Anda di halaman 1dari 9

E-ISSN : 2963-1149

Efektifitas Thermo Terapy (Terapi Hangat) Untuk Meredakan Nyeri Dada


Pada Pasien Acute Coronary Syndrome (ACS)
Di Ruang Iccu Rs Soeradji Tirtonegoro Klaten : Case Report

Aprina Indah Hapsari1*, Fahrun Nur Rosyid2 Anna Dwi Irianti3.


1
Profesi Keperawatan/Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Profesi Keperawatan/Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
3
Ruang Intensive Coronary Care Unit, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
aprinaindah76@gmail.com

Abstrak
Keywords: Sindrom koroner akut (SKA) adalah kondisi yang darah yang
Acute Coronary dihasilkan oleh pasokan ke arteri coroner mempengaruhi otot
Syndrome; nyeri jantung yang tidak dapat digunakan dengan baik. Nyeri dada
dada; thermotherapy indikator utama sindrom koroner akut sering menjalar ke lengan
kiri,dan punggung. Kualitas nyeri dada yang dirasakan seperti
sesak, terasa berat, terasa diremas.SKA terhubung dengan tiga
manifestasi klinis yaitu STEMI, NSTEMI atau angina tidak stabil.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat efektifitas thermotherapy untuk
mengurangi skala nyeri. Metode: Penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian studi kasus. Studi kasus merupakan
rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit
penelitian secara intensif. Rancangan dari suatu studi kasus
bergantung pada keadaan kasus, namun tetap mempertimbangkan
faktor penelitian waktu. Subyek yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pasien dengan ACS dengan keluhan nyeri di ruang
ICCU. Hasil: Dari studi kasus yang sudah dilakukan terdapat hasil
yang bisa dilihat dari tabel 1. Skala nyeri berkurang dari nyeri
sedang ke nyeri ringan dengan penerapan thermotherapy (terapi
hangat). Kesimpulan: Hal ini menunjukkan bahwa adanya
perubahan skala nyeri yang cukup signifikan dengan terapi
hangatPenerapan thermoterapy dapat menurunkan skala nyeri
dada yang signifikan pada pasien ACS. Terapi ini dapat diterapkan
dan tidak memerlukan biaya dan efek samping yang berbahaya
sehingga bisa dilakukan oleh pasien yang mengalami nyeri.
Implikasi klinis dari study kasus ini yaitu thermoterapy dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif terapi non farmakologis
untuk mengurangi nyeri pada pasien dengan ACS.

1. PENDAHULUAN pada tahun 2030. Berdasarkan data riset


Menurut data yang diterbitkan Kesehatan dasar,menunjukkan prevalensi
WHO (World Health Organization) penyakit kardiovaskuler di Indonesia
tahun 2018 memprediksi angka kematian meningkat setiap tahunnya yaitu
akibat penyakit kardiovaskuler akan sekitarnya 2.784.064 orang menderita
meningkat lebih dari 23,6 juta orang penyakit jantung koroner (Riset
Kesehatan Dasar, 2018)

National Confrence on Health Sciene (NCoHS) 2022

20
E-ISSN : 2963-1149

Beberapa studi menyebutkan bahwa (NSTEMI, 25%) atau angina tidak stabil
angka insiden angina pectoris cukup (38%) (Godarzi., 2012)
tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan
Data WHO tahun 2015
oleh Framingham di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa 70% kematian di
menyebutkan sebanyak 1% dari laki–laki
dunia disebabkan oleh Penyakit Tidak
30-62 tahun setiap tahunnya didapatkan
Menular (39,5 juta dari 56,4 kematian).
tanpa gejala pada pemeriksaan awal dan
Dari seluruh kematian akibat Penyakit
namun pada pemeriksaan selanjutnya
Tidak Menular (PTM) tersebut, 45% nya
ditemukan gejala penyakit jantung
disebabkan oleh Penyakit jantung dan
koroner sebanyak 38% dari seluruh
pembuluh darah, yaitu 17.7 juta dari 39,5
responden dengan angina stabil dan
juta kematian. Riskesdas 2018
sebanyak 7% dari responden mengalami
menunjukkan prevalensi Penyakit
angina takstabil (Sudoyo et al., 2009)
Jantung berdasarkan diagnosis dokter di
Penelitian dari Irlandia menyebutkan Indonesia sebesar 1,5%, dengan
bahwa insiden angina pertahun sebanyak peringkat prevalensi tertinggi Provinsi
0,44% pada laki –laki usia 45-54 tahun Kalimantan Utara (2,2%), DIY (2%),
dan pada wanita sebanyak setengah dari Gorontalo (2%). Selain ketiga provinsi
jumlah tersebut (Siddique et al., 2010). tersebut, terdapat pula 8 provinsi lainnya
Angka mortalitas dan morbiditas akibat dengan prevalensi yang lebih tinggi jika
ACS cukup tinggi. American Heart dibandingkan dengan prevalensi
Association (AHA) melaporkan bahwa nasional. Delapan provinsi tersebut
sebanyak 18% laki-laki dan 23% adalah: Aceh (1,6%), Sumatera Barat
wanita pada usia 40 tahun meninggal (1,6%), DKI Jakarta (1,9%), Jawa Barat
pada satu tahun pertama pasca (1,6%), Jawa Tengah (1,6%), Kalimantan
didiagnosis Infark Miokard dan sekitar Timur (1,9%), Sulawesi Utara (1,8%)
205 pasien ACS dirawat kembali dalam 1 dan Sulawesi Tengah (1,9%).
tahun pertama didiagnosis (Chu et al., Nyeri dada yang tidak terkontrol
2012). yang menyebabkanmasalah fisiologis dan
psikologis seperti ketidaknyamanan,
Sindrom koroner akut (SKA) adalah
gangguan pernafasan, hipertensi,
kondisi yang dimana darah yang
kecemasan, detak jantung tidak normal.
dihasilkan oleh pasokan ke arteri
Kondisi ini meningkatkan beban kerja
coroner mempengaruhi otot jantung
jantung dan meningkatnya oksigen
yang tidak dapat digunakan dengan baik.
myocardial, menghasilkan memperburuk
Nyeri dada adalah indikator utama dari
iskemia myocardial dan bertambahnya
sindrom koroner akut yang sering
tekanan pada dada (Finamore & Kenedi,
menjalar kelengan kiri, leher, rahang dan
2013). Penelitian sebelumnya yang
punggung. Kualitas nyeri dada yang
dilakukan oleh di Portugis, hasil
dirasakan jantung seperti sesak, terasa
penelitian menunjukkan hanya 26%
berat, terasa diremas-remas, atau sensasi
pasien mempersepsikan penyakit jantung
cengukan dan terasa mual, muntah dan
pada saat nyeri dada dirasakan (Ribeiro
berkeringat. Koroner akut sindrom
et al., 2014).
terhubung dengan tiga manifestasi klinis
Salah satu terapi non farmakologi
yaitu peningkatan ST miokard (STEMI,
yang diterapkan untuk mengurangi nyeri
30%), non ST elevasi infark miokard
dada pada pasien sindrom koroner akut

National Confrence on Health Sciene (NCoHS) 2022

21
E-ISSN : 2963-1149

salah satunya dengan terapi panas untuk mengurangi nyeri dada dan
(thermotherapy). Thermotherapy adalah perubahan status fisiologis.
pemberian aplikasi panas pada tubuh
Thermotherapy dapat merangsang
untuk mengurangi gejala nyeri akut sekresi endophrine atau senyawa seperti
maupun nyeri kronis. Terapi ini efektif morfinendogen yang membantu untuk
untuk mengurangi nyeri, terapi ini menghilangkan rasa sakit. Selain itu
biasanya digunakan untuk meningkatkan thermotherapy dapat mengurangi
aliran darah dengan melebarkan kecemasan pada pasien karena
mengurangi aktifitas simpatik,
pembuluh darah sehingga suplai oksigen
mengurangi beban kerja jantung,
dan nutrisipada jaringan meningkat selain mencegah perkembangan iskemia dan
itu dapat meningkatkan elastisitas otot pada akhirnya mengurangi nyeri dada
sehingga mengurangi kekakuan otot dengan merangsang reseptor rasa sakit
(Intan, 2017) dan mengurangi rasa sakit melalui
mekanisme kontrol jantung.
Kerja thermotherapy pada dasarnya
adalah meningkatkan aktivitas molekuler 2. METODE
(sel) dengan metode pengaliran energi Desain penelitian ini menggunakan
melalui konduksi (pengaliran lewat rancangan penelitian studi kasus. Studi kasus
media padat), konveksi (pengaliran lewat merupakan rancangan penelitian yang
media cair atau gas), konversi mencakup pengkajian satu unit penelitian
(pengubahan berntuk energi) dan radiasi secara intensif. Rancangan dari suatu studi
(pemancaran energi). Efek teraupetik kasus bergantung pada keadaan kasus, namun
tetap mempertimbangkan faktor penelitian
thermotherapy antara lain mengurangi
waktu. Riwayat dan pola perilaku sebelumnya
nyeri, mengurangi ketengangan otot,
biasanya dikaji secara rinci. Keuntungan yang
mengurangiedema/pembekakan pada fase paling besar dari rancangan ini adalah
kronis dan meningkatkan aliran darah. pengkajian secara rinci meskipun jumlah
Kekakuan otot yang disebabkan iskemia respondenya sedikit, sehingga akan didapatkan
dapat diperbaik dengan jalan gambaran satu unit subjek secara jelas
meningkatkan aliran darah pada daerah (Nursalam, 2016)
radang. Mekanisme thermotherapy Pemberian Thermo Terapi (Terapi
meningkatkan permeabilitas kapiler, Hangat) Untuk Meredakan Nyeri Dada Pada
pelepasan histamin dan bradikinin yang Pasien Acute Coronary Syndrome di ruang
mengakibatkan vasodilatasi. Jenis ICCU (Intensive Coronary Care Unit) Rumah
aplikasi thermotherapy banyak jenisnya Sakit Umum Pusat dr. Soeradji Tirtonegoro
salah satu jenis yang digunakan adalah Klaten
hot pack (kantung panas) adalah berisi Subyek yang digunakan dalam penelitian
silika gel yang direndam dengan air ini adalah pasien dengan diagnose ACS (Acute
panas yang diaplikasi selama 15- 20 Coronary Syndrome) dengan keluhan nyeri
menit. Hot pack diindikasi untuk sedang di ruang ICCU (Intensive Coronary
mendapatkan relaksasi tubuh secara Care Unit) Rumah Sakit Umum Pusat dr.
umum dan mengurangi siklus nyeri, Soeradji Tirtonegoro Klaten. Waktu penelitian
studi kasus ini direncanakan dimulai pada
spasme, iskemi dan hipoksia (Intan,
bulan Juni – Juli 2022.
2017)
Mengontrol nyeri dada sangat
penting dalam perawatan pasien ACS.
Tujuan dari pemberian thermotherapy

National Confrence on Health Sciene (NCoHS) 2022

22
E-ISSN : 2963-1149

3. HASIL DAN PEMBAHASAN saat beraktifitas; Q: seperti diremas; R :


Pada bagian ini, dijelaskan hasil dada kiri; S: 6 (nyeri sedang); T: terus
penelitian dan pada saat bersamaan menerus. Kllien tampak sesekali
diberikan pembahasan yang komprehensif. mengernyitkan dahi karena menahan nyeri
Hasil dapat disajikan dalam gambar, yang dirasakan. Pasien mengatakan belum
grafik, tabel dan lain-lain yang membuat mengetahui cara meredakan nyeri dengan
pembaca mudah mengerti. Diskusi bisa terapi non farmakologis.
dilakukan di beberapa sub-bab. Pasien 3 Tn. J
Setelah dilakukan pengkajian dan Pasien laki-laki berusia 54 tahun dirawat
pengumpulan data terhadap pasien di ruang di unit ICCU pada tanggal 15 Juni 2022
dengan keluhan nyeri pada dada dan tidak
ICCU, didapatkan 3 pasien sesuai dengan
kunjung sembuh meskipun sudah diberi
kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. obat pereda nyeri.namun nyeri tidak
Pasien dengan diagnosa ACS, mengalami berkurang. Diagnosa medis yang
nyeri dada dan pasien dengan kesadaran ditegakkan adalah NStemi dan CHF. Pasien
compos mentis. Pasien diberikan terapi dalam keadaan sadar penuh (compos
hangat dengan menggunakan bantal hangat mentis) dengan GCS 15. Pasien
mengatakan beberapa waktu yang lalu juga
yang diisi air dengan suhu 800C dan
merasakan nyeri pada dada bagian kiri
diletakkan pada dada selama 15-20 menit. namun sembuh saat diberi obat untuk
Pasien 1 Tn.S meredakan nyeri. Setelah dilakukan
Pasien laki-laki berusia 51 tahun dirawat pengkajian nyeri dengan menggunakan
di unit ICCU pada tanggal 13 Juni 2022 skala VAS didapatkan hasil P: saat
dengan keluhan nyeri dada selama 3 hari beraktifitas ; Q: seperti sesak dan diremas ;
dan tidak kunjung sembuh. Diagnose medis R: dada kiri; S: 7 (nyeri sedang); T: terus
yang ditegakkan yaitu NStemi dan CHF. menerus. Pasien tampak meringis saat nyeri
Pasien daalam keadaan sadar penuh timbul. Pasien mengatakan tidak pernah
(compos mentis) dengan GCS 15. Pasien mendapat informasi mengenai cara
mengatakan tidak memiliki riwayat mengurasi nyeri secara nonfarmakologis.
penyakit jantung atau penyakit kronis Penerapan Standar Asuhan
sebelumnya. Setelah dilakukan pengkajian Keperawatan penatalaksanaan Nyeri
nyeri dengan skala VAS didapatlan hasil P : Intervensi keperawatan yang dilakukan
saat beraktifitas ; Q: seperti tertusuk-tusuk untuk mengurangi nyeri adalah
dan terbakar; R: dada kiri; S: 7 (nyeri memberikan terapi non farmakologis
sedang); T : terus menerus. Pasien tampak intervensi terapi hangat (thermotherapy)
meringis sesekali karena menahan nyeri. pada pasien yang mengalami nyeri dada
Pasien tampak sesak nafas dan terpasang dikarenakan mengalami serangan jantung
nasal kanul 3lpm. Pasien mengatakan dengan membina hubungan saling percaya,
belum tahu terapi non farmakologis untuk mengidentifikasi masalah, dan penyelesaian
meredakan nyeri. masalah keperawatan. Hasil penerapan
Pasien 2 Ny. N keperawatan yaitu sebagai berikut:
Pasien perempuan berusia 66 tahun
dirawat di unit ICCU pada tanggal 11 Juni Membina hubungan saling percaya
2022 dengan keluhan nyeri dada selama 4 Pertama, peneliti membina hubungan
hari dan tidak mereda. Diagnosa medis saling percaya dengan pasien dan
yang ditegakkan NStemi, hipertensi dan melakukan penilaian awal melalui
diabetes mellitus. Pasien dalam keadaan wawancara secara langsung untuk mengkaji
sadar penuh (compos mentis) dengan GCS kondisi fisik pasien secara menyeluruh.
15. Pasien mengatakan memiliki riwayat Saat melakukan pengkajian awal dengan
penyakit DM dan hipertensi sejak ±7 tahun ketiga pasien didapatkan pasien kooperatif,
yang lalu. Setelah dilakukan pengkajian dapat diarahkan, dan bicara koheren.
nyeri dengan skala VAS didapatkan hasil P: Masalah nyeri nampak jelas dengan

National Confrence on Health Sciene (NCoHS) 2022

23
E-ISSN : 2963-1149

penyataan yang diberikan oleh pasien dan 7. Untuk mengakhiri terapi hangat ajak
keluarganya. Evaluasi subjektif yang pasien untuk menarik nafas dan
terlihat pada pasien saat ini, pasien menghembuskan nafas agar badan
mengatakan khawatir dengan kondisinya terasa rileks
karena harus dirawat diruang ICCU dan
dapat menghambat kegiatannya. Evaluasi
objektif ditunjukkan dengan pasien yang
tampak cemas, sesekali tampak meringis
menahan nyeri, merasa takut apabila
penyakitnya tidak bisa disembuhkan.
Mengidentifikasi tanda dan gejala
kecemasan
Peneliti melakukan penilaian awal
dengan cara melakukan screening tingkat
nyeri dengan menggunakan skala VAS dan
wawancara langsung dengan pasien untuk
mengidentifikasi perasaan pasien dan
tingkat nyeri pasien. Peneliti melakukan
diskusi dengan pasien tentang penyebab,
perasaan, tanda gejala, tindakan apa yang
dilakukan pasien saat merasakan nyeri.
pasien tampak lemas, wajahnya terlihat
murung. Pasien mengatakan sering
merenung pada malam hari jika teringat
akan kondisi penyakitnya.
Menjelaskan proses terjadinya
kecemasan
Peneliti melakukan penjelasan kepada
pasien tentang pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, cara mengatasi nyeri dengan
menyampaikan secara langsung kepada
pasien.
Melatih cara melakukan terapi hangat
Peneliti menjelaskan cara memberikan
terapi hangat :
1. Siapkan alat : bantal hangat yang
sudah berisi air hangat ± 80oC
2. Tubuh dalam kondisi yang nyaman
menurut pasien (biasanya pasien akan
merasa nyaman dengan posisi semi
fowler)
3. Pastikan badan dalam keadaan lurus
dan pasien dalam kondisi rileks
4. Letakkan bantal hangat pada area yang
dirasakan nyeri
5. Biarkan bantal tetap dalam posisi
hingga 15-20 menit
6. Lakukan hal yang sama di lokasi yang
terjadi nyeri

National Confrence on Health Sciene (NCoHS) 2022

24
E-ISSN : 2963-1149

Tabel 1. Hasil follow up setelah dilakukan implementasi terapi hangat

Intervensi Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3

Mengidentifikasi Pasien laki-laki berusia 51 tahun Pasien perempuan berusia 66 Pasien laki-laki berusia 54
masalah dirawat di unit ICCU pada tanggal tahun dirawat di unit ICCU tahun dirawat di unit ICCU
kesehatanyang 13 Juni 2022 dengan keluhan nyeri pada tanggal 11 Juni 2022 pada tanggal 15 Juni 2022
dialami pasien dada selama 3 hari dan tidak dengan keluhan nyeri dada dengan keluhan nyeri pada dada
dan masalah kunjung sembuh. Diagnose medis selama 4 hari dan tidak dan tidak kunjung sembuh
kesehatan yang ditegakkan yaitu NStemi dan mereda. Diagnosa medis yang meskipun sudah diberi obat
keluarga(care CHF. Pasien daalam keadaan ditegakkan NStemi, hipertensi pereda nyeri.namun nyeri tidak
giver) dalam sadar penuh (comops mentis) dan diabetes mellitus. Pasien berkurang. Diagnosa medis
merawat pasien dengan GCS 15. Pasien dalam keadaan sadar penuh yang ditegakkan adalah NStemi
mengatakan tidak memiliki (compos mentis) dengan GCS dan CHF. Pasien dalam keadaan
riwayat penyakit jantung atau 15. Pasien mengatakan sadar penuh (compos mentis)
penyakit kronis sebelumnya. memiliki riwayat penyakit DM dengan GCS 15. Pasien
Setelah dilakukan pengkajian dan hipertensi sejak ±7 tahun mengatakan beberapa waktu
nyeri dengan skala VAS yang lalu. Setelah dilakukan yang lalu juga merasakan nyeri
didapatlan hasil P : saat pengkajian nyeri dengan skala pada dada bagian kiri namun
beraktifitas ; Q: seperti tertusuk- VAS didapatkan hasil P: saat sembuh saat diberi obat untuk
tusuk dan terbakar; R: dada kiri; S: beraktifitas; Q: seperti diremas; meredakan nyeri. Setelah
7 (nyeri sedang); T : terus R : dada kiri; S: 6 (nyeri dilakukan pengkajian nyeri
menerus. Pasien tampak meringis sedang); T: terus menerus. dengan menggunakan skala
sesekali karena menahan nyeri. Kllien tampak sesekali VAS didapatkan hasil P: saat
Pasien tampak sesak nafas dan mengernyitkan dahi karena beraktifitas ; Q: seperti sesak
terpasang nasal kanul 3lpm. Pasien menahan nyeri yang dirasakan. dan diremas ; R: dada kiri; S: 7
mengatakan belum tahu terapi non Pasien mengatakan belum (nyeri sedang); T: terus
farmakologis untuk meredakan mengetahui cara meredakan menerus. Pasien tampak
nyeri. nyeri dengan terapi non meringis saat nyeri timbul.
farmakologis. Pasien mengatakan tidak pernah
mendapat informasi mengenai
cara mengurasi nyeri secara
nonfarmakologis.

Mengidentifikasi Sebelum dilakukan terapi hangat Sebelum dilakukan terapi Sebelum dilakukan terapi
masalah pasien pasien mengatakan nyeri skala 7 hangat pasien mengatakan hangat pasien mengatakan nyeri
Manajemen skala (nyeri sedang), terasa seperti nyeri skala 6 (nyeri sedang) skala 7 (nyeri sedang) terasa
nyeri dengan ditusuk-tusuk dan terbakar pada terasa seperti diremas pada sesak dan seperti diremas pada
memberikan dada kiri dan sangat mengganggu dada kiri. Pasien mengatakan dada kiri, terasa terus menerus
implementasi saat beraktifitas. Pasien bahwa nyeri tidak bisa mereda sehngga mengganggu aktifitas
thermotherapy mengatakan saat nyeri terasa tidak meskipun pasien mencoba sehari-hari
dapat melakukan kegiatan apapun untuk tidur dengan harapan
nyeri mereda saat tidur.

Mengidentifikasi Setelah dilakukan implementasi, Setelah dilakukan Setelah dilakukan


skala nyeri skala nyeri dengan skala VAS implementasi, skala nyeri implementasi, skala nyeri
setelah diberikan turun menjadi 2 (nyeri ringan) dengan skala VAS turun dengan skala VAS turun
implementasi menjadi 1 (nyeri ringan) menjadi 3 (nyeri ringan)

Memberikan Pasien mengatakan setelah Pasien mengatakan lebih Pasien tampak lebih nyaman
implementasi diajarkan cara melakukan terapi tenang dan lega saat dan bisa istirahat tanpa terasa
thermoterapy dan hangat, pasien selalu menerapkan mengetahui ad acara untuk nyeri. Pasien mengatakan saat
mengevaluasi saat nyeri timbul. Pasien mengurangi nyeri yang ini merasa lebih rileks karena
tingkat nyeri mengatakan nyeri bisa mereda saat dirasakan. Pasien melakukan sudah mengeahui cara
pasien area yang terasa nyeri diberi terapi terapi hangat dibantu oleh anak mengurangi nyeri dada jika
hangat. Hal ini membuat pasien yang menjaga nya selama sewaktu waktu terasa kembali.
bisa sesekali memenuhi kebutuhan berada di rumah sakit. Pasien Pasien mengatakan terapi
dirinya dan tidak terlalu mengatakan saat ini kecemasan hangat dirasa sangat bermanfaat
mengganggu aktifitas. menurun karena nyeri bisa karena bisa mengurangi nyeri
diatasi sendiri. tanpa harus minum obat.

National Confrence on Health Sciene (NCoHS) 2022

25
E-ISSN : 2963-1149

Thermotherapy adalah salah satuterapi sehingga meningkatkan kinerja miokard


non farmakologi yang menghilangkan rasa fusi yang mengurangi nyeri.
sakit dan memulihkan gejala dengan
Penelitian menunjukkan perubahan
meningkatkan perfusi pada jaringan yang
nyeri setelah dilakukan thermotherapy
terluka atau meradang, melancarkan
berubah secara signifikan. Berdasarkan
peredaran darah dan menghilangkan
penelitian (Mohammadpour et al., 2014)
mediatorinflamasi dari jaringan yang rusak
tekanan darah pada sample eksperimen
sehingga tingkat kesakitan menurun. Disi
yang diberikan thermotherapy (terapi
lain dengan terapi panas mengurangi
panas) terjadi tingkat penurunan tekanan
kontraksi otot polos selain itu terapi ini
daran dengan cara meningkatkan aliran
bisa mengurangi aksi system syaraf
darah, prosentase pernafasan pasien dan
sehingga menghilangkan rasa nyeri.
saturasi oksigen mengalami peningkatan
Menurut teori kontrol gerbang, terapi panas
karena dapat mengurangi nyeri dada
mengurangi tingkat rasa sakit dengan
denngan melebarkan arteri coroner,
meningkatkan reseptor rasa sakit dikulit
meningkatkan proses angiogenesis,
dengan demikian menutup jalur nyeri
meningkatkan perfusi miokard.
(Lewis et al., 2017).
Dalam uji klinis acak terkontrol
Sejalan dengan penelitian (Hala et al .,
placebo 50 pasien dengan ACS untuk
2018) penurunan denyut jantung yang
kelompok eksperimen dan kelompok
signifikan setelah aplikasi thermotherapy
placebo. Pasien dalam kelompok
pada kelompok intervensi, ketika
eksperimen menerima terapi thermotherapy
thermotherapy diberikan pada dada
denganmenggunakan thermotherapydengan
menyebabkan vasolidatasi pembuluh darah
suhu 500C pada kelompok eksperimen
dan meringankan gejala nyeri dada pada
sedangkan thermotherapy dengan suhu
pasien hal itu terjadi karena melebar
370C pada kelompok placebo diberikan
pembuluh darah, resisten pembuluh darah
selama 23 menit. Didapatkan hasil tekanan
menurun, pelebaran arteri yang
darah diastolic dan denyut jantung tidak
mengakibatkan penurunan tekanan darah
ada perbedaan signifikan pada kedua
dan denyut nadi, sedangkan untuk respirasi
kelompok, tekanan darah sistolik
rate mengalami penurunan karena nyeri
meningkat (p<0/001), pernafasan
dada yang dirasakan berkurang, untuk
meningkat (p= 0/027) dan saturasi oksigen
saturasi oksigen mengalami peningkatan
meningkat secara signifikan (p= 0/003)
karena efek thermotherapy yang
dikelompok eksperimen dibandingkan
menurunkan resistensi vascular dan paru
kelompok kontrol sehingga dengan
sehingga menyebabkan peningkatan
thermotherapy dengan suhu yang tepat
oksigenasi.
dapat meningkatkan parameter fisiologis
Penelitian (Moradkhani et al., 2018) pada pasien dengan ACS. Penggunaan
menunjukkan thermotherapy dapat kantong panas dibagian belakang dada pada
meningkatkan kenyamanan pada pasien pasien ACS dapat mengurangi nyeri
ACS membantu untuk perfusi miokard, (Mohammadian et al., 2017)
mediator rasa sakit seperti bradykinin dan
Hasil analisa data yang dilakukan pada
histamin metabolik sehingga
penelitian keefektifan thermotherapy untuk
menghilangkan rasa sakit dan mengurangi
menurunkan skala nyeri pada pasien
kinerja jantung. Stimulasi reseptor termal
dengan angina pektoris di RS Jantung dan
ini meningkatkan sekresi endophrine oleh
Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta
rasa sakit yang menurunkan system syaraf
didapatkan hasil adanya pengaruh
control sehingga mau memperbaiki sel-sel
thermotherapy untuk menurunkan nyeri
yang rusak sehingga bisa mengurangi rasa
dada pada pasien dengan angina pektoris.
sakit, selain itu menyebabkan endotel dan
Thermotherapy berfungsi untuk melebarkan
peningkatan jumlah sekresi oksida tric
pembuluh darah dan memberikan

National Confrence on Health Sciene (NCoHS) 2022

26
E-ISSN : 2963-1149

kenyamanan pada pasien dengan terjadinya dapat diterapkan dan tidak memerlukan
efek ini akan menyebabkan vasodilatasi biaya dan efek samping yang berbahaya
pembuluh darah yang akan meningkatkan sehingga bisa dilakukan oleh pasien yang
sirkulasi oksigen maupun nutrisi sehingga mengalami nyeri. Implikasi klinis dari
membuat otot tubuh menjadi lebih rileks study kasus ini yaitu thermoterapy dapat
dan merupakan tindakan mandiri perawat. digunakan sebagai salah satu alternatif
Penggunaan thermotherapy dapat diberikan terapi non farmakologis untuk mengurangi
bersamaan dengan pemberian terapi secara nyeri pada pasien dengan ACS
farmakologi untuk mempercepat penurunan
keluhan angina pektoris (Mujhana et al., REFERENSI
2017) Chu H, Yang J, Mi S, Bhuyan SS, Li J,
Dari studi kasus yang sudah dilakukan Zhong L. Tumor necrosis factor-
alpha G-308 A polymorphism and
terdapat hasil yang bisa dilihat dari tabel 1. risk of coronary heart disease and
Skala nyeri berkurang dari nyeri sedang ke myocardial infarction : A case-
nyeri ringan dengan penerapan control study and meta-analysis. J
thermotherapy . Hal ini menunjukkan Cardiovasc Dis Res. 3(2):84-
bahwa adanya perubahan skala nyeri yang 90.doi:10.4103/0975-3583.95359
cukup signifikan dengan terapi hangat. Finamore, S. R., & Kennedy L.
4. KESIMPULAN Understanding the Role of Oxygen
in Acute Coronary Syndromes.
Acute Coronary Syndrome (ACS) adalah
Journal of Emergency Nursing.
kondisi yang dimana darah yang dihasilkan 2013;39(4):45-49.
oleh pasokan ke arteri coroner doi:10.1016/j.jen.2011.10.004
mempengaruhi otot jantung yang tidak Godarzi N. KM& RS. Cardiovascular
Disorder. In Translation Harrison’s
dapat digunakan dengan baik. Manifestasi Principles of Internal Medicine. 18 Th
klinis pada pasien ACS yang paling sering Ed. Arjmand.Tehran.; 2012.
dirasakan pasien adalah nyeri dada, Hala P, Assist B, Amal P, et al. Effect of
berkeringat, dispnea, sering besendawa, Local Heat Application on
Physiological Status and Pain
takikardia, muntah, gelisah, berada di Intensity among Patients with Acute
ambang kematian karena pasokan oksigen Corona Syndrome. 2018;7(6):70-80.
berkurang dan mengarah pada proses doi:10.9790/1959-0706117080
iskemia. Nyeri dada adalah indikator utama Intan N. Dasar-Dasar Fisioterapi Pada
Cedera Olahraga. Yogyakarta:
dari sindrom koroner akut yang sering UNY Journal Studies.
menjalar ke lengan kiri, leher, rahang dan Lewis S., Ducher L., Heitkemper M . HM.
punggung. Kualitas nyeri dada yang Coronary Artery Disease and
Acute Coronary Syndrome. Medical
dirasakan jantung seperti sesak, terasa
Surgical Nursing Assessment and
berat, terasa diremas-remas, atau sensasi Management of Clinical Problems
cengukan dan terasa mual, muntah dan .10th Ed .St. Louis USA.702-33.;
berkeringat. Mengontrol nyeri dada sangat 2017.
Mohammadian B, Mohammadpur A,
penting dalam perawatan pasien ACS. Nematollahi MR, Jamiyati E, Room
Tujuan dari manajemen nyeri untuk O. The effects of local heat therapy
mengurangi luka pada jantung, in the posterior part of chest on
meningkatkan aliran darah, memperbaiki, physiologic parameters in the
patients with acute coronary
meningkatkan fungsi jantung dan syndrome : a randomized double-
mengurangi penggunaan terapi blind placebo-controlled clinical
farmakologis. trial. 2017;(87).
Mohammadpour A, Mohammadian B,
Penerapan thermoterapy dapat Moghadam MB, Nematollahi MR.
menurunkan skala nyeri dada yang The effect of local heat therapy on
signifikan pada pasien ACS. Terapi ini physiologic parameters of patients

National Confrence on Health Sciene (NCoHS) 2022

27
E-ISSN : 2963-1149

with acute coronary syndrome : a


randomized controlled clinical trial.
2014;7(2):74-83.
Moradkhani, A., Baraz, S., Haybar, H.,
Hemmatipour, A., & Hesam S.
Effects of Local Thermotherapy on
Chest Pain in Patients with Acute
Coronary Syndrome : A Clinical
Trial 2018.
doi:10.5812/jjcdc.69799.Research
Nursalam. (2016). Metodologi penelitian:
pendekatan praktis (edisi 3). Jakarta:
Salemba Medika.
Ribeiro V, Melão F, Rodrigues JD,et al.
Perception of illness symptoms
in patients with acute coronary
syndrome : A need to improve. Rev
Port Cardiol. 2014;33(9):519-523.
doi:10.1016/j.repc.2013.09.017
Riskesdas. Pengembangan Riset Kesehatan
Dasar.; 2018
Siddique A, Shrestha MP, Salman M, Haque
KS, Ahmed K. Age- Related
Differences of Risk Profile and
Angiographic Findings in Patients
with Coronary Heart Disease.
2008:1-5.
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M., & Setiati S. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II
Edisi V. Jakarta: Interna Publishing
1973-1982.; 2009.
Mujhana Kunnika. Keefektifan Kompres
Hangat Untuk Menurunkan Skala
Nyeri Pada Pasien Dengan Angina
Pectoris Di IGD RS. Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita
Jakarta 2017. 2017;30.

National Confrence on Health Sciene (NCoHS) 2022

28

Anda mungkin juga menyukai