Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pengaruh Komunikasi Bisnis dalam Perusahaan

Dosen Pengampu : Dr. Doni Martias, S.E., M.M.

Di susun oleh :

Afdhal Kurniawan (12170313796)

Ana Putri Malida (12170324522)

Cerry Mardinova (12170324342)

Cica Audiah Maulanda Siregar (12170320176)

Cindy Rianty (12170321886)

Universitas Negeri Sultan Syarif Qasim Riau

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Prodi Akuntansi

2022
Kata Pengantar
Puji dan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Pengaruh Komunikasi Bisnis dalam Perusahaan ”Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Dengan segala
keterbatasan, penulis menyadari pula bahwa makalah ini takkan terwujud tanpa bantuan,
bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak.

Pekanbaru, 29 Mei 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan waktu yang terus berputar perkembangan dunia industri kehidupan
masyarakat Indonesia mengalami perubahan yaitu dari masyarakat agraris menjadi
masyarakat industri dan modern sehingga produksi nasional diluar pertanian akan merupakan
bagian yang semakin besar dengan memperluas lapangan kerja, menciptakan dan
menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat, dan serta menghasilkan devisa
untuk negara malalui eksport hasil industri, yang termasuk dalam hal ini adalah industri
furniture.
Memasuki era globalisasi sekarang persaingan dibidang usaha mandiri baik berupa jasa
atau barang semakin tinggi. Perusahaan-perusahaan, industri kecil maupun besar dituntut
untuk semakin meningkatkan produktivitasnya dengan kreatif dan inovatif. Salah satu cara
yang dilakukan adalah upaya mempromosikan sebuah produk dan membuat sebuah
komunikasi yang baik dari perusahaan agar publik dapat mengetahui maksud dari sebuah
perusahaan dan mengerti sebuah produk yang akan diluncurkan ke khalayak. Penjualan
produk akan berhasil atau tujuan sebuah perusahaan akan tercapai dengan semestinya bila
sebuah perusahaan memiliki komunikasi bisnis yang baik untuk mencapai itu semua, dan
komunikasi bisnis ini sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan, kualitas dari sebuah
perusahaan sendiri itu menjadi tolak ukur perusahaan untuk menjadi sebuah nilai dan dapat
bersaing di pasar umum atau perdagangan internasional.Dan perusahaan mempunyai sebuah
fungsi untuk menciptakan sebuah komunikasi yang baik, komunikasi bisnis untuk mencapai
semua tujuannya,dari komunikasi antar intern perusahaan dan yang lebih terkhusus lagi
komunikasi bisnis yang diciptakan perusahaan terhadap buyer, agar antara buyer dan
perusahaan mencapai sebuah kesepakatan dan tujuan dalam sebuah perdagangan.
Fungsi komunikasi bisnis sendiri di perusahaan sangatlah penting adanya dan itu
komponen penting dalam sebuah perusahaan untuk menjalankan semua kegiatannya. Dan PT.
Jati Agung Arsitama adalah salah satu perusahaan ekspor bidang furniture yang mempunyai
sebuah komunikasi bisnis yang baik.Maka berdasarkan uraian di atas, penelitian ini akan
mengungkapkan permasalahan - permasalahan yang berhubungan dengan sebuah komunikasi
bisnis yang ada di PT. Jati Agung Arsitama dengan judul “KOMUNIKASI BISNIS PADA
PT. JATI AGUNG ARSITAMA UNTUK MEMPERTAHANKAN LOYALITAS BUYER”.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam sebuah penelitian berguna menjadi pedoman untuk melakukan
penelitian secara cepat dan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip penelitian ilmiah. Dengan
perumusan masalah diharapkan dapat mengetahui objek-objek yang diteliti, serta bertujuan
agar tulisan dan ruang lingkup penelitian uraiannya terbatas dan terarah pada hal yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Untuk mempermudah pembahasan masalah dan
pemahamannya maka perumusan permasalahannya sebagai berikut :
1. Bagaimana PT. Jati Agung Arsitama membuat komunikasi yang efektif dengan buyer?
2. Bagaimana PT. Jati Agung Arsitama melakukan jalinan komunikasi yang baik dengan
buyer dan perusahaan menyelesaikan sebuah kesalahpahaman dengan buyer sehingga
hubungan perusahaan dengan buyer tetap terjalin dengan baik?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana cara PT. Jati Agung Arsitama membuat sebuah komunikasi
yang efektif dengan buyer
2. Untuk mengetahui bagaimana PT. Jati Agung Arsitama dapat melakukan jalinan
komunikasi baik terhadap buyer dan mengetahui bagaimana PT. Jati Agung Arsitama
menyelesaikan sebuah kesalahpahaman komunikasi dengan buyer sehingga tetap terjalin
hubungan yang baik antara perusahaan dengan para buyer
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perdagangan Internasional
Dalam membahas kegiatan ekspor-impor yang masih menjadi kegiatan ekonomi yang
sangat menguntungkan dalam hubungan kerjasama ekonomi antar Negara. Kegiatan ekspor
impor ini adalah sebuah kegiatan dimana untuk menopang kehidupan Negara yang
melakukannya terlebih Negara dapat melakukan kegiatan ekspor yang rutin, itu akan
memberi devisa lebih untuk Negara dan mengangkat perekonomian Negara. Ekspor dalam
perdagangan internasional diartikan sebagai berikut kegiatan mengeluarkan barang-barang
dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar negri sesuai ketentuan pemerintah
dan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing. Menurut (tandjung, 2011:169) ekspor
adalah pengeluaran barang dari daerah pabean Indonesia untuk dikirimkan ke luar negri
dengan mengikuti ketentuan yang berlaku terutama mengenai peraturan kepabean dan
dilakukan oleh seorang eksportir atau mendapat izin khusus dari Direktorat Jenderal
Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan.
Berdasarkan tinjauan historis dan teoritis kegiatan ekspor impor mengapa masih
menguntungkan dapat kita lihat sebagai berikut :
1. Teori Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu aliran/filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang dengan
pesat pada abad XVI samapai XVIII di Eropa Barat. Menurut (Hady, 2001:25) ide pokok
merkantilisme adalah sebagai berikut:
a) Suatu negara / Raja akan kaya / makmur dan kuat bila ekspor lebih besar daripada impor
(X> M )
b) Surplus yang diperoleh dari selisih (X M) atau ekspor neto yang positif tersebut
diselesaikan dengan pemasukan logam mulia, (LM), terutama emas dan perak dari luar
negeri. Dengan demikian, semakin besar ekspor neto. Maka akan semakin banyak LM yang
dimiliki atau diperoleh dari luar negeri.
c) Pada waktu itu LM (emas maupun perak) digunakan sebagai alat pembayaran (uang),
sehingga negara / raja yang memiliki LM yang banyak akan kaya/ makmur dan kuat
d) LM yang banyak tersebut digunakan oleh raja untuk membiayai armada perang guna
memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama.
e) Penggunaan kekuatan armada untuk memperluas perdagangan luar negeri ini diikuti
dengan kolonisasi di Amerika Latin, Afrika, dan Asia terutama dari Abad XVI sampai
dengan XVIII.

Namun seiring perkembangan jaman paham merkantilisme dianggap tidak relevan, sehingga
muncullah teori klasik atau absolute advantage dari Adam Smith(dalam Hady). Adam Smith
mengritik aliran merkantilisme dengan mengemukakan sebagai berikut:
a) Ukuran kemakmuran suatu negara, bukanlah ditentukan oleh banyaknya LM (Logam
Mulia) yang dimilikinya.
b) Kemakmuran suatu Negara ditentukan oleh besarnya Gross Domestic Product (GPD) dan
sumbangan perdagangan luar negeri terhadap pembentukan Gross Domestic Product (GPD)
negara tersebut.
c) Untuk meningkatkan Gross Domestic Product (GPD) dan perdagangan internasional, maka
pemerintah harus mengurangi campur tangannya sehingga tercipta perdagangan yang bebas
atau free trade.
d) Dengan adanya free trade maka akan menimbulkan persaingan atau competition yang
semakin ketat. Hal ini akan mendorong masingmasing negara untuk melakukan spesialisasi
dan pembagian kerja. internasional dengan berdasarkan pada keunggulan absolud (absolute
advantage) yang dimiliki masing-masing negara.
e) Spesialisasi dan pembagian kerja internasional yang didasarkan pada keunggulan absolud
(absolute advantage), akan memacu peningkatan produktifitas dan efisiensi sehingga terjadi
peningkatan GDP, Gross Domestic Product dan perdagangan luar negeri atau internasional.
f) Peningkatan GDP, Gross Domestic Product dan perdagangan internasional ini identik
dengan peningkatan kemakmuran suatu negara.
Berdasarkan kritik Adam Smith terhadap merkantilisme dapat dilihat manfaat perdagangan
bebas internasional (free trade). Melalui peningkatan ekspor dari masing-masing Negara,
maka akan terjadi peningkatan kemampuan produksi nasional atau GDP, Gross
DomesticProduct. Karena peningkatan ekspor di atas berarti peningkatan income,
employment, dan devisa. Hal ini akan mendorong peningkatan impor, produk yang belum
mencukupi atau belum bisa diproduksi dalam negeri. Dan dengan meningkatnya impor tentu
akan diiringi dengan peningkatan alih tehnologi (transfer of technology) penanaman modal,
dan demonstration effect yang positif seperti; manajemen pemasaran dan lain-lain.

2. Teori Keunggulan Absolud (absolute advantage)


Setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional ( again from trade )
karena melakukan spesialisasiproduksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki
keunggulan mutlak (absolute advantage), serta mengimpor barang jika negara tersebut tidak
memiliki keunggulan mutlak (absolute advantage). Teori mutlak (absolute advantage) ini
didasarkan kepada beberapa asumsi pokok antara lain sebagai berikut:
a) Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja.
b) Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.
c) Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang
d) Biaya transportasi diabaikan
Keuntungan laba dari spesialisasi dan perdagangan, karena tiap Negara melakukan
spesialisasi dalam memproduksi produk yang dapat dilakukan dengan lebih efisien dan
kemudian memperdagangkannya kelebihan (surplus) dengan barang-barang yan tidak dapat
diproduksi seefisien itu. Dari teori inilah yang menjadi dasar transaksi perdagangan ekspor-
impor yang samapi saat ini terus berjalan di dunia. Bahwan semakin tahun volume kegiatan
ekspor-impor semakin meningkat.Dan setiap Negara yang tidak memiliki keunggulan mutlak
bukan berati tidak dapat melakukan kegiatan ekspor impor maka daari itu dijelaskan oleh
David Ricardo dengan teori keunggulan komparatif (comparative advantage).
3. Teori Keunggulan Komparatif (comparative advantage)
Pada tahun 1817 David Ricardo (dalam Hady) memperlihatkan bahwa perdagangan
internasional akan terjadi dan menguntungkan kedua negara bila masing-masing negara
memiliki keunggulan mutlak (absolute advantage) yang berbeda. Dengan demikian, bila
hanya satu negara yang memiliki keunggulan mutlak (absolute advantage) maka tidak akan
terjadi hubungan yang saling menguntungkan antara ke dua negara tersebut. Walaupun
sesuatu negara dapat memproduksi sesuatu barang yang sama jenisnya dengan yang
diproduksikan oleh negara lain, tetapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut
mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
Berdasarkan uraian diatas telah diuraikan mengenai teori klasik perdagangan yaitu Teori
Klasik Comparative Advantage. terdapat 4 (empat) kelemahan dalam teori tersebut antara
lain:
a)Di dalam teori Teori Klasik Comparative Advantage dijelaskan bahwa perdagangan
internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja).
Namun perbedaan fungsi ini menimbulkan terjadinya perbedaan efisiensi (cost Comparative
Advantage). Akibatnya, terjadilah perbedaan harga barang yang sejenis di antara 2 (dua)
negara.
b) Jika fungsi faktor produksi (tenaga kerja) sama atau produktivitas dan efisiensi di 2 (dua)
negara sama, maka tidak akan terjadiperdagangan internasional karena harga barang yang
sejenis akan menjadi sama di kedua negara.
c) Walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisiensi) sama di antar kedua negara
ternyata harga barang sejenis dapat berbeda, sehingga dapat terjadi perdagangan
internasional. Dalam hal ini teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terjadi perbedaan
harga untuk barang atau produk sejenis walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan
efisiensi) di kedua negara.
d) Teori modern dari Heckscher - Ohlin atau teori H O menjelaskan bahwa walaupun fungsi
faktor produksi (tenaga kerja) di kedua negara sama, perdagangan internasional dapat terjadi.
Ini disebabkan karena adanya perbedaan jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki
oleh masing masing negara, sehingga terjadilah perbedaan harga barang yang dihasilkan.
Dari semua kegiatan perdagangan yang telah diuraikan secara singkat tentang adanya pula
sebuah kegiatan ekspor-impor kegiatan saling menguntungkan antar Negara yang akan saling
mendapatkan keuntungan, itu tidak lepas dari adanya sebuah komunikasi atau proses dimana
antara penjual dan pembeli menyampaikan apa yang mereka inginkan, dengan seperti itu
sebuah transaksi dari sebuah perdagangan akan berjalan baik dan mencapai sebuah tujuan
bisnis yang masingmasing harapkan.

B. Komunikasi Bisnis
1. Pengertian Komunikasi Bisnis
Lalu seperti yang diuraikan sebelumnya dalam proses ekspor impor atau perdagangan
internasional, tidak akan bisa berjalan baik dan lancar bila tidak ada sebuah komunikasi ,
yang terkhusus adalah komunikasi bisnis.
Menurut Himstreet dan Baty dalam Bussiness Communicaton: Principle and methods,
komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu system
yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
Sedangkan menurut Bovee, komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan
pesan. (Djoko Purwanto, 2006:3)Sedangkan komunikasi itu sendiri tidak hanya sekedar
sebuah komunikasi di dalamnya adapun yaitu komunikasi antar pribadi, komunikasi lintas
budaya,dan komunikasi bisnis.Seperti halnya yang diulas dalam pembahasan ini, sebuah
transaksi atau sebuah proses pedagangan atau juga sebuah bisnis itu tidak akan berjalan tanpa
adanya komunikasi.
2. Bentuk Dasar Komunikasi
Ada 2 bentuk dasar dari komunikasi itu sendiri dimana keduanya juga memiliki peran penting
dalam sebuah komunikasi bisnis, sebagai berikut :
a) Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia bisnis untuk
menyampaikan pesan-pesan bisnis pada pihak lain baik secara terulis (written) maupun lisan
(oral). Bentuk komunikasi verbal ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan
baik sehingga tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis dapat tercapai dengan baik.
(Purwanto,2006:5).Biasanya komunikasi nonverbal ini adaalah yang paling sering digunakan
semisal bertatap muka pada saat negosisasi, penulisan surat bisnis,surat balasan,surat
promosi,dll. Dan semua itu juga membutuhkan suatu ketrampilan dan l andasan agar dapat
menciptakan suatu komunikasi yang lancar.
b) Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang mendasar dalam komunikasi bisnis, menurut
teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata,mereka telah menggunakan
gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Komunikasi nonverbal itu tidak terstruktur,namun komunikasi nonverbal itu
adalahkomunikasi untuk mengetahui perasaan orang. (Purwanto,2006:9)
3. Proses Komunikasi
Adapun sebuah komunikasi itu tidak terjadi dengan sendirinya atau tanpa melalui sebuah
proses. Tidak hanya menurut dasar saja dan menurut Bovee dan Thill dalam buku Business
Communication Today, 6e, proses komunikasi terdiri atas enam tahap, yaitu:

1) Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan


2) Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
3) Pengirim menyampaikan pesan
4) Penerima menerima pesan
5) Penerima menafsirkan pesan
6) Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik pada Pengirim

C. Komunikasi Dagang
1. Pengertian Komunikasi Dagang
Komunikasi Dagang adalah cara bagaimana penjual memperkenalkan produknya atau barang
dagangannya yang akan dijual ke tempat pemasaran tertentu.
2. Cara Cara Berkomunikasi Dagang
Komunikasi dagang dipergunakan oleh penjual dalam menggarap perhatian dan minat
pembeli,jadi komunikasi menjembatani kepentingan penjual dan pembeli.Menurut
sasarannya, komunikasi dibedakan dalam 2 bentuk :
a) Komunikasi Langsung (direct communication), biasanya digunakan penjual dalam jumlah
relative kecil.
b) Komunikasi tidak langsung (indirect communication), biasanya dipergunakan bila menjual
atau mencari order dalam jumlah besar dalam mata rantai saluran distribusi sampai pada
pengguna. Kegiatan pemasaran tersebut membutuhkan media yang menghubungkan secara
tidak langsung antara penjual dan pembeli.
D. Pentingnya komunikasi Lintas Budaya dalam bisnis
Tak luput dari semua komunikasi dari bentuk dasar hingga prosesnya, ada salah satu
komunikasi yang juga penting dalam bisnis, kecuali komunikasi bisnis yang cenderung
formal dalam verbal maupun nonverbal yaitu sebuah komunikasi lintas budaya. Dalam
sebuah bisnis khususnya dalam bisnis internasional sebuah pemahaman terhadap satu budaya
dari masing-masing daerah sangatlah penting disini untuk mencapai suatu tujuan bisnis.
E. Negosiasi Bisnis
1. Pengertian Negosiasi
Begitu pentingnya sebuah komunikasi di dalam bisnis yang memang mengharuskan semua
pelaku bisnis dapat menguasai komunikasi bisnis seperti pada salah satu kegiatan dalam
komunikasi yaitu dalam sebuah negosiasi bisnis untuk melakukan sebuah kontrak dagang dan
kerjasama antar pembeli atau penjual.Menurut Hartman(1997) negosiasi sendiri adalah
merupakan suatu proses komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing

2. Proses Negosiasi
Menurut Hartman (1997), ada 4 poin penting yang perlu diperhatikan sebelum melakukan
sebuah negosiasi, yaitu pencarian fakta terutama dari pihak lain, menaksir posisi lawan
negosiasi, membuat perencanaan yang baik, dan memilih serta mengatur tim negosiasi
Namun sementara itu menurut Casse (dalam Guffey) ada tiga tahapan penting dalam
bernegosiasi, yaitu tahap perencanaan / Planning phase (sebelum negosiasi), tahap
implementasi Implementation phase (selama negosiasi), dan tahap peninjauan / Reviewing
phase (setelah negosiasi).
3. Kiat Kiat Dalam Negosiasi
Adapun sebuah negosiasi itu bukan hanya kegiatan tanpa pemikiran, karena negosiasi adalah
kegiatan untuk mencapai tujuan bisnis tanpa merugikan masing-masing pihak. Menurut
(Sudiyono, 2009 : 22) kiat-kiat negosiasi sebagai berikut :
a) Win Win Negosiasi
b) Memperkuat Posisi Seseorang
c) Batas Atas dan Batas Bawah
d) Menaksir Kasus Pihak Lawan
e) Memutuskan Gaya dan Pendekatan
f) Perencanaan Tentang Alternatif

F. Konsumen (Loyalitas Konsumen)


1. Sikap Konsumen
Definisi sikap paling klasik dikemukakan oleh Gordon Allport (dalam Sutisna : 99) adalah
mempelajari kecenderungan memberi tanggapan pada suatu objek atau kelompok objek baik
disenangi atau tidak disenangi secara konsisten.Membicarakan tentang sikap pasti ada sebuah
kepercayaan dari konsumen untuk perusahaan yang dituju.
2. Loyalitas Konsumena
Menurut (Sutisna, 2002:41) loyalitas konsumen dibedakan jadi 2 kelompok yaitu loyalitas
merek (Brand Loyality) dan loyalitas toko (Store Loyality) dan loyalitas merek tersebut
terdapat 2 pendekatan yaitu:
a) Pendekatan Instrumental Conditioning, memandang bahwa qpembelian yang konsisten
sepanjang waktu adalah menunjukan loyalitas merek
b) Pendekatan didasarkan pada teori kognitif pada pendekatan ini beberapa peneliti
mengatakan bahwa mungkin pembelian berulang tidak menetukan bila itu loyalitas terhadap
merek dikarenakan loyal karena berbagai factor semisal harga merek itu lebih murah namun
bila merek itu naik konsumen akan pindah pada merek lain.Dan adapun 4 hal yang
menunjukkan kecenderungan konsumen yang loyal dikemukakan oleh Assael 1992 (dalam
Sutisna: 42), sebagai berikut :

1) Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung lebih percaya diri terhadap pilihannya
2) Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasakan tingkat risiko yang lebih dalam
pembeliannya
3) Konsumen loyal terhadap merek juga lebih memungkinkan loyal terhadap toko
4) Kelompok konsumen yang minoritas cenderung lebih loyal terhadap merek.

1. Sejarah Singkat Perusahaan


PT. Jati Agung Arsitama yaitu sebuah perusahaan yang bergerak sebagai pemborong
bangunan, industri kayu jati atau mebel dan perdagangan umum. Dan PT. Jati Agung
Arsitama ini juga merupakan sebuah perusahaan ekspor yang terletak di kota Sukoharjo. Dan
perusahaan ini berdiri pada tanggal 28 Mei 1975 dengan awalnya bernama CV. Jati Agung
lalu dengan Akta Notaris No. 102 oleh Maria Theresia Budi Santoso SH. Dahulu CV. Jati
Agung ini sebuah perusahaan kecil yang bergerak sebagai pemborong bangunan (kontraktor)
dan industri kayu jati. Lalu disebabkan oleh ruang lingkupnya yang terbatas dengan seiring
perkembangan jaman serta adanya Undang-undang dari pemerintah mengenai sebuah badan
usaha. Kemudian CV. Jati Agung merubah nama menjadi PT. Jati Agung pada tanggal 14
Agustus 1989 dengan Akta Notaris No. 27 oleh Ny. Sri Widiati Adi Sucipto SH. Sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah akta notaris digunakan sebagai bukti
perubahan nama dari CV. Jati Agung menjadi PT. Jati Agung, akta tersebut dikirim ke
Depatermen kehakiman karena terdapat nama yang sama yaitu PT. Jati Agung, akta notaris
itu ditolak. Lalu PT. Jati Agung merubah namanya menjadi PT. Jati Agung Arsitama pada
tanggal 15 November 1990 dengan Akta Notaris No. 59 oleh Ny. Sri Widia Adi Sucipto SH.
Sebagai salah satu perusahaan ekspor PT. Jati Agung Arsitama dapat menghasilkan produk-
produk yang berkelas tinggi mulai dari kayukayu bangunan, kursi, rak, meja, almari dan
produk lain yang terbuat dari kayu. Produk yang dibuat cenderung lebih banyak berbentuk
klasik,
karena mulai awal berdirinya sebagai industri kayu jati, PT. Jati Agung Arsitama lebih
mengutamakan seni dalam pembuatan produk-produknya.PT. Jati Agung Arsitama sendiri
selalu mementingkan atau mengutamakan kualitas produk, karena produk tersebut dijual di
dalam negeri dan hingga ke luar negeri. Dan PT. Jati Agung Arsitama selalu menjaga mutu
barang-barangnya dan akan selalu meningkatkan standart mutu dari produk-produknya. PT.
Jati Agung Arsitama tidak akan mengirim barang rusak maupun cacat untuk kualitas dari
barang-barang yang mereka produksi. Dan satu hal paling utama bahwa PT. Jati Agung
Arsitama selalu mementingkan kepuasan pelanggan atau buyer.
2. Lokasi Perusahaan
PT. Jati Agung Arsitama sebagai perusahaan wood working, furniture dan decorative art yang
berlokasi : Jalan Raya Grogol Sukoharjo No. 52.

3. Tujuan Umum Didirikan Perusahaan


Dalam menjalankan usahanya, PT. Jati Agung Arsitama tidak terlepas dari tujuannya antara
lain :
a) Membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi penganggguran.
b) Memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan meja, kursi, pintu dan peralatan
kayu lainnya.
c) Mengembangkan industri dalam negeri sehingga dapat membantu pemerintah dalam usaha
meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya masyarakat Karanganyar.
d) Untuk perusahaan sendiri agar dapat memperoleh keuntungan yang layak bagi pemilik
perusahaan guna menunjang kelangsungan hidup perusahaan.
4. Struktur Organisasi Perusahaan
Bagi perusahaan struktur organisasi perusahaan merupakan unsur penting
untukmempermudah pembagian wewenang serta tanggungjawab dan tugas setiap anggota
organisasi.
a) Direktur Utama
Direktur utama adalah orang yang memimpin dan bertanggung jawab secara penuh dan
mutlak terhadap seluruh kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan agar tercapai
internal control yang baik.
b) Wakil Direktur ( Manajemen Respresentatif )
Wakil Direktur adalah orang yang bertindak sebagai wakil dari direktur dan mempunyai
wewenang mengatur, mengawasi, serta bertanggung jawab atas satuan kerja secara
keseluruhan atau semua divisi yang mencakup seluruh kegiatan fungsional satuan kerja.

B. Pembahasan
1. PT. Jati Agung Arsitama membuat komunikasi yang efektif dengan buyer Komunikasi
adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa
(lazim), baik dengan simbolsimbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Sedangkan
menurut Bovee. Dan dalam bisnis memerlukan sebuah komunikasi, dan komunikasi disini
disebut komunikasi bisnis, komunikasi bisnis sendiri menurut Djoko Purwanto (2006) adalah
komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk
komunikasi, baik komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal untuk mencapai tujuan
tertentu.
PT. Jati Agung Arsitama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang furniture
dan merupakan perusahaan ekspor. Dalam kegiatannya PT. Jati Agung Arsitama tidak hanya
satu atau dua kali melakukan transaksi jual beli, setiap bulannya PT. Jati Agung Arsitama
dapat melakukan beberapa kali transaksi jual beli dengan beberapa buyeryang berbeda-
beda.Dengan beberapa pembahasan yang dilakukan oleh perusahaan dalam satu waktu
pertemuan dengan buyer, seperti di saat buyer telah mendapat informasi terkait produk dari
PT. Jati Agung, buyer akan melakukan komunikasi awal dan perusahaan merespon baik
dengan caracara yang mereka lakukan agar konsumen tertarik untuk memesan atau
bertransaksi dengan perusahaan.
2. Cara PT. Jati Agung Arsitama melakukan jalinan komunikasi yang baik dengan buyer dan
perusahaanmenyelesaikan sebuah kesalahpahaman dengan buyer sehingga hubungan
perusahaan dengan buyer tetap terjalin dengan baik PT. Jati Agung Arsitama biasanya
melakukan komunikasi bisnis yang baik dengan buyer dengan cara :
a. Saling menghargai
Saling menghargai berarti, PT. Jati Agung Arsitama selalu menghargai setiap sikap buyer
yang menjadi konsumen tetap maupun konsumen baru pada PT. Jati Agung Arsitama
sehingga buyerpun dapat menghargai pula perusahaan.
b. Selalu memberi respon baik
Memberi respon baik terhadap buyer yang akan menjadikan buyer merasa dihargai dan
senang untuk menjadi konsumen di PT. Jati Agung.
c. Selalu Melayani Permintaan Buyer
Apapun yang menjadi masukan atau permintaan dari buyer. Sebisa mungkin perusahaan akan
merealisasikan keinginan dari buyer dengan semaksimal mungkin dengan adanya teknologi
yang makin maju dan semua tenaga kerja yang kreatif, ulet, terampil, dan ahli pada
bidangnya.
d. Selalu menciptakan suasana hangat terhadap buyer
Selalu melakukan jalinan komunikasi itu biasanya dilakukan dengan memanfaatkan teknologi
internet, baik email, skype, phone, atau pertemuan secara langsung dengan menciptakan
suasana hangat dan menyenangkan dengan buyer sehingga tercipta perbincangan atau
transaksi yang sehat dan baik, agar buyer merasa nyaman untuk memesan produk pada PT.
Jati Agung Arsitama.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan Bab III, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. PT. Jati Agung Arsitama memiliki cara komunikasi yang baik terhadap nbuyer sehingga
tercipta sebuah komunikasi yang efektif antara buyer dan perusahaan yang membuat semua
menjadi lebih berjalan lancar dan membuat buyer selalu percaya kepada PT. Jati Agung
Arsitama dalam produk-produknya.
2. PT Jati Agung Arsitama mempunyai sebuah jalinan baik dengan
komunikasi baik yang diciptakan PT Jati Agung Arsitama terhadap semua buyernya,
sehingga PT. Jati Agung Arsitama dan selalu berupaya untuk menghindari atau meminimalis
sebuah kesalahpahaman yang ada dalam komunikasi yang tercipta antara perusahaan dengan
buyer, maka PT. Jati Agung Arsitama hampir tidak pernah mengalami sebuah
kesalahpahaman terhadap buyer dalam kegiatan bisnisnya. Dan buyer dari PT. Jati Agung
Arsitama ini selalu loyal dengan perusahaan ini dikarenakan sebuah komunikasi yang baik
yang diciptakan PT. Jati Agung Arsitama ini.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai