Anda di halaman 1dari 12

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH PANCASILA

HASIL LAPORAN

KUNJUNGAN RUMAH GARUDA

Oleh:

Reza Ajeng Febiani

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji serta syukur saya sampaikan haturkan kepada Allah SWT yang sudah
menganugerahkan petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga saya mampu menyelesaikan
laporan kunjungan ke Rumah Garuda yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23
Oktober 2019. Penulisan laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Ujian Tengah Semester mata kuliah pancasila di Fakultas Hukum Universitas Ahmad
Dahlan.
Terimakasih kepada bapak Ilham Yuli Isdiyanto,S.H,M.H selaku dosen mata kuliah
Pancasila kami yang telah memberikan rekomendasi kunjungan ke Rumah Garuda yang
sangat luar biasa menginspirasi dan mungkin sebelumnya tidak kami ketahui. Terimakasih
pula kepada pendiri Rumah Garuda Bapak Nanang Rahmat Hidayat (Nanang Garuda)
yang telah menerima kunjungan kami ke Museum pribadi beliau dengan senang hati.
Tanpa izin dan penjelasan beliau, laporan ini tidak akan terselesaikan.

Yogyakarta, 1 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1.1 Latar belakang............................................................................................................1

1.2 Tujuan Kunjungan Rumah Garuda............................................................................1

1.3 Manfaat Kunjungan Rumah Garuda..........................................................................1

1.4 Lokasi dan Waktu Kunjungan Rumah Garuda..........................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2

BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................6

3.1 Kesimpulan................................................................................................................6

3.2 Kesan dan Pesan.........................................................................................................6

LAMPIRAN.............................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Museum Rumah Garuda yang berlokasi di JL. Puri Sewon Asri, Blok L, Panggungharjo,
Sewon, Bantul, D.I Yogyakarta ini didirikan pada tanggal 17 Agustus 2011. Museum ini
didirikan oleh Nanang R Hidayat atau biasa dikenal dengan sebutan Nanang Garuda yang
juga merupakan dosen aktif di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta yaitu ISI
(Institut Seni Indonesia) Yogyakarta. Ia mulai mengoleksi bentuk-bentuk garuda sejak
tahun 2003 dan hingga saat ini telah mencapai kira-kira 300 lebih koleksi bersejarah
berupa patung, foto, buku dan sebagainya. Berawal dari berbagai penelitian yang
dilakukan oleh Nanang Garuda dan banyaknya koleksi yang telah terkumpul, tercetuslah
ide untuk membuat museum sebagai wujud kecintaannya terhadap karya garuda ini.

1.2 Tujuan Kunjungan Rumah Garuda

 Untuk berpartisipasi dalam menyebar luaskan makna Garuda Pancasila


 Untuk mendapatkan berbagai informasi guna memenuhi tugas Ujian Tengah Semester
Gasal.

1.3 Manfaat Kunjungan Rumah Garuda

 Dapat mengetahui pentingnya Garuda Pancasila


 Meningkatkan rasa cinta Tanah Air.
 Mengetahui sejarah Rumah Garuda
 Mengetahui informasi-informasi tentang Garuda Pancasila

1.4 Lokasi dan Waktu Kunjungan Rumah Garuda

Hari / Tanggal : Rabu, 23 Oktober 2019

Waktu : 19.00 W.I.B - 22.00W.I.B

Lokasi : Rumah Garuda di Jalan Sewon Asri (barat kampus ISI) Jalan
Parangtritis km. 7 Bantul, D.I Yogyakarta.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Garuda Pancasila atau Lambang Negara Indonesia yang tercantum dalam Pasal 36A
Undang-Undang Dasar 1945 mulai dirancang oleh panitia lencana Negara yang dibentuk
sejak tanggal 10 Januari 1950. Sejak 8 Februari 1950 mulai dilaksanakannya sidang yang
menghasilkan 2 (dua) usulan lambang negara. Yang pertama usulan dari Moh.Yamin
mengusulkan lambang matahari namun ditolak karena masih seperti bendera Jepang. Dan
usulan kedua dari Sultan Hamid II yaitu Burung Garuda yang merupakan kendaraan Dewa
Wisnu dan kemudian diterima. Kemudian Ir. Soekarno menambahkan usulan untuk
ditambahkan pita putih bertuliskan Bhineka Tunggal Ika yang dicengkram oleh kaki
burung garuda pada tanggal 10 Februari 1950 dan disahkan pada tanggal 11 Februari 1950
dan dipublikasikan dalam sidang kabinet RIS pada tanggal 15 Februari 1950.

Nanang Garuda yang memiliki nama asli Nanang Rachmat Hidayat,M.Sn. pendiri
Rumah Garuda dan juga sebagai dosen aktif Jurusan Televisi, Fakultas Seni Media
Rekam, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta mulai melakukan penelitian sejak tahun
1998 dan menghasilkan buku yang berjudul “Mencari Telur Garuda” serta menjadi karya
video dengan judul yang sama. Melalui buku dan video karya beliau yang berjudul
“Mencari Telur Garuda” memiliki tujuan untuk menyentil atau mengingatkan kondisi
bangsa yang mulai melupakan lambang negaranya bahkan ideologinya. Para sejarahwan
sangat jarang yang menuliskan kajian tentang lahirnya Sang Garuda Pancasila sehingga
Lambang Negara kita semakin terlupakan seiring perkembangannya zaman dan
membiarkan sejarah lambang garuda terpendam.

Berawal dari hobi beliau memotret berbagai bentuk burung Garuda Pancasila di
masyarakat yang berbeda-beda bentuknya dan tidak sesuai dengan peraturan Perundang-
undangan yang telah ditetapkan. Sehingga beliau mulai mengoleksi berbagai bentuk
burung Garuda yang hingga kini telah mencapai 300-an garuda terpampang baik dalam
bentuk foto hingga bentuk relief atau patung. Pada tahun 2010 beliau pernah mengikuti
pameran di Gedung Konferensi Asia Afrika selama empat bulan yang diadakan oleh
Kementerian Luar Negeri, kemudian lanjut ke pameran berikutnya yang diselenggarakan
di Gedung Pancasila yang berlokasi di sekitar daerah Kemenlu.

2
Menurut beliau, sejak masuknya era Reformasi mulai minimnya pembelajaran
Pancasila sejak dini. Sehingga bangsa Indonesia mulai melupakan Garuda sebagai
Lambang Negara dan Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa. Kemudian terbesitlah ide
untuk membuat museum pribadi dengan nama Rumah Garuda yang mulai berdiri sejak
tanggal 17 Agustus 2011 dengan tujuan menyadarkan bangsa Indonesia saat ini yang telah
mulai melupakan Garuda Pancasila kembali menjadi berjiwa Garuda. Beliau berkata
“mestinyanya negara sadar bahwa lambang negaranya harus diopeni baiksecara
sejarah/history maupun secara visual. Dan nyatanya sekarang mereka sibuk dengan pesta
Demokrasi.” Jadi beliau hingga saat ini masih menerapkan teknik Gerilya dalam
menerapkan Jiwa Garuda bagi bangsa Indonesia. Kita harus menjiwai layaknya garuda
kalau mau dititipi Pancasila. Beliau pun berkata mengikuti analogi komputer “jika kita
telah berjiwa Garuda sebagai hardwarenya kemudian dititipi pancasila sebagai
softwarenya,jika sudah compatable barulah kita bisa menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dengan kokoh seperti Bhineka Tunggal Ika yang dicengram kuat oleh
Sang Garuda”.

Nanang Garuda sempat ingin menutup Warmus Rumah Garuda pada tahun 2015-2017
karena pada saat itu kurang mendapatkan perhatian publik hingga beliau hampir menyerah
dan ingin menanam semua karya dan koleksinya. Beliau menggunakan konsep menanam
dikarenakan beliau menggunakan filosofi menanam pohon yang nantinya akan tumbuh
dan berbuah lebat sehingga dapat berguna di kemudian hari. Jika menggunakan konsep
mengubur, karya dan koleksi beliau akan mati dan tidak berguna lagi di kemudian hari.

Akan tetapi beliau mengurungkan niat tersebut untuk menutup Rumah Garuda dan
kembali melanjutkan Rumah Garuda kembali menyebarkan serta meningkatkan rasa cinta
Tanah Air dan kembali menanamkan jiwa garuda kepada masyarakat luas yaitu bangsa
Indonesia. Alasan beliau mengurungka niat tersebut dikarenakan mulai adanya apresiasi
yang lebih kepada Rumah Garuda dan beliau mengatakan “ternyata masih banyak yang
membutuhkan”. Ya memang benar banyak yang masih membutuhkan Rumah Garuda
untuk berbagai aspek, baik untuk penelitian hingga untuk meningkatkan jiwa nasionalis
atau berjiwa garuda pada diri masing-masing.

3
Rumah Garuda sering dikunjungi untuk melakukanberbagai penelitian. Baik untuk
karya ilmiah, hingga skripsi. Ada setidaknya 3 (tiga) hasil penelitian yang berupa skripsi.
Yang salah satunya karya dari salah satu dosen aktif Universitas Ahmad Dahlan yaitu
bapak Ilham Yuli Isdiyanto,S.H,M.H. yang tebal karyanya lebih dari 700 (tujuh ratus)
halaman. Menurut Nanang Garuda, berdirinya Rumah Garuda sebagai cermin dan untuk
mengecas pengetahuan mengenai Garuda Pancasila untuk masa depan Bangsa ini yaitu
Bangsa Indonesia.

Nanang Garuda selain pendiri Rumah Garuda dankolektor berbagai jenis Garuda, beliau
juga menciptakan berbagai karya yang masih berkaitan dengan Garuda Pancasila. Pada
awalnya beliau hanya memotret patung Garuda sepanjang jalan dari rumah beliau hingga
ke sekolahan anaknya dan mendapatkan sekitar 16 (enam belas) jenis garuda yang
berbeda. Lalu beliau membuat karya buku yang kemudian menjadisebuah film
dokumenter. Setelah sekian lama, akhirnya beliau membuat karya wayang garuda
pancasila. Beliau berkata pada film dokumenternya “wayang ini (wayang garuda)
terinspirasi dari buku Sultan Hamid II”.

Setelah karya Wayang Garuda, beliau berfikiran untuk membuat Wayang Pulau yang
kini telah terkenal baik di dalam negeri maupun luar negeri. Filosofi terbentuknya Wayang
Pulau seolah-olah Sang Garuda sedang terbang dan melihat pulau-pulau di Indonesia yang
terbentang luas dan sangat indah Pak Nanang Garuda berkata “kalau pulau-pulau besar di
Indonesia dijadikan wayang kayanya lucu juga nih” dan jadilah wayang pulau. Selain itu,
Wayang Pulau juga mengekspresikan Sang Garuda yang tetap menjaga keutuhan dan
kesatuan NKRI dengan gagah dan prakasa tanpa kenal lelah.

Bentuk-bentuk Wayang Pulau sesuai dengan bentuk pulau-pulau Indonesia di peta,


dengan tambahan ornamen yang identik di pulau tersebut. Contohnya seperti Wayang
Pulau Sumatera, bentuknya seperti pulau Sumatera pada peta dengan tambahan yang
identik dengan melayu. Rata-rata koleksi wayang yang beliau miliki berasal dari kulit
kambing etawa, dan sapitnya dari tanduk kerbau. Selain wayang pulau, beliau juga
mengoleksi wayang yang berupa diorama terjadinya pengesahan Lambang Negara.

4
Alasan beliau menyebarkan jiwa Garuda melalui media wayang adalah karena
kecintaan beliau dengan wayang yang juga merupakan warisan dari leluhur kita yang
harus dilestarikan dan telah tercatat di Unesco. Wayang juga telah terbukti kekuatannya
oleh Wali Songo ketika menyebarkan Agama Islam dan juga Wayang digunakan oleh
Umat Hindu sebagai pertunjukan, tontonan dan tuntunan. Jadi penggunaan media bukan
tanpa alasan, melainkan banyak alasan yang melatar belakanginya.

Selain menggunakan wayang untuk menyebarkan pengetahuan tentang Garuda


Pancasila, beliau juga sambil mengangkat budaya Jawa yang mulai langka ditemui di era
modern saat ini. Dengan tujuan tersebut, dapat merangkap tujuan mengangkat budaya
wayang kembali serta mengajak generasi muda supaya berjiwa Garuda.

5
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Melalui kunjungan ke rumah garuda, kami dapat mengetahui bahwa di era modern
seperti saat ini semakin sedikit orang yang memiliki jiwa garuda. Sangat jarang
yang berpedoman pada pancasila, malah tidak sedikit pula yang menjadi anti
pancasila. Pesan tersirat dari Rumah Garuda yang saya dapati, jadilah Bangsa
Indonesia yang berpegang teguh pada pancasila dan tetap jadikan pancasila sebagai
pedoman hidup Bangsa supaya NKRI ini tidak terpecah-belah.

3.2 Kesan dan Pesan

Kesan saya pertama kali ke Rumah Garuda, sangat takjub melihat interior
warungnya yang unik dan tertera pula berbagai macam garuda yang terpampang di
warung tersebut. Terlebih lagi ketika memasuki ke museum Rumah Garuda
tersebut, saya sampai bingung ingin bertanya mulai dari koleksi yang mana saking
takjubnya dengan koleksi beliau.
Pesan saya untuk generasi muda, janganlah melupakan Garuda Pancasila sebagai
lambang Negara kita. Bentuklah jiwa garuda dalam tubuh kita dan tetaplah jadikan
Pancasila sebagai ideologi kehidupan berbangsa dan bernegara.

6
LAMPIRAN

Suasana Rumah Garuda

Koleksi Museum Rumah Garuda

ARTIKEL MENGENAI SOSOK


SALAH SATU KOLEKSI NANANG GARUDA
ALAT MUSIK DARI NTT
(SASANDO)

SALAH SATU SUDUT RUANGAN


MUSEUM

SALAH SATU KOLEKSI ALAT


MUSIK DARI KALIMANTAN
(SAMPEK)

7
HASIL KARYA PARA SENIMAN
WAYANG PULAU

KOLEKSI TERBARU (Mei 2019)


KOLEKSI PERTAMA RUMAH GARUDA
Kumpula foto berbagai spesies Cello
Garuda

Anda mungkin juga menyukai