Anda di halaman 1dari 52

PERSEKUTUAN: PEMBENTUKAN, OPERASI, DAN PERUBAHAN

KEANGGOTAAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II

Dosen Pengampu : Nurwani. S.E.M.Si

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5

Angga Laksana 0502193256

Munadya Puteri Andisty 0502192103

Nida Andina 0502193158

Syahirah 0502193247

Ummi Erlina 0502192140

Kelas: AKS 6 D

AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan
makalah kami yang berjudul “Persekutuan: Operasi dan Perubahan Keanggotaan”
untuk memenuhi mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II dengan dosen
pengampu Nurwani. S.E.M.Si dapat kami selesaikan.

Sholawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada Nabi


Muhammad SAW.  Keluarganya, sahabatnya serta para pengikut ajarannya. Kami
juga berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi
dalam penyelesaian makalah ini, mudah-mudahan Allah SWT memberikan
limpahan rahmat-nya kepada kita.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan


makalah ini. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Medan, 20 Maret 2022

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah............................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan Masalah..........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Sifat Entitas Persekutuan...........................................................................6
B. Akuntansi Untuk Pembentukan Persekutuan........................................12
C. Akuntansi Untuk Operasi Persekutuan..................................................14
D. Mengalokasikan Laba atau Rugi ke Para Sekutu.................................16
E. Laporan Keuangan Persekutuan.............................................................23
F. Perubahan Keanggotaan..........................................................................24
BAB III PENUTUP..............................................................................................50
A. Kesimpulan................................................................................................50
B. Saran..........................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

‫َواعْ لَم ُْٓوا اَ َّن َما َغنِمْ ُت ْم مِّنْ َشيْ ٍء َفاَنَّ هّٰلِل ِ ُخ ُم َس ٗه َولِلرَّ س ُْو ِل َولِذِى ْالقُرْ ٰبى َو ْال َي ٰت ٰمى‬
ٰ ‫هّٰلل‬
ِ ‫ْن الس َِّبي ِْل اِنْ ُك ْن ُت ْم ٰا َم ْن ُت ْم ِبا ِ َو َمآ اَ ْن َز ْل َنا َعلى َع ْب ِد َنا َي ْو َم ْالفُرْ َق‬
‫ان َي ْو َم‬ ِ ‫َو ْال َم ٰس ِكي‬
ِ ‫ْن َواب‬
‫هّٰللا‬
‫ْال َت َقى ْال َجم ْٰع ۗ ِن َو ُ َع ٰلى ُك ِّل َشيْ ٍء َق ِد ْي ٌر‬

Artinya :

“Dan Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh


sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul,
kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnusabil, jika kamu
beriman kepada Allah dan kepada apa, yang Kami turunkan kepada hamba
Kami (Muhammad) di hari furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan.
Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Al- Anfal ayat 41)
Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer karena mudah untuk
membentuknya dan memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan
bakat dan keterampilan mereka dalam suatu usaha bersama tertentu. Selain itu,
persekutuan menyediakan sarana yang lebih fleksibel untuk memperoleh
ekuitas modal lebih dibandingkan dengan perusahaan perseorangan dan
memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan usaha yang cepat.
(Sugiri, 2015) Di Indonesia persekutuan dapat berupa firma ataupun
persekutuan komanditer. Persekutuan komanditer disebut juga CV
(commanditaire venotschaap). Persekutuan adalah bentuk kerja sama antara
dua orang atau lebih untuk menjalankan usaha bersama. Masing-masing orang
tadi disebut sekutu. Pada firma, semua sekutu (disebut juga firman)
bertanggung jawab renteng dan menanggung kerugian firma sampai ke harta
pribadi. Artinya, jika firma menderita kerugian, semua sekutu harus
menanggung kerugian tersebut. Di samping itu, harta pribadi masing-masing
sekutu juga ikut digunakan untuk menanggung kerugian tersebut apabila harta
firma tidak cukup untuk menyelesaikan kerugian tersebut. Pada persekutuan
komanditer, semua sekutu juga bertanggung jawab renteng sebagaimana pada
firma. Namun, terdapat sekutu yang tanggung jawabnya terbatas pada harta
yang telah disetorkannya ke persekutuan komanditer. Sekutu tersebut sering
dinamai sekutu diam, pasif, atau silent partner. Selain sekutu diam disebut
sekutu aktif yang tanggung jawabnya terhadap kerugian CV sampai kepada
harta pribadinya.

4
Akuntansi untuk persekutuan dan semua bentuk unit bisnis berbadan
hukum termasuk perusahaan tertutup, yang memiliki akuntabilitas yang tidak
signifikan terhadap publik, mungkin memilih untuk menggunakan Standar
Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP),
sebagai pengganti PSAK. Persekutuan dan entitas lain tanpa akuntabilitas
publik pada umumnya, yang menyiapkan laporan keuangan bertujuan umum
harus mengadopsi SAK-ETAP untuk pencatatan akuntansinya, kemudian
membuat laporan keuangan dari pencatatan tersebut. Entitas tanpa
akuntabilitas publik pada umumnya adalah entitas yang memiliki
"responsibilitas yang terbatas untuk mengomunikasikan kinerja keuangannya
kepada pihak eksternal, hanya karena mereka tidak memiliki pinjaman atau
komitmen hukum lainnya yang bisa memaksa mereka untuk memberikan
laporan keuangan kepada pihak yang terkait: tidak seperti perusahaan yang
harus menyiapkan laporan keuangan untuk seluruh pemegang kekuasaan,
seperti bank, kreditor, kantor pajak. manajemen, karyawan, dan lain lain.
Akan tetapi, apabila persekutuan atau entitas lain tanpa akuntabilitas publik
harus membuat laporan keuangan untuk pihak eksternal ka hubungan mereka
dengan bank/kreditor, maka mereka harus mengadopsi SAK-ETAP.
Akuntansi untuk persekutuan mengharuskan pengakuan dari beberapa
faktor penting Pertama, dari sudut pandang akuntansi, persekutuan merupakan
entitas bisnis yang terpisah. Namun, hukum perpajakan melihat persekutuan
hanya sebagai sebuah saluran, tidak terlepas dari kepentingan bisnis dari mitra
individu. Oleh karena itu, ada beberapa perbedaan antara akuntansi pajak dan
akuntan keuangan untuk kejadian-kejadian tertentu, seperti nilai yang
ditetapkan ke aset yang dikontribu dalam pembentukan persekutuan. Makalah
ini menyajikan prinsip akuntansi berterima umum mengma akuntansi
persekutuan.
B. Rumusan Masalah
a) Apa saja sifat entitas persekutuan?
b) Bagaimana bentuk akuntansi untuk pembentukan persekutuan?
c) Bagaimana bentuk akuntansi untuk operasi persekutuan?
d) Bagaimana pengalokasian laba atau rugi ke para sekutu?
e) Bagaimana bentuk laporan keuangan persekutuan?
f) Bagaimana memperhitungkan perubahan keanggotaan dalam
persekutuan?
C. Tujuan Masalah
a) Untuk mengetahui apa saja sifat entitas persekutuan
b) Untuk mengetahui bagaimana bentuk akuntansi untuk pembentukan
persekutuan

5
c) Untuk mengetahui bagaimana bentuk akuntansi untuk operasi
persekutuan
d) Untuk mengetahui bagaimana pengalokasian laba atau rugi ke para
sekutu
e) Untuk mengetahui bagaimana bentuk laporan keuangan persekutuan
f) Untuk mengetahui bagaimana memperhitungkan perubahan
keanggotaan dalam persekutuan

6
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sifat Entitas Persekutuan
Bentuk persekutuan usaha memiliki beberapa elemen unik karena status
legal dan akuntansinya. Bagian berikut menggambarkan karakteristik utama
yang membedakan bentuk organisasi dari persekutuan.
a) Regulasi Hukum Persekutuan
Akuntan yang bekerja untuk persekutuan harus memahami hukum atau
undang-undang terkait dengan persekutuan karena hukum atau undang-
undang tersebut menjelaskan hak-hak setiap sekutu/partner dan kreditor
pada tahap pembuatan, operasi, dan likuidasi persekutuan. Dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) dan Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD) Indonesia tertera definisi hak dan tanggung
jawab sekutu/partner dengan sekutu yang lain dan kreditor dari
persekutuan.
b) Definisi Persekutuan
(Andriani, 2021) Persekutuan sering disebut dengan istilah partnership
atau yang istinya usala bersania Persekutuan merupakan salah satu jenis
perusahaan yang bisa didirikan oleh minimal dua orang atau lebih.
Persekutuan juga dapat dibentuk dari dua penggabungan usaha yang sudah
ada sebelumnya.
Jadi persekutuan adalah suatu penggabungan antara dua orang budan
usalamu lebih untuk memiliki dan menjalankan suatu usaha secara
bersama sama dengan nijuan memperoleh keuntungan. Di dalam
persekutuan, biasanya pemisah kekayaan antara pemilik dengan
manajemen hampir-hampir tidak ada Akan tetapi, untuk tujuan akuntansi
hal tersebut harus dipisahkan dan pelaksanaan akuntansinya harus tetap
berpedoman pada prinsip-prinsip akuntansi yang lain diterima umum.
Persekutuan jarang digunakan jika dibandingkan dengan perusahaan
perseorangan Persekutuan memiliki beberapa karakteristik dengan
pengaruh akantansi. Di Indonesia terdapat tiga jenis persekuman yang
diakui oleh Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP) antara lain
dapat berbentuk persekeraum perdata, firma, dan persekutuan terbatas
(CV),
Pada KUHPer Bab VIII, Bagian 1, Pasal 1618 menyatakan bahwa,
"persekutuan/perseroan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang
setuju untuk menginvestasikan sesuatu ke dalam usaha agar memperoleh

7
keuntungan dari persekutuan itu dibagi di antara mereka. Definisi ini dapat
dibagi menjadi tiga faktor yang berbeda:
1. Asosiasi dua orang atau lebih. Istilah "orang biasanya adalah
bersifat individu; tetapi dapat juga berupa perusahaan atau
persekutuan lain.
2. Untuk menginvestasikan sesuatu. Artinya setiap sekutu harus
berkontribusi sesuatu ke persekutuan, setiap sekutu memiliki
otoritas yang jelas, kecuali dibatasi oleh perjanjian persekutuan,
untuk bertindak sebagai agen dari persekutuan atas transaksi dalam
kegiatan usaha normal yang dijalankan oleh persekutuan.
3. Usaha untuk mencari keuntungan. Sebuah persekutuan mungkin
dibentuk untuk menjalankan segala bisnis, perdagangan, profesi,
dan jasa lainnya yang legal. Namun, persekutuan harus berusaha
untuk membuat keuntungan, karena itu entitas nirlaba seperti
kelompok usaha persaudaraan bukanlah persekutuan.

Pembentukan Persekutuan
Salah satu keuntungan utama dari bentuk persekutuan adalah mudah
dalam pembentukannya. Kesepakatan untuk mendirikan sebuah
persekutuan bisa bersifat informal seperti orang yang berjabatan tangan
atau bisa bersifat formal seperti perikatan antara dua pihak di atas kertas
yang disebut akta pendirian persekutuan. Setiap sekutu harus setuju atas
perjanjian pendirian, dan para sekutu sangat disarankan untuk memiliki
perjanjian tertulis secara formal untuk menghindari potensi konflik yang
mungkin timbul selama pengoperasian usaha. Biasanya jika para sekutu
tidak setuju dengan beberapa aspek operasi sebelum dibentuknya
persekutuan, maka banyak permasalahan muncul di kemudian hari yang
dapat menimbulkan permasalahan manajemen serius yang dapat
membahayakan operasional persekutuan.
Perjanjian persekutuan harus mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. Nama dari persekutuan dan nama dari para sekutu.
2. Jenis usaha yang akan dijalani dan jangka waktu perjanjian
persekutuan.
3. Kontribusi modal awal dari masing-masing sekutu dan metode
yang digunakan untuk menghitung kontribusi modal di masa
depan.
4. Spesifikasi lengkap tentang distribusi keuntungan dan kerugian,
termasuk gaji, bunga atas saldo modal, bonus, batas penarikan

8
dalam mengantisipasi laba, dan persentase yang digunakan untuk
mendistribusikan sisa keuntungan dan kerugian.
5. Prosedur yang digunakan dalam perubahan persekutuan, seperti
penambahan sekutu baru dan berhentinya sebuah sekutu.
6. Aspek lain dalam operasi yang diputuskan oleh para sekutu,
seperti hak manajemen dari masing-masing sekutu, prosedur
pemungutan suara, dan metode akuntansi.
Setiap sekutu harus menandatangani perjanjian persekutuan sebagai
tanda penerimaan atas wyarat-syarat dalam perjanjian. Sebuah perjanjian
persekutuan yang disusun dengan hati-hati dapat mencegah banyak
permasalahan dan konflik yang mungkin timbul dalam operasi di
kemudian hari.
c) Karakteristik Utama Lainnya dari Persekutuan
Semua persekutuan yang dibentuk di Indonesia diatur oleh KUHPer
dan KUHD. Untuk persekutuan yang tidak memiliki perjanjian
persekutuan formal, undang-undang menyediakan kerangka hukum yang
mengatur hubungan di antara sekutu dan hak kreditor dalam persekutuan;
intinya, KUHPer dan KUHD menjadi dasar bagi persekutuan yang
memiliki perjanjian formal maupun tidak. Berikut ini bagian dari KUHPer
dan KUHD yang terkait dengan pembentukan dan operasi persekutuan.
Bab 16 akan menyajikan bagian dari KUHPer dan KUHD yang terkait
dengan pembubaran dan likuidasi persekutuan.
1. Perjanjian persekutuan. KUHPer dan KUHD mengatur hubungan
hubungan persekutuan yang tidak disajikan secara spesifik dalam
perjanjian persekutuan, sehingga, KUHPer dan KUHD digunakan
oleh pengadilan ketika tidak ada perjanjian persekutuan.
2. Persekutuan sebagai entitas terpisah. Sebuah persekutuan
merupakan entitas bis terpisah dari para sekutunya. Konsep entitas
(entity concept) ini berarti bal persekutuan dapat menuntut atau
dituntut dan bahwa kekayaan persekutuan menjadi milik
persekutuan dan bukan milik setiap sekutu individu. Dengan
demikian, tidak ada entitas persekutuan baru ketika terjadi
perubahan keanggotaan sekutu (diterimanys sekutu baru atau
keluarnya sekutu).
3. Sekutu adalah agen persekutuan. Setiap sekutu merupakan
perwakilan/agen persekutuan atas transaksi yang dijalankan dalam
kegiatan usaha normal persekutuan, kecuali sekutu tidak memiliki
wewenang untuk bertindak atas nama persekutuan karena sesuatu

9
hal dan pihak ketiga mengetahui atau telah menerima
pemberitahuan bahwa sekutu tersebut tidak memiliki wewenang.
Hubungan perwakilan di antara para sekutu sangat penting. lika
persekutuan menentukan hanya sekutu tertentu yang memiliki
wewenang untuk transaksi bisnis tertentu, maka persekutuan harus
memastikan pihak ketiga mengetahui batasan wewenang sekutu
lainnya. Pemberitahuan ini harus diumumkan baik melalui
pengumuman tertulis secara formal (dibahas pada poin
selanjutnya) maupun komunikasi langung dengan pihak ketiga.
Jika tidak, pihak ketiga akan berasumsi bahwa sekutu memiliki
wewenang untuk bertindak sebagai wakil atas persekutuan dalam
transaksi usaha normal terkait dengan persekutuan tersebut
beroperasi.
4. Kewajiban sekutu adalah kewajiban bersama. Semua sekutu dapat
dikenakan tanggung jawab atas seluruh kewajiban persekutuan
kecuali dinyatakan dalam hukum. Dalam kejadian di mana
persekutuan gagal dan aset yang dimiliki tidak cukup untuk
membayar kewajibannya, para ickuta diminta untuk memberi
kontribusi ke persekutuan sebesar proporsi pembagian kerugian
persekutuan. Jika sekutu gagal memberi kontribusi sejumlah yang
diminta, maka seluruh sekutu harus memberi kontribusi sebesar
proprosi di mana sekutu sekutu tersebut berbagi kerugian
persekutuan Kreditor persekutuan menjadi pihak pertama yang
harus dipenuhi haknya atas aset persekutuan dan tambahan
kontribusi sekutu diklasifikasikan sebagai aset persekutuan Jika
kreditor persekutuan mengambil tindakan hukum melawan sekutu
individu untuk kewajiban persekutuan, kreditor persekutuan tidak
memiliki hak superior atas aset individu sekutu. Dalam kasus ini,
kreditor persekutuan bergabung dengan kreditor personal lainnya.
5. Hak dan Kewajiban Sekutu. Setiap sekutu memiliki akun modal
yang menunjukkan jumlah kontribusi sekutu tersebut untuk
persekutuan, setelah dikurangi liabilitas, dan bagian sekutu atas
laba atau rugi persekutuan, dikurangi setiap distribusi. Sekutu
berhak atas bagian laba atau rugi secara proporsional sebesar
jumlah yang dikontribusikan ke persekutuan, kecuali disetujui
dalam perjanjian persekutuan. Sekutu baru dapat diterima hanya
dengan persetujuan seluruh sekutu. Masing – masing sekutu
memiliki hak untuk mengakses pembukuan dan catatan
persekutuan, dan setiap sekutu berkewajiban untuk bertindak atas
nama persekutuan dengan iktikad baik dan adil.

10
6. Kepentingan sekutu yang dapat dialihkan dalam persekutuan.
Berdasarkan pendekatan entitas atas persekutuan yang dinyatakan
dalam undnag – undang, seorang sekutu bukan pemilik lain dari
kekayaan persekutuan. Hal ini berarti bahwa kepentingan yang
dapat dialihkan (Transfer Interest) pada sekutu adalah bagian
sekutu atas laba dan rugi atas persekutuan dan hak untuk
menerima distribusi, termasuk pembagian likuidasi. Seorang
sekutu tidak dapat mengalihkan hak manajemen atau wewenang
untuk melakukan transaksi dari setiap operasi bisnis persekutuan.
Dengan demikian, kreditor sekutu individu tidak dapat mengambil
aset-aset persekutuan, tetapi kreditor sekutu personal dapat
memperoleh pertimbangan hukum untuk keterikatan kepentingan
yang dapat dialihkan sekutu.
7. Pengunduran diri sekutu. Pengunduran diri atau disosiasi
sekutu (partner’s dissociation) berrti bahwa sekutu tersebut tidak
bertindak lagi atas nama persekutuan. Sebuah sekutu dipisahkan
dari persekutuan ketika terjadi kejadian berikut: (a) sekutu
memberitahukan kepada persekutuan tentang keinginan akan
menarik diri sebagai sekutu; (b) sekutu tersebut dikeluarkan dari
persekutuan terkait dengan perjanjian persekutuan, biasanya
karena sekutu tersebut melanggar beberapa bagian perjanjian
persekutuan atau karena terjadi pelanggaran hukum bagi
persekutuan jika terus melakukan usaha dengan sekutu tersebut;
(c) karena satu atau beberapa keputusan pengadilan (seperti sekutu
melakukan pelanggaran material atas perjanjian persekutuan, atau
sekutu terlibat tindakan yang merugikan secara material dan
berdampak buruk terhadap persekutuan; (d) sekutu menjadi
debitur dalam kebangkrutan; (e) sekutu tersebut meninggal dunia.
Jenis –Jenis Persekutuan Terbatas
Banyak orang melihat kemungkinan adanya tanggung jawab
personal atas kewajiban persekutuan sebagai kerugian utama dari
bentuk bisnis persekutuan umum. Untuk alasan ini, terkadang orang
menjadi sekutu terbatas pada satu dari beberapa bentuk persekutuan
terbatas. Persekutuan terbatas (limited partnership-LP) adalah bentuk
yang berbeda dari persekutuan dengan kewajiban terbatas (limited
liability partnership-LLP), atau persekutuan terbatas dengan
kewajiban terbatas (limited liability limited partnership-LLLP).
Variasi berdasarkan tingkat perlindungan kewajiban kepada sekutu.

11
Limited Partnership (LP) Dalam persekutuan terbatas (LP),
terdapat setidaknya satu sekutu umum dan satu atau lebih sekutu
terbatas. Sekutu umum bertanggung jawab secara personal atas
kewajiban persekutuan dan memiliki tanggung jawab manajemen.
Sekutu terbatas bertanggung jawab hanya sampai dengan kontribusi
modal, tetapi tidak memiliki wewenang manajemen. Akuntansi untuk
investasi pada persekutuan terbatas didasarkan pada evaluasi
pengendalian. Umumnya, sekutu umum memiliki elemen yang
diperlukan pengendalian operasional persekutuan terbatas dan akan
mengonsolidasikan investasi pada pembukuan sekutu umum. Sekutu
terbatas umumnya menggunakan metode ekuitas untuk
memperhitungkan investasinya.
Limited Liability Partnership (LLP) Persekutuan dengan
kewajiban terbatas (LLP) adalah salah satu persekutuan yang tiap-tiap
sekutu memiliki tingkat perlindungan kewajiban yang sama. Tidak
ada sekutu umum atau sekutu terbatas dalam LLP; sehingga tiap-tiap
sekutu memiliki hak dan kewajiban sebagai sekutu umum, tetapi
dengan kewajiban hukum terbatas. Sekutu dalam LLP tidak
bertanggung jawab secara personal atas kewajiban persekutuan.
Namun, beberapa negara bagian telah mendefinisikan bahwa tiap-tiap
sekutu dalam LLP bertanggung jawab penuh atas kewajiban
persekutuan, meskipun tidak untuk tindakan kelalaian profesional atau
malpraktik yang dilakukan sekutu lain. Beberapa dukungan legal
untuk LLP berasal dari fakta bahwa sebagian besar persekutuan jasa
profesional, seperti kantor akuntan, memiliki nilai asuransi yang
signifikan untuk menutupi putusan jika terjadi tuntutan pengadilan dan
mengalami kerugian dari penyediaan jasa. Persekutuan dengan
kewajiban terbatas harus mengidentifikasi dirinya sendiri seperti
dengan menambahkan huruf LLP di belakang nama perusahaan untuk
seluruh kegiatan korespondensi atau cara lain untuk identifikasi
perusahaan. Hampir seluruh kantor akuntan publik besar berbentuk
LLP. Bentuk ini tidak mengubah sifat dasar jasa akuntan yang
diberikan kepada klien dan telah diterima secara umum di lingkungan
bisnis.
Limited Liability Limited Partnership (LLLP) Pada sebagian
besar negara bagian, persekutuan terbatas dapat memilih persekutuan
terbatas dengan kewajiban terbatas. Dalam LLLP, setiap sekutu hanya
bertanggung jawab atas kewajiban bisnis persekutuan, dan tidak untuk
bertindak malpraktik atau kesalahan yang dilakukan sekutu lain dalam

12
kegiatan usaha normal persekutuan. Keuntungan LLLP adalah bahwa
sekutu umum, walaupun bertanggung jawab untuk manajemen
persekutuan, tidak memiliki tanggung jawab personal atas kewajiban
persekutuan, sama dengan perlindungan yang diberikan kepada sekutu
terbatas. Identifikasi sebagai “LLLP” atau kata "persekutuan terbatas
dengan kewajiban terbatas" harus tercantum dalam nama atau
identifikasi entitas.
B. Akuntansi Untuk Pembentukan Persekutuan
Pada saat pembentukan persekutuan, diperlukan untuk melakukan
penilaian yang tepat terhadap aset nonkas dan liabilitas yang dikontribusikan
oleh masing-masing sekutu. Item yang dikontribusikan oleh sekutu akan
menjadi kekayaan persekutuan. Persekutuan harus membedakan secara jelas
antara kontribusi modal dan pinjaman yang diberikan oleh sekutu kepada
persekutuan. Pengaturan pinjaman harus memiliki bukti tertulis atau dokumen
lain yang secara legal dapat membuktikan bahwa terdapat pinjaman dari salah
satu sekutu kepada persekutuan. Penting juga untuk membedakan antara aset
berwujud yang dimiliki oleh persekutuan dengan aset tertentu yang dimiliki
oleh sekutu individu, tetapi aset tersebut digunakan oleh persekutuan.
Pencatatan yang akurat atas aset berwujud persekutuan harus dikelola dengan
baik.
Aset yang dikontribusikan harus dinilai pada nilai wajarnya, yang
mungkin membutuhkan jasa penilai atau teknik penilaian lainnya. Liabilitas
yang diasumsikan oleh persekutuan harus dinilai sebesar nilai sekarang dari
sisa arus kas.
Setiap sekutu harus setuju atas persentase ekuitas yang akan dimiliki
dalam aset neto persekutuan. Secara umum, saldo modal ditentukan
berdasarkan bagian proporsional dari kontribusi modal masing-masing sekutu.
Contohnya, jika A mengontribusikan 70 persen dari aset neto kepada
persekutuan bersama B, maka A akan memiliki 70 persen bagian modal dan B
akan mendapatkan 30 persen bagian modal. Namun, dalam pengakuan faktor-
faktor yang tidak berwujud, seperti keahlian khusus dari sekutu dan koneksi
usaha yang diperlukan, para sekutu dapat menyepakati berapa pun
proporsional pembagian modal tersebut. Oleh karena itu, sebelum mencatat
kontribusi modal awal, semua sekutu harus menyetujui penilaian aset neto dan
bagian modal masing-masing sekutu.
Ilustrasi Akuntansi untuk Pembentukan Persekutuan

13
Aldi, pemilik tunggal, telah mengembangkan perangkat lunak untuk
berbagai jenis komputer. Berikut adalah saldo akun pada tanggal 31
Desember 20X0.

Kas Rp3.000.000 Liabilitas Rp10.000.000


Persediaan 7.000.000 Modal, Aldi 15.000.000
Peralatan 20.000.000
Dikurangi: Akumulasi (5.000.000)
Penyusutan
Total Aset Rp25.000.000 Total Liabilitas dan Rp25.000.000
Modal

Aldi membutuhkan bantuan teknis tambahan untuk meningkatkan


penjualan dan menawarkan kepada Bay sebuah kepentingan dalam bisnis
tersebut. Aldi dan Bayu setuju untuk membentuk persekutuan. Bisnis Alldi
telah diaudit dan dinilai aset netonya. Hasil audit dan penilaian menyatakan
bahwa liabilitas sebesar Rp1.000.000 tidak dicatat, persediaan memiliki nilai
pasar sebesar Rp9.000.000, dan peralatan memiliki nilai wajar sebesar
Rp19.000.000.
Aldi dan Bayu menyiapkan dan menandatangani perjanjian persekutuan
yang mencakup semua kebijakan operasi yang signifikan. Bayu akan
berkontribusi uang tunai sebesar Rp10.000.000 untuk sepertiga kepemilikan
modal. Persekutuan AB mengambil alih semua usaha Aldi dan menganggap
sebagai utang.
Jurnal untuk mencatat kontribusi modal awal pada pembukuan
persekutuan adalah sebagai berikut.
1Januari 20X1
(1) Kas 13.000.00
0
Persediaan 9.000.000
Peralatan 19.000.00
0
Liabilitas 11.000.000
Modal, Aldi 20.000.000
Modal, Bayu 10.000.000
Pembentukan persekutuan AB dengan
kontribusi modal dari Aldi dan Bayu

14
Pengamatan Penting dari Ilustrasi
Perlu dicatat bahwa persekutuan adalah akuntansi entitas yang terpisah
dari setiap sekutu dan bahwa aset dan liabilitas dicatat pada nilai pasarnya
saat dikontribusikan. Tidak ada akumulasi penyusutan yang dilakukan ke
depan dari kepemilikan perseorangan ke persekutuan. Semua liabilitas diakui
dan dicatat.
Modal persekutuan adalah Rp30.000.000. Nilai tersebut adalah
penjumlahan dari akun modal masing-masing sekutu dan merupakan nilai
dari aset dikurangi liabilitas persekutuan. Persamaan akuntansi dasar-aset
dikurangi liabilitas sama dengan modal-sering digunakan dalam akuntansi
persekutuan. Bayu akan menerima sepertiga kepemilikan modal persekutuan
dengan kontribusi sebesar Rp10.000.000. Dalam kasus ini, kepemilikan
modalnya sama dengan kontribusi modal.
Jumlah modal tiap-tiap sekutu yang dicatat tidak harus sama dengan
kontribusi modalnya. Para sekutu dapat saja memutuskan untuk membagi
total modal sama rata tanpa melihat jumlah yang dikontribusikan. Contohnya,
meskipun Aldi berkontribusi Rp20.000.000 dari Rp30.000.000 modal
persekutuan, dia bisa menyetujui saldo awal modalnya menjadi Rp
15.000.000 dan mengizinkan sisanya sebesar Rp15.000.000 sebagai kredit
modal kepada Bayu. Tampaknya hal ini bukanlah tindakan lazim yang
diambil Aldi, tetapi ini mungkin saja terjadi jika Bayu memiliki pengalaman
bisnis penting yang dibutuhkan dalam persekutuan dan Aldi setuju adanya
utang tambahan untuk Bayu atas pengakuan dari pengalaman dan
keterampilannya. Hal yang terpenting adalah para sekutu bisa
mengalokasikan kontribusi modal dalam berbagai kondisi yang mereka
inginkan. Akuntan harus yakin bahwa seluruh sekutu setuju atas alokasi
tersebut dan kemudian mencatat sesuai dengan kondisi yang ada.
C. Akuntansi Untuk Operasi Persekutuan
(Richard E.Baker, 2017) Sebuah persekutuan menyediakan jasa atau
menjual produk untuk mencari keuntungan. Transaksi tersebut dicatat dalam
jurnal yang sesuai dan akun buku besar. Banyak persekutuan menggunakan
akuntansi akrual dan prinsip akuntansi berterima umum untuk mengelola
pembukuannya karena PSAK atau SAK-ETAP secara spesifik menghasilkan
pengukuran laba yang lebih baik dibandingkan metode akuntansi alternatif,
seperti basis kas atau basis kas yang dimodifikasi. Laporan keuangan
persekutuan disusun untuk kepentingan sekutu dan terkadang untuk kreditor
persekutuan. Beberapa persekutuan bisa menyimpang dari PSAK untuk

15
menyederhanakan pencatatbukuan atau untuk mencerminkan nilai aset lancar
dari persekutuan yang berkelanjutan.
Meskipun sebagian besar persekutuan tidak diaudit, pada saat audit
dilakukan terhadap persekutuan yang tidak mengikuti PSAK, laporan
keuangan persekutuan tidak akan mendapatkan opini "bersih" atau wajar tanpa
pengecualian karena menyimpang dengan PSAK. Akuntan sering kali
mendorong persekutuan untuk menggunakan SAK-ETAP dengan tujuan para
sekutu nantinya dapat membandingkan laporan keuangan persekutuan dengan
laporan keuangan entitas bisnis lainnya; jika kreditor meminta laporan
keuangan yang diaudit sebagai syarat pinjaman, laporan keuangan persekutuan
tidak dibatasi dengan menerima opini wajar tanpa pengecualian. Laporan
keuangan persekutuan harus dinyatakan secara jelas bahwa persekutuan
tersebut mengadopsi SAK-ETAP dengan lengkap, sehingga proses audit dapat
dilakukan dan opini audit juga dapat diberikan dengan opini wajar tanpa
pengecualian.
a) Akun Sekutu
Persekutuan bisa mengelola beberapa akun untuk masing-masing
sekutu dalam pencatatan akuntansinya. Akun sekutu (partner’s account)
tersebut adalah sebagai berikut.
Akun Modal
Investasi awal dari para sekutu, kontribusi modal selanjutnya,
distribusi keuntungan atau kerugian, dan penarikan modal oleh sekutu
dicatat dalam akun modal para sekutu. Setiap sekutu memiliki satu akun
modal, yang biasanya bersaldo kredit. Dalam keadaan tertentu, akun
modal seorang sekutu bisa bersaldo debit, disebut juga dengan defisiensi
(deficiency) atau kadang-kadang disebut defisit (deficit). yang terjadi
karena kerugian dan penarikan modal seorang sekutu melebihi kontribusi
modal dan pembagian keuntungan. Defisiensi biasanya akan dieliminasi
dengan kontribusi modal tambahan. Saldo dalam akun modal
mencerminkan bagian aset neto seorang sekutu dalam persekutuan.
Akun Prive (Penarikan)
Para sekutu biasanya melakukan penarikan aset dari persekutuan
sepanjang tahun untuk antisipasi keuntungan. Akun penarikan yang
terpisah terkadang digunakan untuk mencatat penarikan periodik dan
kemudian ditutup ke akun modal sekutu pada akhir periode. Contohnya,
jurnal berikut dibuat dalam pembukuan persekutuan AB untuk penarikan
kas sebesar Rp3.000.000 oleh Bayu pada tanggal 1 Mei 20X1.

16
1 Mei 20X1
(2) Prive – Bayu 3.000.000
Kas 3.000.000
Penarikan sebesar Rp3.000.000 oleh Bayu

Penarikan nonkas harus dinilai dengan nilai pasarnya pada tanggal


penarikan. Beberapa persekutuan membuat pengecualian dari aturan nilai
pasar untuk penarikan persediaan pada biaya perolehan, sehingga tidak
mencatat keuntungan atau kerugian atas penarikan.
Akun Pinjaman
Persekutuan bisa meminta pendanaan tambahan dari para sekutu.
Pinjaman antara seorang sekutu dan persekutuan harus dilengkapi dengan
dokumen pinjaman yang memadai, seperti surat perjanjian utang
(promissory note). Pinjaman dari sekutu ditunjukkan sebagai utang dalam
pembukuan persekutuan, sama seperti utang lainnya. Tanpa semua sekutu
menyetujui, persekutuan diwajibkan untuk membayar bunga pinjaman
kepada sekutu yang meminjamkan. Perlu diperhatikan bahwa bunga tidak
harus dibayar atas investasi modal kecuali perjanjian persekutuan
menyatakan bahwa bunga modal harus dibayar. Bunga pinjaman dicatat
sebagai beban operasi. Sebaliknya, persekutuan dapat meminjamkan uang
kepada sekutu, dalam kasus ini dicatat piutang pinjaman kepada sekutu.
Sekali lagi, tanpa disetujui semua sekutu, pinjaman ini seharusnya
dikenakan bunga dan diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba
rugi persekutuan. Jurnal berikut dibuat untuk mencatat pinjaman dari Aldi
kepada persekutuan sebesar Rp4.000.000 dengan tingkat bunga 10% pada
tanggal 1 Juli 20X1.

1 Juli 20X1
(3) Kas 4.000.000
Utang pinjaman dari Aldi 4.000.000
Menandatangani perjanjian pinjaman dengan
Aldi

D. Mengalokasikan Laba atau Rugi ke Para Sekutu


Laba atau rugi dialokasikan ke para sekutu pada setiap akhir periode
bersangkutan dengan perjanjian persekutuan. Jika tidak ada dalam perjanjian,
Bab VII, Bagian II, Pasal 1633 KUHP menyatakan bahwa sekutu berhak

17
memperoleh bagian laba atau rugi secara proporsional sesuai dengan jumlah
yang dikontribusikan ke persekutuan. Hampir semua persekutuan memiliki
perjanjian alokasi laba atau rugi. Perjanjian tersebut harus diikuti secara benar,
dan jika ada yang tidak jelas, maka akuntan harus memastikan bahwa semua
sekutu setuju atas distribusi laba atau rugi. Banyak permasalahan dan
perdebatan di kemudian hari yang dapat dihindari dengan menentukan secara
hati – hati atas pembagian laba atau rugi dalam pasal – pasal perjanjian
persekutuan.
(Anton Indra Budiman, 2021) Laba dan Rugi pada umumnya dibagi
menurut salah satu dari cara – cara berikut ini:
1. Laba Rugi dibagi sama/dibagi rata
2. Laba Rugi dibagi dengan rasio tertentu
3. Laba Rugi dibagi berdasarkan modal
4. Laba Rugi dibagi setelah dikurangin gaji dan bonus, kemudian sisanya
dapat dibagi sama, dengan perbandingan tertentu atau dengan rasio
tertentu
5. Laba Rugi dibagi setelah dikurangi gaji dan bunga modal. Kemudian
sisanya dapat dibagi sama, dengan perbandingan tertentu atau dengan
rasio tertentu.
Ada berbagai macam rencana distribusi laba (profit distributi) di dunia
usaha. Beberapa persekutuan memiliki rencana distribusi yang sederhana.
Sedangkan rencana distribusi lainnya sangat kompleks. Hal ini menjadi
tanggung jawab akuntan untuk mendistribusikan laba atau rugi berdasarkan
perjanjian persekutuan terlepas seberapa sederhana atau kompleksnya
perjanjian tersebut. Distribusi laba serupa dengan dividen untuk koperasi,
distribusi ini tidak harus dimasukkan dalam laporan laba rugi persekutuan
terlepas bagaimana laba tersebut didistribusikan. Distribusi laba akan dicatat
langsung kepada akun modal, tidak dicatat sebagai pos beban.
Sebagian besar persekutuan menggunakan satu atau lebih metode
distribusi sebagai berikut:
1. Rasio yang ditetapkan sebelumnya (preselected ratio).
2. Bunga atas saldo modal (interest on capital balance).
3. Gaji kepada sekutu.
4. Bonus kepada sekutu.
Rasio yang ditetapkan sebelumnya biasanya adalah hasil negosiasi di
antara para sekutu. rasio untuk distribusi laba bisa berdasarkan pada
persentase jumlah modal persekutuan, waktu dan tenaga yang dicurahkan

18
kepada persekutuan, atau berbagai faktor lainnya. Persekutuan yang lebih
kecil terkadang memisahkan laba pada tiap – tiap sekutu. Selain itu, beberapa
persekutuan memiliki rasio yang berbeda jika perusahaan mengalami
kerugian dibandingkan memperoleh keuntungan. Bentuk usaha persekutuan
memungkinkan berbagai pilihan rasio distribusi laba untuk memenuhi
keinginan para sekutu.
Distribusi laba persekutuan berdasarkan pada bunga atas saldo modal
mengakui kontribusi dari investasi modal sekutu terhadap kemampuan dalam
menghasilkan laba bagi persekutuan. Bunga atas saldo modal ini umumnya
bukan merupakan beban bagi persekutuan; ini merupakan distribusi laba. Jika
satu atau lebih jasa dari sekutu tersebut penting bagi persekutuan, perjanjian
distribusi laba bisa memberikan gaji atau bonus. Sekali lagi, gaji yang
dibayarkan ke sekutu ini adalah bentuk distribusi laba dan tidak merupakan
beban bagi persekutuan. Proses distribusi bisa bergantung pada besarnya laba
atau bisa berbeda jika persekutuan mengalami kerugian pada akhir periode.
Contohnya, gaji untuk sekutu hanya dibayarkan jika pendapatan melampaui
beban pada jumlah tertentu. Akuntan harus membaca dengan teliti perjanjian
persekutuan untuk menentukan rencana distribusi laba yang paling tepat
untuk kondisi tertentu pada waktu itu.
Ilustrasi Alokasi Laba
Selama tahun 20X1, persekutuan AB memperoleh pendapatan Rp
45.000.000 dan beban Rp 35.000.000, sehingga menghasilkan laba Rp
10.000.000 pada tahun tersebut. Aldi mengelola saldo modal sebesar Rp
20.000.000 selama tahun berjalan, tetapi investasi modal Bayu selama tahun
berjalan berubah – ubah sebagai berikut.
Tanggal Debit Kredit Saldo
1 Januari Rp 10.000.000
1 Mei Rp 3.000.000 7.000.000
1 September Rp 500.000 7.500.000
1 November 1.000.000 6.500.000
31 Desember 6.500.000

Nilai debit sebesar Rp 3.000.000 dan Rp 1.000.000 dicatat dalam akun


penarikan Bayu; tambahan dikredit ke akun modalnya.
Rasio Pembagian Laba secara Arbilrer
Aldi dan Bayu dapat menyetujui pembagian laba dengan rasio yang tidak
ada hubungannya dengan saldo modal atau fitur operasinal lainnya. Misalnya

19
para sekutu setuju untuk membagi laba atau rugi dengan rasio 60 persen
untuk Aldi dan 40 persen untuk Bayu. Beberapa perjanjian persekutuan
menyatakan perbandingan ini sebagai rasio 3:2. Tabel berikut
menggambarkan bagaimana laba neto didistribusikan menggunakan rasio
pembagian laba 3:2.
Aldi Bayu Total
Persentase pembagian 60% 40% 100%
laba
Laba neto Rp 10.000.000
Alokasi 60:40 Rp 6.000.000 Rp 4.000.000 (10.000.000)
Total Rp 6.000.000 Rp 4.000.000 Rp 0

Tabel di atas menggambarkan bagaimana laba neto didistribusikan ke akun


modal para sekutu. Distribusi aktual diselesaikan dengan menutup akun ikhtisar
laba rugi. Selain itu, akun penarikan ditutup ke akun modal pada akhir periode.
31 Desember 20X1
(4) Modal, Bayu 4.000.000
Penarikan – Bayu 4.000.000
Menutup akun penarikan oleh
Bayu

(5) Pendapatan 45.000.000


Beban 35.000.000
Ikhtisar laba Rugi 10.000.000
Menutup pendapatan dari beban

(6) Ikhtisar Laba Rugi 10.000.000


Modal, Aldi 6.000.000
Modal, Bayu 4.000.000
Mendistribusikan Laba
berdasarkan perjanjian persekutuan

Bunga atas Saldo Modal


Perjanjian persekutuan dapat memberikan bunga atas saldo modal sekutu
dikredit sebagai bagian dari distribusi laba. Tingkat bunga sering kali
dinyatakan dalam persentas. Tetapi beberapa persekutuan menggunakan suku
bunga yang ditentukan oleh referensi suku bunga BI terkini atau suku bunga

20
pasar uang terkini. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika bunga atas saldo
modal dimasukkan dalam rencana distribusi laba. Contohnya, jumlah yang
didistribusikan dapat berbeda secara signifikan tergantung pada apakah bunga
dihitung dari saldo awal modal, saldo akhir modal, atau rata – rata saldo modal
selama satu periode. Sebagian besar provisi untuk bunga atas modal
menyatakan bahwa harus menggunakan modal rata – rata tertimbang. Metode
ini secara eksplisit mengakui tentang waktu untuk setiap tingkat modal yang
digunakan selama periode berjalan. Misalnya, saldo modal rata – rata
tertimbang Bayu untuk tahun 20X1 dihitung sebagai berikut.

Tanggal Debit Kredit Saldo Jumlah Bulan x


Bulan Saldo
1 Januari Rp 10.000.000 4 Rp 40.000.000
1 Mei Rp 3.000.000 7.000.000 4 28.000.000
1 September Rp 500.000 7.500.000 2 15.000.000
1 November 1.000.000 6.500.000 2 13.000.000
Total 12 Rp 96.000.000
Modal rata – rata (Rp 96.000.000 + 12 bulan) Rp 8.000.000

Jika Aldi dan Bayu setuju untuk menggunakan bunga sebesar 15 persen
pada saldo modal rata – rata tertimbang dengan sisa laba yang akan
didistribusikan pada rasio 60:40, maka distribusi laba Rp 10.000.000 akan
dihitung sebagai berikut.
Aset Bayu Total
Persentase laba 60% 40% 100%
Modal rata – rata Rp 20.000.000 Rp 8.000.000
Laba neto Rp 10.000.000
Bunga pada modal 3.000.000 1.200.000 (4.200.000)
rata - rata
Sisa laba Rp 5.800.000
Alokasi 60:40 3.480.000 2.320.000 (5.800.000)
Total Rp 6.480.000 Rp 3.520.000 P -0-

Gaji
Gaji untuk para sekutu biasanya dimasukkan sebagai bagian dari rencana
distribusi laba untuk mengakui dan mengompensasi atas jumlah yang berbeda
dari jasa yang diberikan masing – masing sekutu kepada persekutuan. Persepsi
umum dalam akuntansi adalah bahwa gaji untuk sekutu bukan merupakan
beban operasi, tetapi merupakan bagian dari rencana distribusi laba. Persepsi

21
ini berkaitan erat dengan konsep kepemilikan dari pemilik ekuitas. Berdasarkan
teori kepemilikan, pemilik menginvestasikan modal dan jasa pribadi untuk
memperoleh laba. Laba dihasilkan dari kedua investasi tersebut.
Beberapa sekutu menginvestasikan modal sementara yang lainnya
menginvestasikan waktunya. Pihak – pihak yang menginvestasikan modal
berhak mendapatkan bunga atas saldo modal, sedangkan pihak – pihak yang
menginvestasikan waktunya berhak mendapatkan gaji. Namun demikian, baik
bunga maupun gaji adalah hasil investasi dan tidak digunakan untuk
menentukan laba, tetapi proporsi laba yang akan dikredit ke akun modal
masing – masing sekutu. Tindakan hati – hati harus dilakukan jika persekutuan
mengalami kerugian sepanjang tahun berjalan. Beberapa perjanjian
persekutuan menyatakan distribusi laba yang berbeda antara untuk laba dan
untuk rugi. Akuntan harus berhati – hati mengikuti perjanjian persekutuan
dengan benar ketika mendistribusikan laba atas rugi kepada masing – masing
sekutu.
Untuk menghitung gaji para sekutu, asumsikan bahwa perjanjian
persekutuan memberikan untuk gaji kepada Ali sebesar Rp 2.000.000 dan
Bayu sebesar Rp 5.000.000. Sisanya akan didistribusikan dengan rasio
pembagian laba rugi 60:40. Distribusi laba dihitung sebagai berikut.
Aldi Bayu Total
Persentase laba 60% 40% 100%
Laba neto Rp 10.000.000
Gaji Rp 2.000.000 Rp 5.000.000 (7.000.000)
Sisa laba Rp 3.000.000
Alokasi 60:40 1.800.000 1.200.000 (3.000.000)
Total Rp 3.800.000 Rp 200.000 Rp -0-

Bonus
Bonus terkadang digunakan sebagai cara untuk memberikan kompensasi
tambahan kepada sekutu yang menyediakan jasa kepada persekutuan. Bonus
biasanya dinyatakan dalam persentase dari laba sebelum atau setelah bonus.
Sering kali perjanjian persekutuan mensyaratkan laba minimum yang harus
diperoleh sebelum bonus dibagikan. Bonus mudah dihitung dengan
menurunkan dan memecahkan persamaan. Misalnya, bonus sebesar 10 persen
dari laba akan dikredit pada akun modal Bayu jika melebihi Rp 5.000.000
sebelum mendistrbusikan sisa laba. Dalam kasus 1, bonus dihitung sebagai
persentase dari laba sebelum dikurangi bonus. Dalam kasus 2 bonus dihitung
sebagai persentase dari laba setelah dikurangi bonus.

22
Kasus 1:
Bonus = X% (NI – MIN)
Di mana: X% = Persentase bonus
NI = Laba neto sebelum bonus
MIN = Jumlah minimum laba sebelum bonus
Bonus = 0,01 (Rp 10.000.000 – Rp 5.000.000) = Rp
500.000
Kasus 2:
Bonus = X% (NI – MIN – Bonus)
= 0,10 (Rp 10.000.000 – Rp 5.000.000 – Bonus)
= 0,10 (Rp 5.000.000 – Bonus)
= Rp 500.000 – 0,10 Bonus
1,10 Bonus = Rp 500.000
Bonus = Rp 454,545
Distribusi laba neto berdasarkan pada Kasus 2 dihitung sebegai berikut:
Aldi Bayu Total
Persentase laba 60% 40% 100%
Laba neto Rp 10.000.000
Bonus untuk sekutu Rp 454.545 (454.545)
Sisa laba Rp 9.545.454)
Alokasi 60:40 Rp 5.727.273 3.818.182 (9.545.454)
Total Rp 5.727.273 Rp 4.272.727 Rp -0-

a) Basis Berganda Alokasi Laba


Perjanjian persekutuan dapat menggambarkan kombinasi dari beberapa
prosedur alokasi yang akan digunakan untuk mendistribusikan laba.
Perjanjian sekutu juga harus berisi provisi untuk menentukan proses alokasi
saat laba persekutuan tidak mencakupi untuk memenuhi semua prosedur
alokasi. Beberapa persekutuan menetapkan distribusi laba yang akan diikuti
walau apa pun kemungkinan yang terjadi. Kebanyakan perjanjian menetapkan
bahwa keseluruhan proses harus diselesaikan dan jika ada sisa dialokasikan

23
dengan rasio laba atau rugi sebagaimana diilustrasikan dalam tabel berikut
ini.

Aldi Bayu Total


Persentase laba 60% 40% 100%
Modal rata - rata Rp 20.000.000 Rp 8.000.000
Laba neto: Rp 20.000.000
Langkah 1:
Bunga atas modal rata – Rp 3.000.000 Rp 1.200.000 (4.200.000)
rata (15 persen)
Sisa setelah langkah 1 Rp 5.800.000
Langkah 2:
Gaji 2.000.000 5.000.000 (7.000.000)
Defisiensi setelah langkah 2 Rp (1.200.000)
Langkah 3:
Bonus (500.000) (500.000)
Defisiensi setelah langkah 3 Rp (1.700.000)
Langkah 4:
Alokasi 60:40 (1.020.000) (680.000) 1.700.000
Total Rp 3.980.000 Rp 6.020.000 Rp -0-

Dalam kasus ini, langkah dua distribusi pertama menghasilkan defisit.


Perjanjian persekutuan AB menunjukkan bahwa seluruh proses distribusi laba
harus diselesaikan dan defisiensi yang didistribusikan dengan rasio laba atau
rugi. Perjanjian persekutuan dapat menetapkan bahwa proses distribusi laba
dihentikan pada titik di mana terjadi kerugian operasi atau defisiensi. Sekali
lagi, sangat penting bagi akuntan untuk mempelajari perjanjian persekutuan
sebelum memulai proses distribusi laba.
b) Metode Alokasi Laba Khusus
Beberapa persekutuan mendistribusikan laba neto atas dasar kriteria
lainnya. Misalnya, kebanyakan persekutuan publik mendistribusikan laba
berdasarkan “unit” persekutuan. Sekutu baru memperoleh sejumlah unit dan
unit tambahan yang ditetapkan oleh komite kompensasi dengan cara
memperoleh klien baru, menyediakan perusahaan dengan keahlian di bidang
industri tertentu, berfungsi sebagai kantor lokal managing partner, atau
menerima berbagai tanggung jawab lainnya.

24
Persekutuan lain dapat menyusun rencana distribusi laba yang
mencerminkan laba dari persekutuan. Contohnya, beberapa perekutuan di
bidang medis dan kesehatan gigi mengalokasikan laba berdasarkan tagihan
jasa. Kriteria lain bisa berdasarkan pada jumlah klien, tahun bekerja dengan
perusahaan, atau posisi sekutu dalam perusahaan. Keuntungan yang nyata
dari bentuk organisasi persekutuan adalah fleksibilitas yang memungkinkan
sekutu untuk mendistribusikan labanya.
E. Laporan Keuangan Persekutuan
Sebuah persekutuan merupakan entitas pelaporan terpisah untuk tujuan
akuntansi, dan ada tiga laporan keuangan – laporan laba rugi, laporan posisi
keuangan, dan laporan arus kas – yang biasanya disusun pada akhir periode
laporan. Laporan interim juga bisa dibuat untuk memenuhi kebutuhan
informasi para sekutu. Selain ketiga laporan keuangan dasar, laporan modal
sekutu (statement of partners’capital) biasanya disiapkan untuk menyajikan
perubahan akun modal sekutu untuk suatu periode berjalan. Laporan modal
sekutu untuk persekutuan AB tahun 20X1 berdasarkan rencana distribusi laba
dengan basis berganda diilustrasikan pada bagian sebelumnya adalah sebagai
berikut.
PERSEKUTUAN AB
Laporan Modal Sekutu
Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 20X1
Aldi Bayu Total
Saldo 1 Januari 20X1 Rp 20.000.000 Rp 10.000.000 Rp 30.000.000
Ditambah: Investasi 500.000 500.000
tambahan
Distribusi laba 3.980.000 6.020.000 10.000.000
neto
Rp 23.980.000 Rp 16.520.000 Rp. 40.500.000
Dikurangi: Penarikan (4.000.000) (4.000.000)
Saldo, 31 Desember 20X1 Rp Rp Rp 36.500.000
23.980.000 12.520.000

F. Perubahan Keanggotaan
Perubahan keanggotaan persekutuan terjadi dengan adanya penambahan
sekutu baru atau pengunduran diri sekutu saat ini. Sekutu baru biasanya
merupakan sumber modal tambahan utama atau sebagi tenaga ahli. Struktur
hukum dari persekutuan mensyaratkan bahwa penerimaan sekutu baru

25
(admission of a new partner) secara tidak langsung merupakan persetujuan
dari semua sekutu saat ini. Lebih lanjut, pengumuman publik biasanya dibuat
mengenai penambahan sekutu baru, sehingga pihak ketiga yang melakukan
transaksi bisnis dengan persekutuan menyadari adanya perubahan dalam
persekutuan.
Berhentinya atau penarikan sekutu dari persekutuan merupakan disosiasi
dari sekutu tersebut. disosiasi sekutu tidak harus berarti pembubaran dan
penutupan dari persekutuan. Banyak persekutuan yang tetap melanjutkan
bisnisnya dan persekutuan dapat membeli kepentingan sekutu yang berhenti
pada harga buyout (buyout price). Harga buyout atau harga pembelian
merupakan estimasi jumlah jika (1) aset telah dijual pada harga sama dengan
yang lebih dari nilai likuidasi atau nilai berdasarkan penjualan seluruh bisnis
jika tetap berlangsung tanpa sekutu yang berhenti, dan (2) persekutuan
berakhir pada saat tersebut, dengan pembayaran seluruh kreditor persekutuan
dan penghentian bisnis. Sekutu yang mengundurkan diri dari persekutuan
dapat dikenai tanggung jawab oleh persekutuan atas kerugian yang dialami
persekutuan karena pengunduran diri, atau disasosiasi yang ilegal. Disasosiasi
yang ilegal terjadi ketika disosiasi tersebut terjadi karena pelanggaran dalam
ketentuan perjanjian persekutuan atau, untuk persekutuan yang dibentuk
untuk waktu atau tujuan tertentu, sebelum waktu atau tujuan telah
diselesaikan. Ada juga beberapa kejadian yang mensyaratkan pembubaran
secara hukum dan penutupan persekutuan. Hal ini akan dibahas di Bab 16.
a) Konsep Umum untuk Memperhitungkan Perubahan Keanggotaan
Persekutuan sebagai Entitas Terpisah dari Sekutu Individu dan
Penggunaan Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
KUHPer secara jelas mendefinisikan persekutuan sebagai sebuah entitas
yang terpisah dari sekutu individu. Sebagai contoh, entitas persekutuan tidak
berubah karena penambahan atau penarikan dari sekutu individu. Ini sama
dengan konsep entitas untuk bentuk bisnis korporasi, dimana bisnis tidak perlu
direvaluasi setiap terjadi perubahan pemegang saham.
Beberapa persekutuan memilih untuk mematuhi prinsip akuntansi
berterima umum (general accepted accounting principles-GAAP) untuk
entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK-ETAP) dalam pelaporan akuntansi
dan keuangannya. Persekutuan ini mengikuti standar yang sama yang disusun
oleh DSAK dan badan regulator lainnya seperti yang dilakukan perusahaan
publik. Sering kali perusahaan modal ventura atau pemasok kredit lainnya
mensyaratkan perusahaan persekutuan swasta mengikuti GAAP agar finansial
persekutuan dapat dibandingkan dengan perusahaan publik lainnya.

26
Perusahaan ventura bersama memiliki tujuan untuk dapat memperoleh
pemodal publik. Sehingga jika persekutuan mengikuti PSAK atau SAK–ETAP
sehingga keuangan persekutuan dapat dibandingkan dengan perusahaan publik
lainnya. Perusahaan modal ventura memiliki tujuan yang pada akhirnya
digunakan investee untuk publik. Dengan demikian, jika persekutuan
mengikuti PSAK dan atau SAK–ETAP dan diaudit oleh auditor eksternal,
maka persekutuan tersebut dapat memperoleh opini audit yang menyatakan
bahwa laporan keuangan persekutuan telah sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi berterima umum dan sepenuhnya diadopsi SAK-ETAP.
Persekutuan yang mengikuti PSAK dan atau SAK-ETAP dan
mendefinisikan perusahaan sebagai entitas terpisah dari sekutu individual akan
memperhitungkan perubahan keanggotaan dalam cara yang sama seperti
entitas korporasi yang akan memperhitungkan perubahan investornya.
Investasi tambahan akan diakui pada nilai wajar bersamaan dengan
peningkatan yang berkaitan dalam total modal perusahaan.
PSAK atau SAK-ETAP tidak memberikan pedoman untuk merevaluasi
aset neto yang mengalami kenaikan nilainya dengan adanya perubahan
keanggotaan persekutuan. Namun, ada beberapa situasi berdasarkan PABU,
dimana penurunan nilai aset neto tertentu dapat diakui ketika terjadi
perubahan keanggotaan persekutuan. Misalnya, PSAK 48 tentang “Penurunan
Nilai Aset”, menyajikan prosedur pengakuan penurunan nilai aset, termasuk
goodwill. Namun, tidak ada standar PABU yang mengatur tentang kenaikan
nilai aset tak berwujud atau pengakuan goodwill baru, hanya karena perubahan
keanggotaan persekutuan.
Persekutuan sebagai Keseluruhan Kepetingan Sekutu dan Penggunaa
Akuntansi Non-SAK-ETAP
Para sekutu dalam sebuah perusahaan swasta dapat memilih untuk
mengikuti metode akuntansi non-SAK-ETAP untuk memenuhi kebutuhan
informasi tertentu. Dalam kasus ini, perusahaan masih dapat diaudit oleh
auditor eksternal, tetapi opini audit yang menyatakan dengan jelas bahwa
prinsip-prinsip akuntansi non-SAK-ETAP digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan. Persekutuan seperti ini tidak dapat memperoleh opini audit
“wajar tanpa pengecualian”.
Banyak persekutuan menggunakan transaksi di sekitar perubahan
keanggotaaan persekutuan sebagai kesempatan untuk merevaluasi aset dan
liabilitas persekutuan yang ada atau untuk mencatat goodwill yang diakui
secara jelas. Praktik revaluasi aset neto atau pengakuan goodwill tidak sesuai
dengan PSAK atau SAK-ETAP. Persekutuan menggunakan argumen metode

27
non-PSAK atau non SAK-ETAP bahwa merevaluasi aset pada saat perubahan
keanggotaan persekutuan menyatakan secara lengkap kondisi ekonomi yang
sebenarnya dari persekutuan pada saat perubahan keanggotaan tersebut dan
menetapkan perubahan nilai aset dan liabilitas serta goodwill kepada para
sekutu yang telah mengelola bisnis sepanjang terjadinya perubahan nilai.
Beberapa akuntan percaya revaluasi ini diperlukan untuk menilai secara tepat
setiap ekuitas sekutu terkini dalam persekutuan. Oleh karena banyak
persekutuan yang melakukan revaluasi aset neto atau pengakuan goodwill
pada saat perubahan keanggotaan persekutuan, maka bagian bab berikutnya
akan membahas metode akuntansi no-PSAK/SAK-ETAP ini untuk perubahan
keanggotaan persekutuan.
Metode bonus tidak mengubah modal neto persekutuan di atas jumlah
yang diinvestasikan oleh sekutu baru. Sebaliknya, metode bonus menetapkan
kepentingan modal sekutu berdasarkan pada persetujuan para sekutu, dan
sering kali berdasarkan nilai investasi sekutu baru. Dalam beberapa kasus,
sekutu terbaru menetapkan sebagian modalnya ke sekutu baru; sementara pada
kasus lain, sekutu baru setuju untuk menetapkan bagian dari kepentingan
modalnya ke sekutu sebelumnya. Dengan demikian, metode bonus tidak
melanggar PSAK/SAK-ETAP karena para sekutu secara legal menetapkan
sebagian atau seluruh kepentingan modal persekutuan yang dapat dialihkan
kepada sekutu lainnya. Sekutu dalam perusahaan swasta memiliki kebebasan
memilih bagaimana mereka memperhitungkan perubahan keanggotaan
persekutuan. Sebagai catatan, persekutuan swasta dapat menggunakan metode
PSAK/SAK-ETAP atau non-PSAK/SAK-ETAP berdasarkan pada kebutuhan
infromasi para sekutu.
b) Sekutu Baru Membeli Kepentingan
Seseorang bisa memperoleh kepentingan persekutuan secara langsung dari
satu atau lebih sekutu yang ada saat ini. Dalam jenis transaksi ini, kas atau aset
lain ditukar di luar persekutuan, dan pencatatan yang dilakukan dalam
pembukuan persekutuan merupakan reklasifikasi dari total modal persekutuan.
Sebuah konsep yang seiring digunakan adalah nilai buku. Nilai buku
persekutuan (book value of a parnership) ini hanya jumlah total modal, yang
juga merupakan jumlah aset neto (total aset dikurangi total liabilitas). Nilai
buku sangat penting karena berfungsi sebagai dasar untuk revaluasi aset dan
liabilitas atau pengakuan goodwill.
Untuk tujuan dari pembahasan ini, asumsikan bahwa setelah operasi dan
penarikan sekutu selama tahun 20X1 dan 20X2, persekutuan AB memiliki

28
nilai buku sebesar Rp 30.000.000 dan persentase pembagian laba pada tanggal
1 Januari 20X3 adalah sebagai berikut.
Saldo Modal Persentase Laba
Aldi Rp 20.000.000 60
Bayu Rp 10.000.000 40
Total Rp 30.000.000 100

Berikut ini informasi yang menjelaskan seputar kasus ini.


1. Tanggal 1 Januari 20X3, Aldi dan Bayu mengundang Citra menjadi sekutu
dalam bisnis mereka. Persekutuan yang dihasilkan disebut persekutuan
ABC.
2. Citra membeli seperempat kepentingan dalam modal persekutuan secara
langsung dari Aldi dan Bayu dengan jumlah biaya perolehan sebesar Rp
9.000.000, dengan membayar Rp 5.900.000 kepada Aldi dan Rp 3.100.000
kepada Bayu. Citra akan memiliki kredit modal sebesar Rp 7.500.000 (Rp
30.000.000 x 0,25) dalam reklasifikasi secara proporsional dari akun
modal Aldi dan Bayu.
3. Citra berhak mendaptkan kepentingan sebesar 25 persen dalam laba atau
rugi persekutuan. Sisa kepentingan sebesar 75 persen akan dibagi antara
Aldi dan Bayu pada rasio laba mereka sebelumnya 60:40 persen. Hasil
dari persentase laba atau rugi setelah masuknya Citra adalah sebagai
berikut.

Sekutu Persentase Laba


Aldi 45 (75% dari 60%)
Bayu 30 (75% dari 40%)
Citra 25
Total 100

Pada contoh ini, bagian Citra sebesar 25 persen dari laba atau rugi
persekutuan adalah sama dengan seperempat kepentingan modalnya.
Kedua bagian persentase tersebut tidak harus selalu sama. Sebagaimana
yang telah dijelaskan di awal bab ini, kepentingan modal sekutu bisa
berubah sepanjang waktu karena distribusi laba, penarikan, atau investasi
tambahan modal. Lebih lanjut, Citra bisa memperoleh seluruh kepentingan
modal secara langsung dari sekutu mana pun. Hal ini tidak diperlukan
bahwa sekutu baru membeli secara langsung kepentingan melakukan
reklasifikasi secara proporsional dari setiap sekutu sebelumnya.

29
Transaksi antara Citra dan sekutu individu tidak direfleksikan pada
pembukuan persekutuan. Satu-satunya jurnal untuk mereklasifikasi modal
persekutuan. Aldi dan Bayu memberikan seperempat dari modal mereka
kepada Citra, seperti berikut ini.

1 Januari 20X3
(7) Modal, Aldi 5.000.000
Modal, Bayu 2.500.000
Modal, Citra 7.500.000
Mereklasifikasi modal kepada sekutu baru.
Dari Aldi: Rp5.000.000 = Rp20.000.000 x 0,25
Dari Bayu: Rp2.500.000 = Rp10.000.000 x
0,25

Pada kasus ini, kredit modal lepada Citra hanya sebesar Rp 7.500.000,
meskipun Rp 9.000.000 yang dibayarkan untuk seperempat kepentingan.
Pembayaran sebesar Rp 9.000.000 menunjukkan bahwa nilai wajar
persekutuan adalah Rp 36.000.000, dihitung sebagai berikut.

Rp 9.000.000 = Nilai wajar x 0,25


Rp 36.000.000 = Nilai wajar

Nilai buku persekutuan adalah Rp 30.000.000 sebelum dari Citra.


Pembayaran sebesar Rp 9.000.000 dilakukan secara langsung kepada
sekutu individu, dan tidak akan menjadi bagian dari aset persekutuan.
Selisih sebesar Rp 6.000.000 antara nilai wajar dengan nilai buku yang
baru bisa berupa aset yang dinilai terlalu rendah atau adanya goodwill
yang beli diakui.

Aldi dan Bayu bisa menggunakan bukti dari akusisi yang dilakukan
Citra untuk merevaluasi aset persekutuan dan sepenuhnya mencerminkan
perubahan nilai yang telah terjadi sebelum masuknya Citra. Jika tidak,
maka dapat menyebabkan bagian Citra akan meningkat secara
proporsional ketika kenaikan direalisasikan. Misalnya, jika persekutuan
memiliki tanah yang nilainya di bawah Rp 6.000.000 yang dijual setelah
Citra dimasukkan dalam persekutuan, Citra akan mendapatkan bagian
keuntungan atas penjualan berdasarkan rasio laba. Untuk menghindari
masalah yang mungkin terjadi, beberapa persekutuan melakukan revaluasi
atas aset pada saat masuknya sekutu yang ada. Dalam kasus ini, Aldi dan
Bayu dapat mengaku kenaikan nilai tanah secepatnya sebelum masuknya

30
Citra dan mengalokasikan kenaikan tersebut secara tepat ke akun modal
mereka dengan rasio laba 60:40 sebagai berikut.

(8) Tanah 6.000.000


Modal, Aldi 3.600.000
Modal, Bayu 2.400.000
Revaluasi nilai tanah sebelum masuknya sekutu baru:
Untuk Aldi: Rp3.600.000 = Rp6.000.000 x 0,60
Untuk Bayu: Rp2.400.000 = Rp6.000.000 x 0,40

Perlu dicatat bahwa total modal yang dihasilkan persekutuan adalah Rp


36.000.000 (Rp 30.000.000 sebelumnya ditambah Rp 6.000.000
revaluasi). Pengalihan seperempat kredit modal kepada Citra dicatat
sebagai berikut.

(9) Modal, Aldi 5.900.000


Modal, Bayu 3.100.000
Modal, Citra 9.000.000
Mereklasifikasi modal kepada sekutu baru.
Rp5.900.000 = Rp23.000.000 x 0,25
Rp3.100.000 = Rp12.400.000 x 0,25
Rp9.000.000 = Rp36.000.000 x 0,25

Akuntan dari persekutuan harus memastikan bahwa adanya bukti yang


memadai untuk setiap revaluasi aset dan liabilitas untuk mencegah
kecurangan penilain. Bukti yang dapat menguatkan seperti jasa penilai
atau jangka waktu diperpanjang atas laba yang berlebihan dapat membantu
penilaian aset.

c) Sekutu Baru Berinvestasi dalam Persekutuan

Sekutu baru dapat memperoleh bagian dari persekutuan dengan cara


melakukan investasi ke dalam bisnis. Dalam kasus ini, persekutuan menerima
kas atau aset lain. Ada tiga kasus yang dapat terjadi saat sekutu baru
mengiinvestasikan dalam persekutuan:
Kasus 1, Investasi sekutu baru sama dengan proporsi sekutu bary atas nilai
buku persekutuan.

31
Kasus 2, Investasi sekutu baru lebih besar dari proporsi sekutu baru atas
nilai buku persekutuan.
Hal ini mengindikasikan bahwa aset neto persekutuan sebelumnya dinilai
terlalu rendah pada pembukuan atau adanya goodwill yang belum dicatat.
Kasus 3, Investasi sekutu baru Lebih rendah dari proporsi sekutu baru atas
nilai buku persekutuan
Hal ini menunjukkan bahwa aset neto persekutuan sebelumnya dinilai
terlalu tinggi pada pembukuan atau sekutu baru memberikan kontribusi
goodwill sebagai tambahan untuk aset lain.

Langkah pertama untuk menentukan bagaimana menghitung masuknya


sekutu baru adalah dengan menghitung proporsi sekutu baru atas nilai buku
persekutuan (new partner’s propartion of the partnership’s book value)
sebagai berikut.

Proporsi Modal Investasi


Persentase
sekutu baru = sekutu + sekutu x
modal atas
atas nilai buku yang ada baru
sekutu baru
persekutuan sebelumnya

Proporsi sekutu baru atas nilai buku persekutuan dibanding dengan


jumlah investasi yang dilakukan sekutu baru untuk menentukan prosedur
yang harus diikuti dalam akuntansi untuk penerimaan sekutu baru. Figur
15-1 menyajikan ikhtisar dari ketiga kasus di atas. Langkah 1 adalah
membandingkan investasi sekutu baru dengan proporsinya terhadap nilai
buku persekutuan. Perlu dicatat bahwa hal ini dilakukan sebelum revaluasi
atau pengakuan goodwill. Langkah 2 adalah menentukan metode
penerimaan tertentu. Tiga metode yang berbeda tersedia untuk mrnghitung
penerimaan sekutu baru keyika ada perbedaan antara investasi sekutu baru
dengan proporsinya atas nilai buku persekutuan. Ketiga metode itu adalah:
(1) revaluasi aaset neto (net assets revaluation), (2)

Pengakuan goodwill (goodwill recognition), (3) menggunakan


metode bonus (bonusmethod). Dalam revaluasi aset neto dan metode
pengakuan goodwill, dasar biaya historis dari aset neto persekutuan
disesuaikan selama penerimaan sekutu baru. Beberapa sekutu keberatan
dengan adanya biaya historis dan lebih memilih metode bonus, yang

32
menggunkan pengalihan kepentingan modal di antara sekutu untuk
menyeleraskan total modal yang dihasilkan dari persekutuan. Dalam
metode bonus, aset neto tetap berada pada dasar boaya historis. Pilihan
metode akuntansi dalam penerimaan sekutu baru bergantung pada
kesepkatan para sekutu.

Terdapat beberapa kesamaan antara akuntansi untuk penerimaa sekutu


baru dengan akuntansi untuk investasi pada saham perusahaan lain. Jika
sekutu baru membayar lebih dari nilai buku, maka kelebihan biaya
perolehan di atas nilai buku, yaitu diferensial positif, mungkin disebabkan
goodwill yang tidak diakui atau karena aset yang dinilai terlalu rendah-
kasus yang sama dalam akuntansi untuk diferensial pada investasi saham.
Jika nilai buku sama ddengan biaya perolehan investasi, maka tidak ada
diferensial, mengindikasikan bahwa nilai buku dari aset neto sama dengan
nilai wajarnya. Jika biaya perolehan, aset persekutuan dinilai terlalu tinggi.
Oleh karena itu, konsep unik satu-satunya pada akuntansi persekutuan
adalah menggunakan metode bonus. Figur 15-1 berfungsi sebagai panduan
melalui diskusi selanjutnya.
Persekutuan AB yang disajikan sebagai contoh awal masih digunakan
dalam tiga kasus berikut Sebuah tinjauan dari fakta-fakta utama untuk
contoh ini sebagai berikut.
1. Tanggal 1 Januari 20X3, modal dari persekutuan AB adalah Rp
30.000.000. Saldo Aldi adalah Rp 20.000.000 dan saldo Bayu adalah Rp
10.000.000. rasio pembagian laba antara Aldi dan Bayu adalah 60:40
2. Citra diminta menjadi sekutu baru. Citra akan mendapatkan seperempat
kepentingan modal dan 25 persen bagian laba. Aldi dan Bayu akan
membagi 75 persen sisa laba dengan rasio 60:40 menghasilkan bagian laba
45 persen untuk Aldi dan 30 persen untul bayu.
Kasus 1. Nilai Investasi Sekutu Baru Sama Dengan Proporsi Nilai
Buku Persekutuan
Total nilai buku dari persekutuan sebelum penerimaan sekutu baru adalah
Rp30.000.000, dan sekutu baru, citra, membali seperempat kepentingan modal
senilai Rp10.000.000.
Nilai investasi sekutu baru biasanya hasil negosiasi antara sekutu
sebelumnya dengan sekutu prospektif. Seperti hal nya akuisisi atau investasi,
investor harus menentukan nilai pasarnya. Dalam kasus persekutuan, sekutu
prospektif berusaha memastikan nilai pasar dan kemampuan menghasilkan
laba atau asset neto persekutuan. Investasi sekutu baru kemudian menjadi
persentase modal persekutuan yang diakuisisi. Dalam kasus ini, Citra harus

33
percaya bahwa investasi senilai Rp10.000.000 adalah harga wajar untuk
seperampat kepentingan dalam persekutuan, atau dia tidak melakukan
investasi sama sekali.
Setelah nilai investasi disetujui, mungkin akan dihitung nilai buku
proposional sekutu baru. Untuk investasi Rp10.000.000, Citra akan
mendapatkan seperempat kepentingan dalam persekutuan sebagai berikut.

Investasi pada persekutuan Rp10.000.000


Nilai buku proporsional sekutu baru:
(Rp30.000.000 + Rp10.000.000) x 0,25
Selisih (Investasi = Nilai buku) (10.000 .000)
Rp 0

Oleh karena nilai investasi (10.000.000) sama dengan 25 persen nilai buku
proporsional sekutu baru (Rp10.000.000 = Rp40.000.000 x 0,25), maka ada
implikasi bahwa asset neto telah dinilai secara wajar. Total modal yang dihasilkan
sama dengan modal sekutu sebelumnya (Rp30.000.000) ditambah ivestasi
berwujud sekutu baru (Rp10.000.000). perlu dicatat bahwa kredit modal yang
ditetapkan kepada sekutu baru adalah bagian dari total modal yang dihasilkan
persekutuan setelah diterimanya ia sebagai sekutu baru. Jurnal pada pembukuan
persekutuan adalah sebagai berikut.

1 Januari 2013
(10) Kas 10.000.000
Modal, Citra 10.000.00
Penerimaan Citra untuk seperempat kepentingan atas
Investasinya sebesar Rp10.000.000

Modal Investasi Proporsi Total Modal Bagian s


Sebelumnya Berwujud Sekutu Baru yang baru dar
Sekutu Baru dari Nilai Dihasilkan Modal
Buku Dihasil
Persekutuan (25%
(25%)
Kasus 1
Investasi
sekutu baru

34
Sama dengan
nilai buku
proporsional Rp30.000.000 Rp10.000.000 Rp10.000.000
Tidak ada
revaluasi,
bonus, atau
goodwiil Rp40.000.000 Rp10.0

Berikut skedul yang menyajikan konsep kunci kasus 1.

Kasus 2. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih Besar dari Proporsi Nilai
Buku Persekutuan
Dalam beberapa kasus, sekutu baru dapat menginvestasikan lebih besar
pada persekutuan yang sudah ada disbanding bagian proporsional dari nilai
buku persekutuan. Hal ini berarti sekutu baru tersebut menghargai beberapa
nilai pada persekutuan yang tidak tercemin dalam pembukuan.
Sebagai contoh, asumsikan Citra menginvestasikan Rp11.000.000 untuk
seperempat kepentingan modal dalam persekutuan ABC. Langkah pertama
adalah membandingkan investasi sekutu baru dengan nilai buku proporsional
sekutu baru, seperti sebagai berikut.

Investasi pada persekutuan Rp11.000.000


Nilai buku proporsional sekutu baru:
(Rp30.000.000 + Rp11.000.000) x 0,25 (10.250 .000)
Rp750.000
Selisih (Investasi = Nilai buku)

Citra telah menginvestasikan Rp11.000.000 atas kepentingan dengan nilai buku


sebesar Rp10.250.000, sehingga membayar lebih tinggi sebesar Rp 750.000 diatas
nilai buku saat ini.
Umumnya, kelebihan investasi diatas nilai buku kepentingan persekutuan
mengindikasikan bahwa nilai asset neto sebelumnya dinilai terlalu rendah atau
persekutuan memiliki goodwill yang tidak dicatat. Berikut ada tiga alternatif
perlakuan akuntansi dalam kasus ini.
1. Merevaluasi asset neto yang meningkat. Dalam alternative ini:

35
a. Nilai buku dari asset neto dinaikkan kenilai pasarnya.
b. Akun modal sekutu sebelumnya dinaikkan sebagai bagian dari
kenaikkan sebagai bagian dari kenaikkan nilai buku asset neto.
c. Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo
modal sebelumnya ditambah nilai revaluasi asset ditambah
investasi sekutu baru.
2. Mencatat goodwill yang tidak diakui. Pada metode ini:
a. Goodwill yang tidak diakui akan dicatat.
b. Akun modal sekutu sebelumnya dinaikkan sebagai bagian dari
goodwill.
c. Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo
modal sebelumnya ditambah nilai goodwill yang diakui ditambah
investasi sekutu baru.
3. Mengenggunakan metode bonus. Pada dasarnya, metode bonus adalah
pengalihan saldo modal diantara para sekutu. Metode ini digunakan
ketika sekutu tidak ingin untuk mencatat penyesuaian pada akun asset
dan liabilitas atau mengakui goodwill. Dalam metode ini:
a. Akun modal sekutu sebelumnya dinaikan sebagai bagian dari
bonus yang di bayarkan sekutu baru
b. Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo
modal sebelumnya ditambah investasi sekutu baru.

Persekutuan dapat menggunakan salah satu dari ketiga alternatif tersebut.


Keputusan yang dibuat biasanya hasil negoisasi antara sekutu sebelumnya dengan
sekutu prospektif. Beberapa akuntan mengkritik revaluasi asset neto atau
pengakuan goodwill karena meninggalkan prinsip biaya historis dan tidak sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku dalam PSAK 19 tentang “Aset
Takberwujud”, yang melarang perusahaan mengakui goodwill yang tidak
diperoleh melalui pembelian akuntan yang menggunakan metode revaluasi
goodwill dan asset berpendapatan bahwa tujuan akuntansi persekutuan adalah
untuk menyatakan secara wajar ekuitas modal relatif dari para sekutu, dan hal ini
bisa menggunakan prosedur akuntansi yang berbeda dari yang digunakan pada
entitas korporasi.
Ilustrasi Revaluasi pendekatan Asset Neto
Asumsikan bahwa Citra membayar kelebihan Rp750.000 (Rp11.000.000 –
Rp10.250.000) atas nilai buku proporsional karena persekutuan memiliki tanah
dengan nilai buku sebesar Rp4.000.000, tetapi penilaian nilai buku terkini
mengindikasikan tanah tersebut memiliki nilai pasar sebesar Rp7.000.000. sekutu
sebelumnya memutuskan untuk menggunakan penerimaaan sekutu baru sebagai
pengakuan menaikkan nilai tanah dan untuk menetapkan kenaikkan ini keakun

36
saldo modal sekutu sebelumnya. Kenaikan nilai tanah tersebut dialokasikan
keakun modal para sekutu dengan menggunakan rasio laba dan rugi yang ada
sepanjang terjadinya kenaikkan. Modal Aldi meningkatkan sebesar Rp1.800.000
(60) persen dari kenaikkan sebesar Rp3.000.000), dan modal Bayu meningkat
sebesar Rp1.200.000 (40 persen dari Rp3.000.000). persekutuan akan membuat
jurnal untuk revaluasi tanah sebagai berikut.
(11) Tanah 3.000.000
Modal, Aldi 1.800.000
Modal, Bayu 1.200.000
Merevaluasi tanah persekutuan menjadi nilai pasar

Investasi Citra sebesar Rp11.000.000 menjadikan total modal yang dihasilkan


persekutuan sebesar Rp44.000.000, seperti sebagai berikut.

Modal persekutuan AB sebelumnya Rp30.000.000


Revaluasi atas tanah menjadi nilai pasar 3.000.000
Investasi Citra 11.000 .000
Total modal yang dihasilkan persekutuan Rp 44.000.000
ABC

Citra mengakuisisi seperempat kepentingan pada total modal yang dihasilkan


persekutuan ABC. Kredit modal Citra, setelah mengevaluasi tanah, dihitung
sebagai berikut.
Bagian sekutu baru dari
=( Rp 30.000.000+ Rp 3.000 .000+ Rp11.000 .000 ) x 0,25=Rp11.000 .000
total modal yang dihasilkan

Jurnal untuk mencatat penerimaaan Citra kedalam persekutuan adalah sebagai


berikut.
(12) Kas 11.000.000
Modal, Citra 11.000.000
Penerimaan citra untuk seperempat kepentingan
modal dalam Persekutuan ABC

Ketika tanah dijual, Citra akan berpartisipasi pada keuntungan atau kerugian yang
dihitung dengan dasar nilai buku yang baru sebesar Rp7.000.000, yang
merupakan nilai pasar tanah pada saat penerimaannya ke dalam persekutuan.
Seluruh kenaikkan pada nilai tanah sebelum penerimaan Citra adalah milik sekutu
sebelumnya.

37
Ilustrasi pengakuan Goodwill sebulan sekutu yang masuk mungkin akan
membayar lebih karena adanya goodwill yang tidak diakui, diunjukkan dengan
tinggihnya profitabilitas persekutuan. Beberapa persekutuan menggunakan
perubahan keanggotaan sebagai peluang untuk mencatat goodwill yang tidak
diakui oleh sekutu sebelumnya. Pencatatan goodwill yang tidak diakui digunakan
dalam akuntansi persekutuan untuk membentuk ekuitas modal yang sesuai
diantara para sekutu. Sebagaimana yang dibahas sebelumnya, hal ini adalah
pengecualian dari aturan umum yang di tetapkan dalam PSAK 48, Tetapi
kebetulan informasi para sekutu dan tujuan spesifik dari laporan keuangan
persekutuan dapat berfungsi untuk mebenarkan pengecualian.
Pada umumnya, jumlah goodwill ditentukan berdasarkan negosiasi antara
sekutu yang sudah ada dengan sekutu prospektif dan berdasarkan estimasi laba
masa depan. Misalnya, sekutu yang sudah ada dan sekutu baru setuju bahwa,
disebabkan adanya upaya sekutu yang sudah ada, persekutuan memiliki potensi
menghasilkan laba, dan goodwill senilai Rp3.000.000 harus dicatat untuk
mengakui fakta ini. Biaya perolehan investasi yang dinegosiasikan dengan sekutu
baru akan didasarkan sebagian pada potensi menghasilkan laba dalam persekutuan
tersebut. Alternatifnya, goodwill mungkin akan dietimasikan dari jumlah investasi
sekutu baru. Misalnya, dalam kasus ini, Citra menginvestasikan Rp11.000.000
untuk seperempat kepentingan; karena itu, dia harus percaya bahwa total modal
persekutuan yang dihasilkan sebesar Rp44.000.000 (Rp11.000.000 x 4).
Perkiraaan goodwill adalah Rp3.000.000.

Langkah 1
25% dari estimasi total modal yang dihasilkan Rp11.000.000
Estimasi total modal yang dihasilkan (Rp11.000.000 ÷ Rp44.000.000
0,25)

Langkah 2
Estimasi total modal yang dihasilkan Rp44.000.000
Total asset neto tidak termasuk goodwill
(Rp30.000.000 ditambah Rp11.000.000 investasi dari Citra) (41.000 .000)
Estimasi goodwill Rp 3.000 .000

Cara lain untuk melihat perbuatan goodwill pada saat penerimaan sekutu baru
adalah menggunakan akun T untuk menggambarkan laporan posisi keuangan
persekutuan. Setiap ada asset neto tambahan, seperti pengakuan goodwill,harus
diseimbangkan dengan modal tambahan, seperti sebagai berikut.
Laporan posisi Keuangan

38
Sebelum penerimaan Citra Aset neto Rp30.000.000 Modal sekutu Rp30.000.000
Sebagai sekutu baru
Investasi sekutu baru Kas 11.000.000 Modal berwujud 11.000.000
berupa kas sekutu baru
Modal sebelum pengakuan Rp 41.000.000 Rp 41.000.000
❑ ❑
Good will
Estimasi goodwill baru Goodwill 3.000 .000 Modal dari 3.000 .000
Total modal yang Asset neto Rp 44.000.000 goodwill Rp 44.000.000
dihasilkan Total modal yang
dihasilkan

Oleh karena itu total modal yang di hasilkan dari persekutuan ABC diestimasikan
(Rp44.000.000), goodwill baru (Rp3.000.000) adalah penyeimbangan laporan
posisi keuangan antara modal berwujud (Rp41.000.000), yang termasuk investasi
kas sekutu baru, dan estimatis total modal yang dihasilkan persekutuan ABC
(Rp44.000.000).
Goodwill yang tidak diakui akan dicatat, dan akun modal sekutu
sebelumnya dikredit sebagai kenaikan asset. Penyesuaian terhadap akun modal
pada rasio laba atau rugi yang sudah ada selama periode goodwill dibentuk. Hal
ini akan menentukan modal Aldi sebesar 60 persen dari nilai goodwill dan modal
Bayu sebesar 40 persen. Jurnal untuk mencatat goodwill dan penerimaan Citra
adalah sebagai berikut.
(13) Goodwill 3.000.000
Modal, Aldi 1.800.000
Modal, Bayu 1.200.000
Mengakui goodwill yang belum
dicatat

(14) Kas 11.000.000


Modal, Citra 11.000.000
Menerima citra kedalam persekutuan
untuk seperempat
Kepentingan modal:
Rp44.000.000 x 0,25

Alasan lain mencatat goodwill karena sekutu baru menginginkan saldo


modalnya sama dengan jumlah diinvestasikan. Investasi berdasarkan nilai pasar

39
persekutuan, dan supaya hal ini tercapa, persekutuan harus menyatakan kembali
asset neto sebelumnya menjadi nilai wajarnya.
Penting untuk mencatat bahwa Rp11.000.000 yang dikredit keakun modal
citra adalah seperempat dari total modal yang dihasilkan persekutuan ABC
sebesar Rp44.000.000, seperti sebagai berikut.
Bagian sekutu baru dari total modal yang dihasilkan
¿ ( Rp30.000 .000+ Rp 3.000 .000+ Rp11.000 .000 ) x 0,25=Rp11.000 .000

Pada periode mendatang, jika ada penurunan nilai kerugian goodwill akan
dibebankan pada laba persekutuan sebelum laba reto didistribusikan kepada
sekutu. Konsekuensinya, distribusi laba kepada citra di masa depan bisa
dipengaruhi oleh goodwill yang diakui pada saat citra diterima kedalam
persekutuan.
Ilustrasi Metode Bonus Beberapa persekutuan menolak untuk mengakui revaluasi
asset atau goodwill yang dicatat ketika sekutu baru bergabung. Sebaliknya,
mereka mencatat bagian dari investasi sekutu baru sebgai bonus kepada sekutu
yang sudah ada untuk menyelaraskan saldo modal pada saat penerimaan sekutu
baru. Dalam kasus ini, kelebihan Rp750.000 yang dibayarkan oleh citra adalah
bonus yang dialokasikan kepada sekutu sebelumnya dengan rasio laba atau rugi
mereka sebesar 60 persen kepada aldi dan 40 persen kepada bayu. Persekutuan
ABC menghasilkan total modal yang terdiri dari modal Aldi dan Bayu
sebelumnya sebesar Rp30.000.000 ditambah investasi citra sebesar Rp11.000.000.
Tidak ada modal tambahan yang diakui dengan merevaluasi asset. Nilai kredit
modal yang diakuisisi oleh sekutu baru dihitung sebagai berikut.
Bagian sekutu baru dari
=( Rp 30.000.000+ Rp 11.000 .000 ) x 0,25=Rp 10.250 .000
total modal yang dihasilkaan

Jurnal untuk mencatat penerimaan citra berdasarkan metode bonus adalah sebagai
berikut.
(15) Kas 11.000.00
0
Modal, Aldi 450.000
Modal, Bayu 300.000
Modal, Citra 10.250.000
Penerimaan citra dengan bonus untul aldi dan bayu

40
Citra mungkin tidak menyukai metode bonus karena saldo modalnya
sebesar Rp750.000 lebih rendah daripada saldo investasinya pada persekutuan. Ini
merupakan kelemahan dari metode bonus.
Berikut adalah skedul yang menyajikan konsep kunci untuk kasus 2.

Modal Investasi Proporsi Total Modal Bagian


sebelumnya Berwujud Sekutu baru yang sekutu baru
Sekutu baru dari Nilai dihasilkan dari total
buku modal yang
persekutuan dihasilkan
(25%) (25%)
Kasus 2
Investasi sekutu baru lebih
besar
Dari nilai buku proporsional Rp30.000.000 Rp11.000.000 Rp10.250.000
1. Mengevaluasi asset dengan Rp44.000.000 Rp11.000.000
kenaikan nilai tanah
Rp3.000.000
2.Mengakui goodwill sebesar Rp44.000.000 Rp11.000.000
Rp3.000.000 untuk sekutu
sebelumnya
3.Bonus sebesar Rp750.000 Rp44.000.000 Rp10.250.000
untuk sekutu sebelumnya

Kasus 3 Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih Kecil dari Proporti Nilai buku
persekutuan
Ada kemungkinan bahwa sekutu baru membayar lebih kecil bagian
proporsionalnya dari nilai buku persekutuan. Misalnya, asumsikan citra
menginvestasikan Rp8.000.000 untuk seperampat kepentingan modal dalam
persekutuan ABC. Langkah pertama adalah membandingkan investasi sekutu baru
dengan nilai buku proporsional sekutu baru, seperti sebagai berikut.
Investasi pada persekutuan Rp8.000.000
Nilai buku proporsional sekutu baru:
(Rp30.000.000 + Rp8.000.000) x0,25 (9.500.000)

Selisih (investasi < Nilai buku) Rp(1.500.000)

Fakta bahwa nilai investasi citra lebih rendah dari nilai buku atas
seperempat kepentingan dalam persekutuan mengindikasikan bahwa persekutuan

41
memiliki asset neto yang dinilai terlalu tinggi atau sekutu sebelumnya mengakui
bahwa citra memberikan kontribusi tambahan nilai dalam bentuk keahlian dan
keterampilan yang dibutuhkan oleh persekutuan. Dalam kasus ini, citra telah
menginvestasikan Rp8.000.000 dalam bentuk kas dan jumlah tambahan yang bisa
dianggap sebagai goodwill.
Seperti pada kasus 2, dimana nilai investasi lebih besar dari nilai buku yang
diakuisisi, ada tiga pendekatan alternative untuk memperhitungkan diferensial
ketika investasi lebih kecil dari nilai buku yang diakuisisi. Ketiga pendekatan
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Merevaluasi nilai asset yang menurun. Pada alternative ini:
a. Nilai buku asset neto diturunkan untuk mengakui penurunan
nilainya
b. Akun modal sekutu sebelumnya diturunkan sebagai bagian dari
penurunan nilai buku asset neto
c. Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo
modal sebelumnya dikurangi jumlah dari penilaian penurunan
nilai asset neto ditambah investasi sekutu baru.
2. Mengakui goodwill yang dibawa masuk oleh sekutu baru. Dalam
metode ini:
a. Goodwill dan manfaat takberwujut lainnya yang dibawa masuk
oleh sekutu baru dicatat dan dimasukkan dalam akun modal
sekutu baru
b. Akun modal sekutu sebelumnya tetap tidak berubah
c. Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo
modal sebelumnya ditambah nilai goodwill yang dubawa masuk
oleh sekutu baru di tambah investasi berwujud sekutu baru
3. Menggunakan metode bonus. Dalam metode bonus:
a. Sekutu baru menetapkan bonus dari akun modal sekutu
sebelumnya, yang diturunkan sebagai bagian dari bonus yang
dibayarkan kepada sekutu baru
b. Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo
modal sebelumnya ditambah investasi sekutu baru.

Ilustrasi Revaluasi pendekatan Aset Neto Asumsikan bahwa citra hanya


membayar Rp8.000.000 untuk seperempat kepentingan pada persekutuan karena
persediaan yang saat ini dicatat pada nilai buku sebesar Rp14.000.000 memiliki
nilai pasar wajar hanya sebesar Rp8.000.000. para sekutu setuju untuk
menurunkan nilai persediaan menjadi nilai wajar sebelum masuknya sekutu baru.
Penurunan nilai dialokasikan kepada sekutu sebelumnya dengan rasio laba atau

42
rugi yang sudah ada selama periode penurunan persediaan, yaitu 60 persen kepada
aldi dan 40 persen kepada bayu. Penurunan nilai di catat sebagai berikut.
(16) Modal,Aldi 3.600.000
Modal, Bayu 2.400.000
persediaan 6.000.000
Mengevaluasi persediaan menjadi nilai
wajar

Perhatikan bahwa total modal persekutuan sekrang telah diturunkan dari


Rp30.000.000 menjadi Rp24.000.000 sebagai hasil dari penurunan nilai
Rp6.000.000. bagian citra atas total modal yang dihasilkan dari persekutuan ABC,
setelah penurunan nilai, dihitung sebagai berikut.
Bagian sekutu baru daritotal modal yang dihasilkan=( Rp 24.000 .000+ Rp 8.000.000 )=Rp 8.000.000

Jurnal untuk mencatat penerimaan citra sebagai sekutu baru dalam persekutuan
ABC adalah:
(17) Kas 8.000.000
Modal, Citra 8.000.000
Penerimaan citra kedalam persekutuan

Kredit modal yang dicatat oleh citra sama dengan investasinya karena total
modal persekutuan sebesar Rp32.000.000 (Rp24.000.000 + Rp8.000.000)
sekarang mewakili nilai wajar persekutuan.
Ilustrasi Pencatatan Goodwill untuk Sekutu Baru para sekutu sebelumnya
mungkin menawarkan seperempat kepentingan modal dalam persekutuan ABC
untuk investasi sebesar Rp 8.000.000 karena Citra memiliki pengalaman bisnis
penting, keahlian, jaringan pelanggan, reputasi, dan komponen goodwill lainnya
yang ia bawa kedalam persekutuan. Jumlah goodwill yang dibawa masuk oleh
sekutu baru biasanya ditentukan melalui negosiasi antara sekutu yang sudah ada
dengan sekutu prospektif. Misalnya, Aldi, Bayu, dan Citra mungkin setuju
bahwa kemampuan Citra akan menghasilkan laba. Mereka setuju bahwa Citra
harus mendapatkan Rp 2.000.000 dari pengakuan goodwill ketika ia bergabung
sebagai pengakuan atas antisipasi kelebihan kontribusi untuk laba masa depan
persekutuan. Goodwill yang dinegosiasikan akan diakui dan ditambahkan ke
investasi berwujud untuk menentukan jumlah kredit modal.
Alternative lain, jumlah goodwill yang dibawa masuk oleh sekutu baru bisa
diperkirakan dari jumlah total modal yang ditahan oleh sekutu sebelumnya.

43
Dalam kasus ini, sekutu sebelumnya menahan 75 persen kepentingan pada
persekutuan dan memungkinkan sekutu baru mendapatkan 25 persen
kepentingan modal. Nilai dari 75 persen kepentingan sekutu sebelumnya adalah
Rp 30.000.000. Investasi Citra sebesar Rp 8.000.000 ditambah goodwill setara
dengan 25 persen sisanya. Nilai goodwill yang dibawa masuk oleh Citra ke
dalam persekutuan dapat ditentukan sebagai berikut.

Langkah 1
75% dari estimasi total modal yang Rp30.000.000
dihasilkan
Estimasi total modal yang dihasilkan Rp40.000.000
(Rp30.000.000/0,75)

Langkah 2
Estimasi total modal yang dihasilkan Rp40.000.000
Total aset neto tidak termasuk goodwill (38.000.0000)
(Rp30.000.000 + Rp8.000.000)
Estimasi goodwill Rp2.000.000

Perhatikan bahwa goodwill yang di perkirakan untuk sekutu baru dibuat


dengan menggunakan informasi dari kepentingan sekutu yang sudah ada. Dalam
kasus 2, entimasi goodwill kepada sekutu sebelumnya dibuat menggunakan
informasi dari sekutu baru. Alas an perbedaan ini adalah bahwa informasi yang
tersedia dengan baik harus digunakan untuk entimasi goodwill. Jika goodwill
sekutu baru akan dientimasi, jika logis dalam menggunakan investasi berwujud
sekutu baru untuk mengentimasikan total investasi yang dilakukan oleh sekutu
baru, termasuk goodwill. Hal ini disebabkan karena nilai goodwillterdapat dalam
investasi itu sendiri. Selanjutnya, ketika goodwill ditetapkan ke sekutu
sebelumnya, tidak logis menggunakan modal yang sudah ada dari sekutu
sebelimnya untuk mengestimasikan goodwill adalah menggunakan informasi dari
sekutu pihak lawan.
Penggunaan sekutu baru untuk mngestimasikan goodwill ke sekutu
sebelumnya; pergunakan sekutu sebelumnya untuk mngestimasikan goodwill
kesekutu baru.
Jurnal yang dicatat untuk penerimaan citra sebagai sekutu baru di
persekutuan ABC adalah:
(18) Kas 8.000.00
0

44
Goodwill 2.000.00
0
Modal, Citra 10.000.000
Penerimaan Citra dalam Persekutuan

Perhatikan bahwa total modal yang dihasilkan persekutuan ABC sekarang


adalah Rp 40.000.000, dengan Aldi dan Bayu bersama-sama memiliki 75 persen
dan Citra memiliki 25 persen.
Ilustrasi Metode Bonus penerimaan Citra sebagai sekutu baru dengan
seperempat kepentingan pada persekutuan ABC dengan investasi hanya sebesar
Rp 8.000.000 mungkin dapat dicatat dengan mengakui bonus yang diberikan
kepada Citra dari sekutu sebelumnya. Bonus sebesar Rp 1.500.000 adalah selisih
antara nilai buku sekutu buku besar sebesar Rp 9.500.000 dengan investasinya
sebesar Rp 8.000.000. akun modal sekutu sebelumnya berkurang menjadi Rp
1.500.000 berdasarkan rasio laba atau rugi sebesar 60 persen untuk Aldi dan 40
persen untuk Bayu, dan akun modal Citra akan dikredit sebesar Rp 9.500.000,
adalah sebagai berikut:
(19) Kas 8.000.000
Modal, Aldi 900.000
Modal, Bayu 600.000
Modal, Citra 9.500.000
Penerimaan Citra dalam Persekutuan

Perhatikan bahwa jumlah dari kredit modal yang ditetapkan untuk sekutubaru
adalah bagian dari total modal yang dihasilkan, adalah sebagai berikut.
Bagian sekutu baru dari total modal yang dihasilkan = (Rp 30.000.000 +
Rp 8.000.0000) × 0,25 = Rp 9.500.000
Menentukan Biaya Investasi Sekutu Baru
Dalam pembahasan sebelumnya, jumlah kontribusi dari sekutu baru telah
disediakan. Dalam beberapa kasus, akuntan diminta untuk menentukan jumlah
investasi uang tunai sekutu baru yang harus diminta untuk berkontribusi. Prinsip
dasar dari akuntansi persekutuan menyediakan sarana untuk menjawab pertanyaan
ini. Misalnya, mari kita lanjutkan contoh Aldi dan Bayu yang ingin memasukkan
Citra sebagai sekutu baru. Modal persekutuan sebelumnya adalah Rp 30.000.000,
dan para sekutu berkeinginan untuk mengajak Citra ke dalam persekutuan dengan
seperempat kepentingan.

45
Asumsikan bahwa sekutu yang sudah ada, Aldi dan Bayu, menyetujui
bahwa asset persekutuan harus direvaluasi sehingga bertambah besar Rp
3.000.000 untuk mengakui kenaikan nilai tanahyang dimiliki
persekutuan.pertanyaannya adalah berapa investasi yang harus dikontribusikan
Citra sebagai sekutu baru untuk seperempat kepentingan.
Ketikan akan menentukan biaya investasi sekutu baru, sangat penting
untuk mencatat total modal yang dihasilkan persekutuan dan persentase
kepemilikan kepentingan yang ditahan oleh sekutu yang sudah ada. Dalam contoh
ini, sekutu yang sudah ada mempertahankan tiga seperempat kepentingan dalam
persekutuan yang dihasilkan, artinya 75 persen kepentingan modal sebesar Rp
33.000.000,dimana Rp 30.000.000 berasal dari modal sebelumnya ditambah Rp
3.000.000 berasal dari revaluasi tanah, adalah sebagai berikut.
75% dari total modal yang dihasilkan Rp 33.000.000
Total modal yang diasilkan (100%) Rp 44.000.000
Dikurangi modal sekutu sebelumnya (33.000.000)
Kontribusi kas yang diperlukan sekutu baru Rp 11.000.000

Perhatikan bahwa perhitungan ini hanya cara lainnya untuk mengevaluasi proses
penerimaan sekutu baru seperti yang telah dibahas pada ilustrasi revaluasi asset
neto dalam kasus 2.
Dalam beberapa kasus, jumlah bonus bisa ditentukan sebelumnya untuk
penentuan kontribusi kas yang dibutuhkan dari sekutu baru. Misalnya, asumsikan
bahwa Aldi dan Bayu setuju untuk memberi bonus kepada Citra sebesar Rp
1.500.000 untuk bergabung dengan persekutuan. Berikut skedul untuk
menentukan jumlah investasi uang tunai yang dibayarkan Citra sebagai sekutu
baru.
Modal sebelumnya dari Aldi dan Bayu Rp 30.000.000
Dikurangi bonus yang diberikan atas penerimaan Citra (1.500.000)
Modal yang ditahan oleh Aldi dan Bayu (75%) Rp 28.500.000
Total modal yang dihasilkan (Rp 28.000.000 ÷ 0,75) Rp 38.000.000
Dikurangi modal sekutu sebelumnya (28.500.000)
Kredit modal yang dibutuhkan sekutu baru Rp 9.500.000
Dikurangi bonus dari sekutu sebelumnya untuk sekutu (1.500.000)
baru
Kontribusi kas yang dibutuhkan sekutu baru Rp 8.000.000

46
Contoh kedua ini adalah cara lain untuk menggambarkan metode bonus kepada
sekutu baru pada kasus 3. Kuncinya adalah menentukan jumlah modal dari sekutu
yang sudah ada akan ditahan sebesar persentase bagian mereka pada total modal
yang dihasilkan persekutuan setelah menerima sekutu baru. Kontribusi kas dari
sekutu baru dapat dihitung secara sederhana dengan menentukan jumlah kredit
modal yang akan ditetapkan kepada sekutu baru tersebut dan kemudian mengakui
bonus yang akan digunakan untuk menyelaraskan saldo modal.
Pengunduran Diri Sekutu dari Persekutuan
Ketika seorang sekutu berhenti atau mengundurkan diri dari persekutuan,
maka persekutuan secara tidak langsung dibubarkan, tetapi sekutu yang lainnya
mungkun masih berkeinginan melanjutkan operasi usaha. Dalam sebagian besar
kasus, persekutuan membeli semua kepentingan sekutu yang berhenti sebesar
harga pembelian (buyout price). Harga pembelian adalah jumlah estimasi jika (1)
asset persekutuan dijual pada harga sama dengan atau lebih besar dari nilai
likuidasi atau nilai yang didasarkan pada penjualan keseluruhan bisnis yang harus
berlangsung tanpa sekutu yang berhenti, dan (2) persekutuan berakhir pada saat
itu, dan seluruh kewajiban persekutuan diselesaikan. Perhatikan goodwill dapat
dimasukkan dalam penilaian. Persekutuan harus membayar bunga kepada sekutu
yang berhenti sejak tanggal pengunduran diri sampai dengan tanggal pembayaran.
Dalam kasus berhentinya sekutu karena ada pelanggaran, persekutuan dapat
menuntut secara legal sekutu yang keluar atas kerusakan atau kerugian yang
ditimbulkan akibat pelanggaran yang terjadi.
Dalam kasus dimana persekutua menyetujui pengunduran diri daan tidak
ada kesalahan, akuntansi dapat membantu perhitungan harga pembelian. Hal ini
penting untuk menentukan seluruh liabilitas yang masih ada saat tanggal
pengunduran diri. Perjanjian persekutuan dapat termasuk prosedur lain untuk
digunakan pasa kasus pengunduran diri sekutu, seperti penilaian spesifik, proses
akuisisi dari nilai yang dapat dialihkan pada sekutu yang mengundurkan diri, dan
aspek lain terkait perubahan proses keanggotaan.
Beberapa persekutuan melakukan audit ketika terjadi perubahan komposisi
sekutu. Audit ini menghasilkan eksistensi dan keakuratan pada nilai buku aset dan
liabilitas. Terkadang kesalahan akuntansi ditemukan selama proses audit. Jangan
kesalahan tersebut harus diperbaiki dan akun modal sekutu harus disesuaikan
berdasarkan rasio laba atau rugi yang ada pada periode kesalahan ditemukan.
Misalnya, untuk jika audit mengungkapkan beban penyusutan tiga tahun yang lalu
sebesar Rp 4.000.000 lebih rendah dari seharusnya, kesalahan tersebut diperbaiki
dengan penyesuaian periode sebelumnya, dan akun modal sekutu dibebankan

47
dengan masing-masing bagiannya dari penyesuaian yang didasarkan pada rasio
laba atau rugi tiga tahun yang lalu.
Pada umumnya, sekutu yang tetap melanjutkan akan membeli sekutu yang
berhenti dengan akuisisi langsung atau persekutuan membeli kepentingan sekutu
yang berhenti tersebut. Jika sekutu yang tetap melanjutkan membeli langsung
kepentingan sekutu yang berhenti, satu-satunya jurnal pada pembukuan
persekutuan adalah mencatat reklasifikasi modal antar sekutu. Jika persekutuan
mengakuisisi kepentingan sekutu yang berhenti, persekutuan harus mencatat
pengurangan total modal persekutuan dan pengurangan yang berhubungan dengan
pembayaran aset kepada sekutu yang berhenti. Perhitungan harga pembelian
ketika sekutu berhenti dari persekutuan dapat digambarkan dalam tiga skenario
berikut.
1. Harga pembelian sama dengan kredit modal sekutu
Asumsikan Aldi berhenti dari persekutuan ABC saat aku modalnya
sebesar Rp 55.000.000 setelah mencatat semua kenaikan dalam aset neto
persekutuan termasuk laba yang diperoleh sampai tanggal pengunduran diri.
Jurnal yang dibuat oleh persekutuan ABC adalah sebagai berikut.
(20) Modal, Aldi 55.000.000
Kas 55.000.000
Pengunduran diri Aldi dari
persekutuan

Jika persekutuan tidak bersedia untuk membayar sejumlah Rp 55.000.000


kepada Aldi pada saat pengunduran diri, maka persekutuan harus mengakui
liabilitas sebesar bagian yang tersisa.
2. Harga Pembelian Lebih Besar dari Kredit Modal Sekutu
Asumsikan Aldi memiliki kredit modal sebesar Rp55.000.000 dan seluruh
sekutu menyetujui harga pembelian sebesar Rp65.000.000. Sebagian besar
persekutuan akan mencatat sebesar Rp10.000.000 pembayaran di atas kredit
modal Aldi (Rp65.000.000 - Rp55.000.000) sebagai bonus penyesuaian modal
kepada Aldi dari akun modal sekutu yang tersisa. Pada kasus ini,
Rp10.000.000 akan dialokasikan ke akun modal Bayu dan Citra dengan rasio
laba atau rugi masing-masing sekutu Bayu memiliki 30 persen kepentingan
dan Citra memiliki 25 persen kepentingan dalam laba neto persekutuan ABC.
Jumlah dari bagian keduanya adalah 55 persen (30 persen + 25 persen), dan
persentase laba keduanya, setelah dibulatkan adalah 55 persen untuk Bayu dan
45 persen untuk Citra. dihitung sebagai berikut.

48
Persentase Laba Persentase Laba Sisa
Sebelumnya
Aldi 45 0
Bayu 30 55 (30/55)
Citra 25 45 (25/55)
Total 100 100

Jurnal yang dicatat pada saat pengunduran diri Aldi adalah sebagai berikut.
(21) Modal, Aldi 55.000.000
Modal, Bayu 5.500.000
Modal, Citra 4.500.000
Kas 65.000.000
Pengunduran diri Aldi dari persekutuan

Bonus sebesar Rp10.000.000 yang dibayarkan kepada Aldi dialokasikan


untuk Bayu dan Citra dengan rasio laba atau rugi masing-masing. Bayu
dikenakan 55 persen, dan Citra dikenakan sebesar sisanya 45 persen.
Terkadang, persekutuan menggunakan pengunduran diri sekutu untuk
mencatat goodwill yang tidak diakui. Dalam kasus ini, persekutuan dapat
mencatat bagian sekutu yang berhenti saja, atau menghitung keseluruhan
jumlah goodwill yang didasarkan pada persentase laba sekutu yang berhenti.
Jika menghitung total goodwill, maka sekutu yang tersisa akan menerima
bagiannya atas total goodwill yang diakui. Banyak akuntan mengkritik
pencatatan goodwill pada saat pengunduran diri sekutu atas dasar teoretis yang
sama sebagaimana mereka mengkritik pencatatan goodwill yang tidak diakui
pada saat penerimaan sekutu baru. Dengan demikian, akuntansi untuk
persekutuan terkadang menggunakan pengakuan goodwill pada saat kejadian.
Misalnya, jika Rp65.000.000 dibayarkan kepada Aldi dan hanya bagian
Aldi dari goodwill yang tidak diakui yang akan dicatat, maka persekutuan
akan membuat jurnal pada saat mundurnya Aldi sebagai berikut.

(22) Goodwill 10.000.000


Modal, Aldi 10.000.000
Mengakui bagian goodwill untuk Aldi

(23) Modal, Aldi 65.000.000


Kas 65.000.000
Pengunduran diri Aldi dari
persekutuan

49
3. Harga Pembelian Lebih Kecil dari Kredit Modal Sekutu
Sering kali harga pembelian kurang dari kredit modal sekutu. Hal ini dapat
terjadi jika nilai likuidasi dari aset neto lebih kecil dari nilai bukunya atau
karena sekutu yang mengundurkan diri berniat meninggalkan persekutuan
dengan cukup menerima lebih kecil dari saldo modalnya saat ini. Misalnya,
Aldi setuju untuk menerima Rp50.000.000 sebagai harga pembelian untuk
kepentingan persekutuan. Persekutuan harus mengevaluasi aset netonya untuk
menentukan jika terjadi penurunan nilai yang harus diakui. Jika tidak
diperlukan revaluasi dari aset neto, maka perbedaan Rp5.000.000
(Rp55.000.000 pembayaran kas - Rp50.000.000 kredit modal) didistribusikan
sebagai penyesuaian modal kepada Bayu dan Citra berdasarkan rasio laba rugi
masing-masing.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Akuntansi untuk persekutuan mengakui aspek unik dari bentuk organisasi
usaha ini. Dalam KUHPer dan KUHD mencakup hak dan tanggung jawab
sekutu, baik dengan pihak ketiga maupun antarsekutu dan hak pihak ketiga,
seperti kreditor, terhadap persekutuan. Perjanjian persekutuan sangat penting
karena banyak bagian dari KUHPer dan KUHD yang dapat diabaikan dengan
perjanjian persekutuan formal. Dalam undang-undang mencakup bagian yang
menyatakan bahwa persekutuan adalah entitas yang berbeda dari sekutunya;
bahwa sekutu adalah wakil dari persekutuan; bahwa sekutu bertanggung jawab

50
secara personal atas kewajiban persekutuan yang melebihi aset persekutuan;
bahwa laba atau rugi persekutuan dibagi secara sama; dan bahwa sekutu dapat
mengundurkan diri, dalam kasus di mana sekutu tersebut tidak lagi bermaksud
berbagi dalam manajemen persekutuan.
Persekutuan menggunakan berbagai metode distribusi laba rugi dan
akuntan harus memastikan bahwa perjanjian persekutuan diikuti dengan baik.
Sebagian besar persekutuan tetap melangsungkan kegiatan usahanya ketika
ada sekutu yang mengundurkan diri (keluar dari persekutuan) dengan membeli
kepentingan sekutu yang mengundurkan diri pada harga pembelian yang
didasarkan pada nilai persekutuan yang mengakhiri bisnisnya. Berbagai
metode akuntansi digunakan untuk memperhitungkan perubahan keanggotaan
persekutuan. Beberapa persekutuan yang menggunakan pendekatan revaluasi
aset neto, terkadang memasukkan pengakuan goodwill. Pendekatan akuntansi
utama lainnya yang digunakan untuk memperhitungkan perubahan
keanggotaan adalah metode bonus, di mana menggunakan reklasifikasi modal
sekutu. Persekutuan menyediakan empat laporan keuangan: laporan laba rugi,
laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan laporan modal sekutu yang
menyajikan perubahan akun modal sekutu selama periode berjalan.

B. Saran
Pemakalah memohon kepada pembaca agar dapat memberikan saran dan
kritikan yang membangun. Hal ini bertujuan, agar makalah ini dapat
berkembang menjadi lebih baik lagi apabila mendapat masukan dari pembaca
sekalian.

DAFTAR PUSTAKA
Andriani, R. (2021). Akuntansi Keuangan Lanjutan 1. CV Budi Utama.
Anton Indra Budiman, E. (2021). Pengantar Akuntansi 2 Dan Soal Pembahasan.
NoerFikri Offset.
Richard E.Baker, T. (2017). Akuntansi Keuangan Lanjutan (2nd ed.). Salemba
Empat.
Sugiri, S. (2015). Persekutuan Pembentukan, Operasi, dan Perubahan
Kepemilikan. 1–39.

51
52

Anda mungkin juga menyukai