NAMA : AFRIADI
NIM : I0119364
Di dalam konteks ini, kedua negara sama-sama melakukan pengujian terhadap Undang-
undang yang telah berlaku yang kemudian terindikasi bertentangan dengan Konstitusi. Di
Hungaria, aktivitas Mahkamah Konstitusi terpusat pada uji Konstitusionalitas undang-undang
dan dapat membatalkannya, jika hakim meyakini Bahwa undang-undang dimaksud
bertentangan dengan konstitusi, berbeda dengan Negara Indonesia yang Mahkamah
Konstitusinya tidak hanya terpusat kepada sistem Pengujian undang-undang saja akan tetapi
juga terpusat pada hal-hal lain seperti Penyelesaian sengketa hasil pemilihan umum, dll.
Sesuai dengan peraturan yang relevan, maka semua pihak dapat mengajukan permohonan
uji konstitusionalitas undang-undang yang terangkum dalam sistem hukum Hungaria.
Semenjak akses kepada Mahkamah begitu mudah untuk dilakukan, maka semakin banyak
persoalan hukum dan politik yang diajukan kepada mahkamah untuk dipecahkan berdasarkan
ketentuan-ketentuan konstitusi. Dengan demikian, Mahkamah Konstitusi Hungaria dilengkapi
dengan aneka kewenangan yang begitu luas (broad jurisdiction).
Menyatakan bahwa :
Selanjutnya dalam pasal itu diatur mengenai kedudukan hukum (legal standing) dari
Pemohon, yang antara lain adalah : a) perorangan warga negara; b) kesatuan Masyarakat
hukum adat sepanjang hidup sesuai dengan perkembangan masyarakat Dan prinsip negara
kesatuan Republik Indonesia; c) Badan hukum publik atau privat; Dan d) Lembaga negara.
Mahkamah Konstitusi Hungaria melakukan berbagai penafsiran dari aneka sudut Pandang
yang sangat bervariasi. Dalam amar putusan pada tahun 1993, Mahkamah Konstitusi
menyatakan sebagai akibat dari uji konstitusionalitas undang-undang, Mahkamah Konstitusi
dalam putusannya dapat menentukan persyaratan Konstitusional apa saja yang tidak
dipenuhi oleh undang-undang tersebut.
Pembatalan tidak secara langsung dapat memulihkan keluhan yang didalilkan oleh pemohon.
Artinya, mahkamah mungkin saja membatalkan undang-undang itu secara keseluruhan dan
bisa saja tidak. Meskipun hal demikian tidak dituntut oleh pemohon. Berkenaan dengan
putusan model ini, suatu ketentuan yang dinilai tidak Konstitusional dapat dibatalkan melalui
cara menentukan terlebih dahulu Constitutional content dari norma hukum tersebut.
Sedangkan pada Mahkamah Konstitusi Indonesia, akibat dari putusan yang Dikeluarkan oleh
Mahkamah Konstitusi tergantung atas dasar permohonan yang Diajukan. Apakah yang diuji
itu Pasal-pasal ataupun Undang-Undang secara Keseluruhan. Keputusan yang dikeluarkan
oleh Mahkamah Konstitusi Indonesia Bersifat final dan mengikat, dimana ketika permohonan
itu diterima, maka undang-undang yang bertentangan itu secara sendirinya dianggap
dibatalkan keabsahannya.
Faktor penyebab diadakannya Judicial Review oleh Mahkamah Konstitusi Indonesia dilakukan
ketika terdapat pasal-pasal, bagian-bagian, atau undang-undang yang terindikasi
bertentangan dengan Konstitusi ataupun bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi
daripada undang-undang tersebut. hal ini diatur di dalam pasal 10 ayat (1) huruf a UU
No.24/2003 yang sekarang diubah menjadi UU No.8/2011 tentang Mahkamah Konstitusi.
Pengujian undang-undang dibagi terhadap UUD dibagi atas 2 (dua) macam, yaitu :
Persamaan sistem yang terdapat pada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dan
Mahkamah Konstitusi Republik Hungaria adalah sama-sama melakukan sistem pengujian
Terhadap undang-undang yang telah berlaku. Persamaan lainnya di dalam kedua negara ini
Terdapat dalam hal legal standing dari pemohon, kemudian hal-hal yang diuji sama-sama
Berupa pasal, bagian, bab, maupun undang-undang secara keseluruhan. Sedangkan
perbedaan Antara kedua negara adalah mahkamah Konstitusi Indonesia tidak menguji
rancangan Undang-undang seperti yang dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi Hungaria. Hal
ini Dikarenakan di Indonesia rancangan undang-undang itu masih dianggap belum menjadi
draft Of legislation sedangkan di Hungaria itu telah dianggap sebagai bagian dari draft of
Legislation.
Terima Kasih