Anda di halaman 1dari 3

Lembar Jawaban UAS

Nama : Agastyansah Rio Khamdani Dosen : Dr.Suyatno,M.Si.


NIM : G0119002 Mata Kuliah : Pancasila
Prodi : Psikologi Th.Aj. : 2019/2020-Ganjil

Kelas/Semester : A / 1

1. Lima fase pertumbuhan masyarakat dan alam pemujaan mereka:


a. Fase nomaden/berburu.
Pada fase ini manusia mempersonalkan pemujaan mereka kepada materi
atau elemen yang berada di alam. Contohnya adalah matahari, angin, dan batu.
b. Fase beternak.
Pada fase ini manusia mempersonalkan pemujaan mereka kepada
hewan-hewan yang mereka ternakkan. Contohnya adalah memuja sapi.
c. Fase bercocok tanam/pertanian.
Pada fase ini manusia mempersonalkan pemujaan mereka kepada
perempuan yang dianggap sebagai penemu pertanian. Contohnya adalah
memuja Dewi Sri dan Dewi Laksmi.
d. Fase hidup menetap/barter.
Pada fase ini manusia mempersonalkan pemujaan mereka kepada
kekuatan ghaib yang lebih tinggi dari manusia yaitu Tuhan.
e. Fase industri.
Pada fase ini manusia mempersonalkan pemujaan mereka kepada akal
pikiran manusia yang dianggap sudah maju seiring perkembangan IPTEK,
sehingga terdapat banyak penganut atheis (tidak percaya adanya Tuhan).

2. Tiga prinsip nasionalisme:


a. Prinsip kebersamaan.
b. Prinsip persatuan dan kesatuan.
c. Prinsip demokrasi.
Rumusan nasionalisme menurut Ir. Soekarno:

Pancasila: Kebangsaan, Internsionalisme, Mufakat, Kesejahteraan, dan Ketuhanan.

Trisila: Sosio-nasionalisme, Sosio-demokrasi, dan Ketuhanan.

Ekasila: Gotong-royong.

3. Konsep demokrasi terpimpin menurut Ir. Soekarno:


a. Demokrasi yang tidak liar.
b. Demokrasi gotong royong dan tidak saling menjatuhkan.
c. Demokrasi terpimpin yang ke arah berkeadilan sosial.
Sesuai pada pidato Amanat Proklamasi 17 Agustus 1961 oleh Ir. Soekarno
yang berbunyi,
“...Berilah bangsa kita satu demokrasi yang tidak liar!
Berilah bangsa kita satu demokrasi gotong-royong yang tidak jegal-jegalan!
Berilah bangsa kita satu demokrasi “met leiderschap” ke arah berkeadilan
sosial!
Berilah bangsa kita satu demokrasi terpimpin!
Sebab demokrasi yang membiarkan seribu macam tujuan bagi golongan
atau perseorangan, akan menenggelamkan kepentingan Nasional dalam arusnya
malapetaka!”

(Halaman 293 Buku Di Bawah Bendera Revolusi, Pidato Satu Tahun Penentuan
(A year of decision) pada 17 Agustus 1957).

4. Tidak adanaya penghinaan dan penindasan dalam konsep keadilan sosial berarti
adalah tidak adanya perbedaan dan diskriminasi yang dapat dibuat atas dasar latar
belakang ras, suku, agama, seksual, sosial, dan politik. Kemudian tidak adanya
penindasan terhadap HAM guna mempertahankan harkat dan martabat sebagai
seorang manusia. Pentingnya untuk menumbuhkan kesejahteraan nasional dan rasa
keadilan dengan mewajibkan masyarakat dan pemerintah membagi barang dan jasa
secara adil. Sehingga tidak adanya kesenjangan di antara kelas-kelas sosial di
masyarakat yang dapat menimbulkan penghinaan dan penindasan.

Anda mungkin juga menyukai