Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK BENDUNGAN

BANGUNAN TALANG

DISUSUN OLEH :
ABDUL HALIM M (1307114632)
INDRA SAKTI SEPTIAN (1307114615)
M. GILANG INDRA (1307122537)
RAFLYATULLAH (1307113386)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS RIAU
2017
BAB I

PENDAHULUAN

Talang adalah saluran buatan yang dibuat dari pasangan beton bertulang , kayu atau
baja maupun beton ferrocement , didalamnya air mengalir dengan permukaan bebas, dibuat
melintas lembah dengan panjang tertentu (umumnya dibawah 100 m ) , saluran pembuang,
sungai, jalan atau rel kereta api,dan sebagainya. Dan saluran talang minimum ditopang oleh 2
(dua ) pilar atau lebih dari konstruksi pasangan batu untuk tinggi kurang 3 meter ( beton
bertulang pertimbangan biaya ) dan konstruksi pilar dengan beton bertulang untuk tinggi lebih
3 meter.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Potongan Melintang


Potongan melintang bangunan tersebut ditentukan oleh nilai banding b/h, dimana b
adalah lebar bangunan dan h adalah kedalaman air. Nilai-nilai banding berkisar antara 1 sampai
3 yang menghasilkan potongan melintang hidrolis yang lebih ekonomis.

2.2 Kemiringan dan Kecepatan


Kecepatan di dalam bangunan lebih tinggi daripada kecepatan dipotongan saluran biasa.
Tetapi, kemiringan dan kecepatan dipilih sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kecepatan superkritis atau mendekati kritis, karena aliran cenderung sangat tidak stabil. Untuk
nilai banding potongan melintang kemiringan maksimum I = 0,002.

2.3 Tinggi Jagaan


Tinggi jagaan untuk air yang mengalir dalam talang atau flum didasarkan pada debit,
kecepatan dan faktor-faktor lain. Harga-harga tinggi jagaan dapat diambil dari KP - 03 Saluran,
pasal 4.3.6 Saluran Pasangan.
Untuk talang yang melintas sungai atau pembuang, harus dipakai harga-harga ruang
bebas berikut
 pembuang intern Q5 + 0,50 m

 pembuang ekstern Q25 + 1,00 m

 sungai: Q25 + ruang bebas bergantung kepada keputusan perencana, tapi tidak kurang

dari 1,50 m. Perencana akan mendasarkan pilihannya pada karakteristik sungai yang
akan dilintasi, seperti kemiringan, benda–benda hanyut, agradasi atau degradasi.

2.4 Bahan
Pipa-pipa baja sering digunakan untuk talang kecil karena mudah dipasang dan sangat
kuat. Untuk debit kecil, pipa-pipa ini lebih ekonomis daripada tipe-tipe bangunan atau bahan
lainnya. Tetapi baja memiliki satu ciri khas yang harus mendapat perhatian khusus baja
mengembang (ekspansi) jika kena panas. Ekspansi baja lebih besar dari bahan-bahan lainnya.
Oleh sebab itu harus dibuat sambungan ekspansi. Sambungan ekspansi hanya dapat
dibuat di satu sisi saja atau di tengah pipa, bergantung kepada bentang dan jumlah titik dukung
(bearing point).
Pipa-pipa terpendam tidak begitu memerlukan sarana-sarana semacam ini karena variasi
temperatur lebih kecil dibanding untuk pipa-pipa di udara terbuka.

Flum dibuat dari kayu, baja atau beton. Untuk menyeberangkan air lewat saluran
pembuang atau irigasi yang lain, petani sering menggunakan flum kayu. Flum baja atau beton
dipakai sebagai talang. Untuk debit-debit yang besar, lebih disukai flum beton. Kedua tipe
bangunan tersebut dapat berfungsi ganda jika dipakai sebagai jembatan orang (baja) atau
kendaraan (beton). Flum merupakan saluran tertutup jika dipakai sebagai jembatan jalan.

2.5 Standar Ukuran dan Penulangan Talang


a). Analisis Pembebanan
Pembebanan talang (aquaduct) irigasi selain beban air irigasi diperhitungkan juga beban
lalu lalang sesuai fungsi jembatan sebagai jembatan inspeksi.
Pembebanan akibat berat air sesuai volume air yang melalui talang yaitu debit x panjang
bentang talang.
Sedang pembebanan jembatan telah diuraikan dalam KP-06 parameter bangunan.
Bangunan talang dilengkapi jembatan terdiri dari dua bagian yaitu :
1) Bangunan atas
2) Bangunan bawah

1) Bangunan Atas
Untuk talang yang box bagian atasnya seyogyanya dilengkapi dengan jembatan baik
sebagai jalan inspeksi yang digunakan atau direncanakan untuk memeriksa dan memelihara
jaringan irigasi atau sekaligus berfungsi sebagai jalan utama yang dipakai oleh kendaraan
komersial di pedesaan.
 Kapasitas Talang (Aquaduct)
Kapasitas box talang dalam mengalirkan debit saluran irigasi dan kemiringan dasar
talang dirinci dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perhitungan Dimensi dan Hidrolik Talang

 Klasifikasi
Semua jembatan diatas box talang digolongkan sebagai jalan kelas III atau lebih rendah
menurut standar Bina Marga sesuai RSNI . T02- 2005 dan merupakan jembatan satu
jalur.

Untuk jembatan diatas box talang dimanfaatkan juga untuk keperluan jalan inspeksi.
Jalan inspeksi tersebut direncanakan dengan mengikuti standar Bina Marga.

Lebar jembatan diatas talang untuk jalan-jalan kelas III, IV dan V disajikan dalam Tabel
2 berikut.

Tabel 5.8 Lebar Standar Jembatan Lebar Jembatan


Diatas Talang Klasifikasi Jalan diatas Talang
Kelas III 3m
Kelas IV 3m
Kelas V 1,5 m

 Pembebanan Jembatan Diatas Talang


Pembebanan jembatan diatas talang disesuaikan pembebanan jembatan diatas talang
disesuaikan pembebanan jembatan dalam bagian KP-06 perameter bangunan.

 Panjang Talang dan Panjang Transisi


1. Panjang Talang
Panjang talang atau panjang box talang satu ruas untuk membuat standarisasi
penulangan beton maka dibuat konstruksi maksimum 10 m dan minimum 3 m.
2. Panjang Peralihan (L1) Panjang peralihan adalah panjang transisi antara saluran
o
dengan box talang. Panjang saluran transisi ditentukan oleh sudut antara 12 30’ –
o
25 garis as.

Panjang peralihan atau transisi dihitung dengan rumus sebagai berikut :

𝐵−6
𝐿1 = cos 𝛼
2

dimana :
B = lebar permukaan air di saluran
b = lebar permukaan air di bagian talang
L = panjang peralihan atau transisi antara talang dengan saluran
α = sudut antara garis as talang dengan garis pertemuan permukaan air

 Kehilangan Tinggi Muka Air di Talang


Total kehilangan tinggi muka air di talang (Δh) dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Δh = h1 + h2 + h3

dimana :
h1 = kehilangan tinggi muka air di bagian masuk (m)
h2 = kehilangan tinggi muka air di sepanjang talang (m)

Δh = kehilangan tinggi muka air di bagian keluar (m)

I = L 2 x S2

S2 = kemiringan memanjang talang

h1 = ƒo . (hv2 – hv1)

dimana :
ƒo = koefisien kehilangan tinggi muka air dibagian masuk

hv2 = L1 . (S1 – S2)

dimana :
S1 = kemiringan memanjang saluran di hulu

S2 = kemiringan dasar talang

𝑉12
ℎ𝑣1 =
2𝑔
V1 = kecepatan aliran di saluran bagian hulu

g = kecepatan gravitasi (= 9,8 m/dt)

Kehilangan tinggi muka air di sepanjang talang :


h2 = Ltalang x S2

Kehilangan tinggi muka air dibagian keluar :


h3 = ƒ1 . (hv2 – hv3)
(𝑆2 + 𝑆3 )
ℎ𝑣2 = 𝐿3 ×
2
Dimana :
S3 = kemiringan dasar saluran dibagian hilir

𝑉12
ℎ𝑣1 =
2𝑔
ƒo /ƒ1 = koefisien tinggi energi untukperalihan dari bentuk trapesium ke bentuk segi
empat dengan permukaan bebas.
 Desain Parameter

Parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan struktur ini adalah:

 Penulangan
Penulangan talang beton bertulang ini dirancang sedemikian rupa sehingga:
1. diameter tulangan yang digunakan 22 mm, 19 mm, 16 mm dan 12 mm
2. bentuk/ukuran segmen penulangan sederhana dan praktis
3. pembengkokan dan penempatan tulangan direncanakan sedemikian rupa sehingga
bila penutup beton pecah karena benturan keras atau aus ujung tulangan tidak akan
menonjol ke permukaan lantai.
Konstruksi talang, dapat direncanakan dengan dimensi seperti terlihat pada matriks
berikut ini.
(ii) Bangunan Bawah
Lantai talang terletak diatas tumpuan (abutment) di kedua sisi saluran. Tumpuan ini
meneruskan berat beban ke pondasi. Untuk talang dengan jembatan yang bentangnya besar
diperlukan satu atau lebih pilar di sungai atau saluran pembuang alam guna mendukung
bangunan atas agar mengurangi beban yang ditumpu.
Biasanya pondasi berupa “telapak sebar” (spread footing). Bila beban tanah dibawah
pondasi tidak cukup kuat, maka dipakai tiang pancang. Tiang pancang ini dapat dibuat dari
beton, baja atau kayu.

 Kedalaman pondasi
Kedalaman pondasi tumpu harus berada dibawah garis kemiringan 1 sampai 4 dari dasar sungai
atau saluran pembuang seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Atau dibawah garis paralel dengan kemiringan samping pada jarak 1,5 m untuk tebing
sungai bertalud pasangan dan 2,5 m untuk talud tanah.
Tiang pancang talang/jembatan disungai atau saluran alam sekurang-kurangnya 1,0 m
dibawah elevasi dasar.
Untuk pasangan pondasi disekitar tiang pancang diusahakan diberi perlindungan
terhadap gerusan erosi akibat arus sungai.
b). Tinggi Jagaan dan Debit Rencana
 Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan atau ruang bebas talang yang dimanfaatkan sebagai jembatan yang
melintasi sungai atau saluran pembuang alam harus lebih 1,50 m dari muka air pada
debit rencana.
 Debit Rencana
Debit rencana sungai yang sering digunakan pada adalah debit dengan periode ulang
20 tahun atau Q20.
DAFTAR PUSTAKA

 http://retnetsearch.blogspot.co.id/2014/08/cara-cepat-mencari-makalah-langsung.html
 KP 04 BANGUNAN IRIGASI

Anda mungkin juga menyukai