Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH TEKNIK KONSELING

“ONLINE COUNSELING”

Dosen Pengampu: Afia Fitriani, S. Psi., M. Psi.

Nama : Agastyansah Rio Khamdani

NIM : G0119002

Kelas : A

A. Konseling Online
Konseling Online merupakan salah satu bentuk konseling yang dilakukan secara tidak
langsung antara konselor dan konseli yang tidak mampu bertatap muka secara langsung
dan dilakukan melalui perangkat keras seperti telepon, komputer, gawai, dan sebagainya
dan perangkat lunak seperti E-mail, Google Meet, Zoom meeting, dan sebagainya.

B. Persiapan Konseling Online


Konselor mempersiapkan perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan di
dalam proses konseling online. Perangkat keras yang digunakan berupa komputer/laptop
beserta atributnya seperti kamera, audio, dan pengeras suara. Sedangkan perangkat lunak
yang digunakan berupa Zoom meeting. Selain itu, konselor juga memastikan bahwa
konseli yang hadir juga telah mempersiapkan perangkatnya dengan baik sebelum
mengikuti proses konseling online.

C. Proses Konseling Online


a. Tahap Awal
1) Konselor menyapa konseli yang hadir.
2) Konselor memperkenalkan dirinya.
3) Konselor menjelaskan keadaan yang mengharuskan mereka melakukan konseling
secara online.
4) Konselor menjelaskan batasan masalah atau topik (problem/topic limit) dalam
konseling online yaitu kecemasan (anxiety).
5) Konselor menjelaskan total batasan waktu (time limit) konseling online yaitu
selama 12 pekan.
6) Konselor menjelaskan batasan peran (role limit) dalam konseling online yaitu
konselor hanya sebagai fasilitator saja untuk membantu konseli dalam mengatasi
permasalahannya.
7) Konselor menyampaikan informed consent secara lisan kepada konseli bahwa
segala data atau informasi yang diungkapkan atau diperoleh di dalam proses
konseling online akan tetap dijaga kerahasiaannya. Kemudian konselor meminta
persetujuan dari konseli atas informed consent tersebut.
8) Konselor meminta konseli untuk memperkenalkan dirinya dengan menyebutkan
nama, asal daerah, dan ekspektasi mengikuti konseling online.

b. Tahap Pemahaman dan Tindakan


1) Konselor meminta konseli untuk menceritakan pengalaman kecemasan yang
dialami dan kemudian konselor memberikan umpan balik (feedback).
2) Konselor meminta konseli untuk menceritakan cara (strategi koping) konseli
dalam mengatasi kecemasan yang dialami selama ini dan kemudian konselor
memberikan umpan balik (feedback).
3) Konselor meminta konseli untuk menyiapkan kertas dan pensil/krayon yang akan
digunakan untuk melaksanakan tugas yang akan diberikan.
4) Konselor meminta konseli untuk menggambarkan kecemasan mereka pada sebuah
kertas dengan menggunakan pensil/krayon yang telah disiapkan sebelumnya.
5) Konselor memotivasi konseli bahwa tugas tersebut bukan untuk menilai
kemampuan menggambarnya. Sehingga konseli dapat melaksanakan tugas
tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
6) Konselor juga menyampaikan batasan waktu dalam mengerjakan tugas tersebut.
Sehingga konseli diharapkan dapat memanfaatkannya dengan baik.
7) Setelah selesai menggambar, konselor meminta konseli untuk menceritakan
gambaran kecemasan yang telah dibuat dan kemudian konselor memberikan
umpan balik (feedback).
8) Kemudian konselor meminta konseli untuk menyiapkan kertas kosong lain untuk
melaksanakan tugas berikutnya.
9) Konselor meminta konseli untuk menggambarkan suasana atau perasaan yang
dapat mengurangi kecemasan yang dialami.
10) Setelah selesai menggambar, konselor meminta konseli untuk menceritakan
gambaran suasana atau perasaan yang dapat mengurangi kecemasan yang dialami
dan kemudian konselor memberikan umpan balik (feedback).

c. Tahap Terminasi
1) Konselor menjelaskan bahwa dari sesi konseling online awal tersebut mereka
dapat mengetahui pemicu kecemasan yang dialami dan cara untuk mengatasinya.
2) Konselor menyampaikan jadwal sesi konseling online berikutnya yang akan
dilaksanakan di pekan depan dengan tempat (Zoom meeting) dan waktu yang
sama.
3) Konselor memberikan penghargaan atas partisipasi konseli dalam proses
konseling online yang telah dilakukan.
4) Konselor memberikan kesempatan kepada konseli untuk bertanya atau
memberikan umpan balik (feedback) terkait proses konseling online yang telah
dilakukan.
5) Konselor menutup sesi konseling online.

D. Kelebihan dan Kekurangan Konseling Online


a. Kelebihan
Hemat tenaga, waktu, dan biaya serta lebih fleksibel.
b. Kekurangan
Kurangnya kontrol terhadap konseli, kurangnya perhatian yang cukup untuk
mengobersvasi perilaku konseli, memerlukan kompetensi konselor yang lebih dalam
melakukan konseling secara online, kendala teknis dari perangkat keras maupun
perangkat lunak yang digunakan, dan data atau informasi yang rawan untuk tersebar
ke pihak lain.

E. Hal yang Belum atau Seharusnya Dilakukan dalam Konseling Online


a. Menjelaskan batasan perbuatan (action limit) konseli dalam konseling online.
Misalnya, konseli harus menyalakan kamera selama proses konseling online
berlangsung jika tidak ada kendala teknis atau konseli tidak diperbolehkan untuk
merekam maupun mengambil gambar dan membagikannya ke pihak lain tanpa
mendapatkan izin dari konselor.
b. Menjelaskan batasan waktu (time limit) yang diperlukan untuk melakukan satu sesi
konseling online.
c. Membuka percakapan dengan topik yang netral (umum dan tidak menyinggung).

Anda mungkin juga menyukai