Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

AIDS (The Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan tahap


akhir penyakit infeksi yang disebabkan oleh HIV (Human Immuno Deficiency
Virus) yang dapat menimbulkan infeksi pada system organ tubuh termasuk
otak sehingga menyebabkan rusaknya system kekebalan tubuh.
Memburuknya status gizi merupakan resiko tertinggi penyakit ini.
Gangguan gizi pada pasien AIDS umumnya terlihat pada penurunan berat
badan. Ada dua tipe penurunan berat badan pada AIDS, yaitu penurunan berat
badan yang lambat dan yang cepat. Penurunan berat badan yang cepat sering
dihubungkan dengan infeksi oportunistik. Penurunan berat badan lebih dari
20% BB sulit diperbaiki dan sering mempunyai prognosa yang buruk.
Memburuknya status gizi bersifat multifaktor, terutama disebabkan oleh
kurangny asupan makanan, gangguan absorpsi dan metabolism zat gizi, infeksi
oportunistik, serta kurangnya aktifitas fisik. Kurangnya asupan makanan
disebabkan oleh anoreksia, depresi, rasa lelah, mual, muntah, sesak nafas,
diare, infeksi dan penyakit saraf yang menyertai penyakit HIV/AIDS. Karena
gangguan gizi memegang peranan penting dalam pathogenesis penyakit
HIV/AIDS, terapi diet dan konsultasi gizi memegang peranan penting dalam
upaya penyembuhan

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan HIV/AIDS ?
2. Apa tujuan diet pada penyakit HIV/AIDS ?
3. Bagaimana syarat diet pada penyakit HIV/AIDS ?
4. Apa saja jenis diet dan indikasi pemberian pada penderita penyakit
HIV/AIDS ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit HIV/AIDS
2. Untuk mengetahui tujuan diet pada penyakit HIV/AIDS
3. Untuk mengetahui syarat diet pada penyakit HIV/AIDS
4. Untuk mengetahui jenis diet dan indikasi pemberian pada penyekit
HIV/AIDS

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit HIV/AIDS


Penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit yang berbahaya yang
disebabkan oleh virus. Infeksi HIV ( Human Immunodeficiency Virus )
merupakan infeksi salah satu virus dari dua jenis virus yang secara progresif
merupakan sel-sel darah putih. Kerusakan sel darah putih atau limfosit
menyebabkan AIDS ( Aquired Immunodeficiency Syndrome ) dan penyakit
lainnya sebagai dari gangguan kekebalan tubuh.

B. Tujuan Diet pada penyakit HIV/AIDS


Tujuan Umum Diet Penyakit HIV/AIDS adalah:
1. Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan
seluruh aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV.
2. Mencapai dan mempertahankan berat badan secara komposisi tubuh yang
diharapkan, terutama jaringan otot (Lean Body Mass).
3. Memenuhi kebutuhan energy dan semua zat gizi.
4. Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga dan
relaksasi.
Tujuan Khusus Diet Penyakit HIV/AIDS adalah:
1. Mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa, mual dan muntah.
2. Meningkatkan kemampuan untuk memusatkan perhatian, yang terlihat
pada: pasien dapat membedakan antara gejala anoreksia, perasaan
kenyang, perubahan indra pengecap dan kesulitan menelan.
3. Mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
4. Mencegah penurunan berat badan yang berlebihan (terutama jaringan
otot).
5. Memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang adekuat
sesuai dengan kemampuan makan dan jenis terapi yang diberikan.

3
C. Syarat Diet Penyakit HIV/AIDS
1. Energi tinggi. Pada perhitungan kebutuhan energi, diperhatikan faktor
stres, aktivitas fisik, dan kenaikan suhu tubuh. Tambahkan energi
sebanyak 13% untuk setiap kenaikan Suhu 1°C.
2. Protein tinggi, yaitu 1,1 – 1,5 g/kg BB untuk memelihara dan mengganti
jaringan sel tubuh yang rusak. Pemberian protein disesuaikan bila ada
kelainan ginjal dan hati.
3. Lemak cukup, yaitu 10 – 25 % dari kebutuhan energy total. Jenis lemak
disesuaikan dengan toleransi pasien. Apabila ada malabsorpsi lemak,
digunakan lemak dengan ikatan rantai sedang (Medium Chain
Triglyceride/MCT). Minyak ikan (asam lemak omega 3) diberikan
bersama minyak MCT dapat memperbaiki fungsi kekebalan.
4. Vitamin dan Mineral tinggi, yaitu 1 ½ kali (150%) Angka Kecukupan
Gizi yang di anjurkan (AKG), terutama vitamin A, B12, C, E, Folat,
Kalsium, Magnesium, Seng dan Selenium. Bila perlu dapat ditambahkan
vitamin berupa suplemen, tapi megadosis harus dihindari karena dapat
menekan kekebalan tubuh.
5. Serat cukup; gunakan serat yang mudah cerna.
6. Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien. Pada pasien dengan
gangguan fungsi menelan, pemberian cairan harus hati-hati dan diberikan
bertahap dengan konsistensi yang sesuai. Konsistensi cairan dapat berupa
cairan kental (thick fluid), semi kental (semi thick fluid) dan cair (thin
fluid).
7. Elektrolit. Kehilangan elektrolit melalui muntah dan diare perlu diganti
(natrium, kalium dan klorida).
8. Bentuk makanan dimodifikasi sesuai dengan keadaan pasien. Hal ini
sebaiknya dilakukan dengan cara pendekatan perorangan, dengan melihat
kondisi dan toleransi pasien. Apabila terjadi penurunan berat badan yang
cepat, maka dianjurkan pemberian makanan melalui pipa atau sonde
sebagai makanan utama atau makanan selingan.
9. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.

4
10. Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik,
termik, maupun kimia.

D. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian


Diet AIDS diberikan pada pasien akut setelah terkena infeksi HIV, yaitu
kepada pasien dengan:
1. Infeksi HIV positif tanpa gejala.
2. Infeksi HIV dengan gejala (misalnya panas lama, batuk, diare, kesulitan
menelan, sariawan dan pembesaran kelenjar getah bening).
3. Infeksi HIV dengan gangguan saraf.
4. Infeksi HIV dengan TBC.
5. Infeksi HIV dengan kanker dan HIV Wasting Syndrome
Makanan untuk pasien AIDS dapat diberikan melalui tiga cara, yaitu
secara oral, enteral(sonde) dan parental(infus). Asupan makanan secara oral
sebaiknya dievaluasi secara rutin. Bila tidak mencukupi, dianjurkan
pemberian makanan enteral atau parental sebagai tambahan atau sebagai
makanan utama. Ada tiga macam diet AIDS yaitu Diet AIDS I, II dan III.

1. Diet AIDS I
Diet AIDS I diberikan kepada pasien infeksi HIV akut, dengan
gejala panas tinggi, sariawan, kesulitan menelan, sesak nafas berat, diare
akut, kesadaran menurun, atau segera setelah pasien dapat diberi makan.
Makanan berupa cairan dan bubur susu, diberikan selama beberapa
hari sesuai dengan keadaan pasien, dalam porsi kecil setiap 3 jam. Bila
ada kesulitan menelan, makanan diberikan dalam bentuk sonde atau
dalam bentuk kombinasi makanan cair dan makanan sonde. Makanan
sonde dapat dibuat sendiri atau menggunakan makanan enteral komersial
energi dan protein tinggi. Makanan ini cukup energi, zat besi, tiamin dan
vitamin C. bila dibutuhkan lebih banyak energy dapat ditambahkan
glukosa polimer (misalnya polyjoule).

5
Bahan Makanan Sehari :
Makanan Cair Oral
Bahan Makanan Berat(g) Urt
Susu whole bubuk
200 40 sdm
Tepung maizena/kacang
100 20 sdm
hijau/beras/havermount
150 3 btr
Telut ayam
25 2 ½ sdm
Margarine/minyak
100 10 sdm
Gula pasir

Makanan Lewat Pipa/Sonde


Buatan Sendiri Komersial
Bahan
Berat(g) urt Bahan Makanan Berat(g) urt
Makanan
Susu whole
bubuk 160 32 sdm
/ sdm
Enteral energy
dan Protein 100 sdm
Susu skim 500
100 20 sdm tinggi
bubuk / sdm
Tepung
maizena / 20 4 sdm
sdm
Telur ayam /
150 3 btr
btr
Gula pasir / 2000ml
100 10 sdm Cairan 8 gls
sdm
Cairan / gls
2000 ml 8 gls

6
Nilai Gizi
Makanan Cair Oral MakananLewat Pipa/Sonde
Jumlah Satuan Buatan Sendiri Komersial
Energy (kkal) 2207 2240 2100
Protein (g) 73 95 90
Lemak (g) 103 83 61
Karbohidrat (g) 251 284 306
Kalsium (mg) 190 280 320
Besi (mg) 6,4 6,3 42,5
Vitamin A (RE) 1361 1349 1800
Tiamin (mg) 0,7 1 4,1
Vitamin C (mg) 12 66 540

Pembagian Makanan Dalam Sehari


Makanan Cair Oral
Pukul 06.00 Susu
Pukul 07.00 Susu
Pukul 10.00 Bubur havermount
Pukul 13.00 Bubur susu
Pukul 16.00 Bubur susu
Pukul 20.00 Bubur susu
Pukul 21.00 Susu
Catatan:
Makanan sonde buatan sendiri atau komersial diberikan dalam 4 porsi.

2. Diet AIDS II
Diet AIDS II diberikan sebagai perpindahan Diet AIDS I setelah
tahap akut teratasi. Makanan diberikan dalam bentuk saring atau cincang
setiap 3 jam. Makanan ini rendah nilai gizinya dan membosankan. Untuk
memenuhi kebutuhan energy dan zat gizinya, diberikan makanan enteral
atau sonde sebagai tambahan atau sebagai makanan utama.

7
Bahan Makanan Sehari :

Makanan Saring Oral Makanan Enteral Komersial

Bahan Makanan Berat(g) urt Bahan Makanan Berat(g) urt

Bubur Beras 90 3 gls Makanan enteral 500 4gls+4sdm


Maizena 15 3sdm energy dan protein
Daging 100 2 ptg tinggi
Telur ayam 100 2 btr
Tahu 75 ¾ bh Cairan 2000ml 8 gls
Sayuran 100 1 gls
Buah pepaya 200 2 ptg
Margarine 30 3 sdm
Gula pasir 60 6 sdm
Susu 800 4 gls

Nilai Gizi
Makanan Enteral
Makanan Saring Oral
Komersial
Energi (kkal) 1900 2100
Protein (g) 72 90
Lemak (g) 83 61
Karbohidrat (g) 223 306
Kalsium (mg) 1300 32500
Besi (mg) 25,6 42,5
Vitamin A (RE) 2940 1800
Tiamin (mg) 0,8 4,5
Vitamin C (mg) 176 540

8
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Siang / Malam
Beras 30 g = 1 gls bubur Beras 30 g = 1 gls bubur
Telur ayam 50 g = 1 btr Daging 50 g = 1 ptg sdg
Tahu 25 g = ¼ bh bsr Tahu 25 g = ½ bh bsr
Susu 200 g = 1 gls Sayuran 50 g = ½ gls
Gula pasir 10 g = 1 sdm Papaya 100 g = 1 ptg sdg
Margarine 15 g = 1 ½ sdm

Pukul 10.00 Pukul 16.00


Telur ayam 50 g = 1 btr Maizena 15 g = 3 sdm
Susu 200 g = 1 gls Susu 200 g = 1 gls
Gula pasir 10 g = 1 sdm Gula pasir 30 g = 3 sdm

Pukul 20.00
Susu 200 g = 1 gls
Gula pasir 10 g = 1 sdm

3. Diet AIDS III


Diet AIDS III diberikan sebagai perpindahan dari Diet AIDS II atau
kepada pasien dengan infeksi HIV tanpa gejala. Bentuk makanan lunak
atau biasa, diberikan dalam porsi kecil dan sering. Diet ini tinggi energy,
protein, vitamin dan mineral. Apabila kemampuan makan melalui mulut
terbatas dan masih terjadi penurunan berat badan, maka dianjurkan
pemberian makanan sonde sebagai makanan tambahan atau makanan
utama.

9
Bahan Makanan Sehari
Makanan Biasa/Lunak Makanan Enteral (sonde)
Bahan
Bahan
berat(g) urt Makanan berat(g)
Makanan
urt
Beras nasi/ gls 350 5¼ Makanan enteral
Daging ptg sdg 100 2 Tinggi energy
Telur 100 2 btr dan protein
600
Daging, Tempe / 100 4 (5 gls)
ptg sdg
Kacang hijau/ sdm 25 2½ Cairan
Sayuran 200 2 gls (8 gls) 2000 ml

Buah/ ptg sdg 150 1½


pepaya
Minyak/ sdm 25 2½
Gula pasir/ sdm 40 4
Susu/ gls 200 1

Nilai Gizi
Makanan Biasa/Lunak Makanan Sonde
Energy (kkal) 2503 2520
Protein (g) 90 107
Lemak (g) 65 73
Karbohidrat (g) 387 367
Kalsium (g) 673 39000
Besi (mg) 27,9 50,9
Vitamin A (RE) 29502 2163
Tiamin (mg) 1,2 4,98
Vitamin C (mg) 145 644

10
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Siang / Malam
Beras 50 g = ¾ gls nasi Beras 150 g = 2 ¼ gls nasi
Telur ayam 50 g = 1 btr Daging 50 g = 1 ptg sdg
Sayuran 50 g = ½ gls Telur ayam 50 g = 1 btr (siang)
Susu 200 g = 1 gls Tempe 50 g = 2 ptg sdg
Gula pasir 10 g = 1 sdm Sayuran 75 g = ¾ gls
Minyak 5 g = ½ sdm Papaya 75 g = ¾ ptg sdg
Minyak 10 g = 1 sdm
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Kacang hijau 25 g = 2 ½ sdm Gula pasir 10 g = 1 sdm
Gula pasir 20 g = 2 sdm

Contoh Menu Sehari

Waktu Makanan Lunak Makanan Biasa


Pagi Bubur havermout Nasi
Telur ½ masak Telur dadar
Susu Setup buncis + wortel
susu
Pukul 10.00 Pudding karamel Bubur kacang hijau

Siang Bubur nasi Nasi


Semur daging Ikan goring
Orak-arik telur Telur bumbu rujak
Tumis tempe Sambal goreng tahu
Setup wortel Sayur asam
Air jeruk pepaya

11
Pukul 16.00 Sirup Sirup

Malam Bubur nasi Nasi


Sup daging + tomat Empal daging
Tim tahu Oseng-oseng tempe
Sayur bening bayam Sup sayuran
Papaya Pisang

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Sumber karbohidrat Semua bahan makanan Bahan makanan yang
kecuali yang menimbulkan gas seperti
menimbulkan gas. ubi jalar.

Sumber protein hewani Susu, telur, daging, ayam Daging, kulit ayam dan
tidak berlemak dan ikan. ayam berlemak.

Sumber protein nabati Tempe, tahu dan kacang Kacang merah.


hijau.

Sumber lemak Minyak, margarine, Semua makanan yang


santan dan kelapa dalam mengandung lemak tinggi
jumlah terbatas. (digoreng, bersantan
tinggi).

Sayuran Sayuran yang tidak Sayuran yang


menimbulkan gas seperti menimbulkan gas seperti
labu kuning, wortel, kol, sawi dan mentimun.
bayam, kangkung, buncis,

12
kacang panjang dan
tomat.
Buah-buahan Papaya, pisang, jeruk, Buah-buahan yang
apel dan sebagainya. menimbulkan gas seperti
nangka dan durian.

Bumbu Bumbu yang tidak Bumbu yang merangsang


merangsang seperti seperti cabai, lada, asam,
bawang merah, bawang cuka dan jahe.
putih, daun salam,
ketumbar, laos dan kecap.

Minuman Sirup, teh dan kopi. Minuman bersoda dan


alcohol

BAB III

13
PENUTUP

A. Kesimpulan
AIDS (The Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan tahap akhir
penyakit infeksi yang disebabkan oleh HIV (Human Deficiency Virus) yang
dapat menimbulkan infeksi pada sistem organ tubuh termasuk otak sehingga
menyebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh.
B. Saran
Anda harus peduli terhadap ancaman penyakit HIV/AIDS dengan mulai
menjalankan gaya hidup sehat karena penyakit ini sangat berbahaya dan
dapat menimbulkan kematian.

DAFTAR PUSTAKA

14
http://www.kompasiana.com/adityaagustinus/diet-penyakit-hiv-aids

http://ugiuntukgiziindonesia.blogspot.co.id/2012/05/diet-penyakit-hivaids.html

15
16
17

Anda mungkin juga menyukai