Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SEJARAH LOKAL

"TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO LAMPUNG TIMUR"

Disusun Oleh :

Hilda Bella Rahmawati 2001070011

Tadris IPS (A)

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga Artikel ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa Saya ucapkan mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Saya berharap semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para
pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar artikel ini bisa pembaca pelajari untuk
mengetahui sejarah di Indonesia.

saya yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan artikel ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan artikel ni.
PENDAHULUAN

Situs kepurbakalaan Pugungraharjo secara administratif berlokasi di desa Pugungraharjo,


kecamatan Jabung, kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, serta berada pada
ketinggian 80 m dari permukaan laut. Situs Pugungraharjo ditemukan pada tahun 1957 oleh
penduduk setempat yang terdiri atas warga transmigran sewaktu penebangan hutan. Beberapa
penebang hutan, yakni Barno Raharjo, Sardi, Karjo dan Sawal melaporkan hasil penemuan
tersebut kepada Dinas Purbakala.

Ditinjau dari sisi kronologi, artefak, maupun fiturnya, situs Taman Purbakala Pugungraharjo
sangatlah unik, menarik, dan variatif. Tinggalan di situs ini secara kronologi begitu lengkap,
mulai dari masa prasejarah, klasik (Hindu – Budha), hingga masa Islam. Artefak yang ditemukan
di situs ini antara lain keramik asing dari berbagai dinasti, keramik lokal, manik-manik, dolmen,
menhir, pisau, mata tombak, batu berlubang, batu asahan, batu pipisan, kapak batu, batu trap
punden, gelang perunggu, dan batu bergores,fitur yang ditemukan di situs ini adalah: Punden
berundak,benteng PUGUNG RAHARJO,Batu berlubang,Lumpang batu,batu bergores,batu mayat
dan keramik.

Taman Purbakala Pugungraharjo, Lampung Timur


A.punden berundak Pugungraharjo

Situs kepurbakalaan Pugungraharjo secara administratif berlokasi di desa Pugungraharjo,


kecamatan Jabung, kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, serta berada pada
ketinggian 80 m dari permukaan laut. Situs Pugungraharjo ditemukan pada tahun 1957 oleh
penduduk setempat yang terdiri atas warga transmigran sewaktu penebangan hutan. Beberapa
penebang hutan, yakni Barno Raharjo, Sardi, Karjo dan Sawal melaporkan hasil penemuan
tersebut kepada Dinas Purbakala. Salah satu dari temuan awal tersebut adalah sebuah arca
yang dikenal sebagai arca yang bercirikan masa klasik dan berlanggam Budhis.

Sebenarnya, pengungkapan tradisi megalitik di Sumatera telah banyak dilakukan para pakar
jauh sebelum Indonesia merdeka, antara lain Tombrink, Steinmetz, Ullman, Schnitger, Van der
Hoop, dan Funke. Namun Pugungraharjo yang ditemukan oleh para transmigran ini, tidak
dikenal oleh para peneliti tersebut.

Selang beberapa tahun sejak ditemukan, tepatnya pada tahun 1968, dilakukanlah penelitian
awal oleh Lembaga Purbakala yang dipimpin oleh Drs. Buchori. Pada tahun 1973, Lembaga
Purbakala dan Peninggalan Nasional bekerjasama dengan Pennsylvania Museum University
melakukan pencatatan dan pendokumentasian kepurbakalaan Pugungraharjo yang hasilnya
dituangkan dalam Laporan Penelitian Sumatera. Penelitian terus berlanjut dan pada tahun 1980
dilakukan ekskavasi, yang menghasilkan kesimpulan bahwa kompleks megalitik Pugungraharjo
memiliki luas sekitar 25 ha.

Pada tahun 1977/1978 hingga tahun 1983/1984 dilakukan pemugaran di situs Pugungraharjo
oleh Direktorat Jenderal Perlindungan dan Pembinaan Sejarah dan Purbakala melalui Proyek
Pembinaan dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Lampung.

Ditinjau dari sisi kronologi, artefak, maupun fiturnya, situs Taman Purbakala Pugungraharjo
sangatlah unik, menarik, dan variatif. Tinggalan di situs ini secara kronologi begitu lengkap,
mulai dari masa prasejarah, klasik (Hindu – Budha), hingga masa Islam. Artefak yang ditemukan
di situs ini antara lain keramik asing dari berbagai dinasti, keramik lokal, manik-manik, dolmen,
menhir, pisau, mata tombak, batu berlubang, batu asahan, batu pipisan, kapak batu, batu trap
punden, gelang perunggu, dan batu bergores. Fitur yang ditemukan di situs ini antara lain :

B.Benteng Pugungraharjo

Berupa dua buah gundukan tanah di sebelah barat dan timur. Panjang benteng sebelah barat
300 m, sedangkan sebelah timur 1200 m dengan ketinggian gundukan tanahnya

antara 2 – 3,5 m, serta parit dengan kedalaman 3 – 5 m. Bentuk benteng tidak menyudut tetapi
melingkar. Di beberapa bagian terdapat jalan yang menghubungkan bagian luar dan dalam
benteng, serta di beberapa tempat terdapat beberapa pintu yang diperkirakan sebagai pintu
gerbang jalan masuk ke dalam benteng.

Adapun fungsi benteng diperkirakan sebagai tempat perlindungan dari serangan binatang buas
maupun serangan suku lainnya. Di dalam benteng terdapat suatu tempat yang disebut
kompleks batu mayat yang terdiri dari batu altar, menhir dan sebuah batu bergores di sebidang
tanah berbentuk bujur sangkar.

C.Punden Berundak

Berupa gundukan tanah dan batu yang berundak-undak, terdiri atas punden sebelah barat dan
punden sebelah timur. Punden barat meliputi punden I dengan dua undakan, punden II terdiri
dari tiga undakan, punden III terdiri atas dua undakan, dan punden IV berupa gundukan tanah
setinggi 1 m. Adapun di punden sebelah timur terdapat punden besar dengan tiga undakan dan
merupakan punden terbesar yang dikelilingi parit kecil. Secara keseluruhan, hingga saat ini
jumlah punden di situs ini sebanyak 13 punden. Sebuah punden di bagian paling timur situs
yang berukuran 8 m x 8 m, menurut keterangan penduduk setempat merupakan tempat
ditemukannya arca Bodhisatwa yang dikenal sebagai patung Puteri Badariah oleh masyarakat
setempat. Arca Bodhisatwa tersebut saat ini disimpan di Museum Situs Pugungraharjo.

D.Batu Berlubang

Batu berlubang terdapat di bagian timur situs, yakni dekat mata air. Batu berlubang terbuat dari
batu kali berwarna hitam abu-abu yang terdapat empat lubang di bagian permukaan batu yang
datar. Terdapat 19 batu berlubang di situs ini. Fungsi batu berlubang ini kemungkinan untuk
melumatkan sesuatu yang perlu dihaluskan, serta berkaitan dengan upacara kematian.

E.Lumpang Batu

Terdapat dua buah lumpang batu di situs Pugungraharjo, yakni di sawah di sebelah timur situs,
sedangkan yang lain berada di dekat batu mayat.

F.Batu Bergores

Temuan empat buah batu bergores terdapat di tepi sungai kecil di sisi selatan situs. Bentuk
goresan berupa garis-garis dengan lekukan sebesar jari namun jelas menunujukkan hasil karya
manusia.

G.Kompleks Batu Kandang (Batu Mayat)

Berupa sekelompok batu besar yang disusun dalam bentuk empat persegi dengan arah hadap
timur dan barat. Di bagian tengah kelompok batu besar ini terdapat batu yang oleh penduduk
setempat disebut dengan batu mayat. Batu tersebut berbentuk bulat panjang yang di kedua
ujungnya dipahatkan phallus (lambang alat kelamin laki-laki).

H.Keramik

Sebaran keramik yang ditemukan di situs Pugungraharjo cukup luas dimana kronologi keramik
tersebut mulai dari abad ke-8 hingga abad ke-17 M. Keramik asing yang ditemukan di situs ini
berasal dari Dinasti Tang, Cing, Sung, dan Ming. Bukti ini menunujukkan bahwa perdagangan
atau pelayaran di abad 10 hingga abad 16 M di kawasan Way Sekampung sangat ramai. Bahkan
melalui Way Sekampung inilah dicurigai sebagai jalur masuknya Islam ke Lampung Tengah,
mengingat ditemukan medalion Sam Pho Khong di daerah ini.

Kesimpulan
Ditinjau dari sisi kronologi, artefak, maupun fiturnya, situs Taman Purbakala Pugungraharjo
sangatlah unik, menarik, dan variatif. Tinggalan di situs ini secara kronologi begitu lengkap,
mulai dari masa prasejarah, klasik (Hindu – Budha), hingga masa Islam. Artefak yang ditemukan
di situs ini antara lain keramik asing dari berbagai dinasti, keramik lokal, manik-manik, dolmen,
menhir, pisau, mata tombak, batu berlubang, batu asahan, batu pipisan, kapak batu, batu trap
punden, gelang perunggu, dan batu bergores.

Anda mungkin juga menyukai