Anda di halaman 1dari 16

METODOLOGI DAN PENELITITAN

NAMA : MUHAMMAD RIOVANZA

NIM : D1022191002
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat
dan rahmatnya lah sehingga dapat tersusun laporan kegiatan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) di PT.KIRANA PRIMA dapat saya selesaikan. Maksud
dan tujuan penyusunanlaporan ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan uji kompetisi Tahun Pelajaran 2018/2019. Adapun dalam menyajikan
laporan ini,berdasarkan hasil selama melaksanakan kegiatan PRAKERIN,serta
data-data dan keterangan dari pembimbing di PT.KIRANA PRIMA kami
menyadari meskipun laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan,tapi semua
ini tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu kami
mengucapkan banyak Terima Kasih kepada:

1. Ibu Maria Victoria, M.Pd selaku Kepala SMKN 1 Sintang.


2. Bapak Agus Nadi, S. ST selaku Ketua PRAKERIN Tahun Ajaran
2018/2019.
3. Bapak Waloyo, ST selaku Ketua Kompetisi Keahlian.
4. Bapak Budi Fajar Rianto, S.ST selaku Guru Pembimbing.
5. Bapak Ir. Andy Budy Hartawan selaku direktur operasional PT.KIRANA
PRIMA yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melaksankan PRAKERIN dan memberikan fasilitasnya.
6. Orang Tua yang telah memberikan motivasi dan dukungan.
7. Teman-teman sesama peserta PRAKERIN disatu lokasi Praktik.

Pontianak, 5 Juni 2020

Penulis

MUHAMMAD RIOVANZA

NIM : D1022191002

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pelaksanaan Prakerin ............................................... 1

B. Tujuan Pelaksanaan Prakerin .......................................................... 1

C. Gambaran Umum DU/DI ................................................................ 2

1. Kegiatan Usaha ..................................................................... 3

2. Inventariasi Sarana dan Prasarana DU/DI ............................. 3

3. Kedisiplinan DU/DI .............................................................. 3

BAB II PROSES PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...................................................... 5


B. Alat dan Perlengkapan ..................................................................... 5
C. Proses Pengerjaan ............................................................................ 6
1. Definisi No Fuse Breaker ................................................... 6
2. Cara dan Prinsip Kerja No Fuse Breaker ........................... 6 
3. Fungsi dan Cara Memasang No Fuse Breaker ................... 7
D. Implementasi Keselamatan Kerja .................................................... 9
E. Hasil yang Dicapai .......................................................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................ 10

LAMPIRAN

JURNAL PRAKERIN ........................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sistem ganda (PSG) adalah salah satu bentuk


penyelenggaraan pendidikan atau pelatihan keahlian kejuruan yang
memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan disekolah
dan program penguaasaan keahlian yang diperoleh melalui kerja langsung
di dunia usah atau dunia industri, terarah untuk mencapai suatu tingkat
keahlian profesional tertentu.

Dalam pengertian tersebut, tersirat ada dua pihak yaitu dalam dunia
usaha atau dunia industri dalam lembaga pendidikan (SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN) kedua pihak secara bersungguh-sungguh
terlibat dan bertanggung jawab mulai dari tahap pelaksanaan program,
terhadap penyelennggaraan, sampai tahap penilaian dan penentuaan
kelulusan peserta didik serta upaya pemasaran teman-temannya yang
berkualitas tinggi dibidang usaha dan industri.

Pelaksanaan PSG didasarkan pada ketentuan yang tersusun dalam


UU.NO/U/1993 tentang kurikulum SMK sebagai berikut :
“Penyelenggaraan pendidikan dilaksankan dalam dua jenis, yaitu
pendidikan disekolah atau diluar sekolah”.

B.Tujuan Pelaksanaan Prakerin

Adapun tujuan pelaksanaannya dan pelatihan PRAKERIN dengan


program praktek kerja industri adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan tamatan-tamatan tenaga kerja yang memiliki tingkat


keahlian yang prfesional,yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat
pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntunan
lapangan kerja
2. Meningkatkan memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan antara lembaga
pendidikan dan pelatihandengan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI).
3. Meningkatkan efisien proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
kualitas dan profesional.

1
4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian proses pendidikan.
5. Siswa mempunyai kemampuan berkomunikasi dan memiliki wawasan
dunia kerja kewirausahawan.
6. Meningkatkan kedisiplinan pada diri siswa yang dapat pada saat berada di
Dunia Usaha.
7. Terciptanya kerja sama SMK dan industri pasangan terutama bertujuan
untuk meningkatkan kesesuaian antara program SMK dengan kebutuhan
dunia kerja dengan akses saling menguntungkan.
8. Mampu menyiapkan tamatan yang berkualitas agar dapat memasuki
lapngan pekerjaan dengan mengembangkan sikap profesional.
9. Memberikan pengalaman kerja langsung dilapangan, serta mengetahui
keadaan yang sesungguhnya didunia usaha.
10. Memberi nama baik bagi sekolah dengan kualitas kerja yang baik dan
bermutu.

C. GAMBARA UMUM PERUSAHAAN

PT.KIRANA PRIMA adalah salah satu perusahaan yang telah berdiri


sejak 2007 yang didirakan atas dasar memperbanyak wilayah perusahaan yang
pusatnya di JAKARTA PUSAT. Perusahaan yang beralamat didesa Padu,
PT.KIRANA PRIMA adalah perusahaan yang bekerja dibidang pengolahan
karet.

 VISI :
1. Memberikan solusi kebutuhan karet alam yang terbesar dan paling
diminatin (pelanggan dan pemasok) didunia.
2. Menjadi perusahaan berkelas dunia yang bertumbuh dan berkembang
unggul dan mampu bersaing didunia secara global.

 MISI :
1. Memberikan solusi untuk seluruh kebutuhan yang berkaitan dengan
karet alam secara berkelanjutan, dan berawawasan lingkungan serta
mewujudkan kesejahteraan bersama dan bangsa.
2. Memjalankan bisnis kulat dan karet yang berorientasi kepuasaan
pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
3. Menjadi tenaga kelistrikan sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kegiatan perusahaan.

2
1. KEGIATAN USAHA

PT.KIRANA PRIMA adalah perusahaan yang menghasilkan karet siap


olah yang hasilnya akan dijual keluar negeri untuk diolah menjadi ban
kendaraan dan lain sebagainya yang berkualitas bagus. Perusahaan memiliki
tahapan seperti timbangan dan karet yang bersih.

2. INVENTARIASI SARANA DAN PRASARANA DU/DI

NO NAMA ALAT FUNGSI


1 FORKLIFT UNTUK MENGANGKUT BOKAR
KEGUDANG BOKAR.
2 LOUDER UNTUK MENDORONG KULAT KARET KE
LOADING DUMP DAN MEMBUANG TATAL
SISA PRODUKSI.
3 TRUCK TERONTON UNTUK MENGANGKUT VALET KE
GUDANG GBJ.
4 GENSET MERUPAKAN JANTUNG PABRIK KARET,
MENJADI SUMBER TENAGA UNTUK
MENGOLAH KARET.
5 BOILER UNTUK PROSES PRODUKSI.
6 TRUCK UNTUK MENGANGKUT CANGKANG KE
FURNACE.
7 MOTOR LISTRIK UNTUK MENGGERAKKAN SCREW
COVEYER, SHREEDER DAN MESIN DI
AREA MILLING

3. KEDISIPLINAN KERJA DU/DI

Perusahaan merupakan 9 jam kerja yang dimulai pada pukul 07.00 WIB
dan berakhir pada pukul 16.00 WIB dengan waktu istirahat selama 1 jam [ada
pukul 12.00-13.00 WIB. Perusahaan juga menerapkan aturan-aturan yang
menyangkut keselamatan dan keamanan kerja seperti :

 Datang tepat waktu.


 Selalu menggunakan peralatan sesuai dengan standard keamanan dan
keamanan kerja.

3
PT.KIRANA PRIMA sangat mengutamakan kedisiplinan dalam bekerja,
termasuk absensi atau kehadiran karyawan, jika seseorang tidak hadir selama
2 hari tanpa keterangan, maka dia akan mendapatkan surat peringatan dari
pihak personalia dan akan dipanggil oleh manager produksi untuk dilakukan
pembinaan kepada karyawan yang bersangkutan. Karyawan hanya
diperbolehkan izin selama 3 hari, jika melewati batas waktu yang ditentukan
maka dianggap tidak hadir atau tanpa keterangan.

Gambar Rangkaian NFB

4
BAB II

PROSES PELAKSANAAN

A. WAKTU DAN TEMPAT

Melaksanakan prakter kerja industri ( PRAKERIN) di PT.KIRANA


PRIMA selama kurang lebih 3 bulan adapun waktu pelaksanaan PRAKERIN
adalah mulai dari tanggal 17 JULI 2018 sampai dengan tanggal 26
OKTOBER 2018, dan waktu kerja PRAKERIN dilaksanakan dari pukul
07.00-16.00 WIB ( sampai selesai dengan waktu istirahat dari pukul 12.00-
13.00 WIB).

B. Alat-alat dan Perlengkapan

Demi kelancaran dalam melakukan perbaikan atau perawatan motor dalam


pabrik, dibutuhkan alat dan perlengkapan seperti :

1. Tang kombinasi
2. Tang potong
3. Tang jepit
4. Tang ampere
5. Kunci ring
6. Kunci pas
7. Kunci ringpas
8. Kunci rantai
9. Spana
10. Kabel
11. Obeng +
12. Obeng –
13. Isolasi
14. Tangga
15. Palu
16. Tespen
17. Bor
18. Cuter
19. Gunting
20. Multimeter
21. Kabel tie
22. Gerinda tangan
23. Pompa oli
5
C. PROSES KERJA

1. Definisi No Fuse Breaker

No Fuse Breaker dalam bahasa indonesia bisa diartikan sebagai


pemutus tanpa sekering, berfungsi untuk menghubungkan dan memutus
tegangan/arus utama dengan sirkuit atau beban, selain itu juga berfungsi
untuk memutuskan/melindungi beban dari arus yang berlebihan ataupun
jika terjadi hubung singkat.

 
No Fuse Breaker adalah breaker/pemutus dengan sensor arus,
apabila ada arus yang melewati peralatan tersebut melebihi kapasitas
breaker, maka sistem magnetik dan bimetalic pada peralatan tersebut akan
bekerja dan memerintahkan breaker melepas beban.

 
No Fuse Breaker merupakan alat pengaman hubungan singkat
untuk motor listrik yang paling banyak digunakan di industri.

Selain itu NFB sangat baik di gunakan pada pengguna listrik


rumah tingkat atas dan industry. Ini di karenakan Penggunaan NFB yang
sangat menjamin keamanan listrik anda. Namun sebaliknya penggunaan
NFB jangan pernah anda gunakan untuk pengguna rumah menengah ke
bawah (SEDERHANA), karena alat ini tidak akan berfungsi pada instalasi
rumah anda.

2. Cara danPrinsip Kerja No Fuse Breaker

Bila arus yang mengalir pada NFB ini melebihi dari In (arus 
nominal) pada NFB, maka NFB ini akan memutuskan arus ke beban.

Prinsip kerja dari No Fuse Breaker adalah sebagai berikut, apabila


kumparan magnet masih dapat mengatasi gaya rentang pegas hingga palang
a dan palang b tetap berhubungan. 

6
Jika arus listrik yang mengalir pada kumparan magnet melampaui
batas penguatan maka palang akan tertarik ke bawah dan melepas dari
kaitan palang b, Selanjutnya palang b akan ditarik ke kiri oleh pegas
sebelah kiri, hingga kontak lepas dan rangkaian terputus. Tarikan palang a
ke bawah akan mendapat perlawanan tekanan udara yang ada di dalam
tabung (T) sehingga bekerja NFB ini mengalami sedikit perlambatan.

Seperti diketahui bahwa arus mula jalan / arus start motor itu dapat
mencapai 4-6 kali arus nominalnya. Apabila motor memiliki arus 5 ampere
maka pada saat motor itu mulai jalan, dia akan mengambil arus 20-30
ampere Fungsi tabung udara yang terdapat pada NFB tersebut adalah untuk
menjaga agar NFB tidak putus/lepas sebagai akibat dari adanya arus start
waktu motor mulai di jalankan.

Pemilihan sebuah NFB tentu harus disesuaikan dengan arus


nominal motornya. Besarnya arus NFB dapat ditentukan dengan rumus
pendekatan yang besarnya sama dengan 1,25 kali arus nominal ampere
adalah 1,25 x 5A = 6,26 A atau disesuikan dengan arus nominal NFB yang
terdapat dipasaran.

Pemutusan hubungan singkat NFB maupun dengan sekring ditinjau


dari fungsinya sama, tetapi NFB mempunyai kebaikan dalam sistem
koordinasinya apabila dibandingkan dengan sekring. Setiap kali trip(lepas)
cukup meRISET kembali tombolnya

3. Fungsi dan Cara Memasang No Fuse Breaker

Fungsi dari NFB dapat dilihat dari definisi di atas tentang makna
yaitu, sebagai sarana untuk memutuskan (istirahat) arus listrik ketika
beban ditangani oleh alat ini menjadi overload atau hubungan pendek, atau
arus yang melalui itu melebihi batas yang telah ditetapkan pada NFB.

7
Sebelum kita menempatkan NFB kita harus menghitung total aliran
arus listrik pada alat ini. untuk menghitung jumlah arus kita dapat melihat
plat nama beban (motor pompa) dan menjumlahkan jumlah. maka kita
menentukan diameter luas penampang kabel konduktor sesuai. maka kita
pilih jumlah NFB yang akan digunakan, instalasi peralatan seri berkumpul
di atas sirkuit dan sebelum motor (beban).

Pemutus arus yang ada sekering-terdiri dari setidaknya satu lengan


menghubungi bergerak, salah satu bagian ujung yang rotatably didukung
pada bingkai mekanisme dan ujung lain yang disediakan dengan titik
kontak engagable dengan kontak diam dalam mekanisme tersebut. Sebuah
bagian menengah lengan kontak bergerak adalah bedah terhubung ke salah
satu ujung sepasang bedah link terhubung dalam seri, ujung lain dari link
yang dioperasi, terhubung ke mengoperasikan menangani rotatably
dipasang pada bingkai mekanisme. Seorang anggota latching adalah
rotatably dipasang pada kerangka mekanisme, yang engageable dengan
salah satu ujung anggota releasable, ujung anggota releasable yang
dioperasi, terhubung ke sambungan lutut antara sepasang link, dimana
pergerakan sambungan lutut dibatasi oleh anggota releasable ketika
terkunci oleh anggota latching. Dengan demikian, lengan kontak bergerak
adalah digerakkan oleh mengoperasikan menangani ketika anggota
releasable minum ASI oleh anggota latching, dan lengan kontak bergerak
dapat tersandung saat pembatasan dalam gerakan dari sambungan lutut
dari link dilepaskan karena bercerai dari anggota releasable dengan
anggota latching yang mungkin disebabkan oleh rotasi daripadanya.

8
D. Implementasi Keselamatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu kondisi dalam


pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjanya, perusahaan
maupun bagi masyarakat tempat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat
kerja tersebut. Maka dalam melakukan pekerjaan siswa harus mematuhi
prinsip dalam K3. Disini akan dijelaskan pemeliharaan tempat kerja yang
umum dilakukan yaitu :

Merawat motor listrik, dalam perawatan motor-motor listrik


pastikan dalam keadaan tidak bekerja, ini bertujuan untuk agar pada saat
melakukan perawatan kita tidak terkena pada bagian motor yang berputar,
serta harus menggunakan sarung tangan dan masker yang bertujuan untuk
menghindari dari vaiber dan minyak yang terdapat pada motor.

E. Hasil yang Dicapai


Hasil yang dicapai oleh penulis setelah mengatasi gangguan yang
terjadi sebagai berikut :
 Melepas kontaktor yang terbakar dengan baik dan benar serta dapat
menjaga kedudukan kontaktor dengan baik, dan tidak mengalami
cacat.
 Penggantian kontaktor yang terbakar dengan masih baik, akan
membuat system pengontrolan dapat terkontrol dengan baik.
 Dengan adannya perawatan pada motor, maka motor akan bekerja
lebih lama dan baik, sehingga tercipta kelancaran dalam proses
produksi.
 Merakit rangkaian ON/OFF untuk motor vacum pump.
 Merakit dan memasang lampu penerangan (Lampu TL).
 Menggantil Tombol Reset pada lift.
 Merakit rangkaian untuk mesin penurunan

Selain mengatasi gangguan yang terjadi pada saat prakerin, penulis


juga memperoleh ilmu-ilmu yang baru yang tidak diajarkan pada saat
sekolah, baik itu ilmu teori, maupun ilmu praktek yang dikembangkan
secara berkelanjutan.

9
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi
yang tepat guna sangat diperlukan dapat meningkatkan efisiensi waktu
dan biaya. Sebagian besar alat industri dan rumah tangga menggunaka
tenaga listrik, sebagai energi penggerak utamanya sebuah motor AC
induksi satu fasa bergantung pada komponen listrik tambahan untuk
menghasilkan, ini berputar medan magnetik, dua set elektromagnetik
dibentuk dalam setiap motor, antara stator dan rotor, terdapat celah
udara melalui ini karena induksi energi tersebut dipindahkan dari stator
ke rotor.

B. Saran

Setelah melaksanakan praktek kerja lapangan penulis juga ingin


mengemukakan beberapa saran :

 Sebaiknya pengecekan pengaman motor dilakukan sebulan


sekali agar kita bisa tau apakah pengaman sudah harus diganti
atau belum.
 Untuk meningkatkan praktek kerja lapangan hendaknya pihak
sekolah dan instansi terkait perlu adanya program yang terlebih
rencana agar para siswa lebih mudah beradaptasi dengan
lingkungan kerja.
 Siswa dilapangan harus dapat lebih terampil penuh percaya diri
sesuai dengan ilmu pengetahuan kita.

10
L

11
Mengganti No Fuse Breaker
Gambar No Fuse Breaker

Anda mungkin juga menyukai