UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal (1) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi ketentuan kode etik,
24 standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional.
(2) Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh
organisasi profesi.
(3) Ketentuan mengenai hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal Dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya, kelalaian tersebut
29 harus diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi.
UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal (1)Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada
57 penyelenggara pelayanan kesehatan.
(2)Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan pribadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak berlaku dalam hal:
a. perintah undang-undang;
b. perintah pengadilan;
c. izin yang bersangkutan;
d. kepentingan masyarakat; atau
e. kepentingan orang tersebut.
UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik (1)Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.
Kedokteran Pasal 46
UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik (1)Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 merupakan milik dokter, dokter gigi,
Kedokteran Pasal 47 atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.
(2)Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter
atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik (1)Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia
Kedokteran Pasal 48 kedokteran.
(2)Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan
aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan perundang- undangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri.
UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban :
Kedokteran Pasal 51 a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta
kebutuhan medis pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih
baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu
meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang
bertugas dan mampu melakukannya; dan
e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.
UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik (1)Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi
Kedokteran Pasal 66 dalam menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada Ketua Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.
(3) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menghilangkan hak setiap orang
untuk melaporkan adanya dugaan tindak pidana kepada pihak yang berwenang dan/atau menggugat
kerugian perdata ke pengadilan.
BAB IV
PEMBUKAAN RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
(1) Pasien atau keluarga terdekat pasien yang telah meninggal dunia yang
menuntut tenaga kesehatan dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan
serta menginformasikannya melalui media massa, dianggap telah
melepaskan hak rahasia kedokterannya kepada umum.
(2) Penginformasian melalui media massa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memberikan kewenangan kepada tenaga kesehatan dan/atau
fasillitas pelayanan kesehatan untuk membuka atau mengungkap
rahasia kedokteran yang bersangkutan sebagai hak jawab.
Pasal 14