Anda di halaman 1dari 14

Makalah

INTELLECTUAL CAPITAL

“Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengantar Bisnis”

Oleh :

Nama : Dewi Tri Putri Saragih

Nim : 7212442002

Dosen Pengampu : Dr. Kustoro Budiarta, M.E.

Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa. Berkat Rahmatnya
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas mata Kuliah Pengantar Bisnis di Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan makalah ini, Saya merasa banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi karena keterbatasan pengetahuan. Untuk itu, kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam


menyelesaikan Tugas ini, khususnya kepada, bapak Dr. Kustoro Budiarta M.E, selaku
dosen mata kuliah Pengnatar Bisnis yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

Medam, 20 Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4

a. Latar Belakang ............................................................................................................. 4


b. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
c. Tujuan ......................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 6

a. Pengertian Intellectual Capital .................................................................................... 6


b. Komponen intellectual Capital .................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 13

a. Kesimpulan ................................................................................................................. 13
b. Saran ........................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Modal intelektual (intellectual capital) adalah suatu instrumen untuk menentukan nilai
perusahaan. Intellectual capital merupakan komponen yang disusun, ditangkap, dan digunakan
suatu peusahaan untuk menghasilkan nilai aset yang lebih tinggi atau Intellectual capital telah
menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi,
maupun akuntansi (Petty, 2000). Modal intelektual telah menjadi aset yang sangat bernilai dalam
dunia bisnis modern. Perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk dapat bersaing dipasaran.
Pada prinsipnya, sustainable dan kapabilitas suatu perusahaan didasarkan pada Intelectual
Capital, sehingga seluruh sumber daya yang dimiliki dapat menciptakan value added (nilai
tambah). Terdapat 3 komponen dalam intellectual Capital yaitu Human Capital, custumers
Capital, Organizational Capital

Secara umum para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari IC, yaitu: human
capital (HC), structural capital (SC), dan customer capital (CC) atau relational capital (RC).
Sedangkan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD, 1999)
menyatakan IC sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tak terwujud: (1) organizational
(stuktural) capital; (2) human capital. Organizational (structural) capital mengacu kepada hal
seperti software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Human capital meliputi sumber daya
manusia tenaga kerja atau karyawan dan sumber daya eksternal yang berkaitan dengan
organisasi, seperti konsumen dan supplier.

b. Rumusan Masalah

Ada pun yang menjadi permasalahan dari makalah yang kami bahas ini yaitu sebagaiberikut :

1. Apa itu Itellectual Capital?


2. komponen yang termasuk didalam Intellectual Capital
3. Penjelasan secara Rinci terkait Human Capital, Organizational, dan Social Capital

4
c. Tujuan Makalah
Ada pun pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
1. Supaya pembaca dapat memahami dan mengerti terkait Intellecutal capital secara lebih
rinci
2. Untuk mengetahu apa saja yang termasuk dalam komponen Human Capittal
3. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Bisnis

5
BAB II

PEMBAHASAN

a. Pengertian Intellectual Capital

Intellectual capital (modal intelektual) adalah asset tidak berwujud berupa sumber daya
informasi serta pengetahuan yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan bersaing serta
dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut International Federation of Accountan
(IFAC) terdapat beberapa istilah yang hampir mirip dengan intellectual capital, antara lain
intellectual property, intelektual aset, kowledge asset yang semuanya bermaksud sebagai
saham atau modal yang berbasis pada pengetahuan yang dimiliki perusahaan (Widyaningrum,
2004). Menurut Arfan Ikhsan (2008:83), Intellectual Capital adalah nilai total dari suatu
perusahaan yang menggambarkan aktiva tidak berwujud (intangible asstes) perusahaan yang
bersumber dari tiga pilar, yaitu modal manusia, struktural dan pelanggan. Menurut Pangestika
(2010), Intellectual Capital mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi dan
kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah dan menyebabkan keunggulan
kompetitif berkelanjutan. Modal intelektual telah di identifikasi sebagai seperangkat tak
berwujud (sumber daya, kemampuan, dan kompetensi) yang menggerakkan kinerja organisasi
dan penciptaan nilai.

Menurut Stewart, Intellectual Capital (modal intelektual) adalah materi intelektual


pengetahuan, informasi, hak pemilikan intelektual, pengalaman yang dapat digunakan untuk
menciptakan kekayaan (Ulum, 2013:189). Menurut Gunawan dkk (2013), Intellectual Capital
merupakan aset tidak berwujud, termasuk informasi dan pengetahuan yang dimiliki badan
usaha yang harus dikelola dengan baik untuk memberikan keunggulan kompetitif bagi badan
usaha.

Menurut Puspitasari (2011), Intellectual Capital adalah ilmu pengetahuan atau daya pikir
yang dimiliki oleh perusahaan, tidak memiliki bentuk fisik (tidak berwujud), dan dengan
adanya modal intelektual tersebut, perusahaan akan mendapatkan tambahan keuntungan atau
kemapanan proses usaha serta memberikan perusahaan suatu nilai lebih dibanding dengan
kompetitor atau perusahaan lain.

6
b. Komponen Intellectual Capital

Ada 3 komponen yang terdapat pada Intellectual Capital yaitu:

1. Human Capital

Human capital merupakan komponen dalam intellectual capital. Disinilah sumber


innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Human
capital juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna,
keterampilan dan kompensasi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human
capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan
tersebut. Human Capital akan meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan
yang dimiliki oleh karyawannya. Memberikan beberapa karakteristik dasar yang dapat diukur
dalam modal ini, yaitu training programs, credential, experience, competence, recruitment,
mentoring, learning programs, individual potential and personality.

Komponen pertama dalam human capital adalah individual capability atau kemampuan
individu. Komponen ini merupakan hal terpenting dari segala aspek. Kemampuan individu
ini mencakup tentang pengetahuan, keterampilan, pengalaman serta jaringan individu dengan
individu lainnya. Dalam keterkaitannya dengan nilai organisasi, hal ini tentu bukan hanya
sekedar perilaku seseorang yang menjadikannya sebagai ciri khas dari individu tersebut.
Terdapat beberapa karakteristik yang bisa dilihat dalam kemampuan individu seseorang,
diantaranya adalah kemampuan pribadi (personal capabilities), keahlian profesional dan
teknis (professional and technical know-how), pengalaman (experience), jaringan dan
jangkauan kontak pribadi (the network and range of personal contacts), nilai dan sikap yang
mempengaruhi tindakan (the values and attitudes that influence action).

Komponen human capital yang kedua adalah individual motivation atau motivasi
individu. Tingginya tingkat kemampuan individu bukanlah suatu jaminan bahwa individu
tersebut akan menerapkan secara penuh pada pekerjaannya saat ini. Perlu adanya motivasi
untuk berkontribusi terhadap organisasi atau perusahaan yang menjadi tempatnya bekerja
saat ini. Komponen human capital yang ketiga adalah the organisational climate atau iklim
organiasi. Cara organisasi bekerja secara internal pun merupakan aspek yang tidak kalah

7
penting dalam memanfaatkan modal intelektual yang tersedia di dalamnya. Terdapat
beberapa faktor yang harus dipertimbangankan seperti bagaimana individu atau sebuah tim
dapat dinilai, apakah dengan kesalahan dan kegagalan yang mereka perbuat atau karena
prestasi yang telah mereka raih.

Komponen human capital yang keempat adalah workgroup effectiveness atau efektivitas
kelompok kerja. Setiap kelompok kerja harus saling mendukung dan berbagi pengetahuan
yang mereka miliki untuk dapat digunakan sebagai proses berkembangnya setiap individu
maupun untuk organisasi. Setiap kelompok kerja harus saling belajar agar tidak mengulang
kesalahan yang sama. Hal ini untuk meminimalisir waktu dan uang agar tidak terbuang sia-
sia. Setiap organisasi dapat menentukan kriteria yang mencerminkan keefektifan karyawan
sejalan dengan strategi dan tujuan bisnis mereka. Komponen human capital yang kelima
adalah leadership atau kepemimpinan. Individu yang sudah mengalami sepak terjang naik-
turunnya suatu organisasi tidak akan meragukan bahwa kepemimpinan yang berkualitas
tinggi merupakan aset utama dari suatu organisasi. Sebaliknya, kepemimpinan yang memiliki
kualitas buruk akan mempengaruhi moral dan dapat menimbulkan rasa puas diri.

2. Social Capital

Elemen ini merupakan komponen intellectual capital yang memberikan nilai secara
nyata. Rational capital merupakan hubungan yang harmonis yang dimiliki oleh perusahaan
dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas,
berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat
sekitar. Relation capital dapat muncul dari berbagai bagian diluar lingkungan perusahaan
yang dapat menambah nilai bagi perusahaan tersebut.

Pengertian modal sosial menurut Putnam (1995) adalah jaringan, norma dan kepercayaan
sosial yang memfasilitasi koordinasi dan kerjasama untuk saling menguntungkan. Sedangkan
Hasbullah (2006) mendefinisikan modal sosial sebagai sumberdaya yang dapat dipandang
sebagai investasi untuk mendapatkan sumberdaya baru. Lebihlanjut Hasbullah menyatakan
bahwa modal sosial mencakup potensi kelompok dan pola-pola hubungan antar individu
dalam suatu kelompok dan antar kelompok dengan ruang perhatian pada jaringan sosial,
norma dan nilai serta kepercayaan antar sesama yang lahir dari anggota kelompok dan

8
menjadi norma kelompok. Modal sosial adalah konsep yang digunakan untuk mengukur
kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi dan masyarakat (Wibisono & Daewanto,
2015).

Pendapat lain menyebutkan bahwa modal sosial adalah modal yang dimiliki oleh
masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat (Shaoling Fu, et.al,(2018). Berzina (2011),
berpendapat bahwa modal sosial merupakan kemampuan masyarakat utk melakukan asosiasi
satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan bagi kehidupan ekonomi dan aspek
eksistensi sosialnya..

Kesimpulannya modal sosial merupakan modal yang ada dalam diri individu ataupun
masyarakat untuk berasosiasi dan bekerjasama membangun jaringan berdasar kan
kepercayaan dan ditopang oleh norma dan nilai sosial guna mencapai suatu tujuan. Modal
sosial menjadi dasar bagi orang yang bekerjasama untuk tujuan bersama dalam kelompok.
Setiap pola hubungan yang terjadi diikat oleh kepercayaan (trust), kesaling pengertian
(mutual understanding) dan nilai-nilai bersama (shared value) yang mengikat anggota
kelompok untuk membuat ke-mungkinan aksi bersama dapat dilakukan secara efisien dan
efektif. Modal sosial akan memungkinkan manusia bekerjasama untuk menghasilkan sesuatu
yang besar.

Di sisi lain, konsep modal sosial menarik perhatian para akademisi dan praktisi di dalam
isu pembangunan. Modal sosial kemudian dianggap sebagai kerangka teoritis yang
bermanfaat dalam paradigma pembangunan inklusif berkelanjutan. Posisi modal sosial
menjadi penting untuk disorot mengingat paradigma pembangunan yang diberlakukan
tersebut lebih bersifat bottom up ketimbang top down. Modal sosial masuk dalam dimensi
sosial dari paradigma pembangunan berkelanjutan yang mencoba mengintegrasikan tiga
dimensi: sosial, ekonomi dan lingkungan. Selain itu, posisi modal sosial juga berperan positif
dalam dimensi politik karena mendorong partisipasi, aksesibilitas dan kebebasan masyarakat
yang juga menjadi prinsip dalam paradigma pembangunan inklusif berkelanjutan.

Pemaparan mengenai definisi, perdebatan, dimensi dan bentuk modal sosial


mengantarkan kita kepada kesimpulan bahwa pada dasarnya modal sosial memiliki tiga
unsur penting yaitu nilai norma, jaringan dan kepercayaan. Unsur yang pertama yaitu norma-

9
norma sosial (social norms). Secara umum norma merupakan nilai yang bersifat kongkret.
Diciptakan untuk menjadi panduan bagi setiap individu untuk berperilaku sesuai dengan
aturan yang berlaku di masyarakat.

Sementara itu, bentuk modal sosial berdasarkan tipe ikatan sosial (jaringan sosial) dapat
dibedakan sebagai berikut (Woolcock, 2001: 13-14, dalam Usman, 2018: 68):

(a) Modal sosial mengikat (bonding social capital), berarti ikatan antara orang dalam
situasi yang sama, seperti keluarga dekat, teman akrab dan rukun tetangga.
(b) Modal sosial menjembatani (bridging social capital), mencakup ikatan yang lebih
longgar dari beberap orang, seperti teman jauh dan rekan kerja.
(c) Modal sosial menghubungkan (linking social capital), menjangkau orang-orang
pada situasi berbeda yang sepenuhnya berada di luar komunitas, sehingga
mendorong anggotanya memanfaatkan banyak sumber daya dari yang tersedia di
dalam komunitas.

Social capital merupakan keahlian hubungan antara karyawan dan manajer di


setiap level organisasi. Social capital dapat juga merupakan satu set hubungan peran
dalam jaringan kerja sosial dalam organisasi. Social capital merupakan hubungan sosial
institusi, nilai dan sikap interaksi diantara para karyawan yang memiliki kontribusi pada
pengembangan ekonomi dan sosial dalam perusahaan.

Social capital memiliki tiga komponen yaitu cognitive capital, relation capital, dan
structural capital. Cognitive capital meliputi aspek bahasa, cita-cita, cerita masa lalu
perusahaan dan social. Relation capital berhubungan dengan norma, religius,
kepercayaan, eksistensi perusahaan masa kini dan masa depan. Structural capital meliputi
aspek hubungan kerja antar karyawan, formulasi jaringan kerja dan adopsi organisasi
(Nahapiet & Ghoshal, 1998). Sedangkan Bar-al-Din OY & Nour MY (2011)
mengungkapkan social capital memiliki komponen: norma-norma dan moral, nilai social
dan kepercayaan, jaringan kerja dalam organisasi. Hubungan antara corporate
entrepreneurship, knowledge based capital dan kinerja dapat dijelaskan bahwa corporate
entrepreneurship sebagai kapabilitas dinamis yang berusaha mengekploitasi dan
mengembangkan sumberdaya pengetahuan atau knowledge based capital yang dimiliki

10
untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan menciptakan sistem, proses,
menghilangkan rutinitas berbasis pengetahuan sebagai dasar peningkatan kinerja (Phan et
al, 2009; Simsek & Heavey, 2011). Simsek & Heavy (2011) melakukan studi empiris di
Irlandia menemukan bukti peran positif knowledge based resources terhadap hubungan
corporate entrepreneurship dengan kinerja organisasi.

3. Organizational Capital

Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi


proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk
menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhaan,
misalnya: sistem operasional perusahaan, proses produksi, budaya organisasi, filosofi
manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Seorang
individu dapat memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, tetapi jika organisasi memiliki
sistem dan prosedur yang buruk maka intellectual capital tidak dapat mencapai kinerja secara
optimal dan potensi yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.

Organizational capital mencakup setiap elemen struktur organisasi yang memfasilitasi


kemampuan karyawan untukmenciptakan kekayaan bagi perusahaan dan stakeholder.
Efektivitas proses ini sangat pentingkarena melibatkan prosedur internal yang
memungkinkan untuk integrasi pengetahuan dan berbagi kemampuan, yang menghasilkan
penciptaankekayaan bagi organisasi. Selainitu, proses manajemen pengetahuanmemberikan
kontribusi pada efektivitas generasi pelanggan(Zablah, Bellenger dan Johnston2004). Proses-
proses ini dan infrastruktur biasanya dikembangkan dengan sumber daya manusiaorganisasi.
Misalnya, interactivities antara individu-individu berfungsi sebagai elemen penting
untukpengetahuan organisasi yang diproses melalui sosialisasi, kombinasi, eksternalisasi, dan
internalisasi pengetahuan tacit dan eksplisit yangdimiliki oleh individu dan organisasi
(Nonaka, 1994). Akibatnya, praktek praktek manajemen SDM yang baik harus memotivasi
karyawan untukmembangun sistemorganisasi yangsehat. Menurut Kaplan dan Norton(1992),
kelangsungan hidup suatuorganisasi tergantung padakemampuan inovatif karyawan. Ini
adalah human capital, pembawa danpencipta pengetahuan dalamperusahaan, yang
membantumeningkatkan proses bisnis untukstrategis dan operasional efektivitasyang lebih
baik (Hitt et al. 2001)

11
Menurut Bontis (1999) menyatakan bahwa organizational capital meliputi proses manual,
strategi, rutinitas, dan segala hal yang memiliki nilai terhadap organisasi melebihi nilai
material yang dimiliki. Dimana organisasi yang memiliki sistem dan prosedur yang buruk,
maka intangible asset yang dimiliki tidak akan memberikan dampak yang maksimal terhaap
organisasi.

Organizational capital merupakan sarana dan prasarana yangmendukung pegawai


untukmenciptakan kinerja yang optimum. Hal ini dikarenakan organisasi dengankeseluruhan
organizational capital akan memiliki budaya sportif yangmemungkinkan individu
untukmencoba hal-hal baru, mempelajarinya, dan siap gagal (Bontis et al., 2000 dalamAstuti,
2004). Selain itu, organizational capital merupakan link kritis yangmemungkinkan
intellectual capital diukur pada tingkat analisisorganisasional (Bontis et al., 2000) Jika suatu
organisasi mampu mengkodifikasikan pengetahuan perusahaan dan mengembangkan
organizational capital misalnya menciptakan rutinitas yang baik, budaya organisasi yang
baik, maka keunggulan bersaing akan dapat dicapai. Keunggulan tersebut secara relatif akan
menghasilkan kinerja pegawai yang lebih tinggi. Berdasarkan resource based theory,
intellectual capital (organizational capital salah satu unsur IC) yang dimiliki perusahaan
mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga dapat meningkatkan
kinerja.

Di Indonesia, pengungkapan intellectual capital di Indonesia masih rendah. Penyebabnya


adalah kurangnya kesadaran terhadap pentingnya intellectual capital dalam menciptakan dan
mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan dan shareholder value. Ketika intellectual
capital ditingkatkan pengenalan dan pemanfaatannya secara optimal, maka akan membantu
meningkatkan kepercayaan stakeholder terhadap kelangsungan hidup perusahaan yang dapat
mempengaruhi return saham perusahaan. Sehingga dengan meningkatnya return saham, investor
akan menunjukkan apresiasi yang lebih dengan berinvestasi pada perusahaan tersebut. Dengan
adanya pertambahan investasi tersebut, juga akan berdampak pada naiknya nilai perusahaan.

12
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Intellectual capital merupakan suatu konsep penting yang dapat memberikan sumber daya
berbasis pengetahuan dan mendeskripsikan intangible assets yang jika digunakan secara optimal
memungkinkan perusahaan untuk menjalankan strateginya dengan efektif dan efisien.
Komponen Intellectual Capital Ada 3 komponen Utama yaitu Human Capital, Social Capital dan
Organizational Capital. Dengan intellectual capital yang dimiliki perusahaan mampu
memberikan keunggulan kompetitif perusahaan dari perusahaan pesaing.

Keunggulan kompetitif perusahaan dapat meningkatkan keinginan investor untuk


bertransaksi, sehingga meningkatkan likuiditas saham, menurunkan bidask spread, meningkatkan
harga saham akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan. Modal intelektual telah di identifikasi
sebagai seperangkat tak berwujud (sumber daya, kemampuan, dan kompetensi) yang
menggerakkan kinerja organisasi dan penciptaan nilai.

b. Saran

Saran yang bisa Penulis sampaikan adalah sebaiknya dalam penggunaan komponen
intellectual Capital agar lebih di gunakan dengan baik agar mencapai suatu tujuan yang efektif
dan maksimal guna memperbaiki kinerja baik bagi perusahaan dan lainnya. Penulis mengakui
masih banyak kesalahan pada makalah ini dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu
Penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar
pada pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak baik bagi Pembaca maupun Pihak yang membantu Penulis
dalam penyususnan Makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Pujiastuti, eny Endah 2013” HUMAN CAPITAL, SOCIAL CAPITAL DAN


PENGARUNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (STUDY PADA BANK SLEMAN)”
Business Conference (BC) 2012

MODAL SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI MARKISA


DI SUMATERA UTARA. . Jurnal Niagawan Vol 10 No. 1 Maret 2021 p-ISSN : 2301-7775 e-
ISSN : 2579-8014 P. 92-101

The Role of Knowledge Management, Human Capital, and Innovative Strategy toward
the Higher Education Institution’s Performance in Indonesia. Information and Knowledge
Management Vol.5, No.5, 2015 ISSN 2224-5758 (Paper) ISSN 2224-896X (Online) P. 14-19
Penerbit : World Scientific Publishing Co.

Baker, W, 2000. Achieving Success through Social Capital: Tapping the Hidden
Resources in Your Personal and Business Networks. San Francisco: Jossey-Bass

PENGARUH HUMAN CAPITAL, RELATIONAL CAPITAL DAN


ORGANIZATIONAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi pada Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Barat) Oleh: Yuli Ramanda, Bustari Mucht

HUMAN CAPITAL, SOCIAL CAPITAL DAN PENGARUNYA TERHADAP


KINERJA PERUSAHAAN (STUDY PADA BANK SLEMAN) Eny Endah Pujiastuti R.Heru
Kristanto HC Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, FISIP, UPN ”Veteran” Yogyakarta

14

Anda mungkin juga menyukai