Anda di halaman 1dari 1

Yohanes 14: 23-29

Kisah Para Rasul 16:9-15


RENUNGAN WARTA
“Tekun dan Berani Merespon Panggilan Tuhan!”
Bapak, Ibu dan Saudara yang terkasih, Jarak antara Troas ke Makedonia, terbentang melintasi suatu
lautan yang disebut Laut Aegea. Saat ini laut Aegea umum dikenal sebagai perairan yang
menghubungkan peradaban, antara wilayah yang kini disebut Asia dengan wilayah Eropa. Terlepas
dari detil sejarahnya, yang menarik dan patut menjadi perhatian kita kali ini adalah pilihan Rasul
Paulus untuk menyeberangi lautan tersebut didorong oleh sebuah penglihatan. Ia berangkat untuk
mewartakan Injil/kabar baik sebagai respon terhadap penglihatannya pada seseorang yang meminta
pertolongan di sana. Tidak ada google waktu itu, sehingga bisa jadi kalkulasi ketika memersiapkan
perjalanan ke sana barangkali hanya berdasar informasi yang terbatas atau bahkan hanya spekulasi.
Singkat cerita, terbukti bahwa intuisi Paulus tidak salah karena sesampainya di sana ia langsung bisa
berkarya.
Demikian bapak, ibu dan saudara, Sebagian dari kita mungkin pernah merasakan, betapa lega dan
bahagianya bila kegelisahan dan intuisi kita untuk melakukan sesuatu itu benar. Apalagi ketika apa
yang kita lakukan itu memberi hasil dan manfaat yang baik. Namun bagaimana jika sebaliknya?
Bukankah seringkali upaya untuk melakukan sesuatu, kendati itu bermaksud baik namun bisa menjadi
salah bila tanpa perhitungan dan perencanaan? Di banyak kesempatan, keinginan untuk melakukan
kebaikan tidak selalu mudah. Malah, sering juga apa yang kita pandang baik belum tentu orang lain
melihatnya demikian. Persis itulah dilema besar yang sering muncul sebagai pengikut Kristus.
Bapak, ibu dan saudara terkasih, Dalam pesan-Nya, sebagaimana dinyatakan dalam Injil, kita bisa
mencermati bagaimana Yesus mengingatkan kepada para muridnya: “Damai sejahtera Kutinggalkan
bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang
diberikan oleh dunia kepadamu” (ay. 27) boleh jadi adalah peringatan bahwa apa yang akan para
murid lakukan untuk bersaksi tentang karya Damai Sejahtera Kristus tidaklah mudah. Dalam konteks
inilah, kehadiran Roh Kudus yang dijanjikan itu akan menjadi faktor yang sangat menentukan sebagai
penyokong daya dan kemampuan para murid. Roh Kudus-lah “yang mengajarkan segala sesuatu
kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”, demikian
kata Yesus (ay. 26).
Mungkin dari situ kita lantas dapat memahami apa yang membuat Rasul Paulus mau melakukan
misinya. Sesuai dengan pesan Yesus kepada para murid untuk tidak ragu dalam menjalankan
panggilan karya karena Roh Kudus akan membimbing, boleh jadi karunia roh itu jugalah yang
membuat Rasul Paulus tanpa ragu merespon panggilan untuk melakukan karya. Meskipun nantinya
harus bertemu dengan kesulitankesulitan, seperti menyeberang lautan demi diwartakannya kabar suka
cita. Rasul Paulus memahami betul, bahwa penglihatan permintaan tolong itu harus direspon dengan
kesediaan untuk mewartakan Injil.
Keberanian Paulus dalam merespon panggilan berlandaskan Injil ini peru menjadi pengingat kita.
Panggilan untuk mewartakan Injil, kabar Keselamatan sebenarnya adalah kesempatan kita untuk
melakukan tugas sebagai murid. Mari kita senantiasa belajar untuk tekun mengelola ketakutan dan
keraguan kita. Ada banyak kondisi yang belum baik, perilaku curang, hati yang cemar, ketidakadilan
yang sering kali melahirkan rupa-rupa keadaan yang buruk di hidup kita. Situasi yang buruk harus
ditanggapi dengan cermat dan bijak. Oleh sebab itu, keraguan dan ketakutan harus “diseberangi”,
supaya kabar Keselamatan dapat diwartakan.

Anda mungkin juga menyukai