Anda di halaman 1dari 4

Analasis Video 1

1. FACT (Fakta yang didapatkan dari video)


 Petugas medis melakukan dokumentasi dan menguploadnya pada saat melakukan
tindakan medis
 Para petugas medis tidak memberikan suasana yang nyaman terhadap pasien
 Privasi pasien tidak terjaga
 Banyaknya Kerumunan Orang di Ruang Operasi yang kecil yang tidak sesuai
dengan SOP
 Adanya Instrumen Benda lain yang harusnya tidak dibawa masuk kedalam
ruang operasi seperti Topi pesta
 Petugas dapat membahayakan kondisi pasien dan bayi

2. INFORMATION (Informasi penting yang didapat pada video)


 Berdasarkan deskripsi yang terdapat pada video tersebut bahwa keterangan dari RS
momen perayaan tersebut sudah mendapat izin sepenuhnya dari pasien
 Petugas medis yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitas dan tidak sesuai
dengan SOP yang berlaku
3. RULES/REGULATION (Menurut Peraturan di bidang hukum)
 PERMENKES RI No. 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan kewajiban
pasien, BAB 2 “Kewajiban Rumah Sakit” Pasal 2 ayat (1) huruf (b) yang berbunyi
“memberi Pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah
sakit.
 PERMENKES RI No. 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan kewajiban
pasien, BAB 2 “Kewajiban Rumah Sakit” Pasal 2 ayat (1) huruf (k) yang berbunyi
“menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika
serta peraturan perundangan-undangan.
 PERMENKES RI No. 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan kewajiban
pasien, BAB 2 “Kewajiban Rumah Sakit” Pasal 15 ayat (1) huruf (a) melakukan
komunikasi, informasi, dan edukasi”.
 PERMENKES RI No. 290 tahun 2009 tentang Persetujuan tindakan kedokteran, BAB 1
“Persetujuan dan Penjelasan” bagian ke-1 Pasal 2 Ayat (1) yang berbunyi “semua
tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat
persetujuan”. Ayat (2) yang berbunyi “persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat diberikan secara tertulis maupun lisan”. Ayat (3) yang berbunyi
“persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan setelah pasien mendapat
penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan kedokteran dilakukan”.
 PERMENKES RI No 36 Tahun 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN BAB II RUANG
LINGKUP RAHASIA KEDOKTERAN Pasal 3 (1) Rahasia kedokteran mencakup data dan
informasi mengenai: a. identitas pasien; b. kesehatan pasien meliputi hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis,
pengobatan dan/atau tindakan kedokteran; dan c. hal lain yang berkenaan dengan
pasien. (2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
bersumber dari pasien, keluargapasien, pengantar pasien, surat keterangan
konsultasi atau rujukan, atau sumber lainnya.
 PERMENKES RI No 36 Tahun 2012 BAB III KEWAJIBAN MENYIMPAN RAHASIA
KEDOKTERAN Pasal 4 (1) Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran
dan/atau menggunakan data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia
kedokteran. (2) Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. dokter dan
dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses terhadap data dan
informasi kesehatan pasien; b. pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan; c. tenaga
yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan; d. tenaga lainnya yang
memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan pasien di fasilitas pelayanan
kesehatan; e. badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan; dan f.
mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan, perawatan,
dan/atau manajemen informasi di fasilitas pelayanan kesehatan. (3) Kewajiban
menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien telah
meninggal dunia.

4. ANALYSIS
Berdasarkan Analisis video, dapat kita lihat bahwasannya terdapat kelalain petugas medis
dalam menjalankan SOP dirumah sakit, yang seharusnya pihak Rumah Sakit berhak menolak
keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan
perundangan-undangan sebagaimana Tertera dalam PERMENKES RI No. 4 Tahun 2018
tentang Kewajiban Rumah Sakit dan kewajiban pasien, sebab pada informasi video tersebut
pasien mengizinkan sepenuhnya perayaan tersebut. Dan juga petugas rumah sakit telah
melanggar peraturan dalam hal ini privasi pasien dan rahasia tindakan medis dimana tidak
sesuai dengan peraturan yang tertera pada PERMENKES RI No 36 Tahun 2012 Tentang
Rahasia Kedokteran Bab Ii Ruang Lingkup Rahasia Kedokteran Pasal 3 (1) Rahasia kedokteran
mencakup data dan informasi mengenai: a. identitas pasien; b. kesehatan pasien dan
peraturan PERMENKES RI No 36 Tahun 2012 BAB III KEWAJIBAN MENYIMPAN RAHASIA
KEDOKTERAN Pasal 4 (1) Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau
menggunakan data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran,
Dalam hal ini para tim medis mengabadikan momen tindakan medis dalam bentuk video
dan mengunggahnya di sosial media, yang tentunya privasi pasien tersebut tersebar.

5. CONCLUSION
Berdasarkan hasil analisa dari video tersebut, seharusnya petugas medis dalam hal ini dokter
dapat mengizinkan keinginan pasien akan tetapi tidak melanggar aturan, seperti pada video
tersebut telah melanggar aturan, seharusnya tenaga medis memberitahukan atau
menginformasikan kepada pasien tersebut mengenai peraturan yang sesuai dengan SOP RS
tersebut. Pihak terkait seharusnya harus lebih mengutamakan keselamatan, kenyamanan,
dan privasi pasien.
Analisis Video 2
1. FACT
 Tindakan pemaksaan oleh petugas kepolisian terhadap perawat
 Melanggar peraturan rumah sakit karena beberapa aturan dirumah sakit melarang
aktivitas dokumentasi tanpa izin
 Pihak petugas kepolisian melakukan pemaksaan untuk melakukan tindakan medis
tanpa ada surat perintah yang jelas
 Melakukan pengancaman serta penyekapan terhadap perawat
2. INFORMATION
 Perawat telah menjelaskan mengenai prosedur yang harus dipenuhi sebelum
melakukan tindakan pengambilan sampel korban kecelakaan guna penyelidikan
 Pihak kepolisian tidak membawa Surat Keterangan Perintah Resmi untuk tindakan
medis dalam penyelidikan.
 Pihak Polisi telah mengancam perawat
 Pihak polisi melakukan penangkapan yang tidak jelas terhadap perawat
 Pihak polisi yang terduga melakukan pengancaman terhadap perawat tersebut
dituntut sehingga pihak polisi tersebut langsung dipecat

3. RULES/REGULATION
 UU RI No. 36 Th 2014 tentang “Tenaga Kesehatan” BAB IX tentang “Hak dan
kewajiban tenaga kesehatan” Pasal 57 huruf (a) yang berbunyi “memperoleh
perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan profesi, dan SPO. Huruf (b) yang berbunyi “memperoleh
informasi yang lengkap dan benar dari penerima pelayanan kesehatan atau
keluarganya”. Huruf (d) yang berbunyi “memperoleh perlindungan atas keselamatan
dan kesehatan kerja, perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia,
moral, kesusilaan, serta nilai-nilai agama”. Huruf (f) yang berbunyi “menolak
keinginan penerima pelayanan kesehatan atau pihak lain yang bertentangan dengan
standar profesi, kode etik, standar pelayanan, SPO, atau ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 UU RI No.19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas undang undang nomor 11 tahun
2008 tentang informasi dan transaksi elektronik. Pasal 45 Ayat (3) yang berbunyi
“Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan atau
mentransmisikan dan atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan atau
dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan atau pencemaran nama
baik sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama empat tahun dan atau denda paling banyak 750 juta Rupiah. Ayat (4)
yang berbunyi “Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau
pengancaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (4) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”. Pasal 45A Ayat (2) “Setiap Orang yang
dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok
masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah)”.
4. ANALYSIS
Berdasarkan analisis video tersebut petugas medis telah menjalankan SOP mengenai
prosedur tindakan medis dalam penyelidikan,yaitu menjelaskan kepada pihak kepolisian
dalam hal ini penyidik megenai prosedur yang harus dipenuhi oleh pihak polisi berupa surat
perintah resmi dari kepolisian, pada vidio pihak penyidik tidak dapat menunjukan surat
resmi, maka dari itu perawat tidak memenuhi permintaan polisi karena perawat berpegang
pada peraturan yang berlaku sebagaimana tertulis dalam peraturan PERMENKES RI No 36
Tahun 2012 BAB IV PEMBUKAAN RAHASIA KEDOKTERAN Pasal 7 (4) Dalam hal pembukaan
rahasia kedokteran dilakukan atas dasar perintah pengadilan atau dalam sidang pengadilan,
maka rekam medis seluruhnya dapat diberikan. Dan juga perawat telah memenuhi prosedur
mengenai penolakan tindakan medis yang tidak sesuai SOP yang tertera pada peraturan UU
RI No. 36 Th 2014 tentang “Tenaga Kesehatan” BAB IX tentang “Hak dan kewajiban tenaga
kesehatan” Pasal 57 Huruf (f) yang berbunyi “menolak keinginan penerima pelayanan
kesehatan atau pihak lain yang bertentangan dengan standar profesi, kode etik, standar
pelayanan, SPO, atau ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada vidio Pihak kepolisian
telah terbukti melakukan pelanggaran dimana pihak kepolisian telah memaksa dan
mengancam perawat untuk melakukan sebuah tindakan medis.

5. CONCLUSION
Kesimpulan dari video tersebut perawat tetap menjalankan SOP, mengenai prosedur
tindakan medis dalam penyelidikan,dengan cara menginformasikan kepada pihak penyidik
mengenai prosedur yang harus dipenuhi oleh pihak polisi berupa surat perintah resmi.

Anda mungkin juga menyukai