Makalah Genesa Mineral PDF 22
Makalah Genesa Mineral PDF 22
Facebook Twitter
Makalah Mineralogi
Genesa Mineral
%
Email Disusun oleh :
Vina Oktaviany
270110120173
Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?
2013
DAFTAR ISI
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
Bab II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mineral ..................................................................................... 3
2.2 Genesa Mineral ....................................................................................... 3
2.2.1 Lingkungan Magmatik .................................................................. 4
2.2.2 Lingkungan Sedimen ..................................................................... 6
2.2.3 Lingkungan Metamorfik ................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
Bumi ini terdiri dari beberapa lapisan, yaitu kerak, mantel, dan inti. Pada ilmu
geologi, yang dipelajari hanya kerak dan mantel. Kerak bumi merupakan lapisan yang
keras dan dingin, terdiri dari berbagai jenis batuan. Batuan sendiri merupakan kumpulan
dari mineral baik yang sejenis maupun tidak sejenis yang menentukan karakteristik batuan
tersebut.
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Kerak bumi terbentuk dari batuan, dimana batuan tersebut merupakan agregat
dari mineral. Selain penyusun kerak bumi, mineral juga merupakan penyusun permukaan
benda-benda luar angkasa, seperti meteorit dan bulan. Mineral ini merupakan campuran
batuan atau logam dari satu atau lebih elemen relatif yang cuup stabil yang telah
ditemukan di batuan bumi. Mineral biasanya memiliki rumus kimia yang pasti dan
elemen yang masuk ke dalamnya biasanya sama, tidak peduli dari mana asalnya.
Contohnya pasir kuarsa dari Coney Island memiliki salah satu bagian dari silikon dan
dua bagian oksigen (SiO 2), seperti kuarsa pasir Gurun Sahara.
Jadi dapat dikatakan bahwa mineral adalah suatu bahan padat homogen yang
terbentuk di alam secara anorganik dan mempunyai komposisi kimia tertentu serta
susunan atom yang teratur.
Mineral dapat terbentuk karena beberapa hal dan di beberapa tempat. Proses
terbentuknya mineral berdasarkan tempat atau lingkungan pembentukannya disebut
sebagai genesa mineral.
DISCONTINUOUSREACTION CONTINUOUSREACTION
MAGMA SERIES SERIES ROCKTYPES
TEMPERATURE (MaficMinerals) (PelsieMinerals)
(Calcium-rich)
Olivine
Gabbo
e
Pyroxene
s
ocia
i
Plag
Amphibole
(Sodium-rich) Granite
Potassiumfeldspar Rhyolite
Omar
Reactionseriesforigneousrockformationtromamagma
B. Pegmatit
Proses kristalisasi fraksional pada magma akan membentuk suatu cairan
sisa yang berupa cairan silikat. Cairan ini kaya akan kandungan alkali,
alumunium, mengandung air, dan zat volatil. Cairannya tidak selalu berbentuk
cair disebabkan karena konsentrasi volatil. Apabila mencukupi, tekanan volatil
akan menginjeksi cairan di sepanjang permukaan lemah pada batuan yang
merupakan bagian dari batuan beku intrusi yang sama, ataupun batuan lain yang
sudah terbentuk lebih awal. Dengan jalan inilah pegmatit dan urat-urat
hidrotermal terbentuk.
Kebanyakan pegmatit yang dijumpai berasosiasi dengan batuan plutonik,
umumnya granit. Pegmatit granit terutama tersusun oleh kuarsa dan feldspar
alkali, serta sejumlah muskovit dan biotit. Dengan demikian, komposisinya
mirip dengan granit, namun berbeda dalam tekstur. Pegmatit bertekstur khusus,
yaitu berbutir sangat kasar, dan berbentuk tabular.
A. Resistat
Sedimen resistat merupakan endapan yang tersusun atas mineral yang
tahan terhadap pelapukan, sehingga tidak mengalami perubahan. Salah satu
mineral yang dikenal paling tahan terhadap pelapukan adalah Kuarsa [SiO2].
Kadar silika dalam sedimen-sedimen resistat dapat mencapai 90%, sehingga
sangat cocok untuk digunakan sebagai sumber dalam perindustrian.
Mineral-mineral lainnya yang tahan terhadap pelapukan
adalah Zirkon [ZrSiO4] , Andalusit [Al2SiO5] , Topaz [Al2SiO4(OH,F)2]. Endapan
resistat disebut juga sebagai placer deposit karena bernilai ekonomi.
B. Hidrolisat
Sedimen hidrolisat terbentuk dari mineral-mineral silikat yang mengalami
proses dekomposisi kimia. Dekomposisi kimia adalah perubahan unsur kimia
karena proses pelapukan yang terus menerus terjadi. Mineral yang paling umum
terdapat di endapan ini adalah mineral lempung, berupa aluminosilikat hidrat
yang bertekstur filosilikat dengan ukuran butir yang sangat halus.
Di daerah tropis, tempat dimana perbedaan basah dan kering sangat
kontras, proses pelapukan akan terjadi lebih baik, dan dapat menghasilkan
endapan aluminosilikat yang sangat bagus. Yaitu, dengan hilangnya kandungan
silika, dan meninggalkan residu berupa oksida alumunium hidrat,
seperti Gibsit [Al(OH)3]. Residu ini dikenal dengan endapan bauksit,
merupakan endapan komersial yang menghasilkan bijih alumunium.
Sebagian silika yang terdapat dalam batuan sedimen terbentuk karena
rombakan, namun ada sejumlah silika yang terbentuk dari pengendapan kembali
silika yang tertranspor dalam bentuk larutan. Contohnya adalah rijang (chert)
dan flint.
C. Oksidat
Sedimen oksidat merupakan endapan hidroksida feri, yang merupakan
hasil oksidasi senyawa besi dalam suatu larutan dan mengendap. Contohnya
adalah Gutit [HFeO2] yang memberikan warna coklat, dan Hematit [Fe2O3]
yang memberikan warna merah. Bila kedua mineral ini terdapat dalam jumlah
yang besar, maka dapat menjadi sangat bernilai karena bijih besinya.
Mineral lainnya yang terdapat pada endapan oksidat adalah mangan.
Contohnya adalah Manganit [MnO(OH)], dan Psilomelan [(Ba,H2O)2Mn5O10]
yang sebagian besar tersusun atas MnO2.
D. Reduzat
Sedimen reduzat terbentuk karena proses reduksi, dikarenakan tempat
terbentuknya yang terisolir dari atmosfer, sehingga kekurangan oksigen.
Endapan jenis ini jarang sekali dijumpai.
Di laut, biasanya endapan ini terdapat pada daerah palung. Dengan
kondisi yang tenang, pengendapan material-material organik, akan
menyebabkan berkurangnya oksigen, dan terbentuk H 2S. Contoh mineral yang
terbentuk adalah Pirit (pada keadaan asam), dan Markasit (pada keadaan yang
lebih asam).
Di darat, pengendapan dari bahan rombakan tumbuhan-tumbuhan
akhirnya akan berubah menjadi lapisan-lapisan batubara. Dengan keadaan
reduksi yang tinggi, memungkinkan terjadinya pengendapan karbonat fero
berupa Siderit , yang dapat digunakan menjadi deposit bijih besi. Jika jumlah
siderit yang terdapat pada lapisan batubara tersebut sangat besar, maka endapan
tersebut juga akan menghasilkan bijih besi.
Mineral lain yang terbentuk dalam suasana reduksi adalah Sulfur [Cu],
yang biasanya dijumpai berasosiasi dengan kubah garam dan minyak bumi.
E. Presipitat
Sedimen presipitat berhubungan dengan berbagai aktivitas organisme
yang mensekresi gamping, maka dari itu tempat yang paling baik bagi
pengendapan jenis ini (karbonatan) adalah di bawah laut. Namun dapat juga
berkaitan dengan presipitasi langsung khususnya di daerah tropis yang berlaut
hangat.
Bentuk kalsium karbonat yang paling stabil adalah Kalsit , namun dapat
juga terbentuk Aragonit . Aragonit dapat berubah menjadi kalsit, ataupun tetap
menjadi aragonit, hal itu dapat terjadi apabila strukturnya berubah menjadi lebih
stabil, karena kandungan ion-ion asing. Selain itu, kalsit dan aragonit dapat
diendapkan di lingkungan terestrial, seperti di dalam gua batugamping, yang di
sekelilingnya terdapat mata air yang jenuh akan kandungan CaCO3.
Salah satu presipitat laut yang jarang ditemukan, namun sangat bernilai
dari segi ekonomi adalah Fosforit yang digunakan sebagai sumber pupuk fosfat.
Seperti yang kita ketahui, air laut di bagian dasar samudera sangat jenuh oleh
F. Evaporit
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari data-data yang telah dihimpun dan pembahasan yang telah diuraikan di atas,
dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Mineral adalah suatu bahan padat homogen yang terbentuk di alam secara anorganik
dan mempunyai komposisi kimia tertentu serta susunan atom yang teratur.
2. Mineral dapat terbentuk pada 3 lingkungan genesa mineral, yaitu lingkungan
magmatik, lingkungan sedimen, dan lingkungan metamorfik.
11
Daftar Pustaka
Pough, H.Frederick. 1988. A Field Guide to Rocks and Minerals. New York : Houghton Mifflin
Company.
Purnamawati, Dwi Indah dan Stiwinder Renata Tapilatu. 2012. “Genesa dan Kelimpahan Mineral
Logam Emas, dan Asosiasinya Berdasarkan Analisis Petrografi, dan Atomic Absorbtion
Spectrophotometry (ASS), di Daerah Sangon, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi DIY”.
Jurnal Teknologi, Volume 5 Nomor 2, (online),
(http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/163-171_Wiwiek_stivie%20_1_1.pdf
diakses pada tanggal 6 Mei 2013)
Simon & Schuster’s. 1988. Guide to Rocks and Minerals. New York : A Fireside Book.
12
DESKRIPSI BATUAN
ULTRABASA
Geo'evan
Majalah Podcast
Lembar Musik
Identifikasi Mineral
Zurmiatul Helda
Proses pemfosilan
Wahyu
Tentang Dukungan
Media Aksesibilitas
Facebook
Hukum
Pinterest
Syarat
Privasi
Hak Cipta
Preferensi Cookie