Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hj. Rahayu Kariadinata, M.Pd
T. Tutut Widiastuti A., M.Pd
Disusun oleh:
Kelompok 6 – P1B
Puji serta syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat
serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan pada Baginda Alam, Nabi Muhammad SAW.
Makalah dengan judul “EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA” ini
ditujukan guna memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Kajian Masalah Matematika.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
berterima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Rahayu Kariadinata, M.Pd dan Ibu T. Tutut
Widiastuti A., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Model Pembelajaran Inova Kajian
Masalah Matematika yang telah memberikan ilmunya dan membimbing serta memberi
arahan sampai bisa menyelesaikan makalah ini.
Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekaligus membantu
dalam proses belajar mengajar matematika. serta kami memohon maaf apabila terdapat
kekeliruan baik dalam penulisan maupun materi yang kami sajikan, dan kami berharap
masukan dan kritiknya untuk kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Pengertian Evaluasi.....................................................................................................3
2.2 Fungsi Evaluasi...........................................................................................................4
2.3 Tujuan Evaluasi...........................................................................................................6
2.4 Ciri-Ciri Evaluasi (Penilaian Dalam Pendidikan).......................................................6
2.5 Subjek dan Sasaran Evaluasi.......................................................................................7
2.6 Prinsip dan Alat Evaluasi............................................................................................9
2.7 Masalah Tes...............................................................................................................20
2.8 Penyusunan Tes.........................................................................................................22
2.9 Evaluasi Pembelajaran Matematika Dalam Bentuk Kompetensi..............................26
BAB III PENUTUP................................................................................................................30
3.1 Kesimpulan................................................................................................................30
3.2 Saran..........................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kurikulum
1. Kurikulum yang dipakai selama pembelajaran MTK sejauh ini apa pak?
Kurikulum yang digunakan di SMA Manggala adalah kurikulum tiga belas
(kurtilas), memakai metode yang didalam kurtilas itu 4C (tentang critical thinking,
creativity, komunikatif dan kolaboratif).
Karena pada saat ini telah diterapkan tatap muka terbatas (luring), maka dibagi
dua sesi, yaitu peserta didik yang berasal dari pesantren dan peserta didik di luar
pesantren. Tetapi materi tetap sama. Meskipun kegiatan pembelajaran dilaksanakan
menjadi dua sesi, peserta didik masih dapat mencerna dan mereka juga bisa membagi
waktu dengan keterbatasan waktu yang singkat.
Untuk peserta didik sendiri, harus bisa mengantisipasi masalah kurtilas ini.
Karena secara khusus kurtilas 4c ini, kendalanya terdapat pada evaluasi. Dengan
waktu yang singkat (karena pembelajaran kini dibagi dua sesi) dalam KBM.
Meskipun begitu masih bisa diselesaikan dengan baik.
Untuk cara penyampaiannya sendiri, seorang tenaga pendidik itu harus betul-
betul komunikatif. Berusaha memikirkan cara bagaimana cara menyampaikan materi
tersebut kepada peserta didik agar nyaman. Terutama mata pelajaran matematika
yang sering menjadi mata pelajaran yang ditakuti oleh peserta didik. Salah satu
caranya adalah guru itu bersikap lemah lembut sehingga peserta didik dapat diajak
untuk berkolaborasi. Intinya bagaimana agar peserta didik ini nyaman saat guru
sedang menyampaikan materi.
5. Menurut bapak, lebih efektif kurikulum (yang saat ini digunakan) atau kurikulum
(yang lain)? Mengapa?
Menurut bapak, sebetulnya kurikulum yang nyaman itu adalah kurikulum KTSP.
Karena Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2006 itu secara detail
menjelaskan ada berapa KI dan KD nya, menjelaskan bagian mana yang termasuk KI
dan KD, dan menjelaskan secara mendetail hal tersebut masuk kedalam indikator
yang mana. Walaupun pada kurtilas ini terdapat indicator, namun hal in berbeda
dengan KTSP. Karena menurut bapak yang sudah mengalami beberapa pergantian
kurikulum, yang mana sudah puluhan tahun cara mengajar, tapi memang yang lebih
nyaman dalam hal mengajar itu adalah ketika menggunakan kurikulum KTSP.
Karena tingkat satuan pendidikannya sampai pada indikator.
6. Apa harapan bapak terhadap penerapan dan kontribusi kurikulum terhadap mutu
pendidikan kedepannya?
Dalam berbasis karakter, SMA Manggala berharap agar peserta didik ini mampu
berkarakter mandiri, berakhlakul karimah, dan juga cerdas. Sehingga peserta didik ini
bisa bersaing, sekalipun di kancah internasional.
7. TAMBAHAN :
Motivasi setelah berdoa, selanjutnya materi, lalu literasi, dan yang terakhir yaitu
evaluasi. Itu yang diterapkan di SMA Manggala. Itu mengapa para peserta didik
dapat mencerna materi yang diberikan. itulah mengapa para mahasiswa Pendidikan
matematika yang mana merupakan generasi-generasi penerus sebagai calon guru atau
staf pendidik matematika, yang penting dalam matematika itu harus ada 2 hal yang
dicakup, yaitu, pertama meaning (arti) dan yang kedua adalah formula (rumus). Maka
ketika mahasiswa matematika bisa menyampaikan antara dua hal diatas. Meskipun
soalnya 40 bahkan 40.000 pun bisa. Intinya adalah mengetahui arti dan hafal rumus.
Karena di SMA Manggala, kurtilas ini diterapkan sesuai dengan silabus dan rpp yang
ada. Diterapkan dan ditambahkan dengan bagaimana cara gurunya itu mengajar,
2
terdapat taktik tertentu. Hal ini masuk kedalam metode, metode pembelajaran.
1. Kurikulum yang dipakai selama pembelajaran MTK sejauh ini apa bu?
Kami menggunakan kurikulum 2013 dalam pembelajaran.
3. Apakah alasan bapak memilih metode dan model tersebut dalam pembelajaran
matematika?
Dalam proses pembelajaran bisa tatap muka langsung terhadap peserta didik
supaya peserta didik itu bisa menangkap materi atau mengetahui tentang apa yang
ada di dalam pembelajaran.
4. Kendala apa saja yang dihadapi ketika menerapkan model maupun metode
tersebut ?
Dalam pelaksanaan model maupun metode itu ada kendala tidak terpisahkan dari
siswanya yang mungkin kurang fokus dalam menerima materi atau kendalanya itu
kalau dari anak-anak masalah itu, terus juga kendalanya susah bangun karena apa
suka santai-santai tapi kalau tatap muka itu kan bisa ya yang tidak hadir itu kan bisa
terkontrol kemarin kendalanya itu anak-anak itu kan pertama harus mencari referensi,
kedua mungkin juga anak-anak itu belum memahami tentang modul karena mungkin
apalagi yang kelas MIPA berbeda dengan kelas IPS. MIPA minatnya lebih tinggi
kalau anak IPS terutama yang perempuan lebih ke matematika ekonomi. Yang lain
sebetulnya ya terkendalanya mungkin karena waktu bisa aja. Selanjutnya adanya
beberapa kendala terkait kuota maupun mencari referensi.
6. Apakah model dan metode yang digunakan cukup efektif dan efisien ? Dilihat dari
manakah keefektifan dan keefisienan model dan metode tersebut?
Efektif ya hasilnya juga dari evaluasi itu minimal kemarin juga 65% bisa
memahami matematika dan mata pelajaran yang lain. Kalau hasilnya itu antara
metode dan model itu akan didukung adanya media jadi kan terakhir ke hasil ke
evaluasi-evaluasi nya itu memang sudah. 80% ampuh.
Narasumber 2: Ibu Yuni Eka Fauziyah (SMK Muhammadiyah Cibiru, SMP PGRI
Pacet)
3. Apakah alasan ibu memilih metode dan model tersebut dalam pembelajaran
matematika?
Contoh soalnya seperti apa, nanti setelah diterangkan contoh soal, sudah paham
anak-anak langsung diberi latihan soal untuk materi yang dijelaskan pada saat itu jadi
menjelaskan, memberi contoh soal, langsung mengerjakan soal sehingga anak-anak
langsung bisa mengerjakan tidak lupa biasanya setiap pembahasan langsung latihan
soal.
4. Kendala apa saja yang dihadapi ketika menerapkan model maupun metode
tersebut ?
Kendalanya karena anak-anak SMK ini susah kadang ya apalagi anak-anak
teknik ini jadi untuk menerapkan metode atau model pembelajaran gitu misalnya kita
ingin sesuai harapan itu mungkin jauh dari ekspektasi ya karena di lapangan itu
memang pasti berbeda kendalanya itu karena untuk anak-anak SMK itu ada yang
minat belajar matematika nya agak kurang dari 1 kelas itu satu atau dua orang saja
yang memang betul-betul apa ya memperhatikan atau benar-benar menyukai
matematika sisanya tidak.
6. Apakah model dan metode yang digunakan cukup efektif dan efisien ? Dilihat dari
manakah keefektifan dan keefisienan model dan metode tersebut?
Efektif atau efisien nya itu kembali lagi gimana keadaan anak di kelasnya gitu
karena matematika SMK itu berbeda ya dengan matematika yang di SMA jadi kalau
di SMA kan cakupannya lebih luas. Nah kalau SMK itu tidak terlalu luas hanya yang
inti-intinya saja jadi untuk pembelajaran matematika di SMP SMK yang saya ajar itu
kebanyakannya lebih ke ceramah ya kadang-kadang dipake juga yang metode
Discovery Learning kadang diskusi juga. Jadi bagaimana melihat karakteristik dan
5
kondisi anak di kelas juga.
Kesimpulan :
Dari jawaban yang dikemukakan kedua narasumber kita dapat simpulkan bahwa model yang
digunakan mengacu pada kurikulum. Seperti kurikulum yang berlaku saat ini kurtilas dengan
model pembelajaran andalannya yaitu Project Based Learning, Problem Based Learning,
Discovery Learning maupun Blended Based Learning.
Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran kedua narasumber yaitu ceramah akan
tetapi menyesuaikan dengan materi maupun kondisi terkadang dikombinasi dengan metode
inquiry maupun problem solving. Karena mengacu pada kurikulum dan model yang digunakan,
karakteristik siswa, materi yang disampaikan maupun kondisi kelas sehingga narasumber
memilih model dan metod tersebut.
Ada beberapa kendala yang dihadapi kedua narasumber seperti kurangnya minat siswa, ketika
daring kendalanya kuota, modul yang harus di print dan lain sebagainya. Adapun upaya yang
dilakukan guru seperi memngingatkan melalui privat chat wa jika daring maupun bantuan kuota
dari pemerintah.
Model dan metode yang digunakan oleh guru adalah model yang efektif dan efisien dilihat dari
hasil belajar siswa maupun kondisi siswa dalam kelas yang terbukti ampuh. Meskipun
disamping itu masih terdapat beberapa kendala akan tetapi ada juga upaya untuk meminimalisir
kendala tersebut.
Saran:
Guru dapat memilih model pembelajaran matematika dengan mengacu pada kurikulum yang
berlaku yang menjadi andalannya. Disamping itu karakteristik siswa juga harus menjadi focus
agar minat belajar siswa dapat lebih ditingkatkan lagi sehingga siswa dapat berantusias dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan cara guru mendorong siswa agar dapat belajar sesuai
dengan keerdasannya. Baik itu dalam penggunaan metode maupun pendekatan yang
disesuaikan dengan materi serta penyampaian pembelajaran yang lebih dapat memotivasi siswa.
Karena tidak semua model maupun metode sesuai dengan kondisi, maka guru dapat memilih
model yang berpusat pada siswa (student center).
C. Kompetensi Matematika
6
menyesuaikan dengan silabus (Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar) dan juga
disesuaikan dengan keadaan atau kondisi peserta didik.
3. Seperti yang dikatakan Bapak tadi 35% siswa dikategorikan memiliki kemampuan
matematis berpikir rendah atau belum bisa memahami materi dan masih salah saat
mengerjakan soal, menurut Bapak apa faktor yang menyebabkan 35% siswa
tertinggal oleh temannya yang 65% tersebut ?
Faktor yang menyebabkan 35% siswa belum bisa memahami materi dan masih
salah saat mengerjakan soal adalah semangat dan keinginan diri peserta dalam
memahami materi dan mengerjakan soal karna ada sebagian siswa yang tidak suka
dengan mata pelajaran matematika dan menganggap matematika itu pelajaran yang
susah dan ada juga siswa yang hanya menyukai beberapa materi matematika saja
sehingga dibeberapa materi bisa memahami materi dan mengerjakan soal tetapi
dibeberapa materi lainnya tidak memahami materi dan salah dalam mengerjakan soal.
Selain itu, faktor kehadiran juga banyak mempengaruhi kemampuan peserta didik
dalam memahami materi dan mengerjakan soal karna banyak materi yang berkaitan
satu sama lain sehingga apabila peserta didik tidak memahami materi itu maka materi
lainnya akan sulit untuk dipahami.
5. Karna Bapak mengajar matematika di jurusan IPA dan IPS, apakah ada perbedaan
yang signifikan antara kemampuan matematis peserta didik jurusan IPA dan peserta
didik jurusan IPS ?
7
Perbedaan yang signifikan antara jurusan IPA dan IPS sangat terlihat dimana
peserta didik jurusan IPA akan lebih mudah memahami materi mungkin karna
mereka mempelajari mata pelajaran matematika wajib dan matematika peminatan
sehingga pemahaman materi lebih dapat cepat diserap, sedangkan untuk peserta didik
jurusan IPS mereka cepat memahami materi yang berkaitan dengan materi ekonomi
saja.
7. Apakah ada perbedaan kemampuan peserta didik antara pembelajan luring dan
pembelajaran daring ?
Perbedaan kemampuan peserta didik antara pembelajaran luring dan
pembelajaran daring sangat nampak dimana saat pembelajaran luring kegiatan peserta
didik saat proses belajar mengajar dapat terpantau langsung tetapi saat pembelajaran
daring tidak dapat terpantau langsung karna beberapa peserta didik menonaktifkan
kameranya bahkan beberapa ada yang hanya mengisi daftar hadir saja tanpa
mengikuti proses belajar mengajar
8. Seperti yang Bapak katakan saat proses belajar mengajar pembelajaran daring
peserta didik tidak dapat dipantau dan beberapa ada yang hanya mengisi daftar hadir
saja. Bagaimana cara agar peserta didik tidak mengulangi hal tersebut dan peserta
didik yang lainnya tidak mengikuti apa yang dilakukan temannya ?
Saat proses belajar mengajar secara acak menunjuk peserta didik untuk
menjawab soal sehingga akan berpikir kembali untuk tidak mengikuti proses
pembelajaran dan diakhir pembelajaran peserta didik diminta mengerjakan soal yang
berkaitan dengan materi dan dikumpulkan pada saat itu juga, sehingga peserta didik
yang tidak mengikuti kelas tidak akan mendapat nilai. Selain itu, peserta didik yang
hanya mengisi daftar hadir tetapi tidak mengikuti proses belajar mengajar akan di
japri dan ditanyakan alasannya.
D. Kesulitan Belajar
Narasumber 1: Bpk. D. Ariestaa (SMA Manggala)
2. Apa faktor penyebab kesulitan belajar matematika yang sering terjadi pada siswa
Kurangnya motivasi dalam pembelajaran matematika karena latar belakang siswa
yang berbeda - beda mungkin basicnya kurang pada sekolah sebelumnya sehingga
ketika belajar matematika di SMA itu mengalami kesulitan. Selain itu konsentrasi
belajar siswa yang kurang, beberapa siswa tidak memprioritaskan pembelajaran.
Seperti yang kita ketahui bahwa di Manggala itu sebagian anak luar/ bukan pesantren
ketika waktu kosong tidak memahami materi tapi malah fokus main tiktok Instagram
dan lain - lain.
3. Pak, apakah lingkungan juga berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa dalam
menyerap materi matematika seperti yang diketahui bahwa di Manggala itu sekolah
berbasis pesantren?
Jelas, karena disini siswa lebih banyak yang mondok. Dengan banyaknya
aktivitas pondok sedangkan waktu terbatas sehingga hanya di jam pembelajaran
sajaa belajar matematikanya. Namun banyak jugaa siswa dari luar pesantren yang
cepat memahami materinya.
5. Siapa saja yang berperan dalam mengatasi kesulitan belajar matematika siswa?
Selain guru yang membimbing disekolah, perlu peran orang tua yang memantau
dari rumah perkembangan pembelajaran anak. Sebab disekolah hanya beberapa jam
sedangkan di rumah ituu banyak waktu luangnya.
6. Menurut bapak apakah bagian kesiswaan jugaa berperan aktif untuk mengatasin
kesulitan belajar seperti yang disebutkan tadi bahwa pada jam kosong masih ada
sajaa yang maim tiktok sehingga konsentrasi belajar menjadi kurang?
9
Ya, harapannya lebih di ketat kan lagi agar tidak ada yang main sosmed selama
jam sekolah supaya siswa lebih fokus untuk belajar.
7. Kesimpulannya :
Siswa lambat memahami konsep. Faktornya karena kurang motivasi, kurang
konsentrasi, dan lingkungan seperti disana sekolah berbasis pesantren. Sebagian
siswa ada yang pesantren ada, sebagian dirumah. Untuk siswa yang pesantren itu
kendalanya di keterbatasan waktu sedangkan aktivitas banyak jadi lambat memahami
materi. Sedangkan anak luar/ rumah itu kurang konsentrasi karena membawa
handphone kesekolah dan main tiktok. Solusinya guru melakukan keliling kesetiap
tempat duduk siswa untuk menanyakan konsep yang masih belum dipahami. Selain
guru, orang tua, kesiswaan juga berperan untuk mengatasi masalah kesulitan belajar
siswa.
4. Siapa saja yang berperan dalam mengatasi kesulitan belajar matematika siswa?
Selain guru mapel yang mengatasi permasalahan tersebut yaitu wali kelas,
kurikulum, juga kesiswaan.
10
E. Media Pembelajaran
N
N
Narasumber : Ibu Hj. Dahliah, M.Pd (Guru Matematika Wajib Kelas X,Xi,Xii Kelas
IPS MAN 1 Pandeglang)
2. Media pembelajaran apa saja yang digunakan dan pada materi apa saja ?
Contohnya media pembelajaranyang digunakan seperti bentuk kubus, balok,
limas, kerucut pada materi dimensi tiga , media pembelajaran koin , kartu dan dadu
pada materi peluang dan media pembelajaran geogebra pada materi kalkukus.
4. Apakah media pembelajaran matematika disediakan oleh sekolah atau dibuat oleh
guru? dan apakah siswa terlibat dalam pembuatan media pembelajaran?
Jawaban : dibuat oleh guru dan siswa , agar siswa mampu memahami fungsi dari
media pembelajaran itu sendiri.
11
F. Evaluasi
2. Instrumen apa saja yang digunakan dalam melakukan evaluasi kepada peserta
didik?
Instrumennya seperti pada KBM, apakah materi itu sampai, diserap dengan baik
oleh siswa, dikomunikasikan dalam literasi.Memberikan penjelasan mengenai
rumusan Kompetensi Dasar kemana arahnya, apa artinya. Yang lebih baik dalam
matematika antara literasi dan materi itu seharusnya soal diperbanyak, karena dalam
matematika itu alangkah lebih baiknya langsung memberikan soal kepada siswa
(drilling), agar siswa dapat lebih cepat paham diberikan soal sejenis terus menerus,
soal pertama, kemudian jika belum bisa diberi soal kedua, jika masih belum bisa
diselesaikan dilanjutkan dengan soal ketiga dan seterusnya akan tetapi konsep dan
rumusnya sama.Cara inilah yang digunakan oleh bapak kebanyakan evaluasi
langsung selama pelaksanaan KBM, diberikan rumus, contoh , baru soal pertama,
kedua, dst hingga anak-anak bisa lebih paham mengenai konsep.
3. Instrumen apa saja yang digunakan dalam melakukan evaluasi kepada pendidik?
Ada secara langsung dari sekolah yang dinamakan supervisi terhadap guru, dari
mulai kepala sekolah, kurikulum, wakasek lain, ataupun guru yang sudah senior
mengadakan supervise terhadap guru, bagaimana cara mengajar, pelaksanaan
pembelajaran, apakah kompetensinya tersampaikan, nanti dilihat evaluasinya
berdasrkan supervise tersebut.
4. Apakah selain melakukan tes berupa soal sebagai instrument evaluasi, bapak
pernah menggunakan instrument evaluasi nontes seperti wawancara, observasi,
angket, studi kasus, maupun pemeriksaan dokumen kepada para siswa?
Dinilai dari catatan siswa, apakah rapih dan komplit, serta wawancara kepada
siswa mengapa kalian belum paham ini? Siswa yang kurang paham diberikan
pekerjaan rumah (PR) dan diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai di bagian
mana yang mereka belum pahami.
12
5. Ada banyak hal yang perlu dinilai dari seorang peserta didik oleh guru mata
pelajaran diantaranya untuk sikap, akhlak, afektif dan psikomotorik disamping
akademik tentunya. Di masa pandemic seperti ini bagaimana cara bapak memberikan
penilaian tersebut?
Penilaian itu kan ada 4 kategori ada kemampuan, keterampilan ,sikap,
spiritual/sosial. Masalah penilaian sikap itu dilihat dari kehadiran. Untuk peserta
didik yang kurang aktif pun dibatasi nilainya hanya sampai B apalagi jika
kehadirannya tidak maksimal bisa dapat C. Jika dalam tatap muka tentunya lebih
terlihat. Untuk keterampilan sendiri, dilihat dengan cara diberikan soal kepada siswa
tiap pertemuan dalam KBM, anak-anak yang cepat maupun lambat tapi bisa
mengerjakan soal terlihat dengan jelas. Beberapa hal yang harus diketahui anak-anak
mereka harus paham bagaimana gurunya memberikan proses penilaian agar berhati-
hati dan terkontrol dalam pembelajaran.
7. Apakah bapak mengadakan remedial atau perbaikan nilai untuk siswa yang belum
mencapai KKM nilainya?
Tentu pernah, yaitu dengan pemberian tugas, siswa diberi soal dua kali tiga kali
jika masih tidak bisa berarti sudah. Akan tetapi selama ini lebih banyak siswa yang
jika diberikan soal perbaikan nilai kedua atau ketiga kali sudah bisa. Mungkin
terkendala kurangnya komunikasi, atau sedikit lambat dalam menyerap pembelajaran
matematika. Jadi ini masuknya ke perbaikan nilai karena proses remedial itu
prosesnya sangat panjang sedangkan ada materi yang perlu dikejar.Namun dalam
prosesnya 65% siswa yang saya ajar itu berhasil dalam proses evaluasi, artinya untuk
nilai pun mereka cukup bagus, banyak siswa yang paham konsep dan rumus
matematika bahkan salah satu nilai siswa tertingginya itu mengerjakan dengan benar
98%.
8. Lebih mudah mana bagi guru untuk menilai ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa pada saat PTM dengan pembelajaran daring?
Jelas lebih mudah menilai siswa secara langsung.. Cara mengajar guru pun harus
aktif, jangan diam saja di kursi, guru harus keliling untuk mengawasi siswa. Setiap
siswa dilihat, dinilai, lebih baik diberi paraf, mana siswa yang sudah bisa, yang bisa,
tidak bisa, cepat, ataupun lambat itu terlihat. Agar tahu cara pengerjannya bagaimana,
daya nalarnya seperti apa, kurangnya dimana, karena mungkin ada juga siswa yang
13
malu-malu dalam menyampaikan pemikirannya.
Narasumber 2:
1. Kurikulum yang dipakai selama pembelajaran MTK sejauh ini apa bu?
Kami menggunakan kurikulum 2013 dalam pembelajaran.
5. Apa harapan bapak terhadap penerapan dan kontribusi kurikulum terhadap mutu
pendidikan kedepannya?
Adapun harapan bagi pelaksanaan kurikulum kedepannya yaitu segala
sesuatunya harus dipersiapkan dengan matang seperti fasilitas dan lain-lain supaya
dapat melaksanakan kurikulum dengan sebaik-baiknya.
14