Anda di halaman 1dari 14

ETIKA DALAM ORGANISASI

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori dan
Perilaku Organisasi

Dosen Pengampu :
Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 7
Muhamad Valiant Ray (11190182000011)
Pauzatul Hasanah (11190182000030)

2A
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah
melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan sebaik-baiknya. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada
baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia ke alam yang
terang- benderang.
Penulisan dan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teori dan Perilaku Organisasi. Adapun yang pemakalah bahas dalam makalah
sederhana ini mengenai “Etika Dalam Berorganisasi”.
Kemudian, pemakalah sangat berterima kasih kepada dosen Dra.
Nurdelima Waruwu, M.Pd. yakni yang telah membimbing pemakalah. Sehingga
pemakalah mendapatkan pengetahuan yang komprehensif.
Pemakalah berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan para
pembaca. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran
yang bersifat membangun ditunggu untuk kesempurnaan makalah ini.

Sawangan,11 Maret 2020

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Masalah.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian Etika Dalam Organisasi..............................................................2
B. Arti Penting Etika dalam Organisasi.............................................................3
C. Konsepsi Etika dan Moralitas.......................................................................4
D. Prinsip-prinsip Nilai Etika............................................................................5
E. Etika Organisasi Pemerintah.........................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia memiliki pikiran, peraasaan, dan tindakan dalam
melakukan kegiatan dalam hidupnya. Tindakan setiap sumber daya manusia
(SDM) dibaca sebagai sebuah sikap kerja seseorang di organisasi. Berbagai
kalangan di Indonesia berpendapat tentang banyak daya manusia di
Indonesia tidak jujur dalam pekerjaan mereka di organisasi maupun di
masyarakat. Dalam etika/moral saat berorganisasi haruslah berpasangan
dengan kejujuran. Yakni manusia melakukan kegiatan organisasi
berdasarkan pengetahuan tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang
hak dan kewajiban yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, akhlak, budi pekerti, dan susila didalam organisasi sehingga
dengan sendirinya mengembangkan ketulusan dan kelurusan hati .
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika dalam berorganisasi?
2. Apa arti penting etika dalam organisasi?
3. Apa saja Prinsip-prinsup nilai etika?
4. Bagaimana konsepsi etika dan moralitas?
5. Bagaiman etika dalam organisasi pemerintah?
C. Tujuan Masalah
1. Agar dapat mengetahui pengertian etika dalam organisasi
2. Dapat mengetahui arti pendting etika dalam organisasi
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip etika
4. Untuk mengetahui dan memahami konsepsi etika dan moralitas
5. Untuk mengetahui etika dalam organisasi pemerintah

1
BAB
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika Dalam Organisasi
Etika pada dasarnya mengarah pada keberadaan satu aturan yang
erat kaitannya dengan keberadaan moral yang tidak dapat terlepas dari
nilai budaya yang ada disekitarnya. Istilah dan pengertian etika secara
kebahasaan/etimologi, berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”,
yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika
adalah ilmu yang meyelidki baik dan buruk dengan memperhatikan
perbuatan manusia sejauh yang diketahui oleh akal pikiran. Etika
dalam organisasi, Etika diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola
perilaku seseorang atau badan/lembaga/organisasi sebagai suatu
kebiasaan yang dapat diterima umum dalam interaksi dengan
lingkungannya. Oranisasi tidak mungkin berfungsi secara baik tanpa
memiliki etika, karena etika sangat berpengaruh pada tujuan
organisasi. Maka segala sesuatu yang terkait dengan tingkah laku dan
aktifitas seseorang dalam lingkungan organisasi harus berdasarkan dan
disesuaikan dengan tujuan akhir organisasi tersebut. Dengan demikian,
etika organisasi dapat pula diartikan sebagai pola sikap dan perilaku
yang diharapkan dari setiap individu dan kelompok dalam organisasi,
yang pada akhirnya membentuk budaya organisasi yang sejalan dengan
visi, misi, dan tujuan organisasi.
Definisi Etika Menurut Para Ahli
1. Pengertian Etika Menurut K. Bertens: Etika adalah nilai-nila dan
norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
2. Pengertian Etika Menurut W. J. S. Poerwadarminto: Etika adalah
ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
3. Pengertian Etika Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno: Etika
adalah ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan
arah dan pijakan pada tindakan manusia.

2
3

4. Pengertian Etika Menurut Ramali dan Pamuncak: Etika adalah


pengetahuan tentang prilaku yang benar dalam satu profesi.
5. Pengertian Etika Menurut H. A. Mustafa: Etika adalah ilmu yang
menyelidiki, mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran1
B. Arti Penting Etika dalam Organisasi
Etika adalah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan
dan kesanggupan seorang secara sadar untuk mentaati ketentuan dan
norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atau
satu organisasi. Etika organisasi menekankan perlunya seperangkat
nilai yang dilaksanakan setiap orang anggota. Nilai nilai tersebut
berkaitan dengan pengaturan bagaimana seharusnya bersikap dan
berperilaku dengan baik seperti sikap hormat, kejujuran, keadilan dan
tanggung jawab. Beberapa alasan mengapa norma moral dan etika itu
diperlukan dalam organisasi antara lain :
1. Karena etika berkaitan dengan perilaku manusia. Hal ini
menyangkut aplikasi seperangkat nilai luhur dalam bertindak bagi
kehidupan seorang dan organisasi dan menyangkut berbagai
prinsip yang menjadi landasan bagi perwujudan nilai nilai tersebut
dalam berbagai hubungan yang terjadi antar manusia dan
lingkungan hidup.
2. Agar bisa mengikuti kehidupan sosial yang tertib manusia
memerlukan kesepakatan, pemahaman, prinsip dan ketentuan lain
yang menyangkut pola perilaku. Etika memberikan prinsip yang
kokoh dalam berperilaku sehingga kehidupan dalam organisasi
semakin bermakna. Setiap bentuk kerja sama didasarkan pada
kesepakatan yang dicapai bersama.

1
Ika Maully Diana, “Prinsip-Prinsip Etika” terdapat pada
https://ikamaullydiana.wordpress.com/2013/12/09/etika-profesi-akuntansi-2/ diakses pada 14
Maret 2020 pukul 17:36
4

3. Karena dinamika manusia dengan segala konsekuensinya baik


bersifat norma moral maupun etika perlu dianalisa dan dikaji
ulang, hal ini dimaksudkan agar tetap relevan dalam memperkaya
makna kehidupan seseorang, kelompok, organisasi dan
masyarakat luas yang pada gilirannya memperlancar interaksi
antar manusia.

4. Pentingnya etika dalam era modern sekarang ini lebih jelas terlihat
bila diingat bahwa etika menunjukkan kepada manusia nilai hakiki
dari kehidupan sesuai dengan keyakinan agama, pandangan hidup
dan sosial. Dapat dikata kan bahwa etika berkaitan langsung
dengan sistem nilai manusia, etika mendorong tumbuhnya naluri
moralitas, nilai-nilai hidup yang hakiki dan memberi inspirasi
kepada manusia untuk secara bersama-sama menemukan dan
menerapkan nilai-nilai tersebut bagi kesejahteraan dan kedamaian
umat manusia2.

C. Konsepsi Etika dan Moralitas

Istilah etikah dan moral sering dicampur adukan. Etika berasal dari
dari Bahasa Yunani yaitu “ethos”, yang artinya kebiasaan atau watak,
sedangkan moral dari bahasa Latin yautu “mos” yang artinya cara
hidup atau kebiasaan. Pengertian tersebut menghasilkan pengertian
yang sama namun, terdapat perbedaan menurut Solomon yakni etika
berkenaan dengan disiplin ilmu yang mempelajari nilai-nilai yang
dianut oleh manusia besera pembenarannya dan dalam hal ini etika
merupakan salah satu cabang filsafat. Sedangkan moral dalam
pengertiannya yang umum menaruh penekenan kepada karakter dan
sifat-sifat individu yang khusus, diluar ketaatan pada peratyran. Dan
moralitas sendiri mempunyai makna yang lebih khusus sebagi bagian
dari etika. Moralitas berfokus kepada hukum-hukum dan prinsip-
prinsip.

2
Sunarno, Etika Kepemimipinan Aparatur: Modul Pendidikan dan Peltihan Kepemimpinan
Tingkat IV, ( Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2008), hlm.20.
5

Etika merupakan hasil perenungan dari moralitas yang dirasakan


perlu adanya etika dalam kehidupan, karena merupakan kewajiban
moral untuk mewujudkan sesuatu yang baik, baik bagi diri sendiri,
kelompok, mesyarakat, maupun bangsa dan negara.

Menurut Srisumantri, bahwa nilai-nilai etika dan moral harus


diletakan sebagai landasan atau dasar pertimbangan dalam setiap
kegiatan dibidang keilmuan, Tahap tertinggi dalam kebudayaan moral
manusia, ujar Charles Darwin, adalah ketika menyadari bahwa kita
sewajarnya mengontrol pikiran kita. Karena, pikiran merupakan faktor
penentu dan pemutus suatu tindakan yang akan kita lakukan, pikiran
baik akan menghasilkan moral atau etika yang baik sedangkan pikiran
yang buruk akan menghasilkan tindakan yang buruk3.

Ajaran moral guna meningkatkan moralitas manusia agar menjadi


lebih baik, sedangkan etika bertugas memberi argumentasi rasional
untuk mendukung ajaran moral.

D. Prinsip-prinsip Nilai Etika

Pada peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebalum


Masehi. Para pemikir telah mencoba menjabarkan corak landasan etika
sebagai pedoman hidup manusia. Para pemikir tersebut
mengidentifiksikan paling sedikitnya ratusan gagasan/ ide bagus
menjadi enap prinsip yaitu keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan,
kebebasan, dan kebenaran.

a. Prinsip keindahan, Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang


mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan.
Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai
keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam
perilakunya. Keindahan membentuk kedisiplinan dan semakin
disiplin akan semakin memudah memelihara keindahan.

3
Abdurrozzaq Hasibuan, Etika Profesi Profesionalisme Kerja, (Medan: UISU Press, 2017), hlm.9.
6

Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya


sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.
b. Prinsip persamaan, setiap manusia hakikatnya mempunyai hak
dan kewajiban yang sama, sehingga munculah tuntunan atas
persamaan antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta
persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini
melandari perilaku yang tidak diskriminatif dalam dasar
apapun.
c. Prinsip kebaikan, manusia pada hakikatnya ingin selalu berbuat
baik, karena dengan begitu ia dapat diterima dilingkungannya.
Prinsip ini mendasari perilaku individu sepaya selalu berupaya
untuk berbuat kebaikan dalam menghadapi lingkungannya.
Prinsip ini biasanya berkenaan dengan sikap saling hormat-
menghormati, saling mengasihi, membantu sesama, dan
sebagainya.
d. Prinsip kebebasan, setiap manusia mempunyai hak untuk
melakukan sesuatu sesuai kehendaknya sendiri, selagi tidak
mengambil dan mengganggu hak orang lain. Dalam prinsip
kehidupan dan hak asasi manusia kebebasan setiap orang harus
diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak akan
melakukan hal yang semena-mena.
e. Prinsip kebenaran, prinsip kebenaran biasanya digunakan
dalam logika keilmuan yang muncul hasil pemikiran yang
logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan
ditunjukkan nilai kebenarannya agar kebenaran itu dapat
diyakini, karena tidak semua kebenaran menunjukan kebenaran
jika tidak mempunyai pembuktian4.
f. Prinsip keadilan, adil dalam bekerja mengandung arti sama
berar,ntidak berat sebalah tidak memihak, berpihak pada

4
Ika Maully Diana, “Prinsip-Prinsip Etika” terdapat pada
https://ikamaullydiana.wordpress.com/2013/12/09/etika-profesi-akuntansi-2/ diakses pada 14
Maret 2020 Pukul 17:36
7

kebenaran, berpgangan pada yang benar, sepatutnya, dan tidak


sewenang-wenang dalam melaksanakan tugas di organisasi
yang menjadi penunjang agar orang terpacuh untuk semakin
disiplin dalam bekerja5.
E. Etika Organisasi Pemerintah
1. Dimensi Etika dalam Organisasi

Etika merupakan cara bergaul atau cara berperilaku baik. Nilai-


nilai etika dalam suatu organisasi dituangkan dalam aturan dan
ketentuan hukum, baik tertulis maupun tidak tertulis. Aturan ini
mengatur bagaimana sesorang bersikap atau berperilaku ketika
berinteraksi dengan orang lain didalam suatu negara dan dengan
masyarakat dilingkungan organisasi tersebut

a. Birokrasi, teori menempatkan setiap organisasi dalam suatu


hierarki strktur yang jelas, setiap pekerjaan harus diselesaikan
berdasarkan prosedur dan aturan kerja yang telah ditetapkan,
dan setiap orang teikat secara ketat dengan aturan-aturan
tersebut. Dalam model orgabisasi ini pola perilaku yang
berkembang bersifat sangat kaku dan formal.
b. Prinsip Manajemen Organisasi, prinsip-prinsip ini cukup
banyak dipilih oleh para pemimpin organisasi. Prinsip-prinsip
ini adalah pembagian kerja, wewenang, disiplin, kesatuan
pemerintah (komando), koordinasi, mendahulukan kepentingan
organisasi, sentralisasi versus desentralisasi, inisiatif, dan
kesetia kawanan kelompok.
c. Pembagian Kerja, pembagian kerja yang sesuai keahlian
seseorang akan meningkatkan kerja dengan cara membuat para
kerja lebih produktif.
d. Wewenang, untuk dapat melakukan kerjanya dengan baik
setiap anggota harus diberi kewenangan tertentu seimbang
dengan

5
Mnahan P. Tampubulon, Perilaku Keorganisasian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), hlm.100.
8

tugas yang dijalaninya, setiap wewenang yang diberikan harus


diikuti dengan tanggung jawab yang seimbang pula.
e. Disiplin, setiap individu atau anggota harus menaati dan
menghormati peraturan yang mengatur organisasi. Disiplin
yang baik merupakan hasil dari kepemimpinan yang efektif,
saling pengertian yang jelas antara pimpinan dan para pegawai
tentang peraturan organisasi.
f. Kesatuan Pemerintah, satu anggota/pegawai hanya menerima
perintah dari satu orang atasan6.
2. Etika dalam Pemerintah
Didalam lingkungan organisasi pemeintah seorang apatur dituntut
unruk bekerja sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Secara etis
seorang apatur akan merasa terpanggil untuk melayani kepentingan
publik secara adil tanpa membeda-bedakan kelompok, ras, golongan,
maupun agama.
Menurut etika organisasi pemerintahan RI seorang aparatur harus
dapat menjadikan dirinya sebagai model panutan tentang kebaikan dan
moralitas pemerintahan terutama yang berkenaan dengan pelayanan
kepada publik. Dia akan senantiasa menjaga kewibawaan dan citra
pemerintahan melalui kinerja dan perilaku sehari hari dengan
menghindarkan diri dari perbuatan yang tercela yang dapat merugikan
masyarakat dan negara. Jadi etika pada dasarnya merupakan upaya
menjadikan moralitas sebagai landasan bertindak dan berperilaku
dalam kehidupan bersama termasuk di lingkungan profesi
administrasi7.
3. Etika dalam Jabatan

Istilah jabatan berasal kaya job (bahasa Inggris} yang mempunyai


arti banyak dalam bahasa Indonesia yakni pekerejaan, tugas dan
jabatan.

6
Abdurrozzaq Hasibuan, Etika Profesi Profesionalisme Kerja, (Medan: UISU Press, 2017),
hlm.178
7
Sunarno, Etika Kepemimipinan Aparatur: Modul Pendidikan dan Peltihan Kepemimpinan
Tingkat IV, ( Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2008),, hlm.21
9

Job didefinisikan sebagai kelompok position yang mengandung


banyak persamaan dalam tugas, kecapakan, pengetahuan, dan
tanggung j awab. Dalam pengertian sehar-hari jabatan sering diartikan
sebagai kedudukan sesorang dalam suatu struktur oganisasi.

Etika dalam jabatan adalah kebiasaan yang baik atau peraturan


yang diterima dan ditaati oleh pegawai dan kemudian mengendap
menjadi normatif. Etika jabatan merupakan norma-norma atau nilai–
nilai kaidah-kaidah ukuran-ukuran yang diterima dan ditaati oleh para
pegawai, yang berupa peraturan-peratuan atau hal-hal yang sudah
merupakan kebiasaan dan dianggap setiap pegawai sudah mengetahui
dan melaksanakannya8.

8
Ig, Wursanto, Etika Komuikasi Kantor, (Yogyakarta: KANISIUS, 1987), hlm.21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Etika pada dasarnya mengarah pada keberadaan satu aturan yang erat
kaitannya dengan keberadaan moral yang tidak dapat terlepas dari nilai
budaya yang ada disekitarnya
2. Etika organisasi diartikan sebagai pola sikap dan perilaku yang
diharapkan dari setiap individu dan kelompok dalam organisasi, yang
pada akhirnya membentuk budaya organisasi yang sejalan dengan visi,
misi, dan tujuan organisasi.
3. Nilai-nilai etika dan moral harus diletakan sebagai landasan atau dasar
pertimbangan dalam setiap kegiatan dibidang keilmuan.
4. Para pemikir mengidentifiksikan paling sedikitnya ratusan gagasan/ ide
bagus menjadi enap prinsip etika yaitu keindahan, persamaan,
kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran.
5. Dimensi etika dalam organisasi meliputi birokrasi, prinsip manajemen
organisasi, pembagian kerja, wewewnang dan kesatuan perintah.
6. Didalam lingkungan organisasi pemeintah seorang apatur dituntut
unruk bekerja sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.
7. Etika dalam jabatan adalah kebiasaan yang baik atau peraturan yang
diterima dan ditaati oleh pegawai dan kemudian mengendap menjadi
normatif
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

10
DAFTAR PUSTAKA
Diana, Ika Maully. “Prinsip-Prinsip Etika”. terdapat pada
https://ikamaullydiana.wordpress.com/2013/12/09/etika-profesi-
akuntansi-2/ diakses pada 14 Maret 2020 pukul 17:36.
Hasibuan, Abdurrozzaq. Etika Profesi Profesionalisme Kerja. Medan:
UISU Press. Cet.ke-1. 2017.
Sunarno. Etika Kepemimipinan Aparatur: Modul Pendidikan dan Peltihan
Kepemimpinan Tingkat IV. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Cet.ke-1. 2008.
Tampubulon, Manahan P. Perilaku Keorganisasian. Jakarta: Ghalia
Indonesia. Cet.ke-1. 2004.
Warowuntu, Bob. Perilaku Organisasi: Beberapa Model dan Submodel.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Ed.ke-1. 2106.
Wursanto, Ig. Etika Komuikasi Kantor. Yogyakarta: KANISIUS. Cte.ke-1.
1987.

Anda mungkin juga menyukai