Ensiklopedia Islam
tampil
Allah
tampil
Islam
sembunyi
Nabi Muhammad
Penampilan fisik
Mukjizat
tampil
Sumber hukum dan ajaran
Glosarium • Portal • Proyek Islam
l
b
s
Masjid adalah rumah tempat ibadah umat Islam atau Muslim. Masjid artinya tempat
sujud, sebutan lain yang berkaitan dengan masjid di Indonesia
adalah musala, langgar atau surau. Istilah tersebut diperuntukkan bagi bangunan
menyerupai masjid yang tidak digunakan untuk salat Jumat, iktikaf, dan umumnya
berukuran kecil. Selain digunakan sebagai tempat ibadah, masjid juga merupakan
pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi,
kajian agama, ceramah dan belajar Al-Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan
dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial
kemasyarakatan hingga kemiliteran.
Daftar isi
1Etimologi
2Terminologi
3Sejarah
o 3.1Masjid pertama
o 3.2Penyebaran masjid
o 3.3Perubahan tempat ibadah menjadi masjid
4Pemberlakuan hukum
5Fungsi keagamaan
o 5.1Ibadah
o 5.2Kegiatan bulan Ramadan
o 5.3Amal
6Fungsi sosial
o 6.1Pusat kegiatan masyarakat
o 6.2Pendidikan
o 6.3Kegiatan dan pengumpulan dana
7Masjid dan politik
o 7.1Bantuan
o 7.2Konflik sosial
o 7.3Pengaruh Saudi
8Arsitektur
o 8.1Bentuk
o 8.2Menara
o 8.3Kubah
o 8.4Tempat ibadah
o 8.5Tempat bersuci
o 8.6Fasilitas lain
9Aturan dan etiket
o 9.1Imam
o 9.2Kebersihan
o 9.3Pakaian
o 9.4Konsentrasi
o 9.5Pemisahan gender
o 9.6Non-muslim di masjid
10Pemakmuran
11Larangan
12Referensi
o 12.1Catatan kaki
o 12.2Daftar pustaka
13Lihat pula
14Pranala luar
Etimologi[sunting | sunting sumber]
Masjid berarti tempat beribadah. Akar kata dari masjid adalah sajada di
mana sajada berarti sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri berakar dari bahasa
Aram. Kata masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5
Sebelum Masehi. Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau "tempat
sembahan". Dalam pola maf'il, masjid berarti tempat sujud. Kemudian, pola
[1]
mashdarnya menambahkan isim menjadi masjad. Kata ini berarti bekas sujud yang
terlihat pada dahi. Kata masjid dan masjad merupakan bentuk tunggal dari
kata masâjid. [2]
Etimologi masjid berdasarkan salah satu hadis yaitu sebagai tempat sujud di Bumi.
Lokasinya adalah di segala tempat di Bumi dan tidak ada lokasi khusus untuk
tempat sujud ini. Dalam pengertian ini, masjid menjadi tempat pelaksanaan salat
yang sifatnya suci dari najis. Beberapa lokasi tidak dapat dijadikan sebagai tempat
salat atau masjid karena disebutkan dalam dalil. Tempat-tempat ini antara
lain pemakaman, dan kamar mandi, dan kandang. [2]
Terminologi[sunting | sunting sumber]
Menurut terminologi, masjid diartikan sebagai lahan yang kepemilikannya bersifat
umum dan tidak pribadi, yang dijadikan sebagai tempat khusus untuk ibadah.
Kepemilikan masjid dipandang sebagai milik Allah dengan tujuan sebagai tempat
salat. Termonologi masjid secara khusus ialah tempat pelaksanaan salat lima waktu.
Dalam pengertian ini, musala dan tempat pelaksanaan yang khusus untuk salat
Id tidak dikategorikan sebagai masjid. Berdasarkan terminologi ini, tempat bagi fakir
miskin dan madrasah juga tidak dimasukkan dalam kategori masjid. Pada tempat-
tempat ini, hukum-hukum yang berlaku pada masjid tidak dapat diberlakukan. [2]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Menara-menara, serta kubah masjid yang besar, seakan menjadi saksi betapa
jayanya Islam pada kurun abad pertengahan. Masjid telah melalui serangkaian
tahun-tahun terpanjang di sejarah hingga sekarang. Mulai dari Perang
Salib sampai Perang Teluk. Selama lebih dari 1000 tahun pula, arsitektur Masjid
perlahan-lahan mulai menyesuaikan bangunan masjid dengan arsitektur modern.
Masjid pertama[sunting | sunting sumber]
Ketika Nabi Muhammad saw tiba di Madinah, dia memutuskan untuk membangun
sebuah masjid, yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Nabawi, yang berarti
Masjid Nabi. Masjid Nabawi terletak di pusat Madinah. Masjid Nabawi dibangun di
sebuah lapangan yang luas. Di Masjid Nabawi, juga terdapat mimbar yang sering
dipakai oleh Nabi Muhammad saw. Masjid Nabawi menjadi jantung kota Madinah
[1]
saat itu. Masjid ini digunakan untuk kegiatan politik, perencanaan kota, menentukan
strategi militer, dan untuk mengadakan perjanjian. Bahkan, di area sekitar masjid
digunakan sebagai tempat tinggal sementara oleh orang-orang fakir miskin.
Saat ini, Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid al-Aqsa adalah tiga masjid
tersuci di dunia. [3]
kemudian diubah menjadi bentuk arsitektur Islam ala Andalus dan Magribi, seperti
contoh lengkung tapal kuda di pintu-pintu masjid. [7]
Menara Masjid Raya Xi'an di Xi'an, Tiongkok
muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke 20. Masjid yang pertama didirikan
di Amerika Serikat adalah di daerah Cedar Rapids, Iowa yang dibangun pada kurun
akhir 1920an. Bagaimanapun, semakin banyak imigran Muslim yang datang
ke Amerika Serikat, terutama dari Asia Selatan, jumlah masjid di Amerika
Serikat bertambah secara drastis. Dimana jumlah masjid pada waktu 1950 sekitar
2% dari jumlah masjid di Amerika Serikat, pada tahun 1980, 50% jumlah masjid
di Amerika Serikat didirikan. [11]
Perubahan tempat ibadah menjadi masjid[sunting | sunting sumber]
“
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat Jum'at, maka
bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui.[14] ”
— Surah Al-Jumu’ah:9
juga mengadakan salat khusuf untuk mengingat kebesaran Allah. Pada dua hari [16]
'Id dilakukan di lapangan terbuka atau di masjid sekitar apabila tidak dimungkinkan.
Kegiatan bulan Ramadan[sunting | sunting sumber]
Masjid, pada bulan Ramadan, mengakomodasi umat Muslim untuk beribadah pada
bulan Ramadan. Biasanya, masjid akan sangat ramai di minggu pertama Ramadan.
Pada bulan Ramadan, masjid-masjid biasanya menyelenggarakan acara pengajian
yang amat diminati oleh masyarakat. Tradisi lainnya adalah menyediakan iftar, atau
makanan buka puasa. Ada beberapa masjid yang juga menyediakan makanan untuk
sahur. Masjid-masjid biasanya mengundang kaum fakir miskin untuk datang
menikmati sahur atau iftar di masjid. Hal ini dilakukan sebagai amal shaleh pada
bulan Ramadan. [18]
Pada malam hari setelah salat Isya digelar, umat Muslim disunahkan untuk
melaksanakan salat Tarawih berjamaah di masjid. Setelah salat Tarawih, ada
beberapa orang yang akan membacakan Al-Qur'an. Pada sepuluh hari terakhir di
[14]
Amal[sunting | sunting sumber]
Rukun ketiga dalam Rukun Islam adalah zakat. Setiap muslim yang mampu wajib
menzakati hartanya sebanyak 2.5% dari jumlah hartanya. Masjid, sebagai pusat dari
komunitas umat Islam, menjadi tempat penyaluran zakat bagi yatim piatu dan fakir
miskin. Pada saat Idul Fitri, masjid menjadi tempat penyaluran zakat fitrah dan
membentuk panitia amil zakat.
Panitia zakat, biasanya di bentuk secara lokal oleh orang-orang atau para jemaah
yang hidup di sekitar lingkungan masjid. Begitu pula dalam pengelolaannya. Namun,
untuk masjid-masjid besar seperti di pusat kota, biasanya langsung ditangani
oleh pemerintah daerah setempat.
Masjid di Martapura pada masa penjajahan. Masjid di banyak kota di Indonesia menjadi bagian tidak terpisahkan dari
alun-alun.
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Madrasah Ulugh Beg, yang termasuk dalam kompleks masjid di Samarkand, Uzbekistan
Islam secara mendalam. Madrasah, walaupun letaknya agak berpisah dari masjid,
tetapi tersedia bagi umat Islam untuk mempelajari ilmu keislaman.
Kegiatan dan pengumpulan dana[sunting | sunting sumber]
Masjid juga menjadi tempat kegiatan untuk mengumpulkan dana. Masjid juga sering
mengadakan bazar, di mana umat Islam dapat membeli alat-alat ibadah maupun
buku-buku Islam. Masjid juga menjadi tempat untuk akad nikah, seperti tempat
ibadah agama lainnya.
Masjid tanah liat di Djenné, Mali, secara tahunan mengadakan festival untuk
merekonstruksi dan membenah ulang masjid.
Bantuan[sunting | sunting sumber]
Negara yang di mana jumlah penduduk Muslimnya sangat sedikit, biasanya turut
membantu dalam hal-hal masyarakat, seperti misalnya memberikan fasilitas
pendaftaran pemilih untuk kepentingan pemilu. Pendaftaran pemilih ini melibatkan
[22]
masyarakat Islam yang tinggal di sekitar Masjid. Beberapa masjid juga sering
berpartisipasi dalam demonstrasi, penandatanganan petisi, dan kegiatan politik
lainnya. [22]
Selain itu, peran masjid dalam dunia politik terlihat di bagian lain di dunia.
Contohnya, pada kasus pengeboman Masjid al-Askari di Irak. pada
[23]
kaum Yahudi Israel kepada Muslim Arab. [28][29][30]
Arsitektur[sunting | sunting sumber]
Masjid Indrapuri di Aceh, akhir abad ke-19, bergaya arsitektur Nusantara. Foto koleksi KITLV.
Bentuk[sunting | sunting sumber]
Bentuk bangunan masjid yang utama ialah persegi atau persegi panjang. Tujuannya
agar shaf dapat tersusun secara lurus dan arah kiblat terlihat jelas. Bangunan masjid
juga diutamakan tidak menyerupai bentuk bangunan lain. Tujuannya sebagai
pembeda yang membuatnya dapat dikenali sebagai masjid. Bentuk masjid telah [34]
diubah di beberapa bagian negara Islam di dunia. Gaya masjid terkenal yang sering
dipakai adalah bentuk masjid Abbasi, bentuk T, dan bentuk kubah pusat di Anatolia.
Masjid di Kobe, Jepang
Kordoba, di Kordoba, yang dibangun dengan 850 tiang. Beberapa masjid [35]
Masjid gaya Iwan juga dikenal dengan bagian masjid yang dikubah. Gaya ini diambil
dari arsitektur Iran pra-Islam.
Menara[sunting | sunting sumber]
Bentuk umum dari sebuah masjid adalah keberadaan menara. Menara asal katanya
dari bahasa Arab "nar" yang artinya "api"( api di atas menara/lampu) yang terlihat
dari kejauhan. Menara di masjid biasanya tinggi dan berada di bagian pojok dari
kompleks masjid. Menara masjid tertinggi di dunia berada di Masjid Hassan
II, Casablanca, Maroko. [37]
Masjid-masjid pada zaman Nabi Muhammad tidak memiliki menara, dan hal ini mulai
diterapkan oleh pengikut ajaran Wahabiyyah, yang melarang pembangunan menara
dan menganggap menara tidak penting dalam kompleks masjid. Menara pertama
kali dibangun di Basra pada tahun 665 sewaktu pemerintahan khalifah Bani
Umayyah, Muawiyah I, yang mendukung pembangunan menara masjid untuk
menyaingi menara-menara lonceng pada gereja. Menara bertujuan sebagai
tempat muazin mengumandangkan azan. [38]
Pada masjid yang membangun menara, tinggi menara harus dibuat seperlunya dan
tidak berlebihan. Selain itu, jumlah menara juga harus secukupnya saja. Jika suatu
masjid telah memiliki pengeras suara, maka pembangunan menara menjadi tidak
wajib. Dana yang dimiliki oleh masjid untuk pembangunan menara dialihkan untuk
pembangunan masjid lainnya. [39]
Kubah[sunting | sunting sumber]
Masjid dengan kubah yang besar di Pusat Islam Wina
Kubah juga merupakan salah satu ciri khas dari sebuah masjid. Seiring waktu,
kubah diperluas menjadi sama luas dengan tempat ibadah di bawahnya. Walaupun
kebanyakan kubah memakai bentuk setengah bulat, masjid-masjid di
daerah India dan Pakistan memakai kubah berbentuk bawang. [40]
Masjid sebagai tempat beribadah kaum muslim, merupakan tempat suci. Oleh
karena itu, ada peraturan dan etiket yang harus dipenuhi ketika berada di masjid.
Imam[sunting | sunting sumber]
Pemilihan imam sebagai pemimpin salat sangat dianjurkan, meskipun bukan sebuah
kewajiban. Seorang imam haruslah seorang muslim yang jujur, baik dan paham
[43]
akan agama Islam. Sebuah masjid yang dibangun dan dirawat oleh pemerintah,
[43]
akan dipimpin oleh Imam yang ditunjuk oleh pemerintah. Masjid yang tidak dikelola
[43]
pemerintah, akan memilih imam dengan sistem pemilihan dengan suara terbanyak.
Menurut Mazhab Hanafi, orang yang membangun masjid layak disebut sebagai
imam, walaupun konsep ini tidak diajarkan ke mazhab lainnya. [43]
Kepemimpinan salat dibagi dalam tiga jenis, yakni imam untuk salat lima waktu,
imam salat Jumat dan imam salat lainnya (seperti salat khusuf atau jenazah).
Semua ulama Islam berpendapat bahwa jamaah laki-laki hanya dapat dipimpin oleh
seorang imam laki-laki. Bila semua jamaah adalah perempuan, maka baik laki-laki
maupun perempuan dapat menjadi imam, asalkan perempuan tidak menjadi imam
bagi jamaah laki-laki. [43]
Kebersihan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Wudhu
Masjid merupakan tempat yang suci,maka jamaah yang datang ke masjid harus
dalam keadaan yang suci pula. Sebelum masuk masjid, jamaah harus berwudhu di
tempat wudhu yang telah disediakan. Selain itu, jamaah tidak boleh masuk ke masjid
dengan menggunakan sepatu atau sandal yang tidak bersih. Jamaah sebisa
mungkin harus dalam keadaan rapi, bersih dan tidak dalam keadaan junub. Seorang
jamaah dianjurkan untuk bersiwak sebelum masuk ke masjid, untuk menghindari
bau mulut. [44]
Pakaian[sunting | sunting sumber]
Agama Islam menganjurkan untuk berpakaian rapi, sopan, dan bersih dalam
beribadah. Jamaah laki-laki dianjurkan memakai baju yang longgar dan bersih.
Jamaah perempuan diharuskan memakai jubah yang longgar atau memakai hijab.
Baik jamaah laki-laki maupun perempuan tidak boleh memakai pakaian yang
memperlihatkan aurat. Kebanyakan umat Islam memakai baju khas Timur
Tengah seperti jubah atau hijab. Pakaian harus baik sesuai Firman Allah dalam Al
[14]
Quran surah Al Araf ayat 31 memerintahkan memakai pakaian indah pada saat
memasuki masjid.
Konsentrasi[sunting | sunting sumber]
Masjid sebagai tempat untuk beribadah tidak boleh diganggu ketenangannya.
Pembicaraan dengan suara yang keras disekitar masjid yang dapat mengganggu
jamaah di masjid dilarang. Selain itu, orang tidak boleh berjalan di depan jamaah
yang sedang salat. Para jamaah juga dianjurkan untuk memakai pakaian yang
[45]
Pemakmuran[sunting | sunting sumber]
Dalam Surah At-Taubah ayat 18 disebutkan bahwa memakmurkan masjid
merupakan salah satu tanda keimanan kepada Allah. Memakmurkan masjid dapat [52]
masjid diganjari dengan rumah atau masjid di surga. Sedangkan dalam hadis yang
diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari dan Jabir bin Abdullah, membangun masjid
meskipun sebesar sarang burung akan mendapatkan ganjaran berupa rumah yang
seukuran dengannya di surga. Ukuran sarang burung dalam riwayat ini adalah
seukuran sarang burung yang bertelur di tanah. [53]
Larangan[sunting | sunting sumber]
Pada hadis lainnya, pemakmuran masjid secara berlebihan dijadikan tanda kiamat.
Dalam hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, membangga-banggakan masjid
menjadi pertanda akan terjadinya kiamat. Kegiatan membangga-banggakan masjid
ini berupa kegiatan memberikan hiasan-hiasan pada masjid dan mengadakan
perlombaan atasnya. Kegiatan menghias masjid mulai dilarang pada masa khalifah
Umar bin Khattab. Kegiatan ini dianggap mengganggu ibadah salat dan merupakan
perbuatan yang sia-sia dan berlebihan. Pelarangan ini pertama kali diberlakukan
pada Masjid Nabawi. Umar bin Khattab melarang pengecatan Masjid Nabawi
[54]
Referensi[sunting | sunting sumber]
Catatan kaki[sunting | sunting sumber]
1. ^ Lompat ke:a b c d e Hillenbrand, R. "Masdjid. I. In the central Islamic lands". Dalam P.J. Bearman, Th.
Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel and W.P. Heinrichs. Encyclopaedia of Islam Online. Brill Academic
Publishers. ISSN 1573-3912.
2. ^ Lompat ke:a b c Adil 2018, hlm. 78.
3. ^ "The Ottoman: Origins". Washington State University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-04-09.
Diakses tanggal 2006-04-15.
4. ^ [travel.independent.co.uk/africa/article253491.ece "Cairo, Egypt"] Periksa nilai |url= (bantuan). The
Independent. Diakses tanggal 2007-09-22.
5. ^ Budge, E.A. Wallis (June 13,2001). Budge's Egypt: A Classic 19th-Century Travel Guide. Courier Dover
Publications. hlm. 123–128. ISBN 0-486-41721-2.
6. ^ "Theoretical Issues of Islamic Architecture". Foundation for Science Technology and Civilisation. Diakses
tanggal 2006-04-07.
7. ^ "Architecture in Christian Spain". Stanford University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-22. Diakses
tanggal 2007-09-10.
8. ^ Cowen, Jill S. (July/August 1985). "Muslims in China: The Mosque". Saudi Aramco World. hlm. 30–35.
Diakses tanggal 2006-04-08.
9. ^ "Mosques". Charlotte Country Day School. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-05-07. Diakses
tanggal 2006-04-07.
10. ^ Lawton, John (January/February 1979). "Muslims in Europe: The Mosque". hlm. 9–14. Diakses
tanggal 2006-04-17.
11. ^ (2001). "The Mosque in America: A National Portrait". Council on American-Islamic Relations. Diakses pada
17 April 2006. Diarsipkan 2007-05-10 di Wayback Machine.
12. ^ Wagner, William (2004). How Islam Plans to Change the World. Kregel Publications. hlm. 99. ISBN 0-8254-
3965-5. Diakses tanggal 2006-06-22. When the Moors were driven out of Spain in 1492, most of the mosques
were converted into churches
13. ^ Lompat ke:a b Adil 2018, hlm. 81.
14. ^ Lompat ke:a b c d Maqsood, Ruqaiyyah Waris (April 22, 2003). Teach Yourself Islam (edisi ke-2nd edition).
Chicago: McGraw-Hill. hlm. 57–8, 72–5, 112–120. ISBN 0-07-141963-2.
15. ^ "Fiqh-us-Sunnah, Volume 4: Funeral Prayers (Salatul Janazah)". Compendium of Muslim Texts. University
of Southern California. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-05-25. Diakses tanggal 2006-04-16.
16. ^ "Eclipses". Compendium of Muslim Texts. University of Southern California. Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2006-06-21. Diakses tanggal 2006-04-16.
17. ^ "'Id Prayers (Salatul 'Idain)". Compendium of Muslim Texts. University of Southern California. Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2005-12-23. Diakses tanggal 2006-04-08.
18. ^ "Charity". Compendium of Muslim Texts. University of Southern California. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2006-02-05. Diakses tanggal 2006-04-17.
19. ^ Madanipour, Ali (May 09, 2003). Public and Private Spaces of the City. Routledge. hlm. 207. ISBN 0-415-
25629-1.
20. ^ Abdo, Geneive (2005). "Islam in America: Separate but Unequal". The Washington Quarterly. 28 (4): 7–17.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-21. Diakses tanggal 2006-04-07.
21. ^ Wheeler, Brannon M. (August 1, 2002). "Preface". Teaching Islam. Oxford University Press US.
hlm. v. ISBN 0-19-515225-5. and [Islam] remains the fastest growing religion both in the United States and
worldwide
22. ^ Lompat ke:a b Jamal, Amany. "The Role of Mosques in the Civic and Political Incorporation of Muslim
American". Teachers' College – Columbia University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-28. Diakses
tanggal 2006-04-22.
23. ^ Swanbrow, Diane (2005-06-23). "Study: Islam devotion not linked to terror". The University Record Online.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-12-30. Diakses tanggal 2007-02-24.
24. ^ "Friday prayer plea for Iraq calm". BBC. 2006-02-24. Diakses tanggal 2006-04-23.
25. ^ Romey, Kristen M. (July/August 2004). "Flashpoint Ayodhya". Archaeology.
26. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-24. Diakses tanggal 2007-12-06.
27. ^ "JDL Chairman, Follower Accused of Plotting to Bomb Mosque, Congressman". Associated Press via FOX
News. 2001-12-13. Diakses tanggal 2006-04-23.
28. ^ "Arafat orders immediate ceasefire". BBC. 2001-06-03. Diakses tanggal 2006-04-23.
29. ^ Harris, John (2006-04-22). "Paranoia, poverty and wild rumours - a journey through BNP country". The
Guardian. Diakses tanggal 2006-05-28.
30. ^ Carlile, Jennifer. "Italians fear mosque plans". MSNBC. Diakses tanggal 2006-05-28. Teks "date-2006-05-
25" akan diabaikan (bantuan)
31. ^ Lompat ke:a b Ottoway, David B. (2004-08-19). "U.S. Eyes Money Trails of Saudi-Backed Charities". The
Washington Post. hlm. A1. Diakses tanggal 2007-02-24.
32. ^ Kaplan, David E. (2003-12-15). "The Saudi Connection". U.S. News and World Report. Diakses
tanggal 2006-04-17.
33. ^ "Islamic Center in Rome, Italy". King Fahd bin Abdul Aziz. Diakses tanggal 2006-04-17.
34. ^ bin Sa'ad, Abu Abdirrahman Adil (2018). Ensiklopedi Shalat. Diterjemahkan oleh Mujtahid, Umar. Jakarta
Timur: Ummul Qura. hlm. 85. ISBN 978-602-7637-03-0.
35. ^ Lompat ke:a b "Religious Architecture and Islamic Cultures". Massachusetts Institute of Technology. Diakses
tanggal 2006-04-09.
36. ^ "Vocabulary of Islamic Architecture". Massachusetts Institute of Technology. Diakses tanggal 2006-04-09.
37. ^ Walters, Brian (May 17, 2004). "The Prophet's People". Call to Prayer: My Travels in Spain, Portugal and
Morocco. Virtualbookworm Publishing. hlm. 14. ISBN 1-58939-592-1. Its 210-meter minaret is the tallest in
the world
38. ^ Hillenbrand, R. "Manara, Manar". Dalam P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel and
W.P. Heinrichs. Encyclopaedia of Islam Online. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912.
39. ^ Adil 2018, hlm. 85.
40. ^ Asher, Catherine B. (September 24, 1992). "Aurangzeb and the Islamization of the Mughal
style". Architecture of Mughal India. Cambridge University Press. hlm. 256. ISBN 0-521-26728-5.
41. ^ Bierman, Irene A. (December 16, 1998). Writing Signs: Fatimid Public Text. University of California Press.
hlm. 150. ISBN 0-520-20802-1.
42. ^ "Terms 1: Mosque". University of Tokyo Institute of Oriental Culture. Diakses tanggal 2006-04-09.
43. ^ Lompat ke:a b c d e f Abu al-Hasan Ali Ibn Muhammad Ibn Habib, Al-Mawardi (2000). The Ordinances of
Government (Al-Ahkam al-Sultaniyya w’al-Wilayat al-Diniyya). Lebanon: Garnet Publishing. hlm. p. 184. ISBN
1-85964-140-7.
44. ^ "Chapter 16. The Description of the Prayer". SunniPath Library. SunniPath. Diakses tanggal 2006-07-12.
45. ^ Connecting Cultures, Inc.. "Building Cultural Competency: Understanding Islam, Muslims, and Arab
Culture" (Doc). Connecting Cultures, Inc.. Diakses pada 12 Juli 2006. Diarsipkan 2006-07-24 di Wayback
Machine.
46. ^ Doi, Abdur Rahman I. "Women in Society". Compendium of Muslim Texts. University of Southern California.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-04-09. Diakses tanggal 2006-04-15.
47. ^ Rezk, Rawya (2006-01-26). "Muslim Women Seek More Equitable Role in Mosques". The Columbia
Journalist. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-05-27. Diakses tanggal 2006-04-09.
48. ^ "Morocco travel". CNN. Diakses tanggal 2006-09-22.
49. ^ Takim, Liyakatali (2004). "From Conversion to Conversation: Interfaith Dialogue in Post 9–11
America" (PDF). The Muslim World. 94: 343–355. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2006-06-18. Diakses
tanggal 2006-06-16. Liyakatali Takim is a professor in the Department of Religious Studies at the University of
Denver
50. ^ "Laptop link-up: A day at the mosque". BBC. 2005-12-05. Diakses tanggal 2006-06-16.
51. ^ Goring, Rosemary (May 1, 1997). Dictionary of Beliefs & Religions. Wordsworth Editions. ISBN 1-85326-
354-0.
52. ^ Adil 2018, hlm. 81-82.
53. ^ Lompat ke:a b Adil 2018, hlm. 82.
54. ^ Adil 2018, hlm. 83.
55. ^ Adil 2018, hlm. 83-84.
56. ^ Adil 2018, hlm. 84.
Islam
Dewan Masjid Indonesia
Daftar masjid di Indonesia
Pengeras suara di masjid
Masjid di Indonesia
Nusa
Bali · Nusa Tenggara Barat · Nusa Tenggara Timur
Tenggara