Apa yang membedakan karakteristik Jasa dengan produk perusahaan yang berupa
barang? Jawab: a. Barang bersifat nampak (tangible) sedangkan jasa bersifat tak tampak (intangibility). Contohnya saat kita membeli suatu barang kita akan langsung mendapatkan barang dan kita mengetahui barang tersebut bagaimana wujud dan bentuknya. Contoh jasa yaitu apabila kita pergi ke salon untuk mewarnai rambut kita tidak dapat melihat hasil pastip bagaimana mana warna rambutnya nanti apakah lebih terang atau lebih gelap. b. Produksi dan konsumsi barang terpisah, sedangkan produksi dan konsumsi jasa dilakukan secara stimulan. produk dibuat dan dimasukkan dalam gedung kemudian didistribusikan melalui perantara kemudian baru dibeli untuk dikonsumsi. Contohnya, mobilA Toyota diproduksi di sebuah pabrik di Jakarta, kemudian didistribusikan ke Surabaya, dibeli konsumen beberapa waktu kemudian dan dipakai selama 5 tahun. Jasa umumnya diproduksi dan dikonsumsi bersamaan. Contohnya klinik kecantikan yang menawarkan treatment, jika konsumen tidak datang ke klinik kecantikan maka jasa tidak dapat diberikan. c. Produk bersifat standardisasi sedangkan jasa bersifat heterogen yang menyebabkan tindakan konsumen mempengaruhi hasil jasa dan kepuasan. d. Produk bersifat tidak mudah musnah, sedangkan jasa bersifat mudah musnah ( perishability). Jus tidak dapat disimpan dan tidak tahan lama, dikembalikan dan dijual. Contohnya sebuah hotel mempunyai 50 kamar hanya dapat menjual 30 kamar pada suatu hari tidak dapat menyimpan 20 kamar kosong yang kemudian akan dijual sebanyak 5 kamar pada hari yang sama. Penghasilan yang seharusnya didapat dari 30 kamar akan hilang. Situasi ini disebabkan karena jasa tidak dapat disimpan.
2. Apa yang anda ketahui tentang konsep Relationship Marketing pada perusahaan
jasa?
Jawab:
Gronroos (2000) mendefinisikan relationship marketing sebagai aktivitas menetapkan,
menjaga, dan memperkuat hubungan dengan konsumen dan partner lain, keuntungannya, sehingga tujuan dari kelompok-kelompok yang terlibat terpenuhi. Berry (2002) mendefinisikan relationship marketing sebagai upaya menarik, memelihara, dan keseluruhan pelayanan organisasi dalam menjaga hubungan dengan pelanggan. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008), mendefinidikan relationship marketing sebagai proses menciptakan, memelihara dan mengalihkan keunggulan, muatan nilai hubungan antara pelanggan dan pemegang saham lainnya.
Dari berbagai definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa relationship
Marketing adalah (Berry, 2002):
a. Mencari nilai-nilai baru untuk pelanggan dan kemudian produser dan konsumen berbagi nilai yang diciptakan itu. b. Mengakui peran utama dari pelanggan individual tidak hanya sebagai pembeli, tetapi juga mendefinisikan nilai yang mereka inginkan. Disini nilai diciptakan bersama dengan pelanggan. c. Perusahaan perlu mendesain dan memperbaiki proses bisnis, komunikasi, teknologi dan sumberdaya manusia dalam mendukung nilai yang diinginkan pelanggan individual. Sebagai konsekuensi dari strategi bisnis dan berfokus pada pelanggan. d. Adalah usaha kerjasama yang terus menerus antara pembeli dan penjual. e. Membangun chain of relationship dalam organisasi untuk menciptakan nilai pelanggan yang diinginkan, dan antara organisasi dengan para stakeholder utamanya. Sehingga menurut saya realitionship marketing adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk menjaga hubungan dengan konsumen dan pihak lain agar tercapainya suatu tujuan yang telah disepakati.