(Lukas 5:1-11)
Tujuan : Para Guru dapat menyadari panggilannya sebagai guru yang bahagia.
Indikator :
Pemikiran Dasar
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa tidak banyak orang yang terpanggil menjadi
seorang guru. Diantaranya, banyak yang berfikir bahwa menjadi guru adalah pekerjaan yang
membosankan, ekonomi pas-pasan dan kurang menarik perhatian. Akan tetapi, banyak murid
yang menanti-nantikan dan membutuhkan kehadiran seorang guru. Seperti yang sudah diketahui
bersama, bahwa guru sangat berperan penting dalam mencerdaskan anak bangsa.
Kendati demikian, masih ada orang yang menyadari bahwa menjadi seorang guru adalah
sebuah panggilan hidup yang mulia. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, itulah kata mutiara
yang biasa disematkan kepada seorang guru. Guru sebenarnya sungguh-sungguh pahlawan yang
paling kaya, kaya hati dan kaya budi. Memberi diri dan tidak pernah merasa rugi ataupun
kekurangan.
Menjadi guru merupakan tanggung jawab yang sangat besar, karena profesi mereka yang
sangat mulia dan yang dipercayakan oleh Yesus Kristus. Yesus pula yang turut memanggil untuk
menjadi seorang guru.
Yesus merupakan guru yang utama dan pertama, yang memiliki kepribadian dengan
selalu memberi teladan baik dengan kata-kata maupun perbuatan-Nya. Ia tidak hanya mengajar
pada orang tertentu saja, melainkan mengajar orang-orang di mana pun mereka berada, dan tidak
terbatas ruang dan waktu. Yesus tidak hanya disebut sebagai seorang guru, melainkan juga
sebagai Guru Agung, karena Ia bukan sekedar mengajarkan tentang Kerajaan Allah dan
kebenaran, tetapi juga memberi teladan hidup dalam kebenaran kepada umat-Nya. Dari
pengalaman Yesus sebagai seorang guru ini, memanggil para guru untuk menerima panggilannya
sebagai panggilan yang bahagia.
Bahagia adalah kondisi emosi dengan karakter rasa senang, penuh syukur, dan puas.
Bahagia bukan berarti tidak pernah sedih. Akan tetapi orang yang bahagia ialah orang yang
menjadi dirinya sendiri dan bebas menjadi seperti yang ia mau terhadap dirinya. Seorang guru
yang tidak bahagia dalam menjalankan tugasnya adalah terlalu seringnya mengeluh. Keluhan-
keluhan muncul sebagai bentuk kekecewaan-kekecewaan terhadap pekerjaan yang dijalaninya.
Langkah-langkah:
2. Lagu Pembuka
Langkah 1:
Pembahasan:
Dari pengalaman Yesus sebagai seorang guru ini, memanggil para guru untuk menerima
panggilannya sebagai panggilan yang bahagia. Dengan dipanggil para guru mengarahkan
pandangan dan berjalan kedepan dengan demikian meningggalkan apa yang dibelakang,
para guru yang terpanggil berarti mengikuti dan meninggalkan sesuatu yang mengikat.
Mereka yakin dengan mengikuti Yesus, mereka menyadari bahwa apa yang akan
didapatkan jauh lebih berharga dari apa yang mereka tinggalkan. Sama seperti para
murid Yesus yang meninggalkan segalanya untuk mengikut Yesus, mereka yang
dahulunya penjala ikan, dijadikan Tuhan menjadi penjala manusia. “Jangan takut, mulai
dari sekarang engkau akan menjala manusia.”
Thumbs In, Elbows Out Making Melody In My Heart [3] Unto The King Of Kings.
Thumbs In, Elbows Out, Bend Knees Making Melody In My Heart [3] Unto The King Of Kings.
Thumbs In, Elbows Out, Bend Kness, Feet Apart Making Melody In My Heart [3] Unto The
King Of Kings.
Thumbs In, Elbows Out, Bend Knees, Feet Apart, Turn Around Making Melody In My Heart [3]
Unto The King Of Kings.
So Thumbs In, Elbows Out, Bend Knees, Feet Apart, Turn Around, Tongues Out Making
Melody In My Heart [3] Unto The King Of Kings.
2. Berbahagialah disebut Ashre (dari kata Ibrani) dan makario dari kata dasar makarios yang
berarti diberkati atau berbahagia atau sukacita yang tidak terganggu oleh perubahan
situasi kehidupan. Jadi makna kata berbahagialah menunjuk pada sukacita atau keadaan
diberkati karena hidupnya berkenan dihadapan Allah. Yesus memiliki cara pandang yang
berbeda dengan kebahagiaan. Pandangan ini jelas sangat jelas bertolak belakang dengan
pandangan dunia yang kebahagiannya bersifat semu(sementara) saja. Pengajaran Yesus
pada khotbah dibukit tersebut dimulai dengan ucapan “berbahagia”. Jadi, MAKNA dari
kata "berbahagialah" menunjuk pada sukacita atau keadaan diberkati, karena hidupnya
berkenan di hadapan Allah; itulah makarios yaitu kebahagiaan sejati.
3. Pekerjaan adalah beban, sebagai konsekuensi logis sebuah profesi. Hal ini merupakan hal
yang berkaitan. Mengajar salah satu jalan untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Banyak riset mutakhir menunjukkan perhatian berlebihan pada kepemilikan materi
adalah tidak sehat.
Doa Penutup