Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANEKA MODEL INTERAKSI KELAS RANGKAP DALAM PKR


Disusun Guna Memenuhi Tugas Pembelajaran Kelas Rangkap
Dosen Pengampu : Mustika Kurniasari, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Citra april Lindah (A1G121007)


Anggun Handayani (A1G121002)
Cyindi Tivani Aurelia (A1G121045)
Asliha (A1G121043)
Asmia Kundu (A1G121003)
Delia (A1G121046)
Regita Artamevia Chilion (A1G120065)
Irvan Sepriawan Rahim (A1G121057)
Endrizard Zafir Haqsa (A1G121047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2023

i
KATA PENGANTAR
Puji serta rasa syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya, Kami masih diberikan kesehatan dan kekuatan serta kesempatan sehingga
makalah “ANEKA MODEL INTERAKSI KELAS RANGKAP DALAM PKR” ini dapat kami
selesaikan dengan baik. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Mustika
Kurniasari, S.Pd., M.Pd atas bantuan yang telah diberikan berupa bimbingan mental maupun
materi, serta dari pihak yang telah memberikan konstribusi dengan memberikan pikiran maupun
materinya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
Adapun makalah ini jauh dari kata sempurna apabila terdapat ketidaksesuaian materi yang diangkat
pada makalah, hal itu terjadi karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk perbaikan
makalah kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Kendari, 2 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
A. Aneka Model Interaksi Kelas Dalam PKR ................................................................................. 2
B. Model interaksi dalam PKR ........................................................................................................ 2
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di indonesia yang mempunyai wilaya yang luas dan terdiri ribuan pulau, tak dapat di hindari
permaslahan penyebaran dan permasalahan perbadaan. Begitu juga sistem pendidikan kita.Misalnya
dalam penyebaran guru SD, Sistem pendidikan kita belum mampu menyebarkan SD secara merata ke
segalah penjuru wilaya tanah air. Akibatnya masih terjadi kekurangan Guru SD secara lokal di mana-
mana, termasuk dipapua masi mengalami kekurangan Guru Sdsekitar 4000 0rang.

Dalam masalah perbedaan dalam kualitas hasil belajar pada umumnya murid SD di kota-kota
besar jauh lebih baik dibandingan dengan meraka yang berada di daerah, terutamah daerah terpencil.
Akibat kekurangan Guru mungkin saja akan menambakan adanya perbedaan ini.

Namun demikian, mengajar dengan merangkap kelas bukan berarti penyebab terjadinya
kurang baik kualitas hasil belajar. Mungkin hal ini di karenakan kita belum menemukan teknik yang
tepat untuk melakukan pembelajaran kelas rangkap (pkr). Dalam unit II, sub unit III ini, anda akan
kami ajak untuk memahami aneka model interaksi kelas dala pkr, oleh karena itu anda tidak punya
lagi angapan bawah pkr merupakan suatu masalah yang sulid untuk di atasi. Namun, justru sebaliknya
pada diri anda akan mendapat pemahaman terhadap pkr adalah suatu tantangan dan kenyatan tersebut
harus anda hadapi sebagai tugas Guru SD.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Aneka Model Interaksi dalam PKR?
2. Bagaiamankah model-model interkasi dalam PKR?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui jenis-jenis model interaksi dalam PKR
2. Untuk mengetahui tentangmodel-model interkasi dalam PKR

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aneka Model Interaksi Kelas Dalam PKR


Sesuai dengan prinsip khusus PKR seperti dibahas kelompok presentasi yang lalu,
pelaksanaan PKR memerlukan penerapan berbagai model pembelajaran yang berpotensi
mengaktifkan siswa. Mengenai model tersebut, Winataputra (1997) mengadaptasi beberapa model
yang tercakup dalam dua kelompok yakni:

1. Model Proses Belajar Arahan Sendiri (MPBAS)


2. Model Proses Belajar Melalui Kerja Sama (MPBMKS) yang meliputi:
a) Model Olah Pikir Sejoli (MOPS)
b) Model Olah Pikir Berebut (MOPB)
c) Model Konsultasi Intra Kelompok (MKIK)
d) Model Tutorial Teman Sebaya (MTTS)
e) Model Tutorial Lintas Kelas (MTLK)
f) Model Diskusi Meja Bundar (MDMB)
g) Model Tugas, Diskusi dan Resitasi (MTDR)
h) Model Aktivitas Tugas Terbuka (MATTa) dan tertutup (MATTu).

B. Model interaksi dalam PKR


Untuk masing-masing model akan disajikan urutan dan saran penggunaanya dalam rangka
PKR.

1. Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS)

Model PBAS merupakan suatu kerangka kegiatan belajar atas prakarsa siswa atau secara
mandiri dengan mendapat bimbingan seperlunya dari guru. Dalam model ini guru berperan sebagai
pemberi kemudahan belajar atau “facilitator of learning”, misalnya menyediakan sumber belajar,
memberi petunjuk, memberi dorongan, mengecek kemajuan belajar, memberi balikan dan mengecek
hasil belajar siswa. Model PBAS memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

a) Kegiatan Guru
 Menyediakan sumber belajar
 Memberikan penugasan belajar
 Mengecek kemajuan belajar
 Memberikan penugasan belajar lanjut
 Mengecek kemajuan belajar
 Mengevaluasi hasil belajar siswa

2
b) Kegiatan Siswa
 Penyeleksian
Menemukan informasi esensial/inti
Membuat catatan tentang butir-butir yang penting
Mengeksplorasi ide pokok
 Pemahaman
Melihat bahan lebih awal
Menggunakan isarat kontekstual
Mencari sumber bahan
 Penguatan Ingatan
Mengkaji ulang bahan
Mengingat butir penting
Mengetes sendiri
Merancang cara belajar sendiri
 Penjabaran lanjutan
Bertanya pada diri sendiri
Membentuk citra sendiri
Menarik analogi dan metapora
 Pengintegrasian
Mengungkapkan sendiri
Membuat ilustrasi atau diagram
Menggunakan banyak sumber
Mengaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki
Menjawab permasalahan sendiri
 Pengecekan
Mengecek apa yang telah dikuasai
Menyadari kekuatan dan kelemahan

Model PBAS ini diadaptasi dari model Thomas, Strage dan Curley tahun 1988 dalam Miller
tahun 1989. Model ini digunakan sebagai model belajar mandiri. Belajar mandiri bisa dilakukan
secara perseorangan maupun kelompok. Inti dari belajar mandiri adalah mencari dan mengolah
informasi atas dasar dorongan belajar dari dalam diri. Artinya tanpa menunggu datangnya tugas atau
perintah dari orang lain. Walaupun demikian karena model ini akan diterapkan di SD, arahan dari
guru masih tetap diperlukan dalam kadar yang tidak terlalu besar. Berikanlah petunjuk yang sesingkat,
sejelas, setegas mungkin. Model ini harus menjadi intinya PKR. Dalam hubungan ini guru PKR
bertugas untuk memelihara kelangsungan kegiatan tersebut. Keberhasilan PKR sebagian terbesar
terletak pada berhasiltindaknya PBAS dibudayakan di lingkungan sekolah.

3
2. Model Proses Belajar Melalui Kerja Sama (MPBMKS)

Model Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS) terdiri atas model-model sebagai
berikut:

a) Model Olah Pikir Sejoli (MOPS)


Model olah pikir sejoli atau MOPS merupakan kerangka kegiatan belajar secara berpasangan.
Setiap pasang siswa ditugasi untuk melakukan suatu kegiatan secara bersama-sama di bawah kontrol
guru. Model OPS memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1) Tahap 1 Siswa menyimak pertanyaan atau tugas yang diajukan guru.
2) Tahap 2 Semua murid diberi kesempatan untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan atau
tugas tersebut.
3) Tahap 3 Guru memberi isyarat agar siswa secara berpasangan dengan siswa lain yang
duduk di sampingnya untuk mendiskusikan jawaban atau mengerjakan tugas yang telah
dipikirkan sendiri. Setiap pasangan diminta untuk merumuskan jawaban yang di sepakati
berdua.
4) Tahap 4 Masing-masing pasangan diminta untuk menyampaikan pendapatnya dalam
diskusi kelas yang dibimbing guru.

Catatan: Waktu untuk mengerjakan setiap tahap diatur oleh guru sesuai dengan
keadaan.

Saran Penggunaan :

Model OPS diadaptasi dari Model “Think Pair Share” Kagan tahun 1989 dalam Miller
(1989). Model ini menitikberatkan pada komunikasi banyak arah secara bertahap. Tahap pertama dan
kedua meawadahi komunikasi satu arah (guru-murid) dengan respon dalam bentuk komunikasi dalam
diri atau intrapersonal. Tahap ketiga mewadahi komunikasi timbal balik dalam kelompok kecil dua
orang sebagai persiapan komunikasi banyak arah dalam diskusi kelas pada tahap keempat. Pada
dasarnya model ini memiliki tujuan Pembina kerjasama dan komunikasi social. Model ini dapat
digunakan dalam kelas PKR khususnya dalam satu atau lebih dari satu mata pelajaran yang
menampilkan satu topik yang ditata menurut arasnya. Dalam suasana PKR dengan satu ruangan
(PKR211) pasangan diskusi dapat terdiri dari dua murid berbeda kelas. Dalam penggunaan model ini
guru berperan sebagai penanya,moderator atau pengatur dan manager atau pengelola kelas.

b) Model Olah Pikir Berebut (MOPB)

Model Olah Pikir Berebut atau MOPB merupakan kerangka kegiatan belajar yang
menekankan pada proses berfikir menyebar atau “divergent thinking” secara dialogis. Model OPB
memiliki langkah-langkah sebagai berikut :

4
1) Tahap 1 Guru mengajukan pertanyaan yang meminta banyak jawaban.
2) Tahap 2 Siswa secara perorangan berpikir dan selanjutnya memberi jawaban secara lisan.
3) Saran Penggunaan

Model OPB ini diadaptasi dari model “Roundrobin” dari Kagan tahun 1989 dalam Miller
1989. Model ini termasuk kedalam proses curah pendapat atau yang dirangsang dengan pertanyaan
menyebar yakni pertanyaan yang menuntut banyak jawaban yang bervariasi. Pola PKR yang cocok
sebagai arena penerapan ni adalah pola satu atau lebih dari satu kelas dalam satu ruangan untuk
membahas atau lebih dari satu mata pelajaran yang mempunyai topk an subtopic. Tujuan model ini
bukanlah untuk mendapatkan suatu kesimpulan tetapi untuk melibatkan sebanyak-banyaknya murid
dalam menggali sebanyak-banyaknya pendapat. Peran guru yang utama adalah sebagai penanya
sesuai tujuan pembelajaran, moderator dan manager kelas.

c) Model Konsultasi Intra Kelompok (MKIK)

Model Konsultasi Intra Kelompok atau MKIK merupakan kerangka kegiatan belajar
kelompok dalam mememcahkan masalah dengan menggunakan sumber belajar yang tersedia. Model
KIK memiliki langkah-langkah sebagai berikut :

1) Tahap 1 Siswa diminta menyiapkan alat tulis. Semua pena disimpan di tengah meja setiap
kelompok.
2) Tahap 2 Seorang siswa pada setiap kelompok diminta membacakan pertanyaan dari
beberapa pertanyaan yang telah disiapkan guru.
3) Tahap 3 Semua siswa mencari jawaban dari buku yang tersedia atau dari hasil diskusi
kelompok.
4) Tahap 4 Siswa yang duduk sebelah kiri pembaca pertanyaan pada setiap kelompok,
ditugaskanuntuk mengecek apakah setiap murid dalam kelompok mengerti maksud
pertanyaan dan menyepakati jawabannya.
5) Tahap 5 Bila telah dicapai kesepakatan mengenai jawaban atas pertanyaan itu, semua murid
mengambil pena masing-masng dan menuliskan jawaban dengan kata-kata sendiri pada
buku catatan masing-masing.
6) Tahap 6 Selanjutnya dengan mengikuti urutan langkah 1 sampai 5 meneruskan kegiatan
untuk pertanyaan ke 2 dan seterusnya sampai setiap murid dalam kelompok mendapat
giliran membacakan pertanyaan dan mengecek jawaban kelompok.

Catatan: Selama proses berlangsung guru memantau, memberi petunjuk yang


diperlukan dan memelihara disiplin kelas.

Saran Penggunaan :

5
Model KIK ini diadaptasi dari model “Team mate Consult”dari Kagan tahun 1989 dalam
Miller (1989). Tujuan model ini adalah untuk mengembangkan kemampuandan kebiasaan saling
berbagai ide dan memebuat kesepakatan bersama mengenai sesuatu hal serta menuangkan hasil
kesepakatan itu dengan bahasa sendiri. Model ini dapat diterapkan dalam kelas PKR baik yang
dilakukan dalam satu atau lebih dari satu mata pelajaran. Yang perlu dicatat ialan pengelompokan
murid sebaiknya menurut kelas. Mungkin akan lebih cocok digunakan di kelas IV ke atas mana murid
sudah bisa menuliskan buah pikirannya.

d) Model Tutorial Teman Sebaya (MTTS

Model Tutorial Teman Sebaya (MTTS) merupakan kerangka kegiatan belajar siswa dengan
memanfaatkan teman sekelasnya yang memiliki kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam
melakukan sesuat kegiatan atau memahami suatu konsep. Model TTS memiliki langkah-langkah
sebagai berikut:

1) Tahap 1 Pilihlah siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.


2) Tahap 2 Berikan tugas khusus untuk membantu temannya dalam bidang tertentu.
3) Tahap 3 Guru selalu memantau proses saling membantu tersebut.
4) Tahap 4 Beriakan penguatan kepada kedua belah pihak agar baik anak yang membantu
maupun yang dibantu merasa senang.

Saran Penggunaan :

Model TTS ini dirancang untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan saling membantu antar
teman sebaya. Miller (1989) memberikan beberapa saran untuk dapat berhasilnya program tutorial
sebagai berikut:

 Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai,


 Jelaskan tujuan itu kepada seluruh kelas,
 Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai,
 Gunakanlah cara yang praktis,
 Hindari kegiatan pengulangan yang telah dilakukan guru,
 Pusatkan kegiatan toturial pada keterampilan pikiran yang diminta di kelas,
 Berikan latihan singkat mengenai yang akan dilakukan tutor,
 Lakukanlah pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi melalui tutorial. Dalam
memanfaatkan totur sebaya guru berperan sebagai manusia yang akan dimintakan
keterangan,petunjuk, dan sarannya oleh:murid yang ditugasi sebagai totur sebaya.
Jagalah agar murid yang menjadi totur tidak bersikap sombong.

6
e) Model Toturial Lintas Kelas (MTLK)

Model Toturial Lintas Kelas (MTLK) merupakan kerangka kegiatan belajar siswa dengan
memanfaatkan siswa lain kelas yang lebih tinggi untuk membantu siswa kelasnya dalam memahami
ataumengerjakan sesuatu. Model MTLK memilki langkah-langkah sebagai berikut:

1) Tahap 1 Pilih siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata dikelas di atasnya.
2) Tahap 2 Berikan tugas khusus untuk membantu siswa adik kelasnya
3) Tahap 3 Guru selalu memantau proses saling membantu proses saling membantu tersebut.
4) Tahap 4 Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar baik siswa yang membantu
maupun yang dibantu agar mereka merasa senang.

Saran penggunaan

Model TLK digunakan secara lintas kelas yang lebih tinggi, misalnya murid kelas VI yang
pandai ditugas untuk membantu kelompok kelas dibawahnya. Semua saran Militer (1989) uuuntuk
model TTS berlaku untuk model ini.

f) Model Diskusi Meja Bundar (MDMB)

Model Diskusi Meja Bundar atau MDMB merupakan kerangka kegiatan belajar siswa yang
bersifat mengundang pendapat siswa secara tertulis dalam suasana terstruktur. Model DMB memiliki
langkah-langkah sebagai berikut:

1) Tahap 1 Siswa dibagi dalam kelompok kecil berjumlah 3-4 orang.


2) Tahap 2 Guru mengajukan pertanyaan secara tertulis atau lisan menuntut banyak jawaban.
3) Tahap 3 Selembar kertas diedarkan dalam setiap kelompok. Setiap bergilir setiap murid
dalam kelompok itu, menuliskan jawaban terhadap pertanyaan menurut pendapatnya
sendiri.

Saran penggunaan

Model DMB ini diadaptasi dari model “Roundtable” dari kagan tahun 1989 dalam Militer
(1989). Tujuan model ini ialah mengembangkan keterampilan mengemukakan ide secara tertulis
melalui situasi kerja kelompok. Model ini mirip dengan model OPB, hanya dengan ,odel OPB
jawaban murid disampaikan secara lisan. Pengguanaan model ini akan lebih tepat dikelas IV ke atas.

g) Model Tugas Diskusi-Resitasi (MTDR)

Model Tugas dan Resitasi atau MTDR merupakan kerangka kegiatan belajar siswa dalam
rangkaian kegiatan melaksanakan tugas, mendiskusikan tugas, dan melaporkan hasil pengerjaan tugas
tersebut. Model TDR mmiliki langkah-langkah sevagai berikut:

7
1) Tahap 1 Pemberian tugas dari guru.
2) Tahap 2 Pelaksanaan diskusi kelompok siswa.
3) Tahap 3 Pelaporan hasil diskusi siswa.

Catatan: Selama proses berlangsung guru memantau, memberi balikan, dan


memilihara disiplin kelas.

Saran penggunaan

Model TDR merupakan kombinasi dari metode pemberian tugas dan diskusi. Model ini cocok
digunakan dikelas VI ke atas. Tujuan model ini tertuju pada pengembangan keterampilan akademik
yang tercapai melalui situasi kerja sama. Dalam model ini guru berperan sebagai manager kelas, nara
sumber, dan penilai/pemonitor.

h) Model Aktivitas Tugas Tertutup (MATTu), dan Aktivitas Tugas Terbuka (MATTa)

Kedua model tersebut (MATTU dan MATTA) merupakan kerangka kegiatan belajar melalui
pemberian tugaas kepada siswa secara terarah pada satu jawaban atau banyak jawaban. Model ATTU
dan Model ATTA merupakan model pemberian tugas. Tidak memiliki langkah khusus, karena itu
berlaku prosedur pemberian tugas biasa. Yang khas dalam kedua model ini ialah dalam sifat isi
tugasnya. Tugas tertutup berbentuk tugas yang hanya memerlukan satu jawaban yang benar.
Sedangkan tugas terbuka berbentuk tugas yang memnuntut hasil yang beraneka ragam misalnya tugas
membuat karangan.

Saran penggunaan

Model ini dapat digunakan unuk berbagai bidang studi. Dalam kelas PKR model ini lebih
tepat digunakan di kelas IV ke atas. Peran guru dalam model ini adalah sebagai nara sumber dan
manager kelas. Misi utama model ini adalah melatih keterampilan berpikir kognitif dan komuniasi
secara tertulis.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Agar Anda dapat lebih memahami materi pada sub unit 3 ini, sekali lagi bacalah rangkuman
berikut ini:

1. Penyusunan jadwal harian pada kelas PKR harus mempertimbangkan beberapa kelas yang
dirangkap, berupa mata pelajaran yang akan diajarkan, topik-topik apa saja yang akan
dibahas, dan format pembelajaran yang mana yang akan digunakan.
2. Pada dasarnya ada dua format atau bentuk atau model metode pembelajaran dalam PKR
yaitu: Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) dan Proses Belajar Melalui Kerja Sama
(PBMKS). Model pertama menitikberatkan pada inisiatif/berbuat atas dorongan sendiri dan
merupakan belajar perorangan, sedang yang kedua menekankan pada cara belajar bersama
(cooperative learning).
3. Model PBMKS mencakup model atau bentuk belajar sebagai berikut: Olah pikir Sejoli
(OPS), Olah Pikir Berebut (OPB), Konsultasi Intra Kelompok (KIK), Tutorial Teman Sebaya
(TTS), Tutorial Lintas Kelas (TLK), Diskusi Meja Bundar (DMB), Tugas Diskusi Resitasi
(TDR), Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu), Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa). Di luar semua itu
masih dapat dikembangkan lagi.
4. Setiap model atau bentuk proses belajar-mengajar memiliki langkahlangkah pembelajaran
yang khas. Langkah-langkah ini menggambarkan urutan kegiatan guru dan murid dalam
keseluruhan proses pembelajaran merangkap kelas.

B. Saran
Pendidikan sangat penting di era moderen saat ini. Maka dari itu untuk menempuh pendidikan
yang sukses perlu adanya teknik belajar dan pembelajaran yang baik dan menarik agar mereka yang
belajar memiliki jiwa semangat yang tinggi untuk terus belajar dan menjadi generasi bangsa yang
cerdas. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kami berharap
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Susilowati, dkk. 2009. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Depdikbud.

Winartaputra, Udin S. 1999. Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR). Jakarta:

10

Anda mungkin juga menyukai