aromaterapi dari ekstrak…
a. Lemon b. Peppermint
c. Lavender d. Cendana
e. Rosemary
200
18. Minyak essensialnya diambil dari kulit buah. Mempunyai efek menjernihkan,
meremajakan, membangkitkan rasa senang dan semangat, juga baik untuk
penanganan pertama digigit ular dan serangga, merupakan manfaat
aromaterapi dari ekstrak…
a. Lemon b. Peppermint
c. Lavender d. Cendana
e. Rosemary
19. Memiliki efek meningkatkan keterbukaan, kehangatan, rasa percaya diri,
kejujuran, ketenangan jiwa, perasaan cinta, sensualitas, rasa nyaman, harapan,
kepercayaan, kebijaksanaan, pengertian, stabilitas, keberanian serta daya
tahan, juga mengurangi stres saat menstruasi, gangguan konsentrasi,
merupakan manfaat aromaterapi dari ekstrak…
a. Lemon b. Peppermint
c. Lavender d. Cendana
e. Rosemary
Tujuan Pembelajaran
Setelah Menyelesaikan Bab Ini Peserta Didik Mampu Untuk:
1. Menjelaskan Devinisi Hijamah
2. Menjelaskan Manfaat dan Tujuan Berhijamah
3. Menjelaskan Hal-hal yang Harus Diperhatikan Terkait Hijamah
4. Menjelaskan Waktu Hijamah yang Baik
5. Menjelaskan Standar Operasional Hijamah
6. Menjelaskan Standar Operasional Sterilisasi/Desinfeksi
7. Menjelaskan Standar Operasional Pengelolahan Limbah Hijamah
8. Menjelaskan Keluhan Penyakit yang Umumnya Dapat Di-Hijamah
yang megalir dalam tubuh manusia. Inilah salah satu DETOKSIFIKASI (proses
pengeluaran toksin) yang sangat mujarab serta tiada efek samping. Alhijamah
sangat berkesan untuk melegakan atau menghapuskan kesakitan, memulihkan
fungsi tubuh/badan serta memberi harapan pada penderita untuk terus berikhtiar
mendapat kesembuhan.
Hijamah dapat menghilangkan rasa sakit pada bahu dan tenggorokan jika
dilakukan pada bagian kuduk. Juga dapat menghilangkan sakit pada bagian kepala
seperti muka, gigi, telinga, dan hidung jika penyakit itu disebabkan oleh terjadi ya
penyumbatan pada darah atau rusaknya jaringan darah (Kelana, Ramly, & dkk,
2014).
Hijamah sangat bermanfaat untuk mengobati orang yang keracunan makanan,
bisa dan sejenisnya. Lebih-lebih jika di negeri itu adalah negeri panas dan terjadi
pada musim panas. Kekuatan racun itu mengalir ke seluruh tubuh melalui darah
sehingga tubuh berkeringat, racun sudah menjalar ke jantung, maka yang
keracunan itu tidak dapat tertolong lagi. Nabi Muhammad SAW memilih
berhijamah pada kuduk (tengkuk)nya karena tempat itulah yang paling dekat
kepada jantung, walaupun materi racun itu tidak keluar keseluruhannya. Namun
hal itu sudah cukup meringakan penderitaan orang yang keracunan itu.
Titik hujamah di bawah dagu dapat menyembuhkan sakit gigi, sakit pada
bagian wajah, kerongkongan dan pada urat leher, serta membersihkan kepala dan
kedua telapak tangan. Hijamah dibelakang tapak kaki (bagian atas tapak kaki)
dapat menggantikan venesection sephena, yaitu urat besar pada mata kaki,
meghilangkan kutil-kutil (borok) yang tumbuh di kedua paha, betis serta tulang
kering. Juga dapat menghentikan keluarnya darah haid (terputusnya menstruasi)
dan gatal-gatal buah testis (kantung kemaluan laki-laki). Hijamah di bawah dada
di atas perut dapat menyembuhkan bisul-bisul, kurap/kudis, panu yang ada di
paha, kaki yang sering kebas/linu, encok, penyakit wasir (hemoroid), penyakit
kegajahan (kaki bengkak) atau elephantiasis, dan gatal-gatal pada punggung
(Kelana, Ramly, & dkk, 2014).
Pada zaman Rasulullah SAW digunakan kaca berupa cawan atau mangkok
tinggi. Pada zaman cina kuno mereka menyebut Al Hijamah sebagai “perawatan
203
tanduk” karena tanduk menggantikan kaca. Daam bahasa melayu sering disebut
Bekam. Pada kurun abad ke 18 orang-orang di Eropa menggunakan LINTAH
sebagai alat untuk melakukan Al Hijamah. Pada satu masa, 40 juta lintah di impor
ke Negara perancis untuk tujuan itu. Lintah-lintah itu akan dilaparkan tanpa diberi
makan jadi bila disangkutkan pada tubuuh manusia dia akan terus menghisap
darah-darah tadi dengan begitu efektif sekali. Setelah kenyang dia tidak berupaya
lagi untuk bergerak dan terus jatuh lantas mengakhiri prosesi hijamahnya. Ada
juga yang menggunakan gelas atau buluh, tetapi hal itu memerlukan api untuk
menguapkan dan untuk mendapatkan keadaan vacuum. Hari ini peralatan yang
digunakan sesuai dengan perubahan zaman berteknologi tinggi dan diakui oleh
para dokter dirumah sakit. Teknik-tekni menjaga kebersihan alat, tempat dan
penderita serta perawat mesti dipenuhi (Kelana, Ramly, & dkk, 2014).
3. Harus mengetahui dan mahir melihat penyakit dari tanda-tanda fisik penyakit
dan kaedah Naturophaty, Iridologi, Diagnosis Telapak Tangan, pengobatan
tradisional dan lain-lain
4. Harus bijak menstabilkan dan mengawal emosi, mental dan memahami
kondisi jiwa penderita
5. Mampu memainkan peranan berkomunikasi dengan anggota keluarga
penderita dengan melibatkan musyawarah seluruh anggota keluarga
6. Mau berkorban dan tidak mengenal lelah dalam merawat penderita
7. Ketelitian dalam memeriksa penyakit dan diagnosa yang tepat mengenai
penyakit sebelum penderita berhijamah amat diperlukan agar tidak berlaku
perkara yang tidak diinginkan
8. Kasus pendarahan yang terlalu banyak dan tanpa henti atau luka yang dalam
hingga menjadi cidera. Sekiranya terjadi maka menjadi kesalahan perawat,
yang bisa di dakwah oleh penderita dan anggota keluarga
9. Praktik hijamah harus melalui pelatihan forma dan praktikal yang mencukupi
dari waktu ke waktu dengan bimbingan dari mereka yang telah
berpengalaman
10. Jangan sekali-kali menghijamah orang lain jika diri sendiri belum pernah
berhijamah
11. Bagi pemula jangan sekali-kali melakukan hijamah tanpa pengawasan dari
yang sudah ahli
12. Sebelum melakukan bekam upayakan untuk pemeriksaan awal yaitu
pengukuran tahap glukosa dalam darah dan kencing, tahap tekanan darah,
serta denyut nadi penderita. Juga setelah dihijamah
13. Obat-obatan yang telah dan sedang dikonsumsi oleh penderita kronik juga
perlu dijelaskan supaya tidak timbul masalah sewaktu dihijamah
14. Harus menjaga kebersihan peralatan dan tempat, serta melakukan proses
sterilisasi/desinfeksi sesuai standar yang sudah ditentukan (Kelana, Ramly, &
dkk, 2014).
206
2. Titik Hijamah
Titik sunnah adalah titik hijamah yang sangat dianjurkan dan biasa dilakukan
oleh Rasulullah SAW sebagaimana dalam riwayat sebagai berikut:
1) Ummu Mugist/Puncak Kepala “Sesungguhnya Nabi SAW telah hijmaah di
kepala dalam keadaan Ihram karena sakit kepala” (HR. Bukhari).
2) Akhda‟ain/Kedua Urat Leher Anas r.a Ia berkata “Sesungguhnya
Rasulullah SAW hijamah pada akhda‟ain (kedua urat leher) dan kahil
(bahu)” (HR. Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud).
3) Al Kahil/Titik Punuk “Sesungguhnya Rasulullah SAW hijamah pada 3
tempat: satu diatas „kahil‟ dan duan pada „akhda‟ain‟” (HR. At-Tirmidzin
dan Al-Hakim)
4) Al-Khadain/Titik Bahu “Rasulullah telah hijamah di „akhda‟ain‟ dan
diantara dua bahunya” (HR. Ahmad)
5) „Ala Warik/Titik Pinggang “Nabi SAW telah hijamah pada pinggangnya
karena sakit yang ditanggung” (HR. Abu Daud) (Kelana, Ramly, & dkk,
2014).
208
10) Penderita penyakit hepatitis A dan B apalagi sedang dalam kondisi akut
(kronis)
11) Pasien yang sedang melakukan cuci darah (gagal ginjal). Kecuali
penghijamah yang berpengalaman
12) Orang yang menderita kedinginan sementara suhu badannya sedang tinggi
13) Orang yang menderita tekanan darah rendah
Tidak dianjurkan meletakkan gelas di atas urat sendi yang robek bagi pasien
yang mengalami robek urat persendian.
5. Tahapan Hijamah
1) Sebelum Hijamah
Pertanyaan dasar sebelum melakukan hijamah:
a. Tanyakan apa yang menjadi keluhan utamanya
b. Tanyakan apakah pasien ada keluhan tambahan atau tidak
c. Tanyakan sejak kapan perjalanan penyakit mulai diderita
d. Tanyakan pada pasien ada riwayat penyakit diabetes atau tidak, kalau
iya apakah pernah melakukan pengecekan kadar gula darahnya
e. Tanyakan kepada pasien berapa tekanan darahnya atau ahli hijamah
mengukur jika tekanan darah pasien belum ada
f.Tanyakan apakah pasien dalam keadaan kekenyangan atau tidak
g. Tanyakan apakah si pasien semalaman cukup istirahat atau tidak
h. Tanyakan pada pasien apakah pernah menggunakan narkoba bila juru
hijamah mengetahui adanya indikasi penggunaan narkoba
i. Khusus untuk pasien wanita tanyakan apakah dalam keadaan hamil,
sedang menstruasi atau tidak
j. Dan hal-hal lain yang dianggap perlu
Mencatat keadaan pasien dalam rekamedik yang meliputi nama, tanggal lahir,
alamat, jenis kelamin, pekerjaan dan keluhan penyakit serta kondisi organ pasien
dan sebagainya. Ada 3 hal yang harus dipersiapkan agar mendapatkan hasil
hijamah yang optimal:
a. Persiapan peralatan hijamah
210
3. Setelah Hijamah
1) Berikan pijatan ringan disekitar titik hijamah
2) Bersihkan atau sterilkan peralatan lau rapihkan
3) Menganjurkan pasien untuk merubah pola makan dan kebiasaan buruk
dan mengkonsumsi suplemen herba untuk menunjang kesehatannya
212
2. Definisi:
Sterilisasi/Desinfeksi merupakan suatu tindakan untuk mematikan berbagai
bentuk mikroorganisme pathogen berupa bakteri, virus dan jamur dengan
bahan kimia atau cara fisik lainnya.
3. Ruang Lingkup
1) Gelas kop/cup
2) Pompa/pump
3) Lanching
4) Kain kasa
5) Tempat hijamah/tempat tidur hijamah
6) Container box
4. Prosedur Sterilisasi/Desinfeksi Gelas Kop
1) Bersihkan gelas kop, pompa dan lanching dengan air mengalir hingga
darah pada bagian dalam dan luar hilang
213
2) Gelas kop, pompa, dan lanching yang sudah dibersihkan lalu direndam
dalam larutan klorin dan air dengan perbandingan 1 bagian klorin dan 9
bagian air selama minimal 15 menit
3) Kop yang sudah direndam dicuci dengan menggunakan sabun pencuci
4) Gelas kop, pompa dan lanching diangkat dari rendaman lalu ditiriskan
pada rak/lemari khusus
5) Jika sudah tiris semprotkan alkohol 70% lalu lap dengan lap bersih/tissue
6) Jika mungkin sterilisasikan kop dengan lat UV sterilization selama
minimal 15 menit
7) Gelas kop, pompa, dan lanching yang sudah disterilkan disimpan dalam
box khusus dengan penutup yang rapat untuk siap digunakan
8) Jika alat kop, pompa dan lanching digunakan untuk waktu lama maka
didalam box hendaknya diletakkan formalin yang dibungkus kain kasa
5. Sterilisasi/Desinfeksi Kain Kasa
1) Simpan kain kasa yang telah dipotong pada box khusus yang memiliki
penutup rapat
2) Letakkan formalin yang sudah dibungkus kain kasa pada box tersebut
3) Simpan/biarkan selama minimal 1 jam setelah itu kain kasa siap
digunakan
6. Sterilisasi/Desinfeksi Tempat Hijamah/Tempat Tidur Hijamah
1) Lap/bersihkan tempat hijamah dengan kain basah/air sabun
2) Semprot tempat hijamah dengan alkohol
3) Lap dengan kain bersih hingga kering
4) Tempat hijamah siap digunakan
5) Lakukan desinfeksi tempat hijamah pada setiap pergantian pasien
7. Sterilisasi/Desinfeksi Container Box
1) Bersihkan bekas darah pada Container Box dengan menggunakan cairan
klorin
2) Bilas Container Box dengan air mengalir hingga darah pada bagian dalam
dan luar hilang
3) Semprot Container Box dengan alkohol
214
5) Gangguan hormone
6) Gangguan mata, katarak
7) Alergi, gatal-gatal dan bisul
8) Gangguan pencernaan, Ambeien
9) Reumatik, asam urat, kesemutan
10) Gangguan pernapasan
11) Sakit kuning dan liver, batu empedu
12) Kanker atau tumor, kusta
13) Gangguan syaraf dan otot, epilepsy dan lain-lain
Bekam yang dilakukan dapat menggunkaan kaidah titik akupuntur yaitu pada
titik organ disepanjang meredian kandung kemih. Pada titik bagian punggung
meredian kandung kemih terdapat beberapa organ sekaligus dijadikan indikasi
melakukan terapi bekam. Misalnya titik organ paru-paru digunakan untuk
megatasi keluhan pada pernafasan. Titik organ jantung digunakan untuk
mengatasi keluhan yang berkaitan dengan gangguan jantung, dan titik organ ginjal
digunakan untuk mengatasi permasalahan pada ginjal dan alat reproduksi.
A. Alat yang perlu dipersiapkan:
1. Cupping set (cup bekam)
2. Moksibusi (penghangatan dengan cerutu yang dibakar atau dengan sinar
infra merah)
3. Minyak zaitun atau minyak herbal yang menghangatkan tubuh
4. Kasa steril
B. Pedoman melaksanakan terapi:
1. Cuci tangan sebelum melaksanakan terapi
2. Pasien dipersilahkan berbaring di tempat tidur
3. Buka pakaian pasien pada daerah yang akan dilakukan pembekaman
(hindari pembekaman pada daerah selaput lendir, mata, hidung, telinga
atau organ sensitif lainnya)
4. Permukaan kulit pasien diberikan minyak zaitun atau minyak herbal
lainnya yang dapat meningkatkan sirkulasi darah dan melembabkan kulit
5. Senyawa aktif mono unsaturated fat, terutama asam oleat dapat menjaga
kesehatan pembuluh darah jantung, sehingga menurunkan resiko pada
penyakit jantung koroner. Senyawa golongan fenol pada minyak zaitun
bersifat sebagai anti oksidan, anti kanker, anti penuaan dini serta menjaga
elastisitas dinding pembuluh darah.
Mencampur minyak zaitun dengan minyak kayu putih dan menggosokkan
pada kulit disertai masase berfungsi untuk memperlancar peredaran darah,
mengurangi keleahan serta dapat menjaga kelembapan dan elastisitas kulit.
Bekam dalam kaidah islam sangat dianjurkan dengan menggunakan
minyak zaitun.
6. Daerah yang akan dilakukan pembekaman adalah bagian tubuh belakang
pada meredian kandung kemih yaitu 2 jari dari garis tulang belakang pada
sisi kanan dan kiri mulai dari atas (bahu) hingga ke daerah pinggang.
Keterangan titik bekam dengan kaidah akupuntur:
1) BI-13 Feishu: titik Su paru-paru
Indikasi secara umum: untuk mengatasi masalah batuk, dyspnea,
demam dan keringat malam hari serta permasalahan pada paru-paru
lainnya.
2) BI-14 Jueyinshu: titik Su selaput jantung
Indikasi secara umum: untuk mengatasi masalah batuk, cardialgia,
rasa penuh di dada dan muntah.
3) BI-15 Xinshu: titik Su jantung
Indikasi secara umum: untuk mengatasi gangguan pada jantung,
gangguan mental, insomnia, palpitasi, batu, scizofrenia, dan
himoptisis.
4) BI-18 Ganshu: titik Su hati
Indikasi secara umum: untuk mengatasi penyalit hati, sakit punggung,
sakit hidung, dan sakit mata.
5) BI-19 Danshu: titik Su kandung empedu
Indikasi secara umum: untuk mengatasi gangguan pada kandung
empedu, hepatitis dan nyeri pada daerah punggung.
219
11.9 Rangkuman
Hijamah merupakan teknik pengobatan Sunnah Rasulullah SAW yang telah
dipraktekkan oleh manusia sejak zaman dahulu. Kini pengobatan ini dimodernkan
dan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah, dengan menggunakan alat yang praktis dan
efektif serta tanpa efek samping. Hijamah adalah suatu proses membuang darah
kotor (toksid-racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukan kulit.
Toksid/toksin adalah endapan racun atau zat kimia yang tidak dapat diuraikan
oleh tubuh. Toksin ada pada hampir setiap orang. Toksin berasal dari pencemaran
udara maupun dari makanan yang mengandung zat pewarna, pengembang,
penyedap rasa, pemanis, pestisida sayuran, dan lain-lain. Rasulullah SAW
menganjurkan umatnya berhijamah antara tanggal 15 dan 21 setiap bulan
qomariyah, sekurang-kurangnya satu kai seumur hidup. Rasulullah SAW memuji
orang yang berhijamah, karena: “Dia membuang darah yang kotor, meringankan
tubuh serta menajamkan penglihatan”. Allah SWT mengkhususkan bulan
Ramadhan untuk mensucikan Rohani manusia dengan berpuasa. Jadi wajarlah kita
berhijamah untuk mensucikan jasmani sebagai persiapan menyambut bulan
Ramadhan. Agar kita dapat mengimbangi tenaga kehidupan kita sebagai seorang
muslim yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Dengan demikian orang
yang berhijamah Insya Allah akan mendapatkan syafa‟at Rasulullah disamping
memperoleh manfaat kesehatan lahir dan batin. Ibnu Sina dalam kitab beliau
menyebutkan tentang waktu yang paling baik untuk berhijamah ialah pada waktu
tengah hari (pukul 14 atau 15) karena pada waktu itu saluran darah sedang
mengembang dan darah-darah toksid sedang dikeluarkan. Jadi mengikuti prinsip
yang sama kita boleh meng-uapkan penderita selama setengah jam, istirahat
selama 15 menit, dan mulai dibekam. Kaidah pemilihan titik bekam sepanjang
222
meredian kandung kemih terletak pada daerah punggung. Pada pasien yang kontra
indikasi bekam dapat dilakukan moxibution atau penghangatan pada daerah
sekitar punggung dengan cerutu yang dibakar, atau sinar infra merah.
3. Titik hijamah yang sangat dianjurkan dan biasa dilakukan oleh Rasulullah
SAW pada kedua urat leher disebut…
a. Ummu mugist b. Al-Khadain
c. Akhda‟ain d. „Ala Warik
e. Al Kahil
4. Titik hijamah yang sangat dianjurkan dan biasa dilakukan oleh Rasulullah
SAW pada titik punuk disebut…
a. Ummu mugist b. Al-Khadain
c. Akhda‟ain d. „Ala Warik
e. Al Kahil
5. Titik hijamah yang sangat dianjurkan dan biasa dilakukan oleh Rasulullah
SAW pada titik pinggang disebut…
a. Ummu mugist b. Al-Khadain
c. Akhda‟ain d. „Ala Warik
e. Al Kahil
Tujuan Pembelajaran
Setelah Menyelesaikan Bab Ini Peserta Didik Mampu Untuk:
1. Menjelaskan Toksemia
2. Menjelaskan Penyakit Degeneratif
3. Menjelaskan Detoksifikasi
4. Menjelaskan Herba Untuk Program Detoksifikasi
sulit disembuhkan). Penumpukan racun pada tubuh ini disebut dengan istilah
toksemia. Cara mengatasi toksemia ini adalah dengan detoksifikasi
menggunakan herba yang betul-betul alami.
2. Ketidakseimbangan suhu
Ketidaksimbangan suhu pada tubuh seseorang, baik suhu badan menurun atau
bertambah disebabkan sistem urinasi yang bermasalah. Selain itu juga
berhubungan dengan sistem hormonal tubuh tidak seimbang, yang akan
menyebabkan metabolisme tubuh secara menyeluruh mengalami masalah.
Masalah suhu diselesaikan dengan menggunakan herba diuretic, yaitu herba
yang bisa melakukan proses penyeimbangan suhu melalui proses
pembuangan cairan tubuh.
3. Ketidakseimbangan angina
Ketidakseimbangan angina di dalam tubuh berawal dari terjadinya
penumpukan feses didalam usus besar sehingga tubuh megalami auto-
intoksikasi. Yaitu tubuh mengalami proses meracuni dirinya sendiri. Racun
yang dimaksud adalah gas hasil fermentasi dari feses yang tidak terbuang
tersebut. Masalah angina diselesaikan dengan herba yang bersifat karminatif,
yaitu herba yang bisa mengeluarkan angin dalam tubuh.
4. Ketidakseimbangan pikiran
Ketidakseimbangan pikiran yang dialami seseorang akan menyebabkan tubuh
megeluarkan berbagai jenis hormone yang akan melemahkan sistem imunitas.
Diantaranya hormone adrenalin dan nonadrenalin, hormone kartisol, hormone
steroid, dan sebainya. Jika pikiran mulai terganggu maka terapi yang
digunakan adalah melalui pengobatan yang menyeluruh (total healing).
Diawai dengan penguatan spiritual, yaitu sepenuhnya yakin bahwa Allah
SWT adalah Dzat yang Maha Mengatur semua yang ada di dunia termasuk
urusan yang sedang difikirkan. Keyakinan ini akan melahirkan ketenangan,
sehingga seseorang dapat berfikir dengan baik.
Selain itu juga diiringi dengan mengkonsumsi herba-herba pilihan yang
banyak megandung mineral serta vitamin C mega dosis dan herba yang
bersifat sedative (menenangkan). Dalam pengobatan herba tindakan untuk
226
12.2 Toksemia
Toksemia merupakan kondisi dimana tubuh mengalami keracunan akibat
betbagai macam racun yang masuk dan meumpuk didalam tubuh selama beberapa
waktu yang lama. Toksemia jika tidak diatasi dapat melemahkan imunitas tubuh,
dan menurunkan fungsi organ yang menyebabkan peyakit-penyakit degenerative.
Melemahnya fungsi organ ini disebabkan kondisi sel-sel pada organ tidak
mendapatkan makanan nutrisi (termasuk zat aktif yang bersifat mengobati).
Semakin lama penumpukan racun pada organ, semakin banyak sel-sel pada organ
yang mati. Hal inilah yang meyebabkan seseorang merasakan gejala sakit tertentu,
karena organ mengalami penurunan fungsinya. Dalam kondisi fungsi organ tubuh
yang menurun inilah, dapat terjadi berbagai penyakit yang disebabkan oleh kuman
peyakit (pathogen, virus, bakteri) karena sistem imunitas tubuh sebagai sistem
pertahanan tubuh telah melemah.
12.4 Detoksifikasi
Secara etimologi (bahasa) detoksifikasi berasal dari kata „de‟ yang berarti
„tidak‟ dan „toksin‟ yang berarti „racun‟. Sedangkan secraa terminology (istilah)
detoksifikasi berarti program penghilangan racun yang terkumpul dalam
tubuh. Pada dasarnya, detoksifikasi dapat dilakukan secara alami oleh tubuh,
tetapi jika metabolisme tubuh mulai tidak seimbang akibat penumpukan racun
terlalu banyak dan lama, maka memerlukan bantuan tindakan dari luar. Bisa
menggunakan herba, alat khusus seperti pada proses cuci darah, colon cleansing,
dan sebagainya. Detoksifikasi merupakan suatu pengendalian diri, yang terkadang
bisa jadi tidak mengenakkan, terutama saat kita yang selama ini memiliki tubuh
tercemar racun baru memulainya. Dengan melakukan detoks, tubuh akan
membersihkan dirinya dari dalam dan melepas semua racun dari aliran darah.
Proses detoksifikasi pada sebagian orang dirasa tidak mengenakkan namun
akan menimbulkan efek yang baik bagi tubuh. Keluhan-keluhan seperti sakit
kepala, insomnia, kelelahan, demam, meriang, iritasi dan sebagainya. Semakin
seseorang merasa tidak nyaman saat menjalani program detoks, maka semakin
banyak racun yang terbuang dari tubuh. Yang diperlukan dalam proses ini adalah
kesabaran yang cukup, agar bisa melalui hingga selesai, ubah perilaku, perbaiki
kebiasaan, dan cukup istirahat. Dengan detoks secara disiplin dan intensif, tubuh
akan mengeluarkan barbagai racun. Detoksifikasi membersihkan dan megeluarkan
229
semua hambatan, iritasi, dan rangsangan seperti mukus (lendir), logam berat, zat
kimia, serta pestisida dari dalam tubuh.
Proses detoksifikasi yang baik yaitu menggunakan obat-obatan alami yakni
tumbuhan obat atau herba. Ciri pengobatan dengan cara ini adalah megobati
penyakit dengan cara berproses. Pengobatan ini akan menimbulakn reaksi-reaksi
tertentu sebagai tanda bahwa herba mulai bekerja pada tubuh. Proses ini tidak
akan berlangsung lama jika kita terus mengkonsumsi herba secara teratur. Setiap
pengobatan yang tidak dimulai dengan proses detoks sukar untuk disembuhkan
secara total. Untuk mencapai hasil yang maksimal maka detoksifikasi harus
meliputi 3 (tiga) tahapan, yaitu:
1. Program pembersihan, dilakukan selama 3 (tiga) bulan
2. Program pembinaan, dilakukan selama 3 (tiga) bulan
3. Program pemantapan, dilakukan seumur hidup
Bagian terpenting tubuh yang perlu didetoksifikasi adalah usus (colon), hati
(liver), darah (blood), ginjal (kidney), dan limfa (lymfatik). Organ-organ ini
menjadi prioritas dalam proses detoksifikasi karena merupakan organ utama
dalam metabolisme tubuh yang terdapat banyak penumpukan racun.
Dalam pandangan Tibbun Nabawi (Kedokteran Islam), mengobati berarti
mendetoksifikasi, sebab pengobatan yang dilakukan bukan hanya mengobati
gejala, namun juga mengobati penyebab terjadinya sakit, yaitu dengan jalan
mengembalikan fungsi kerja organ tubuh, dan hal tersebut harus melalui proses
detoksifikasi. Program detoksifikasi dapat digunakan sebagai program
pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit degenerative (Kelana, Ramly, &
dkk, 2014).
12.6 Rangkuman
Toksemia merupakan kondisi dimana tubuh mengalami keracunan akibat
betbagai macam racun yang masuk dan meumpuk didalam tubuh selama beberapa
waktu yang lama. Toksemia jika tidak diatasi dapat melemahkan imunitas tubuh,
dan menurunkan fungsi organ yang menyebabkan peyakit-penyakit degenerative.
Melemahnya fungsi organ ini disebabkan kondisi sel-sel pada organ tidak
mendapatkan makanan nutrisi (termasuk zat aktif yang bersifat mengobati).
Dalam pandangan Thibbun Nabawi, penyakit degenerative termasuk jenis
penyakit yang memerlukan waktu yang tidak sebentar dalam proses
pengobatannya. Sementara secara medis, penyakit degenerative merupakan jenis
231
penyakit yang dinyatakan sebagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan, sebab
telah terjadi proses penuaan sel-sel pada organ sehingga menyebabkan tidak
berfungsinya organ. Proses detoksifikasi pada sebagian orang dirasa tidak
mengenakkan namun akan menimbulkan efek yang baik bagi tubuh. Keluhan-
keluhan seperti sakit kepala, insomnia, kelelahan, demam, meriang, iritasi an
sebagainya. Semakin seseorang merasa tidak nyaman saat menjalani program
detoks, maka semakin banyak racun yang terbuang dari tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
51. Widaryati, R. (2016). Uji Ketahanan Tubuh Ikan Nila yang Diberi Pakan
Mengandung Ekstrak Daun Ciplukan di pH Air Rendah. Jurnal Ilmu
Hewani Tropika Vol.5 Ni.1 , 28
52. Wirman. (2015). Doa dan Zikir Sebagai Pelengkap Terapi Medis bagi
Korban Narkoba . Perenial:Jurnal multikulturalisme & Multireligius , 84.
53. Wiwin Widayani.(2016).Aromaterapi Lavender dapat Menurunkan
Intensitas Nyeri Perineum pada Ibu Post Partum.Jurnal Ners and
Midwifery Indonesia,hal 125-126
54. Yogasara, T., & dkk. (2014). Pengaruh jenis musik dan aromaterapi
terhadap kemampuan kognitif mahasiswa untuk tiap tipe kepriadian. hal
10-12.
55. Yogasara, T., & dkk. (2014). Pengaruh jenis musik dan aromaterapi
terhadap kemampuan kognitif mahasiswa untuk tiap tipe kepriadian. hal
10-12.
57. Yulianti, T. S., Setyaningsih, R., & Suryaningsih, M. (2014). Pengaruh Air
Rebusan Daun Salam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Dukuh Jangkung Rejo Nogosari Boyolali. JIK. Vol. 2 No. 2 ,
39-40.