Anda di halaman 1dari 57

TUGAS AKHIR

PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERHADAP PEGAWAI BANK BTN

Oleh :

M FARIS ABDILLAH

142102111

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : M FARIS ABDILLAH


NIM : 142102111
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN
TERHADAP PEGAWAI BANK BTN

Tanggal........Juli 2017 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Abdillah Arif Nasution, SE., M.Si. Ak)


NIP : 198304062008121004

Tanggal........Juli 2017 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

(Mutia Ismail, SE., MM., Ak.CA)


NIP :196805011995022001

Tanggal........Juli 2017 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(Prof. Dr. Ramli, SE., MS)


NIP :195806021988031001

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : M FARIS ABDILLAH

NIM : 142102111

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN


TERHADAP
PEGAWAI BANK BTN

Medan, Juli 2017

(M FARIS ABDILLAH)
NIM: 142102111

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kesehatan karena atas Rahmat dan Hidayah-Nyalah sehingga

penulis dapat meyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Perhitungan Pajak

Penghasilan Terhadap Pegawai Bank BTN” yang diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat yang telah ditentukan dalam rangka menyelesaikan Pendidikan

DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir ini penulis menyadari bahwa

penyajianya masih jauh dari sempurna. Namun demikian penulis telah berusaha

dengan sungguh sungguh agar tugas akhir ini dapat disajikan dengan baik. Oleh

karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik

dan saran yang dapat menjadi masukan yang berarti bagi tugas tugas selanjutnya.

Dari awal sampai selesai penulisan tugas akhir ini telah banyak menerima

bimbingan moril maupun material dari berbagai pihak, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Ibu Mutia Ismail, SE., MM., Ak, CA selaku Ketua Program Diploma III

Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatra Utara.

2. Bapak Abdillah Arif Nasution, SE., M.Si. Ak, selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi.

3. Dosen Pembimbing saya yaitu Bapak Abdillah Arif Nasution, SE., M.Si.

Ak, yang telah memberikan Bimbingan kepada saya dan masukan-

masukan yang berguna dalam penyusunan tugas akhir ini.

i
Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

5. Terimakasih kepada Ayah dan Ibuku tersayang Suarman, Amd dan Vivin

Tri Handayani atas kasih sayang, doa, nasehat, dorongan dan

perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Perguruan

Tinggi Universitas Sumatera Utara.

6. Terimakasih kepada Kakak saya Vina Arman Dhita, Amd sekaligus

Subjek dalam penelitian Tugas Akhir penulis atas dukungan dan

bantuannya.

7. Terimakasih kepada sahabat-sahabatku (Agin, Nana, Fira, Danu, Salomo,

Roy, Rizky, Dean, Jakob, Theo, Citra, Sandra, Ryan, Sayed, Ardi) yang

memberikan dukungan dan bantuan semangat.

8. Terimakasih kepada teman-teman satu angkatan Akuntansi stambuk 2014

yang telah bekerja sama selama ini.

9. Terimakasih atas dukungan teman-teman dilingkungan kerja Skywave

Production dan Tim GYG.

ii
Universitas Sumatera Utara
Atas segala bantuan dan bimbingan serta kerjasama yang baik yang telah

diberikan selama mengerjakan tugas akhir, maka penulis ucapkan terimakasih dan

hanya dapat memanjatkan doa semoga kebaikan tersebut dibalas dengan pahala

yang berlipat ganda dan merupakan suatu amal kebaikan disisi Allah SWT.

Akhir kata penulis berharap agar upaya ini dapat mencapai maksud yang

diinginkan dan dapat menjadi tulisan yang berguna bagi semua pihak.

Medan, 2017

Penulis

M Faris Abdillah

Nim. 142102111

iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

HAL

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI........................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 2
E. Teknik Pengumpulan Dan Pengelolaan Data ................................. 3
F. Jadwal Kegiatan dan Penulisan Laporan ........................................ 4

BAB II PROFIL BANK BTN ....................................................................... 6


A. Sejarah Singkat Bank BTN ............................................................ 6
B. Kegiatan Usaha .............................................................................. 8
C. Struktur Organisasi ......................................................................... 9
D. Deskripsi Pekerjaan ........................................................................ 10
E. Kinerja Usaha Terkini .................................................................... 13

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... 15


A. Pengertian Pajak ............................................................................. 15
B. Pajak Penghasilan ........................................................................... 21
C. Pajak Penghasil Pasal 21 ................................................................ 26
D. Hasil Evaluasi ................................................................................ 40

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 43


A. Kesimpulan .................................................................................... 43
B. Saran ............................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 44


LAMPIRAN

iv
Universitas Sumatera Utara
Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu jenis pajak adalah PPh 21. PPh pasal 21 merupakan pajak terutang

atas penghasilan yang menjadi kewajiban bagi wajib pajak orang pribadi yang

bekerja pada satu pemberi kerja (pegawai/ karyawan) untuk membayarnya.

Penghasilan yang dimaksud disini adalah penghasilan yang berupa penggantian

atau imbalan yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang di terima atau di

peroleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorium, komisi, bonus,

gratifikasi,gratifikasi,uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lain. Di sebut PPh

pasal 21 karena ketentuan perpajakan berkenaan dengan penghasilan karyawan

yang diatur dalam Undang-undang Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008 Pasal

21.

Pajak dapat menggerakkan peran yang sangat besar dalam menghasilkan

penerimaan dalam negeri yang sangat diperlukan guna mewujudkan kelangsungan

dan peningkatan pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sistem administrasi

pajak sangat besar bagi Badan Usaha untuk mengetahui gambaran yang

sebenarnya mengenai laporan keuangan perusahaan.

Peran sistem administrasi pajak sangat penting karena hasil dari analisis

digunakan oleh berbagai pihak baik intern maupun ekstern perusahaan dalam

pengambilan keputusan sehingga kondisi keuangan yang sebenarnya terjadi dapat

diketahui, khususnya dalam dalam hal ini Pajak Penghasilan Pasal 21.

1
Universitas Sumatera Utara
2

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Pegawai yang diterapkan oleh Bank

BTN sehingga penulis menetapkan sebagai tugas akhir yang berjudul

“Penghitungan Pajak Penghasilan Terhadap Pegawai Bank BTN."

B. Perumusan Masalah

Masalah utama yang akan dibahas oleh penulis dalam penulisan tugas akhir ini

adalah Apakah Penghitungan Pajak Penghasilan Terhadap Pegawai Bank BTN

telah sesuai dengan UU No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

penghitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 Terhadap Pegawai Bank BTN telah

sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang penghitungan pajak

penghasilan pasal 21 atas gaji Pegawai tetap.

2. Dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan

khususnya bagi Pegawai tetap yang melakukan penghitungan pajak

penghasilan pasal 21.

Universitas Sumatera Utara


3

E. Teknik Pengumpulan Dan Pengelolaan Data

1. Jenis Data

Data adalah informasi atau keterangan mengenai sesuatu hal yang dapat

berbentuk angka yang berhubungan dengan masalah. Data dapat dibagi

kedalam dua kelompok yaitu data primer dan data sekunder. Dalam

penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan jenis data primer. Data

primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian

tanpa pengolahan lebih lanjut.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan tugas akhir ini teknik yang digunakan penulis dalam

mengumpulkan data dan informasi adalah :

a. Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara

untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Disini penulis

memperoleh data atau keterangan dengan menemui pegawai Bank

BTN secara langsung untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

b. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke perusahaan

sehingga mendapatkan hasil yang dibutuhkan.

3. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data hasil penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

Menurut Sugiyono metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan.

Universitas Sumatera Utara


4

F. Jadwal Kegiatan dan Penulisan Laporan

1. Jadwal Kegiatan

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membuat jadwal kegiatan yang

digunakan untuk menyusun waktu yang diperlukan agar penyelesaian tugas

akhir ini dapat berjalan dengan teratur dan selesai dengan tepat waktu.

Jadwal survei, penulisan sampai dengan tugas akhir ini selesai mulai pada

tanggal 09 Mei 2017 dan berakhir pada tanggal 16 Juni 2017. Survei

dilakukan pada Kantor Cabang Bank BTN Medan Jl. Pemuda No.10A

Medan untuk memperoleh data dan informasi yang berkenaan PPh pasal 21.

Tabel 1.1

Jadwal Tugas Akhir

No Kegiatan Mei Juni

I II III IV I II III IV

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data

3 Penulisan

4 Penyelesaian

2. Penulisan Laporan

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling

berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas

akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan

sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun

sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


5

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai alasan

pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian, dan ditutup dengan jadwal

survei dan penulisan laporan.

BAB II : PROFIL BANK BTN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai sejarah

ringkas Bank BTN, jaringan kegiatan instansi, struktur

organisasi, job description, kinerja usaha terkini.

BAB III : PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis akan meguraikan mengenai pengertian

pajak, pengertian Pajak Penghasilan dan pengertian pajak

penghasilan (PPh) Pasal 21 serta hasil evaluasi.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, berisi kesimpulan yang diperoleh dari bab topik

penelitian setelah dibandingkan dengan hipotesis dan saran

berupa tindakan-tindakan perbaikan yang mungkin dapat

diterapkan pada Bank BTN agar permasalahan tidak sampai

terjadi atau setidaknya dapat dikurangi.

Universitas Sumatera Utara


Bab II

PROFIL BANK BTN

A. Sejarah Singkat Bank BTN

Cikal bakal BTN dimulai dengan didirikannya Postspaarbank di Batavia pada

tahun 1897. Pada tahun 1942, sejak masa pendudukan Jepang di Indonesia, bank

ini dibekukan dan digantikan dengan Tyokin Kyoku atau Chokinkyoku. Setelah

proklamasi kemerdekaan Indonesia bank ini diambil alih oleh pemerintah

Indonesia dan diubah menjadi Kantor Tabungan Pos. Nama dan bentuk

perusahaan selanjutnya berubah beberapa kali hingga akhirnya pada tahun 1963

diubah menjadi nama dan bentuk resmi yang berlaku saat ini.

Sejarah BTN:

No. Tahun Keterangan

1. 1897 BTN berdiri dengan nama "Postpaarbank" pada masa

pemerintah Belanda

2. 1942 Berubah nama menjadi Chokin Kyoku

3. 1950 Perubahan nama menjadi "Bank Tabungan Pos" oleh

Pemerintah RI

4. 1963 Berganti nama menjadi Bank Tabungan Negara

5. 1974 Ditunjuk pemerintah sebagai satu-satunya institusi yang

menyalurkan KPR bagi golongan masyarakat menengah

kebawah

6. 1989 Memulai operasi sebagai bank komersial dan menerbitkan

obligasi pertama

6
Universitas Sumatera Utara
7

7. 1994 Memperoleh izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa

8. 2002 Ditunjuk sebagai bank komersial yang fokus pada

pembiayaan rumah komersial

9. 2009 Sekuritisasi KPR melalui Kontrak Investasi Kolektif Efek

Beragun Aset (KIK EBA) pertama di Indonesia

10. 2009 Bank BTN melakukan Penawaran Umum Saham Perdana

(IPO) dan listing di Bursa Efek Indonesia

11. 2012 Bank BTN melakukan Right Issue

Visi Bank BTN

Menjadi Bank yang terdepan dalam pembiayaan perumahan.

Misi Bank BTN

- Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan

industri terkait pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.

- Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan

produk,jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.

- Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang

berkualitas,profesional dan memiliki integritas tinggi.

- Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prisip

kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan

Shereholder Value.

- Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

Universitas Sumatera Utara


8

B. Kegiatan Usaha

1. KPR dan Perbankan Konsumer

 Produk kredit konsumer terbagi menjadi empat yaitu KPR Bersubsidi,

KPR Non Subsidi, Kredit Perumahan lainnya dan Kredit Konsumer.

 Produk simpanan juga terbagi menjadi tiga yaitu Giro, Tabungan dan

Deposito.

NO JENIS LAYANAN PENJELASAN

1 Mortgage Menyediakan layanan pembiayaan berbasis rumah


atau hunian.
2 Consumer Loan i. Memberikan layanan pembiayaan konsumer
dan peronal loan.
ii. Pengembangan bisnis consumer loan dan
value chain perumahan.
3 Consumer Funding i. Memberikan layanan produk dana dan jasa
yang berorientasi pada nasabah individual.
ii. Pengembangan bisnis wealth management.

2. Perumahan dan Perbankan Komersial

 Produk kredit komersial terbagi menjadi tiga yaitu Kredit Konstruksi,

Kredit Mikro dan Usaha Kecil Menengah serta Kredit Korporasi lainnya.

 Produk simpanan didominasi oleh dua hal yaitu Giro dan Deposito.

NO JENIS LAYANAN PENJELASAN

1 Commercial loan Mengelola bisnis commercial loan termasuk


kredit konstruksi.
2 SME Memberikan layanan pembiayaan bagi segmen
mikro dan kecil.
3 Commercial & Memberikan layanan jasa dan produk dana yang
Institusional berorientasi kepada nasabah korporasi dan
Funding institusional.

Universitas Sumatera Utara


9

3. Perbankan Syariah

 Produk pembiayaan terbagi menjadi dua yaitu, Pembiayaan Konsumer

Syariah dan Pembiayaan Komersial Syariah.

 Produk pendanaan terbagi menjadi tiga yaitu Giro Syariah, Tabungan

Syariah dan Deposito Syariah.

NO JENIS LAYANAN PENJELASAN

1 Badan Usaha Menyediakan layanan produk dan jasa syariah


Syariah yang menciptakan sinergi bisnis Bank BTN.

4. Treasury & Asset Management

 Menyediakan layanan jasa dan produk treasury.

 Mengelola bisnis DPLK.

C. Struktur Organsasi

Setiap Bank BTN Indonesia masing-masing memiliki struktur organisasi

yang berbeda-beda. Demikian juga dengan PT. Bank BTN Cabang Medan

yang memiliki struktur Organisasi yang melibatkan seluruh sumber daya yang

memiliki struktur Organisasi yang melibatkan seluruh sumber daya yang

ada dan bertanggung jawab terhadap maju mundurnya Organisasi. Hal ini

dimaksudkan agar tujuan yang diharapkan Organisasi tercapai dengan

sebagaimana mestinya.

Universitas Sumatera Utara


10

BM (Branch
Manager)

DBM Commercia DBM Consumme DBM Suppore

Commercial Consumer General Banking


Funding Unit Funding Unit Administration
Housing Morrgage Loan
Commercian Consumer Administration
Loan Unit Lending Unit Transaction
Processing
Loan Consumer
Work Out

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Bank BTN Cabang Medan

Sumber. Bank Tabungan Negara (BTN)

D. Deskripsi Pekerjaan

a. Branch Manager

1. Branch Manager bertanggung jawab untuk menjamin berlangsungnya

operasional bank.

2. Menciptakan pengawasan internal yang efektif dan efisien.

3. Memantau serta mengelola resiko yang dihadapi bank.

4. Memelihara iklim yang mendukung terciptanya produktivitas.

5. Mengelola sumber daya manusia menjaga profesionalisme.

6. Menyampaikan laporan tentang kinerja Bank secara menyeluruh kepada

para Direksi.

Universitas Sumatera Utara


11

b. Deputy Branch Manager Commercial

1. Menyusun kebijakan dan strategi dalam pencapaian target dana dan Kredit

Komersial (Lembaga).

2. Meningkatan tata kualitas kelola perusahaan khususnya dalam pencapaian

target dana dan kredit komersial / lembaga.

3. Mengevaluasi dan memutus kredit komersial sesuai dengan wewenang

memutus.

Deputy Branch Manager Commercial membawahi :

Commercial Funding Unit (CFU)

Unit ini bertugas menghimpun dana pihak ketiga baik tabunan, giro

ataupun deposit yang bersifat Komersial / Lembaga.

Mortgage Commercial Lending Unit Head (MCLU)

Unit ini bertugas mencari dan merealisasi Kredit Komersial / Lembaga

yang berkualitas sehingga dapat memenuhi target kebutuhan kantor

cabang.

c. Deputy Branch Manager Consumer

1. Menyusun Kebijakan dan strategi dalam mencapai dana dan kredit

consumer (perorangan).

2. Meningkatakan kualitas tata kelola perusahaan khususnya dalam mencapai

target dana dan kredit consumer / Perorangan.

3. Mengevaluasi dan memutuskan kredit consumer sesuai dengan batas

wewenang memutus.

4. Mengevaluasi standar pelayanan Dana maupun kredit consumer.

Deputy Branch Manager membawahi :

Universitas Sumatera Utara


12

Commercial Funding Unit (CFU)

Unit ini bertugas menghimpun dana pihak ketiga baik tabungan, giro

ataupun deposit yang bersifat Komersial / Lembaga.

Mortgage Commercial Lending Unit Head (MCLU)

Unit ini bertugas mencari dan merealisasi Kredit Komersial / Lembaga

yang berkualitas sehingga dapat memenuhi target kebutuhan kantor

cabang.

Costumer Care

Bertugas me-maintance nasabag baru maupun nasabah lama, memberi

pelayanan terbaik bagi Nasabah dalam hal melayani, Pembukaan

Tabungan, Giro, dan Deposito Nasabah.

d. Deputy Branch Support

1. Menyusun kebijakan dan strategi dalam pengelolaan sumber SDM dan

Operasional Bank.

2. Mengevaluasi penempatan sumber SDM sehingga menghasilkan SDM

yang berkualitas dan produktif.

Deputy Branch Support membawahi :

General Admin

Bertugas untuk melakukan perekrutan karyawan apabila diperlukan,

memonitoring karyawan melalui kehadiran, kinerja, dan pembayaran

gaji karyawan.

Universitas Sumatera Utara


13

Transaction Proseccing

Bertugas melakukan transaksi-transaksi yang bersifat back office

seperti melakukan kliring, maintance ATM, penyediaan Bilyet, Giro

dan Cek

Loan Consumer Work Out

Bertugas melakukan penagihan untuk debitur-debitur bermasalah, dan

melakukan lelang apabila debitur sudah tidak tertagih lagi.

E. Kinerja Usaha Terkini

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (Increasing the Quality of Human

Recource)

Bank BTN menyadari bahwa kualitas sumber daya memiliki peran yang sangat

penting sebagai mitra penunjang keberhasilan kegiatan usaha Bank BTN. Oleh karena itu

pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia dilakukan secara terencana dan

berkesinambungan agar setiap karyawan dapat memberikan kontribusi yang optimal

terhadap kinerja Bank BTN. Sebagai langkah penting dalam pembinaan sumberdaya

manusia adalah dengan menetapkan budaya perusahaan, yaitu melakukan internalisasi

nilai-nilai perusahaan yang wajib dilakukan oleh setiap karyawan. Nilai perusahaan yang

harus dijadikan landasan kerja adalah : menjunjung tinggi integritas, bekerja secara

professional, serta memegang amanah tanggung jawab. Dengan trilogi nilai perusahaan

yakni integrity, professionalism & responsibility karyawan akan mampu memberikan

kontribusi yang baik untuk perusahaan. Sedangkan dalam rangka meningkatkan

profesionalisme kerja, maka telah dilaksanakan berbagai pelatihan perbankan secara

intensif sebagai berikut : guna mendukung pertumbuhan usaha terutama dalam

meningkatkan daya saing dalam pengembangan produk serta peningkatan layanan yang

aman, cepat, efektif, akurat dan real-time online, maka Bank BTN menerapkan 2 (dua)

Universitas Sumatera Utara


14

sistem core banking, yakni “Inhouse Aplication SAID inter-branch” (SAID IB) dan “Core

Banking System” (CBS) ini telah diterapkan sebagai pilot project. Dengan sistem

teknologi yang ada data ini, Bank BTN sudah dapat melayani transaksi dengan

menggunakan ATM melalui kerjasama jaringan ATM Bersama, sehingga nasabah dapat

menggunakan ATM dilebih dari 12.600 jaringan ATM bersama. Untuk mempermudah

nasabah melakukan transaksi pembayaran seperti tagihan listrik, tagihan air, tagihan kartu

kredit melalui ATM.

Universitas Sumatera Utara


Bab III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pajak

Pajak merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk

memperoleh atau mendapatkan dana dari masyarakat. Dana tersebut digunakan

untuk membiayai kepentingan umum. Pajak merupakan pungutan wajib atau

dipaksakan kepada rakyat.

Ada definisi pajak menurut undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang

pajak penghasilan adalah :

"Pajak adalah iuran dari rakyat kepada kas negara yang sifatnya dapat

dipaksakan (diatur dalam undang-undang) dan tanpa bisa dirasakan jasa timbal

baliknya secara langsung dan digunakan untuk membiayai segala pengeluaran

pemerintah."

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pajak :

1) Merupakan Iuran rakyat kepada negara yang dipungut oleh negara kepada

warga negara.

2) Dipungut berdasarkan Undang-undang.

3) Tanpa dapat dirasakan jasa timbal balik secara langsung.

4) Serta digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.

1. Fungsi Pajak

Fungsi pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam meningkatkan

kesejahteraan umum. Suatu negara berharap kesejahteraan ekonomi

15
Universitas Sumatera Utara
16

masyarakatnya selalu meningkat. Dengan pajak sebagai salah satu sumber

penerimaan negara diharapkan banyak melakukan ekspansi terutama dalam

pembangunan sesuai dengan tujuan negara.

Fungsi pajak dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Pajak mempunyai fungsi budgetair artinya pajak merupakan salah satu

sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin

maupun pembangunan.

b. Fungsi Reguler (Pengatur)

Pajak mempunyai fungsi mengatur artinya pajak sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan

ekonomi dan mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan.

Sebagai contoh penerapan pajak sebagai fungsi mengatur adalah pihak yang

tinggi dikenakan atas barang-barang mewah.

2. Syarat Pemungutan Pajak

a. Adil

Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata tanpa ada diskriminasi

diantara wajib pajak.

b. Diatur dalam undang-undang

Penetapan pajak harus transparan dan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku di negara tersebut.

Universitas Sumatera Utara


17

c. Efisien

Biaya pemungutan pajak yang timbul diusahakan sehemat mungkin, jangan

sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.

d. Sederhana

Pemungutan pajak tidak boleh menyulitkan wajib pajak dalam pembayaran

pajak.

e. Tepat waktu

Pajak harus dipungut saat yang tepat bagi wajib pajak, misalnya saat wajib

pajak menerima penghasilan atau hadiah.

3. Teori Pemungutan Pajak

a. Asuransi

Wajib pajak membayar premi atas jaminan perlindungan dan subsidi.

b. Kepentingan

Harta dan jiwa masyarakat dan negara harus dilindungi. Agar kepentingan

tersebut dapat terlaksana dengan baik, biaya yang dikeluarkan pemerintah

dibebankan kepada masyarakat.

c. Daya Pikul

Pajak yang dibayar adalah menurut daya pikul dengan ukuran besarnya

penghasilan dan pengeluaran seseorang atau badan.

d. Bakti

Wajib pajak menyadari bahwa membayar pajak merupakan suatu kewajiban

untuk membuktikan tanda baktinya terhadap negara agar negara dapat

berjalan dengan baik.

Universitas Sumatera Utara


18

e. Daya Beli

Kemampuan wajib pajak dalam bertransaksi dengan pihak lain. Pajak yang

berhubungan dengan transaksi ini dikenal dengan Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

4. Asas Pemungutan Pajak

a. Asas Domisili

Negara berhak memungut pajak setiap wajib pajak yang bertempat tinggal di

Indonesia.

b. Asas Sumber

Negara berhak memungut pajak setiap wajib pajak yang memperoleh

penghasilan di Indonesia.

c. Asas Kebangsaan

Negara berhak memungut pajak setiap wajib pajak yang berkebangsaan

warga negara Indonesia.

5. Cara Pemungutan Pajak

a. Stelsel Pemungutan Pajak

1) Stelsel Nyata

Cara yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengenakan pajak berdasarkan

penghasilan yang diterima secara nyata sehingga pemungutan baru bisa

dilakukan setelah akhir tahun pajak berakhir.

Universitas Sumatera Utara


19

2) Stelsel Anggapan

Cara yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengenakan pajak berdasarkan

anggapan yang diatur oleh undang-undang. Misalnya penghasilan tahun ini

dianggap sama dengan tahun sebelumnya sehingga penetapan pajak

penghasilan dilakukan di awal tahun.

3) Stelsel Campuran

Cara yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengenakan pajak berdasarkan

suatu anggapan (pada awal tahun) kemudian pada akhir tahun di sesuaikan

dengan keadaan yang sebenarnya.

b. Sistem Pemungutan Pajak

1) Official Assesment System

Adalah suatu system pemungutan yang memberi wewenang kepada

pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh

wajib pajak.

2) Self Assesment System

Adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

3) With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk

menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Universitas Sumatera Utara


20

6. Tarif Pajak

a. Tarif Proporsional

Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai

pajak sehingga besarnya paajak yang terutang proporsional terhadap

besarnya nilai yang dikenai pajak.

Contoh :

Untuk penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean akan diberikan

Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10%.

b. Tarif Tetap

Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang

dikenai pajak sehingga besarnya pajak terutang tetap.

Contoh :

Besarnya tarif Bea Materai untuk cek dan bilyet giro dengan nilai nominal

berapapun adalah Rp.1000

c. Tarif Progresif

Persentase yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak

semakin besar

Contoh:

Pasal 17 Undang-undang No.36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan.

d. Tarif Degresif

Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai

pajak semakin besar.

Universitas Sumatera Utara


21

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp 50.000.000 5%

Diatas Rp 50.000.000 s.d Rp 250.000.000 15%

Diatas Rp 250.000.000 s.d Rp 500.000.000 25%

Diatas Rp 500.000.000 30%

Tabel Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi

B. Pajak Penghasilan

1. Pengertian Pajak Penghasilan

(PPh) berdasarkan UU No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir

dengan UU No. 36 Tahun 2008 adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek

pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak

atau suatu pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat yang

berpenghasilan yang diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara

dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban

yang harus dilaksanakannya.

2. Subjek Pajak Penghasilan

Menurut pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No 36 Tahun 2008 tentang

Perubahan Keempat Atas Undang-Undang No 7 Tahun 1983 tentang Pajak

Penghasilan yang menyatakan bahwa yang menjadi subjek pajak adalah

sebagai berikut :

a. Orang Pribadi

b. Warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang

berhak

Universitas Sumatera Utara


22

c. Badan

d. Bentuk usaha tetap merupakan subjek pajak yang perlakuan pajaknya

dipersamakan dengan subjek pajak badan

Subjek pajak dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak

luar negeri.

 Subjek Pajak Dalam Negeri

1) Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang

berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam

jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam satu

tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat

tinggal di Indonesia.

2) Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali

unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria antara lain :

a. Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

b. Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja.

c. Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

d. Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau

Pemerintah Daerah.

e. Pembukuaannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara.

3) Warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan menggantikan yang

berhak.

Universitas Sumatera Utara


23

 Subjek Pajak Luar Negeri

1) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia tidak lebih dari

183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)

bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di

Indoensia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui

bentuk usaha tetap di Indonesia.

2) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi

yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga)

hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dan badan yang tidak

didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indoensia, yang dapat

menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari

menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap

di Indonesia.

 Yang Tidak Termasuk Subjek Pajak

Menurut pasal3 Undang-undang pajak penghasilan No. 36 tahun 2008 yang

tidak termasuk subjek pajak adalah :

1) Kantor perwakilan negara asing

2) Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat

lain dari begara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada

mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka

dengan syarat bukan warga negara indonesia dan di indonesia tidak

menerima dan memperoleh penghasilan diluar jabatan atau pekerjaannya

tersebut serta negara bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.

Universitas Sumatera Utara


24

3) Organisasi-organisasi internasional dengan syarat

- Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut.

- Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh

penghasilan dari indonesia selain memberi pinjaman kepada

pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota.

4) Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana di

maksud pada No. 3 di atas, dengan syarat bukan warga negara indonesia

dan tidak menjaankan usaha, kegiatan, atas pekerjaan lain untuk

memperoleh pengasilan dari indonesia.

3. Objek Pajak Penghasilan

Menurut pasal 4 ayat (1) UU PPh 36 Tahun 2008 yang menjadi objek pajak

adalah Penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang

diterima atau diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari

indonesia maupun dari luar indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau

menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dalam

bentuk apapun, termasuk :

a) Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang

diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorium, komisi,

bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalandalam bentuk lainnya,

kecuali yang di tentukan lain dalam Undang-undang ini.

b) Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan.

c) Laba usaha

d) Keuntungan karena penjualan atau karna pengalihan harta

Universitas Sumatera Utara


25

e) Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah di bebankan sebagai

biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.

f) Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang.

g) Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari

perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil

usaha koperasi.

h) Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.

i) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.

j) Peneriman atau perolehan sementara.

k) keuntungan karena pembebasan utang, kecuali karna jumlah tertentu yang

di tetapkan dengan peraturan pemerintah.

l) Keuntungan selisih kurs mata uang asing.

m)Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.

n) Premi angsuran.

o) Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang

terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atu pekerjaan bebas.

p) Tambahan kekayaan neto yang bersal dari penghasilan yang berasal dari

penghasilan yang belum dikenakan pajak.

q) Penghasilan dari usaha berbasis syariah.

r) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang yang

mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

s) Surplus Bank Indonsia.

Universitas Sumatera Utara


26

C. Pajak Penghasilan Pasal 21

1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan No.36 tahun 2008 pengertian

pajak penghasilan pasal 21 adalah “Pajak atas penghasilan sehubungan

dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk

apapun yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri

sebagaimana diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Pajak penghasilan (PPh) pasal 21 merupakan pajak penghasilan yang

dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan

pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa,

atau kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

2. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21

Terdapat 5 macam tarif yang berlaku serta penerapannya menurut ketentuan

dalam pasal 21 Undang-undang pajak penghasilan adalah sebagi berikut:

a. Wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut :

1) Tarif berdasarkan pasal 17 UU PPh, diterapkan atas penghasilan

kena pajak dari :

a) Penghasilan kena pajak dari pegawai tetap, penerima pensiun,

pensiunan dibayar bulanan, pegawai tidak tetap, calon pegawai,

distributor multilevel marketing (Direct Selling) dan kegiatan

sejenisnya.
PPh Pasal 21 = Penghasilan Kena Pajak x Tarif pasal 17 UU
PPh

Universitas Sumatera Utara


27

b) Tarif PPh 21 atas penghasilan bruto berupa :

 Honorium, uang saku, hadiah dengan nama atau bentuk apapun,

komisi dan pembayaran-pembayaran lain dengan nama dan

dalam bentuk apapun sebagai imbalan atas jasa atau kegiatan

yang jumlahnya dihitung tidak atas dasar banyaknya hari yang

diperlukan untuk menyelesaikan jasa (kegiatan yang di berikan).

 Honorium yang diterima atau di peroleh Anggiota Dewan

Komisaris dan Anggota Dewan Pengawai, yang tidak merangkap

sebagai perusahaan yang tetap pada perusahaan yang sam

 Jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus, yang diterima atau

diperoleh mantan pegawai

 Penarikan dana untuk peserta program pensiun pada dana

pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri

Keuangan.

PPh Pasal 21 = Penghasilan Bruto x Tarif pasal 17 UU PPh

2) Tarif sebesar 15% diterapkan atas perkiraan penghasilan yang

dibayar atau terutang kepada tenaga ahli yang melakukan pekerjaan

bebas (pengacara, akuntan, arsitektur,dokter, konsultan, notaris,

penilai, aktuaris). Besarnya perkiraan penghasilan adalah 50% dari

penghasilan bruto berupa honorium atau imbalan lain dengan nama

dan dalam bentuk apapun.

PPh Pasal 21 = (Penghasilan Bruto x 15%) x 15%

Universitas Sumatera Utara


28

3) Tarif sebesar 15% diterapkan atas upah harian, upah mingguan, upah

satuan, upah borongan, dan uang saku harian yang jumlahnya

melebihi Rp 150.000,- sehari.

PPh Pasal 21 sehari = (Penghasilan Bruto Sehari - Rp


150.000) x 15%

4) Tarif sebesar 15% dan bersifat final ( tidak dapat dikreditkan atau

ditambahkan dengan pajak yang lainya. Tarif 15% final diterapkan

atas penghasilan berupa honorium dan imbalan lain dengan nama

apapun yang diterima oleh pejabat Negara, PNS (TNI/POLRI) yang

sumber dananya berasal dari keuangan Negara atau keunagn daerah,

kecuali dibayarkan oleh PNS golongan II/D kebawah dan anggota

TNI/ POLRI berpangkat oembantu Letnan I kebawah atau Ajun

Inspektur tingkat I kebawah.

5) Tarif progresif final adalah tarif yang diterpakan pada orang yang

menerima uang pensiun,jaminan hari tua secara sekaligus.

3. Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Undang-undang No. 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan yang

termasuk kedalam Subjek PPh Pasal 21 yaitu sebagai berikut :

a) Pegawai, yaitu setiap orang pribadi, yang melakukan pekerjaannya

berdasarkan suatu perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun

tiadak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri

atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik

Universitas Sumatera Utara


29

Daerah (BUMD). Pegawai dapat di bedakan menjadi dua yaitu opegawai

tetap dan pegawai lepas. Pegawai tetap adalah orang pribadi yang

bekerja pada pemberi kerja yang menerima atau memperoleh gaji dalam

waktu tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan

anggota dewan pengawas yang secara teratur terus menerus ikut

mengelola kegiatan perusahaan secara lansung, sedangkan pegawai lepas

adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang hanya

menerima imbalan apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja.

b) Penerima pensiun, yaitu orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima

atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan di masa lalu,

termasuk oarang pribadi atau ahli warisnya yang menerima pensiun,

tabungan hari tua atau tunjangan hari tua.

c) Penerimaan honorium, yaitu orang pribadi yang menerima atau

memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan, atau kegiatan

yang dilakukaknya.

d) Penerima upah, yaitu orang pribadi yang menerima upah harian, upah

mingguan, upah borogan, atau upah satuan.

e) Orang pribadi lainya yang menerima atau memperoleh penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan, dari pemotong pajak

4. Tidak Termasuk Subjek Pajak Pasal 21

Menurut Pasal 3 ayat (1) Undang-undang NO.36 tentang Pajak Penghasilan

yang tidak termasuk pengertian penerima penghasilan yang di potong Pajak

Penghasilan Pasal 21 yaitu sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


30

a) Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara

asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja

pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat hukan Warga

Negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima tau memperoleh

penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara

yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.

b) Pejabat Perwakilan Organisasi Internasional dan Pejabat Perwakilan

Organisasi Internasional yang tidak termasuk sebagai subjek pajak

penghasilan yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan

Menteri Keuangan No.601/KMK.03/2005 denagn syarat bukan warga

negara indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau

kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.

5. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan,

Penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah sebagai

berikut :

a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai atau penerima

pensiun secara teratur berupa gaji, uang pensiun bulanan, upah,

honorarium (termasuk honorarium anggota dewan komisaris atau dewan

pengawas), premi bulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu,

uang ganti rugi, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan kemahalan,

tunjangan jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transport, tunjangan

pajak, tunjangan iuran pensiun, tunjangan pendidikan anak, tunjangan

Universitas Sumatera Utara


31

beasiswa, premi asuransi yang dibayar pemberi kerja, dan penghasilan

teratur lainnya dengan nama apa pun.

b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai, penerima pensiun,

atau mantan pegawai secara tidak teratur berupa jasa produksi, tantiem,

gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan tahun baru,

bonus, premi tahunan, dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya

tidak tetap.

c. Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dari upah borongan yang

diterima atau diperoleh pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, serta

uang saku harian atau mingguan yang diterima peserta pendidikan,

pelatihan, atau pemagangan yang merupakan calon pegawai.

d. Uang tebusan pensiun, uang tabungan hari tua atau jaminan hari tua,

uang pesangon dan pembayaran lain sejenis sehubungan dengan

pemutusan hubungan kerja.

e. Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan

dalam bentuk apa pun, komisi, beasiswa, dan pembayaran lain sebagai

imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang

dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, terdiri atas :

1) Tenaga ahli yaitu terdiri atas pengacara, akuntan, arsitek, dokter,

konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;

2) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,

bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,

peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan

seniman lainnya;

Universitas Sumatera Utara


32

3) Olahraga;

4) Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, moderator;

5) Pengarang, peneliti, dan penerjemah;

6) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan

sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi,

dan sosial;

7) Agen iklan;

8) Pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada suatu

penelitian dan peserta sidang atau rapat;

9) Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan;

10) Peserta perlombaan;

11) Petugas penjaja barang dagangan;

12) Petugas dinas luar asuransi;

13) Peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan bukan pegawai atau

bukan sebagai calon pegawai;

14) Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan

kegiatan sejenis lainnya.

f. Gaji, gaji kehormatan, tunjangan-tunjangan yang terkait dengan gaji dan

honorarium atau imbalan lain yang bersifat tidak tetap yang diterima

oleh Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil serta uang pensiun dan

tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya terkait dengan uang pensiun yang

diterima pensiunan termasuk janda atau duda dan atau anak-anaknya.

g. Penghasilan yang dipotong Pasal 21 di atas pada butir a sampai dengan f

termasuk pula penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya

Universitas Sumatera Utara


33

dengan nama apa pun yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak selain

Pemerintah, atau Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang

bersifat final dan yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma

perhitungan khusus.

h. Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 26 adalah imbalan sebagaimana

dimaksud pada butir a sampai dengan g dengan nama dan dalam bentuk

apa pun yang diterima atau diperoleh orang pribadi dengan status Wajib

Pajak luar negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan.

i. Dalam hal pemberi jasa pada butir e nomor ‘6” dalam memberikan jasa

yang bersangkutan mempekerjakan orang lain sebagai pegawainya,

maka penghasilan yang diterima atau diperoleh pemberi jasa tersebut

tidak dipoting PPh Pasal 21, melainkan dipotong Pajak Penghasilan

sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Undang-Undang Tahun 2000 tentang

Pajak Penghasilan.

6. Bukan Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Yang termasuk dalam bukan objek pajak penghasilan Penghasilan Pasal 21

dalam UU No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan yaitu sebagai

berikut :

a. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi

kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa.

b. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan dalam bentuk apa pun

yang diberikan oleh wajib pajak atau Pemerintah, kecuali yang diatur

dalam penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 pada butir g di atas.

Universitas Sumatera Utara


34

c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya

telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan iuran Jaminan Hari Tua

kepada badan penyelenggara jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja.

d. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau

lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah.

7. Pengurangan yang diperbolehkan dalam menghitung Pajak Penghasilan

Pasal 21

a. Pengurangan yang diperbolehkan untuk menghitung Penghasilan Netto.

Besarnya penghasilan netto pegawai tetap ditentukan berdasarkan

Penghasilan Bruto dikurangi dengan :

1) Biaya Jabatan

Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan

bruto untuk perhitungan pemotongan pajak penghasilan bagi

pegawai tetap sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (3)

Undang-Undang No. 17 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36

Tahun 2008 ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan

bruto. Setinggi-tingginya Rp. 6.000.000,00 setahun atau Rp.

500.000,00 sebulan (PMK 250/2008).

2) Biaya Pensiun

Penghasilan pegawai tetap atau pensiunan yang dipotong pajak untuk

setiap bulan adalah jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi

dengan biaya jabatan atau biaya pensiun yang besarnya ditetapkan

Universitas Sumatera Utara


35

dengan Peraturan Menteri Keuangan, iuran pensiun, dan Penghasilan

Tidak Kena Pajak.Besarnya biaya pensiunan yang dapat dikurangkan

dari penghasilan-penghasilan bruto untuk biaya perhitungan

pemotongan pajak penghasilan sebagaimana dimaksudkan dalam

Pasal 21 Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 ditetapkan sebesar 5%

(lima persen) dari penghasilan bruto. Setinggi-tingginya Rp.

2.400.000,00 setahun atau Rp. 200.000,00 sebulan (PMK 250/2008).

b. Pengurangan yang diperbolehkan untuk menghitung Penghasilan Kena

Pajak (PKP)

Besarnya Penghasilan Kena Pajak yaitu Penghasilan Netto setahun

dikurangi dengan Penghasilan Kena Pajak (PTKP).

NO KETERANGAN SETAHUN

1 Diri Wajib Pajak Pajak Orang Pribadi Rp 54.000.000

2 Tambahan Untuk Wajib Pajak Yang Rp 4.500.000

Kawin

3 Tambahan Untuk Seorang Istri Yang

Penghasilannya Digabung dengan Rp 54.000.000

Penghasilan Suami

4 Tambahan Untuk Setiap Anggota Rp 4.500.000

Keluarga

Universitas Sumatera Utara


36

8. Cara Menghitung PPh Pasal 21

a. Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap

Untuk menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan hal yang harus

dilakukan :

1) Pegawai terlebih dahulu dihitung seluruh penghasilan bruto yang

diterima atau diperoleh selama sebulan, yang meliputi gaji, segala

tunjangan dan segala pembayaran teratur lainnya, termasuk uang

lembur dan pembayaran sejenisnya.

2) Selanjutnya dihitung jumlah penghasilan netto sebulan yang

diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan bruto sebulan dengan

biaya jabatan serta iuran pensiun , iuran Jaminan Hari Tua dan/atau

Tunjangan Hari Tua yang dibayar sendiri oleh pegawai yang

bersangkutan melalui pemberi kerja kepada Dana Pensiun yang

pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau Badan

Penyelenggara Program Jamsostek.Penghasilan netto sebulan

kemudian dikalikan dua belas bulan untuk menghasilkan penghasilan

netto setahun.

3) Selanjutnya dihitung Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar

penerapan tarif pasal 17 UU No.36 Tahun 2008, yaitu Penghasilan

Netto setahun dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP).

4) Setelah diperoleh Pajak Penghasilan Terhutang dengan menerapkan

tarif pasal 17 UU No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan

terhadap Penghasilan Kena Pajak, selanjutnya dihitung Pajak

Universitas Sumatera Utara


37

Penghasilan Pasal 21 sebulan, yang harus dipotong dan/atau disetor

ke kas negara, yaitu sebesar Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21

setahun dibagi dengan 12 bulan.

b. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan yang Tidak Teratur Bagi

Pegawai Tetap

Apabila pada pegawai tetap yang diberikan jasa produksi, tantiem,

gratifikasi, bonus, premi, tunjangan hari raya, dan penghasilan lain

semacam itu yang sifatnya tidak tetap maka PPh Pasal 21 dihitung dan

dipotong dengan cara sebagai berikut :

1) Dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan

ditambah dengan penghasilan tidak teratur berupa tantiem, jasa

produksi, dan sebagainya.

2) Dihitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan

tanpa tantiem, jasa produksi dan sebagainya

3) Selisih antara PPh Pasal 21 menurut penghitungan nomor 1 dan

nomor 2 adalah PPh Pasal 21 atas penghasilan tidak teratur berupa

tantiem, jasa produksi dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


38

9. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang termasuk

kedalam pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah :

a. Pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan

pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang

dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai

b. Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium,

tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau

kegiatan.

c. Dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun dan

pembayaran lain dengan nama apa pun dalam rangka pensiun

d. Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai

imbalan sehubungan dengan jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan

bebas

e. Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan

dengan pelaksanaan suatu kegiatan.

Universitas Sumatera Utara


39

Berdasarkan keterangan di atas, maka perhitungan Pajak Penghasilan Pasal

21 menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang

telah dilakukan Pada Pegawai Bank BTN adalah :

Nama Pegawai : Vina Arman Dhita, Amd

NPWP : 98.669.881.9 - 111.000

Golongan : Grade 9

Status : Tidak Kawin

Rincian Penghasilan dan Perhitungan PPh Pasal 21 Sebagai Berikut :

Penghasilan Bruto

Gaji Pokok Rp 1.797.466

Tunjangan lainnya, Uang lembur, dan sebagainya Rp 2.888.177

Premi Asuransi yang dibayar pemberi kerja Rp 19.291

Tantiem, Bonus, Gratifikasi, Jasa produksi dan THR Rp 1.087.333 +

Jumlah Penghasilan Bruto Rp 5.794.264

Universitas Sumatera Utara


40

Pengurangan

Biaya jabatan (5% x 5.794.267) Rp 289.713

Iuran pensiunan Rp 138.868 +

Jumlah Pengurangan Rp 428.581 -

Penghasilan Neto Sebulan Rp 5.365.686

Penghasilan Neto Setahun Rp 64.388.232

Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) Rp 54.000.000 -

Penghasilan Kena Pajak (PKP) (Dibulatkan) Rp 10.388.000

PPh 21 Terutang Dalam Setahun

5% x 10.288.000 = Rp 519.411

PPh 21 Terutang Dalam Sebulan = Rp 43.284

D. Hasil Evaluasi

Setelah penulis melakukan penelitian pada Bank BTN, maka penulis dapat

menganalisa dan mengevaluasi mengenai kebijakan yang diterapkan dalam

penetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 seperti yang ditetapkan pada Undang-

Undang No. 36 Tahun 2008 dan juga mengenai kesesuaian dan kepatuhan

terhadap penetapan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Bank BTN, maka adapun

hasil evaluasi yang penulis dapatkan dalam melakukan survei di Bank BTN

adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


41

1. Penentuan Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan dihitung dari penghasilan kena pajak dengan tarif

penghasilan yang berlaku khusus bagi setiap pegawai Bank . Berikut ini

yang ditemukan oleh peneliti pada perusahaan, berkaitan dengan

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut UU No. 36 Tahun 2008 :

 Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu :

1) Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap gaji Pegawai Bank

BTN

2) Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap gaji/honor .

2. Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 di Bank BTN

Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Pegawai Tetap Bank BTN yang

terdiri dari:

 Karyawan Bank BTN

3. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21 di Bank BTN

Objek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 di Bank BTN terdiri dari :

a. Gaji Pokok

b. Tunjangan lainnya, Uang lembur, dan sebagainya

c. Premi asuransi yang dibayar pemberi kerja

d. Tantiem, Bonus, Gratifikasi, Jasa produksi dan THR

4. Cara menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Penghasilan

Pegawai Tetap Pada Bank BTN

Adapun cara perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan

Pegawai Tetap adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


42

1) Penghasilan Bruto terdiri dari gaji pokok ditambah dengan tunjangan-

tunjangan, serta pendapatan lainnya yang dibayar perusahaan.

2) Beberapa unsur pengurangan dalam penghitungan PPh Pasal 21 yaitu

biaya jabatan (5 % x Penghasilan Bruto) maksimum Rp

500.000,00/bulan, iuran pensiun

3) Penghasilan netto sebulan diperoleh dengan cara mengurangi

penghasilan bruto dengan unsur pengurang

4) Untuk mendapatkan Penghasilan Kena Pajak adalah dengan cara

penghasilan netto dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak.

5) Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah Penghasilan Kena Pajak x Tarif untuk

mendapatkan Pajak Penghasilan Pasal 21 setahun

6) Untuk mendapatkan Pajak Penghasilan Pasal 21 sebulan, yakni dengan

cara Pajak Penghasilan Pasal 21 setahun dibagi dengan 12.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa :

1. Perhitungan dan prosedur pemotongan PPh pasal 21 pada Bank BTN

sebagai pemungut Pajak Penghasilan pasal 21 telah dilaksanakan dengan

baik sesuai dengan waktu dan tarif yang ditentukan.

2. Sistem administrasi PPh Pasal 21 pada Bank BTN telah sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan UU

Nomor 36 Tahun 2008.

3. Penerapan PPh Pasal 21 telah dilaksanakan dengan baik karena

pemotongan utang pajak telah dilakukan langsung terhadap daftar gaji

pegawai. Sehingga pembayaran pajak penghasilan dilakukan sesuai

dengan waktu yang telah ditetapkan

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang selama ini dilakukan oleh penulis pada

Pegawai Bank BTN, penulis ingin menyampaikan saran kepada pihak Bank

BTN yaitu:

1. Perlu diadakannya penyuluhan dan sosialisasi apabila terjadi perubahan

ketentuan perundangan perpajakan khususnya Pajak Penghasilan Pasal 21

terhadap wajib pajak.

2. Perlu adanya peningkatan koordinasi antara Pegawai Bank dengan pihak

yang memotong PPh pasal 21.

43
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

Waluyo, 2008. Perpajakan Indonesia: Salemba Empat.Jakarta


Resmi Siti. 2008. Perpajakan Teori dan KasusEdisi 4: Salemba Empat.Jakarta
Suandy, Erly. 2011. hukum pajak: Salemba Empat.Jakarta
btn.co.id
https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Tabungan_Negara
http://kringpajak.com/teori-dan-asas-pemungutan-pajak/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pajak
https://www.online-pajak.com/id/ptkp-terbaru-pph-21

44
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai