Anda di halaman 1dari 3

 Urutan Aksara Jawa

Hanacaraka
Urutan aksara berdasarkan hancaraka dimana mengacu kepada 5 kasra
dasar pertama. Pada urutan ini akan membentuk pangram (puisi) 4 bait
seperti menceritakan tokoh dalam dongeng Aji Saka, sebuah dongen yang
menceritakan awal terciptanya aksara Jawa.
Susunan dongeng Aji Saka yaitu Hancaraka (terdapat 2 utusan), Data Sawala
(berbeda pendapat), Padha Jayanya (kekuatan yang sama) dan Maga
Bathanga (mayat mereka). Tetapi urutan ini tidak menjelaskan urutan aksra
lainnya seperti mahaparna dan murda, selain itu sangat berbeda jauh dengan
aksara Jawa aslinya yang indentik dengan bahasa sansekerta.

– Kaganga
Aksara Jawa juga bisa di susun menjadi kagana yang mengikuti Sansekerta
Panini, maka memiliki hubungan dengan aksra India lainnya. Urutan kaganga
mengacu kepada aksara Jawa kuno yang masih terpengaruh oleh Hindu-
Budha, sementara sekara urutan ini dipakai untuk Unicode. Saat
menggunakan urutan ini akan mewakili bunyi yang biasa dipakai aksara Jawa
kuno.

– Hanacaraka Diperluas
Seiring berjalannya waktu sekelompok neo-konservatif Jawa membuat urutan
baru, mereka menggabungkan urutan hanacaraka disertai dengan urutan
mahaparna dan aksara murda. Selain itu memilki bunyi akslinya seperti
urutan kaganga.
Penggunaan urtan seperti ini bisa membantu orang dalam menebutkannya,
serta bisa digunakan untuk menulis bahasa asing salah satunya bahasa
Sansekerta yang umum digunakan untuk motto kesatuan. Bahkan menjadi
motto dari NKRI.

Anda mungkin juga menyukai