Anda di halaman 1dari 69

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN PADA LANSIA DI


BANJAR TELAGA DESA SIBETAN KECAMATAN
BEBANDEM KABUPATEN KARANGASEM
TAHUN 2021

Oleh :
NI KETUT MARLIANI
NIM. P07120018039

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2021
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN PADA LANSIA DI


BANJAR TELAGA DESA SIBETAN KECAMATAN
BEBANDEM KABUPATEN KARANGASEM
TAHUN 2021

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh


Gelar Ahli Madya Keperawatan Pada Program Studi D-III
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar

Oleh :
NI KETUT MARLIANI
NIM. P07120018039

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2021
ii
LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN PADA LANSIA DI


BANJAR TELAGA DESA SIBETAN KECAMATAN
BEBANDEM KABUPATEN KARANGASEM
TAHUN 2021

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN

Pembimbing Utama : Pembimbing Pendamping :

Dr. K.A. Henny Achjar, SKM.,M.Kep.,Sp.Kom Dr. I Wayan Mustika, S.Kep.Ns. M.Kes.
NIP. 196603211988032001 NIP.196508111988031002

MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

Ners. I Made Sukarja, S.Kep.,M.Kep.


NIP. 196812311992031020

iii
KARYA TULIS ILMIAH DENGAN JUDUL :

GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN PADA LANSIA DI


BANJAR TELAGA DESA SIBETAN KECAMATAN
BEBANDEM KABUPATEN KARANGASEM
TAHUN 2021

TELAH DISEMINARKAN DIHADAPAN TIM


PADA HARI :
TANGGAL :

TIM PEMBIMBING SEMINAR :

1. Ketut Sudiantara, A.Per.Pen. S.Kep.Ns.M.Kes (Ketua) (.............)


NIP. 196808031989031003
2. Ners. I G K Gede Ngurah, S.Kep.M.Kes (Anggota I) (.............)
NIP. 196303241983091001
3. Dr.K.A. Henny Achjar, SKM.,M.Kep.,Sp.Kom (Anggota II) (.............)
NIP. 196603211988032001

MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

Ners. I Made Sukarja, S.Kep.,M.Kep.


NIP. 196812311992031020

iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

v
DESCRIPTION OF THE LEVEL OF INDEPENDENCE IN ELDERLY IN
BANJAR TELAGA SIBETAN VILLAGE BEBANDEM DISTRICT
KARANGASEM REGENCY YEAR 2021

Abstract

Elderly (seniors) is a life cycle that cannot be avoided by every human

being. Elderly is a period in which organs have attained a decrease in size

and function over time. Elderly, namely someone who has reached the age of

60 years and over. Physical changes that occur in the elderly will certainly

affect the independence of the elderly. Independence is the freedom to actions

, independent from others, not influenced by others and free to regulate

oneself or one's activities, both individuals and groups of various health or

illnesses. Independence in the elderly is very important to take care of

themselves in meeting basic human needs. This study aims to determine how

the description of the level of independence of the elderly in Banjar Telaga,

Sibetan Village, Bebandem District, Karangasem Regency in 2021. The data

analysis method used is descriptive analysis. The sampling technique used in

this study was total sampling with 132 research samples. Based on the results

of the research conducted, it was found that respondents who had a total

dependence were 12 respondents (9.1%), and independent respondents were

80 respondents (60.6%). Suggestions for the elderly are to be able to

participate in activities held by the Puskesmas, one of which is elderly

exercise to improve strength, balance and prevent disease and help increase

the independence of the elderly.

Key words: Independence, ADL, Elderly

vi
GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN PADA LANSIA DI BANJAR
TELAGA DESA SIBETAN KECAMATAN BEBANDEM KABUPATEN
KARANGASEM TAHUN 2021

Abstrak

Lanjut usia (lansia) merupakan siklus kehidupan yang tidak dapat

dihindari oleh setiap manusia. Lansia adalah periode dimana organ-organ telah

mencapai penurunan ukuran dan fungsi sejalan dengan waktu. Lansia yaitu

seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Perubahan fisik yang terjadi

pada lansia tentunya akan mempengaruhi kemandirian lansia. Kemandirian

adalah kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung pada orang lain, tidak

terpengaruh pada orang lain dan bebas mengatur diri sendiri atau aktivitas

seseorang baik individu maupun kelompok dari berbagai kesehatan atau

penyakit. Kemandirian pada lansia sangat penting untuk merawat dirinya sendiri

dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana Gambaran Tingkat Kemandirian pada Lansia di Banjar

Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem Tahun

2021. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling

dengan 132 sampel penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

didapatkan hasil responden yang memiliki ketergantungan total sebanyak 12

responden (9.1%), dan responden mandiri sebanyak 80 responden (60,6%). Saran

bagi lansia yaitu mampu mengikuti kegiatan yang diadakan pihak Puskesmas

salah satunya adalah senam lansia guna meningkatkan kekuatan, keseimbangan

dan mencegah penyakit serta membantu meningkatkan kemandirian lansia.

Kata Kunci: Kemandirian, ADL, Lansia


vii
RINGKASAN PENELITIAN

Gambaran Tingkat Kemandirian Pada Lansia Di Banjar Telaga, Desa Sibetan,

Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangase Tahun 2021

Oleh: Ni Ketut Marliani (P07120018039)

Lanjut usia (lansia) merupakan siklus kehidupan yang tidak dapat


dihindari oleh setiap manusia. Lansia adalah periode dimana organ-organ telah
mencapai penurunan ukuran dan fungsi sejalan dengan waktu. Lansia yaitu
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Perubahan fisik yang
terjadi pada lansia tentunya akan mempengaruhi kemandirian lansia.
Kemandirian adalah kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung pada orang
lain, tidak terpengaruh pada orang lain dan bebas mengatur diri sendiri atau
aktivitas seseorang baik individu maupun kelompok dari berbagai kesehatan
atau penyakit. Kemandirian pada lansia sangat penting untuk merawat dirinya
sendiri dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana Gambaran Tingkat Kemandirian pada Lansia di
Banjar Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem
Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan
tujuan untuk mendeskripsikan objek penelitian ataupun hasil penelitian. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling
dengan 132 sampel penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Hasil dari penelitian ini berdasarkan karakteristik responden
pada penelitian ini dibagi menjadi empat kategori yaitu usia, jenis kelamin,
pendidikan, dan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian pada kategori
kelompok usia, dapat diketahui bahwa Berdasarkan hasil penelitian dari 132
responden menurut karakteristik usia didapatkan bahwa, hasil pembahasan
karakteristik responden berdasarkan usia 60-71 tahun sebanyak 3 responden
(2,3%) yang memiliki ketergantungan total, sedangkan rentang usia 72-105
tahun yang memiliki ketergantungan total sebanyak 9 responden (6,8%).

viii
Berdasarkan hasil penelitian dari 132 responden di atas menurut karakteristik
jenis kelamin didapatkan hasil responden perempuan yang memiliki
ketergantungan total sebanyak 1 responden (0.8%) dan responden laki-laki
yang memiliki ketergantungan total sebanyak 11 responden (8.3%).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, responden yang berpendidikan
SMA memilike ketergantungan total sebanyak 1 responden (0,8%), dan
responden yang berbendidikan SD memilike ketergantungan total sebanyak 2
responden (1,5%), serta responden yang tidak sekolah memiliki ketergantungan
total sebanyak 9 responden (6,8%). Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, responden yang tidak bekerja memeliki ketergantungan total
sebanyak 12 responden (9.1%) dikarenakan kondisi kesehatan yang tidak baik
seperti stroke, DM dan penyakir regeneratif lainnya. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan mengenai gambaran tingkat kemandierian pada
lansia di Banjar Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten
Karangasem, peneliti mengalami beberapa hambatan dalam penyusunan karya
ilmiah ini. Demi kemajuan penelitian selanjutnya peneliti menyarankan kepada
responden diharapkan responden mampu mengikuti kegiatan yang diadakan
pihak Puskesmas salah satunya adalah senam lansia guna meningkatkan
kekuatan, keseimbangan dan mencegah penyakit serta membantu meningkatkan
kemandirian lansia.

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Tingkat Kemandirian pada Lansia di

Banjar Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem

Tahun 2021” dengan tepat waktu dan sesuai dengan harapan.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan bukanlah semata-mata usaha

penulis sendiri, melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak,

untuk itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP., MPH, selaku Direktur

Poltekkes Kemenkes Denpasar yang telah memberikan kesempatan menempuh

program pendidikan D-III keperawatan di Poltekkes Kemenkes Denpasar.

2. Bapak I Made Sukarja, S.Kep., Ns., M. Kep., selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Poltekkes Denpasar yang telah memberikan bimbingan secara tidak

langsung selama pendidikan di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Denpasar.

3. Bapak I Nengah Sumirta SST, S.Kep., Ns.M.Kep., selaku Ketua Program

Studi D-III Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar yang telah memberikan

bimbingan secara tidak langsung selama pendidikan di Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Denpasar serta atas dukungan moral dan perhatian yang

diberikan kepada peneliti.

4. Ibu Dr.K.A. Henny Achjar, SKM..,M.Kep,Sp.Kom, selaku pembimbing utama

yang telah banyak memberikan masukan, pengetahuan dan bimbingan serta

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Usulan Penelitian Proposalini.


x
5. Bapak Dr. I Wayan Mustika. S.Kep.Ns. M.Kes., selaku pembimbing

pendamping yang telah yang banyak memberikan masukan, pengetahuan dan

bimbingan serta mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan Usulan Penelitian

Proposalini.

6. Ners. I G K Gede Ngurah, S.Kep., M.Kes, selaku pembahas yang telah

memberikan masukan, pengetahuan, dan bimbingan serta mengarahkan penulis

dalam menyelesaikanusulan penelitian proposalini.

7. Mahasiswa angkatan XXXIII dan khususnya tingkat 3.1 D-III Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Denpasar yang memberikan masukkan kepada penulis.

8. I Ketut Sukarta dan Ni Nengah Merta selaku orang tua peneliti yang selalu

memberikan dan mendukung secara moral dan material penuh dalam penyusunan

usulan penelitian proposalini.

9. Sonia Apriyanti dan Sopy Juliarta selaku teman yang selalu memberikan

dukungan dan senantiasa membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusuna usulan penelitian

proposal ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun

untuk kesempurnaan usulan penelitian proposal ini.

Denpasar, 2021

Penulis

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KARYA TULIS ILMIAH ........................................................................................ i

KARYA TULIS ILMIAH ....................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT........................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3

1. Tujuan umum ............................................................................................ 3

2. Tujuan khusus ........................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4

1. Manfaat Teoritis ........................................................................................ 4

2. Manfaat Praktis ......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5

A. Konsep Dasar Kemandirian ............................................................................. 5

1. Definisi Kemandirian ................................................................................ 5

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kemandirian ................. 6

3. Skala ukur kemandirian ............................................................................ 6


xii
B. Konsep Dasar ADL .......................................................................................... 8

1. Definisi ADL ............................................................................................ 8

C. Konsep Dasar Lansia ..................................................................................... 10

1. Definisi lansia ......................................................................................... 10

2. Tipe lansia ............................................................................................... 11

3. Ciri-ciri lansia sehat ................................................................................ 12

4. Karakteristik Lansia ................................................................................ 12

5. Perubahan pada lansia ............................................................................. 13

6. Masalah kesehatan lansia ........................................................................ 14

BAB III KERANGKA KONSEP ......................................................................... 16

A. Kerangka Konsep ........................................................................................... 16

B. Definisi Operasional Variabel ........................................................................ 17

1. Variabele penelitian ................................................................................ 17

2. Definisi operasional variabel .................................................................. 17

BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 19

A. Jenis Penelitian............................................................................................... 19

B. Tempat dan Waktu ......................................................................................... 19

C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 19

1. Populasi ................................................................................................... 19

2. Sampel..................................................................................................... 20

3. Jumlah dan besaran sampel ..................................................................... 20

4. Teknik Sampling ..................................................................................... 21

D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 21

1. Jenis data ................................................................................................. 21

2. Teknik pengumpulan data ....................................................................... 21

3. Instrumen pengumpulan data .................................................................. 22

xiii
E. Metode Analisis Data ..................................................................................... 23

1. Teknik Pengolahan Data ......................................................................... 23

2. Teknik analisis data................................................................................. 24

F. Etika Penelitian .............................................................................................. 24

1. Informed consent (persetujuan menjadi klien) ........................................ 24

2. Anonymity (tanpa nama) ......................................................................... 25

3. Confidentially (kerahasiaan) ................................................................... 25

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 26

A. Hasil Penelitian Kasus ................................................................................... 26

1. Kondisi lokasi penelitian......................................................................... 26

2. Karakteristik subyek responden .............................................................. 26

3. Hasil pengamatan terhadap subjek penelitian ......................................... 29

4. Hasil analisis data ................................................................................... 30

B. Pembahasan .................................................................................................... 34

1. Gambaran karakteristik responden ......................................................... 34

2. Gambaran tingkat kemandirian pada lansia ............................................ 36

C. Keterbatasan ................................................................................................... 37

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 39

A. Simpulan ........................................................................................................ 39

B. Saran .............................................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Skala Indek Barthel .......................................................................................


7

Tabel 2 Definisi ....................................................................................... Operasional Gamba


Lansia di Banjar Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan
Bebandem Kabupaten Karangase Tahun2021 .............................................. 18

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Usia di


Banjar Telaga Desa Sibetan Kecamatan Bebandem
Kabupaten Karangasem Tahun 2021 ............................................................
27

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis


Kelamin di Banjar Telaga Desa Sibetan Kecamatan
Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun 2021 ..........................................
27

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Tingkat


Pendidikan di Banjar Telaga Desa Sibetan Kecamatan
Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun 2021 ..........................................
28

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan di


Banjar Telaga Desa Sibetan Kecamatan Bebandem
Kabupaten Karangasem Tahun 2021 ............................................................
29

Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kemandirian


Pada Lansia di Banjar Telaga Desa Sibetan Kecamatan
Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun 2021 ..........................................
30

Tabel 8 Gambaran Tingkat Kemandirian Pada Lansia Berdasarkan


Karakteristik Usia di Banjar Telaga Desa Sibetan Kecamatan
Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun 2021 ..........................................
31

Tabel 9 Gambaran Tingkat Kemandirian Pada Lansia Berdasarkan


Karakteristik Jenis Kelamin di Banjar Telaga Desa Sibetan
Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun 2021 .......................
32

Tabel 10 Gambaran Tingkat Kemandirian Pada Lansia Berdasarkan


Karakteristik Tingkat Pendidikan di Banjar Telaga Desa
Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem
Tahun 2021 ...................................................................................................
33

Tabel 11 Gambaran Tingkat Kemandirian Pada Lansia Berdasarkan


Karakteristik Pekerjaan di Banjar Telaga Desa Sibetan
Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun 2021 .......................
34

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konsep Gambaran Tingkat Kemandirian pada


lansia di Banjar Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan
Bebandem, Kabupaten Karangasem Tahun 2021................ 16

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian Gambaran Tingkat


Kemandirian Pada Lansia................................................. 43
Lampiran 2 Anggaran Biaya Penelitian Gambaran Tingkat
Kemandirian Pada Lansia................................................. 44
Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden....................... 45
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Responden....................................... 46
Lampiran 5 Persetujuan Penjelasan (Informed Consent) Sebagai
PesertaPenelitian............................................................... 47
Lampiran 6 Kisi-kisi Kuesioner........................................................... 48
Lampiran 7 Kuesioner Penelitian Tingkat Kemandirian Pada
Lansia................................................................................. 49
Lampiran 8 Validasi Bimbingan Usulan Penelitian.............................. 51

xvii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Meningkatnya usia harapan hidup penduduk dapat menyebabkan

peningkatan jumlah lansia dari tahun ketahun. Peningkatan jumlah lansia akan

menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti meningkatnya penyakit

degeneratif dan kanker yang menyebabkan penurunan produktifitas lansia.

Penurunan produktifitas pada lansia terjadi karena penurunan fungsi, sehingga

dapat menyebabkan lansia mengalami penurunan kemandirian dalam

melaksanakan kegiatan harian. (Rohaedi, dkk, 2016)

Lanjut usia (lansia) merupakan siklus kehidupan yang tidak dapat

dihindari oleh setiap manusia. Lansia adalah periode dimana organ-organ telah

mencapai penurunan ukuran dan fungsi sejalan dengan waktu. Lansia yaitu

seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. (Kemenkes.RI, 2014)

Berdasarkan data World Population Ageing, pada tahun 2019 terdapat

lebih dari 703 juta jumlah lansia secara global. (United Nations, 2019). Jumlah

lansia di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 25,64 juta orang. (Kusumo,

2020). Jumlah penduduk di Provinsi Bali pada tahun 2019 berdasarkan data dari

Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencapai 4,36 juta, di mana 12,37% diantaranya

merupakan Lanjut Usia (Lansia). (Dinkes Prov.Bali, 2019). Berdasarkan data

yang diperoleh dari Puskesmas Bebandem Tahun 2021 jumlah lansia di

Kecamatan Bebandem sebanyak 7.134 orang lansia dan jumlah lansia di Desa

Sibetan sebanyak 1.414 orang lansia, serta jumlah lansia di Banjar Telaga

sebanyak 132 orang lansia.


Perubahan fisik yang terjadi pada lansia tentunya akan mempengaruhi

kemandirian lansia. Kemandirian adalah kebebasan untuk bertindak, tidak

tergantung pada orang lain, tidak terpengaruh pada orang lain dan bebas

mengatur diri sendiri atau aktivitas seseorang baik individu maupun kelompok

dari berbagai kesehatan atau penyakit. Kemandirian pada lansia sangat penting

untuk merawat dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.

(Rohadi, dkk , 2016)

Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemandirian

lansia dalam aktivitas sehari-hari yakni dengan dukungan keluarga. Dukungan

tersebut dapat berasal dari anggota keluarga (anak, istri, suami dan kerabat).

Dukungan tersebut dapat berupa anjuran yang bersifat mengingatkan lansia

untuk tidak bekerja berlebihan (jika lansia masih bekerja), memberikan

kesempatan kepada lansia untuk melakukan aktivitas yang menjadi hobinya,

memberi kesempatan kepada lansia untuk menjalankan ibadah dengan baik, dan

memberikan waktu istirahat yang cukup kepada lansia agar tidak mudah stress

dan cemas (McNulty, 2013)

Salah satu upaya asuhan keperawatan yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari

pada lansia adalah dengan activity daily living training. Activity daily living

training diyakini dapat meningkatkan kemandirian pasien dalam menjalankan

fungsi kehidupannya. Latihan ADL yang diberikan adalah melatih cara

melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, makan, toileting, berpindah,

kebersihan diri, berjalan, naik dan turun tangga, berpakaian, dan kontinen. Dalam

activity daily living training dilakukan dengan menggunakan pendekatan

2
komunikasi terapeutik, yaitu kegiatan dilakukan dengan tahapan komunikasi,

serta dilakukan dengan sikap dan tehnik komunikasi terapeutik. (Mawaddah,

2020)

Kemandirian pada lansia sangat penting guna memenuhi kebutuhan dasar

manusia. Untuk dapat hidup secara mandiri lansia harus mampu menyesuaikan

diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Berdasarkan latar belakang maka

peneliti akan meneliti sejauh mana Gambaran Tingkat Kemandirian pada Lansia

di Banjar Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem

Tahun 2021.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uaraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini yaitu Bagaimana Gambaran Tingkat Kemandirian pada Lansia di

Banjar Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem

Tahun 2021?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui bagaimana Gambaran Tingkat Kemandirian pada Lansia di

Banjar Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem

Tahun 2021

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, status

pernikahan, pekerjaan dan pendidikan terakhir, kondisi kesehatan lansia di

3
Banjar Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem

Tahun 2021

b. Mengetahui tingkat kemandirian pada lansia di Banjar Telaga, Desa Sibetan,

Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem Tahun 2021

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi pustaka

di Perpustakaan Politeknik Kesehatan Denpasar

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam

melakukan penelitian selanjutnya dengan variabel yang berbeda

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perkembangan IPTEK keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan

khususnya perawat, untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologoi

keperawatan mengenai tingkat kemandirian pada lansia di Banjar Telaga, Desa

Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem Tahun 2021

b. Bagi lansia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian lansia

guna memenuhi kebutuhan dasar manusia

c. Bagi peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah peneliti mempunyai pengetahuan dan

wawasan mengenai tingkat kemandirian pada lansia


4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kemandirian

1. Definisi Kemandirian

Dalam kamus psikologi kemandirian berasal dari kata “independen” yang

diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang tidak tergantung pada orang

lain dalam menentukan keputusan dan adanya sikap percaya diri. Kemandirian

merupakan sikap individu yang diperoleh secara komulatif dalam perkembangan

dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi

berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu mampu berfikir dan bertindak

sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk

berkembang ke yang lebih mantap. (Rohadi, dkk, 2016)

Kemandirian adalah kemampuan atau keadaan dimana individu mampu

mengurus atau mengatasi kepentinganya sendiri tanpa tergantung dengan orang

lain. Lansia yang mandiri adalah lansia yang kondisinya sehat dalam arti luas

masih mampu untuk menjalankan kehidupan pribadinya. Kemandirian pada

lansia meliputi kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hariseperti:

mandi, membersihkan diri, berpakaian, toileting, berpindah tempat, mengontrol

BAB dan BAK, naik turun tangga, mobilisasi/ berjalan dan makan. (Sari dan

Andica, 2013)

Kemandirian adalah kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung pada

orang lain, tidak terpengaruh pada orang lain dan bebas mengatur diri sendiri

atau aktivitas seseorang baik individu maupun kelompok dari berbagai kesehatan

atau penyakit. (Mawaddah, 2020)


2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kemandirian

Faktor yang berhubungan dengan kemandirian pada lansia yaitu kondisi

kesehatan, penyakit, kondisi sosial, dukungan keluarga dan kondisi ekonomi.

Lansia dapat mandiri jika kondisi kesehatannya dalam keadaan baik. Secara

sosial, lansia yang mandiri itu melakukan aktivitas sosial, memiliki hubungan

yang baik dengan keluarga dan mendapat dukungan dari keluarga dan

masyarakat. Secara ekonomi memiliki penghasilan dan dapat memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari. (Marlita, dkk, 2015). Selain itu faktor usia dan

imobilisasi juga berhubungan dengan tingkat kemandirian lansia. Berdasarkan

indeks ADL menurut katz, dapat diprediksi beberapa usia harapan hidup aktif

pada suatu masyarakat. Hasilnya menunjukkan bahwa lansia setelah melewati

kategori 65-69 tahun hanya memiliki 10 tahun harapan hidup dalam keadaan

aktif, sementara mereka yang berusia diatasnya, periodenya lebih singkat. Bagi

mereka yang berusia 85 tahun keatas di Amerika Serikat, waktu aktifnya tinggal

2,5 tahun (Kodri, 2016).

Imobilisasi pada lansia diakibatkan oleh adanya gangguan nyeri,

kekakuan, ketidakseimbangan, serta kelainan psikologis. Penyebab imobilisasi

yang utama adalah takut jatuh. Tindakan penting pada keadaan ini adalah

pencegahan. Perlu juga ditekankan pemberian nutrisi secara adekuat juga

exercise secukupnya. (Marlita, dkk , 2015)

3. Skala ukur kemandirian

Indeks Barthel merupakan suatu instrument pengkajian yang berfunfsi

mengukur kemandirian fungsional dalam hal perawatan diri dan mobilitas serta

dabat juga digunakan sebagai kriteria dalam menilai kemampuan fungsional bagi

6
pasien-pasien yang mengalami gangguan keseimbangan. (Gustinerz, 2020)

dijelaskan seperti tabel 1:

Tabel 1
Skala Indek Barthel menurut (Gustinerz, 2020)

No Aktivitas Nilai Keterangan


1 Mengontrol BAB 0 Inkontinensia
1 Kadang-kadang inkontinensia
2 Kontinensia teratur
2 Mengontrol BAK 0 Inkontinensia
1 Kadang-kadang inkontinensia
2 Kontinensia teratur
3 Membersihkan diri 0 Butuh pertolongan orang lain
1 Mandiri
(lap muka, sisir

rambut, sikat gigi)

4 Toileting 0 Tergantung pertolongan orang


lain
1 Perlu pertolongan pada beberapa
aktivitas, tetapi beberapa
aktivitas masih dapat dikerjakan
sendiri
2 Mandiri
5 Makan 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolonghan orang lain
2 Mandiri

6 Berpindah tempat 0 Tidak mampu


1 Perlu pertolongan untuk bisa
duduk
2 Bantuan minimal 2 orang
3 Mandiri (kadang dibantu)
7 Mobilisasi/berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa berjalan dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan orang
lain
3 Mandiri (kadang dibantu)
8 Berpakaian 0 Tergantung pertolongan orang
lain
1 Sebagian dibantu
2 Mandiri
9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan orang lain

7
2 Mandiri
10 Mandi 0 Tergantung pwerolongan orang
lain
1 Mandiri
Total

Keterangan nilai ADL:

a. Mandiri nilai 20

b. Ketergantungan ringan nilai 12-19

c. Ketergantungan sedang nilai 9-11

d. Ketergantungan berat nilai 5-8

e. Ketergantungan total nilai 0-4

B. Konsep Dasar ADL

1. Definisi ADL

Activity daily living adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-

hari dan merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. ADL merupakan salah

satu alat ukur untuk menilai kapasitas fungsional seseorang dengan menanyakan

aktivitas kehidupan sehari-hari, untuk mengetahui lanjut usia yang membutuhkan

pertolongan orang lain dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari atau

dapat melakukan secara mandiri. Menghasilkan informasi yang berguna untuk

mengetahui adanya kerapuhan pada lanjut usia yang membutuhkan perawatan.

ADL adalah aktifitas perawatan diri yang harus dilakukan setiap hari untuk

memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari (Wulandari, 2014)

Activity daily living training ini diyakini mampu meningkatkan

kemandirian lansia dalam menjalankan fungsi kehidupannya. Aktivitas ini

dipercayai sebagai jembatan antara batin dan dunia luar, karena melalui aktivitas

manusia dihubungkan dengan lingkungan, kemudian mempelajarinya, mencoba


8
keterampilan, mengekspresikan perasaan, memenuhi kebutuhan fisik,

mengembangkan kemampuan, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup

(Mawaddah, 2020).

Kemandirian pada lansia menurut Mawaddah, (2020) meliputi

kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti:

a. Mandi/merawat diri

Pengertian mandi atau merawat diri yaitu membersihkan tubuh dengan air

dan sabun dengan cara menyiramkan atau merendamkan diri dalam air.

b. Berpakaian

Berpakaian adalah kebutuhan pokok manusia yang bertujuan untuk

menutupi bagian tubuh

c. Toileting

Toileting merupakan kebutuhan seseorang seperti BAB dan BAK

d. Berpindah tempat

Berpindah tempat merupakan beralih atau beranjak dari satu tempat ke

tempat lain, seperti berpindah tempat dari bad ke kursi roda

e. Kontinen

Mengontrol eliminasi baik bladder maupun bowel

f. Makan.

Makan adalah kegiatan mengkonsumsi makanan guna menyediakan

energy

2. Gerak dan aktifitas

Aktifitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja

otot rangka dan meningkatkan pengeluaran tenaga serta energi. Aktifitas atau

9
gerak yang memerlukan bantuan atau di bantu disebut gerak pasif. Gerak yang

dapat dilakukan sendiri atau tanpa di bantu disebut dengan gerak aktif

(Kemenkes.RI, 2020)

C. Konsep Dasar Lansia

1. Definisi lansia

Menua atau menjadi tua adalah suatu proses biologis yang tidak dapat

dihindari. Proses penuaan terjadi secara alamiah. Hal ini dapat menimbulkan

masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis (Mustika, 2019).

Lansia (lanjut usia) adalah proses alamiah yang terjadi pada seseorang

karena telah memasuki tahap akhir dari fase kehidupan, proses ini terjadi secara

berkesinambungan dimana ketika seseorang mengalami beberapa perubahan

yang mempengaruhi fungsi dan kemampuan seluruh tubuh yang disebut dengan

proses penuaan atau aging process. Seseorang dikatakan lansia ketika telah

mencapai usia 60 tahun keatas. Lansia yang sehat, merupakan lansia yang

mampu memelihara, pencegahan penyakit, meningkatkan kapasitas fungsional,

pemulihan dan rehabilisasi yang dimiliki lansia, yaitu seperti mandi, berpakaian

sendiri, berpindah, makan, minum, dan mempertahankan kontinensia. Menjaga

dan melestarikan kemampuan untuk melakukan kegiatan dasar hidup sehari-hari

adalah hal mendasar untuk memperpanjang hidup seorang lansia (Mawaddah,

2020).

Menurut Riadi, (2020) terdapat beberapa versi dalam pembagian

kelompok lansia berdasarkan batasan umur, yaitu sebagai berikut

a. Menurut WHO, lansia dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:

1) Usia pertengahan (middle age): usia 45-59 tahun.


10
2) Lansia (elderly): usia 60-74 tahun.

3) Lansia tua (Old): usia 75-90 tahun.

4) Usia sangat tua (Very Old): usia diatas 90 tahun.

b. Menurut Departemen RI, lansia dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

1) Virilitas (Prasenium): masa persiapan usia lanjut yang menampakan

kematangan jiwa (usia 55-59 tahun).

2) Usia lanjut dini (Senescen): kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut

dini (60-64 tahun).

3) Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif: usia

diatas 65 tahun.

2. Tipe lansia

Menurut Kemenkes.RI, (2020) beberapa tipe pada lansia bergantung pada

karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan

ekonominya. Tipe tersebut yaitu sebagai berikut

a. Tipe arif bijaksana

Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan

zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,

dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

b. Tipe mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam

mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.

c. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah,

tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik, dan banyak menuntut.
11
d. Tipe pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan

melakukan pekerjaan apa saja.

e. Tipe bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,

pasif, dan acuh tak acuh

3. Ciri-ciri lansia sehat

Menurut Mustika, (2019) adapun ciri dari lansia yang sehat diantaranya :

a. Secara fungsional masih tidak tergantung pada orang lain.

b. Aktivitas hidup sehari-hari masih penuh walaupun mungkin ada keterbatasan

dari segi sosial ekonomi yang memerlukan pelayanan.

4. Karakteristik Lansia

Karakteristik lansia menurut (Kemenkes.RI, 2017) yaitu :

a. Usia

Seseorang dikatakan lansia ketika telah mencapai usia 60 tahun keatas.

b. Jenis kelamin

Lansia didominasi oleh jenis kelamin perempuan. Artinya, ini

menunjukkan bahwa harapan hidup yang paling tinggi adalah perempuan

c. Status pernikahan

Berdasarkan Badan Pusat Statistik RI SUPAS 2015, penduduk lansia

ditilik dari status perkawinannya sebagian besar berstatus kawin (60 %) dan cerai

mati (37 %). Adapun perinciannya yaitu lansia perempuan yang berstatus cerai

mati sekitar 56,04 % dari keseluruhan yang cerai mati, dan lansia laki-laki yang

12
berstatus kawin ada 82,84 %. Hal ini disebabkan usia harapan hidup perempuan

lebih tinggi dibandingkan dengan usia harapan hidup laki-laki, sehingga

presentase lansia perempuan yang berstatus cerai mati lebih banyak dan lansia

laki-laki yang bercerai umumnya kawin lagi

d. Pekerjaan

Mengacu pada konsep active ageing WHO, lanjut usia sehat berkualitas

adalah proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial dan mental sehingga

dapat tetap sejahtera sepanjang hidup dan tetap berpartisipasi dalam rangka

meningkatkan kualitas hidup sebagai anggota masyarakat. Berdasarkan data

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI 2016 sumber dana lansia sebagian besar

pekerjaan/usaha (46,7%), pensiun (8,5%) dan (3,8%) adalah tabungan, saudara

atau jaminan sosial.

e. Pendidikan terakhir

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darmojo menunjukkan bahwa

pekerjaan lansia terbanyak sebagai tenaga terlatih dan sangat sedikit yang bekerja

sebagai tenaga professional. Dengan kemajuan pendidikan diharapkan akan

menjadi lebih baik

f. Kondisi kesehatan

Angka kesakitan, merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk

mengukur derajat kesehatan penduduk. Semakin rendah angka kesakitan

menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin baik

5. Perubahan pada lansia

Berdasarkan buku (Kusumo, 2020) ada beberapa perubahan yang terjadi

pada lansian, meliputi:

13
a. Menurunnya fungsi pendengaran seperti suara terdengar tidak jelas, kata-

kata sulit dimengerti

b. Menurunnya fungsi penglihatan

c. Kulit lansia menjadi kendur, kering, berkerut, kulit kekurangan cairan

sehingga menjadi tipis dan berbercak

d. Menurunnya kekuatan tubuh dan keseimbangan tubuh. Kepadatan tulang

pada lansia berkurang, sendi lebih rentan mengalami gesekan, struktur otot

mengalami penuaan.

e. Perubahan fungsi pernapasan dan kardiovaskular

6. Masalah kesehatan lansia

Berdasarkan buku (Kusumo, 2020) semakin bertambahnya usia, tubuh

menjadi semakin rentan mengalami gangguan kesehatan dikarenakan

menurunnya fungsifungsi organ. Masalah kesehatan yang sering muncul pada

lansia meliputi:

a. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah sistolik seseorang lebih

dari 140 mmHg atau tekanan darah diastoliknya lebih dari 90 mmHg.

b. Diabetes Militus

Diabetes mellitus (DM) atau kencing manis merupakan suatu penyakit

yang ditandai dengan tingginya gula darah lebih dari 200 mg/dl akibat kerusakan

sel beta pancreas (pabrik yang memproduksi insulin)

c. PenyakitSendi (Artritis)

Artritis merupakan penyakit autoimun yang mengakibatkan kerusakan

sendi dan kecacatan serta memerlukan pengobatan dan kontrol jangka panjang

14
d. Stroke

Stroke adalah penyakit yang terjadi akibat suplai oksigen dan nutrisi ke

otak terganggu karena pembuluh darah tersumbat atau pecah

e. Penyakit Paru-paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit paru-paru obstruktif kronis adalah penyakit paru kronik

(menahun) yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran nafas, semakin

lama semakin memburuk dan tidak sepenuhnya dapat kembali normal

f. Depresi

Depresi merupakan perasaan tertekan dan sedih yang terus menetap

selama kurun waktu lebih dari 2 minggu

15
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan visualisasi hubungan antara berbagai

variabel, yang dirumuskan oleh peneliti setelah membaca berbagai teori yang ada

dan kemudian menyusun teorinya sendiri yang akan digunakannya sebagai

landasan untuk penelitiannya (Masturoh dan Anggita T, 2018). Kerangka konsep

di jelaskan seperti gambar 1:

Faktor yang
Karakteristik
Berhubungan
Lansia:
1. Usia
dengan Tingkat

2. Status Tingkat Kemandirin:


Kemandirian 1. Kondisi
pernikahan
Lansia
3. Jenis Kelamin Kesehatan

4. Pendidikan 2. Penyakit
5. Pekerjaan 3. Kondisi Sosial

6. Kondisi 4. Dukungan

keseatan Keluarga
5. Kondisi Ekonomi
6. Usia
7. Imobilisasi

Keterangan :
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
= Alur pikir

Gambar 1 Kerangka Konsep Gambaran Tingkat Kemandirian pada lansia di


Banjar Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem
Tahun 2021
B. Definisi Operasional Variabel

1. Variabele penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu benda, manusia, dan lain-lain. Variabel juga merupakan konsep

dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk

pengukuran dan atau memanipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2020). Pada

penelitian ini diteliti satu variabel yaitu : Tingkat Kemandirian pada Lansia

2. Definisi operasional variabel

Definisi operasional adalah definisi variabel-variabel yang akan diteliti

secara operasional di lapangan. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan

pada pelaksanaan pengumpulan data dan pengolahan serta analisis data

(Masturoh dan Anggita T, 2018). Definisi operasional variable dijelaskan seperti

tabel 2 :

17
Tabel 2
Definisi Operasional Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia di Banjar Telaga,
Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangase Tahun 2021

Variabel Definisi Alat Ukur Skala Sumber


Operasional Pengukuran Data
1 2 3 4 5

Tingkat Kemandirian pada Kuesioner Ordinal Primer


kemandirian lansia dalam a. Mandiri
pada lansia memenuhi nilai 20
kebutuhan ADL b.Ketergantun
meliputi gan ringan
kemampuan nilai 12-19
mandiri lansia c. Ketergantun
untuk mandi, gan sedang
membersihkan diri, nilai 9-11
berpakaian, d.Ketergantun
toileting, berpindah gan berat
tempat, mengontrol nilai 5-8
BAB dan BAK, e. Ketergantun
naik turun tangga, gan total 0-
mobilisasi/ berjalan 4
dan makan.

18
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian

deskiptif adalah salah satu jenis penelitian yang ditujukan untuk menyajikan

gambaran mengenai setting social, dengan jalan mendeskipsikan sejumlah

variabl yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena

yang diuji. Dalam penelitian ini, penelitian deskriptif bertujuan untuk

mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada

masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan

pada data faktual daripada penyimpulan (Nursalam, 2020).

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Banjar Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan

Bebandem, Kabupaten Karangasem. Kegiatan penelitian ini dilakukan bulan

Februari sampai dengan bulan Afril tahun 2021.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia;klien) yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2020). Populasi dalam

penelitian ini adalah lansia yang tinggal di wilayah Banjar Telaga. Jumlah

populasi adalah sebanyak 132 orang lansia dan semua populasi ini menjadi objek

penelitian.
2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan (Masturoh dan Anggita

T, 2018).

Sampel yang di gunakan pada penelitian ini diambil dari populasi lansia

di Banjar Telaga sebanyak 132 orang, semua populasi di jadikan sampel

penelitian. Adapun kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan

subjek penelitian yang akan dijadikan sampel penelitian, yaitu kriteria inklusi

dan kriteria eksklusi sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

popolusi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2020). Kriteria

inklusi dalam penelitian ini yaitu :

1) Lansia yang tinggal di Banjar Telaga, Desa Sibetan

2) Lansia yang bersedia menjadi responden dan bersedia menjawab pertanyaan

yang diberikan.

b. Kriteria eksklusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2020),

yaitu lansia yang tidak kooperatif.

3. Jumlah dan besaran sampel

Sampel yang di gunakan pada penelitian ini diambil dari populasi lansia

di Banjar Telaga sebanyak 132 orang, semua populasi di jadikan sampel

penelitian.

20
4. Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2020). Dalam penelitian ini

menggunakan total sampling dimana jumlah sampel sama dengan jumlah

populasi.

D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer didapatkan dengan menggunakan teknik wawancara,

observasi, dan penyebaran kuesioner. Data sekunder diperoleh dari berbagai

sumber yang telah ada seperti jurnal, lembaga, dan laporan yang lainnya.

(Masturoh dan Anggita T, 2018).

2. Teknik pengumpulan data

Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data pada penelitian ini

yaitu :

a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Ketua Jurusan

Keperawatan Poltekkes Denpasar

b. Peneliti mengajukan surat permohinan izin penelitian Jurusan Keperawatan

Poltekkes Denpasar di tuju ke Direktorat Poltekkes Denpasar

c. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala

Lingkungan Banjar Telaga

21
d. Mencari data sekunder, dalam hal ini jumlah lansia di Banjar Telaga yang

dijadikan sebagai populasi dalam penelitian

e. Melakukan pemilihan populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

untuk dijadikan sampel

f. Peneliti melakukan pendekatan secara informal kepada responden yang akan

diteliti dan peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dengan

memberikan informasi bahwa semua data yang bersifat pribadi akn dirahasiakan

oleh peneliti

g. Penelitin memberikan lembar persetujuan kepada responden jika responden

bersedia diteliti, responden akan menandatangani lembar persetujuan yang telah

diberikan.

h. Peneliti memberikan lembar kuesioner yang berisikan identitas responden

dan beberapa pertanyaan terkait tingkat kemandirian lansia.

i. Pengumpulan data dilakukan secara luring dengan peneliti datang ke rumah

responden.

3. Instrumen pengumpulan data

Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam suatu penelitian yang berasal dari tahapan bentuk konsep, dan variabel

sesuai dengan kajian teori yang mendalam (Masturoh dan Anggita T, 2018).

Instrumen penelitian menggunakan instrument baku yaitu Indeks Barthel yang

digunakan untuk menilai kemandirian lansia yang meliputi: mandi,

membersihkan diri, berpakaian, toileting, berpindah tempat, mengontrol BAB

dan BAK, naik turun tangga, mobilisasi/berjalan dan makan. Alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

22
E. Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan salah satu hal penting dalam rangka

memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Metode analisis data yang

digunakan adalah analisis deskriptif yang merupakan suatu prosedur pengolahan

data dengan menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah (Nursalam,

2020).Setelah data tersusun maka akan diolah dalam bentuk tabel atau grafik.

1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok mentah dengan

menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan

(Setiadi, 2013). Urutan dalam teknik pengolahan data menurut Masturoh dan

Anggita T, (2018) adalah sebagai berikut :

a. Editing

Editing atau penyuntingan data adalah tahapan dimana data yang sudah

dikumpulkan dari hasil pengisian kuesioner disunting kelengkapan jawabannya.

b. Coding data

Coding adalah membuat lembaran kode yang terdiri dari tabel dibuat

sesuai dengan data yang diambil dari alat ukur yang digunakan.

c. Entry data

Entry Dataadalah mengisi kolom dengan kode sesuai dengan jawaban

masing-masing pertanyaan.

d. Cleaning data

Cleaning data adalah pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah

sudah betul atau ada kesalahan pada saat memasukan data.

23
2. Teknik analisis data

Setelah data diolah, maka dilakukan analisis data agar data tersebut

memiliki arti. Teknik analisis data yang di pakai adalah analisis statistik deskriptif

yang merupakan statistik untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Statistik deskriptif dapat disebut juga analisis univariat yang dilakukan menurut

jenis data baik kategorik maupun numerik.

F. Etika Penelitian

Etika berasal dari bahasan Yunani ethos, yang memiliki arti kebiasaan

dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Etika membantu peneliti

untuk melihat secara kritis moralitas dari sisi subjek penelitia Peneliti dalam

melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus menerapkan sikap ilmiah

(scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip yang terkandung dalam

etika penelitian (Masturoh dan Anggita T, 2018). Pada bagian ini di cantumkan

etika yang mendasari penyusunan penelitian, yang terdiri dari:

1. Informed consent (persetujuan menjadi klien)

Informed consent adalah proses dimana seorang subjek penelitian secara

sukarela memberikan atau menyatakan keinginannya untuk berpartisipasi dalam

penelitian, setelah diinformasikan atau dijelaskan keseluruhan ruang lingkup,

manfaat, serta risiko dari penelitian tersebut. Setelah diberikan penjelasan dan

subjek penelitian memahami penjelasan tersebut, kemudian dilakukan persetujuan

dengan mendokumentasikan tanda tangan atau cap jempol dari subjek sebagai

bukti persetujuan.
24
2. Anonymity (tanpa nama)

Anonymity merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam subyek

penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencatumkan nama responden

pada lembar pengumupulan data atau hasil penelitian yang disajikan.

3. Confidentially (kerahasiaan)

Confidentiallymerupakan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang

dilaporkan pada hasil penelitian.

25
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Kasus

1. Kondisi lokasi penelitian

Penelitian tentang tingkat kemandirian pada lansia dilakukan di Desa

Sibetan yang berada di wilayah Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem

dengan luas wilayah ±11,25 km2. Di Desa Sibetan terdabat beberapa Banjar

diantaranya yaitu: Banjar Kalanganyar, Banjar Telaga, Banjar Dukuh, Banjar

Pengawan, Banjar Telutug, Banjar Kutabali, Banjar Brahmana, Banjar

Triwangsa, Banjar Kreteg, Banjar Tengah. Lokasi penelitian ini mengambil salah

satu banjar yang berada di wilayah Desa Sibetan yaitu Banjar Telaga. Banjar

Telaga terdiri dari 252 KK dan seluruh penduduk di banjar ini beragama hindu

dan penduduk mayoritas bekerja sebagai petani. Seluruh wilayah Banjar Telaga

dapat diakses menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Fasilitas

Pelayanan Kesehatan bagi masyarakat Banjar Telaga ini adalah Puakesmas

Bebandem 1 yang dapat ditempuh selama ± 10 menit. Salah satu kegiatan yang

dilakukan oleh lansia di banjar Telaga adalah senam lansia yang diadakan oleh

Puskesmas setiap semingggu sekali. Lansia di Banjar Telaga cukup rutin

melakukan senam lansia namun masih banyak lansia yang tidak melakukan

senam, hal ini disebabkan karena ketidakmampuan dan penurunan fungsi fisik

dalam melakukan senam lansia serta terkendala dalam masalah kesehatan.

2. Karakteristik subyek responden

a. Karakteristik responden berdasarkan usia


Berikut ini disajikan tabel 3 mengenai distribusi responden berdasarkan

usia lansia di Banjar Telaga dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Usia di Banjar Telaga Desa
Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun 2021

Karakteristik Usia Frekuensi (f) Persentase (%)


60-74 tahun 86 65,1
75-90 tahun 40 30,3
>90 tahun 6 4,6
Jumlah 132 100

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 132 responden di Banjar

Telaga mayoritas responden dengan rentang usia 60-74 tahun sebanyak 86

responden (65,1%).

b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Berikut ini disajikan tabel 4 mengenai distribusi responden berdasarkan

jenis kelamin lansia di Banjar Telaga dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin di Banjar Telaga
Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun 2021

Karakteristik Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)


Laki-laki 86 65,2
Perempuan 46 34,8
Jumlah 132 100

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 132 responden di

Banjar Telaga mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak

86 responden (65,2%).

27
c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Berikut ini disajikan tabel 5 mengenai distribusi responden berdasarkan

pendidikan lansia di Banjar Telaga dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Tingkat Pendidikan di Banjar
Telaga Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun 2021

Karakteristik Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)


Tidak Sekolah 71 53,8
SD 35 26,5
SMP 18 13,7
SMA 4 3,0
Perguruan Tinggi 4 3,0
Jumlah 132 100

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 132 responden di Banjar

Telaga mayoritas responden tidak sekolah sebanyak 71 responden (53,8%).

d. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Berikut ini disajikan tabel 6 mengenai distribusi responden berdasarkan

pekerjaan lansia di Banjar Telaga dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

28
Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan di Banjar Telaga Desa
Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun 2021

Karakteristik Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)


Petani 49 37,1
Buruh 21 15,9
IRT 7 5,3
PNS 5 3,8
Wirausaha 22 16,7
Wiraswasta 2 1,5
Tidak Bekerja 26 19,7
Jumlah 132 100

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa dari 132 responden di Banjar

Telaga mayoritas responden bekerja sebagai petani sebanyak 49 responden

(37,1%).

3. Hasil pengamatan terhadap subjek penelitian berdasarkan variable

penelitian

Berikut ini disajikan tabel 7 mengenai hasil pengamatan terhadap subyek

penelitian berdasarkan variabel penelitian di Banjar Telaga dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

29
Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kemandirian Pada Lansia di Banjar
Telaga Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun 2021

Tingkat Kemandirian Frekuensi (f) Persentase (%)


Pada Lansia
Mandiri 80 60,6
Ketergantungan Ringan 23 17,4
Ketergantungan Sedang 15 11,4
Ketergantungan Berat 2 1,5
Ketergantungan Total 12 9,1
Jumlah 132 100

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa dari 132 responden di Banjar

Telaga, mayoritas responden mandiri yaitu sebanyak 80 responden (60,6%).

4. Hasil analisis data

Analisis data bertujuan untuk mengetahui tingkat kemandirian pada lansia

berdasarkan karakteristik usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Hasil

analisanya sebagai tabel berikut :

a. Gambaran tingkat kemandirian pada lansia berdasarkan usia

Berikut ini disajikan tabel 8 mengenai gambaran tingkat kemandirian

pada lansia berdasarkan karakteristik usia dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

30
Tabel 8
Gambaran Tingkat Kemandirian Pada Lansia Berdasarkan Karakteristik Usia
di Banjar Telaga Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten
Karangasem Tahun 2021

Usia Tingkat Kemandirian Pada Lansia Jumlah


Mandiri K. K. K. K.
Ringan Sedang Berat Total
f % f % f % f % f % f %
60-74 tahun 58 43,9 15 11,3 10 7,6 - - 3 2,3 86 65,1
75-90 tahun 19 14,4 8 6,1 5 3,8 2 1,5 6 4,5 40 30,3
>90 tahun 3 2,3 - - - - - - 3 2,3 6 4,6
Jumlah 80 60,6 23 17,4 15 11,4 2 1,5 12 9,1 132 100

Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang

memiliki ketergantungan total pada rentang usia 75-90 tahun sebanyak 6

responden (4,5%).

b. Gambaran tingkat kemandirian pada lansia berdasarkan jenis kelamin

Berikut ini disajikan tabel 9 mengenai gambaran tingkat kemandirian

pada lansia berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

31
Tabel 9
Gambaran Tingkat Kemandirian Pada Lansia Berdasarkan Karakteristik Jenis
Kelamin di Banjar Telaga Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten
Karangasem Tahun 2021

Jenis Tingkat Kemandirian Pada Lansia Jumlah


Kelamin

Mandiri K. K. K. K.
Ringan Sedang Berat Total

f % f % f % f % f % f %
Laki-laki 51 38,6 15 11,4 8 6,1 1 0,8 11 8,3 86 65,1
Perempuan 29 21,7 8 6,1 7 5,3 1 0,8 1 0,8 46 34,8
Jumlah 80 60,6 23 17,5 15 11,4 2 1,6 12 9,1 132 100

Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa mayoritas responden dengan

ketergantungan total adalah responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak

11 responden (8,3%).

c. Gambaran tingkat kemandirian pada lansia berdasarkan tingkat pendidikan

Berikut ini disajikan tabel 10 mengenai gambaran tingkat kemandirian

pada lansia berdasarkan karakteristik pendidikan dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

32
Tabel 10
Gambaran Tingkat Kemandirian Pada Lansia Berdasarkan Karakteristik Tingkat
Pendidikan di Banjar Telaga Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten
Karangasem Tahun 2021

Tingkat Tingkat Kemandirian Pada Lansia Jumlah


Pendidikan

Mandiri K. K. K. K.
Ringan Sedang Berat Total

f % f % f % f % f % f %
Tidak 44 33,3 10 7,5 6 4,5 2 1,5 9 6,8 71 53,8
Sekolah
SD 21 15,9 8 6,1 4 3,0 - - 2 1,5 35 26,5
SMP 10 7,5 4 3,0 4 3,0 - - - - 18 13,7
SMA 2 1,5 - - 1 0,8 - - 1 0,8 4 3,0
Perguruan 3 2,4 1 0,8 - - - - - - 4 3,0
Tinggi
Jumlah 80 60,6 23 17,4 15 11,4 2 1,5 12 9,1 132 100

Berdasarkan tabel 10, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang

memiliki ketergantungan total yaitu responden yang tidak sekolah sebanyak 9

responden (6,8%).

d. Gambaran tingkat kemandirian pada lansia berdasarkan pekerjaan

Berikut ini disajikan tabel 11 mengenai gambaran tingkat kemandirian

pada lansia berdasarkan karakteristik pekerjaan dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

33
Tabel 11
Gambaran Tingkat Kemandirian Pada Lansia Berdasarkan Karakteristik
Pekerjaan di Banjar Telaga Desa Sibetan Kecamatan Bebandem
Kabupaten Karangasem Tahun 2021

Pekerjaan Tingkat Kemandirian Pada Lansia Jumlah

Mandiri K. K. K. K.
Ringan Sedang Berat Total

f % f % f % f % f % f %
Petani 37 28,0 7 5,3 5 3,8 - - - - 49 37,1
Buruh 16 12,1 3 2,4 2 1,6 - - - - 21 15,9
IRT 4 3,0 1 0,8 2 1,6 - - - - 7 5,3
PNS 4 3,0 1 0,8 - - - - - - 5 3,8
Wirausaha 14 10,6 7 5,3 1 0,8 - - - - 22 16,7
Wiraswasta - - 1 0,8 1 0,8 - - - - 2 1,6
Tidak 5 3,8 3 2,4 4 3,0 2 1,6 12 9,1 26 19,6
Bekerja
Jumlah 80 60,6 23 17,4 15 11,4 2 1,5 12 9,1 132 100

Berdasarkan tabel 11, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang

memiliki ketergantungan total yaitu responden yang tidak bekerja sebanyak 12

responden (9,1%).

B. Pembahasan

1. Gambaran karakteristik responden

a. Karakteristik responden berdasarkan usia

Berdasarkan hasil penelitian dari 132 responden di atas menurut karakteristik

usia diketahui bahwa mayoritas responden yang memiliki ketergantungan total

pada rentang usia 75-90 tahun sebanyak 6 responden (4,5%). Hasil penelitian ini
34
juga didukung oleh Marlita dkk, (2018) yang menyatakan bahwa umur

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian

responden. Semakin bertambahnya usia responden maka kemampuan fisiknya

akan semakin menurun, sehingga dapat mengakibatkan kemunduran pada peran-

peran sosialnya. Hal ini dikarenakan timbulnya gangguan dalam hal mencukupi

kebutuhan hidup, sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang

memerlukan bantuan orang lain. Dalam hal ini keluarga berperan penting dalam

mendukung lansia agar bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan personalnya.

b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan hasil penelitian dari 132 responden di atas menurut karakteristik

jenis kelamin diketahui bahwa mayoritas responden yang memiliki

ketergantungan total adalah responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak

11 responden (8,3%). Hasil penelitian ini didukung oleh Nurulistyawan T.

Purnanto, (2017) secara umum jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap

kemandirian lansia. Secara jenis kelamin perempuan lebih mandiri

dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan perempuan sudah terbiasa

sebagai ibu rumah tangga yang terbiasa untuk mengurus kebutuhan rumah

tangga sehingga membuat perempuan sering beraktifitas di dalam rumah.

c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari 132 responden di atas menurut

karakteristik pendidikan diketahui bahwa mayoritas responden yang memiliki

ketergantungan total yaitu responden yang tidak sekolah sebanyak 9 responden

(6,8%). Hasil penelitian ini didukung oleh Endang Yuswatiningsih, (2021) yang

menyatakan bahwa seorang responden jika mempunyai tingkat pendidikan atau

35
tingkat pengetahuan yang tinggi dapat mempertahankan kemampuan fungsional

dan kemandiriannya. Hal ini disebabkan karena responden dapat melakukan

pemeliharaan dan upaya pencegahan terhadap kesehatannya. Maka perlu

dilakukan pemberian pendidikan kesehatan berupa penyuluhan bagi responden

untuk meningkatkan tingkat kemandirian.

d. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari 132 responden di atas menurut

karakteristik usia diketahui bahwa mayoritas responden yang memiliki

ketergantungan total yaitu responden yang tidak bekerja sebanyak 12 responden

(9,1%). Hasil penelitian ini didukung oleh Wulandari, (2014) yang menyatakan

bahwa semakin tinggi aktivitas responden dalam bekerja akan berdampak

terhadap kemandiri responden dalam pemenuhan kebutuhan. Dikarenakan

mempertahankan gerakan otot dan aktivitas pada responden penting agar tidak

terjadi kelemahan otot yang mempercepat responden mengalami ketergantungan

kemandirian, dalam hal ini responden perlu memperhatikan pemeliharaan

kesehatan dan aktivitas responden.

2. Gambaran tingkat kemandirian pada lansia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebanyak 132 responden

menunjukkan bahwa responden yang memiliki ketergantungan total sebanyak 12

responden (9,1%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nurulistyawan T. Purnanto, (2017) yang dilakukan pada 80 responden memiliki

ketergantungan total yaitu 20 responden (83,3%).

36
Ketergantungan total pada responden disebabkan karena imobilitas yaitu

ketidakmampuan untuk bergerak secara aktif karena adanya kondisi yang

mengganggu pergerakan atau aktivitas seseorang misalnya stroke. Selain itu

faktor yang mempengaruhi ketergantungan total yaitu mudah jatuh, jika seseorang

bertambah tua, kemampuan fisik dan mentalnya perlahan menurun. Kemampuan

fisik dan mental yang menurun sering menyebabkan jatuh pada lansia, akibatnya

akan berdampak pada menurunnya aktivitas dalam kemandirian lansia Rohadi

dkk, (2016) .Untuk meningkatkan kemandirian pada lansia dapat diberikan

pertolongan atau tindakan yang dibantu oleh keluarga sesuai dengan tingkat

ketergantungan yang dialami lansia seperti total care yaitu memberikan bantuan

dalam pergerakan, pengontrolan, dan ambulansi serta adanya manipulasi gerakan

Idris, (2011). Untuk meningkatkan kemandirian lansia perlu diberikan suatu

tindakan yaitu seperti kuratif dan rehabilitatif. Kuratif yaitu upaya yang bertujuan

untuk merawat dan mengobati lansia yang memiliki ketergantungan total. Upaya

rehabilitatif yaitu upaya pemulihan kesehatan atau pengembalian fungsi organ

yang telah mengalami penurunan. Kegiatan ini berupa memberikan informasi,

pengetahuan, dan pelayan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya alat

pendengaran, kursi roda, dan lain-lain (Nafisadilah, 2016).

C. Keterbatasan

Keterbatasan yang ditemukan selama penelitian sampai penyusunan karya

tulis ilmiah ini adalah penelitian dilaksanakan di era pandemi Covid-19 sehingga

dalam melakukan penelitian harus menerapkan protokol kesehatan dan

keterbatasan waktu dalam memperoleh data responden serta jawaban responden

37
terkadang tidak menunjukkan keadaan responden yang sesungguhnya, hal ini

karena perbedaan pemikiran dan pemahaman dari setiap responden.

38
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden mayoritas dengan

rentang usia 60-74 tahun sebanyak 86 responden (65,1%). Mayoritas jenis

kelamin responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 86 responden (65,1%). Dari

tingkat pendidikan responden terbanyak yaitu responden yang tidak sekolah

sebanyak 71 responden (53,8%), serta mayoritas pekerjaan responden yaitu

sebagai petani sebanyak 49 responden (37,1%).

2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil responden yang

memiliki ketergantungan total sebanyak 12 responden (9,1%), dan responden

mandiri sebanyak 80 responden (60,6%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang

ingin peneliti sampaikan, yaitu:

1. Bagi lansia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, masih ada lansia yang

mengalami ketergantungan total sehingga diharapkan lansia mampu mengikuti

kegiatan yang diadakan pihak Puskesmas salah satunya adalah senam lansia guna

meningkatkan kekuatan, keseimbangan dan mencegah penyakit serta membantu

meningkatkan kemandirian lansia.

2. Bagi peneliti selanjutnya


Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk

penelitian selanjutnya.

40
DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Prov.Bali. (2019). Jumlah Penduduk Provinsi Bali. Denpasarkota.Go.Id.

Endang Yuswatiningsih, H. I. S. (2021). Hubungan TingkatT Pendidikan Dengan


Kemandirian Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari. 13(1), 61–
70.

Idris, K. (2011). Gambaran Tingkat Ketergantungan pada Pasien Lansia di


Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kab. Gowa. http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/id/eprint/3997

Kemenkes.RI. (2014). Kemenkes RI.pdf (pp. 1–2).

Kemenkes.RI. (2017). Karakteristik Lansia. 2012, 10–26.

Kemenkes.RI. (2020). Aktivitas Fisik.

Kodri, R. (2016). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kemandirian Lansia


Dalam Melakukan Aktivitas Sehari-hari. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai
Betrik, XII(1), 81–89.

Kusumo, M. P. (2020). Buku Lansia. November, 1–60.

Marlita, L., Saputra, R., & Yamin, M. (2015). Faktor- faktor yang mempengaruhi
kemandirian lansia dalam melakukan activity daily living ( ADL) di UPT
Khusnul Khotimah Pekanbaru. Universitas Abdurrab, 64–68.

Marlita, L., Saputra, R., & Yamin, M. (2018). Kemandirian Lansia Dalam
Melakukan Activity Daily Living ( Adl ) Di Upt Pstw Khusnul Khotimah.
Jurnal Keperawatan Abdurrab, 1(2), 64–68.

Masturoh, I., & Anggita T, N. (2018). Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan (RMIK). In Dr. Rini Yayuk Priyati (Ed.), Metodelogi Penelitian
Kesehatan (I).

Mawaddah, N. (2020). Peningkatan Kemandirian Lansia Melalui Activity Daily


Living Training Dengan Pendekatan Komunikasi Terapeutik Di RSJ Dr.
Radjiman Wediodiningrat Lawang Nurul. Hospital Majapahit, 12(1), 32–
41
40.

McNulty, J. (2013). jurnal BAB I. Jurnal BAB I, 66(1997), 37–39.

Mustika, I. W. (2019). B uku Pedoman Model Asuhan Keperawatan Lansia Bali


Elderly Care (BEC). Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.

Nafisadilah, A. (2016). Upaya Lansia Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kesehatan


Di Posyandu Lansia Cipto Usodo Kelurahan Bergaslor Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang. Revista CENIC. Ciencias Biológicas, 152(3), 28.
file:///Users/andreataquez/Downloads/guia-plan-de-mejora-
institucional.pdf%0Ahttp://salud.tabasco.gob.mx/content/revista%0Ahttp://
www.revistaalad.com/pdfs/Guias_ALAD_11_Nov_2013.pdf%0Ahttp://dx.d
oi.org/10.15446/revfacmed.v66n3.60060.%0Ahttp://www.cenetec.salud.go

Nursalam. (2020). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan


Praktis (P. Puji Lestar (ed.); 5th ed.). Selemba Medika.

Nurulistyawan T. Purnanto, S. K. (2017). Hubungan antara usia, jenis kelamin,


pendidikan dan pekerjaan dengan Activity Daily Living (ADL) pada lansia
di Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus. 1(1), 31–39.

Riadi, M. (2020). Pengertian, batasan kelompok dan teori penuaan.

Rohadi, S., Putri, S. T., & Karimah, A. D. (2016). Tingkat Kemandirian Lansia
Dalam Activities Daily. Pendidikan Keperawatan Indonesia, 2(1), 17.

Rohaedi, S., Putri, S. T., & Kharimah, A. D. (2016). Tingkat Kemandirian Lansia
Dalam Activities Daily Livingdi Panti Sosial Tresna Werdha Senja Rawi.
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 2(1), 16.
https://doi.org/10.17509/jpki.v2i1.2848

Sari, P., & Andica, A. (2013). Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia.

Setiadi. (2013). No Title. Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan,


Yogyakarta.

Wulandari, R. (2014). Description Of Independence Level Elders to Fulfill


ADL(Activity Daily Living. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners
42
and Midwifery), 1(2), 155–159. https://doi.org/10.26699/jnk.v1i2.art.p155-
159

Wulandari, R. (2014). Gambaran Tingkat Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan


ADL (Activity Daily Living). Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners
and Midwifery), 1(2), 155–159. https://doi.org/10.26699/jnk.v1i2.art.p155-
159

43
Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN PADA LANSIA DI BANJAR


TELAGA, DESA SIBETAN, KECAMATAN BEBANDEM, KABUPATEN
KARANGASEM TAHUN 2021

No Kegiatan Waktu
Jan Feb Mar Apr
2021 2021 2021 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menyusun Proposal
2. Pengumpulan
Proposal
3. Seminar Proposal
4. Perbaikan Proposal
5. Pengurusan Ijin
Penelitian
6. Pengambilan Data
KTI
7. Analisa Data
8. Penyusunan KTI
9. Sidang KTI
10. Perbaikan KTI
11. Pengumpulan KTI

44
Lampiran 2

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT KEMANDIRIAN PADA LANSIA DI BANJAR


TELAGA, DESA SIBETAN, KECAMATAN BEBANDEM, KABUPATEN
KARANGASEM TAHUN 2021

Alokasi dana yang diperlukan dalam studi kasus ini direncanakan sebagai
berikut :

No Uraian Kegiatan Biaya


A Tahap Persiapan
Penyusunan Usulan Penelitian Rp. 120.000
Penggandaan Usulan Penelitian Rp. 110.000
Revisi Proposal Rp. 100.000
B Tahap Pelaksanaan
Transportasi dan Akomodasi untuk Rp. 120.000
peneliti
Pengolahan dan Analisis data Rp. 150.000
C Tahap Akhir
Penyusunan Laporan Rp. 350.000
Penggandaan Laporan Rp. 400.000
Revisi Laporan Rp. 200.000
Biaya Tidak Terduga Rp.350.000
Total Biaya Rp. 1.900.000

45
Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada
Yth : Bapak/Ibu Calon Responden
Di :
Banjar Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten
Karangasem

Dengan hormat,
Saya mahasiswa D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Denpasar semester VI bermaksud akan melakukan penelitian tentang
“Gambaran Tingkat Kemandirian pada Lansia di Banjar Telaga, Desa
Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Krangasem Tahun 2021.”,
sebagai persyaratan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli
Madya Keperawatan pada program studi D III Jurusan Keperawatan di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar. Berkaitan dengan hal tersebut diatas,
saya mohon kesediaan bapak untuk menjadi responden yang merupakan sumber
informasi bagi penelitian ini.
Demikian permohonan ini saya sampaikan dan atas partisipasinya saya
ucapkan terima kasih.

Denpasar 2021,
Peneliti

Ni Ketut Marliani
NIM. P07120018039

46
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Judul Penelitian : Gambaran Tingkat Kemandirian pada Lansia di Banjar


Telaga Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem,
Kabupaten Krangasem Tahun 2021.
Peneliti : Ni Ketut Markiani
NIM : P07120018039
Pembimbing : 1. Dr.K.A. Henny Achjar,SKM.,M.Kep,Sp.Kom
2. Dr. I Wayan Muastika. S.Kep.Ns. M.Kes.
Saya telah diminta dalam memberikan persetujuan untuk berperan serta
dalam penelitian “Gambaran Tingkat Kemandirian pada Lansian di Banjar
Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Krangasem Tahun
2021.” yang dilakukan oleh Ni Ketut Marliani, saya mengerti bahwa catatan atau
data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Kerahasiaan ini akan dijamin
selegal mungkin, semua berkas yang dicantumkan identitas subjek penelitian
akan digunakan dalam data.
Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun,
saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

Denpasar, 2021
Responden

(...............……..…………….)

47
Lampiran 5

PERSETUJUAN PENJELASAN (INFORMED CONSENT)


SEBAGAI PESERTA PENELITIAN

Yang terhormat Bapak dan Ibu calon responden, kami meminta


kesediannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.keikutsertaan dari
penelitian ini bersifat sukarela/tidak memaksa. Mohon untuk dibaca penjelasan
dibawah dengan seksama dan disilahkan bertanya bila ada yang belum
dimengerti.

Judul Gambaran Tingkat Kemandirian pada Lansia

Peneliti Utama Ni Ketut Marliani


Institusi Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Keperawatan
Peneliti Lain -
Lokasi Banjar Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem,
Penelitian Kabupaten Krangasem Tahun 2021.
Sumber Swadana
Pendanaan

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat kemandirian lansia


di Banjar Telaga, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Krangasem
Tahun 2021. Jumlah responden sebanyak 30 responden dengan syaratnya lansia
yang bersedia menjadi responden dan bersedia menjawab pertanyaan yang
diberikan. Responden yang tidak termasuk syarat yaitu lansia yang tidak
kooperatif. Pada penelitian ini tidak ada perlakuan yang akan diberikan kepada
peserta.

48
Lampiran 6

KISI-KISI KUESIONER

Variabel Parameter No. Item Jenis Jumlah


Pernyataan Item
Tingkat Kemandirian 1-10 Positif 10
Kemandirian pada lansia dalam

pada Lansia memenuhi


kebutuhan ADL

49
Lampiran 7

KUISIONER PENELITIAN TINGKAT KEMANDIRIAN PADA LANSIA

a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Pendidikan :
e. Pekerjaan :

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah masing-masing petunjuk dengan teliti

2. Berikan tanda () pada 󠅈 yang telah di sediakan.

3. Isilah sesuai tingkat kemandirian yang anda lakukan

4. Semua aktivitas dimohon dapat diisi dan tidak ada yang terlewatkan

5. Jika ada hal yang kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti

Keterangan nilai ADL:

f. Mandiri nilai 20

g. Ketergantungan ringan nilai 12-19

h. Ketergantungan sedang nilai 9-11

i. Ketergantungan berat nilai 5-8

j. Ketergantungan total nilai 0-4

50
No Aktivitas Nilai Keterangan
1 Mengontrol BAB  0 Inkontinensia
 1 Kadang-kadang inkontinensia
 2 Kontinensia teratur
2 Mengontrol BAK  0 Inkontinensia
 1 Kadang-kadang inkontinensia
 2 Kontinensia teratur
3 Membersihkan diri (lap  0 Butuh pertolongan orang lain
muka, sisir rambut, sikat  1 Mandiri
gigi)
4 Toileting  0 Tergantung pertolongan orang
lain
 1 Perlu pertolongan pada beberapa
aktivitas, tetapi beberapa aktivitas
masih dapat dikerjakan sendiri
 2 Mandiri
5 Makan  0 Tidak mampu
 1 Butuh pertolonghan orang lain
 2 Mandiri
6 Berpindah tempat  0 Tidak mampu
 1 Perlu pertolongan untuk bisa
duduk
 2 Bantuan minimal 2 orang
 3 Mandiri (kadang dibantu)
7 Mobilisasi/berjalan  0 Tidak mampu
 1 Bisa berjalan dengan kursi roda
 2 Berjalan dengan bantuan orang
lain
 3 Mandiri (kadang dibantu)
8 Berpakaian  0 Tergantung pertolongan orang
lain
 1 Sebagian dibantu
 2 Mandiri
9 Naik turun tangga  0 Tidak mampu
 1 Butuh pertolongan orang lain
 2 Mandiri
10 Mandi  0 Tergantung pwerolongan orang
lain
 1 Mandiri
Total

51
Lampiran 8. Validasi bimbingan

52

Anda mungkin juga menyukai