INTELLECTUAL CAPITAL
“Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengantar Bisnis”
Oleh :
Nim : 7212442002
FAKULTAS EKONOMI
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa. Berkat Rahmatnya
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas mata Kuliah Pengantar Bisnis di Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan makalah ini, Saya merasa banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi karena keterbatasan pengetahuan. Untuk itu, kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
a. Kesimpulan ................................................................................................................. 13
b. Saran ........................................................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Modal intelektual (intellectual capital) adalah suatu instrumen untuk menentukan nilai
perusahaan. Intellectual capital merupakan komponen yang disusun, ditangkap, dan digunakan
suatu peusahaan untuk menghasilkan nilai aset yang lebih tinggi atau Intellectual capital telah
menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi,
maupun akuntansi (Petty, 2000). Modal intelektual telah menjadi aset yang sangat bernilai dalam
dunia bisnis modern. Perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk dapat bersaing dipasaran.
Pada prinsipnya, sustainable dan kapabilitas suatu perusahaan didasarkan pada Intelectual
Capital, sehingga seluruh sumber daya yang dimiliki dapat menciptakan value added (nilai
tambah). Terdapat 3 komponen dalam intellectual Capital yaitu Human Capital, custumers
Capital, Organizational Capital
Secara umum para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari IC, yaitu: human
capital (HC), structural capital (SC), dan customer capital (CC) atau relational capital (RC).
Sedangkan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD, 1999)
menyatakan IC sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tak terwujud: (1) organizational
(stuktural) capital; (2) human capital. Organizational (structural) capital mengacu kepada hal
seperti software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Human capital meliputi sumber daya
manusia tenaga kerja atau karyawan dan sumber daya eksternal yang berkaitan dengan
organisasi, seperti konsumen dan supplier.
b. Rumusan Masalah
Ada pun yang menjadi permasalahan dari makalah yang kami bahas ini yaitu sebagaiberikut :
4
c. Tujuan Makalah
Ada pun pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
1. Supaya pembaca dapat memahami dan mengerti terkait Intellecutal capital secara lebih
rinci
2. Untuk mengetahu apa saja yang termasuk dalam komponen Human Capittal
3. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Bisnis
5
BAB II
PEMBAHASAN
Intellectual capital (modal intelektual) adalah asset tidak berwujud berupa sumber daya
informasi serta pengetahuan yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan bersaing serta
dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut International Federation of Accountan
(IFAC) terdapat beberapa istilah yang hampir mirip dengan intellectual capital, antara lain
intellectual property, intelektual aset, kowledge asset yang semuanya bermaksud sebagai
saham atau modal yang berbasis pada pengetahuan yang dimiliki perusahaan (Widyaningrum,
2004). Menurut Arfan Ikhsan (2008:83), Intellectual Capital adalah nilai total dari suatu
perusahaan yang menggambarkan aktiva tidak berwujud (intangible asstes) perusahaan yang
bersumber dari tiga pilar, yaitu modal manusia, struktural dan pelanggan. Menurut Pangestika
(2010), Intellectual Capital mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi dan
kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah dan menyebabkan keunggulan
kompetitif berkelanjutan. Modal intelektual telah di identifikasi sebagai seperangkat tak
berwujud (sumber daya, kemampuan, dan kompetensi) yang menggerakkan kinerja organisasi
dan penciptaan nilai.
Menurut Puspitasari (2011), Intellectual Capital adalah ilmu pengetahuan atau daya pikir
yang dimiliki oleh perusahaan, tidak memiliki bentuk fisik (tidak berwujud), dan dengan
adanya modal intelektual tersebut, perusahaan akan mendapatkan tambahan keuntungan atau
kemapanan proses usaha serta memberikan perusahaan suatu nilai lebih dibanding dengan
kompetitor atau perusahaan lain.
6
b. Komponen Intellectual Capital
1. Human Capital
Komponen pertama dalam human capital adalah individual capability atau kemampuan
individu. Komponen ini merupakan hal terpenting dari segala aspek. Kemampuan individu
ini mencakup tentang pengetahuan, keterampilan, pengalaman serta jaringan individu dengan
individu lainnya. Dalam keterkaitannya dengan nilai organisasi, hal ini tentu bukan hanya
sekedar perilaku seseorang yang menjadikannya sebagai ciri khas dari individu tersebut.
Terdapat beberapa karakteristik yang bisa dilihat dalam kemampuan individu seseorang,
diantaranya adalah kemampuan pribadi (personal capabilities), keahlian profesional dan
teknis (professional and technical know-how), pengalaman (experience), jaringan dan
jangkauan kontak pribadi (the network and range of personal contacts), nilai dan sikap yang
mempengaruhi tindakan (the values and attitudes that influence action).
Komponen human capital yang kedua adalah individual motivation atau motivasi
individu. Tingginya tingkat kemampuan individu bukanlah suatu jaminan bahwa individu
tersebut akan menerapkan secara penuh pada pekerjaannya saat ini. Perlu adanya motivasi
untuk berkontribusi terhadap organisasi atau perusahaan yang menjadi tempatnya bekerja
saat ini. Komponen human capital yang ketiga adalah the organisational climate atau iklim
organiasi. Cara organisasi bekerja secara internal pun merupakan aspek yang tidak kalah
7
penting dalam memanfaatkan modal intelektual yang tersedia di dalamnya. Terdapat
beberapa faktor yang harus dipertimbangankan seperti bagaimana individu atau sebuah tim
dapat dinilai, apakah dengan kesalahan dan kegagalan yang mereka perbuat atau karena
prestasi yang telah mereka raih.
Komponen human capital yang keempat adalah workgroup effectiveness atau efektivitas
kelompok kerja. Setiap kelompok kerja harus saling mendukung dan berbagi pengetahuan
yang mereka miliki untuk dapat digunakan sebagai proses berkembangnya setiap individu
maupun untuk organisasi. Setiap kelompok kerja harus saling belajar agar tidak mengulang
kesalahan yang sama. Hal ini untuk meminimalisir waktu dan uang agar tidak terbuang sia-
sia. Setiap organisasi dapat menentukan kriteria yang mencerminkan keefektifan karyawan
sejalan dengan strategi dan tujuan bisnis mereka. Komponen human capital yang kelima
adalah leadership atau kepemimpinan. Individu yang sudah mengalami sepak terjang naik-
turunnya suatu organisasi tidak akan meragukan bahwa kepemimpinan yang berkualitas
tinggi merupakan aset utama dari suatu organisasi. Sebaliknya, kepemimpinan yang memiliki
kualitas buruk akan mempengaruhi moral dan dapat menimbulkan rasa puas diri.
2. Social Capital
Elemen ini merupakan komponen intellectual capital yang memberikan nilai secara
nyata. Rational capital merupakan hubungan yang harmonis yang dimiliki oleh perusahaan
dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas,
berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat
sekitar. Relation capital dapat muncul dari berbagai bagian diluar lingkungan perusahaan
yang dapat menambah nilai bagi perusahaan tersebut.
Pengertian modal sosial menurut Putnam (1995) adalah jaringan, norma dan kepercayaan
sosial yang memfasilitasi koordinasi dan kerjasama untuk saling menguntungkan. Sedangkan
Hasbullah (2006) mendefinisikan modal sosial sebagai sumberdaya yang dapat dipandang
sebagai investasi untuk mendapatkan sumberdaya baru. Lebihlanjut Hasbullah menyatakan
bahwa modal sosial mencakup potensi kelompok dan pola-pola hubungan antar individu
dalam suatu kelompok dan antar kelompok dengan ruang perhatian pada jaringan sosial,
norma dan nilai serta kepercayaan antar sesama yang lahir dari anggota kelompok dan
8
menjadi norma kelompok. Modal sosial adalah konsep yang digunakan untuk mengukur
kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi dan masyarakat (Wibisono & Daewanto,
2015).
Pendapat lain menyebutkan bahwa modal sosial adalah modal yang dimiliki oleh
masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat (Shaoling Fu, et.al,(2018). Berzina (2011),
berpendapat bahwa modal sosial merupakan kemampuan masyarakat utk melakukan asosiasi
satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan bagi kehidupan ekonomi dan aspek
eksistensi sosialnya..
Kesimpulannya modal sosial merupakan modal yang ada dalam diri individu ataupun
masyarakat untuk berasosiasi dan bekerjasama membangun jaringan berdasar kan
kepercayaan dan ditopang oleh norma dan nilai sosial guna mencapai suatu tujuan. Modal
sosial menjadi dasar bagi orang yang bekerjasama untuk tujuan bersama dalam kelompok.
Setiap pola hubungan yang terjadi diikat oleh kepercayaan (trust), kesaling pengertian
(mutual understanding) dan nilai-nilai bersama (shared value) yang mengikat anggota
kelompok untuk membuat ke-mungkinan aksi bersama dapat dilakukan secara efisien dan
efektif. Modal sosial akan memungkinkan manusia bekerjasama untuk menghasilkan sesuatu
yang besar.
Di sisi lain, konsep modal sosial menarik perhatian para akademisi dan praktisi di dalam
isu pembangunan. Modal sosial kemudian dianggap sebagai kerangka teoritis yang
bermanfaat dalam paradigma pembangunan inklusif berkelanjutan. Posisi modal sosial
menjadi penting untuk disorot mengingat paradigma pembangunan yang diberlakukan
tersebut lebih bersifat bottom up ketimbang top down. Modal sosial masuk dalam dimensi
sosial dari paradigma pembangunan berkelanjutan yang mencoba mengintegrasikan tiga
dimensi: sosial, ekonomi dan lingkungan. Selain itu, posisi modal sosial juga berperan positif
dalam dimensi politik karena mendorong partisipasi, aksesibilitas dan kebebasan masyarakat
yang juga menjadi prinsip dalam paradigma pembangunan inklusif berkelanjutan.
9
norma sosial (social norms). Secara umum norma merupakan nilai yang bersifat kongkret.
Diciptakan untuk menjadi panduan bagi setiap individu untuk berperilaku sesuai dengan
aturan yang berlaku di masyarakat.
Sementara itu, bentuk modal sosial berdasarkan tipe ikatan sosial (jaringan sosial) dapat
dibedakan sebagai berikut (Woolcock, 2001: 13-14, dalam Usman, 2018: 68):
(a) Modal sosial mengikat (bonding social capital), berarti ikatan antara orang dalam
situasi yang sama, seperti keluarga dekat, teman akrab dan rukun tetangga.
(b) Modal sosial menjembatani (bridging social capital), mencakup ikatan yang lebih
longgar dari beberap orang, seperti teman jauh dan rekan kerja.
(c) Modal sosial menghubungkan (linking social capital), menjangkau orang-orang
pada situasi berbeda yang sepenuhnya berada di luar komunitas, sehingga
mendorong anggotanya memanfaatkan banyak sumber daya dari yang tersedia di
dalam komunitas.
Social capital memiliki tiga komponen yaitu cognitive capital, relation capital, dan
structural capital. Cognitive capital meliputi aspek bahasa, cita-cita, cerita masa lalu
perusahaan dan social. Relation capital berhubungan dengan norma, religius,
kepercayaan, eksistensi perusahaan masa kini dan masa depan. Structural capital meliputi
aspek hubungan kerja antar karyawan, formulasi jaringan kerja dan adopsi organisasi
(Nahapiet & Ghoshal, 1998). Sedangkan Bar-al-Din OY & Nour MY (2011)
mengungkapkan social capital memiliki komponen: norma-norma dan moral, nilai social
dan kepercayaan, jaringan kerja dalam organisasi. Hubungan antara corporate
entrepreneurship, knowledge based capital dan kinerja dapat dijelaskan bahwa corporate
entrepreneurship sebagai kapabilitas dinamis yang berusaha mengekploitasi dan
mengembangkan sumberdaya pengetahuan atau knowledge based capital yang dimiliki
10
untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan menciptakan sistem, proses,
menghilangkan rutinitas berbasis pengetahuan sebagai dasar peningkatan kinerja (Phan et
al, 2009; Simsek & Heavey, 2011). Simsek & Heavy (2011) melakukan studi empiris di
Irlandia menemukan bukti peran positif knowledge based resources terhadap hubungan
corporate entrepreneurship dengan kinerja organisasi.
3. Organizational Capital
11
Menurut Bontis (1999) menyatakan bahwa organizational capital meliputi proses manual,
strategi, rutinitas, dan segala hal yang memiliki nilai terhadap organisasi melebihi nilai
material yang dimiliki. Dimana organisasi yang memiliki sistem dan prosedur yang buruk,
maka intangible asset yang dimiliki tidak akan memberikan dampak yang maksimal terhaap
organisasi.
12
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Intellectual capital merupakan suatu konsep penting yang dapat memberikan sumber daya
berbasis pengetahuan dan mendeskripsikan intangible assets yang jika digunakan secara optimal
memungkinkan perusahaan untuk menjalankan strateginya dengan efektif dan efisien.
Komponen Intellectual Capital Ada 3 komponen Utama yaitu Human Capital, Social Capital dan
Organizational Capital. Dengan intellectual capital yang dimiliki perusahaan mampu
memberikan keunggulan kompetitif perusahaan dari perusahaan pesaing.
b. Saran
Saran yang bisa Penulis sampaikan adalah sebaiknya dalam penggunaan komponen
intellectual Capital agar lebih di gunakan dengan baik agar mencapai suatu tujuan yang efektif
dan maksimal guna memperbaiki kinerja baik bagi perusahaan dan lainnya. Penulis mengakui
masih banyak kesalahan pada makalah ini dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu
Penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar
pada pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak baik bagi Pembaca maupun Pihak yang membantu Penulis
dalam penyususnan Makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
The Role of Knowledge Management, Human Capital, and Innovative Strategy toward
the Higher Education Institution’s Performance in Indonesia. Information and Knowledge
Management Vol.5, No.5, 2015 ISSN 2224-5758 (Paper) ISSN 2224-896X (Online) P. 14-19
Penerbit : World Scientific Publishing Co.
Baker, W, 2000. Achieving Success through Social Capital: Tapping the Hidden
Resources in Your Personal and Business Networks. San Francisco: Jossey-Bass
14