aktivitas jalur kritis. Untuk aktivitas pengerjaan pelat dan balok lantai 1, diketahui
data awal durasi pengerjaan 6 hari, jumlah tenaga kerja awal 35 tukang dan 45
∆H′ x d
dp = ......................................................................... (2.1)
∆H′ +H
Jadi, apabila ditambah 4 jam maka durasi bisa dipercepat menjadi = 6 – 0,667=
5,33 hari. Langkah tersebut diulang untuk penambahan jam kerja pada aktivitas
jalur kritis sampai durasi akhir pekerjaan tidak mengalami keterlambatan sesuai
bentuk grafik pengaruh durasi terhadap penambahan jam kerja pada pekerjaan
10
11
Gambar 2.1 Pengaruh durasi terhadap penambahan jam kerja pada pelat dan balok
(Sumber: Unas, 2014)
dilakukan bukan hanya penambahan tukang atau pekerja setiap pekerjaan, tetapi
pada metode ini dilakukan secara tim yaitu penambahan pada tukang dan pekerja
setiap pekerjaan. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan metode
keterlambatan proyek konstruksi dengan cara menambahkan tenaga kerja atau jam
kerja pada setiap pekerjaan guna mengejar keterlambatan proyek, sehingga proyek
yang sudah terlambat dapat kembali ke waktu utama penjadwalan. Studi kasus
Tamansari Bandung. Durasi rencana pekerjaan struktur utama adalah 282 hari
hari dan total durasi pekerjaan menjadi 413 hari. Dengan metode ini
Diperiksa apakah delayp > 0 0,7 > 0 → proyek mengalami delay akibat
5. Alternatif percepatan pada aktivitas pengikut agar total durasi proyek tetap:
ds = 8 hari; H = 8 jam/hari
n = 5 orang
percepatan pada aktivitas B tidak dapat dipakai, karena durasi percepatan (ds’)
yang dibutuhkan lebih besar dari durasi aktivitas B. Hal ini disebabkan karena
aktivitas B memiliki float atau waktu ekstra sebesar 4 hari, sehingga untuk
mempercepat aktivitas B sebesar 0,7 hari tidak akan berpengaruh terhadap durasi
ds = 4 hari; H = 8 jam
n = 7 orang
Metode Jalur Kritis atau Critical Path Method (CPM) merupakan suatu
metode penjadwalan proyek yang sudah dikenal dan sering digunakan sebagai
sarana manajemen dalam pelaksanaan proyek. Sebuah studi telah dilakukan untuk
keterlambatan proyek, dengan analisa “what if” yang diterapkan pada jadwal
menambah jumlah jam kerja dan jumlah pekerja pada aktivitas percepatan.
menambah alat berat untuk mempercepat durasi proyek. Perhitungan analisis ini
ditinjau pada dump truck karena memiliki kapasitas produksi yang paling rendah
dibanding alat berat yang lain yaitu sebesar 7,36 m3/jam. Pada perhitungan
15
m3/jam. Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan: 85,289 jam , dalam 1 hari
produktif penggunaan alat berat adalah 7 Jam, maka jumlah hari yang diperlukan:
kapasitas jalan batas kota Ruteng adalah aktivitas yang terletak pada lintasan kritis
Perkerasan dan Bahu Jalan, Pekerjaan Divisi 6: Perkerasan Aspal, dan Pekerjaan
Divisi 7: Struktur.
durasi pekerjaan. Pada perencanaan awal seharusnya proyek selesai pada tanggal
November 2013. Keterlambatan yang terjadi sekitar 15 hari kerja dari jadwal yang
16
metode What If untuk mempercepat durasi pekerjaan pada lintasan kritis dengan
cara menghitung durasi pekerjaan dengan meninjau kapasitas produksi alat berat
Dampak yang terjadi pada proyek ini setelah penerapan What If adalah
mengalami keterlambatan 10% maka dianalisis “what if” dengan analisis sebagai
berikut:
b. Float = 0
d. Jam kerja dalam sehari (H) untuk aktivitas boplang dan pengukuran adalah 8
jam/hari.
delay = 10% x durasi aktivitas boplang dan pengukuran = 10% x 4 = 0,4 hari.
0,4 hari. Diperiksa apakah delay p > 0 ↔ 0,4 > 0 maka memenuhi, kegiatan
konstruksi tetap:
2. n = 17 orang.
3. H = 8 jam/hari.
percepatan.
percepatan.
b. Batasan jam kerja maksimal untuk melakukan aktivitas tiang pancang 20x20
Hasil perhitungan analisis ditampilkan dalam Tabel 2.3 dan Tabel 2.4
berikut:
PDM ini dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk mengantisipasi
proyek dan juga pemilik proyek untuk mengambil keputusan yang tepat dan cepat
20
orang
d. Jam kerja dalam sehari aktivitas untuk aktivitas pekerjaan tanah dan lain-lain
adalah H = 8 jam/hari
dari durasinya, keterlambatan pada aktivitas C1: delayp = 10% x 252 = 25,2
hari.
benarkah delayp > 0 ↔ 25,2 > 0 → apakah terjadi keterlambatan pada proyek
5. Alternatif bila percepatan pada aktivitas pengikut agar kembali normal total
durasinya:
ds = 249 hari
float = 0 hari
n = 67 orang
H = 7 jam/hari
Diperiksa ds > 2delayp↔249 hari > 2 x 25,2 = 50,4 hari → memenuhi, jadi
percepatan pada aktivitas pekerjaan beton lantai lower ground, mezz, dan
orang/hari
d. Diperiksa ΔH ≤ 4
kesimpulan:
project untuk aktivitas kritis, yang terdapat pada pekerjaan struktur yang
kerja ( biaya perhari dan perjam) dan tenaga kerja, Untuk keterlambatan 10%
karena itu proyek konstruksi bukanlah sesuatu yang baru bagi masyarakat. Seiring
berjalannya waktu ada yang berubah dan merupakan hal baru dalam proyek
konstruksi yaitu dimensi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sejalan dengan
perubahan tersebut timbul persaingan yang ketat di dunia konstruksi, hal itu
pengelolaan, metode serta teknik yang paling baik, sehingga penggunaan sumber
daya benar-benar efektif dan efisien. Adapun beberapa definisi dari proyek yang
proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang
waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
24
1995).
sumber daya yang tersedia, yang disesuaikan dengan jangka waktu tertentu
(Dipohusodo, 1995).
4. Proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam
a. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
b. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai
c. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik
tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Menurut Koontz dkk (1996) manajemen
kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi
pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam
untuk menylesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien (Austen dan
Neale, 1991)
yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai akibat tidak
dipenuhinya rencana jadwal yang telah dibuat, karena kondisi kenyataan tidak
menjembatani antara sasaran yang akan diraih dan keadaan atau situasi pada awal
(Soeharto, 1999).
didasarkan atas sasaran yang jelas. Dengan perencanaan yang tepat, sumber daya
yang memadai dapat disediakan pada saat yang tepat, waktu yang cukup
dialokasikan untuk setiap tahap proses, dan berbagai komponen kegiatan dimulai
3. Menentukan hubungan antara aktivitas, dan urutan kerja antara aktivitas satu
4. Melihat kembali apakah durasi dan urutan aktivitas sudah masuk akal dan
pemahaman, dan analisa yang cermat atas semua dokumen kontrak proyek yang
(production rate) kualitas kerja dapat diketahui dari data dan pengalaman dengan
memperhatikan ketersediaan semua sumber daya (bahan, alat, tenaga kerja) dan
kendala-kendala lainnya.
Faktor ini bertujuan menjamin bahwa jadwal proyek adalah masuk akal
dan lengkap, sedangkan analisa yang dapat bermaksud menjamin bahwa jadwal
6. Penerapan Jadwal
penjadwalan proyek, dimana jadwal telah cukup lengkap dan akurat untuk dipakai
terutama dalam kaitannya dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk
pelaksanaan di lapangan.
berdampak pada pendapatan dalam proyek itu sendiri. Hal ini dikuatkan dengan
yang baik dapat menghemat ± 40% dari biaya proyek, sedangkan perencanaan
beberapa kegiatan yang mengikuti menjadi tertunda atau tidak dapat diselesaikan
atau disebabkan oleh keadaan alam dan lingkungan diluar kemampuan manusia
atau disebut dengan force majeure. Standar dokumen kontrak yang diterbitkan
menjadi 3 kelompok:
30
wewenangnya. Dalam kasus ini kontraktor berhak atas dispensasi waktu dan
biaya ekstra.
rendah, dan sebagainya. Dalam kasus ini kontraktor akan terkena denda
keterlambatan yang disebabkan oleh pihak pemilik dalam kaitannya karena tidak
kasus ini kontraktor berhak atas dispensasi waktu dan biaya ekstra. Sedangkan
Dalam kasus ini kontraktor akan terkena denda penalti sesuai dengan kontrak.
yaitu:
1. Biaya
Anggaran yang sesuai dengan rencana awal sering kali tidak terjadi akibat adanya
2. Jadwal
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir
3. Mutu
kriteria yang dipersyaratkan sebab jika tidak maka citra/nama baik kontraktor
Jika keterlambatsan terjadi pada satu aktivitas maka harus dilakukan percepatan
durasi pada aktivitas berikutnya. Disini peranan float pada setiap aktivitas menjadi
sangat penting. “Float” adalah tenggang waktu atau waktu ekstra pada aktivitas
alokasi sumber daya proyek dalam konteks percepatan durasi aktivitas (Zaki
karena pekerja yang bekerja tidak sama, sehingga percepatan durasi proyek bisa
dilakukan lebih efisien. Sistem shift yang banyak digunakan adalah sistem shift
dengan pengaturan jam kerja secara bergilir shift siang (08.00-17.00) dan shift
malam (18.00-24.00) atau mengikuti pola 5-5-5 yaitu lima hari shift pagi (08.00-
17.00), lima hari shift sore (16.00-01.00) dan lima hari shift malam (00.00-09.00)
diikuti dengan dua hari libur pada setiap akhir shift (Kyla, 2008).
pertanyaan ”apakah yang terjadi pada keluaran jika ada perubahan pada
masukan”. Jika perubahan pada masukan yang dilakukan tidak terlalu signifikan,
maka hal itu dapat disebut juga sebagai analisis sensivitas, yaitu seberapa
keluaran tersebut.
lanjut dari pada evaluasi ekonomis, untuk menguji sensitivitas parameter suatu
(Patilang, 2009). Hasil analisis dari pengujian parameter disajikan dalam bentuk
(biasanya dalam prosentase) terhadap hasil akhir dari pada proposal studi
yang berpengalaman sering kali tidak hanya berpacu pada rencana tunggal,
merupakan pekerjaan yang sangat berisiko tinggi, karena dilaksanakan di luar dan
tergantung pada banyak pihak yang terlibat, sehingga analisa what if dirasakan
“Bagaimana bila terjadi keterlambatan pada salah satu aktivitas?”, disini akan
terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau
percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna
tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek. Perbaikan
lebih lanjut dapat menggunakan metode lain yang dikombinasikan, misal metode
bagan balok atau network planning dengan memperbarui sumber daya maupun
masing kegiatan pada suatu periode di antara durasi proyek diplotkan terhadap
bagian awal biasanya masih sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat dalam
jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali mengecil.
proyek. Salah satu perangkat lunak yang populer adalah Microsoft Project (Ms
dengan nama Microsoft Project (Ms Project). Aplikasi ini langsung mendapat
sambutan yang cukup baik karena merupakan pionir software manajemen proyek
2008).
Dilengkapi dengan fasilitas pendukung dan kemampuan yang luar biasa dalam
pengolahan data yang berhubungan dengan proyek secara cepat. Microsoft Project
merupaan gabungan dari beberapa metode manajemen proyek yang sudah dikenal
saat ini, antara lain PERT (Program Evaluation Review Technique), CPM
(Critical Path Method), dan Gantt Chart. Adapun kemampuan dari microsoft
project adalah:
detail tugas-tugas beserta hubungan satu dengan yang lain, semberdaya yang
akan dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai anggaran yang direncanakan