Disusun oleh:
AKT – C
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan khadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan berkat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Rekayasa Ide. Kami
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Kustoro Budiarta selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Bisnis, yang
telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat belajar dan mengembangkan
pengetahuan tentang Pengantar Bisnis dengan baik.
2. Orang tua yang senantiasa memberi kami dukungan dalam perkuliahan baik dalam
memberikan semangat maupun dana sehingga kami dapat membuat makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena itu saya sangat menantikan kritik maupun saran yang membangun demi penyempurnaan
makalah inidan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................4
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak dampak
perubahan yang signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis sehingga membutuhkan
banyak strategi dalam bersaing di sebuah industri perusahaan. Salah satu strategi yang
digunakan adalah dengan menggunakan kemampuan modal intelektual (intellectual
capital). Para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa kemampuan bersaing tidak cukup
hanya terletak pada kepemilikan aktiva berwujud saja, melainkan lebih kepada inovasi,
sistem informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya organisasi yang dimilikinya
Pada kenyataannya, modal intelektual (intellectual capital) masih sangat
dipandang rendah oleh sebagian orang karena mereka hanya perduli pada hasil (output)
yang disajikan dalam laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh perusahaan,
namun banyak terjadi kemungkinan suatu perusahaan tersebut meningkatkan hasil laba
yang setinggi-tingginya untuk menarik minat para investor agar berinvestasi tanpa
melibatkan modal intelektual didalamnya yang mengakibatkan penyajian laporan
keuangan tersebut kurang maksimal. Padahal, dalam pembuatan laporan keuangan
sangat dibutuhkan modal intelektual didalamnya karena perusahaan yang memiliki
modal intelektual baik maka akan menciptakan value added bagi perusahaan sehingga
laporan keuangan yang disajikan juga akan baik dan sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya.
Intelektual Capital mulai menjadi aset yang sangat bernilai tinggi di sebuah
perusahaan, khususnya dalam dunia bisnis modern yang saat ini sedang berkembang.
Basis pertumbuhan perusahaan berubah dari bisnis yang berdasarkan tenaga kerja
(labor-based business) menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan (knowledge-based
business). Labor-based business memegang prinsip perusahaan padat karya, sedangkan
perusahaan-perusahaan yang menerapkan Knowledge-based business akan
meningkatkan suatu cara untuk mengelola pengetahuan sebagai sarana untuk
memperoleh penghasilan perusahaan
Bagi sebuah perusahaan, intellectual capital mampu menciptakan value added
demi tercapai keunggulan kompetitif perusahaan melalui berbagai inovasi yang
dikembangkan. Perusahaan-perusahaan di Indonesia akan dapat bersaing apabila
menggunakan keunggulan kompetitif yang diperoleh melalui inovasi-inovasi kreatif
yang dihasilkan oleh modal intelektual perusahaan sehingga akan mendorong
terciptanya produk-produk yang semakin beranekaragam di mata konsumen
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Intellectual Capital?
2. Apa saja karakteristik Intellectual Capital ?
3. Apa saja Komponen Intelctual Capital?
4. Bagaimana Pengukuran Intellectual Capital ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Intellectual Capital
2. Untuk mengetahui Karakteristik Intellectual Capital
3. Untuk mengetahui Komponen Intellectual Capital
4. Untuk mengetahui Bagaiamana Pengukuran Intellectual Capital
BAB II
PEMBAHASAN
Intellectual capital atau modal intelektual adalah suatu aset yang tidak terwujud yang
dapat memberikan sumber daya berbasis pengetahuan yang berfungsi untuk
meningkatkan kinerja dan kemampuan bersaing perusahaan serta memberikan nilai
dibanding perusahaan lain.
Intellectual capital dapat dipandang sebagai pengetahuan dalam pembentukan kekayaan
intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan
perusahaan. Intellectual capital tidak hanya berupa goodwill ataupun paten seperti yang
sering dilaporkan dalam neraca. Kompetensi karyawan, hubungan dengan pelanggan,
penciptaan inovasi, sistem komputer dan administrasi, hingga kemampuan atas
penguasaan teknologi juga merupakan bagian dari intellectual capital.
Berikut ini beberapa pengertian intellectual capital menurut beberapa sumber buku:
Menurut Arfan Ikhsan (2008:83), Intellectual Capital adalah nilai total dari suatu
perusahaan yang menggambarkan aktiva tidak berwujud (intangible asstes)
perusahaan yang bersumber dari tiga pilar, yaitu modal manusia, struktural dan
pelanggan.
Menurut Pangestika (2010), Intellectual Capital mencakup semua pengetahuan
karyawan, organisasi dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah
dan menyebabkan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Modal intelektual telah
di identifikasi sebagai seperangkat tak berwujud (sumber daya, kemampuan, dan
kompetensi) yang menggerakkan kinerja organisasi dan penciptaan nilai.
Menurut Stewart, Intellectual Capital (modal intelektual) adalah materi
intelektual pengetahuan, informasi, hak pemilikan intelektual, pengalaman yang
dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan (Ulum, 2013:189).
Menurut Gunawan dkk (2013), Intellectual Capital merupakan aset tidak
berwujud, termasuk informasi dan pengetahuan yang dimiliki badan usaha yang
harus dikelola dengan baik untuk memberikan keunggulan kompetitif bagi badan
usaha.
Menurut Puspitasari (2011), Intellectual Capital adalah ilmu pengetahuan atau
daya pikir yang dimiliki oleh perusahaan, tidak memiliki bentuk fisik (tidak
berwujud), dan dengan adanya modal intelektual tersebut, perusahaan akan
mendapatkan tambahan keuntungan atau kemapanan proses usaha serta
memberikan perusahaan suatu nilai lebih dibanding dengan kompetitor atau
perusahaan lain.
Sedangkan menurut Brooking, suatu aset dapat disebut sebagai intellectual capital jika
memenuhi karakteristik sebagai berikut
Aset yang memberikan perusahaan kekuatan dalam pasar (trademark, kesetiaan
pelanggan, bisnis yang terus berulang, dll).
Aset yang menyajikan property dari hasil pemikiran intellectual property seperti
paten, merk dagang, hak cipta, dll.
Aset yang memberikan organisasi kekuatan internal, seperti budaya perusahaan,
manajemen dan proses bisnis, kekuatan yang dihasilkan dari sistem teknologi
informasi, dll.
Aset yang dihasilkan dari individu yang bekerja di perusahaan seperti
pengetahuan mereka kompetensi, kemampuan networking, dll
2.3 Komponen Intellectual Capital
1. Human Capital ( Modal Manusia )
Human capital merupakan komponen dalam intellectual capital. Disinilah
sumber innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen yang sulit
untuk diukur. Human capital juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan
yang sangat berguna, keterampilan dan kompensasi dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan
untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh
orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Human Capital akan
meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki
oleh karyawannya. Memberikan beberapa karakteristik dasar yang dapat diukur
dalam modal ini, yaitu training programs, credential, experience, competence,
recruitment, mentoring, learning programs, individual potential and personality
Human capital adalah sekumpulan aspe pengetahuanan dan keahlian dan
kemampuan hingga keterampilan yang mana menjadikan seseorang manusia
sebagai aset di dalam perusahaan.human capital menjadi nilai tambah bagi
perusahaan dalam menjalankan operasional setia hari melalui
motivasi,kompetensi,serta kerja sama antar tim.kontribusi yang diberikan oleh
petani dapat berupa pengembangan skill petani untuk meningkatkan produktifitas
pertanian,pemindahaan pengetahuan yang dimiliki petani,serta perubahan budaya
yang ada di sektor pertanian.human capital adalah pemberdayaan modal
manusia, “pemberdayaan masya-rakat yaitu mengembangkan kemampuan
masyarakat, mengubah perilakumasyarakat, dan mengorganisir diri masyarakat.
Pem- berdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin
tergantung pada pihak lain, karena pada dasarnya setiap apa yang dinikmati
harus dihasilkan atas usaha sendiri dan selanjutnya hasilnya dapat dipertukarkan
dengan pihak lain. Pemberdayaan masyarakat harus bisa merubah perilaku
masyarakat tersebut”(jurnal modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat petani
markisa di sumatra utara).
Contoh Jenis-Jenis dari Human Capital Adalah Sebagai Berikut
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki banyak karyawan adalah berkomunikasi.
Kemampuan berkomunikasi.Ketika Anda dapat menjalin komunikasi yang baik,
entah kepada sesama karyawan, atau kenalan bisnis lainnya, berarti ini termasuk
kepada relationship human capital.Kemampuan ini penting dimiliki oleh seorang
karyawan karena ketika mereka memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan
baik, hal tersebut akan mendukung tercapainya objektif pekerjaan mereka.
Modal organisasi pertama kali didefinisikan oleh Prescott dan Visscher pada
tahun 1980 untuk pengumpulan dan penggunaan informasi pribadi untuk
meningkatkan efisiensi produksi dalam sebuah perusahaan. Modal ini dapat
menjadi sumber penting dari nilai perusahaan (Carlin, et al. 2011) Unsur-unsur
yang membentuk modal organisasi atau modal perusahaan yaitu budaya,
struktur, organisasi belajar, dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif (Marti-
de-Castro et al 2006:324). Structural capital atau organizational capital
merupakan pengetahuan dalam organisasi yang independent dari orang-orang
atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tetap tinggal
dalam organisasi meskipun pekerjanya meninggalkan organisasi tersebut (Saleh
dan Gan, 2008).
Kemitraan yang dibangun oleh kelompok tani dapat saja dilakukan bila
kelompok petani secara bersama-sama membangun kemitraan dengan sektor
pengolah markisa yang dihasilkan oleh para petani. Secara umum bila dilihat
dari sisi masyarakat sebagai petani markisa, dengan berkelompok akan lebih
mudah mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan dibandingkan dengan bekerja
sendiri. Sesuai pendapat Bantilan & Padmaja (2008) bahwa kelompok
merupakan wadah belajar bersama dimana masyarakat bisa saling bertukar
pengalaman dan pengetahuan. Selain itu, kelompok dapat membangun solidaritas
sesama petani.
3. Social Capital ( Modal Sosial )
Modal sosial adalah sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat dalam bentuk
norma-norma atau nilai-nilai yang memfasilitasi dan membangun kerja sama
melalui jaringan interaksi dan komunikasi yang harmonis dan kondusif. Modal
sosial memberi kekuatan atau daya dalam beberapa kondisi-kondisi sosial dalam
masyarakat. Modal sosial dalam bentuk kewajiban sosial yang
diinstitusionalisasikan ke dalam kehidupan bersama, peran, wewenang,
tanggung-jawab, sistem penghargaan dan keterikatan lainnya yang menghasilkan
tindakan kolektif. Modal sosial sebagai hubungan yang tercipta dari norma sosial
yang menjadi perekat sosial, yaitu terciptanya sebuah kesatuan dalam anggota
kelompok secara bersama-sama.” Kesimpulannya modal sosial me- rupakan
modal yang ada dalam diri individu ataupun masyarakat untuk berasosiasi dan
bekerjasama membangun jaringan berdasar- kan kepercayaan dan ditopang oleh
norma dan nilai sosial guna mencapai suatu tujuan. Modal sosial menjadi dasar
bagi orang yang bekerjasama untuk tujuan bersama dalam kelompok. Setiap
pola hubungan yang terjadi diikat oleh kepercayaan (trust), kesaling pengertian
(mutual understanding) dan nilai-nilai bersama (shared value) yang mengikat
anggota kelompok untukmembuat ke-mungkinan aksi bersama dapat dilakukan
secara efisien dan efektif. Modal sosial akan memungkinkan manusia
bekerjasama untuk menghasilkan sesuatu yang besar.”( jurnal modal sosial dalam
pemberdayaan masyarakat petani markisa di sumatra utara)
Modal sosial timbul dari interaksi antara orang-orang dalam suatu komunitas.
Pengukuran modal sosial dapat dilihat dari interaksi baik indiviual maupun
institusional, seperti terciptanya atau terpeliharanya kepercayaan antar warga
masyarakat.
Berikut ini beberapa pengertian modal sosial dari beberapa sumber buku:
a. Kepercayaan (Trust)
Menurut Horton dan Hunt, nilai adalah gagasan tentang apakah pengalaman
itu berarti atau tidak. Nilai merupakan bagian penting dari kebudayaan, suatu
tindakan dianggap sah apabila harmonis dan selaras dengan nilai-nilai yang
disepakati dan dijunjung oleh masyarakat dimana tindakan tersebut
dilakukan (Setiadi dan Kolip, 2011:119). Sedangkan norma adalah aturan-
aturan dalam kehidupan sosial secara kolektif atau bersama yang
mengandung berbagai sangsi, baik sangsi secara moral maupun sangsi fisik,
bagi orang atau sekelompok orang yang melakukan pelanggaran atas nilai-
nilai sosial. Norma ditujukan untuk menekan anggota masyarakat agar segala
perbuatan yang dilakukannya tidak bertentangan dengan
nilai-nilai yang telah disepakati bersama (Setiadi dan Kolip, 2011:131).
Jaringan terbentuk karena berasal dari daerah yang sama, kesamaan
kepercayaan politik atau agama, hubungan genealogis, dan lain-lain.
Pembentukan jaringan masyarakat untuk mendapatkan modal sosial perlu
diorganisasikan dalam suatu institusi dengan perlakuan khusus (Robison,
2011).
1. Social bounding (perekat sosial). Social bounding adalah, tipe modal sosial
dengan karakteristik adanya ikatan yang kuat (adanya perekat sosial) dalam
suatu sistem kemasyarakatan. Social bounding umumnya dalam bentuk nilai,
kultur, persepsi, dan tradisi atau adat-istiadat.
2. Social bridging (jembatan sosial). Social bridging merupakan suatu ikatan
sosial yang timbul sebagai reaksi atas berbagai macam karakteristik
kelompoknya. Social bridging bisa muncul karena adanya berbagai macam
kelemahan yang ada di sekitarnya, sehingga mereka memutuskan untuk
membangun kekuatan dari kelemahan.
3. Social linking (hubungan/jaringan sosial). Merupakan hubungan sosial
yang dikarakteristikkan dengan adanya hubungan di antara beberapa level
dari kekuatan sosial maupun status sosial yang ada dalam masyarakat.
Misalnya: Hubungan antara elite politik dengan masyarakat umum.
Nilai dan norma adalah hal dasar yang terdapat pada proses interaksi sosial.
Nilai dan norma mengacu pada bagaimana seharusnya individu bertindak
dalam masyarakat. Norma
merupakan bagian dari modal sosial yang terbentuknya tidak diciptakan oleh
birokrat atau pemerintah. Norma terbentuk melalui tradisi, sejarah, tokoh
karismatik yang membangun sesuatu tata cara perilaku seseorang atau
sesuatu kelompok masyarakat, didalamnya kemudian akan timbul modal
sosial secara spontan dalam kerangka menentukan tata aturan yang dapat
mengatur kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok (Fukuyama, 1996).
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Intellectual Capital adalah asset tidak berwujud berupa sumber daya informasi serta pengetahuan
yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan bersaing serta dapat meningkatkan kinerja
perusahaan.ada bebrapa dari komponen intellectual capital,yaitu:
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/arti-pengertian-dan-contoh-pekerjaan-human-
capital/#1_General_Management_Human_Capital
https://www.kajianpustaka.com/2017/09/intellectual-capital.html