Anda di halaman 1dari 15

LANGKAH-LANGKAH MENUMBUHKAN AKHLAK YANG BAIK

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Akhlak

Dosen Pengampu : Dra. Muminatul Zanah. M. Ag

Di Susun Oleh:
Kelompok 10

Puteri Hasna Nurhanifah 1214030093


Rofiq Rijal Fadilah G 1214030111
Siti Khadijah 1214030118
Sultan Cahyadi 1184030122

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pola
dan perkembangan islam di andalusia Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan di Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Langkah-Langkah Menumbuhkan Akhlak Yang Baik” bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen mata kuliah Ilmu Akhlak yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari dalam proses pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh
karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini agar dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Sukabumi, 31 Mei 2022

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I .........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .....................................................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan Masalah .........................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN .......................................................................................................................2
A. Pengertin Akhlak .........................................................................................................5
B. Langkah-langkah Menumbuhkan Akhlak ................................................................6
C. Sarana-sarana Menumbuhkan Akhlak .....................................................................8
D. Manfaat Menumbuhkan Akhlak ..............................................................................11
BAB III ....................................................................................................................................11
PENUTUP ...............................................................................................................................13
Kesimpulan .........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, di samping membawa dampak positif juga membawa
dampak-dampak negatif. Dampak postifnya adalah semakin berkembangnya
peradaban suatu bangsa bersamaan pesatnya kemajuan sistem informasi. Namun arus
globlalisasi yang masuk ini juga akan membawa dampak negatif. Dari banyak
dampak negatif yang ditimbulkan, salah satunya adalah dampak negatif terhadap
perubahan akhlak-akhlak masyarakat kita. Dampak yang dapat kita lihat adalah
kecenderungan masyarakat kita untuk menirukan gaya hidup masyarakat barat.
Karena memang pengaruh globlalisasi paling berat adalah dari dunia barat. Orientasi
kehidupan lebih hedonis dan konsumtif, apalagi dunia barat terkenal dengan
liberalismenya. Orientasi kehidupan yang hedonis dan konsumtif tentu sangat bertolak
belakang pola akhlak tasawuf. Dimana kehidupan yang hedonis ini lebih mengarah ke
kehidupan duniawi.

Tanpa kita sadari dampak negatif globalisasi ini sedikit demi sedikit mulai
merusak akhlak masyarakat kita.Belakangan kita sering melihat di televisi banyak
sekali pemberitaan-pemberitaan tentang kerusakan akhlak masyarakat kita.Pejabat
publik yang banyak tersandung kasus korupsi karena ingin memperkaya dirinya
sendiri, artis-artis yang hidup bermewah-mewahan, pelajar-pelajar yang terlibat kasus
tawuran, sampai kasus-kasus asusila terhadap anak di bawah umur yang bahkan
dilakukan di lembaga pendidikan.Kesemuanya sangat mencerminkan kehidupan yang
keduniawian.

Sehingga untuk mengatasi segala permasalahan kerusakan akhlak di atas


adalah melakukan pembinaan akhlak atau dengan cara menumbuhkan akhlak yang
baik. Hal tersebut sangat penting karena akhlak merupakan dasar yang membentuk
kepribadian seseorang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan akhlak ?
2. Bagaiamana langkah menumbuhkan akhlak yang baik ?
3. Bagaimana sarana-sarana menumbuhkan akhlak yang baik?

3
4. Bagaimana manfaat menumbuhkan akhlak yang baik?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apamakna akhlak.
2. Untuk mengetahui langkah menumbuhkan akkhlak yang baik.
3. Untuk mengetahui sarana-sarana menumbuhkan akhlak yang baik.
4. Untuk mengetahui manfaat menumbuhkan akhlak yang baik.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Akhlak mulia ada yang bersifat bawaan dan ada yang merupakan hasil usaha,
tanpa diragukan. Karena sebagian manusia diciptakan dengan akhlak yang mulia, dan
sebagian mereka memperolehnya dengan hasil usaha dan latihan. Oleh karena itulah,
Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda kepada sahabat ‘Asyaj Abdul Qois:

‫علَ ْي ِه َما؟ قَا َل‬ ‫ أَ ْو َجبَلَنِي ه‬،‫ أَنَا ت َ َخله ْقت ُ ُه َما‬،‫َّللا‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ‫ يَا َر‬:َ‫ ْالحِ ْل َم َو ْاْلَنَاة َ " فَقَال‬:ُ‫سولُه‬
ِ ‫سو َل ه‬ ‫صلَتَي ِْن يُحِ بُّ ُه َما ه‬
ُ ‫َّللاُ َو َر‬ ْ ‫ِإ هن فِيكَ َخ‬

‫علَى ُخلُقَي ِْن‬ ِ ‫ ْال َح ْمدُ ِ ه‬:َ‫ قَال‬. ‫علَ ْي ِه َما‬


َ ‫ّلِل الهذِي َجبَلَنِي‬ َ َ‫َّللاُ َجبَلَك‬
‫بَ ِل ه‬

‫سولُه‬ ‫يُحِ بُّ ُه َما ه‬


ُ ‫َّللاُ َو َر‬

‘’Sesungguhnya ada pada dirimu dua akhlak mulia yang dicintai oleh Allah ta’ala.
‘Asyaj bertanya: Wahai Rasulullah, apakah aku yang mengusahakan akhlak tersebut
atau Allah yang menganugerahi dengannya? Berkata Rasulullah: “Bahkan Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang menciptakannya untukmu”. Berkata ‘Asyaj: Segala puji
hanya bagi Allah yang telah menganugerahi dua sifat yang Allah dan Rasul-Nya
mencintainya.’’ (HR. Abu Dawud no. 5225)

Ini adalah dalil bahwa akhlak mulia dapat diperoleh karena tabiat atau sifat
bawaan. Demikian pula ini sebagai dalil bahwa ahklak dapat diperoleh dengan usaha.

Tidak diragukan lagi bahwa akhlak mulia yang berasal dari tabiat lebih baik
dibandingkan dengan akhlak mulia yang berasal dari hasil usaha. Hal ini karena
akhlak mulia yang berasal dari tabiat menjadi perangai, karakter, dan pembawaan
yang senantiasa melekat pada seseorang.

Seseorang yang mempunyai tabiat akhlak mulia, tidak perlu untuk bersusah
payah untuk mendapatkannya. Hal ini karena keutamaan yang Allah Subhanahu wa
Ta’ala berikan kepada yang dikehendaki-Nya. Namun, barang siapa yang tidak
memiliki keutamaan ini, dia bisa melatih dan mengusahakannya.

Pada hakikatnya dalam menumbuhkan akhlak yang baik itu melalui


pembinaan akhlah. Pembinaan akhlak bagi setiap muslim merupakan sebuah
kewajiban yang harus dilakukan terus menerus tanpa henti baik melalui pembinaan
dari orang lain maupun pembinaan yang dilakukan atas dirinya sendiri tanpa harus

5
dituntun oleh orang lain. Namun pada hakikatnya pembinaan akhlak tasawuf lebih
merupakan pembinaan akhlak yang dilakukan seseorang atas dirinya sendiri dengan
tujuan jiwanya bersih dan perilakunya terkontrol.

B. Langkah-langkah Menumbuhkan Akhlak

Ada tiga langkah yang harus dilakukan seseorang dalam melakukan pembinaan
akhlak tasawuf, yaitu sebagai berikut:
1. Tazkiyah al-Nafs
Tazkiyah al-Nafs secara etimologi berasal dari dua kata yaitu tazkiyah dan al-
Nafsi yang berasal dari kata zakatun nafsi. Tazkiyah mempunyai dua arti
“penyucian dan pertumbuhan”. Sedangkan al-Nafsi yang berasal dari kata zakatun
nafsi berarti penyucian jiwa dari segala penyakit dan cacat merealisasikan maqam
padanya dan menjadikan asma’ dan sifat Allah sebagai akhlaknya.
Untuk mewujudkan tujuan dari pembinaan akhlak dengan tazkiyah perlu
melalui beberapa tahap, antara lain sebagai berikut:
a) Upaya menyucikan diri (tathahhur)
Usaha yang dilakukan dalam menyucikan diri adalah dengan bertaubat dari
dosa yang telah dilakukan dan berjanji tidak mengulangi lagi segala perbuatan
yang bisa mengotori jiwa atau hati.
b) Upaya menghiasi diri dengan akhlak al-kharimah(takhallaq)
Setelah melakukan penyucian diri, maka langkah selanjutnya ialah berupaya
mengisi kepribadiannya dengan akhlak-akhlak mulia. Dengan menghiasi diri
dengan akhlak-akhlak mulia diharapkan bisa menggantikan akhlak-akhlak buruk
dalam diri seseorang.
c) Upaya merealisaikan kedudukan-kedudukan mulia atau biasa
disebut Maqamatul Qulub (Tahaqquq)
Pada usaha ini merupakan puncak dari tahapan-tahapan tazkiyah, di mana
seseorang harus memperoleh kedudukan mulia di sisi Allah SWT dengan cara
berusaha berada sedekat-dekatnya dengan Allah SWT.
Kesemua tahapan-tahapan di atas penting dijalani agar benar-benar menjadi
jaring pengaman yang menyelamatkan manusia dari keterperosokan dan
keterperukan di dunia serta kehancuran di akhirat nanti. Selain itu, ada enam
tingkatan bila seseorang ber-tazkiyah, yaitu :

6
a) Musyarathah
Musyarathah atau penetapan syarat ini adalah permulaan seseorang dalam
melakukan kegiatan.
b) Muraqabah
Muraqabah atau perasaan diawasi adalah upaya menghadirkan kesadaran
adanya muraqabatullah (pengawasan Allah) atau dengan kata lain adalah upaya
yang dilakukan diri sendiri untuk senantiasa terawasi oleh Allah.
c) Muhasabah
Muhasabah adalah sebuah upaya untuk selalu menghadirkan keasadaran bahwa
segala sesuatu yang dikerjakannya tengah dihisab, dicatat oleh Malaikat Raqib dan
Atid sehingga ia pun harus aktif menghisap dirinya terlebih dahulu agar bergegas
memperbaiki diri.
Keutamaan muhasabah terdapat dalam QS. Al-Hasyr ayat 18 di mana Allah
berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat).”
Dalam ber-muhasabah, seorang memulainya dengan bertaubat kepada Allah
SWT. Proses bertaubat ini akan mendorong seorang hamba untuk menyesal atas
segala dosa yang telah diperbuat. Sehingga dari penyesalan ini akan mendorong
seseorang hamba untuk mengevaluasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
pernah dilakukan.
d) Mu’aqabah
Mu’aqabah adalah upaya yang dilakukan diri untuk menghukum dirinya sendiri
atas dosa yang dilakukan dan menggantikannya dengan kebaikan.
Contoh mu’aqabah yang pernah dilakukan adalah mu’aqabah yang dilakukan
Umar bin Khatab yang pernah terlalaikan melaksanakan shalat dzuhur karena sibuk
mengawasi kebunnya. Setelah kejadian tersebut, Umar bin Khatab langsung
bersegara mengingat Allah dan lalu melakukan mu’aqabah dengan menghibahkan
kebun beserta isinya untuk keperluan fakir miskin.
e) Mujahadah
Mujahadah adalah upaya keras untuk bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah, menjauhi segala yang dilarang Allah dan
mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.

7
Contoh mujahadah adalah seperti yang dilakukan Rasulullah SAW dalam
melaksanakan shalat tahajud, di mana kaki beliau sampai bengkak karena terlalu
lama berdiri.
f) Mu’atabah
Mu’atabah mengandung arti perlunya memonitoring, mengontrol, dan
mengevaluasi sejauh mana proses-proses dalam kita ber-tazkiyah.

2. Tarbiyah Dzatiyah
Secara istilah tarbiyah dzatiyah diartikan sebagai sarana pembiaan (tarbiyah)
yang diberikan orang muslim atau muslimah kepada dirinya untuk membentuk
kepribadian yang sempurna di seluruh sisinya; ilmiah, iman akhlak, sosial, dan lain
sebagainya. Tarbiyah dzatiyah juga bisa diartikan sebagai pembinaan (tarbiyah)
seseorang terhadap dirinya sendiri.
Contoh tarbiyah dzatiyah adalah seperti yang dilakukan oleh sahabat-sahabat
Rasulullah, di mana mereka mampu tampil menjadi figur-figur hebat dengan ciri
khas masing-masing. Salah satu kuncinya adalah masing-masing dari mereka
mampu men-tarbiyah (membina) diri sendiri engan optimal, meningkatkan kualitas
diri menuju tingkatan seideal mungkin, mengadakan perbaikan diri secara
konsisten dan berkelanjutan, serta meningkatkan semua potensi diri mereka
sehingga tidak ada satupun potensi mereka yang terabaikan.
3. Halaqah Tarbawiyah
Halaqah tarbawiyah adalah salah satu metode dalam pembinaan akhlak dengan
cara dipandu dan dibimbing oleh seorang murabbi untuk bersama-sama membina
diri baik dari segi ilmu maupun pengalaman.
Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), halaqah dalam
Bahasa Indonesia adalah “halakah” yang artinya cara belajar atau mengajar dengan
duduk di atas tikar dengan posisi melingkar atau berjejer.
Salah satu konsep pembinaan akhlak dengan halaqah ini bisa dilihat pada para
pengamal thariqah. Dimana para pengamal thariqah ini menghimpun diri pada
sebuah kelompok thariqah dengan bimbingan seorang mursyid.

C. Sarana-sarana Menumbuhkan Akhlak

Dan dalam langkah-langkah pembinaan di atas ada pula sarana- sarana dalm
pembinaan akhlak diantaranya:

8
1. Tazkiyah al-Nafs
Sarana tazkiyah adalah berbagai amal perbuatan yang mempengaruhi jiwa
secara langsung dengan menyembuhkannya dari penyakit, membebaskannya dari
“tawanan” atau merealisasikan akhlak padanya.
Berikut ini beberapa sarana dalam ber-tazkiyah:
a) Shalat
Shalat adalah salah satu sarana tazkiyah dan merupakan wujud
tertinggi dari‘ubudiyah dan rasa syukur. Penunaian shalat secara sempurna
merupakan sarana, tujuan, dan dampak tazkiyah itu sendiri melalui shalat.
Sehingga shalat dijadikan sarana tazkiyah yang pertama.Shalat
berikut sujud, ruku’, dan dzikirnya membersihkan jiwa dari kesombongan kepada
Allah dan mengingatkan jiwa agar selalu istiqamah dalam perintahnya.
b) Zakat dan infak
Zakat dan infak menjadi sarana kedua kita dalam ber-tazkiyah. Zakat dan
infak bisa membersihkan jiwa dari bakhil dan kikir, dan menyadarkan manusia
bahwa pemilik harta sebenarnya adalah Allah SWT.
c) Puasa
Puasa merupakan salah satu sarana tazkiyah yang membiasakan jiwa agar
mampu mengendalikan syahwat dan kemaluan. Tujuan dari puasa tidak hanya
sekedar menahan haus dan lapar, namun melatih jiwa untuk sabar dan mengekang
hawa nafsu dari keinginan-keinginan nafsu duniawi.
d) Zikir dan pikir
Zikir dan pikir dalam ber-tazkiyah dapat menambah rasa keimanan dan
ketauhidan kita di dalam hati. Seperti firman Allah SWT dalam QS Ar-Ra’d yang
artinya :“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati kita menjadi tentram.”
e) Mengingat kematian
Dengan mengingat kematian, kita akan semakin paham bahwa hidup kita di
dunia hanyalah sementara dan segala amal perbuatan kita selama hidup di dunia
akan dihisab di akhirat nanti.

f) Amar ma’ruf nahi munkar


Dalam kita ber-tazkiyah, tentu kita harus saling mengajak ke kebaikan dan
menjauhi kemungkaran. Karena Allah berfirman dalam Surat Al-‘Asr ayat 3 yang

9
artinya: “Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan saling berpesan
dalam kebenaran dan saling berpesan dalam kesabaran.”

2. Tarbiyah Dzatiyah

Sarana-sarana dalam tarbiyah dzatiyah antara lain sebagai berikut:


a) Muhasabah
Muhasabah merupakan penyucian atau pembersihan diri sebagai alat
menginstropeksi dirinya sendiri. Seorang muslim mulai men-tarbiyah dirinya
sendiri dengan cara pertama-tama evaluasi terhadap dirinya sendiri atas kebaikan
dan keburukan yang dikerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang dimiliki
agar dapat menyadari dan melakukan perbaikan terhadap dirinya sendiri.
b) Taubat dari segala dosa
Taubat dari segala dosa dapat meluruskan perjalanan jiwa setiap kali
melakukan penyimpangan dan mengembalikannya kepada titik tolak yang benar.
Taubat juga bisa menhentikan laju kesalahan jiwa, sehingga Allah melimpahkan
karunia-Nya kepada orang-orang yang bertaubat dengan mengubah kesalahan-
kesalahan mereka menjadi kebaikan.
c) Mencari ilmu dan memperluas wawasan
Dengan kita mencari ilmu dan memperluas wawasan, kita akan menjadi
semakin paham bagaimana melakukan tarbiyah yang benar, tahu mana yang halal
atau haram, mana yang benar atau bathil, dan mana yang benar ataupun yang salah.
d) Mengerjakan amalan-amalan iman
Mengerjakan amalan-amalan iman ini sangat besar pengaruhnya pada jiwa,
karena cara ini merupakan realisasi dari perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya.
Amalan-amalan iman tersebut antara lain mengerjakan ibadah-ibadah wajib
seoptimal mungkin, meningkatkan porsi ibadah sunnah dan peduli ibadah dzikir,
termasuk membaca Al-Qur’an.
e) Memperhatikan aspek akhlak (moral)
Akhlak menjadi salah satu sarana tarbiyah dzatiyah, sekaligus tujuannya pada
saat yang sama. Oleh karena itu, setiap muslim harus men-tarbiyah dirinya
denganakhlak yang dianjurkan dalam Islam seperti sabar, tawadhu’, dermawan,
jujur dan masih banyak lagi akhlak-akhlak mulia yang harus direalisasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

10
3. Halaqah Tarbawiyah
Kegiatan halaqah ini berbentuk pertemuan rutin minimal sekali dalam
seminggu dengan agenda kegiatan, antara lain:
a) Tadarus Al-Qur’an.
b) Pemberian materi.
c) Internalisasi materi dalam pengamalan.
d) Dialog permasalahan umat.
e) Evaluasi diri atau muhasabah.

Selain di atas, halaqah juga bisa diadakan acara-acara khusus untuk


menguatkan spiritual seperti buka puasa sunah bersama, qiyamul lail bersama, dll.
Intinya forum yang tidak hanya mengkaji islamdalam dataran wancana, akan tetapi
dilanjutkan ke arah internalisasi atau pengamalan bahkan hingga pada tataran
bagaimana dakwah pada kaumnya.

D. Manfaat menumbuhkan akhlak

1. Tazkiyah al-Nafs
Aktivitas-aktivitas tazkiyah yang dapat mencontoh Rasulullah SAW ini dapat
menghasilkan manfaat-manfaat ‘amaliyah. Manfaat-manfaat ini disebut tsamaratut-
tazkiyyah yang antara lain sebagai berikut :
a) Lisan yang terkontrol (Dhabtul-Lisan)
b) Komitmen dengan adab-adab pergaulan (Iltizam Bi Adabil ‘llaqat)
Dengan tazkiyah ini seseoarng muslim dapat menentukan batasan-batasan dalam
pergaulan, di mana ia bisa menempatkan diri dalam golongan pergaulan yang
membawa keselamatan dunia dan akhirat.

2. Tarbiyah Dzatiyah
Jika seorang muslim benar-benar melaksanakan pembinaan akhlak terhadap
dirinya sendiri maka ia akan memperoleh hasil dari tarbiyah dzatiyah yang di
antaranya sebagai berikut:
a) Keridaan Allah SWT dan Surga-Nya.
b) Kebahagian dan Ketentraman.
c) Dicintai dan diterima Allah.
d) Terjaga dari keburukan.

11
e) Jiwa merasa aman.

3. Halaqah Tarbawiyah

Dalam bentuk pembinaan Akhlak Tasawuf, melalui halaqahakan dihasilkan


manfaat:
a) Tertanamnya keyakinan iman yang kuat pada akidah dan kebenaran Islam.
b) Terbentuknya akhlak al-kharimah secara nyata dalam wujud perbuatan baik
dalam ruang lingkup individu, keluarga dan masyarakat.
c) Terciptanya ukhuwah Islamiah di dalam kehidupan sosial.
d) Terpeliharanya kepribadian dan amal dari berbagai pengaruh yang bisa
merusak dan melemahkannya.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Langkah menumbuhkah akhlak yang baik ialah salah satu upaya kita agar menyucikan diri
dan menghiasi diri dengan akhlak bila seseoang bertazkiyah yaitu musyarathah adalah
permulaan seseorang dalam melakukan kegiatan.lalu salah satu cara melakukan pembinaan
akhlak tasawuf itu terdiri dari 3 langkah :
1. Tazkiyah al-nafs
2. Tarbiyah dzatiyah
3. Halaqah tarbawiyah
Manfaat kita menumbuhkah ahklah yang baik itu menghasilkan keridaan allah SWT dan
Surganya,kebahagian dan ketentraman, dicintai dan diterima Allah, terjaga dari keburukan,
dan jiwa merasa aman

13
DAFTAR PUSTAKA

https://hudhadhuha.blogspot.com/2015/01/langkah-langkah-pembinaan-akhlak.html
https://islamhariini.com/5-cara-memperoleh-akhlak-mulia/
https://kamianakislam.wordpress.com/2017/03/28/cara-meningkatkan-akhlak-terpuji/
https://dosenpsikologi.com/cara-membentuk-akhlak-yang-baik
https://dalamislam.com/akhlaq/cara-meningkatkan-akhlak
http://etheses.iainkediri.ac.id/113/3/BAB%20II.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai