Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA RISET

(PKM-R)
REDUCING FALSE ARRHYTMIA ALARMS IN THE ICU
(Proposal Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kecerdasan Buatan)

Dosen Pengampu :Chandra Prasetyo Utomo.S.kom.M.S

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI


UNIVERSITAS YARSI JAKARTA
2021

Disusun oleh :

NAMA KELOMPOK : PELANGI

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


1. AHMAT HARDIANSYAH / 1402019008
2. AGUNG PRASETYO / 1402019115
3. FAISAL RAHMAT S / 1402019137
4. MOHAMMAD RAMDHANI / 1402019112
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Tujuan Penelitian.............................................................................................................1

1.3 Perumusan Masalah.................................................................................................. ......1

1.4 Kesenjangan............................................................................................................... ....1

1.5 Gagasan Ide.............................................................................................................. .... 1

1.6 Kontribusi................................................................................................................... .. 1

1.7 Luaran Penelitian.............................................................................................. ..............1

BAB 2. TINJAUAN PUSAKA..................................................................................................... 2

2.1 Kecerdasan Buatan Pada Kesehatan............................................................................. 2

2.2 Kecerdasan Buatan Pada ICU........................................................................................ 2

2.3 Aplikasi Kecerdasan Buatan Pada (Proyek yang Di pilih)............................................... 2

BAB 3. METODE PENELITIAN................................................................................................. 3

3.1 Perumusan Masalah................................................................................................... 3

3.2 Eksplorasi Data........................................................................................................... 3

3.3 Pemilihan dan Persiapan Data.................................................................................... 3

3.4 Pelatihan dan Validasi Model..................................................................................... 4

3.5 Evaluasi Model........................................................................................................... 4

3.6 Penerapan Model....................................................................................................... 4

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN................................................................................. 5

4.1 Anggaran Biaya.......................................................................................................... 5

4.2 Jadwal Kegiatan......................................................................................................... 5

DAFTAR PUSAKA.................................................................................................................. 6

LAMPIRAN..................................................................................................................... ...... 8
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesalahan alarm sangat umum terjadi di intensive care unit (ICU), dan riset menemukan bahwa
hanya 17 % dari alarm yang di klasifikasikan sebagai klinis relevan. Rentetan alarm klinis yang
terus-menerus dihasilkan dapat menyebabkan gangguan perawatan dan kelelahan alarm
pengasuh, yang mengakibatkan waktu respons yang lebih lambat terhadap peristiwa yang
mengancam nyawa karena desensitisasi staf klinis. Sistem alarm juga dapat menghasilkan
intensitas suara lebih dari 80 desibel yang dapat mengakibatkan hasil yang tidak diinginkan
pada pasien termasuk kurang tidur, struktur tidur yang buruk, stres pasien dan penyedia, dan
sistem kekebalan yang tertekan. Dengan demikian, sistem untuk mengurangi angka peringatan
palsu di ICU memiliki banyak potensi untuk meningkatkan standar perawatan di ICU dan hasil
pasien secara keseluruhan.

1.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengurangi kesalahan alarm yang sangat umum terjadi di ICU, sisi positif apabila projek
ini dibuat adalah membuat tenaga kerja kesehatan dan pasien lebih nyaman dan tenang karena
tidak terganggu oleh alarm yang disebabkan oleh kesalahan sistem di ruang ICU dan dapat
mengurangi angka kematian yang ada di rumah sakit tersebut. Sisi negatifnya adalah
berdampak buruk terhadap pasien, karena sangat menggaggu waktu istirahat, dan sangat
memungkinkan menyebabkan stress pada pasien dan berpotensi akan meningkatkan angka
kematian.

1.3 Perumusan Masalah

Bagaimana cara mengurangi kesalahan alarm yang terjadi di ruang ICU?

1.4 Kesenjangan

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa jumlah alarm palsu pada sinyal Sp O2 sangat
penting karena koneksi yang buruk dan kontak yang buruk [ 2 , 3 , 4 ]. Mereka lebih sering
karena artefak gerak. Dalam konteks klinis saat ini, mematikan alarm yang berlebihan adalah
solusi yang dapat dipertimbangkan jika keselamatan pasien terjamin. Misalnya, dalam konteks
anak, kecuali untuk sindrom gangguan pernapasan parah, alarm pada nilai-nilai tinggi dan
rendah untuk Sp O2 dan pada tekanan parsial transkutan dari O 2 (Ptc O2) tidak dibenarkan,
bahkan jika pengaturan alarm ini dibenarkan untuk bayi prematur. Oleh karena itu
dimungkinkan untuk memilih menyalakan alarm pada Sp O2 rendah dan Ptc O2 tinggi dan
mematikan alarm pada Sp O2 tinggi dan Ptc O2 rendah [ 20 ].

(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC137277/)

1.5 Gagasan Ide

Membuat suatu program yang dapat mengurangi kesalahan yang sangat umum terjadi di ruang
ICU, agar dapat mengurangi angka kematian di rumah sakit tersebut.

1.6 Kontribusi

Meningkatkan Angka Keselamatan, Menurunkan angka kematian. Dengan cara mempelajari


dan mengembangkan algoritma system AI, apabila berhasil, Universitas akan mengkaji apakah
program yang dibuat oleh mahasiswa bisa dijadikan alat yang sebenarnya.

1.7 Luaran Penelitian

Bahan luar yang digunakan untuk kegiatan ini menggunakan beberapa Artikel/Jurnal Ilmiah,
Algoritma Kecerdasan Buatan, dan lain-lain.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecerdasan Buatan Pada Kesehatan

Kami di sini menggunakan dataset yang disediakan melalui 2015 phy-sio net / cinc challenge. Ini
adalah kumpulan data dari 750 alarm benar dan salah dari lima aritmia jantung yang
mengancam jiwa yang diperiksa di sini. Label alarm benar dan salah ini telah ditetapkan oleh
ahli jantung profesional setelah pemeriksaan visual dari sinyal multichannel.

2.2 Kecerdasan Buatan Pada ICU

Kami menerapkan kembali algoritma yang dijelaskan oleh Plesinger et AI. Segmen yang tidak
valid di semua saluran data adalah yang pertama didefinisikan berdasarkan apakah nilai
nominal dan sinyal varians berada dalam batas yang diharapkan (misalnya tekanan darah positif
tetapi kurang dari 300 mmHg), serta melalui analisis frekuensi menggunakan filter band pass.
Berdasarkan perhitungan ini, validitas keseluruhan dari saluran data ditentukan dan keandalan
data di saluran itu diberi bobot yang sesuai. Hasil QRS standar detektor, termasuk GQRS dan
JQRS, menghasilkan QRS anno-tation yang digunakan untuk menunjukkan lokasi ketukan dan
dalam menentukan detak jantung dari sinyal keseluruhan.

2.3 Aplikasi Kecerdasan Buatan Pada (Proyek yang di pilih)

Ventricular tachycardia dalam literatur menjadi salah satu aritmia yang paling menantang untuk
diklarifikasikan. Sebagai hasilnya, kami menyelidiki Dynamic Time Warping (DTW) sebagai
pendekatan alternatif untuk mengidentifikasi ventricular tachycardia alarm benar dan salah
pada khususnya. Untuk semua DTW pendekatan, analisis awalnya hanya dijalankan lead II dari
sinyal EKG. Jika hasilnya menjanjikan, bagaimana pernah, pendekatan ini dapat diperluas ke
petunjuk lain dari EKG secara langsung.
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dijawab riset ini ada bagaimana cara mengurangi kesalahan alarm
aritmia di ICU.

3.2. Eksplorasi Data

Kami menerapkan kembali algoritma yang di jelaskan oleh Plesinger et al. dengan Python
menggunakan sejumlah detektor QRS standar. Segmen yang tidak valid di semua saluran data
pertama -tama diidentifikasi berdasarkan apakah nilai nominal dan variasi sinyal berada dalam
batas yang diharapkan (misalnya tekanan darah positif tetapi kurang dari 300 mmHg), serta
melalui analisis frekuensi menggunakan filter band pass. Berdasarkan perhitungan ini, validitas
keseluruhan saluran data ditentukan dan keandalan data di saluran tersebut ditimbang dengan
sesuai. Hasil detektor QRS standar, termasuk GQRS dan JQRS, menghasilkan anotasi QRS yang
digunakan untuk menunjukkan lokasi denyut dan dalam menentukan denyut jantung dari
keseluruhan sinyal.

3.3. Pemilihan dan Persiapan Data

Kami menggunakan kumpulan data yang disediakan memelalui 2015 PhysioNet/CinC Challenge.
Ini adalah kumpulan data dari 750 alarm yang benar dan yang salah dari lima aritmia jantung
yang mengancam jiwa yang diperiksa. Alarm yang benar dan yang salah telah di label oleh ahli
jantung professional setelah pemeriksaan visual dari sinyal multichannel.

3.4. Pelatihan dan Validasi Model

Salah satu unit kesehatan yang sangat diperlukan adalah pelayanan ICU (Intensive Care Unit).
Saat ini pelayanan ICU tidak terbatas hanya untuk menangani pasien pasca bedah tetapi
meliputi berbagai jenis pasien dewasa, anak, yang mengalami lebih dari satu disfungsi / gagal
organ. Meskipun secara umum ICU dan NICU memiliki keterbatasan dalam jumlah tempat tidur,
namun demikian harus memiliki sumber daya manusia (dokter dan perawat yang terlatih) serta
mampu mengelola dengan maksimal, karena tidak dipungkiri bahwa diruangan ICU dan NICU ini
memerlukan dana yang cukup tinggi untuk pengelolaannya. Melalui pelatihan manajemen ICU
dan NICU di rumah sakit, diharapkan peserta mengetahui pengelolaan ICU dan NICU yang
sesuai standar dan mengikuti perkembangan yang terbaru. Dengan pengelolaan yang sesuai
standar mutu pelayanan di ICU dan NICU dapat meningkat sehingga kualitas dan citra rumah
sakit semakin baik dan didukung oleh perkembangan teknologi dibidang IT yaitu Alarm
pengecekan pasien yang dapat dikontrol dari jauh oleh dokter dan perawat.
3.5. Evaluasi Model

Kejadian mortalitas di ruang ICU masih tinggi. Pasien kritis membutuhkan perawatan kompleks
sehingga membutuhkan perawat terlatih dan kompeten tetapi penyebaran tenaga masih
menjadi kendala. Pemanfaatan tele-ICU berpeluang untuk menurunkan mortalitas pasien.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengeksplorasi pemanfaatan Tele-ICU. Metode yang
digunakan adalah literatur review. Literatur mengunakan dari tahun 2010 – 2017 meliputi
jurnal dan artikel. Tele-ICU merupakan fasilitas tehnologi yang memberikan interaksi jarak jauh
oleh tenaga kesehatan untuk mendapatkan data dan kondisi pasien ICU langsung dari samping
tempat tidur. Komunikasi dalam tele-ICU dilakukan melalui tehnologi audio dan video di
samping tempat tidur pasien. Tele-ICU memberikan manfaat kepada pasien, perawat dan
dokter. Pemanfaatan tele-ICU mempunyai peran penting dalam mengoptimalkan kualitas
pelayanan keperawatan yang diterima oleh pasien sesuai dengan pengaturan dan tujuan yang
tepat. Pemanfaatan tele-ICU perlu mendapat dukungan dari top manajer. Manajer harus
melakukan manajemen POSAC yang tepat untuk membangun tele-ICU. Kata-kata kunci :
mortalitas pasien, perawat, tele-ICU

3.6. Penerapan Model

Penggunaan Tele-ICU dalam pelayanan kesehatan tetap harus memperhatikan prinsip etik
yang berlaku untuk pasien. Ada beberapa prinsip etik yang dipahami meliputi otonomi,
beneficience, non-malificience, dan keadilan. Nesher & Jotkowitz (24) menjelaskan
pandangan etik dalam pengembangan tele-ICU dari perspektif otonomi, kebaikan / non-
malificence, keadilan dan profesionalisme. Hal ini juga didukung oleh Sepples (8) yang
menyebutkan bahwa sikap tenaga kesehatan tetap harus diperhatikan ketika menggunakan
Tele-ICU kepada pasien seperti memberikan informasi dan inform concent. Pertama,
pemanfaatan tele-ICU dari Perspektif otonomi, pasien dengan sangat kritis tidak
memungkinkan untuk mengambil keputusan. Peran ini akan dibantu oleh keluarga untuk
memutuskan perawatan dan pengobatan yang akan diinginkan. Penjelasan tentang tele-ICU
harus disampaikan dengan jelas sehingga keluarga mendapatkan gambaran

Anda mungkin juga menyukai