Anda di halaman 1dari 2

Bab 12 Manajemen Pengadaan

A. Pengantar

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1959 disebutkan ada beberapa
jenis-jenis koperasi, di antaranya sebagai berikut.

1. Koperasi Desa adalah koperasi yang pada dasarnya menjalankan aneka


usaha.
2. Koperasi Pertanian adalah koperasi yang menjalankan usaha-usaha yang ada
sangkut-pautnya secara langsung dengan usaha pertanian.
3. Koperasi Peternakan adalah koperasi yang menjalankan usaha-usaha yang ada keterkaitan
secara langsung dengan usaha peternakan.
4. Koperasi Perikanan adalah koperasi yang menjalankan usaha-usaha
yang ada keterkaitan secara langsung dengan usaha perikanan.
5. Koperasi Kerajinan/Industri adalah koperasi yang menjalankan.
usaha-usaha yang ada keterkaitan secara langsung dengan usaha kerajinan/industri.
6. Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang menjalankan usaha-usaha
yang berhubungan dengan kesejahteraan anggota-anggotanya.

Departemen Koperasi (1985) menuliskan bahwa pada garis besarnya lapangan usaha koperasi
meliputi sebagai berikut.

1. Usaha Ekstratif yakni bidang usaha pengumpulan.


2. Koperasi yang salah satu tugasnya untuk melakukan pengadaan barang bagi kebutuhan
kegiatan usaha koperasi disebut dengan Koperasi Konsumen dan Koperasi Produsen. Koperasi
konsumen menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang penyediaan barang
kebutuhan anggota dan nonanggota. Sementara, koperasi produsen menyelenggarakan
kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang
dihasilkan anggota kepada anggota dan nonanggota.

B. Pengertian dan Tujuan Pengadaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007,
definisi pengadaan adalah kegiatan untuk melakukan pemenuhan kebutuhan barang daerah
dan jasa. Pengadaan barang dalam koperasi merupakan kegiatan untuk memperoleh barang
bagi mendukung aktivitas usaha koperasi, yang prosesnya dimulai dari merencanakan
kebutuhan barang, hingga terselesaikannya seluruh proses dalam memperoleh barang.

Tujuan dari pengadaan barang dalam koperasi, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Untuk menjalankan usaha dan memberikan pelayanan yang baik,


dibutuhkan pengadaan barang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.
2. Untuk memberikan jaminan produk yang berkualitas kepada konsumen,
sehingga dibutuhkan pengadaan barang.
3. Untuk mendukung proses produksi barang, yaitu ketepatan dalam ketersediaan bahan baku,
sehingga proses produksi dapat berjalan secara efisien dan efektif.
4. Untuk membantu dalam perencanaan pengembangan produksi, sehingga teridentifikasi
berbagai kebutuhan akan bahan baku (material) yang dibutuhkan dalam proses produksi
barang.

C Aktivitas Pengadaan

Martono (2015) dalam bukunya menguraikan beberapa tahapan dari


aktivitas pengadaan barang, yaitu sebagai berikut.
1. Menyepakati spesifikasi kebutuhan barang dengan bagian operasional.
2. Memilih pemasok (penyedia) barang.
3. Mengatur dan/atau memonitor dari kegiatan.
4. Evaluasi Kinerja Pemasok.

D. Jenis Pembelian Barang dalam Proses Pengadaan

Pada setiap tingkat kerja sama dengan pemasok, bisa dilakukan beberapa jenis pembelian
barang, yaitu:

1. Bulk Buying. Artinya, pembelian dalam jumlah banyak,


2. Contract Buying. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi jumlah dan waktu
kedatangan barang dari pemasok ke pembeli.
3. Hedging. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkecil risiko akibat fluktuasi harga barang.
4. Blanket Order. Artinya, pembelian dilakukan sekaligus dalam jumlah
di banyak untuk keperluan jangka panjang,
5. Konsinyasi dan Vendor Manage Inventory (VMI). Artinya, pembelian barang dengan syarat
pemasok menempatkan barang di pembeli,

E. Prinsip-prinsip Pengadaan

Prinsip-prinsip pengadaan perlu ditetapkan dalam kegiatan pengadaan barang dalam koperasi
sehingga dapat memberi manfaat yang maksimal bagi semua pihak. Prinsip-prinsip pengadaan,
antara lain sebagai berikut.

1. Efisien, artinya pengadaan barang diukur atas seberapa besar upaya yang dilakukan untuk
memperoleh barang dengan tingkat kebutuhan yang diinginkan.
2. Efektif, artinya pengadaan barang diukur terhadap seberapa jauh barang yang diperoleh dari
proses pengadaan dapat memenuhi tingkat kebutuhan yang diinginkan,
3. Integritas, artinya pengadaan barang harus sesuai antara yang
direncanakan (tertulis) dengan yang dilaksanakan (tindakan).
4. Kooperatif, artinya proses pengadaan barang dapat menjalin kerja sama dengan pihak mana
pun.
5. Transparan, artinya proses pengadaan barang yang dilakukan harus diketahui semua
manajemen maupun para anggota koperasi.
6. Akuntabel, artinya pengadaan barang yang telah dilakukan harus dapat
dipertanggungjawabkan. 
7. Pelaksanaan pengadaan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai