Anda di halaman 1dari 10

BAB 3

PANJANG SALURAN KENDALI PADA


KENDALI DUA POSISI (ON/OFF)

Tujuan Instruksional Umum


Setelah akhir kuliah mahasiswa dapat memprediksi kemungkinan terjadinya
kegagalan pada saluran kendali yang panjang dan mengatasinya.
Tunjuan Instruksional Khusus
Setelah akhir kuliah mahasiswa dapat :
1. menentukan kemungkinan terjadinya rugi tegangan pada saluran kendali,
2. memilih teknis pengendalian dengan saluran kendali jarak jauh,
3. merancang panjang saluran kendali dengan baik dan benar,

3.1 Pertimbangan dan Tindakan Perancangan Saluran Kendali Panjang


Suatu proses (plant) tidak menutup kemungkinan dikendalikan dari jarak jauh,
bahkan jarak antara plant dengan unit kendali jaraknya hingga ratusan meter. Karena
itu, untuk pengendalian plant ini diperlukan saluran kendali yang panjang. Dan tidak
sedikit saluran kendali ini, rangkaiannya langsung dicatu dengan penyulang tegangan
arus bolak-balik yang cukup tinggi nilainya, yaitu 220 atau 380 volt. Untuk kasus ini,
rangkaian kendalinya dimungkinkan dapat terjadi kegagalan, atau tidak berfungsi
dengan baik, terutama pada kendali ON/OFF dengan kontaktor atau rele-rele magnetik
yang lain.
Jika saluran kendali panjang, sebagai contoh, pada saluran kendali lebih dari 100
m pada tegangan 220 Vac, misalnya digunakan untuk kontaktor-kontaktor, rele-rele,
pelepas-pelepas under-voltage, dan sebagainya, agar peralatan-peralatan kendali dapat
berfungsi dengan baik , maka hal-hal yang dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
- Susut tegangan maksimum yang diijinkan pada saluran,
- Pengaruh kapasitansi saluran pada operasi-operasi dengan kontaktor arus bolak-
balik,
- Pembebanan tambahan elemen-elemen penyakelaran (switching elements) oleh arus-
arus kapasitif yang nyasar (contoh dry-reed contact).

3-1
3.1.1 Susut Tegangan
Belitan-belitan kontaktor dapat bekerja dengan baik jika tegangan jepitnya adalah
tidak kurang dari 85% yang diakibatkan susut pada saluran kendali. Rugi-rugi tegangan
pada saluran atau jaringan tenaga listrik umumnya berfluktuasi hingga 10%. Karena itu,
susut tegangan pada saluran kendali tidak boleh lebih dari 5%.
Panjang penghantar saluran tunggal yang diijinkan lperm dapat dihitung dengan
persamaan (1) dan (2) berikut :
2
5 .U C .U SL
lperm = (m) untuk tegangan arus searah …..… (1)
R SL .PA
2
5.U C .U SL
lperm = (m) untuk tegangan bolak-balik …….. (2)
R SL .PA.Cosϕ on
dengan :
l perm : panjang saluran kendali tunggal yang diijinkan (m)
UC : rating tegangan belitan (volt)
USL : susut tegangan pada saluran kendali (%)
RSL : resistansi per konduktor dan km saluran kendali (Ω/km)
PA : daya yang diserap oleh belitan kontaktor (VA)
Cos ϕon : faktor daya belitan kontaktor atau rele ketika bekerja

Dari persamaan (1) dan (2) di atas dapat dinyatakan, bahwa rating tegangan
belitan yang tinggi atau luas penampang saluran kendali yang besar, maka panjang
saluran kendali yang diijinkan lebih panjang. Namun, jika tegangan belitan kontaktor
pada arus bolak-balik ditinggikan, bagaimanapun juga pengaruh kapasitansi harus
diperhitungkan.
Panjang saluran kendali yang diijinkan untuk luas penampang yang biasa atau
sering dipakai dengan bermacam-macam tegangan Uc dan susut tegangan maksimum
USL 5%, grafik seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.1 berikut dapat digunakan.

3.1.2 Pengaruh Kapasitansi Saluran pada Operasi Kontaktor

a. Kapasitansi Saluran Kritis


Pada Gambar 3.2.a asumsikan, bahwa tegangan penyulang tetap bertahan normal
dan rangkaian pada belitan kontaktor beroperasi dengan tegangan arus bolak-balik,
maka rangakaian kendali akan dipengaruhi oleh kapasitansi bayangan yang terjadi pada
saluran. Jika pengaruhnya sedemikian luas, maka kontaktor tidak akan drop-out ketika
3-2
dimatikan. Hal ini terjadi karena kapasitansi saluran besar, demikian pula arus Ic
mengalir langsung ke belitan kontaktor juga besar, sehingga kontaktor tetap menutup.

3000 Uc
Uc
=
38 Uc = 5
2000 Uc 0V = 00
= .2 50 V
Uc
38 ,5
m 0V .2,5
0V m .1 m
1000 Uc
Uc 220
= .1 2
Uc ,5 m m 2
Uc = m = m
Uc 11 = V m2 55 2
800 U =
11 0V 22 . 1, Uc 0V
Uc c = =
U
0V 5

c
600 U 11 0V .2 m = . 1
4 .1
=
= c 0V .1 ,5 m2 38
42 2V
U
m
24 V.
=
c
.1 42 .1 ,5 m m 0V m2

V.
V.
=
400 ,5 m m m2 m2 Uc .1
V.
Uc

24 4V.

2, 5 m 2
1 m m2 m2 = ,
m 2, 5
5
22
=

300 m2 m2 5 m
m
1,
2

m 0V m2
m 2
2
m2 .2
,5
1

m
200 m
m

m2
m

100
1 2 3 4 5 6 8 10 20 30 40 60 100 200 400 500 1000

Daya yang diserap oleh belitan kontaktor (VA)

Gambar 3.1 Panjang saluran kendali penghantar tembaga yang diijinkan (lperm) sebagai fungsi
beban ketika belitan kontaktor bekerja. Susut tegangan pada saluran yang diijinkan USL=5%

a. Kendali kontak sesaat b. Kendali kontak permanen


Gambar 3.2. Penyulang belitan pada kondisi normal untuk ketika kontaktor beroperasi
Contoh :
Kontaktor dipasang tetap di dalam panel kendali, sedangkan peralatan perintah operasi
(command devices) dipasang terpisah, seperti ditunjukan pada Gambar 3.2, dengan :
C1 ; C2 ; C3 = kapasitansi saluran kendali
IC1 ; IC2 ; IC3 = arus-arus kapasitif,
l = panjang tunggal penghantar saluran kendali

3-3
Kapasitansi saluran tidak mempunyai pengaruh pada rangkaian kendali jika
rangkaian kendalinya dibuat seperti Gambar 3.3, tetapi rangkaian ini jarang digunakan.
Jika perangkat perintah operasi dipasang di sekitar penyulang kendali dan kontaktor
disusun secara terpisah, sehingga peralatan komando dibuka tidak ada arus Ic yang
mengalir langsung kebelitan kontaktor, ketika peralatan perintah operasi dibuka,
potensial pada kedua sisi belitan adalah nol.

Gambar 3.3. Penyulang belitan dihubungkan ke perangkat komando, kontaktor tertutup,


kontaktor dipasang terpisah, sedang perangkat komando disekitar penyulang kendali

Keterangan gambar :
C1 ; C2 ; C3 = kapasitansi saluran kendali
l = panjang tunggal penghantar saluran kendali

Kapasitansi kritis saluran pada rangkaian seperti ditunjukkan pada gambar 3.2
untuk jaringan dengan frekuensi 50 Hz, dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
PA
C crit = 500 (1) • 2
(µF) ............................................... (3)
UC
dengan :
Ccrit : kapasitas saluran kritis (µF)
PA : konsumsi daya belitan kontaktor (VA)
Uc : rating tegangan belitan kontaktor (volt), tegangan lebih yang
diperbolehkan sampai dengan 10 %

3-4
Persamaan (4) dan (5) berikut juga digunakan untuk kapasitansi saluran, yaitu :
l
C L = 2 • 0,3 • (µF), untuk kontak sesaat ................. (4)
1000
l
C L =,3 • (µF), untuk kontak permanen ........ (5)
1000
dengan :
faktor 0,3 = 0,3 µF/km kapasitansi saluran antara dua inti (l)
l = panjang tunggal penghantar saluran kendali (m)
dari persamaan (3), (4), dan (5), diperoleh panjang saluran kritis sebagai berikut :
500 • PA
Untuk kontak sesaat : l crit = 2
• 10 3 (m) ...............................
2 • 0,3 • U C
(6)
500 • PA
Untuk kontak permanen : l crit = 2
• 10 3 (m) ...............................
0,3 • U C
(7)
Catatan :
- Dalam jaringan 60 Hz, semua nilai-nilai yang di dapat dengan penggunaan
persamaan (3), (6), (7) harus direduksi 20%.
- Angka 500 memuat sebagian besar nilai-nilai batas yang tidak menguntungkan,
seperti 60% daya yang diserap, 25% arus yang diserap dan frekuensi 50 Hz.
- 0,3 µF adalah nilai maksimum, yang mana meyakinkan/menjamin bahwa panjang
saluran yang dihitung memberikan batas aman yang memadai.
Nilai-nilai kritis kapasitansi saluran dan panjang saluran menjadi lebih kecil,
sebagai contoh saluran-saluran kendali yang dipengaruhi oleh saluran-saluran lain yang
ada di sekitarnya. Pengaruh saluran lain ini dalam prakteknya tidak mungkin dihitung,
mereka dapat ditentukan oleh pengukuran arus bocor pada instalasi-instalasi yang
terpasang.
Untuk penentuan instalasi-instalasi dengan saluran kendali panjang, sebaiknya
harus disetarakan tahap perancangan, yaitu apakah panjang saluran dan kapasitansinya
melebihi nilai kritis untuk kontaktor-kontaktor individu. Hal dimaksud, bahwa tindakan-
tindakan yang cocok harus diambil untuk menghilangkan pengaruh-pengaruh yang tidak
baik dalam sistem.

3-5
Tabel 3. Kapasitansi dan panjang kritis untuk rating tegangan 220 volt, 50 Hz,
diambil tegangan lebih pada belitan adalah 10%.

Jenis Kapasitansi kritis Panjang saluran kritis untuk


kontaktor sesuai dengan Kendali kontak Kendali kontak
parsamaan (3) (µF) sesaat dengan permanen sesuai
persamaan (6) (m) dengan persamaan
(7) (m)
3TG, 3TJ 0.055 97 184
3TA20, 3TA10 0.068 114 228
3TA21, 3TA11 0.068 114 228

3TA22 0.154 256 512


3TA23 0.171 285 570
3TA24 0.256 427 854

3TA26 0.427 712 1424


3TA28 0.555 925 1850
3TA30 0.64 1067 2134

3TB48 0.22 370 740


3TB50 0.27 455 910
3TB52 0.34 569 1138

3TB54 0.41 683 1366


3TB56 0.72 1195 2390

3TB32, 3TL5 2.26 3770 7540


3TB34 4.01 6687 13374
Daya yang diserap oleh belitan kontaktor (VA)

500
400
500 V 380 V 240 V 110 V
300

200

100
80

60

40

20

10
8
10 20 40 60 80 100 200 300 400 500 800 1000 2000 4000 6000 10000 20000 40000
Panjang saluran kendali (m)

Gambar 3.4. Panjang saluran kendali yang diijinkan sebagai fungsi rating tegangan belitan
pada 50 Hz dengan asumsi nilai tegangan lebih pada pada belitan kontaktor 10%
dan daya (VA) yang diserap oleh belitan kontaktor.

3-6
Pada Tabel 3 ditampilkan nilai-nilai kapasitansi dan panjang saluran untuk
perhitungan/penentuan yang cepat (ini sebagai contoh saja dengan menggunakan
sampel kontaktor produk Siemen). Sedangkan grafik Gambar 3.4 dapat digunakan
untuk perhitungan/penentuan pendekatan. Tabel 1 dan Gambar 3.4 dengan
mengasumsikan, bahwa kapasitansi saluran antara dua inti adalah 0,3 µF/km.

3.2 Tindakan Terhadap Gangguan yang Disebabkan oleh Kapasitansi Saluran


Jika suatu instalasi dengan saluran panjang telah dibuat selama perencanaan atau
saat commissioning, bahwa panjang saluran yang nyata adalah lebih besar dari pada
panjang saluran kritis, seperti yang ditunjukan pada tabel 1 dan gambar 4, sehingga
mengakibatkan kontaktor tidak droup-out ketika ada perintah off. Jika terjadi hal yang
demikian, beberapa tindakan dapat digunakan untuk menetralisir efek kapasitansi
saluran, tindakan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Penggunaan tegangan arus searah sebagai penyulang kendali
Jika penyulang kendali yang digunakan adalah tegangan arus searah, dan
perintah off diaktifkan, maka kapasitansi di-discharge lewat belitan kontaktor
sampai waktu pembukaan total. Sehingga tidak ada penundaan pembukaan yang
terjadi.

b. Penggunaan tegangan kendali yang lebih kecil


Dari persamaan (3),(6),(7) dan Gambar 3.4, bahwa tegangan kendali yang
lebih kecil dapat disamakan dengan kapasitansi saluran dan panjang kritis yang
lebih besar. Bagaimanapun dalam hal tegangan kendali yang lebih rendah, susut
tegangan yang diijinkan pada saluran harus diperiksa sesuai dengan persamaan (1)
atau (2). Tegangan kendali yang rendah adalah lebih ekonomis, terutama dalam
instalasi-instalasi kontaktor yang lebih besar. Tegangan harus diseleksi sesuai
dengan rangkaian kontaktor dengan kapasitansi saluran yang lebih besar.

c. Hubungan paralel beban-beban tambahan


Tindakan ini hanya ekonomis untuk sistem kendali dengan kontaktor kecil.
Susut tegangan pada belitan dibatasi hingga di bawah nilai-nilai tegangan pengunci
(hold-in) oleh hubungan-hubungan paralel beban-beban tambahan ke belitan
kontaktor, yaitu dapat digunakan beban –beban tambahan resistif atau kapasitif.
3-7
Beban Tambahan Resistif
Beban tambahan resistif umumnya hanya diijinkan jika rugi dayanya kurang
dari 10 Watt. Ukuran resistansi yang diperlukan dapat dihitung dengan formula
sebagai berikut :
l
R p = 1000 • (Ω) ................................................ (8)
CL
Rating daya resistansi tambahan diberikan oleh formula sebagai berikut :
2
U
PP = C (W) ................................................ (9)
Rp

dengan :
CL : kapasitansi saluran dalam µF, diperoleh dari persamaan (4) atau (5) atau
diukur
UC : rating tegangan belitan (volt)
RP : resistansi beban tambahan dalam (Ω)
PP : rating daya resistansi tambahan (W), harus lebih besar dari pada 10 W
Ketika memilih resistansi tambahan, yang harus diingat, bahwa temperatur
kerja resistansi yang digunakan adalah beberapa ratus derajad celsius pada rating
beban.

Beban tambahan kapasitif (elemen-elemen (RC) )


Beban tambahan ini mempunyai rugi-rugi rendah, hubungannya seperti
ditunjukan pada gambar 3.5 berikut.

Gambar 5. susunan beban tambahan kapasitif dalam rangkaian belitan kontaktor

Catatan : meskipun susunan rangkaian sama, beban-beban kapasitif RC untuk


pembatasan tegangan lebih selama operasi pembukaan kontaktor (lihat
elemen RC untuk pembatasan tegangan lebih).

3-8
Ukuran beban kapasitif tambahan dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Cp = 4,5 * CL (µF) ..................................................... (10)
Pilih kapasitor sesuai dengan rating tegangan AC fasa tunggal normal. Resistor Rp
mendekati 100 Ω, rating dayanya dapat dihitung dengan persamaan (11) berikut :
U C • 2ππ • C P 2
PP = R P • ( ) (W) ……………………. (11)
10 6
dengan :
CL : kapasitansi saluran (µF), nilainya diperoleh dari persamaan (4) atau (5) diukur
RP : resistansi tambahan elemen RC, jika memungkinkan nilainya 100Ω
UC : rating tegangan belitan dalam (volt)
f : rating frekuensi jala-jala (Hz)
Cp : kapasitansi tambahan elemen RC (µF)

Untuk Uc = 220 volt, 50 Hz, dan Rp = 100Ω, dari persamaan (11) maka Pp-nya
adalah:
Pp = 0,5 . Cp2 watt .............................................................. (11*)
Beban-beban kapasitif tambahan hanya ekonomis untuk kontaktor-kontaktor
individu dengan saluran kendali panjang. Beban kapasitif tambahan harus
dihubungkan dengan belitan kontaktor, instalasi kontaktor yang besar dengan
elemen RC ini relatif mahal.
d. Perangkat-perangkat komunikasi jarak jauh
Dengan perkembangan perangkat-perangkat elektronika dan teknik digital
yang sangat pesat, maka solusi terhadap saluran panjang akan dipermudah, yaitu
dengan sistem komunikasi jarak jauh dengan mikroprosesor seri RS 232 dan RS 422
Bahkan dalam perkembangan sistem kendali, yaitu pada kendali otomatik
(automatic control), perangkat mikroprosesor tersebut telah dikemas dalam sebuah
perangkat yang kompak dan multi fungsi, yaitu yang lebih dikenal dengan
programable logic control (PLC). Perangkat PLC ini bila digunakan untuk
pengendalian suatu proses dengan saluran panjang, ia harus memiliki fasilitas
komunikasi atau fasilitas input-output terpisah (remote I/O) dan bus-bus
komunikasi.
Tindakan yang terakhir ini hanya ekonomis bila kendali-kendali yang
digunakan sangat kompleks dan besar serta strategis dalam ekonomi, karena
tindakan ini memerlukan inventasi yang cukup mahal.

3-9
Dengan tindakan seperti yang diuraikan di atas, maka setiap tindakan ada
kelebihan ataupun kekurangannya, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Bila pada pengendalian suatu proses menggunakan saluran kendali yang panjang,
maka panjang salurannya jangan melebihi panjang kritis (lcrit) untuk setiap luas
penampang yang digunakan, hal ini bertujuan agar perangkat-perangkat kendali
dapat berfungsi dengan baik.
b. Pemakaian saluran kendali yang panjang akan terjadi kapasitansi saluran yang
berpengaruh tidak baik terhadap perangkat-perangkat kendali. Karena itu,
diperlukan tindakan yang tepat untuk mengatasinya.
c. Ketika mengeksekusi tindakan untuk mencegah pengaruh kapasitansi saluran
terhadap sistem harus dipertimbangkan pula faktor-faktor ekonomi agar investasi
biaya tidak mahal.

3.3 Evaluasi dan Latihan


a. Tidak menutup kemungkinan rancangan kendali on/off berbasis elektromagnetik
pada suatu plant dikendalikan dari jarak jauh dengan saluran kendali yang panjang.
Apakah kemungkinan yang terjadi dan bagaimana solusinya? Jelaskan dengan
singkat!
b. Carilah literatur tentang spesifikasi teknik rele magnetik (kontaktor) dan
dokumentasi-kan dengan baik sebagai dasar/referensi rancangan saudara kelak.

c. Jika saluran kendali yang panjang tidak dapat dihindari (karena situasi/keadaan di
lapangan), adakah pengaruh jelek terhadap pengendalian plant tersebut?. Dan
bagaimana tindakan saudara agar kendalinya dapat sempurna.

d. Jika sebuah pengasut (starter) motor listrik menggunakan kontaktor dengan rating
arus ± 25 A, dikendalikan dari jarak jauh dengan panjang 500 m. Rancanglah
saluran kendali pengasut tersebut seoptimal mungkin!

3 - 10

Anda mungkin juga menyukai