Terjadinya kemunduran dan kehancuran pada dinasti turki usmani bermula setelah
wafatnya Sulaiman Al-qonuni. Sultan-sultan yang menggantikannya umumnya lemah dan tidak
berwibawa. Setelah meninggalnya sultan Sulaiman terjadi banyak kekacauan diantaranya
perebutan kekuasaan, melemahnya sistem pemerintahan, menurunnya semangat perjuangan para
prajurit utsmani dan memburuknya perekonomian Negara. Untuk lebih jelasnya faktor-faktor
penyebab runtuhnya dinasti utsmani dibagi menjadi dua , yaitu; faktor internal dan faktor
eksternal.
1) Faktor Internal
a) Terlalu luasnya kekuasaan Turki Ustmani
Perluasan wilayah yang terlalu cepat di kerajaan turki ustmani , dan terlalu luasnya
wilayah kekuasaan menyebabkan pemerintah kewalahan sehingga mempersulit
proses administrasi.
c) Heterogenitas penduduk
Karena luasnya kekuasaan maka penduduknya pun cukup beragam. Namun karena
perbedaan bangsa semacam ini, seringkali menimbulkan pemberontakan di Turki
Usmani.
2) Faktor Eksternal
a) Timbulnya gerakan nasionalisme
Bangsa-bangsa yang tunduk terhadap kerajaan Utsmani mulai mennyadari kelemahan
mereka, dan mengambil gerakan bangkit untuk melepaskan diri dari kerajaan Turki
Utsmani.
Dinasti Turki Usmani mengalami kemunduran akibat beberapa faktor yang antara lain, penduduk
yang memiliki corak yang beragam, lemahnya para sultan pengganti Sultan Sulaiman, kerusakan
moral para sultan, ikut campurnya istri sultan dalam mengatur pemerintah, dan juga terjadi
kemerosotan di bidang ekonomi.
Sementara keruntuhan Dinasti Turki Usmani dimulai sejak adanya modernisasi yang dilakukan
oleh penguasa usmani akibat adanya pengaruh barat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Konspirasi untuk meruntuhkan kekuasaan Islam di Turki dilakukan secara gencar. Di antaranya
menyusupkan sebanyak 50.000 Yahudi Dunamah dari Salonika, sebuah wilayah yang sekarang
menjadi bagian Yunani Timur, ke dalam Gerakan Persatuan dan Pembangunan yang bertujuan
merongrong kekuasaan Sultan Abdul Hamid II.
Pada waktu itu, Sultan Abdul Hamid dikenal gigih menolak lobi-lobi aktifis Zionis agar
menyerahkan tanah Palestina kepada bangsa Yahudi. Selain itu, para aktivis Freemason juga
mengampanyekan Turki dengan sebutan “The Sick Man in Europe” (Lelaki yang Sakit dari
Eropa) sebagai upaya memojokkan pemerintahan Islam di Turki.[10]
Mustafa Kemal
Salah satu tokoh Freemason ini adalah Mustafa Kemal, dialah yang kemudian menjadi presiden
pertama Turki dan akhirnya menghapus jabatan khalifah. Alasan ia menghapus jabatan khalifah
adalah karena jabatan tersbut dianggap milik semua kaum muslim, sehingga tidak pada
tempatnya jika hanya dibebankan pada Turki. Tepat pada tanggal 03 Maret 1924, jabatan
khalifah resmi ditiadakan sementara khalifah terakhir Turki Usmani, Abdul Majid II
dipersilahkan meninggalkan Turki. Maka berakhirlah kekuasaan Turki Usmani yang telah berdiri
kurang lebih 6 abad.