Anda di halaman 1dari 11

Nama : Serafim Esternita Rotty

NIM : 1104621057

Fakultas/Program Studi : Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)/ Pendidikan Masyarakat

Kelas : C/2021

Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah


(PLS)

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Durotul Yatimah, M.Pd.

Ujian Akhir Semester

1. Jelaskan kelebihan dan kelemahan penggunaan metode bervariasi dalam pelatihan.


Berikan contoh kelebihan dan kelemahan tersebut dalam pelaksanaannya!
Analisis:
Kelebihan penggunaan metode variasi:
a. Fleksibel
Contoh: Pendidik memerlukan metode bervariasi agar pembelajaran lebih
menyenangkan. Pendidik dapat menyesuaikan metode pembelajaran sesuai
dengan materi dan waktu yang diinginkan; disesuaikan dengan kebutuhan
pembelajaran peserta didik atau warga belajar. Sebagai contoh, pelatihan bagi
kader posyandu tentang pencegahan stunting akan lebih menyenangkan jika
warga belajar dapat melakukan metode diskusi dengan para warga belajar lainnya,
tetapi sebelum melakukan diskusi, tutor atau narasumber dapat menerapkan
metode ceramah untuk memberikan teori dasar.
b. Kreativitas, nalar, dan daya pikir warga belajar dapat berkembang dengan
baik
Contoh: Warga belajar yang belajar dengan metode variasi yang cenderung
praktikal dan beragam, antara lain metode eksperimen, diskusi, dan bermain
peran, akan terbiasa dengan proses pembelajaran yang praktikal atau langsung
mempraktikan materi yang telah disampaikan.
c. Efisiensi waktu
Contoh: Metode bervariasi, misalnya kombinasi antara metode demonstrasi dan
metode eksperimen, dapat saling berelaborasi agar pembelajaran cepat selesai
dengan bantuan praktik dari pendidik dan praktik dari warga belajar. metode yang
bervariasi dapat saling menopang dan saling mengisi agar dapat menghemat
waktu
d. Organisasi kelas lebih sederhana
Contoh: metode, teknik, dan taktik pembelajaran yang digunakan dalam metode
bervariasi pastinya beragam sehingga dapat disesuaikan dengan jumlah warga
belajar. Sebagai contoh, jika terdapat jumlah warga belajar yang banyak dalam
satu kelas dan hal tersebut di luar perkiraan, pendidik atau tutor dapat
menyesuaikan metode belajar yang cocok dengan jumlah warga belajar, misalnya
metode yang berpusat pada pendidik atau metode diskusi yang tetap interaktif dan
melibatkan peserta didik dalam pembelajaran.

Kekurangan penggunaan metode variasi:

a. Pendidik memanfaatkan pemberian materi sebanyak-banyaknya, tetapi warga


belajar tidak semua dapat menangkapnya dengan cepat dan mudah
Contoh: Saat pendidik menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi,
beberapa peserta didik yang belum terbiasa dengan metode yang bervariasi
cenderung lambat untuk menangkap materi karena harus menyesuaikan metode
baru yang bervariasi dan bentuk penerapannya menggunakan cara yang beragam.
Sebagai contoh, peserta didik yang kurang cepat dalam menangkap materi,
kemungkinan akan sulit dengan penerapan metode yang bervariasi karena metode
yang beragam dan penerapannya berganti-ganti sesuai strategi pembelajaran.
b. Peserta didik kemungkinan akan menjadi pasif jika metode yang bervariasi
tersebut cenderung hanya memakai pendekatan yang berpusat pada pendidik
Contoh: Pendidik yang memakai metode bervariasi yang cenderung hanya
berfokus pada pendidik akan mengurangi keaktifan dan interaksi dari warga
belajar. Sebagai contoh, pendidik yang selalu menggunakan metode pembelajaran
ceramah dan demonstrasi akan membuat warga belajar pasif karena tidak adanya
interaksi antara warga belajar dan pendidik. Metode yang bersifat praktikal lebih
digunakan dan dielaborasi dalam proses pembelajaran.
c. Pendidik yang tidak kreatif, inovatif, dan kreatif akan kesulitan dalam
menyeimbangkan dan menyelaraskan metode variasi
Contoh: Pendidik yasng terbiasa dengan satu metode pembelajaran saja, misalnya
terlalu sering memakai metode ceramah atau metode demonstrasi (hanya
memakai satu metode pembelajaran) mungkin akan sulit menyeimbangkan
metode pembelajaran yang bervariasi dan pembelajaran terkesan kurang jelas dan
kurang memuaskan.

2. Jelaskan analisis saudara mengapa dalam RPP jenis dan waktu pelaksanaan strategi
pembelajaran harus relevan dan sistematis!
Analisis:
Menurut analisis saya, jenis dan waktu pelaksanaan strategi pembelajaran
merupakan salah satu komponen dari identitas pembelajaran pada RPP, sedangkan
relevan dan sistematis merupakan salah satu prinsip dari penyusunan RPP. Oleh karena
itu, jenis dan waktu dalam strategi pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat
terpisahkan dengan seluruh prinsip-prinsip dalam penyusunan RPP.
Dari definisinya, strategi pembelajaran merupakan cara inovatif dan terpadu dari
pendidik yang terdiri dari tujuan pembelajaran, alokasi waktu pembelajaran, pendekatan
pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, dan taktik pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, komponen strategi pembelajaran yang efektif tidak dapat
terpisahkan satu sama lain karena jenis strategi pembelajaran yang efektif adalah
strategi pembelajaran yang komponen-komponenennya harus relevan dan sistematis.
Sedangkan alokasi waktu merupakan identitas pembelajaran dalam penyusunan RPP
yang mementingkan dan mempertimbangkan kompetensi dasar yang akan dipenuhi
peserta didik yang dilihat dari keberagaman dan karakteristik setiap mereka.
Relevan yang dimaksud dalam penyusunan RPP adalah lingkup penyajian materi,
susunan penyajian materi, parameter kesulitan penyajian materi harus sesuai dan cocok
dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif, emosional, dan sosial dari
peserta didik atau warga belajar. Sistematis yang dimaksud dalam penyusunan RPP
adalah komponen-komponen RPP (identitas pembelajaran, tema pembelajaran, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
metode, kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, dan penilaian pembelajaran) yang
saling berkaitan secara fungsional harus disusun secara urut dan runtut agar dapat
memenuhi tujuan dan manfaat dari penggunaan RPP dalam proses pembelajaran, salah
satu tujuan dan manfaat penggunaan RPP adalah memberikan pedoman dan acuan kerja
jangka pendek. Dengan demikian, penyusunan jenis dan alokasi waktu strategi
pembelajaran dalam RPP harus memperhatikan prinsip relevan dan sistematis.

3. Jelaskan hasil analisis saudara tentang metode deduktif dan induktif dalam praktik
pelatihan pengolahan sampah menjadi kompos di Jakarta Timur!
Analisis:
Menurut analisis saya, metode deduktif adalah metode yang menetapkan
kebutuhan pembelajaran yang sama antara warga belajar satu dengan yang lainnya sesuai
dengan kebutuhan yang paling dominan yang dialami oleh warga belajar. Berikut ciri-ciri
dan karakteristik:
 Identifikasi kebutuhan pelatihan yang dilakukan secara umum dengan
sasaran yang luas
 menetapkan kebutuhan pelatihan (belajar) untuk peserta pelatihan yang
memiliki karakteristik yang sama, pelaksanaan identifikasinya dilakukan
pengajuan pertimbangan kepada semua peserta pelatihan (sasaran)
 Hasil identifikasi diduga dibutuhkan untuk keseluruhan peserta pelatihan
(sasaran) yang memiliki ciri-ciri yang sama. Hasil identifikasi macam ini
digunakan dalam menyusun materi pelatihan (belajar) yang bersifat massal
dan menyeluruh. Hal ini sebagaimana telah dilakukan dalam menetapkan
kebutuhan pelatihan minimal untuk peserta pelatihan dengan sasaran
tertentu seperti melihat latar belakang pendidikan, usia, atau jabatan, dan
sebagainya. Kemudian, hasil identifikasi dikembangkan ke proses
pembelajaran dalam pelatihan yang lebih khusus.
 Kelebihan dari metode deduktif dapat dilihat dari hasil identifikasi dapat
diperoleh dari sasaran yang luas, sehingga ada kecenderungan
penyelesaiannya menggunakan harga yang murah, dan relatif lebih efesien
dibanding dengan tipe induktif karena informasi kebutuhan belajar yang
diperoleh dapat digunakan untuk penyelenggaraan proses belajar dalam
pelatihan secara umum.
 Kelemahan metode deduktif dapat dilihat dari segi keefektivitasannya.
Peserta pelatihan (sasaran) cenderung yang memiliki karakteristik yang
sama akan memanfaatkan dan membutuhkan hasil identifikasi tersebut.
Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa keanekaragaman peserta
pelatihan (sasaran) cenderung memiliki minat dan kebutuhan belajar yang
berbeda.
 Kebutuhan belajar hasil identifikasi model deduktif termasuk jenis
kebutuhan terduga (expected needs) dalam pengertian bahwa peserta
pelatihan (sasaran) pada umumnya diduga membutuhkan jenis kebutuhan
belajar tersebut. Hal menarik bahwa, pernyataan jenis kebutuhan bisa
tidak diungkapkan oleh diri peserta pelatihan (sasaran) secara langsung,
tetapi oleh pihak lain yang diduga memahami tentang kondisi peserta
pelatihan (sasaran). Oleh karena itu, kebosanan belajar, tidak adanya
motivasi, malas, dapat terjadi dalam pelatihan karena bahan belajar yang
dipelajari oleh warga belajar kurang sesuai dengan kebutuhan belajar yang
dirasakannya.
Selain metode deduktif, terdapat metode induktif, yaitu metode yang cenderung
menekankan pada usaha yang dilakukan dari pihak yang terdekat, langsung, dan bagian-
bagian ke arah pihak yang luas, dan menyeluruh. Berikut ciri-ciri dan karakteristik dari
metode induktif:
 Pendekatan ini diusahakan secara langsung pada kemampuan yang telah
dimiliki setiap Sasaran didik (pelatihan), kemudian membandingkannya
dengan kemampuan yang diharapkan atau harus dimiliki sesuai dengan
tuntutan yang datang kepada dirinya. Model ini digunakan untuk
mengidentifikasi jenis kebutuhan belajar yang bersifat kebutuhan terasa
(felt needs) atau kebutuhan belajar dalam pelatihan yang dirasakan
langsung oleh peserta pelatihan. Pelaksanaan identifikasinya pun harus
dilakukan secara langsung kepada peserta pelatihan itu sendiri. Oleh
karena itu, model pendekatan ini digunakan bagi peserta pelatihan yang
sudah pasti hadir pada proses pembelajaran dalam pelatihan.
 Kelebihan model induktif adalah dapat diperoleh informasi yang langsung,
dan tepat mengenai jenis kebutuhan Peserta pelatihan, sehingga
memudahkan kepada tutor untuk memilih materi pelatihan (belajar) yang
sesuai dengan kebutuhan tersebut.
 Kekurangan dari metode induktif adalah dalam menetapkan materi
pendidikan yang bersifat menyeluruh, dan umum untuk peserta pelatihan
yang banyak dan luas akan membutuhkan waktu, dana, dan tenaga yang
banyak karena setiap peserta pelatihan yang mempunyai kecenderungan
ingin atau harus belajar dimintai informasinya mengenai kebutuhan
pelatihan yang diinginkan.
Dalam pelatihan pembuatan pupuk kompos dari sampah di daerah Jakarta Timur,
penggunaan metode deduktif dan induktif adalah keputusan yang tepat untuk dilakukan
karena kedua metode tersebut saling memenuhi satu sama lain. Analisis yang dihasilkan
dari metode deduktif dapat dipakai untuk penggunaan metode induktif. Metode deduktif
dapat menghasilkan hasil identifikasi dalam pembelajaran yang rinci dan deskriptif
beserta analisisnya. Sedangkan metode induktif dapat digunakan selanjutnya bagi warga
belajar untuk merealisasikan hasil analisis dari kebutuhan pembelajaran dan hal terkait
lainnya agar dapat terimplementasi secara konkret dan dapat langsung berdampak bagi
kesejahteraan warga belajar, dalam hal ini warga belajar dapat diarahkan dan dibimbing
untuk langsung mempraktikkan ilmu dan pengetahuan yang telah dipelajari pada metode
deduktif. Sebagai contoh, ilmu dan pengetahuan dari pembelajaran terkait pengolahan
sampah organik menjadi pupuk kompos yang telah dipelajari menggunakan metode
deduktif dapat dipasarkan dan diperjualbelikan dengan tujuan pembangunan ekonomi di
Jakarta Timur. Oleh karena itu, metode bervariasi harus dikembangkan dan
diimplementasikan oleh tutor kepada warga belajar agar dapat menerapkan metode
deduktif dan induktif.
4. Jelaskan analisis saudara terkait jenis metode dan teknik pembelajaran dalam
pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui praktik pengelolaan pertanian anggur di
Tangerang!
Analisis:
Menurut analisis saya terhadap sumber-sumber yang ada, berkaitan dengan bonus
demografi yang dialami Indonesia di era ini, salah satu masyarakat daerah Neglasari,
Bapak Etnis Sutisna yang merupakan RT di daerah tersebut, mempelopori budidaya
tanaman anggur untuk dapat menjadi peluang pembangunan ekonomi masyarakat Kota
Tanggerang. Bapak Sutisna merupakan lulusan SMA, tetapi sumber edukasi Bapak
Sutisna terkait budidaya tanaman berasal dari Ibunya. Kemudian, pada tahun 2018, beliau
mulai mengenal Korda Tangerang. Mulai saat itu, Bapak Sutisna diajarkan bagaimana
teknik budidaya tanaman anggur yang dimulai dari cara menyemai bibit anggur serta
belajar stek dan grafting. Awalnya Bapak Sutisna mengedukasi di daerah kontrakan,
tetapi karena kesungguhan dan tekadnya, Pak Sutisna berhasil membuat Kampung
Anggur Sari. Beliau membagikan koleksi bibit anggur ke masyarakat sekitar untuk di
tanam. Penanaman di lorong kampung pun di lakukan pada pertengahan tahun 2019,
kontinu hingga saat ini.
Terkait edukasi masyarakat daerah Neglasari, Bapak Sutisna menjadi pendidik
atau tutor bagi warga atau masyarakat sekitar karena beliau sangat menyukai, peduli, dan
tertarik dengan tanaman. Bapak Sutisna memberikan edukasi menggunakan metode
bervariasi, dari mulai metode ceramah (memberikan dasar-dasar dan tahap-tahapan
budidaya anggur), metode demonstrasi (mempraktikkan tahapan demi tahapan terkait
budidaya anggur, dan metode tanya-jawab (memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk bertanya mengenai hal yang kurang dimengerti terkait budidaya tanaman anggur).
Terkait teknik yang dilakukan Beliau dalam memberikan edukasi kepada masyarakat
sekitar, beliau menggunakan teknik-teknik, seperti memotivasi dan mendorong warga
agar dapat mempraktikan budidaya tersebut di wilayah sekitar tempat tinggal setiap
warga.
5. Implementasi program-program RPTRA memerlukan pendekatan, metode dan teknik yg
relevan. Berikan contoh dari program-program RPTRA di wilayah saudara!
Analisis:
Saya tinggal di Kota Jakarta Timur, tepatnya di Jalan Malaka II/2 Nomor 29,
Kelurahan Malaka Sari, Kecamatan Duren Sawit, 13460. Di jalan Bunga Rampai Raya,
Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, terdapat Ruang Publik Terpadu Ramah
Anak (RPTRA). RPTRA Bunga Rampai dibangun oleh pemerintah Kota Jakarta Timur
pada tahun 2019. Saya menganalisis program yang ada di RPTRA Bunga Rampai
tersebut.
Saat ini, program di RPTRA Bunga Rampai dibagi menjadi dua ragam layanan:
A. Layanan khusus Anak
a. Program Perpustakaan Ramah Anak
Pada program ini, anak-anak diberikan kesempatan secara luas untuk
membaca buku di ruang perpustakaan yang ada.
b. Program Posyandu
Pada program ini, balita dan lansia diperbolehkan untuk mengikuti
kegiatan posyandu. Namun, ketika pandemi sedang marak-maraknya,
kegiatan posyandu tidak dapat diadakan secara rutin. Pada saat ini
pandemi sudah tidak diberlakukan sepenuhnya, program posyandu sudah
mulai dilaksanakan.
c. Program Olahraga Ramah Anak
Pada program ini, anak-anak dari berbagai kalangan, seperti anak dari
PAUD, anak TK atau KB, atau masyarakat umum dibebaskan untuk
memakai fasilitas berupa tempat olahraga dn alat-alat bermain anak
dengan tujuan untuk dapat meningkatkatkan kecerdasan dan kemampuan
anak melalui kegiatan fisik dan juga menjadi sarana anak-anak untuk
bersosialisasi, bersilahturahmi dan bermain dengan teman sebayanya.
d. Program Kreatif Anak
Pada program ini, anak-anak diharapkan dapat menggunakan berbagai
fasilitas yang ada di RPTRA Bunga Rampai dengan sebaik-baiknya. Peran
orang tua atau pendidik sebagai pendamping, fasilitator, dan pembimbing
merupakan peran yang penting dan krusial dalam hal mendampingi anak-
anak ketika mereka bermain. Para pendamping anak dapat membentuk dan
menciptakan permainan dan pembelajaran, atau bahkan elaborasi dari
belajar dan bermain untuk anak-anak agar kegiatan mereka dapat
terkonsep dan bermanfaat bagi perkembangan kognitif, fisik, sosial, dan
moral anak.
e. Program Kelompok Bermain dan PAUD
Pada program ini, RPTRA Bunga Rampai menyediakan tempat
beraktivitas dan bermain bagi para peserta didik PAUD adan KB. Selain
itu, terdapat Program Bina Keluarga Balita melalui penyuluhan yang
disampaikan oleh kader BKB yamng merupakan Kepala PAUD.
B. Layanan Kepada Masyarakat Umum
a. 10 Program PKK

Pada program PKK ini, para kader PKK bertanggung jawab mengontrol
berbagai kegiatab yang mencakup 10 pokok dari program ini:

 Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Bermain dengan beragam


latar belakang setiap anak; pelestarian kesenian daerah melalui
pelatihan tari bagi anak)
 Gotong royong (kerja bakti membersihkan RPTR Bunga Rampai)
 Pangan (PKK Mart dan pengumpulan sayuran dari Taman hatinya
PKK dan taman hidroponik)
 Sandang
 Perumahan dan tata laksana rumah tangga (program laktasi bagi
ibu menyusui dan konsultasi seputar Keluarga Berencana)
 Pendidikan dan keterampilan (PAUD dan KB; bermain dengan alat
bermain; pelatihan kesenian; dan sebagainya)
 Kesehatan (Program vaksin Covid-19 keliling yang telah diadakan
oleh pemerintah Kota Jakarta Timur, pengecekkan rutin bagi balita
dan lansia)
 Pengembangan kehidupan berkoperasi
 Kelestarian lingkungan hidup (melalui kerja bakti yang diadakan)
 Perencanaan sehat (terdapat kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran dan kesehaan
masyarakat umum, contohnya senam lansia, senam balita, dan para
kader PKK menanam tanaman hidroponik)

Walaupun belum berjalan secara menyeluruh, tetapi pemerintah Kota


Jakarta selalu membuat pengembangan dan inovasi baru di RPTRA Bunga
Rampai agar nantinya 10 program PKK dapat berjalan secara holistik

b. Program PKK Mart


Pada program ini, kader PKK membuat kebun kecil yang bernama Taman
Hatinya PKK. Taman tersebut berfungsi untuk menanam sayuran, cabai,
tomat, dan tumbuhan lainnya agar dapat dipasarkan kepada masyarakat
sekitar. Tidak hanya itu, kader PKK dan masyarakat setempat juga
membudidayakan tanaman hidroponik agar dapat dipasarkan. Hal tersebut
membuktikan program PKK Mart tidak hanya bermanfaat dari segi
ekonomi, tetapi juga dari segi kesehatan.
c. Program Olahraga Masyarakat

Pada program ini, masyarakat diharapkan untuk olahraga dengan baik dan
bebas. Sebagai contoh, terdapat salah satu program, yaitu senam lansia
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat lansia dan mengembangkan
daya ingat atau mempertahankan dayar ingat dari lansia

d. Program Kegiatan Kesenian Dan Kebudayaan Masyarakat

Program ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan


masyarakat dan melestarikan budaya Indonesia melalui kegiatan-kegiatan
yang interaktif dan menyenangkan.

e. Program Kegiatan Pelatihan Dan Sosialisasi Masyarakat


Pada program ini, pemerintah kota Jakarta Timur menyediakan berbagai
macam pelatihan dan sosialisasi bagi masyarakat sekitar, seperti pelatihan
dan sosialisasi terkait internet ramah anak dan berbagai pelatihan lainnya.
f. Program Layanan Kesehatan Dan Keluarga Berencana
Pada program ini, pemerintah mengadakan beberapa kegiatan
pengembangan kesehatan, salah satunya memberikan vaksin Covid-19
kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk layanan kesehatan. Tidak hanya
itu, program KB juga disosialisasikan agar para pasangan suami-istri
memiliki pengetahuan dan ilmu tentang KB.
g. Program Bina Keluarga Lansia (BKL)
Pada program ini, para lansia diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan
yang dapat meningkatkan daya ingat dan kesehatan, contohnya seperti
senam lansia.
h. Program Laktasi atau Menyusui
Pada program ini, ibu menyusui sebagai sasaran utamanya akan diberikan
pengetahuan dan ilmu agar dapat mengetahui lama waktu menyusui,
fungsi dari memberikan ASI, dan hal berkaitan lainnya sehingga ibu
menyusui yang cenderung masih muda, dapat memiliki ilmu baru yang
dapat menuntun mereka.

Anda mungkin juga menyukai