Anda di halaman 1dari 3

Nama: divkaputrizh

Kls:11ips2
No. 11
Tema:tentang percintaan dlm mawar merah.

PENDAHULUAN.
Aku memandang mawar merah yang masih Ada di genggaman tanganku.
Dia bergerak seiring tanganku yang pula bergetar.
Ah, aku gugup, bunda.
Anakmu gugup, bunda.
Aku khawatir apa yg sudah kupersiyapkanmatang matang akan hancur berantakan hanya
karena aku gugup.
Amit amit, jangan sampai itu terjadi.
Bunda, do akan aku.
Aku masih duduk dikursi di dlm cafe bernuansa coklat yang memang sering aku kunjungi
bersama.
Entalah aku terlalu semangat atau terlalu gugup, aku datang Satu jam lebih awal dari apa
yang kami janjikan.
Menyiapkan mental utuk hal semacam ini ternyata tidak mudah.
Bahkanmeskipun kamu sudah bersama hampir tujuh tahun.
Kembali kupandang mawar merah yg kata orang adalah lambang cinta.
Terlebih berwarna merah yang menambahkan kesan bahwa cinta ini akanselalu membara.
Ah, takhayul. Itu lelucon yang bahkantidak lucu sama sekali.
Lalu kenapa aku membawa mawar merah kalau aku bahkan tidakpercaya dng kata mereka?
Jawabnya: karena dia percaya.
Kualihkan pandanganku kejam tangan yang melingkar di pergelangan tangankananku.
Seharusnya di sudah datang.
Gumamku. Kupandangi seluruh ruangan cafe ini.
Kusapu perlahan dng bola mataku yang mawar bilangtajam.
Berharap sosok yang kutunggu datang.
Dia orang yang sejak tadi aku tunggu.
Dia orang yang berhasil membuatku gugup setengah mati.
Dia yang selama hampir tujuh tahun ini menjadi gadisku.
Dia adalah mawar.
Ya! Namanya juga mawar.
Sama selection apa yang sekarang tergenggam oleh tanganku.
Alan kungenggam pula mawar salam hidupku.
Ah, do akan aku, bunda.
Hilangkan gugup sialanini,
jangan biarkan is merusak rencana manisku menggenggammawar. Gadis idaman kita,
bunda.
Do akan anakmu ini.
Nihil. Aku bahkan tidak menyadari kalau aku sudah duduk dua jam disini.
Itu berarti, mawar terlambat Satu jam dari apa yang kami janjikan.
Ah, bukan Satu jam, tapi lebih.
Karena sampai sekarang aku masih belum bisa menikmati kencantikan yang menjadi kan
candu until rindu.
Ah, mawar… .. Dimana kamu, sayang? Enter mengapa, aku mulai gelisah.
Baru saja aku berniat mengambil ponsel di saku celana, aku melihatnya memasuki cafe.
Pandangannya menjelajah, tapi dng cepat is menemukanku di ujungruangan, secepat ia
melangkahkankaki Meng hampir iku.
Aku berdiri Dan mengecup keningnya setelah ia sudah Ada di depan ku.
Hai, ini untukmu. Kataku sambil menyerahkanmawar merah yg kungenggam.
Dia tersenyum. Senyumnya adalah salah satu hal yg paling kuidamkan.
Menyenangkan sekali bisa melihatnya tersenyum seperti itu.
Aku tenang dia tidak apa apa.
Maaf kan aku, red.
Aku tadi sudah memberitahumu kalau akan telat.
Apa kau membaca pesanku?
Aku meneleponmu, tapi kau tak mengangkatnya, kukira kau marah.
Maaf aku. Katanya kuliah penyelesaian yang dalam di matanya.
Ah, kau tidak harus mintak maaf seperti itu, sayang.
Itu bukan masalah besar.
Gumamku dalam hati.
Akumemberikan senyum termanis yang kupunnya, menyakinkannya kalau aku sama sekali
tidak marah.
Aku mengeluarkan ponselku Dan melihat banyak sekali notif panggilan Dan pesan darinya.
Bodohnya aku karena memakai mode silent Dan tidak mengetahui pesan sebanyakini
darinya.
Sudahlah, yang penting ia Ada didepanku kali ini.
Aku memanggil pelayan Dan memesan satu coklat panas untukku dan vanila latte untuk
mawar.
Aku tahun betul apa yang ia suka, apa yang selaluia pesan selama kami masuk ke cafe ini.
Kamu masih suka vanila latte, kan?
Candaku begitu pelayan meninggal kan kami, karena aku memesan tanpa persetujuannya.
Dia tidak men jawab, tapi aku melihat senyuman Dan anggukan ringannya.
Ah, aku masih saja gugup.
Aku sangat ingin mengatakannya.
Tapi entah mengapa lidahku kelu.
Sulit sekali untuk mengatakan sesuatu, menyebalkan.
Aku menghele napas panjang, berusaha sedikit menghilangkan rasa gugup.
Semoga bisa hilang.
Kami masih diam.
Aku tidak mengerti , mengapa kami saling diam.
Kalau aku, jelas sekali aku sangat gugup.
Aku pikir, dia tahun akan kegugupanku.
Memalukan sekali.
Kalau dia, apa yang terjadi dng nya?
Kenapa dia hanya diam?
Pelayan datang membawakan pesanan kami.
Kedua gelas diletakkan di depan ku.
Hei, kenapa di depan ku?
Kenapa tidak didepanmawar?
Ah, mungkin pelayan ini tidak tahu siapa memesan apa karena tadi hanya aku yang
memesan.
Yah, tidak apa.
Aku menggeser gelas vanila latte ke arah mawar.
Ia lagi lagi hanya tersenyum.
Mawar…. Sapaku.
Mawar mendongakkan kepala menatapku.
Aku menatap bungamawar merah yang masih digenggangnggamnya di atas meja.
Pandanganku beralih ke gaun yang ia kenakan.
Ia mengenakan gaun merah cerah, lebih cerah dari warna bungga yang Ada di tangan nya.
Dia terlihat sangatcantik.
Oh, tidak.
Dia selalu terlihat cantik.
Aku menghele napas panjang.
Akubenar benar iginmengatakannya.
Kamu kenapa, redy? Tanyak mawar setelah sekian lama aku diam.
Ah , akuterlalu gugup.
Oh tidak, aku hanyagugup.
Kenapa?
Lagi lagi aku menghele napas panjang.
Tanganku merogoh saku, di mana
Benda yang ketika kupegang akan membuat gugup ku semakinparah.
Ah, siyal.
Menyebalkan sekali moment ini.
Kukeluarkan benda yang pula
Berwarna merah ini, kubawa ia ke pangkuanku.
Berharap mawar tidak
Melihatnya, atau belum melihatnya.
Kubuka benda ini, aku menunduk
Melihatnya, atau belum melihatnya.
Isinya yang berkilau indah.
Dlm cerahnyamelambangkanromansa sedangkanmawar merah anggur Dan merah tua
berarti cinta abadi. l
:Maaf kalau Ada kekurangan dari kami salah atau kurang kebenarannya.

Anda mungkin juga menyukai