Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN

PENYAKIT MENINGITIS
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata KMB II

Disusun oleh :
Bayu Latifatul Alimah (E.0105.20.010)
Nofita (E.0105.20.031)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI
Jl. Kerkop No. 243 Leuwigajah Kec. Cimahi Selatan., Kota Cimahi Jawa Barat 40532
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
A. Definisi
Penyakit Meningitis adalah radang dari selaput otak yaitu lapisan aracnoid dan
piameter yang disebabkan oleh bakteri dan virus (Judha & Rahil, 2011). Meningitis
adalah infeksi akut yang mengenai selaput mengineal yang dapat disebabkan oleh
berbagai mikroorganisme dengan ditandai adanya gejala spesifik dari sistem saraf
pusat yaitu gangguan kesadaran, gejala rangsang meningkat, gejala peningkatan
tekanan intrakranial, & gejala defisit neurologi (Widagdo, 2012).
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan
medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur.
(NANDA, 2012). Meningitis adalah peradangan pada meninges, membran dari otak
dan sumsum tulang belakang. Hal ini paling sering disebabkan oleh infeksi (bakteri,
virus, atau jamur), tetapi juga dapat diproduksi oleh iritasi kimia, perdarahan
subarachnoid, kanker dan kondisi lainnya (WHO, 2014).
B. Etiologi
1. Pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah Diplococcus pneumonia
dan Neiseria meningitidis, stafilokokus, dan gram negative.
2. Pada anak-anak bakteri tersering adalah Hemophylus influenza, Neiseria
meningitidis dan Diplococcus pneumonia. (Satyanegara, 2010)
C. Patofisiologi
Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh tiga lapisan meningen yaitu pada
bagian paling luar adalah duramater, bagian tengah araknoid dan bagian dalam
piamater. Cairan serebrospinalis merupakan bagian dari otak yang berada dalam ruang
subaraknoid yang dihasilkan dalam fleksus choroid yang kemudian dialirkan melalui
system ventrikal.
Organisme penyebab meningitis masuk melalui sel darah merah pada blood brain
barrier. Cara masuknya dapat terjadi akibat trauma penetrasi, prosedur pembedahan
atau pecahnya abses serebral. Meningitis juga dapat terjadi bila adanya hubungan
antara cairan serebrospinal dan dunia luar. Masuknya mikroorganisme menuju ke
susunan saraf pusat melalui ruang subarakhoid dapat menimbulkan respon peradangan
pada pia, araknoid, cairan serebrospinal dan ventrikel. Eksudat dapat menyumbat
aliran normal cairan serebropinal dan menimbulkan hidrosefalus (Widagdo, dkk,
2013).

2
D. Manifestasi Klinis
1. Neonatus: menolak untuk makan, refleks menghisap kurang, muntah, diare,
tonus otot melemah, menangis lemah.
2. Anak-anak dan remaja demam tinggi, sakit kepala, muntah, perubahan sensori,
kejang, mudah terstimulasi, foto pobia, delirium, halusinasi, maniak, stupor,
koma, kaku kuduk, tanda kernig dan brudzinski positif, ptechiali (menunjukkan
infeksi meningococal).
3. Ciri khas: penderita yang tampak sakit berat, demam akut yang tinggi,
kesadaran yang menurun (lethargi atau gaduh gelisah), nyeri kepala, muntah dan
kaku kuduk.
E. Penatalaksanaan
Tarwoto ( 2013), mengatakan penatalakasanaan dibagi 2 yaitu:
a) Penatalaksanaan umum
1. Pasien diisolasi
2. Pasien diistirahatkan/ bedrest
3. Kontrol hipertermi dengan kompres
4. Kontrol kejang
5. Pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi
b) Pemberian antibiotik
1. Diberikan 10-14 hari atau setidaknya 7 hari bebas panas
2. Antibiotik yang umum diberikan: Ampisilin, Gentamisin,
Kloromfenikol, Sefalosporin.
3. Jika pasien terindikasi meningitis tuberkolusis diberikan obat-obatan TBC.
c) Pemeriksaan penujang (Hudak dan Gallo, 2012)
1. Fungsi lumbal dan kultur CSS: jumlah leukosit (CBC) meningkat, kadar
glukosa darah menurun, protein meningkat, glukosa serum meningkat
2. Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab
3. Kultur urim, untuk menetapkan organisme penyebab
4. Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi.
F. Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan, berdasarkan perubahan yang terjadi pada
cairan otak dan berdasarkan mikroorganisme penyebab.
1. Meningitis berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak yaitu:

3
a. Meningitis serosa
Merupakan radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan
otak yang jernih. Penyebab yang paling sering adalah Mycobacterium
tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan
Ricketsia.
b. Meningitis purulenta
Merupakan radang bernanah pada arakhnoid dan piameter yang meliputi otak
dan medula spinalis Penyebabnya adalah bakteri antara lain: Diplococcus
pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitides (meningokok),
Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus.
2. Meningitis berdasarkan mikroorganisme penyebab yaitu:
a. Meningitis bekterial (meningitis purulenta/septik)
Meningitis ini merupakan karakteristik inflamasi pada seluruh meningen,
dimana organism masuk ke dalam ruang arachnoid dan subarachnoid. Sesuai
namanya, meningitis ini disebabkan oleh bakteri, antara lain: Neisseria
meningitides (meningokok). Streptococus haemolyticuss. Staphylococcus
aureus, Haemophilus influenzae, (Ginsbeg, 2008).
b. Meningitis Virus (meningitis aseptik )
Meningitis jenis ini sering terjadi akibat komplikasi lanjutan dari berbagai
macam penyakit akibat virus yang meliputi mumps (penyakit gondok),
herpes simplek dan herpes zoster. Virus penyebab meningitis disini dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu virus RNA dan virus DNA. Contoh virus
RNA adalah enterovirus (virus penyakit polio). (PERDOSSI, 2005)
c. Meningitis Jamur ( meningitis kriptokoku neoformans) Pada meningitis ini
infeksi jamur dan parasit pada susunan saraf pusat merupakan penyakit
oportunistik yang pada beberapa keadaan tidak terdiagnosa sehingga
penanganannya juga termasuk sulit. Pada susunan saraf pusat dapat berupa
meningitis dan proses desak ruang (abses atau kista).

4
G. Patways
Infeksi/septicemia jaringan otak

Iritasi meningen

Perubahan fisiologi intrkarnial

Edema serebral dan Perubahan fisiologi


peningkatan TIK intrkarnial

Pe
Adhesi,Kelumpuhan saraf Perubahan tingkat kesadaran,
Tingkat
Perubahan perilaku Kesadaran
Koma disorientasi fotofobia Pe
skresi ADH
Bersihan jalan nafas
Kematian tidak efektif
Kelemahan Fisik

Ansietas
Intoleransi
Aktivitas

H. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada penderita meningitis di antaranya adalah (WHO,
2016):
1. Kejang
2. Hipoglikemia
I. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
- Nama :

5
- Usia :
- Status :
- Alamat :
- No.Reg :
b. Identitas Penanggung jawab
Nama :
Umur :
Suku/Kebangsaan :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2. Keluhan utama
Hal yang sering menjadi alasan pasien atau orang tua membawa anaknya ke rumah
sakit adalah suhu badan tinggi, kejang, dan penurunan tingkat kesadaran
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada pengkajian pasien dengan meningitis biasanya keluhan berhubungan dengan
akibat infeksi dan akibat tekanan intrakranial seperti sakit kepala, demam juga
kejang. Hal tersebut harus dilakukan pengkajian lebih mendalam, seperti :
bagaimana sifat timbulnya, stimulus yang sering menimbulkan keluhan, dan
tindakan yang biasa diberikan untuk menurunkan keluhan tersebut.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Perlu adanya pengkajian terhadap riwayat penyakit yang pernah diderita pasien
seperti infeksi jalan napas bagian atas, otitis media, mastoiditis, dan
hemoglobinopatis, riwayat trauma kepala, juga riwayat tindakan bedah saraf. Selain
hal tersebut, perawat perlu mengkaji pemakaian obat-obatan yang sering digunakan
pasien seperti obat kortikosteroid, jenis antiboitik dan reaksinya (untuk menilai
resistensi pemakaian antiboitik).
5. Riwayat Kesehatan Keluarga/ keadaan lingkungan tempat tinggal
Meningitis merupakan suatu penyakit infeksi yang bisa disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur.
6. Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran :

6
Pasien yang datang ke rumah sakit biasanya dalam keadaan latergi, stupor, dan
semikomatosa
2) Tanda tanda vital
a. ) Temperatur :
Suhu mengalami peningkatan lebih dari normal sekitar 38-41 oC
b. ) Denyut nadi :
Denyut nadi menurun sebagai tanda peningkatan tekanan intrakranial
c. ) Respirasi:
Peningkatan frekuensi napas berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
umum
d. ) Tekanan darah: -
Biasanya normal atau meningkat berhubungan dengan tanda tanda peningkatan
tekanan intrakranial.
7. Pemeriksaan menyeluruh
• BI (breathing)
Melihat apakah klien batuk, produksi sputum, sesak nafas, penggunaan alat bantu
nafas, dan peningkata frekuensi nafas. Auskultasi bunyi nafas, bunyi nafas tambahan
seperti ronchi pada meningitis tuberkulosa
• B2 (blood)
Pengkajian pada sistem cardiovascular, biasanya terdapat infeksi fulminating pada
meningitis meningokokus dengan tanda-tanda septicemia: demam tinggi yang tiba-
tiba muncul, lesi purpura yang menyebar (sekitar wajah dan ekstremitas), syok, dan
tanda-tanda koagulasi intravascular desiminata
• B3 (brain)
Pengkajian B3 (Brain) menilai tingkat kesadaran dan status mental berdasarkan fungsi
serebri.
8. Analisa data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
Tanda Mayor Perubahan fisiologi intrkarnial Bersihan jalan
DS: - napas tidak efektif
DO: Pe l
1. Batuk tidak efektif Tingkat Kesadaran
2. Tidak mampu batuk
3. Sputum berlebih Bersihan jalan nafas tidak
4. Mengi, wheezing dan/atau efektif
ronkhi kering

7
5. Mekonium di jalan napas (pada
neonatus)

Tanda Minor
DS:
1. Dispnea
2. Sulit bicara
3. Ortopnea

DO:
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napas menurun
4. Frekuensi napas berubah
5. Pola napas berubah
Tanda Mayor Infeksi/septicemia jaringan otak Ansietas
DS:
1. Merasa bingung Iritasi meningen
2. Merasa khawatir dengan akibat
dari kondisi yang dihadapi Perubahan fisiologi intrkarnial
3. Sulit berkonsentrasi
Edema serebral dan
DO: peningkatan TIK
1. Tampak gelisah
2. Tampak tegang Adhesi,Kelumpuhan saraf
3. Sulit tidur
Koma
Tanda Minor
DS: Kematian
1. Mengeluh pusing
2 Anoreksia Ansietas
3. Palpitasi
4. Merasa tidak berdaya

DO
1. Frekuensi napas meningkat
2. Frekuensi nadi meningkat
3. Tekanan darah meningkat
4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa lalu
Tanda Mayor Perubahan fisiologis intrkamial Intoleransi aktivitas
DS:

8
1. Mengeluh lelah Edema serebral dan
peningkatan TIK
DO
1. Frekuensi jantung meningkat Perubahan tingkat kesadaran,
>20% dari kondisi istirahat Perubahan perilaku disorientasi
fotofobia Pet sekresi ADH
Tanda Minor
DS: Kelemahan fisik
1. Dispnea saat/setelah aktivitas
2. Merasa tidak nyaman setelah Intoleransi Aktivitas
beraktivitas
3. Merasa lemah

DO:
1. Tekanan darah berubah >20%
dari kondisi istirahat
2. Gambaran EKG menunjukkan
aritmia saat/setelah aktivitas
3. Gambaran EKG menunjukkan
iskemia
4. Sianosis

J. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d perubahan fisiologis intrkamial d.d batuk
tidak efektif, sulit bicara, frekuensi napas berubah

2. Ansietas b.d edema serebral dan peningkatan TIK d.d merasa bingung, tampak
gelisah, mengeluh pusing, Tremor

2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik d.d mengeluh lelah, merasa lemah,
sianosis

9
K. Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1 Bersihan jalan napas Setelah dilakukan Intervensi Utama Intervensi Utama
tidak efektif b.d intervensi keperawatan Latihan batuk efektif Latihan batuk efektif
perubahan fisiologis 1 x 24 Bersihan jalan
intrkamial d.d batuk napas tidak efektif Observasi Observasi
tidak efektif, sulit bicara, membaik dengan kriteria - Identifikasi -Untuk mengetahui
frekuensi napas berubah hasil : kemampuan batuk
- Batuk efektif meningkat kemampuan batuk
- Monitor adanya
- Produksi sputum
retensi sputum pasien
menurun
- Monitor tanda dan
- Mengi menuru -Untuk mengetahui
- Wheezing menurun gejala infeksi saluran
- Dispnea membaik napas adanya retensi sputum
- Sulit bicara membaik - Monitor input dan
-Untuk mengetahui
- Frekuensi napas output cairan (mis.
membaik Jumiah dan tanda dan gejala
- Pola napas membaik karakteristik)
infeksi saluran napas
Terapeutik -Untuk mengetahui
- Atur posisi semi
intake dan output
-Fowler atau Fowler
pasang perlak dan cairan pada pasien
bengkok di pangkuan
pasien
- Buang sekret pada Terapeutik
tempat sputum
-Untuk memberikan
Edukasi rasa nyaman dan
- Jelaskan tujuan dan
memperlancar sirkulasi
prosedur batuk efektif
-Anjurkan tarik napas pernafasan
dalam melalui hidung
-Untuk mempermudah
selama 4 detik,
ditahan selama 2 dalam tindakan serta
detik, kemudian
kebersihan
keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu -Untuk mencegah
(dibulatkan) selama 8
terjadinya infeksi
detik
- Anjurkan nasokomial
mengulangi tarik
napas dalam hingga 3
kali Edukasi
- Anjurkan batuk -Agar pasien
dengan kuat langsung
setelah tarik napas mengetahui tujuan
dalam yang ke-3

10
dan tindakan apa yang
Kolaborasi
akan dilakukan
- Kolaborasi
pemberian mukolitik -Untuk memberikan
atau ekspektoran, jika
rasa aman dan nyaman
perlu
pada pasien dengan
Intervensi pendukung
Edukasi fisioterapi teknik relaksasi
dada -Untuk membuat

Observasi pasien lebih tenang


- Identifikasi -Untuk mengurangi
kemampuan pasien
dan keluarga atau mengeluarkan
menerima informasi dahak

Terapeutik Kolaborasi
-Persiapkan materi Untuk mengencerkan
dan media edukasi dahak agar mudah
- Jadwalkan waktu dikeluarkan
yang tepat untuk
memberikan Intervensi pendukung
pendidikan kesehatan Edukasi fisioterapi
sesuai kesepakatan dada
dengan pasien dan Observasi
keluarga - agar keluarga pasien
- Berikan kesempatan mampu mengetahui
pasien dan keluarga atau menerima
bertanya informasi

Edukasi Terapeutik
- Jelaskan - agar pasien bisa
kontraindikasi menerima materi
fisioterapi dada (mis. - menentukan jadwal
eksaserbasi PPOK yang tepat untuk
akut, osteoporosis) memberikan materi ke
- Jelaskan tujuan dan pasien dan keluarga
prosedur fisioterapi - untuk mengetahui
dada Jelaskan segmen apakah pasien paham
paru-paru yang atau tidak
mengandung sekresi
berlebihan Edukasi
- agar pasien bisa
melakukan sendiri
fisioterapi dada
- agar pasien

11
mengetahui untuk apa
melakukan fisioterapi
dada
- agar pasien lebih
nyaman
2 Ansietas b.d edema Setelah dilakukan Intervensi Utama Intervensi Utama
serebral dan peningkatan intervensi keperawatan Redukasi ansietas Redukasi ansietas
TIK d.d merasa bingung, 1x24 jam, maka tingkat
tampak gelisah, ansietas menurun dengan Observasi Observasi
mengeluh pusing, Kriteria Hasil :
Tremor -Identifikasi saat -Untuk mengetahui
- Verbalisasi
kebingungan tingkat ansietas tingkat ansietas
menurun berubah (mis.kondisi, -Monitor tanda –
- Verbalisasi
khawatir akibat waktu, stressor) tanda ansietas
kondisi yang -Monitor tanda – Terapeutik
dihadapi menurun
- Perilaku gelisah tanda ansietas -Lakukan suasana yang
menurun Terapeutik membuat pasien
- Frekuensi
pemapasan -Ciptakan suasana percaya
menurun terapetik untuk -Menemani pasien
- Konsentrasi
membaik menumbuhkan agar stress pasien
- Pola tidur kepercayaan berkurang
membaik
-Temani pasien untuk -Memahami situasi
mengurangi pasien dan dengarkan
kecemasan, jika pasien dengan penuh
memungkinkan perhatian
-Pahami situasi yang -Berikan motivasi
membuat ansietas kepada pasien
-Dengarkan dengan -Jelaskan hal-hal yang
penuh perhatian membuat pasien
-Gunakan pendekatan cemas
yang tenang dan Edukasi
meyakinkan -Menjelaskan
Edukasi pengobatan yang
-Jelaskan prosedur, diberikan kepada
termasuk sensasi yang pasien

12
dialami -Keluarga menemani
-Informasikan secara pasien agar merasakan
factual mengenai kasih sayang yang utuh
diagnosis, pengobatan
dan prognosis Kolaborasi
Kolaborasi Kolaborasi dalam
pemberian obat
Kolaborasi pemberian diperlukan agar
obat antiansietas, jika mempercepat proses
perlu intervensi
Intervensi Pendukung
Intervensi Pendukung
Dukungan Emosional
Dukungan Emosional
Observasi
Observasi
- Identifikasi fungsi
- untuk mengetahui
marah, frustrasi, dan
seberapa frustrasi dan
amuk bagi pasion
marah
- Identifikasi hal yang
- untuk mengetahui
telah memicu emosi
apa aja hal yang
memicu emosi
Terapeutik
- Fasilitasi
Terapeutik
mengungkapkan
- agar pasien tidak
perasaan cemas,
terlalu cemas dan
marah, atau sedih
sedih
- Buat pernyataan
- untuk mengurangi
suportif atau empati
berduka
selama fase berduka
- agar pasien bisa
- Lakukan sentuhan
tenang dan nyaman
untuk memberikan
- menjaga pasien tetap
dukungan (mis.
aman
merangkul, menepuk-
- agar pasien lebih
nepuk)
tenang dan tidak
- Tetap bersama
banyak pikir ajak
pasien dan pastikan
bicara
keamanan selama
ansietas, jika perlu Edukasi
- Kurangi tuntutan - berikan arahan ke
berpikir saat sakit pasien agar tidak malu
atau lelah - untuk pasien lebih
terbuka
Edukasi
- agar pasien tidak
- Jelaskan
terlalu emosional
konsekuensi tidak
- untuk mengetahui
menghadapi rasa
penggunaan

13
bersalah dan malu mekanisme ke pasien
- Anjurkan
mengungkapkan Kolaborasi
perasaan yang dialami - agar mengetahui
(mis. ansietas, marah, keadaan pasien
sedih)
- Anjurkan
mengungkapkan
pengalaman
emosional
sebelumnya dan pola
respons yang biasa
digunakan
-Ajarkan penggunaan
mekanisme
pertahanan yang

Kolaborasi
- Rujuk untuk
konseling, jika perlu
3 Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan Intervensi Utama Intervensi Utama
kelemahan fisik d.d intervensi keperawatan Menejemen Energi Menejemen Energi
mengeluh lelah, merasa 1x24 jam, maka toleransi Observasi Observasi
lemah, sianosis aktivitas meningkat
-Identifikasi gangguan -Untuk mengetahui
dengan Kriteria Hasil :
- Frekuensi nadi fungsi tubuh yang gangguan fungsi tubuh
meningkat
mengakibatkan yang mengakibatkan
- Kemudahan dalam
melakukan aktivitas kelelahan kelelahan
sehari-hari meningkat
-Monitor kelelahan -Untuk mnegetahui
- Keluhan lelah menurun
- Dispnea saat aktivitas fisik dan emosional kelelahan fisik dan
menurun
-Monitor pola dan jam emosional
- Sianosis menurun
- Warna kulit membaik tidur -Untuk mengetahui
- Tekanan darah membaik
-Monitor lokasi dan pola dan jam tidur
ketidaknyamanan -Untuk mengetahui
selama melakukan lokasi dan
aktivitas ketidaknyamanan
selama melakukan
Terapeutik aktivitas
-Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah Terapeutik

14
stimulus ( mis. -Untuk memberikan
Cahaya, suara, kenyamanan pada
kunjungan ) pasien
-Fasilitasi duduk di sisi -Agar pasien tidak
tempat tidur, jika merasa bosan dan
tidak dapat berpindah mengurangi sesak
atau berjalan
Edukasi
Edukasi -Untuk pasien lebih
-Anjurkan melakukan produktif lagi
aktivitas secara -Untuk dapat
bertahap memantau kesehatan
-Anjurkan pasien
menghubungi -Untuk mengurangi
perawat jika tanda kelelahan
dan gejala kelelahan
tidak berkurang Kolaborasi
-Anjurkan strategi Untuk memantau
asupan makanan yang
coping untuk adekuat
mengurangi kelelahan
Intervensi Pendukung
Kolaborasi Dukungan Ambulan
Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara Observasi
meningkatkan asupan - Untuk mengetahui
makanan adanya nyeri
- untuk mengetahui
Intervensi Pendukung toleransi fisik
Dukungan Ambulan - untuk mengetahui
frekuensi jantung dan
Observasi tekanan darah
- Identifikasi adanya - agar mengetahui
nyeri atau keluhan kondisi umum selama
fisik lainnya di ambulasi
- Identifikasi toleransi
fisik melakukan Terapeutik
ambulasi - Monitor - untuk fasilitas
frekuensi jantung dan ambulasi memerlukan

15
tekanan darah tongkat, kruk
sebelum memulai - agar membantu
ambulasi mobilisasi
- Monitor kondisi - agar pasien lebih
umum selama nyaman
melakukan ambulasi
Edukasi
Terapeutik - agar pasien
- Fasilitasi aktivitas mengetahui tujuan
ambulasi dengan alat dan presedur ambulasi
bantu (mis. tongkat, - agar pasien paham
kruk) dan mengerti
- Fasilitasi melakukan - agar pasien tahu
mobilisasi fisik, jika banyak tentang fungsi
perlu dan manfaat kursi roda
- Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
ambulasi

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan
ambulasi dinl
- Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis.
berjalan dari temapt
tidur ke kursi roda,
berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai
toleransi)

16
Daftar Pustaka
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP.2016.Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi I, Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP.2016.Buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Edisi I, Cetakan III. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP.2019.Buku Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi
I, Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.
Nanda Nic Noc Jilid III Amin Huda Nurafih Hardhi Kusuma 2015.
https://www.slideshare.net/FransiskaOktafiani/asuhan-keperawatan-meningitis-
77041944
https://id.scribd.com/doc/278100279/Asuhan-Keperawatan-Meningitis
https://pdfcoffee.com/lp-meningitis-ruang-icu-pdf-free.html

17

Anda mungkin juga menyukai