Anda di halaman 1dari 1

Cari

Makalah Genesa Mineral


Unduh sekarang !

Diunggah oleh Vina Oktaviany

' 67% (6) · 2K tayangan · 13 halaman


Informasi Dokumen (
Mineralogi
Hak Cipta
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Unduh sekarang
Format Tersedia !
DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
 

Bagikan dokumen Ini

Facebook Twitter
Makalah Mineralogi

Genesa Mineral

%
Email Disusun oleh :

Vina Oktaviany
270110120173
Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas? Laporkan Dokumen Ini

Fakultas Teknik Geologi


Universitas Padjadjaran

2013

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Mulai Coba Gratis


Batalkan Kapan Saja.

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................. 1

Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2

Bab II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mineral ..................................................................................... 3
2.2 Genesa Mineral ....................................................................................... 3
2.2.1 Lingkungan Magmatik .................................................................. 4
2.2.2 Lingkungan Sedimen ..................................................................... 6
2.2.3 Lingkungan Metamorfik ................................................................ 9

Bab III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Bumi ini terdiri dari beberapa lapisan, yaitu kerak, mantel, dan inti. Pada ilmu
geologi, yang dipelajari hanya kerak dan mantel. Kerak bumi merupakan lapisan yang
keras dan dingin, terdiri dari berbagai jenis batuan. Batuan sendiri merupakan kumpulan
dari mineral baik yang sejenis maupun tidak sejenis yang menentukan karakteristik batuan
tersebut.

Keterbentukan mineral sendiri ada bermacam-macam. Lingkungan


 pembentukannya akan memberikan ciri khusus pada mineral tersebut. Selain itu dengan
diketahuinya tempat dan proses pembentukan mineral, kita dapat mengetahui nilai
ekonomis dari masing-masing mineral. Untuk itulah pada makalah ini penulis mencoba
menjelaskan tentang lingkungan pembentukan mineral atau yang dikenal dengan genesa
mineral.

1.2  Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

- Menyelesaikan tugas yang diberikan dosen pembimbing.


- Mengetahui tentang genesa mineral.
- Memberikan informasi kepada generasi muda dan masyarakat umum.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Mineral

Kerak bumi terbentuk dari batuan, dimana batuan tersebut merupakan agregat
dari mineral. Selain penyusun kerak bumi, mineral juga merupakan penyusun permukaan
 benda-benda luar angkasa, seperti meteorit dan bulan. Mineral ini merupakan campuran
 batuan atau logam dari satu atau lebih elemen relatif yang cuup stabil yang telah
ditemukan di batuan bumi. Mineral biasanya memiliki rumus kimia yang pasti dan
elemen yang masuk ke dalamnya biasanya sama, tidak peduli dari mana asalnya.
Contohnya pasir kuarsa dari Coney Island memiliki salah satu bagian dari silikon dan
dua bagian oksigen (SiO 2), seperti kuarsa pasir Gurun Sahara.

Berikut adalah definisi mineral menurut beberapa ahli :

!  L.G.Berry dan B.Mason,1959


Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas -batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.

!  D.G.A Whitten dan J.R.V Brooks,1972


Mineral adalah suatu bahan padat secara struktural homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu,dibentuk oleh proses alam yang anorganik.

!  A.W.R. Potter dan H. Robinson,1977


Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia
tertentu atau dalam batas dan mempunyai sifat tetap,dibentuk dialam dan bukan hasil
suatu kehidupan sebagian besar mineral ini terdapat dalam keadaan padat, akan tetapi
dapat juga berada dalam keadaan setengah padat, gas ataupun cair.

Jadi dapat dikatakan bahwa mineral adalah suatu bahan padat homogen yang
terbentuk di alam secara anorganik dan mempunyai komposisi kimia tertentu serta
susunan atom yang teratur.

2.2 Genesa Mineral

Mineral dapat terbentuk karena beberapa hal dan di beberapa tempat. Proses
terbentuknya mineral berdasarkan tempat atau lingkungan pembentukannya disebut
sebagai genesa mineral.

Secara umum mineral dapat terbentuk pada 3 macam lingkungan, yaitu :


1.  Lingkungan Magmatik
2.  Lingkungan Sedimen
3.  Lingkungan Metamorfik

2.2.1 Lingkungan Magmatik

Lingkungan magmatik ini berhunbungan dengan aktivitas magma dengan


ciri khas memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi. Seperti yang kita ketahui,
kebanyakan magma telah membeku di dalam perut bumi sebelum mencapai
 permukaan. Ketika membeku, selain terbentuk batuan beku, juga akan terbentuk
mineral-mineral dan cairan sisa. Mineral yang terbentuk sesuai dengan deret Bowen,
yaitu deret yang memperlihatkan urutan keterbentukan mineral pada batuan beku.

DISCONTINUOUSREACTION CONTINUOUSREACTION
MAGMA SERIES SERIES ROCKTYPES
TEMPERATURE (MaficMinerals) (PelsieMinerals)

(Calcium-rich)

Olivine
Gabbo
e

Pyroxene
s
ocia
i
Plag

Amphibole

(Sodium-rich) Granite

Potassiumfeldspar Rhyolite

Omar

Reactionseriesforigneousrockformationtromamagma

Sedangkan cairan sisa akan membentuk pegmatit dan urat-urat hidrotermal


yang terbentuk di dalam batuan beku atau mencapai permukaan sebagai cairan panas
(mata air panas)
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada lingkunga magmatik
dapat dibedakan menjadi 4 tipe kejadian mineral, yaitu :
a.  Batuan beku
 b.  Pegmatit
c.  Urat-urat hidrotermal
d.  Deposit mata air panas dan fumarol

A.  Batuan Beku


Mineralogi pada batuan beku relatif sederhana karena tersusun oleh
mineral-mineral sederhana. Ada 7 kelompok mineral, yang disebut sebagai
mineral primer, pada batuan beku yang semuanya tercantum dalam deret
Bowen, yaitu kelompok kuarsa, feldspar, feldspatoid, piroksen, hornblende,
 biotit, dan olivine. Mineral-mineral lain yang menjadi mineral tambahan
contohnya adalah magnetit, limenit, dan apatit.

Berdasarkan warnanya, mineral batuan beku dibagi menjadi 3 kelompok,


yaitu  Leucocratic (terang),  Mesocratic (sedang) , dan Melanocratic (gelap).
Pengelompokkan ini didasarkan pada kandungan dari mineral fero-magnesium.
Semakin banyak kandungan mineral tersebut, maka warnanya akan semakin
gelap.
Contoh mineral mafik adalah Olivin dan pyrope (garnet yang kaya
magnesium dan aluminium) yang mengkristal dari magma bersifat mafik pada
suhu tinggi dan tekanan di mantel atas.
Lingkungan geologi tertentu akan memberikan pengaruh tertentu yang
tercermin terhadap ukuran butir mineralnya. Selain itu tekstur pada batuan beku
 juga mencerminkan kondisi pembekuannya, urutan kristalisasi, komposisi,
viskositas magma, kecepatan pembekuan, dan pertumbuhan kristalnya.
Pembekuan kristal yang cepat akan menghasilkan kristal yang kecil. Hal
ini disebabkan karena tidak tersedia waktu yang cukup untuk membentuk kristal
yang sempurna. Biasanya terjadi di permukaan saat kontak langsung dengan air
ataupun udara saat magma keluar. Tekstur yang dihasilkan adalah
afanitik (halus). Sedangkan, pembekuan yang lambat akan menghasilkan
membentuk kristal yang besar, karena masih memiliki waktu yang cukup untuk
membentuk itu. Pembekuan yang lambat ini terjadi di dalam perut bumi, dan
menghasilkan batuan beku dengan tekstur faneritik (kasar).
Berdasarkan kandungan SiO 2  nya, batuan beku dibedakan menjadi 4
 jenis, yaitu :
!  Batuan beku asam yang mengandung lebih dari 65% silika, contoh : Granit.
!  Batuan beku menengah (intermediate) yang mengandung silika antara 53%-65%,
contoh : Diorit, Syenit.
!  Batuan beku basa dengan kandungan silika antara 45%-53%, contoh : Gabbro.
!  Batuan beku ultrabasa yang mengandung silika <45%, contoh : Dunit, Peridotit.

B.  Pegmatit
Proses kristalisasi fraksional pada magma akan membentuk suatu cairan
sisa yang berupa cairan silikat. Cairan ini kaya akan kandungan alkali,
alumunium, mengandung air, dan zat volatil. Cairannya tidak selalu berbentuk
cair disebabkan karena konsentrasi volatil. Apabila mencukupi, tekanan volatil
akan menginjeksi cairan di sepanjang permukaan lemah pada batuan yang
merupakan bagian dari batuan beku intrusi yang sama, ataupun batuan lain yang
sudah terbentuk lebih awal. Dengan jalan inilah pegmatit dan urat-urat
hidrotermal terbentuk.
Kebanyakan pegmatit yang dijumpai berasosiasi dengan batuan plutonik,
umumnya granit. Pegmatit granit terutama tersusun oleh kuarsa dan feldspar
alkali, serta sejumlah muskovit dan biotit. Dengan demikian, komposisinya
mirip dengan granit, namun berbeda dalam tekstur. Pegmatit bertekstur khusus,
yaitu berbutir sangat kasar, dan berbentuk tabular.

Dari segi ekonomi, mineral pegmatit banyak digunakan dalam mineral


industri, seperti feldspar, muskovit, flogopit, turmalin, dan kuarsa. Selain itu
mineral pada lingkungan pegmatit ini juga dapat dijadikan penghasil mineral-
mineral sebagai bahan baku elemen-elemen yang jarang ditemukan seperti
 berilium, litium, dan tungsten.

C.  Urat-urat Hidrotermal


Tipe kejadian mineral ini (deposit mineral) adalah pengembangan dari
 pegmatit dan terbentuk dari larutan yang lebih dingin dan lebih encer. Ciri
khasnya adalah urat-urat (vein) yang mengandung sulfida yang terbentuk karena
 pengisian pada rekah-rekah batuan sebelumnya. Dapat juga berupa suatu massa
tak teratur, yang mengganti seluruh atau sebagian batuan, contohnya deposit
tembaga porfiri di Utah dan Arizona.
Proses hidrotermal ini merupakan suatu proses yang penting dalam
 pembentukan mineral-mineral bijih. Berdasarkan tingkat kedalaman dan
suhunya, deposit hidrotermal dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : 
!   Deposit hidrotermal : suhu antara 300-500 derajat C, dan terbentuk di
kedalaman yang sangat dalam. Dicirikan oleh mineral Molibdenitm[MoS2] ,
 Kasiterit  [SnO2], Skhelit [CaWO4]. 
!   Deposit mesotermal : suhu antara 200-300 derajat C, dengan kedalaman
yang menengah. Mineral yang mecirikannya adalah mineral-mineral sulfida
seperti Pirit [FeS2] , Galena [PbS]. Urat kuarsa mengandung emas yang
merupakan suatu deposit penting, mungkin adalah deposit mesotermal. 
!   Deposit epitemal : terbentuk pada temperatur rendah, antara 50-200 derajat
C. Mineral pencirinya adalah  Perak native [Ag],  Emas native [Au],
Silvanit [(Au,Ag)Te2]. 

D.  Deposit Mata Air Panas dan Fumarol


Deposit mata air panas merupakan larutan hidrotermal yang mencapai
 permukaan dan muncul sebagai air panas. Mineral yang dijumpai adalah silika
opal, sejumlah kecil sulfur, dan sulfida.  
Deposit fumarol adalah deposit yang terdapat pada gunung api aktif,
dimana gas-gas dari gunung api tersebut mengendapkan mineral-mineral seperti
sulfur, dan khlorida, terutama Khlorida Amonium [NH3Cl]. Selain itu, mungkin
 juga terdapat Magnetit [Fe3O4], Hematite[Fe2O3] , dan Realgar [AsS].

2.2.2 Lingkungan Sedimen

Proses sedimentasi merupakan hasil perpaduan dari interaksi atmosfer dan


hidrosfer terhadap lapisan kerak bumi. Dalam proses sedimentasi terdapat fase
 pelapukan. Proses ini melibatkan oksigen, asam karbonat, dan air yang dapat

menyebabkan mineral berubah menjadi mineral-mineral baru yang bersifat lebih


stabil daripada sebelumnya. Namun ada mineral yang resisten terhadap pelapukan
seperti kuarsa. 
Pada kebanyakan lingkungan pengendapan, proses yang berlangsung adalah
oksidasi karena terkena pengaruh dari atmosfer. Namun, di beberapa tempat ada
yang tidak terkena kontak atmosfer yang airnya kekurangan oksigen, sehingga
 proses yang berlangsung adalah reduksi. Pada kondisi ini terbentuklah mineral
sulfida, seperti pirit atau markasit. Suatu endapan penting yang terbentuk pada
kondisi ini adalah sulfur nativ yang merupakan produk dari reduksi ion-ion sulfat. 
Berdasarkan stabilitas mineralnya, lingkungan sedimen dibagi menjadi 6
klasifikasi, yaitu :
a.  Resistat
 b.  Hidrolisat
c.  Oksidat
d.  Reduzat
e.  Presipitat
f.  Evaporit

A.  Resistat
Sedimen resistat merupakan endapan yang tersusun atas mineral yang
tahan terhadap pelapukan, sehingga tidak mengalami perubahan. Salah satu
mineral yang dikenal paling tahan terhadap pelapukan adalah Kuarsa [SiO2].
Kadar silika dalam sedimen-sedimen resistat dapat mencapai 90%, sehingga
sangat cocok untuk digunakan sebagai sumber dalam perindustrian.
Mineral-mineral lainnya yang tahan terhadap pelapukan
adalah Zirkon [ZrSiO4] , Andalusit [Al2SiO5] , Topaz  [Al2SiO4(OH,F)2]. Endapan
resistat disebut juga sebagai placer deposit karena bernilai ekonomi.

B.  Hidrolisat
Sedimen hidrolisat terbentuk dari mineral-mineral silikat yang mengalami
 proses dekomposisi kimia. Dekomposisi kimia adalah perubahan unsur kimia
karena proses pelapukan yang terus menerus terjadi. Mineral yang paling umum
terdapat di endapan ini adalah mineral lempung, berupa aluminosilikat hidrat
yang bertekstur filosilikat dengan ukuran butir yang sangat halus.  
Di daerah tropis, tempat dimana perbedaan basah dan kering sangat
kontras, proses pelapukan akan terjadi lebih baik, dan dapat menghasilkan
endapan aluminosilikat yang sangat bagus. Yaitu, dengan hilangnya kandungan
silika, dan meninggalkan residu berupa oksida alumunium hidrat,
seperti Gibsit [Al(OH)3]. Residu ini dikenal dengan endapan bauksit,
merupakan endapan komersial yang menghasilkan bijih alumunium.
Sebagian silika yang terdapat dalam batuan sedimen terbentuk karena
rombakan, namun ada sejumlah silika yang terbentuk dari pengendapan kembali
silika yang tertranspor dalam bentuk larutan. Contohnya adalah rijang (chert)
dan flint.

C.  Oksidat
Sedimen oksidat merupakan endapan hidroksida feri, yang merupakan
hasil oksidasi senyawa besi dalam suatu larutan dan mengendap. Contohnya
adalah Gutit [HFeO2] yang memberikan warna coklat, dan Hematit [Fe2O3]
yang memberikan warna merah. Bila kedua mineral ini terdapat dalam jumlah
yang besar, maka dapat menjadi sangat bernilai karena bijih besinya.
Mineral lainnya yang terdapat pada endapan oksidat adalah mangan.
Contohnya adalah Manganit [MnO(OH)], dan  Psilomelan [(Ba,H2O)2Mn5O10]
yang sebagian besar tersusun atas MnO2. 

D.  Reduzat
Sedimen reduzat terbentuk karena proses reduksi, dikarenakan tempat
terbentuknya yang terisolir dari atmosfer, sehingga kekurangan oksigen.
Endapan jenis ini jarang sekali dijumpai.
Di laut, biasanya endapan ini terdapat pada daerah palung. Dengan
kondisi yang tenang, pengendapan material-material organik, akan
menyebabkan berkurangnya oksigen, dan terbentuk H 2S. Contoh mineral yang
terbentuk adalah Pirit (pada keadaan asam), dan Markasit (pada keadaan yang
lebih asam).
Di darat, pengendapan dari bahan rombakan tumbuhan-tumbuhan
akhirnya akan berubah menjadi lapisan-lapisan batubara. Dengan keadaan
reduksi yang tinggi, memungkinkan terjadinya pengendapan karbonat fero
 berupa Siderit , yang dapat digunakan menjadi deposit bijih besi. Jika jumlah
siderit yang terdapat pada lapisan batubara tersebut sangat besar, maka endapan
tersebut juga akan menghasilkan bijih besi.
Mineral lain yang terbentuk dalam suasana reduksi adalah Sulfur [Cu],
yang biasanya dijumpai berasosiasi dengan kubah garam dan minyak bumi.

E.  Presipitat
Sedimen presipitat berhubungan dengan berbagai aktivitas organisme
yang mensekresi gamping, maka dari itu tempat yang paling baik bagi
 pengendapan jenis ini (karbonatan) adalah di bawah laut. Namun dapat juga
 berkaitan dengan presipitasi langsung khususnya di daerah tropis yang berlaut
hangat.
Bentuk kalsium karbonat yang paling stabil adalah  Kalsit , namun dapat
 juga terbentuk Aragonit . Aragonit dapat berubah menjadi kalsit, ataupun tetap
menjadi aragonit, hal itu dapat terjadi apabila strukturnya berubah menjadi lebih
stabil, karena kandungan ion-ion asing. Selain itu, kalsit dan aragonit dapat
diendapkan di lingkungan terestrial, seperti di dalam gua batugamping, yang di
sekelilingnya terdapat mata air yang jenuh akan kandungan CaCO3.
Salah satu presipitat laut yang jarang ditemukan, namun sangat bernilai
dari segi ekonomi adalah Fosforit  yang digunakan sebagai sumber pupuk fosfat.
Seperti yang kita ketahui, air laut di bagian dasar samudera sangat jenuh oleh

fosfat kalsium, dan karena terjadi perubahan pada kondisi fisik-kimianya,


walaupun hanya sedikit akan menyebabkan fosforit terpresipitasi. Bila
sedimentasi dari bahan-bahan lainnya lebih sedikit, maka akan terbentuk lapisan
fosforit yang lebih murni.

F.  Evaporit

Sedimen evaporit adalah sedimen yang terjadi karena adanya proses


 penguapan. Endapan ini mempunyai fungsi khusus, yaitu untuk
menginterpretasi sejarah geologi daerah itu, sebagai indikator untuk keadaan
yang kering. Berdasarkan asal mula pengendapannya, sedimen evaporit dibagi
menjadi 2, yaitu endapan evaporit marin dan endapan evaporit non marin. 
Endapan evaporit marin terbentuk di laut yang disebabkan oleh air laut
yang menguap. Apabila air laut menguap pada keadaan yang alami, maka yang
 pertama kali akan mengendap adalah kalsium karbonat, diikuti oleh dolomit.
Dengan berlanjutnya evaporasi, terendapkanlah kalsium sulfat, yang dapat
 berupa gipsum, yang bergantung kepada temperatur dan salinitas air laut, dan
 pada giliran berikutnya akan terbentuk halit. Kebanyakan endapan evaporit
terdiri atas kalsium karbonat, namun pada keadaan tertentu dapat juga
terendapkan garam kalsium dan magnesium. 
Endapan evaporit non marin relatif jarang ditemui, atau sangat terbatas,
 baik dalam penyebarannya maupun besarnya, tetapi sangat penting dalam arti
ekonomi, karena endapan ini menghasilkan senyawa Boron [B] dan Yodium[I].
Endapan ini terbentuk di darat karena menguapnya suatu danau garam.
Disamping kedua senyawa tadi, terkandung pula nitrat-nitrat, sejumlah garam
kalsium, bromida, dan gipsum. 

2.2.3 Lingkungan Metamorfik

Pada lingkungan ini terjadi proses-proses yang bekerja di bawah zona


 pelapukan dengan suhu dan tekanan ekstrem sehingga menyebabkan kristalisasi
ulang pada material batuan namun tetap terjadi pada fase padat. Selain karena suhu
dan tekanan ekstrem, faktor lain yang mempengaruhi metamorfisme adalah aksi
cairan-cairan kemikalia aktif yang merangsang terjadinya reaksi melalui larutan dan
 pengendapan kembali. Jika terjadi penambahan atau pengurangan material batuan,
maka prosesnya dinamakan metasomatisme.

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Mulai Coba Gratis


Batalkan Kapan Saja.

1.  Tipe-Tipe Metamorfisme & Batuan Metamorf  

Terdapat 2 tipe metamorfisme, yaitu metamorfisme termal, dan


regional. Metamorfisme termal adalah tipe metamorfisme yang berkembang di
sekitar tubuh batuan plutonik. Pada tipe ini, temperatur metamorfisme
ditentukan oleh jauh dekatnya dengan intrusi magma. Batuan khas dari
metamorfisme ini adalah batutanduk (hornfels). Batu ini mempunyai butir yang
halus, dan terkadang mengandung mineral yang mempunyai kristal yang besar.
Berdasarkan komposisi mineralnya, batutanduk terbagi menjadi batutanduk
 biotit, piroksen, dan silikat gamping. 
Metamorfisme regional adalah jenis metamorfisme yang berkembang
 pada suatu daerah yang sangat luas, sekitar 1.500 km persegi. Batuan khas dari
metamorfisme ini adalah Gneiss, yang merupakan batuan yang berfoliasi kasar,
yang berupa suaru lapisan yang kontras dengan tebal 1-10 mm, dan biasanya
 berseling di antara mineral terang dan gelap. Sedangkan Sekis adalah batuan
foliasi halus dengan laminasi yang berkembang baik, sehingga, jika batuan itu
 pecah, maka akan terpecah pada bidang laminasi tersebut.

2. Mineralogi Batuan Metamorf  


Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, faktor utama yang
mengontrol derajat metamorfisme adalah temperatur. Namun, batas antara
temperatur setiap derajat metamorfisme, yaitu derajat rendah, menengah, dan
tinggi tidak dapat diketahui secara pasti. 
Dalam prakteknya, derajat metamorfisme dapat diketahui dengan
mineraloginya. Yaitu dengan melihat mineral yang hilang dan muncul secara
 bersamaan. Contohnya, Biotit adalah mineral yang paling umum di batuan
metamorf, namun tidak ditemukan di metamorf yang berderajat rendah dan
digantikan dengan Muskovit dan Khlorit. 
Dalam batuan metamorf berderajat rendah, mineral plagioklas muncul
sebagai albit, yang akan bertambah kandungan kalsiumnya seiring dengan
meningkatnya derajat metamorfisme. Mineral lain seperi kuarsa dapat
ditemukan hampir di semua derajat metamorfisme, sehingga tidak bisa dijadikan
indikator dari derajat metamorfisme. 

10

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Dari data-data yang telah dihimpun dan pembahasan yang telah diuraikan di atas,
dapat disimpulkan sebagai berikut.

1.  Mineral adalah suatu bahan padat homogen yang terbentuk di alam secara anorganik
dan mempunyai komposisi kimia tertentu serta susunan atom yang teratur.
2.  Mineral dapat terbentuk pada 3 lingkungan genesa mineral, yaitu lingkungan
magmatik, lingkungan sedimen, dan lingkungan metamorfik.

11

Daftar Pustaka

Arifai, Muhammad. 2012. Genesa Mineral, (online),


(http://pillowlava.wordpress.com/2012/01/01/genesa-mineral/ diakses pada tanggal 6
Mei 2013)

Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Bogor : CV Graha Ilmu.

Pellant, Chris. 1996. Rocks and Minerals. London : Dorling Kindersley.

Pough, H.Frederick. 1988. A Field Guide to Rocks and Minerals. New York : Houghton Mifflin
Company.

Purnamawati, Dwi Indah dan Stiwinder Renata Tapilatu. 2012. “Genesa dan Kelimpahan Mineral
Logam Emas, dan Asosiasinya Berdasarkan Analisis Petrografi, dan Atomic Absorbtion
Spectrophotometry (ASS), di Daerah Sangon, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi DIY”.
Jurnal Teknologi, Volume 5 Nomor 2, (online),
(http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/163-171_Wiwiek_stivie%20_1_1.pdf
diakses pada tanggal 6 Mei 2013)

Simon & Schuster’s. 1988. Guide to Rocks and Minerals. New York : A Fireside Book.

 ________. Mineral Genesis , (online),


(http://www.utexas.edu/tmm/npl/mineralogy/mineral_genesis/ diakses pada tanggal 6
Mei 2013)

12

Bagikan dokumen Ini


" # $ % &

Anda mungkin juga menyukai

Metamorf I,b.sabak,Sekis Hijau


Dan Sekis Kuning
T'dozz Est

DESKRIPSI BATUAN
ULTRABASA
Geo'evan

Analisa Mineral Plagioklas


Kalsbad Albit182
nabellanurulfitri

Majalah Podcast

Lembar Musik

Sistem Kristal & Kelas-kelasnya


Iyan Dwi Hernandez

Identifikasi Mineral
Zurmiatul Helda

Geologi Regional Pegunungan


Selatan
Wahyu Prabowo

Deskripsi Batuan Beku: Dasit,


Diorit dan Gabro
Edi Setiawan

Mineral Silika Dan Reaksi


Bowen Series
Muhammad Hidayat

Resume Kelompok Mineral


Sulfat
Farah Eka Putri

Petrologi batuan beku plutonik


dan vulkanik
Wildan

Genesa dan mineralogy kalsit


Gisela Emanuela Wilbione

Proses pemfosilan
Wahyu

Tampilkan lebih banyak

Tentang Dukungan

Tentang Scribd Bantuan / Pertanyaan Umum

Media Aksesibilitas

Blog kami Bantuan pembelian

Bergabunglah dengan tim AdChoices


kami!
Penerbit
Hubungi Kami

Undang teman Sosial


Hadiah
Instagram
Scribd untuk perusahaan
Twitter

Facebook
Hukum
Pinterest
Syarat

Privasi

Hak Cipta

Preferensi Cookie

Dapatkan aplikasi gratis kami

Buku • Buku audio • Majalah • Podcast •


Lembar Musik • Dokumen • Snapshots

Bahasa: Bahasa Indonesia

Hak cipta © 2022 Scribd Inc.

Beranda Buku Buku audio Dokumen

Anda mungkin juga menyukai