Oleh :
KELOMPOK III
i
LAPORAN KEGIATAN PROFESI KEPERAWATAN
JIWA KOMUNITAS
Oleh :
KELOMPOK III
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
iii
KATA PENGANTAR
Kelompok III
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14
LAMPIRAN ..............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Materi Kegiatan Pelatihan ……………………………………………. .9
Tabel 2. Hasil Evaluasi sesuai si Pengetahuan kesehatan jiwa (pre-test dan
Post )…………………….………………………………….. 10
Tabel 3 Hasil evaluasi ketrampilan kader dalam menangani masalah
gangguan jiwa………………………………………………….. 10
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
efisien.
ix
Mengingat masalah gangguan jiwa yang meningkat akhir-akhir ini dan
terjadinya gempa dahsyat dengan kekuatan 8.9 Skala Richter pada tanggal
program CMHN.
x
Berdasarkan dari uraian diatas, maka penulis mencantumkan judul
Masalah kesehatan terutama gangguan jiwa saat ini angka insidennya masih
tinggi.Berdasarkan hasil survey kesehatan mental rumah tangga (SKMRT) tahun 1995
menemukanbahwa 185 dari 1000 penduduk rumah tangga dewasa menunjukkan
adanya gejala gangguankesehatan jiwa. Hasil SKRT 1995 menunjukkan, gangguan
mental emosional pada usia 15 tahun ke atas adalah 140 per 1.000 penduduk dan 5-14
tahun sebanyak 104 per 1.000penduduk (Maramis, 2006). Sedangkan di provinsi NTB
kasus gangguan jiwa berat sebanyak 1 %, gangguan mental emosional 12,8 %
(Riskesdas, 2010)
Masyarakat yang mampu mengatasi masalah kesehatan jiwa tersebut menjadi
salah satu jawaban untuk mencegah timbulnya kejadian gangguan jiwa.
Masyarakat diharapkan mampu merawat anggota keluarga yang sudah sakit
(menderita gangguan jiwa ), dan mampumencegah terjadinya gangguan jiwa baru dari
masyarakat yang beresiko terjadi gangguan jiwa.Penanganan yang tepat terhadap
penderita gangguan jiwa dan masyarakat yang beresiko akandapat menekan terjadinya
kejadian gangguan jiwa (CMHN, 2005).
Perawat CMHN sebagai tenaga kesehatan dengan spesialisasi masalah jiwa yang
bekerjadi masyarakat dan bersama masyarakat, harus mempunyai kemampuan
melibatkan peran sertamasyarakat; terutama tokoh masyarakat, dengan cara melatih
para tokoh masyarakat untukmenjadi kader kesehatan jiwa. Hal ini diperlukan agar
masyarakat dekat dengan pelayanankesehatan jiwa sehingga individu yang sehat jiwa
tetap sehat, individu yang berisiko dapatdicegah tidak mengalami gangguan jiwa dan
yang mengalami gangguan jiwa dapat sembuhatau mandiri (minimal 50%) dan dapat
dilanjutkan perawatannya oleh kader kesehatan jiwa.Untuk dapat mendata keluarga
sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwadiperlukan bantuan kader
xi
kesehatan jiwa. Dengan cara ini diharapkan seluruh masalahkesehatan jiwa dapat
diselesaikan. Strategi yang digunakan adalah Desa Siaga Sehat Jiwa dengan
memberdayakan kader kesehatan jiwa. Kader kesehatan jiwa berperan penting
dimasyarakat karena kader dapat membantu masyarakat mencapai kesehatan mental
yangoptimal melalui penggerakan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatanmental serta pemantauan kondisi kesehatan penderita gangguan jiwa di
lingkungannya.Penderita gangguan jiwa sebenarnya tidak serta merta kehilangan
produktifitasnya.
Di desa bagu sendiri belum diketahui data pasti jumlah penderita gangguan
jiwa sedangkan menurut laporan dari Puskesmas Bagu jumlah kasus gangguan
jiwa pada tahun 2013 sebanyak ......... ? dan tahun 2014 sebanyak .......? selain itu
berdasaran survey yang dilakuakan oleh mahasiswa program Profesi Ners
menunjukkan hanya ...10% pengetahuan masyarakat termasuk kader tentang
gangguan jiwa masih kurang.
Berdasarkan hal tersebut diatas dipandang perlu untuk dilakukan
pembentukan dan pelatihan kader kesehatan jiwa.di Dusun Bagu Barat Desa Bagu
Kecamatan Pringgerata.
B. Tujuan Kegiatan
xii
C. Manfaat Kegiatan
xiii
BAB II
METODE KEGIATAN PELATIHAN
xiv
b. Pihak pemerintah desa yang menyediakan fasilitas sehingga
pelatihan dapat berjalan dengan baik.
2. Faktor Penghambat
a. Keterbatasan waktu untuk pelatihan
b. Cuaca yang sedag musim hujan
xv
BAB III
PELAKSANAAN KEGAIATAN PELATIHAN
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan diawal dengan pengiriman undangan
program pelatihan kepada 20 kader kesehatan Posyandu di usun
Bagu Barat desa Bagu, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok
Tengah. Semua kader , Tokoh Masyarakat dan Kadus yang diundang
hadir dan mengikuti pelatihan mulai dari awal hingga akhir .
Pada awal ( pembukaan ) dan akhir ( penutupan ) pelatihan
menghadirkan kepala Desa Bagu. Upaya ini ditujukan agar
xvi
kesinambungan program dapat terjaga dengan upaya
pengintegrasian dengan program lainnya dari Puskesmas Bagu.
Pelatihan yang melibatkan 20 kader kesehatan posyandu
tersebut secara garis besar menunjukkan hal yang menggembirakan
yaitu 100 % peserta merespon positif dalam hal kemanfatan yang
sangat tinggi untuk melakukan deteksi dini kelainan tumbuh kembang
anak. Sedangkan hasil tes baik pre-test maupun post-test dapat
disajikan pada tabel berikut
xvii
Table 3. hasil evaluasi ketrampilan kader posyandu dalam
mendeteksi kelainan jiwa
No Katagori nilai Persentase Jumlah peserta
1 Mampu 20 100%
2 Tidak mampu 0 0%
Jumlah 20% 100%
B. Pembahasan
Hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa pelatihan tentang deteksi
kelainan jiwa dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu
dalam mendeteksi kelainan jiwa Masih ada 4 orang kader ( 80
%) yang belum menunjukkan peningkatan pengetahuan setelah
pelatihan kemungkinan dukungan pengetahuan umum dan latar belakang
pendidikan mereka belum memadai serta usia mereka sebagian besar
sudah 45 tahun ke atas.
xviii
Keterampilan seluruh kader Posyandu dalam mendeteksi de3teksi
kelainan jiwa setelah pelatihan cukup memadai untuk melakuan
identifikasi gangguan jiwa . Para kader mampu melakukan anamnesa
keluhan dari pasien Selain itu para kader juga mampu untuk mengamati
kelainan fisik dan ppada pasie3n sikis anak dengan mengamati keadaan
dan fungsi fisik anak, serta kondisi perkembangan bahasa dan
kecerdasan anak. Kelainan – kelainan yang ditemukan dicatat di KMS
apabila perlu penanganan khusus di konsultasi dengan petugas
kesehatan dari Puskesmas yang membina Posyandu tersebut.
Pada praktek ketrampilan semua kader bisa melakukan
pendeteksian Kegiatan PELATIHAN ini juga menggunakan metode lomba
dalam penilaian hasil pre-test dan post test. Setiap test kemudian
dinilai. Hasil perubahan peningkatan nilai merupakan indikator penentuan
juara. Penutupan lomba di akhiri dengan pemberi hadiah berupa
peralatan rumah tangga untuk para Juara.
Adapun hasil diskusi pada pelatihan ini menunjukkan peningkatan
pengetahuan dan respon positif peserta. Dari banyaknya pertanyaan
peserta menunjukan bahwa pengetahuan peserta yang semua belum
memadai, namun setelah mengikuti pelatihan ternyata ada peningkatan
kefahaman tentang konsep kelainan jiwa serta cara pencegahan dan
penanggulangannya
xix
BAB IV
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)
A. TUJUAN
B. RENCANA KEGIATAN
xx
NO KEGIATAN WAKTU PELAKSANA TEMPAT
1 Sosialisasi dengan masyarakat
dusun bagu barat tentang
pentingnya pembentukan
kelompok peduli kesehatan jiwa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Telah terbentuk kelompok peduli kesehatan jiwa masyarakat di
dusun Bagu barat desa Bagu kecamatan pringarta
xxi
2. Ada peningkatan pengetahuan kader posyandu tentang masalah
gangguan jiwa, terbukti sebagian besar peserta pelatihan
mendapatkan nilai post –test lebih tinggi dibanding pre-test.
3. Keterampilan kader peserta pelatihan dalam mendeteksi kelainan
gangguan jiwa bertambah terbukti semua peserta mampu melakukan
mengenali masalah gangguan jiwa.
4. Wawasan kader peserta pelatihan hal pencegahan dan
penanggulangan gangguan jiwa bertambah terbukti pada diskusi
banyak sekali keinginan tahuan mereka tentang cara pencegahan
dan penanggulangan kelainana gangguan jiwa.
B. SARAN
1. Perlu dikembangkan pelatihan kader kesehatan jiwa bagi kader
Posyandu di daerah lain, terutama yang pada daerah yang
ditemukan khusus kelainan jiwa.
2. Pencegahan dan penanggulangan masalah gangguan jiwa perlu
ditingkatkan melalui kegiatan dengan mengintesifkan program
kesehatan di posyandu, majlis talim, karang taruna dan lain-lainya
3. Perlu dukungan yang baik dari pihak terkait sperti dari pihak desa,
Puskesmas, lembaga keagamaan dan lainnya agar program tersebut
berjalan konsisten dan berkesinambungan..
DAFTAR PUSTAKA
xxii
LAMPIRAN
xxiii
xxiv