Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

ETIKA BISNIS
BAB 3
BUSINESS SYSTEM AND CORPORATE ETHICAL

OLEH:
BIMA ALKAUSAR (402249)
NURCAHYANI RESTU UTAMI (402288)
RAYA AMBARA (402294)
VIONDANISA HERKA OCTADARA (402315)
OXKY SETIAWAN WIBISONO (405881)

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016
Sistem Bisnis: Pemerintah, Pasar, dan Perdagangan Internasional

Seiring perjalanan waktu, terdapat berbagai perkembangan di dunia yang berakibat


pada adanya globalisasi. Globalisasi adalah proses dimana sistem ekonomi dan sosial dari
berbagai negara saling berhubungan satu sama lain sehingga barang, jasa, modal dan
pengetahuan bergerak secara bebas diatara berbagai negara. Sistem ekonomi merupakan
sebuah sistem yang digunakan sebuah kumpulan masyarakat untuk menyediakan barang dan
jasa yang dibutuhkan untuk bertahan dan berkembang dengan baik. Pada dasarnya, sistem
ekonomi harus memenuhi dua tugas dasar ekonomi. Untuk memenuhi kedua tugas tersebut,
sistem ekonomi bergantung pada tiga jenis perangkat sosial seperti berikut:
Tradiotion-based society : Command economy: sistem Market Economy : sistem
masyarakat yang bergantung ekonomi yang utamanya ekonomi yang utamanya
pada peranan masyarakat berdasarkan pada individu berdasarkan kekuasaan
tradisional dan adat untuk pribadi dalam membuat pemerintah (individu atau
menjalankan tugas-tugas keputusan utama tentang apa kelompok) dalam
dasar ekonomi yang akan mereka produksi pengambilan keputusan
dan siapa yang akan terkait ekonomi tentang apa
mendapatkannya. yang diproduksi, siapa yang
memproduksi, dan siapa yang
akan mendapatkannya.
Sistem ekonomi pada saat ini berisi elemen-elemen dari ketiga sistem tersebut.
Dengan demikian ada perdebatan tentang kebebasan pasar (free markets) yang berarti pasar
dimana setiap individu bisa secara sukarela menukarkan barang dengan orang lain and
memutuskan apa yang akan dilakukan dengan apa yang dia miliki tanpa campur tangan dari
pemerintah. Dalam menganalisa hal tersebut, mengacu pada ideology yang berarti sebuah
sistem kepercayaan normatif yang dianut oleh anggota dari beberapa kelompok sosial.

3.1 John Locke


Salah satu ideology yang terkait dengan hal ini adalah pemikiran John Locke, diantaranya:
- Semua orang adalah setara dam bebas. Setiap orang memiliki badan dan tenaga, serta
apapun yang dia gabungkan dalam pekerjaannya.
- Kebahagiaan hidup orang, kebebasan, dan kekayaannya tidak aman. Orang-orang
setuju untuk membentuk pemerintah untuk melindungi dan memelihara hak mereka
untuk hidup, bebas, dan kaya.
Ideology tersebut memiliki kelemahan yaitu;
- Tidak menjukkan bahwa individu memiliki hak “natural” untuk hidup, bebas, dan
kaya. Hak natural Locke merupakan hak negatif dan mengesampingkan pertentangan
hak positif. Hak Locke mengimplikasikan bahwa pasar harusnya bebas, tapi pasar
bebas bisa menyebabkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan.

3.2 Utilitas Pasar Bebas : Adam Smith

Pasar tak beregulasi dan kepemilikan properti pribadi dianggap dapat memberikan
keuntungan yang lebih besar dalam sistem ekonomi. Paham utilitarian pasar bebas
membiarkan memiliki kebebasan untuk mencari keuntungannya sendiri yang menciptakan
persaingan atau yang disebut ‘tangan tak terlihat’. Persaingan mendorong penurunan harga
jual dan pemotongan biaya produksi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Dalam
sistem pasar kompetitif ada komoditas yang diperdagangkan, variasi harga. Hal ini dilakukan
tanpa intervensi pemerintah karena pemerintah dan siapapun dianggap tidak dapat mengatur
harga. Dengan berlakunya sistem pasar bebas menunjukan bahwa berlaku juga sistem
properti pribadi, dimana orang cenderung memikirkan diri sendiri atau ‘self oriented’.

Kritik

Terhadap Adam Smith: Pertama, utilitarian dianggap tidak realistis karena


penentuan harga terendah oleh persaingan pasar dianggap tidak dapat dilakukan karena ada
penentuan harga yang oleh monopolis. Sehingga pedagang terkecil kehilangan kuasa atau
kesempatan untuk menentukan harga terendah. Kedua, tidak ada penekanan biaya untuk
meningkatkan keuntungan karena saat individu tidak mengeluarkan biaya untuk suatu sumber
daya mereka akan cenderung melakukan pemborosan, contohnya adalah udara dan
pembuangan polusi udara. Ketiga, oleh Smith manusia dianggap hanya mencari keuntungan
padahal ada sisi humanis lain dari manusia dimana mereka memberikan perhatian akan
kebaikan orang lain. Maka kapitalisme cenderung merusak moralitas masyarakat dan
membentuk egoisme.

Kritik Keynes: Smith menganggap pemerintah tidak perlu campur tangan dalam
sistem ekonomi bebas karena persaingan akan membentuk pasar. Namun Keynes
menganggap bahwa intervensi pemerintah itu perlu untuk memberikan stabilitas sistem
ekonomi terkait kebijakan fiskal, inflasi, pengangguran, membatasi kekuatan oligopolistik
dan lainnya.

Darwinisme sosial: Dengan persaingan ekonomi yang terbentuk dalam sistem seolah
membentuk paham bahwa hanya yang terkuat yang dapat bertahan. Hal ini sesuai dengan
paham Darwin mengenai konsep ‘survival of the fittest’. Individu yang kuat dianggap yang
terbaik dan yang lemah dianggap kurang baik, padahal harus dipahami bahwa yang terkuat
belum tentu yang terbaik.

3.2 David Ricardo

3.3 Kritik Marx

Karl Marx memberikan kritik terhadap sistem kapitalisme dimana lembaga milik
pribadi, pasar bebas, dan perdagangan bebas yang dicetuskan Smith dengan menyebut
kepitalisme sebagai bentuk eksploitasi manusia. Menurutnya sumber penghasilan dari sistem
kapitalisme hanya dua, yaitu dengan menjual tenaga atau menjual hasil produksi. Dalam hal
ini pemilik sarana produksi dianggap memiliki keuntungan atau “surplus” yang lebih karena
dapat memperkerjakan tenaga yang dibayar tidak sesuai standar namun dapat memperoleh
keuntungan hasil penjualan produksi yang sangat besar. Dengan kata lain, kapitalisme
menciptakan ketidakadilan dan merusak hubungan dalam masyarakat, karena terbentuk
kesenjangan yang nantinya dapat berpengaruh kepada berbagai hal lainnya.

Pengasingan: Menurut pandangan Mark, pengasingan adalah kondisi dimana


seseorang terpisah dan terasingkan dari karakter dan sifat aslinya. Hal ini dianggap sebagai
salah satu dampak yang tercipta akibat kapitalisme. Kerja yang berlebihan dalam memenuhi
kebutuhan produksi membuat seseorang terasing dalam 4 hal, yaitu: (1) terasing atas
penguasaan hasil kerjanya, (2) terasing dari aktivitas akibat jam kerja, (3) terasing dari orang
lain karena semakin sedikit menggunakan waktunya untuk diri sendiri, (4) terasing satu sama
lain. Pengasingan ini membentuk jarak dan kelas sosial, yaitu kelas borjuis vs kelas proletar.
Oleh karena itu sistem properti pribadi dianggap sebagai dasar ketidakadilan. Keterasingan
juga terjadi ketika semua nilai dilihat dari segi harga pasar. Kapitalisme melihat suatu nilai
dari segi harga pasar dan mengubah segala sesuatu menjadi komoditi berharga atau mark
menyebutya "fetisisme komoditas." Properti Produktif harus menguntungkan semua orang
sehingga harus dimiliki oleh semua orang. Untuk argumen utilitarian bahwa tanpa
kepemilikan Aset pribadi produktif tidak akan ada insentif bagi individu untuk bekerja.
Fungsi Pemerintah

Fungsi pemerintah sesungguhnya seperti dalam sejarah, menurut Marx adalah untuk
melindungi kepentingan-kepentingan kelas penguasa. Menurut Marx semua masyarakat dapat
di analisis dalam kaitannya dengan 2 komponen utamanya : substruktur ekonomi (Bahan dan
kontrol sosial yang masyarakat gunakan untuk menghasilkan barang ekonomi) dan
superstruktur sosial ( asosiasi dan ideologi pemerintah yang umum). Marx menamakan
kontrol sosial yang digunakan dalam memproduksi barang (atau dengan kata lain control
sosial di mana masyarakat mengatur dan mengendalaikan para pekerja) sebagai hubungan
produksi. Dalam kapitalis Marx menunjukkan, dua jenis dari hubungan produksi: (1) kontrol
berdasarkan kepemilikan bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi barang, dan (2) kontrol
berdasarkan wewenang untuk perintah.

Pemiskinan Pekerja

Mark juga mengklaim bahwa sejauh produksi dalam perekonomian modern tidak
direncanakan, namun dibiarkan bergantung pada kepemilikan pribadi dan pasar bebas, maka
hasilnya tidak akan lebih dari serangkaian bencana yang seumanya cenderung merugikan
kelas pekerja. Diantaranya adalah :

1. Sistem kapitalis modern akan menunjukkan peningkatan konsentrasi kekuatan


industri global oleh beberapa orang (sedikit orang).

2. Masyarakat kapitalis akan mengalami siklus kemerosotan ekonomi berulang.


Intinya adalah karena pekerja bekerja sesuai mass assembly lines, berakibat perusahaan
secara berkala menghasilkan kelebihan pasokan barang-barang.

3. Masyarakat kapitalis secara bertahap akan memburuk. Penurunan bertahap ini


adalah hasil dari keinginan diri sendiri yang tertarik pada kaum kapitalis untuk meningkatkan
keuntungan mereka dengan mengorbankan pekerja mereka.

Solusi untuk semua masalah ini, menurut Marx, adalah kepemilikan kolektif aset
produktif masyarakat dan penggunaan perencanaan rasional untuk menggantikan pasar yang
tidak diatur.
Tanggapan

1. Para pendukung sistem pasar bebas pada umumnya menjawab kritik bahwa pasar bebas
menciptakan ketidakadilan dengan menjawab: kritik tersebut salah mengasumsikan tentang
keadilan yang hanya berarti kesamaan atau distribusi menurut kebutuhan. Ada terlalu banyak
kesulitan untuk membangun prinsip-prinsip yang dapat diterima keadilan. Harus keadilan
distributif yang ditentukan dalam hal usaha, kemampuan, atau kebutuhan? Ini pertanyaan
tidak dapat dijawab dengan cara obyektif karena dapat bertentangan dengan perinsip hak
asasi manusia.

2. Bahwa keadilan dapat diberi satu arti yang jelas, namun arti tersebut harus mendukung
pasar bebas. Keadilan sesungguhnya berarti distribusi berdasarkan kontribusi (sumbangan).
Karena itu, mereka berpendapat, keadilan membutuhkan pasar bebas.

3. Terhadap kritikan yang menyatakan bahwa pasar bebas menciptakan perbedaan yang
tidak adil adalah, meskipun perbedaan semacam ini mungkin selalu ada dalam sistem
kepemilikan pribadi dan pasar bebas, namun keuntungan-keuntungan yang diberikan pasar
bebas dan kepemilikan pribadi jauh lebih penting. Pasar bebas memungkinkan sumber daya
yang dialokasikan secara efisien tanpa paksaan, dan ini adalah manfaat yang lebih besar dari
kesetaraan.

3.4 Kesimpulan: Ekonomi Campuran

Perpaduan antara peraturan pemerintah, pasar bebas parsial dan kepemilikan pribadi
terbatas adalah apa yang umumnya yang disebut ekonomi campuran. Pada dasarnya, ekonomi
campuran mempertahankan sistem pasar dan kepemilikan pribadi namun sekaligus
bergantung pada kebijakan pemerintah untuk mengatasi kekurangan-kekurangannya. Untung
rugi penerapan kebijakan ekonomi campuran juga tetap menjadi bahan perdebatan yang
berlangsung seputar konsep pasar bebas, kepemilikan pribadi dan intervensi pemerintah,
semenjak tahun 1980-an, perdebatan ini lebih difokuskan pada krisis produktifitas yang
masih dialami Amerika saat bersaing dengan negara-negara lain di pasar global.

Sistem Properti dan Teknologi Baru

Pihak-pihak yang menggunakan pandangan Locke atau utilitarian menyatakan bahwa


properti intelektual atau objek non-fisik contohnya ide, haruslah diperlakukan seperti properti
pribadi. Pihak-pihak yang mengajukan pandangan sosialis atau Mark yang mendukung
kepemilikan kolektif atas properti intelektual mengklaim bahwa kreativitas intelektual tidak
memerlukan insentif finansial ataupun sistem properti pribadi sehingga bebas dimiliki secara
umum. Cara-cara yang digunakan untuk mengambil jalan tengah contohnya hak cipta dan
paten.

Akhir Marxisme?

Dengan berakhirnya komunisme, tidak ada lagi “kemajuan” menuju sistem ekonomi
yang lebih baik, atau lebih sempurna: Seluruh dunia sekarang setuju bahwa sitem terbaik
adalah kapitalisme. Namun reformasi komunis tidak menunjukkan “penghapusan sama
sekali” atas pandangan-pandangan Mark ataupun sosialisme. Para pengikut Smith dan Locke
terus bersikeras bahwa tingkat intervensi pemerintah yang ditolerir sistem ekonomi campuran
kamu kapitalis lebih banyak merugikan dibandingkan menguntungkan, karena sistem
ekomomi campurannya masih berpihak untuk kepentingan bisnis dan usaha. Bagaimanapun
juga, Ekonomi campuran datang paling dekat dengan menggabungkan manfaat utilitarian
pasar bebas dengan menghormati hak asasi manusia, keadilan, dan kepedulian yang
merupakan kekuatan karakteristik peraturan Pemerintah.

KASUS
Accolade Versus Sega

Accolade inc adalah sebuah perusahaan software kecil yang berlokasi di San Jose
California. Prospek perusahaan ini adalah membuat dan memasarkan game yang dapat
dimainkan di game sega. Game ini sangat pupuler sehingga disebut “Ishido: The Way Of
Stones.” Sega tidak menyetujui lisensi untuk Accolade untuk dimainkan di games consolenya
selain itu karena sega tidak menerima fee dari penjualan games accolade.

Pada awal tahun 1990, sega memasarkan game console yang baru yang disebut
“GENESIS”. Dalam hal ini games dari accoled tidak dapat dimainkan di game console yang
baru itu karena Sega telah memasukkan kode rahasia dam pengaman dalam game console
tersebut untuk mencegah games lain dapat dimainkan di game console sega yang baru. Agar
games accolade bisa compatible/ bisa dimainkan di game console sega yang baru ini maka
engginer accolade melakukan reverse engginering pada Genesis Console dari Sega untuk
menemukan bagaimana cara membuat dan cara kerjanya. Tujuannya adalah untuk
menemukan source code agar game accoled dapat dimainkan di Genesis Console milik Sega.
Pada akhirnya usaha dari engginer Accoled berhasil menemukan source code sehingga game
mereka dapat dimainkan di genesis console sega.
Sega kemudian menuntut Accoled ke pengadilan dengan alasan bahwa Accoled telah
melanggar hak ciptanya. Kemudian, pengadilan district di san Fransisco menyetujui gugatan
dari Sega. Pengacara dari Sega beragumen, ketika engginer dari Accoled melakukan reverse
pada program software dari Sega, Accolade secara tidak legal mengcopi source code sega
karena source code ini milik sega dan accoled tidak mempunyai hak untuk mengcopi dan
mereverse source code tsb dan telah mencuri properti dari Sega. Dalam game baru yang
dibuat oleh Accoled, dimasukkan secret code tsb agar game tsb dapat dimainkan di Console
Sega yang baru tsb. Oleh karena itu, pihak sega menuntut Accoled. Accoled kemudian
mengajukan banding karena tidak menerima keputusan dari pengadilan district tsb. Accoled
mangajukan banding ke pengadilan ninth circuit karena menurut Accoled secret code dan
security device yang telah dibuat dan digunakan Sega diperkenankan oleh interface standard.
Standar ini menjelaskan mengenai mekanisme bahwa satu jenis produk harus digunakan jika
produk tersebut dapat bekerja pada produk lain. Artinya, produk tersebut tidak adapat
digunakan secara pribadi tetapi property publik dapat digunakan dan diduplikat oleh siapa
saja. Hal ini diijinkan juga untuk Accoled mengopi secret codes ini pada gamenya karena
game tersebut menjadi public property. Dengan mempertimbangkam hal tersebut, pengadilan
ninth circuit akhirnya menyetujui argumen dari pihak Accoled dan akhirnya Accoled
memenangkan sidang tersebut. Namun , banyak perusahaan legal yang tidak menyetujui
keputusan pengadilan tersebut dan menganggap bahwa argumen yang dikemukakan oleh
Accoled adalah salah dan perusahaan telah mencuri property Sega. Dalam hal ini, security
device dan secret codes yang dimiliki oleh Sega tidak seperti yang dimaksudkan dalam
Interface standard karena property yang dimiliki sega ini dibuat sendiri dan hanya
diperuntukkan bagi games dari Sega, oleh karena itu Accoled tidak boleh mengcopi source
code agar gamesnya bisa dimainkan didalam Genesis Console. Jadi, dalam kasus ini bukan
masalah mengenai perusahaan memiliki perbedaan untuk memperoleh persetujuan dari
standar publik tetapi ini adalah kasus dari satu perusahaan yang membuat dan menggunakan
teknologi privat mereka untuk membuat games mereka. Jadi, kesimpulan atas keputusan
pengadilan adalah bahwa publik interface standar tidak terlibat dalam kasus Accoled vs Sega

1. Analisa kasus di atas dari perspektif masing-masing teori tentang


property pribadi seperti yang dijelaskan dalam bab ini (misalnya dari
pandangan Locke tentang teori properti, teori properti utilitarian, dan teori
properti dari Marx). Mana dari pandangan-pandangan tersebut yang paling
Anda setujui dan paling tepat untuk kasus ini?
a. Pandangan Locke tentang teori property : Setiap manusia memiliki property atas
pribadinya : Dia tidak memiliki hak kecuali pada dirinya sendiri. Hasil kerja
tubuhnya, dan hasil kerja tangannya, bisa dikatakan adalah propertinya. Apapun yang
seseorang peroleh dari yang diberikan oleh alam dan diberikannya, dia berarti telah
memadukan usahanya dengan sesuatu yang menjadi miliknya, dan dengan demikian
menjadi propertinya karena hasil usaha tersebut merupakan property dari yang
melakukan, maka tidak ada seorangpun selain dirinya yang berhak atas apa yang
dilakukannya, setidaknya apabila jumlahnya cukup banyak untuk diberikan pada
orang lain.
Terkait Kasus Accolade Versus Sega, ketika Accolade menyalin tanpa izin
kode rahasia yang digunakan dari Sega dan memanfaatkan kode-kode rahasia tersebut
sehingga memungkinkan permainan untuk bekerja didalam konsol Genesis tanpa izin,
hal ini bisa dikatakan bahwa Accolade telah melanggar Hak Milik Pribadi dari Sega.
b. Teori Property Utilitarian :
Adam Smith menyatakan bahwa dengan mengarahkan usahanya dalam suatu
cara untuk menghasilkan nilai yang mungkin paling besar, individu hanya bermaksud
untuk meraih kepentingannya, dan seperti halnya dalam berbagai kasus lain, usaha
melakukan hal itu diarahkan oleh “Tangan Tak Terlihat” pada sebuah tujuan yang
bukan merupakan bagian dari maksudnya sehingga dengan mencarikepentingannya
sendiri dia juga berarti mendukung kepentingan masyarakat secara lebih efektif
dibandingkan dengan yang menjadi tujuannya. Menurut Adam Smith pasar tak
tergulasi dan properti pribadi akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari
peraturan apapun yang diberlakukan. Menurutnya dalam sistem ini setiap pembeli
berusaha mencari apa yang mereka inginkan dengan harga yang lebih murah.
Terkait Kasus Accolade Versus Sega, Sega berpendapat penciptaan kreasi
dari game yang dibuat oleh Accolade akan mengurangi insentif yang seharusnya
diterima oleh Sega dan oleh sebab itu akan menghasilkan pelanggaran. Akan tetapi
teori Utilitarian ini juga menjunjung aspek kegunaan untuk mayoritas sehingga
permainan penghargaan ini adalah aset yang dapat berguna bagi penjualan Sega,
karena itu bukan pelanggaran karena permainan penghargaan ini dapat membuat
keuntungan untuk Sega. Teori Utilitarian juga akan memandang bahwa dengan
adanya kreasi tersebut akan menghasilkan pilihan dimasyarakat dan persaingan
diantara produsen sehingga dapat menghasilkan produk berkualitas dengan harga
yang terjangkau.
c. Teori Property dari Marx :
Adapaun Marx menyatakan bahwa kapitalis hanya memberikan dua sumber
penghasilan: menjual hasil kerja dan kepemilikan atas sarana-sarana produksi
(bangunan, mesin, bahan baku). Karena pekerja tidak mampu menghasilkan apapun
tanpa akses pada sasaran produksi, maka merek terpaksa menjual tenaga mereka pada
pemilik sarana produksi dan memperoleh upah. Yang akhirnya para pemilik sarana
bisa mengeksploitasi pekerja dengan mengambil surplus yang mereka hasilkan
dengan menggunakan kepemilikannya atas sarana produksi. Sehingga menurut Marx,
kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi adalah sumber kerugian control pekerja
atas pekerjaan, produk, hubungan, dan dirinya. Properti produktif menurut Marx harus
melayani kebutuhan semua orang dan tidak boleh dimiliki secara pribadi, tetapi
dimiliki oleh setiap orang.
Terkait dengan kasus Accolade vs Sega, Kode Rahasia yang ada dalam
perangkat lunak yang berhasil diterjemahkan oleh Accolade, menurut Marx harus
dapat melayani kebutuhan semua orang dan tidak boleh dimiliki secara pribadi tetapi
milik masyarakat umum.
d. Pandangan yang paling sesuai dengan kasus Accolade Vs Sega
Dari beberapa teori diatas, menurut kelompok kami, teori yang paling cocok
untuk kasus ini adalah teori properti milik Locke. Maka jika dilihat dari teori ini,
dalam kasus ini Accolade telah melanggar hak property Sega. Sebagaimana yang
dikatakan Locke bahwa setiap manusia memiliki hak atas propertinya. Locke
mendefinisikan properti sebagai hasil kerja tubuh dan hasil kerja tangannya. Dimana
properti ini merupakan hak dari yang membuatnya dan tidak ada seorangpun yang
berhak atas apa yang telah dilakukannya. Sedangkan dalam kasus ini Accolade sebuah
perusahaan game menggunakan console Genesis yang merupakan properti pribadi
Sega untuk memainkan game-game produksi mereka, padahal Accolade tidak
memiliki izin untuk melakukan itu, dan Sega membuat console tersebut hanya untuk
memainkan game produksi Sega saja dan bukan untuk “milik umum”.
2. Apakah Anda setuju bahwa Accolade benar-benar telah “mencuri” property
Sega? Jelaskan jawaban Anda!
Kami setuju bahwa Accolade telah benar-benar mencuri properti Sega. Hal ini
karena dalam kasus tersebut, Acolaide telah menggunakan console Genesis milik
Sega dengan cara melakukan reverse engineering dan memperbanyak source code
milik Sega dimana hal ini dilakukan agar Accolade bisa memainkan game-game
dalam console milik Sega, dan mendapatkan penghasilan dari game tersebut tanpa
meminta izin terlebih dahulu pada Sega. Adapun argumen Accolade yang menyatakan
bahwa source code Sega merupakan interface publik, ini keliru karena Sega tidak
bermaksud membuat Genesis untuk publik yang mengharuskan dia menyetujui
standar interface, tapi Sega bermaksud menjadi pemasok tunggal untuk game-game di
konsol Genesis mereka.
3. Menurut penilaian Anda, apakah Accolade melangkah terlalu jauh
dalam berusaha menemukan Source Code program-program Sega?
Apakah suatu perusahaan berhak melakukan reverse engineering aas produk
apapun?

Sebenarnya perbuatan tersebut (menemukan source code) dan melakukan


reverse engineering merupakan hal yang wajar-wajar saja, jika Sega mengizinkan
perbuatan tersebut. Tapi dalam kasus ini sudah jelas bahwa Accolade tidak memiliki
izin untuk melakukan hal tersebut, apalagi kode-kode yang dibuat oleh Sega
merupakan kode rahasia, yang berarti Sega tidak ingin publik memiliki atau tahu
tentang kode-kode tersebut. Suatu perusahaan boleh-boleh saja melakukan reverse
engineering tapi tidak untuk semua produk. Perusahaan boleh melakukan hal tersebut
atas produk yang mana perusahaan telah memiliki izin untuk menggunakan produk
tersebut. Misalnya saja, ketika program komputer yang digunakan di perusahaan
tersebut error, dia bisa melakukan reverse engineering untuk mengetahui letak
kesalahannya dimana, dan apabila mereka mampu mereka akan berusaha untuk
memperbaikinya sebelum mereka mengadukan hal tersebut kepada si pemilik
program.

Anda mungkin juga menyukai