PEMETAAN TEMA
Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Muatan Matematika
Diampu oleh Ibu Siti Mas’ula, S.Pd., M.Pd. dan Yuniawatika, S.Pd., M.Pd.
Offering : G20
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 3
C. Tujuan Pembelajaran................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
A. Pemetaan Tema ........................................................................................................................... 5
B. Cara Menentukan Tema dalam Pembelajaran Tematik .............................................................. 5
C. Prinsip Pengembangan dan Pemilihan Tema .............................................................................. 8
D. Jaringan Tema ........................................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 16
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 16
B. Saran ......................................................................................................................................... 16
Daftar pustaka..................................................................................................................................... 17
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran tematik adalah pendekatan pembelajaran yang mengkolaborasikan
antara materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema.Dalam
pembelajaran ini siswa dapat mempelajari tentang tema-tema yang ada dalam lingkup
sekolah dasar mulai dari standar kompetisinya,kompetensi dasar dan indicator pada
setiap mata kuliah.Sehingga guru dapat menerapkan strategi,model,metode
pembelajaran yang cocok pada setiap temanya.
Pemetaan tema adalah suatu kegiatan mendapat gambaran secara menyeluruh dan
utuh dari semua standar kompetensi,kompetensi dasar dan indicator setiap mata
pelajaran.Pemetaan tema berguna untuk mempersingkat dengan jelas suatu tema
sehingga arah pembelajaran lebih jelas dan diadakan secara efektif.Guru dapat
mengetahui materi pokok yang ada dalam sebuah tema dan melakukan pemetaan tema
juga dapat digunakan juga untuk mengetahui tema apa yang dibutuhkan para siswa
untuk segeran dipelajarinya sehingga materi yang disampaikan guru akan tertanam
dengan maksimal.
Dalam pemetaan tema terdapat jarring-jaring tema yang berarti sebuah
petakonsep yang disusun sesuai dengan mata pelajaran yang berada pada tema yang
dipilih yang disusun sesuai keterpaduan.Kompetensi dasar dan indikatornya.Sehingga
hal ini dapat loebih memudahkan guru mengetahui tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dalam tema tersebut dan menerapkan pembelajaran yang cocok di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian pemetaan tema?
2. Bagaimana cara menentukan tema pada pembelajaran tematik?
3. Bagaimana prinsip-prinsip pengembangan dan pemilihan tema?
4. Apa jaringan tema?
C. Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat disimpulkan tujuan pembelajaran
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pemetaan tema.
2. Untuk mengetahui cara menentukan tema pada pembelajaran tematik.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan dan pemilihan tema.
4. Untuk mengkaji dan mendiskusikan jaringan tema.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemetaan Tema
Tema pembelajaran tematik sebagai alat/wahana pemersatu dari standar kompetensi
setiap mata pelajaran yang dipadukan. Dalam penentuan tema dapat ditetapkan sendiri
oleh guru dan/atau bersama peserta didik. Pemetaan tema adalah suatu kegiatan untuk
memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua kompettensi inti, kompetensi
dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.
Pemetaan pembelajaran tematik adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran
secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Pembelajaran
tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran
dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema (Trianto, 2011: 283).
Sukayati, (2004: 204) menjelaskan bahwa tema menjadi pengikat keterkaitan antara
satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Pada model pembelajaran ini guru
menyajikan pembelajaran dengan tema dan subtema yang disepakati dan dihubungkan
dengan antar mata pelajaran sehingga peserta didik memperoleh pandangan dan hubungan
yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran yang berbeda-beda. Sebagaimana Subroto
(1998: 38) menegaskan bahwa dalam pembelajaran tematik yang juga disebut
pembelajaran terpadu merupakan model terkait, pembelajaran dimulai dari suatu tema.
Tema diramu dari kompetensi dasar dan indikator dari beberapa mata pelajaran yang
dijabarkan dalam konsep, ketrampilan, atau kemampuan yang ingin dikembangkan dan
didasarkan atas situasi dan kondisi kelas; guru-siswa dan lingkungan. Dengan demikian
menurut Sukayati (2004: 204) peserta didik mempunyai motivasi tinggi karena pelajaran
melalui tema ini akan memudahkan siswa dalam melihat bagaimana berbagai kegiatan dan
gagasan dapat saling terikat tanpa harus melihat batas-batas pemisah beberapa mata
pelajaran.
D. Jaringan Tema
1. Hakikat Jaringan Tema
Jaringan tema adalah pola hubungan antara tema tertentu dengan sub-sub pokok
bahasan yang diambil dari berbagai bidang studi terkait. Dengan terbentuknya jaringan
tema diharapkan siswa siswa memahami satu tema tertentu dengan melakukan
pendekatan interdisiplin berbagai ilmu pengetahuan. Selain untuk mempermudah
pemahaman, jaringan tema juga mengajari pembiasaan agar siswa siswi mampu berpikir
secara integrative dan holistic.
Membuat jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran
terpadu yang banyak digunakan. Dalam pembelajaran terpadu, ekplorasi topik/tema
menjadi alat pemacu utama bagi pelakasananya. Untuk pemilihan topik atau tema serta
menghubungkan satu tema ke tema lainnya menjadi persolaan pentingyang harus
dikuasai oleh maupun siswa-siswi.
Membuat jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran
terpadu yang banyak digunakan dewasa ini. Lebih spesifik lagi, pembuatan jaringan tema
merupakan implementasi dari penerapan pembelajaran terpadu model Webbed.
Pembelajaran terpadu model Webbed adalah pembelajaran yang menggunakan
pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menetukan tema
tertentu. Tema dapat ditentukan dengan negosisasi guru dan siswa, tetapi dapat pula
diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya
dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang studi (Trianto 2007). Pengembangan
tema menjadi sub-sub tema serta pola keterkaitannya inilah yang kemdian membentuk
jaringan tema.
Dari berbagai penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa jaringan tema
adalah pola hubungan antara tema tertentu dengan sub-sub pokok bahasan yang telah
diambil dari bidang studi terkait. Dengan terbentuknya jaringan tema siswa dapat
diharapkan memahami suatu tema tertentu dengan menggunakan pendekatan
interdisiplin berbagai bidang ilmu pengetahuan.
2. Prinsip Dan Kriteria Jaringan Tema
Dalam menentukan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
1. Memperhatikan lingkungan terdekat
2. Dari yang termudah menuju sulit
3. Dari yang konkret menuju abstrak
4. Tema yang dipilih harus mungkin terjadi proses berfikir pada diri anak
5. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa termasuk
minat kebutuhan dan kemampuan.
Sebuah jaringan tema dapat dikatakan baik apabila telah memenuhi beberapa
kriteria. Diantaranya kriteria tersebut antara lain :
a) Simpel
Jaringan tema dibuat untuk mempermudah penyusunan perencanaan pembelaran
secara keseluruhan.
b) Sinkron
Jaringan tema terdiri dari dua komponen utama yaitu tema pngikat dan materi-
materi yang terkait dan bisa masuk dalam cakupannya. Untuk menyusun jaringan
tema yang baik, maka hal yang perlu diperhatikan adalah sinkronisasi antara tema
antara materi materi yang dijaring didalamnya.
c) Logis
Keterkaitannya anatara tema dengan materi yang diikat harus logis. Hal ini
mengandung penngertian bahwa yang dijaring betul-betul merupakan bagian dari
tema. Sehingga tidak bdibutuhkan tema-tema yang lain untuk menjaring materi-materi
tersebut.
d) Mudah dipahami
Jaringan tema yang baik adalah jaringan tema hyang mudah dipahami oleh semua
orang. Dengan demikian, siapapun dapat menyusun dan mengembangkan
pembelajaran pembelajaran tematik dengan berpegangan pada jaringan tema tersebut.
Jaringan tema diuoayakan tidak hanya dipahami oleh pembuatnya saja, akan tetapi
harus dapat digunakan oleh semua orang.
e) Kemenarikan
Tema hendaknya dipilih yang menarik sesuai dengan minat anak, tingkat
perkembangan anak dan bersifat konkrit.
f) Terpadu.
Tema dan materi-materi diikat oleh kesamaan substansi yang ingin disampaikan
kepada siswa-siswi. Oleh karena itu dalam pembuatan jaringan tema, asas
keterpaduan antara tema dan materi tidak diabaikan. Pembuatan jarinagan tema
diharapkan dapat menampilkan gambaran keterpaduan antara tema dan materi
menjadi satu bagian utuh yang akan dikembangkan menjkadi skenario pembelajaran
tematik.
3. Kekurangan Dan Kelebihan Jaringan Tema
Kelebihan jaringan tema yang mengikuti model pembelajaran terpadu milik Webber
adalah:
• Penyelaksian/penentuan tema sesuai minat akan memotivasi siswa-siswi unuk
belajar.
• Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman.
• Memudahkan perencanaan.
• Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa-siswi.
• Memberikan kemudahan bagi siswa-siswi dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-
ide berbeda yang terkait.
Sedangkan kekurangan jaringan tema model pembelajaran terpadu Webber adalah,
• Sulit dalam menyeleksi tema.
• Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal.
• Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan daripada
pengembangan konsep.
4. Langkah-Langkah Membuat Jaringan Tema
Pembuatan jaringan tema dilakukan dengan cara menggabungkan kompetensi
dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat
kaitannya dengan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu yang
tgersedia untuk setiap tema.
Langkah langkah membuat jaringan tema:
1. Menentukan tema, dalam penentuan tema biasa dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Cara pertama: dengan cara mempelajari setandar kompetensi dan kopetensi
dasar yang terdapat dalam masing masing pelajaran, dilanjutkan dengan
menentukan tema yang sesuai.
b. Cara kedua: menetapkan terlebih dahulu tema tema pengikat keterpaduan untuk
menentukan tema tersebut, guru dapat bekerja sama dengan siswa siswi sesuai
dengan minat dan kebutuhan merekan.
2. Menginventarisasi materi materi yang masuk/ sesuai dengan tema yang telah
ditentukan. Langkah ini terlalu rumit karena pada pertemuan sebelumnya telah
dilakukan pemetaan tehadap materi materi yang akan diajadikan bahan pembuatan
jaringan tema.
3. Mengelompokkan materi yan telah diinventarisir kedalam rumpun mata
pelajarannya masing masing. Hal ini untuk mempermudah mmencari keterkaitan
tema dengan mata pelajaran-mata pelajaran yang disajikan dengan menggunakan
model pembelajaran tematik.
4. Menghubungkan materi-materi yang telah dikelompokkan dalam rumpun mata
pelajaran dengan tema. Pola hubungan antara tema dengan rumpun materi
diilustrasikan dengan sebuah bagan .
Tema
Lingkungan
IPA PKN
Matematika
• Pengelompokkan
bangun ruang
• Menyelesaikan
masalah
kontekstual yang
berkaitan dengan
luas permukaan
dan volume
bangun ruang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemetaan tema dalam pembelajaran tematik berguna untuk memudahkan guru
dalam menerapkan pembelajaran yang efisien dan efektif,didalamnya terdapat jarring-
jaring tema yang berisi tentang tema yang akan dipetakan,KD,Indikator serta mata
pelajaran yang ada dalam tema yang dipilih. Dalam menetapkan tema perlu
memperhatikan beberapa prinsip yaitu memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan
siswa,dari yang termudah menuju yang sulit,dari yang sederhana menuju yang
kompleks,dari yang konkret menuju ke yang abstrak,tema yang dipilih harus
memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa,dan ruang lingkup tema
disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan
kemampuannya.Jaringan tema adalah pola hubungan antara tema tertentu dengan sub-
sub pokok bahasan yang diambil dari berbagai bidang studi terkait. Dengan terbentuknya
jaringan tema diharapkan siswa siswa memahami satu tema tertentu dengan melakukan
pendekatan interdisiplin berbagai ilmu pengetahuan. Selain untuk mempermudah
pemahaman, jaringan tema juga mengajari pembiasaan agar siswa siswi mampu berpikir
secara integrative dan holistic. Sebuah jaringan tema dapat dikatakan baik apabila telah
memenuhi beberapa kriteria. Diantaranya kriteria tersebut,antara lain
simple,sinkron,logis,mudah dipahami,kemenarikan,dan terpadu.
B. Saran
Guru harus dapat membuat pemetaan tema serta jering-jaring tema dengan baik
dan benar agar dapat menerapkan pembelajaran yang efektif dan efisien.Siswa pun akan
dapat dengan mudah memahami isi tema yang diberikan.
Daftar Pustaka
Rohman, Ahmad Fawzan. “Cara Membuat Tema dan Cara Memetakan Tema (Pembelajaran
Tematik),” 2013. https://www.alfawzy.com/2013/11/cara-membuat-tema-dan-cara-
memetakan.html.
Tarmizi, Ramadhan. “Pemetaan Pembelajaran Tematik,” 2008.
https://tarmizi.wordpress.com/2008/11/22/pemetaan-pembelajaran-tematik/.
Widyaningrum, R. (2012). MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI MI/SD. Cendekia: Jurnal
Kependidikan dan Kemasyarakatan, 10(1), 107. https://doi.org/10.21154/cendekia.v10i1.405
Juanda, A. (2019). Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu. Teori dan praktik Pembelajara
Tematik Terpadu Beroientasi Landasan Filosofis, Psikologis dan Pedagogis. Confident