KEPALA SEKOLAH
TELAH MENGESAHKAN DAN MEMBERLAKUKAN
KTSP SMP.K BETHEL JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2021 / 2022
Disahkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 31 JULI 2021
Menyetujui : Mengesahkan :
KOMITE SMP.K.BETHEL KEPALA SMP.K BETHEL
Mengetahui,
KEPALA SUKU DINAS WILAYAH 1
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT
Slamet
NIP: 196506291989031003
i
TIM PENGEMBANG KTSP
1
PENGARAH Dr. Ajisarni LZ
2 PENANGGUNG
Dra. Roswita Sitorus
JAWAB
4
ANGGOTA Dra. Delpiati Panjaitan
7
ANGGOTA Dinar Sitio, S.Si
10
ANGGOTA Kandar Santoso Wun, S.Pd
14 KETUA KOMITE
Duma Tambunan, S.E
SEKOLAH
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
kekuatan dan kesempatan kepada kami sehingga Kurikulum SMP.K BETHEL Jakarta
dapat tersusun. Kurikulum ini diberlakukan untuk tahun pelajaran 2021/2022 sebagai hasil
penyempurnaan Kurikulum SMP.K BETHEL Jakarta tahun sebelumnya. Kurikulum ini
memuat Profil sekolah, Tujuan sekolah, Struktur kurikulum, kalender pendidikan, dan
regulasi-regulasi terkait dengan pelaksanaannya.
Kurikulum ini dapat terselesaikan berkat dukungan berbagai pihak. Untuk itu, kami
menyampaikan terima kasih. Ungkapan terima kasih ini terutama kami sampaikan kepada
1. Para guru dan karyawan SMP K BETHEL Jakarta yang telah secara proaktif
memberi masukan dan kelengkapan data;
2. Pengawas sekolah yang telah membimbing penyusunan kurikulum;
3. Ketua Komite SMP.K BETHEL Jakarta yang turut serta memberi masukan dan
dorongan terhadap terselenggaranya pendidikan di SMP K BETHEL Jakarta.
4. Kasudin Dinas Dikdas Jakarta Pusat yang telah memberikan pengarahan dan
memfasilitasi tersusunnya Kurikulum ini.
Kurikulum ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran serta masukan
demi penyempurnaan kurikulum berikutnya sangat kami nantikan dari berbagai pihak.
Meskipun begitu, kami berharap bahwa kurikulum ini dapat dijadikan pedoman dalam
penyelengaraan pendidikan di SMP.K BETHEL Jakarta khususnya dan dijadikan acuan
model kurikulum bagi yang memerlukannya.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................i
iii
TIM PENGEMBANG KTSP.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. RASIONAL............................................................................................................1
B. LANDASAN HUKUM..........................................................................................3
B. Misi.......................................................................................................................10
C. Tujuan...................................................................................................................10
1. Struktur Kurikulum..............................................................................................18
5. Pengembangan diri...............................................................................................75
iv
10. Penguatan Pendidikan Karakter........................................................................92
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. RASIONAL
LATAR BELAKANG
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003)
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
mengamanatkan kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan
mengacu kepada Stándar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) serta
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). Selain itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang
menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.
Dengan dasar Undang-undang dan PP di atas, dalam upaya mendekatkan
pendidikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan peserta didik dan lingkungan,
SMP K Bethel Jakarta mengembangkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). KTSP ini disusun dengan mengacu pada Stándar Isi (SI) dan Stándar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang selanjutnya disebut
Kurikulum SMP K Bethel Jakarta ini disusun untuk mewujudkan visi sekolah dengan
mengakomodasi potensi yang ada untuk meningkatkan kualitas satuan pendidikan,
baik dalam aspek akademis maupun non akademis, memelihara, mengembangkan
budaya daerah, menguasai IPTEK yang dilandasi iman dan taqwa dan berwawasan
lingkungan, serta ramah bagi semua peserta didik (Education For All) yang
1
mengacu pada visi dan misi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DKI Jakarta.
Pendidikan Bermutu Untuk Semua Dan Berkelanjutan Yang Dapat Melahirkan
Generasi Berkarakter Jujur Dan Berkehidupan Yang Berkualitas.
Kurikulum SMP K Bethel Jakarta pada tahun pelajaran 2021 / 2022 menerapkan
prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum 2013. Adapun pengembangannya
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, berkarakter dan berbudi pekerti luhur dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab terhadap lingkungan. Pada kurikulum 2013
peserta didik diharapkan mempunyai ketrampilan abad 21 yang diistilahkan 4C yaitu
Communication, collaboration, Critical Thinking and Problem Solving dan Creativity
and Innovation). Penguasaan ketrampilan 4C ini sangat penting khususnya di abad 21,
abad dimana dunia berkembang dengan cepat dan dinamis. Untuk mewujudkan
ketrampilan 4C itu diantaranya yaitu dengan adanya Integrasi PPK (Penguatan
Pendidikan Karakter) dalam pembelajaran terutama 5 karakter yaitu religius,
nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan integritas serta Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) yang tidak hanya sekedar membaca dan menulis melainkan mencakup
ketrampilan berpikir menggunakan berbagai sumber baik cetak, visual, digital dan
auditori. Juga dalam pembelajaran menerapkan Higher Order of Thinking Skill
(HOTS) yaitu dalam pembelajaran memberikan pelatihan yang melatih kemampuan
berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitf yang merupakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi sehingga diharapkan peserta didik dapat bersaing dalam kancah dunia.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta tuntutan lingkungan yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur, serta
sesuai dengan visi SMP K Bethel Jakarta.
SMP K Bethel Jakarta memiliki peluang berkembang cukup besar karena letak
geografisnya yang strategis. Lokasi sekolah berada di kawasan yang mudah dijangkau
angkutan umum dan keadaan lingkungan yang tenang dan nyaman. Selain ini SMP K
Bethel Jakarta juga melakukan upaya nyata berupa peningkatan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan, melengkapi sarana dan prasarana, menjalin kerja sama yang
harmonis dengan orang tua peserta didik/wali peserta didik dan mengadakan kegiatan
pengembangan diri dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dan
2
masyarakat.
B. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang No 20 thn 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. PP Nomor. 32 Tahun 2013 sebagai Perubahan dari PP Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Pendidikan Pendidikan
4. PP Nomor 13 Tahun 2015 sebagai perubahan kedua atas PP Nomor 19 Tahun
2005.
5. Peraturan Presiden nomer 87 tahun 207 tentang penguatan pendidikan karakter.
6. Permendikbud RI No. 68 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur
kurikulum
7. Permendikbud No. 61 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengembangan Kurikulum
8. Permendikbud No. 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstra Kurikuler Pada
Pendidikan Dasar dan Menengah
9. Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan
10. Permendikbud No. 74 Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal pada Kurikulum 2013
11. Permendikbud No. 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada Dasar dan
Pendidikan Menengah
12. Permendikbud No. 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling
13. Permendikbud No. 18 Tahun 2015 Tentang Buku Teks
14. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi
15. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
16. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
17. Permendikbud No. 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar
18. Permendikbud No 3 Tahun 2017 tentang penilaian hasil belajar dari Pemerintah
dan Satuan Pendidikan.
19. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Ujian Yang Diselenggarakan Satuan
Pendidikan Dan Ujian Nasional
20. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719 Tahun 2020
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan Dalam
Kondisi Khusus
21. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 tahun 2019
Tentang Penyederhanaan RPP
22. Keputusan Bersama 4 menteri tanggal 15 Juni 2020 tentang panduan
penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran dan tahun akademik baru di
masa pandemi corona virus disease
3
23. Keputusan kabalitbangbuk nomer 018/H/KR tahun 2020 tentang kompetensi inti
dan kompetensi dasar pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas untuk kondisi khusus
24. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020
tentang Pencegahan Corona Virus Disease (COVID-19) pada Satuan Pendidikan
25. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran
Corona Virus Disease (COVID-19)
26. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
15 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Belajar dari Rumah dalam Masa
Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19)
27. Perda No 8 Tahun 2006 tentang Sistem Pendidikan
28. Pergub No 89 Tahun 2018 Tentang perubahan atas Pergub No 80 Tahun 2017
tentang Kurikulum muatan lokal di sekolah/Madrasah
29. Pergub No 56 Tahun 2019 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pada
Satuan Pendidikan
30. Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 33 Tahun 2020
Tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta
31. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan No. 1114 Tahun 2018 Tentang Standar Isi
Muatan local Kurikulum 2013 Jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
32. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan No. 531 Tahun 2021 Tentang Kalender
Pendidikan Tahun Pelajaran 2021-2022
33. Surat edaran kepala dinas pendidikan provinsi DKI Jakarta no. 50/2020 tentang
kegiatan satuan pendidikan pada masa transisi pembatasan sosial berskala besar
di Provinsi DKI Jakarta
34. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta No 646 Th 2021
tentang penghentian sementara kegiatan di Satuan Pendidikan pada masa PPKM
berbasis Mikro
4
motorik;
sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, penge-
tahuan, dan keterampilan;
kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lan-
jut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
1 Standar isi (Permen Diknas No. 22 Thn. 2006) adalah ruang lingkup materi
dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi
tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
5
3. Standar proses (Permen Diknas No. 41 Thn. 2007) adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
4. Standar sarana dan prasarana (Permen Diknas No. 24 Thn. 2007) adalah
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang
ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi,
serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
5. Standar pendidik dan tenaga kependidikan (Permen Diknas No. 12, 13 dan 16
Thn. 2007) adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun
mental, serta pendidikan dalam jabatan.
7
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan
penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara
berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
viii. Agama Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman,
taqwa, serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat
beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut
mendukung peningkatan iman, taqwa, dan akhlak mulia.
ix. Dinamika perkembangan global Kurikulum menciptakan kemandirian, baik
pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan
oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan
individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan
untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
x. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Kurikulum diarahkan untuk
membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi
landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, kurikulum
harus menumbuhkan kembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
xi. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan
menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada
budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya
dari daerah dan bangsa lain.
xii. Kesetaraan jender Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan
perilaku yang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
Karakteristik satuan pendidikan Kurikulum dikembangkan sesuai dengan
kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.
8
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP serta memperhatikan pertimbangan
Komite Sekolah.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) K Bethel Jakarta menggunakan Kurikulum 2013
yang dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran
karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk
mencapai kompetensi.
Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan
untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah
menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan, kurikulum
sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau
jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam
rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam
menerapkan perolehannya di masyarakat.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan un-
tuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan
Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka
Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah
kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan
selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan
dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan
pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum
didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi
Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi
berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang
dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan
dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk
sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas
mata pelajaran, diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan
(organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga
memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.
9
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
A. Visi
MENJADI LEMBAGA PENDIDIKAN KRISTEN YANG MEWUJUDKAN
PESERTA DIDIK YANG BERKETUHANAN YANG MAHA ESA, CERDAS,
DAN KREATIF.
B. Misi
1. Memotivasi peserta didik beriman kuat, bertumbuh, berpengharapan masa
depan yang baik, saling berbagi dan menghormati sesama berdasarkan
karakter kristiani.
2. Mengoptimalkan proses pembelajaran yang aktip,efektif,dan kreatif, inovatif,
kompetitif, dan menyenangkan.
3. Membina peserta didik yang trampil, cerdas, kreatif, dan mandiri.
4. Meningkatkan kualitas SDM, pengembangan iptek, dan sarana prasarana.
5. Menggalakkan budaya bersih menuju hidup sehat.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
C. Tujuan
Tujuan SMP K BETHEL yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun
sebagai berikut :
1. Rata-rata nilai Raport semester 1 - 5 meningkat atau lebih tinggi dari tahun
sebelumnya.
3. Pada tahun 2020- 2021 tingkat kelulusan 100,....% dan tetap dipertahankan
pada tahun 2021 / 2022 dengan nilai raport ( semester 1 – 5 ) rata-rata yang
meningkat.
10
BAB III
KERANGKA DASAR STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
11
Pemetaan/skrining zona kelurahan tempat tinggal peserta didik, guru
serta tenaga kependidikan yang ada di sekolah sebagai bahan penentuan
pelaksanaan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh
sekolah, selain itu untuk memastikan tempat tinggalnya bukan
merupakan episentrum penularan Covid-19 (zona hijau) atau termasuk
lingkungan yang tidak aman (zona merah), dalam hal ini dapat
diketahui antara lain melalui gugus tugas penanganan covid 19, melalui
aplikasi pemantauan covid 19 atau surat keterangan dari kepala
kelurahan atau kecamatan, selain itu pemetaan/ skrining kesehatan bagi
peserta didik, guru dan tenaga kependidikan untuk memastikan kondisi
kesehatannya tidak berpotensi untuk menularkan atau tertular Covid-19
hal tersebut dapat ditunjukkan melalui surat keterangan sehat dari
puskesmas sebagai bentuk pemenuhan kelengkapan apabila proses
pembelajaran akan dilakukan secara tatap muka atau kelas nyata.
e. Kegiatan pembelajaran masa darurat dilaksanakan dengan
mempertimbangkan terjaganya kesehatan, keamanan, dan keselamatan
peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat baik pada
aspek fisik maupun psikologi, untuk pembelajaran tatap muka atau
kelas nyata hal tersebut ditunjukkan dengan surat rekomendasi dari
pemerintah setempat melalui dinas pendidikan dan surat persetujuan
dari orang tua.
12
4) Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
5) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran
6) Pembelajaran yang dilaksanakan dari rumah lebih menitikberatkan pada
pendidikan kecakapan hidup, misalnya pemahaman mengatasi pandemi
Covid-19, penguatan nilai karakter atau akhlak, serta keterampilan
beribadah peserta didik di tengah keluarga;
7) Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala
satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi
pertimbangan utama dalam pelaksanaan belajar dari rumah
8) Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara
guru dengan peserta didik dan orang tua/wali
9) Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik
yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan
memberi skor/nilai kuantitatif
13
Pembelajaran Berbasis Penelitian (Inquiry learning), Model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), dan model
pembelajaran lainnya yang memungkinkan peserta didik belajar secara
aktif dan kreatif.
Guru memilih metode yang memungkinkan pencapaian tujuan
pembelajaran pada kondisi darurat.
Guru secara kreatif mengembangkan metode pembelajaran aktif yang
disesuaikan dengan karakteristik materi/tema dan karaktersituasi yang
dihadapi madrasah pada kondisi darurat.
Aktivitas dan tugas pembelajaran pada masa belajar dari rumah
dilaksanakan bervariasi antar peserta didik, sesuai minat dan kondisi
masing-masing, termasuk mempertimbang kan kesenjangan
akses/ketersediaan fasilitas belajar di rumah.
Pemberian tugas pembelajaran dilaksanakan dengan
mempertimbangkan konsep belajar dari rumah, yaitu sebagai usaha
memutus mata rantai penyebaran Covid-19, maka beban tugas yang
diberikan kepada peserta didik dipastikan dapat diselesaikan tanpa
keluar rumah dan tetap terjaga kesehatan, serta cukup punya waktu
istirahat untuk menunjang daya imunitas peserta didik
Media dan Sumber Belajar.
Guru menggunakan media yang ada di sekitar lingkungan, dapat berupa
benda-benda yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran
sederhana. Pemilihan media disesuaikan dengan materi/tema yang
diajarkan dan tagihan dengan tetap mempertimbangkan kondisi
kedaruratan. Selain itu guru dan peserta didik dapat menggunakan
media dan sumber belajar a.l :buku sekolah elektronik(
https://bse.kmendikbud.go.id), sumber bahan ajar peserta didik, aplikasi
e - learning sekolah (https://elearning.smpfutuhiyyah.sch.id/), web
Rumah Belajar oleh Pusdatin Kemendikbud
(https://belajar.kemdikbud.go.id), TVRI, TV edukasi Kemendikbud
(https:tve.kemendikbud.go.id/live/), Kemendikbud
(http://rumahbelajar.id),Guruberbagi), (
http://guruberbagi.kemdikbud.go), Video pembelajaran (Video
14
pembelajaran).
16
tugas dan target capaian kompetensi yang harus dilakukan
anaknya pada masa darurat.
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Dalam kondisi darurat adanya pandemi Covid-19 siswa belajar
dirumah (BDR) dan pembelajarannya dengan Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) yang dilakukan dengan daring dan luring.
17
B. Struktur Kurikulum dan Muatan Kurikulum
1. Struktur Kurikulum
Berdasarkan Keputusan Mendikbud Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelak-
sanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus, maka SMP K Bethel
Jakarta memutuskan untuk melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu di SMP
K Bethel untuk kelas VII, VIII, dan IX.
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan
pengorganisasian kompetensi inti, mata pelajaran, beban belajar, kompetensi dasar, dan
muatan pembelajaran pada setiap Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas
yang berbeda dapat dijaga.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan dengan karakteristik sebagai berikut:
1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan
keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, penge-
tahuan, dan keterampilan;
4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas
yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5) Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing ele-
ments) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikem-
bangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
6) Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling mem-
perkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Mengacu pada enam karakteristik tersebut maka seluruh aktivitas penerapan kurikulum
berpusat pada usaha mewujudkan kompetensi inti yang diwujudkan dengan menempatkan
sekolah sebagai bagian dari sistem masyarakat.
18
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
A. Kompetensi Inti
KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI
Sikap Spiritual 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
19
B. Kompetensi Dasar
KELAS: VII
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
20
KELAS VIII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai dan menghay- Menerima dan menanggapi makna hidup beriman dan
ati ajaran agama yang dianut- berpengharapan
nya Menerima peran Roh Kudus dalam proses hidup beriman
2. Menghargai dan menghayati Menunjukkan sikap setia kepada Tuhan dan sesama seba-
perilaku jujur, disiplin, tang- gai wujud hidup bersyukur
gungjawab, peduli (toleransi, Menunjukkan sikap rela berkorban seperti yang diajarkan
gotong royong), santun, per- Tuhan Yesus
caya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkun-
gan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan ke-
beradaannya
3. Memahami dan menerapkan Memahami dan mampu menjelaskan makna hidup
pengetahuan (faktual, konsep- bersyukur sebagai orang yang beriman
tual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak
mata
4. Mengolah, menyaji, dan Menerapkan sikap hidup beriman dan berpengharapan
menalar dalam ranah konkret melalui ibadah, doa, dan membaca Alkitab
(menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghi-
tung, menggambar, dan men-
garang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sum-
ber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
21
KELAS: IX
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai dan menghayati Menerima karya Allah dalam pertumbuhan gereja dan
ajaran agama yang dianutnya berbagai pergumulannya
22
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
KOMPETENSI INTI & KOMPETENSI DASAR
KELAS: VII
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
4. Mencoba, mengolah, dan 4.1 Menyajikan tulisan singkat tentang “sejarah dan
23
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
menyaji dalam ranah semagat komitmen para pendiri negara dalam meru-
konkret (menggunakan, muskan Pancasila sebagai dasar negara”
mengurai, merangkai, 4.2 Menyajikan tulisan singkat tentang sejarah
memodifikasi, dan mem- perumusan dan pengesahan UUD Negara Republik
buat) dan ranah abstrak Indonesia Tahun 1945
(menulis, membaca, 4.3 Membuat kajian isi Pembukaan UUD Negara Re-
menghitung, menggambar, publik Indonesia Tahun 1945
dan mengarang) sesuai 4.4 Menyajikan hasil pengamatan tentang norma-norma
dengan yang dipelajari di yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan
sekolah dan sumber lain berbangsa
yang sama dalam sudut 4.5 Berinteraksi dengan teman dan orang lain
pandang/teori berdasarkan prinsip saling menghormati, dan meng-
hargai dalam keberagaman yang dibingkai Bhin-
neka Tunggal Ika
4.6 Menampilkan perilaku kebersatuan dalam
keberagaman suku, agama, ras, budaya, gender
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
4.7 Menyajikan karakteristik daerah tempat tinggalnya
sebagai bagian utuh dari NKRI
24
KELAS: VIII
25
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KELAS: IX
26
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
27
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
KOMPETENSI INTI & KOMPETENSI DASAR
KELAS: VII
BAHASA INDONESIA
28
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
29
KELAS: VIII
1. Menghargai dan menghay- 1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa In-
ati ajaran agama yang di- donesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
anutnya untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah
keberagaman bahasa dan budaya
1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa In-
donesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa se-
bagai sarana memahami informasi lisan dan tulis
1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa In-
donesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa se-
bagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis
2. Menghargai dan menghay- 2.1 Memiliki perilaku jujur dalam menceritakan sudut
ati perilaku jujur, disiplin, pandang moral yang eksplisit
tanggung jawab, peduli 2.2 Memiliki perilaku peduli, cinta tanah air, dan se-
(toleransi, gotong royong), mangat kebangsaan atas karya budaya yang penuh
santun, percaya diri, dalam makna
berinteraksi secara efektif 2.3 Memiliki perilaku demokratis, kreatif, dan santun
dengan lingkungan sosial dalam berdebat tentang kasus atau sudut pandang
dan alam dalam jangkauan 2.4 Memilikiperilaku jujur dan percaya diri dalam men-
pergaulan dan keberadaan- gungkapkan kembali tujuan dan metode serta hasil
nya kegiatan
2.5 Memiliki perilaku jujur dan percaya diri dalam pen-
gungkapan kembali peristiwa hidup diri sendiri dan
orang lain
3. Memahami dan menerap- 3.1 Memahami teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi,
kan pengetahuan (faktual, cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui
konseptual, dan prosedu- lisan maupun tulisan
ral)berdasarkan rasa ingin 3.2 Membedakan teks cerita moral/fabel, ulasan,
tahunya tentang ilmu diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik
pengetahuan, teknologi, melalui lisan maupun tulisan
seni, budaya terkait 3.3 Mengklasifikasi teks cerita moral/fabel, ulasan,
fenomena dan kejadian diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik
tampak mata melalui lisan maupun tulisan
3.4 Mengidentifikasi kekurangan teks cerita moral/fa-
bel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita bi-
ografi berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui
lisan mupun tulisan
4. Mengolah, menyaji, dan 4.1 Menangkap makna teks cerita moral/fabel, ulasan,
menalar dalam ranah diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik se-
konkret (menggunakan, cara lisan maupun tulisan
mengurai, merangkai, 4.2 Menyusun teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi,
memodifikasi, dan mem- cerita prosedur, dan cerita biografi sesuai dengan
buat) dan ranah abstrak karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan
(menulis, membaca, maupun tulisan
30
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KELAS: IX
1. Menghargai dan menghay- 1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa In-
ati ajaran agama yang di- donesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
anutnya untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah
keberagaman bahasa dan budaya
1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa
sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis
1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa
sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis
2. Menghargai dan menghay- 2.1 Memiliki perilaku jujur dan percaya diri dalam
ati perilaku jujur, disiplin, menangani kejadian dan memberikan makna keja-
tanggung jawab, peduli dian dalam konteks budaya masyarakat
(toleransi, gotong royong), 2.2 Memiliki perilaku cinta tanah air dan semangat ke-
santun, percaya diri, dalam bangsaan atas karya budaya masyarakat Indonesia
berinteraksi secara efektif yang penuh makna dalam hal pesan dan nilai-nilai
dengan lingkungan sosial budaya
dan alam dalam jangkauan 2.3 Memiliki perilaku demokratis, kreatif, dan santun
pergaulan dan keberadaan- dalam membantah sebuah sudut pandang tentang
nya suatu masalah
2.4 Memiliki rasa percaya diri dan semangat dalam
kegiatan ilmiah dan menceritakan kembali kesim-
pulan hasil kegiatan ilmiah
3. Memahami dan menerap- 3.1 Memahami teks eksemplum, tanggapan kritis, tan-
kan pengetahuan (faktual, tangan, dan rekaman percobaan baik melalui lisan
konseptual, dan prosedu- maupun tulisan
ral)berdasarkan rasa ingin 3.2 Membedakan teks eksemplum, tanggapan kritis,
tahunya tentang ilmu tantangan, dan rekaman percobaan baik melalui
pengetahuan, teknologi, lisan maupun tulisan
seni, budaya terkait fenom- 3.3 Mengklasifikasi teks eksemplum, tanggapan kritis,
ena dan kejadian tampak tantangan, dan rekaman percobaan baik melalui
mata lisan maupun tulisan
31
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
32
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
KOMPETENSI INTI & KOMPETENSI DASAR
KELAS: VII
MATEMATIKA
33
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
34
KELAS: VIII
2. Menghargai dan menghay- 2.1 Menunjukkan perilaku teliti dan sesuai prosedur
ati perilaku jujur, disiplin, dalam melakukan ativitas di rumah, sekolah, dan
tanggungjawab, peduli masyarakat sebagai wujud implementasi menggam-
(toleransi, gotong royong), bar sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada sis-
santun, percaya diri, dalam tem koordinat Kartesius mengikuti prosedur
berinteraksi secara efektif 2.2 Menunjukkan perilaku ingin tahu dalam melakukan
dengan lingkungan sosial aktivitas di rumah, sekolah, dan masyarakat seba-
dan alam dalam jangkauan gai wujud implementasi penyelidikan sifat-sifat
pergaulan dan keberadaan- kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-
nya bagiannya melalui alat peraga
2.3 Menunjukkan perilaku jujur dan bertanggung
jawab sebagai wujud implementasi kejujuran
dalam melaporkan data pengamatan
3. Memahami dan menerap- 3.1 Menerapkan operasi aljabar yang melibatkan bilan-
kan pengetahuan (faktual, gan rasional dan pecahan
konseptual, dan prosedu- 3.2 Menentukan nilai variabel persamaan linear dua
ral) berdasarkan rasa ingin variabel dalam konteks nyata
tahunya tentang ilmu 3.3 Menentukan nilai persamaan kuadrat dengan satu
pengetahuan, teknologi, variabel yang tidak diketahui
seni, budaya terkait 3.4 Menentukan gradien persamaan dari grafik garis
fenomena dan kejadian lurus
tampak mata 3.5 Menyajikan fungsi dalam berbagai bentuk relasi,
pasangan berurut, rumus fungsi, tabel, grafik, dan
diagram
3.6 Memahami unsur, keliling, dan luas dari lingkaran
3.7 Memahami hubungan sudut pusat, panjang busur,
dan luas juring
3.8 Memahami Teorema Pythagoras melalui alat per-
aga dan penyelidikan berbagai pola bilangan
3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus,
balok, prisma, dan limas
3.10 Menerapkan lokasi benda dalam koordinat Karte-
sius dalam menjelaskan posisi relatif terhadap
acuan tertentu
3.11 Menaksir dan menghitung volume permukaan ban-
gun ruang yang tidak beraturan dengan menerap-
kan geometri dasarnya
3.12 Memahami konsep perbandingan dengan menggu-
nakan tabel, grafik, dan persamaan
35
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
36
KELAS: IX
1. Menghargaidan menghay-
ati ajaran agama yang di-
anutnya
2. Menghargai dan menghay- 2.1 Menunjukkan perilaku ingin tahu dalam melakukan
ati perilaku jujur, disiplin, aktivitas di rumah, sekolah, dan masyarakat seba-
tanggungjawab, peduli gai wujud implementasi mempelajari sifat-sifat se-
(toleransi, gotong royong), gitiga sebangun dan kongruen
santun, percaya diri, dalam 2.2 Menunjukkan perilaku konsisten dan teliti dalam
berinteraksi secara efektif melakukan aktivitas di rumah, sekolah, dan
dengan lingkungan sosial masyarakat sebagai wujud implementasi mempela-
dan alam dalam jangkauan jari barisan, deret aritmetika dan geometri
pergaulan dan keberadaan- 2.3 Menunjukkan perilaku jujur dan bertanggung
nya jawab sebagai wujud implementasi kejujuran
dalam melaporkan data pengamatan
3. Memahami dan menerap- 3.1 Memahami sifat-sifat bilangan berpangkat dan ben-
kan pengetahuan (faktual, tuk akar dalam suatu permasalahan
konseptual, dan prosedu- 3.2 Memahami operasi aljabar yang melibatkan bilan-
ral) berdasarkan rasa ingin gan berpangkat bulat dan bentuk akar
tahunya tentang ilmu 3.3 Menganalisis sifat-sifat fungsi kuadrat ditinjau dari
pengetahuan, teknologi, koefisien dan determinannya
seni, budaya terkait 3.4 Memahami perbandingan bertingkat dan persen-
fenomena dan kejadian tase, serta mendeskripsikan permasalahan menggu-
tampak mata nakan tabel, grafik, dan persamaan
3.5 Menentukan orientasi dan lokasi benda dalam ko-
ordinat kartesius serta menentukan posisi relatif
terhadap acuan tertentu
3.6 Memahami konsep kesebangunan dan kekongrue-
nan geometri melalui pengamatan
3.7 Menentukan luas selimut dan volume tabung,
kerucut, dan bola
3.8 menaksir dan mengitung luas permukaan bangun
datar dan bangun ruang yang tidak beraturan den-
gan menerapkan kombinasi geometri dasarnya
3.9 Menentukan peluang suatu kejadian sederhana se-
cara empirik dan teoritik
3.10 Menerapkan pola dan generalisasi untuk membuat
prediksi
3.11 Menentukan nilai rata-rata, median, dan modus dari
berbagai jenis data
3.12 Memahami teknik penyajian data dari dua variabel
menggunakan tabel dan berbagai jenis grafik
masalah nyata serta menentukan hubungan antar
variabel untuk mengambil kesimpulan
3.13 Memahami konsep ruang sampel dan menentukan
37
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
38
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
KOMPETENSI INTI & KOMPETENSI DASAR
KELAS: VII
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
39
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
40
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KELAS: VIII
41
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
42
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
43
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
sia
4.11 Menyajikan laporan hasil pengamatan atau
penelusuran informasi tentang karakteristik kompo-
nen tata surya
KELAS: IX
44
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
45
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
46
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
KOMPETENSI INTI & KOMPETENSI DASAR
KELAS: VII
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
1. Menghargai dan menghay- 1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah
ati ajaran agama yang di- menciptakan waktu dengan segala perubahannya
anutnya 1.2 Menghargai ajaran agama dalam berfikir dan
berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan
mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya,
ekonomi dan politik dalam masyarakat
1.3 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah
menciptakan manusia dan lingkungannya
2. Menghargai dan menghay- 2.1 Meniru perilaku jujur, disiplin bertanggung jawab,
ati perilaku jujur, disiplin, peduli, santun dan percaya diri sebagaimana ditun-
tanggungjawab, peduli jukkan oleh tokoh-tokoh pada masa hindu Buddha
(toleransi, gotong royong), dan Islam dalam kehidupannya sekarang
santun, percaya diri, dalam 2.2 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli,
berinteraksi secara efektif menghargai, dan bertanggungjawab terhadap
dengan lingkungan sosial kelembagaan social, budaya, ekonomi dan politik
dan alam dalam jangkauan 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran dan peduli
pergaulan dan keberadaan- dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkun-
nya gan dan teman sebaya
47
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KELAS: VIII
1. Menghargai dan menghay- 1.1 Menghayati karunia Tuhan YME yang telah men-
ati ajaran agama yang di- ciptakan waktu dengan segala perubahannya
anutnya 1.2 Menghayati ajaran agama dalam berfikir dan
berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan
mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya,
ekonomi dan politik dalam masyarakat
1.3 Menghayati karunia Tuhan YME yang telah men-
ciptakan manusia dan lingkungannya
2. Menghargai dan menghay- 2.1 Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggung-
ati perilaku jujur, disiplin, jawab, peduli, santun dan percaya diri sebagaimana
tanggungjawab, peduli ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa penjaja-
(toleransi, gotong royong), han dan gerakan kebangsaan dalam menumbuhkan
santun, percaya diri, dalam rasa kebangsaan
berinteraksi secara efektif 2.2 Berperilaku jujur, sopan, estetikadan memiliki mo-
dengan lingkungan sosial tivasi internal ketika berhubungan dengan lembaga
dan alam dalam jangkauan sosial, budaya, ekonomi dan politik
pergaulan dan keberadaan- 2.3 Menunjukkan perilaku peduli, gotongroyong, tang-
nya gungjawab dalam berpartisipasi penanggulangan-
permasalahan lingkungan hidup
3. Memahami dan menerap- 3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar
kan pengetahuan (faktual, ruang dan waktu dalam lingkup nasional serta pe-
konseptual, dan prosedu- rubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia
ral)berdasarkan rasa ingin (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik)
tahunya tentang ilmu 3.2 Mendeskripsikan perubahan masyarakat Indonesia
pengetahuan, teknologi, pada masa penjajahan dan tumbuhnya semangat
seni, budaya terkait fenom- kebangsaan serta perubahan dalam aspek geografis,
ena dan kejadian tampak ekonomi, budaya, pendidikan dan politik
mata 3.3 Mendiskripsikan fungsi dan peran kelembagaan
sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam
masyarakat
3.4 Mendeskripsikan bentuk-bentuk dan sifat dinamika
interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial,
budaya, dan ekonomi
48
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
4. Mengolah, menyaji, dan 4.1 Menyajikan hasil olahan telaah tentang pening-
menalar dalam ranah galan kebudayaan dan fikiran masyarakat Indone-
konkret (menggunakan, sia pada masa penjajahan dan tumbuhnya semangat
mengurai, merangkai, kebangsaan dalam aspek geografis, ekonomi, bu-
memodifikasi, dan mem- daya, pendidikan dan politik yang ada di lingkun-
buat) dan ranah abstrak gan sekitarnya
(menulis, membaca, 4.2 Menggunakan berbagai strategi untuk memecahkan
menghitung, menggambar, masalah yang berkaitan dengan fungsi peran
dan mengarang) sesuai kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik
dengan yang dipelajari di di lingkungan masyarakat sekitar
sekolah dan sumber lain 4.3 Menyajikan hasil pengamatan tentang bentuk-ben-
yang sama dalam sudut tuk dan sifat dinamika interaksi manusia dengan
pandang/teori lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di
lingkungan masyarakat sekitar
KELAS: IX
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai dan menghay- 1.1 Mensyukuri karunia Tuhan YME yang telah mem-
atiajaran agama yang di- berikan kesempatan kepada bangsa Indonesia un-
anutnya tuk melakukan perubahan dalam aspek geografis,
ekonomi, budaya dan politik
1.2 Mensyukuri adanya kelembagaan sosial, budaya,
ekonomi dan politik dalam masyarakat yang men-
gatur kehidupan manusia dalam berfikir dan
berperilaku sebagai penduduk Indonesia
1.3 Mensykuri karunia dan rahmat Tuhan YME yang
telah menciptakan manusia dan lingkungannya
2. Menghargai dan menghay- 2.1 Menunjukkan perilaku cinta tanah air dalam
ati perilaku jujur, disiplin, kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai
tanggungjawab, peduli perwujudan rasa nasionalisme
(toleransi, gotong royong), 2.2 Memiliki kepedulian dan penghargaan
santun, percaya diri, dalam terhadaplembaga sosial, budaya, ekonomi dan
berinteraksi secara efektif politik
dengan lingkungan sosial 2.3 Memiliki rasa tanggungjawab, peduli, percaya diri
dan alam dalam jangkauan dalam mengembangkan pola hidup sehat,
pergaulan dan keberadaan- kelestarian lingkungan fisik, budaya, dan
nya peninggalan berharga di masyarakat
3. Memahami dan menerap- 3.1 Menerapkan aspek keruangan dan konektivitas an-
kan pengetahuan (faktual, tar ruang dan waktu dalam mewujudkan kesatuan
konseptual, dan prosedu- wilayah Nusantara yang mencakup perubahan dan
ral)berdasarkan rasa ingin keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial,
tahunya tentang ilmu budaya, pendidikan dan politik)
pengetahuan, teknologi, 3.2 Menelaah perubahan masyarakat Indonesia dari
49
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
50
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
KOMPETENSI INTI & KOMPETENSI DASAR
KELAS: VII
BAHASA INGGRIS
51
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
2. Menghargai dan meng- 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, ingin tahu, percaya
hayati perilaku jujur, disi- diri, dan toleransi ketika melaksanakan komunikasi
plin, tanggungjawab, transaksional
peduli (toleransi, gotong 2.2 Menghargai dan menunjukkan perilaku motivasi
royong), santun, percaya internal dan tanggung jawab dalam belajar mandiri
diri, dalam berinteraksi dan kerjasama dengan teman untuk pengembangan
secara efektif dengan kemampuan berbahasa
lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan
pergaulan dan keber-
adaannya
52
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
3. Memahami dan menerap- 3.1 Mengenal berbagai cara yang berbeda dalam
kan pengetahuan (faktual, menyela percakapan untuk tujuan meminta penje-
konseptual, dan prosedu- lasan dan atau mengkonfirmasi
ral) berdasarkan rasa in- 3.2 Memahami berbagai cara yang berbeda dalam
gin tahunya tentang ilmu menyela percakapan untuk tujuan mengganti topik
pengetahuan, teknologi, percakapan
seni, budaya terkait 3.3 Memahami berbagai cara yang berbeda dalam me-
fenomena dan kejadian nunjukkan perhatian dalam bentuk penghargaan
tampak mata dan pujian terhadap isi pembicaraan lawan bicara
3.4 Memahami cara dan fakta yang diperlukan dalam
mengungkapkan kegiatannya yang telah lampau
(recount text)
3.5 Memahami cara dan fakta yang diperlukan dalam
mengungkapkan langkah-langkah membuat suatu
karya prakarya (procedure text)
53
KELAS: IX
54
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
55
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
KOMPETENSI INTI & KOMPETENSI DASAR
KELAS: VII
SENI BUDAYA
1. Menghargai dan meng- 1.1 Mengapresiasi keragaman dan keunikan karya seni
hayati ajaran agama yang daerah sebagai bentuk rasa syukur terhadap
dianutnya anugerah Tuhan dan memiliki rasa bangga terhadap
bangsa dan tanah air
2. Menghargai dan meng- 2.1 Menunjukkan sikap apresiatif terhadap keragaman
hayati perilaku jujur, disi- dan keunikan (ciri-ciri yang menjadi daya tarik)
plin, tanggungjawab, gagasan, struktur, makna dan teknik karya musik,
peduli (toleransi, gotong karya tari, karya rupa dan karya teater sebagai
royong), santun, percaya kekayaan budaya bangsa
diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan
pergaulan dan keber-
adaannya
3. Memahami pengetahuan 3.1 Mengidentifikasi konseptual, operasional dan sinte-
(faktual, konseptual, dan sis seni rupa
prosedural) berdasarkan 3.2 Memahami teknik vokal dan pemainan musik
ansambel
rasa ingin tahunya tentang
3.3 Memahami teknik vokal dan karakteristik lagu
ilmu pengetahuan, daerah
teknologi, seni, budaya 3.4 Mengidentifikasi gerak tari kreasi tradisi dan kreasi
terkait fenomena dan ke- non tradisi berdasarkan level Tempo dan dinamika
jadian tampak mata gerak
3.5 Memahami teknik penyusunan konsep/naskah per-
tunjukan teater
4. Mencoba, mengolah, dan 4.1 Menggambar flora dan fauna
menyaji dalam ranah 4.2 Menggambar ragam hias
konkret (menggunakan, 4.3 Membuat karya kriya tekstil dengan memanfaatkan
berbagai teknik dan corak
mengurai, merangkai,
4.4 Membuat karya kriya kayu dengan memanfaatkan
memodifikasi, dan mem- berbagai teknik dan corak
buat) dan ranah abstrak 4.5 Menyanyikan lagu daerah secara unisono dengan
(menulis, membaca, teknik vokal
menghitung, menggam- 4.6 Menampilkan teknik permainan musik sederhana
bar, dan mengarang) secara perseorangan dan berkelompok
sesuai dengan yang 4.7 Menyanyikan lagu daerah bentuk vokal groupden-
56
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
57
KELAS: VIII
58
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KELAS: IX
1. Menghargai dan meng- 1.1 Mengapresiasi keunikan dan kekayaan karya seni
hayati ajaran agama yang budaya Nusantara sebagai bentuk rasa syukur ter-
dianutnya hadap anugerah Tuhan dan bersyukur dan bangga
terhadap bangsa dan tanah air Indonesia
2. Menghargai dan meng- 2.1 Menampilkan sikap apresiatif (menyukai, menghar-
hayati perilaku jujur, disi- gai, memuji, dan membanggakan) terhadap keu-
plin, tanggungjawab, nikan (ciri-ciri yang menjadi daya tarik) gagasan,
bentuk, teknik dan fungsi dalam karya seni rupa
peduli (toleransi, gotong
seni kriya dua dan tiga dimensi, penampilan musik,
royong), santun, percaya tari dan teater
diri, dalam berinteraksi 2.2 Menerapkan prinsip kerjasama dalam seni rupa,
secara efektif dengan teater, tari dan music
lingkungan sosial dan
59
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
4. Mengolah, menyaji, dan 4.1 Membuat karya seni lukis dengan berbagai teknik
menalar dalam ranah dan aliran
konkret (menggunakan, 4.2 Membuat karya seni patung dengan berbagai teknik
4.3 Membuat karya seni grafis dengan berbagai teknik
mengurai, merangkai,
4.4 Merancang dan menyelenggarakan pameran
memodifikasi, dan mem- 4.5 Menggubah musik daerah/Nusantara yang dis-
buat) dan ranah abstrak ajikan secara perseorangan (membuat notasi dan
(menulis, membaca, iringan akornya)
menghitung, menggam- 4.6 Menggubah musik daerah/Nusantara yang dis-
bar, dan mengarang) ajikan secara kelompok (membuat notasi dan
sesuai dengan yang iringan akornya)
4.7 Menyanjikan hasil gubahan musik modern Indone-
dipelajari di sekolah dan
sia untuk disajikan secara unison
sumber lain yang sama 4.8 Menyanjikan hasil gubahan musik modern Indone-
dalam sudut pandang/ sia untuk disajikan secara kelompok
teori 4.9 Menyusun karya tari kreasi tradisi berdasarkan
komposisi tari
4.10 Memperagakan karya tari kreasi berdasarkan kom-
posisi tari sesuai iringan
4.11 Menyusun karya tari kreasi non tradisi berdasarkan
komposisi tari
4.12 Memperagakan karya tari kreasi non tradisi
berdasarkan komposisi tari sesuai iringan
4.13 Menerapkan tehnik olah tubuh, olah suara, dan
olah rasa gaya teater Modern Indonesia
4.14 Merancang dan mempersiapkan pementasan gaya
teater Modern
4.15 Merancang konsep produksi dan manajemen per-
tunjukan teater
60
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
KOMPETENSI INTI & KOMPETENSI DASAR
KELAS VII
PENJASKES
1. Menghargai dan menghay- 1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang
ati ajaran agama yang di- dianut dalam melakukan aktivitas jasmani, permainan,
anut dan olahraga, dicerminkan dengan:
a. Pembiasaan perilaku berdoa sebelum dan sesudah
pelajaran
b. Selalu berusaha secara maksimal dan tawakal
dengan hasil akhir
c. Mempraktikkan kebiasaan baik dalam bero-
lahraga dan latihan
2. Menghargai dan menghay- 2.1 Berperilaku sportif dalam bermain
ati perilaku jujur, disiplin, 2.2 Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kema-
tanggungjawab, peduli (tol- juan diri sendiri dan orang lain, lingkungan sekitar,
serta dalam penggunaan sarana dan prasarana pembe-
eransi, gotong royong), san-
lajaran
tun, percaya diri, dalam 2.3 Menghargai perbedaan karakteristik individual dalam
berinteraksi secara efektif melakukan berbagai aktivitas fisik
dengan lingkungan sosial 2.4 Menunjukkan kemauan kerjasama dalam melakukan
dan alam dalam jangkauan berbagai aktivitas fisik dalam bentuk permainan
pergaulan dan keberadaan- 2.5 Toleransi dan mau berbagi dengan teman lain dalam
nya penggunaan peralatan dan kesempatan
2.6 Disiplin selama melakukan berbagai aktivitas fisik
2.7 Belajar menerima kekalahan dan kemenangan dalam
permainan
2.8 Memiliki perilaku hidup sehat
3. Memahami pengetahuan 3.1 Memahami pengetahuan dan tindakan P3K pada ke-
(faktual, konseptual, dan jadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang
prosedural)berdasarkan rasa lain
ingin tahunya tentang ilmu 3.2 Memahami konsep gaya hidup sehat untuk mencegah
pengetahuan, teknologi, berbagai penyakit
seni, budaya terkait fenom- 3.3 Memahami pengetahuan modifikasi teknik dasar per-
ena dan kejadian tampak mainan bola besar
mata 3.4 Memahami pengetahuan modifikasi teknik dasar per-
mainan bola kecil
3.5 Memahami pengetahuan modifikasi teknik dasar
atletik (jalan cepat, lari, lompat, dan lempar)
3.6 Memahami pengetahuan modifikasi teknik dasar
olahraga beladiri
3.7 Memahami pengetahuan modifikasi teknik dasar
61
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KELAS VIII
62
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
63
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
KELAS IX
64
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
65
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
C. Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi
waktu di SMP K Bethel Jakarta untuk kelas VII, VIII, dan IX.
Kurikulum SMP terdiri atas kelompok A dan B sebagai berikut:
66
ALOKASI WAKTU BELAJAR PER
MINGGU
VII VIII IX
. MATA PELAJARAN
Keterangan:
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di struktur kurikulum di atas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah antara lain Pramuka (Wajib) dan Olah Raga Basket.
Kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, Basket, dan yang lainnya adalah dalam
rangka mendukung pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutama
adalah sikap peduli. Di samping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam us-
aha memperkuat kompetensi keterampilan dalam ranah konkrit. Dengan demikian
kegiatan ekstrakurikuler ini dapat dirancang sebagi pendukung kegiatan kurikuler.
Mata Pelajaran kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikem-
bangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah
kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi
dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Bahasa Mandarin sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan
mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila
daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam
pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu untuk
tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan pe-
serta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Jumlah alokasi waktu jam pelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal yang da-
pat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Khusus untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama Kristen dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang dite-
tapkan oleh Kementrian Agama.
67
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi sekolah, termasuk keunggulan sekolah, yang
materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu
banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal di-
tentukan oleh sekolah, tidak terbatas pada mata pelajaran seni-budaya dan keterampi-
lan, tetapi juga mata pelajaran lainnya, seperti Pendidikan Agama Kristen. Muatan
lokal merupakan mata pelajaran, sehingga sekolah harus mengembangkan kompetensi
inti dan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan.
Sekolah dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester,
atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.
Muatan lokal yang menjadi ciri khas Yayasan Pendidikan Umum Bethel
adalah Bahasa Mandarin. Sehingga peserta didik diharapkan Terampil membaca dan
menulis huruf kanji.
Cara menetapkan beban belajar dengan sistem satuan semester untuk SMP K Bethel
Jakarta meliputi meliputi 6V70 menit virtual, 50% dari waktu virtual untuk kegiatan
terstruktur maupuan kegiatan mandiri seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Kegiatan Sistem Paket
Pertemuan Virtual/online 60 menit
Penugasan terstruktur 50% x 40 menit =
68
Kegiatan mandiri 20 menit
Jumlah 80 menit
69
jumlah beban belajar yang tetap.
3) Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimal empat jam pembelajaran
per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mem-
pertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping
dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat
di dalam struktur kurikulum standar isi.
4) Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap muka. Untuk kegiatan praktik di sekolah kami, misalnya pada kegiatan prak-
tikum bahasa Inggris yang berlangsung selama 2 jam pelajaran setara dengan 1
jam pelajaran tatap muka, sesuai yang tertulis pada struktur kurikulum SMP K
Bethel Jakarta.
Pengaturan Alokasi waktu Pembelajaran Satu jam pembelajaran tatap muka Jumlah
jam pembelajaran per minggu, Minggu efektif per tahun Pelajaran, Waktu pembela-
jaran I jam per tahun
70
tanggung jawab yang cukup besar dalam pengembangan kualitas manusia Indonesia yang
telah diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional di dalam : Undang-Undang Sisdiknas
No 20 Tahun 2003 yaitu : (1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2)
berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan,(4) memiliki kesehatan jasmani
dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi
imperatif (yang mengharuskan) bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa
memantapkan proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan
tersebut.
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu adalah suatu proses yang menghantarkan
peserta didik kearah pencapaian perkembangan diri yang optimal. Hal ini karena peserta
didik sedang berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.
Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan bantuan untuk
peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam bimbingan dan konseling pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui berbagai
jenis pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling SMP disusun sebagai upaya
memperjelas dan mempermudah dalam pencapaian tujuan yang telah menjadi keputusan atau
kesepakatan bersama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan pada umumnya.
71
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
2) Tujuan layanan Bimbingan Konseling
Tujuan layanan bimbingan konseling disekolah secara umum adalah:
a) Konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka up-
aya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan yang
dimaksud agar peserta didik mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta
menerima secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.
b) Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksud agar peserta didik menge-
nal secara obyektif terhadap lingkungan, baik lingkungan sosial dan ekonomi,
lingkungan budaya yang syarat dengan nilai dan norma-norma, maupun lingkungan
fisik dan menerima berbagai lingkungan itu secara positif dan dinamis pula.
c. Memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi peserta didik secara opti-
mal.
Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling disekolah secara khusus
adalah:
72
kenormatifan, (10) keahlian, (11) alih tangan dan (12) tut wuri handayani.
5) Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
a) Layanan Orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantupeserta
didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi peserta
didik baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta
mempermudah dan memperlancar peran di lingkungan baru yang efektif dan
berkarakter.
b) Layanan Informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/ jabatan,
dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.
c) Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam
kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas minat/pendalaman minat, program latihan,
magang, dan kegiatan ekstrakurikuler secara terarah, objektif dan bijak.
d) Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang mem-
bantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebi-
asaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna dalam ke-
hidupan di sekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan tuntutan kema-
juan dan berkarakter-cerdas yang terpuji, sesuai dengan potensi dan peminatan
dirinya.
e) Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang mem-
bantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur perseo-
rangan.
f) Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang mem-
bantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial,
kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan
tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.
g) Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang mem-
bantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami sesuai
dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika kelompok.
h) Layanan Konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara
dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai dengan tuntu-
tan karakter-cerdas yang terpuji.
73
i) Layanan Mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan pihak
lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
j) Layanan Advokasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta
didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau
mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter- cerdas yang terpuji.
6) Format Layanan Bimbingan dan Konseling
a) Individual, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani peserta
didik secara perorangan.
b) Kelompok, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah
peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
c) Klasikal, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah pe-
serta didik dalam satu kelas rombongan belajar.
d) Lapangan, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani seorang
atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
e) Pendekatan Khusus / Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling
yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak
yang dapat memberikan kemudahan.
f) Jarak jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentin-
gan peserta didik melalui media dan/atau saluran jarak jauh, seperti surat adan sarana
elektronik.
7) Jadwal Kegiatan
Jadwal Kegiatan Pelaksanaan program Layanan Bimbingan dan Konseling di
SMP K Bethel Jakarta dilaksanakan melalui :
a) Kontak langsung/tatap muka dengan peserta didik
Secara terjadwal satu jam secara klasikal untuk menyelenggarakan layanan orientasi
layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, dan
instrumentasi.
b) Di luar jam pembelajaran
Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konseling
perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, dan mediasi,
serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas .Satu kali kegiatan
layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2
74
(dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas
c) Tidak kontak langsung/non tatap muka melalui Himpunan data kunjungan rumah,
konferensi kasus, kolaborasi, konsultasi
5. Pengembangan diri
Pengembangan Diri adalah merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik baik
individu maupun kelompok agar berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi,
sosial, belajar, dan karir, melalui proses pembiasaan, pemahaman diri dan lingkungan
untuk mencapai kesempumaan perkembangan diri.
Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler atau Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
75
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri dibawah bimbingan konselor, guru,
atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler, seperti kepramukaan,
kepemimpinan, kelompok seni-budaya, dan kelompok tim olahraga.
EKSTRA
NO KURIKULE HARI WAKTU TUJUAN PEMBIMBING
R
PRAMUKA 13.00 - 1. Mengembangkan jiwa
Jum'at Kak David
(Pendamping) 14.00 kepemimpinan pada peserta didik.
PRAMUKA
13.00 - 2. Sebagai wadah berlatih
(Kelas VII & Sabtu Kak Delpi
14.00 organisasi.
VIII)
3. Melatih peserta didik agar
terampil dan mandiri.
1 4. Mengembangkan jiwa sosial dan
peduli kepada orang lain.
5. Melatih peserta didik untuk
menyelesaikan masalah dengan
cepat dan tepat
6. Mengenalkan beberapa usaha
pelestarian alam, sikap ramah,bersih
dan sehat
EKSTRA
NO HARI WAKTU TUJUAN KET
KURIKULER
1) Pilihan
Senin 13.00 - 14.00 Peserta didik dapat mengetahui,
1 UKS memahami dan melaksanakan
76
pengetahuan dan keterampilan
usaha kesehatan sekolah yang
diwujudkan dalam kegiatan
UKS di masa pandemi
2) para anggota UKS akan menjadi
teladan di lingkungannya (peer
leader) serta kader dan relawan
UKS di masa pandemi
3) Melatih praktik PPPK
4) Mengembangkan jiwa sosial dan
peduli kepada orang lain
5) Peserta didik mengetahui
Kebersihan dan Kesehatan diri
serta tata cara melakukan
5M dimasa pandemi
6) Pengenalan obat-obatan dan
prokes ketat
2 Olahraga:
Jum’at 13.00 - 14.00
1) Melatih peserta didik terampil Pilihan
Futsal dalam bidang olah raga
2) Menyiapkan peserta didik dalam
Basket Jum’at 13.00 - 14.00 kegiatan O2SN, POPDA, Pilihan
Kejurda
3 Seni Budaya
1) Melatih kemampuan peserta
Pianika Kamis 13.00 - 14.00
didik dalam tehnik-tehnik Pilihan
permainan alat music
2) Mematangkan emosional dan
harmonisasi dalam merancang
ritme vokalisasi
3) Membimbing peserta didik
berdasarkan naluri sesuai
instrumen masing-masing
Tamborine Senin 13.00 – 14.00 1) Pengenalan music ibadah Pilihan
2) Persiapan peserta didik untuk
mengisi acara di ibadah pagi
3) Menyiapkan peserta didik dalam
kegiatan ibadah rutin
1) Melatih kemampuan
Selasa 13.00 – 14.00 berkomunikas dalam Bahasa Pilihan
English Club Inggris
2) Persiapan lomba berbahasa
Inggris tingkat Kabupaten
77
3) Meningkatkan prestasi akademik
dalam mata pelajaran Bahasa
Inggris
Bimbingan
5
Prestasi
1) Melatih peserta didik berpikir
OSN Insidentil kritis dan bernalar tinggi
2) Melatih peserta didik terampil
dalam mengerjakan soal-soal
lomba
dan soal pemecahan masalah
3) Mengikutsertakan peserta didik
dalam kegiatan OSN
Matematika Insidentil Pilihan
IPA Insidentil Pilihan
IPS Insidentil Pilihan
78
Penilaian Hasil Belajar
a. Pengertian penilaian
Penilaian adalah suatu kegiatan untuk mengetahui keberhasilan suatu program.
b. Tujuan Penilaian:
1) Untuk mengumpulkan informasi.
2) Untuk mengetahui keterlaksanaan suatu program.
3) Untuk mengetahui kelemahan belajar peserta didik.
4) Untuk Pengambilan keputusan yang diambil oleh guru.
5) Hasil penilaian dapat digunakan untuk menyusun program yang akan
datang.
c. Jenis Penilaian ada 2:
1) Ujian
i. Ujian dilaksanakan untuk menentukan kelulusan peserta didik.
ii. Ujian dilaksanakan pada akhir jenjang pendidikan (semester genap kelas IX)
2) Penilaian
i. Penilaian Harian (PH) dilaksanakan pada setiap akhir KD.
ii. Penilaian Tengah Semester (PTS ) dilaksanakan pada setiap tri wulan.
iii. Penilaian Akhir Semester (PAS) dilaksanakan pada setiap akhir semester.
iv. Penilaian Akhir Tahun (PAT) dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.
d. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan
menafsirkan proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah
ditentukan. Adapun yang dimaksud dengan teknik penilaian adalah cara-cara yang
ditempuh untuk memperoleh informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkan
pembelajaran yang dilakukan peserta didik.
Penilaian Kurikulum 2013
Jenis Teknik Penilaian
- Penilaian Sikap Utama :
Observasi guru mata pelajaran
selama 1 semester dan
observasi oleh wali kelas dan guru
BK selama 1 semester
Penunjang
Penilaian antar teman dan
79
penilaian diri
Tes tulis
- Penilaian
Tes lisan
Pengetahuan
Penugasan
- Penilaian Praktek
Keterampilan Produk
Proyek
Portofolio
e. Pelaksana Penilaian
Pelaksana penilaian dilaksanakan oleh:
1) Pemerintah
2) Satuan Pendidikan
3) Pendidik
Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar Nilai proses di peroleh melalui:
a. TLS = Tes Tulis
b. LSN = Tes Lisan
c. TT = Tugas Terstruktur
d. TM = Tugas Mandiri
e. PRK = Praktik
f. PDK = Produk
g. PRO = Proyek
h. PF = Portofolio
i. SKP = Sikap
80
1) Remedial
Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik
yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran remedial
diberikan segera setelah peserta didik diketahui belum mencapai KKM.
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan
peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara:
Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa
anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan
bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan
tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta didik.
Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam pem-
belajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama.
Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik mengalami kesuli-
tan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara penyederhanaan materi, variasi
cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang
telah mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok.
Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian peserta
didik pada KD yang diremedikan.
Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan
dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai KKM dengan waktu hingga batas
akhir semester. Apabila hingga akhir semester pembelajaran remedial belum bisa
membantu peserta didik mencapai KKM, pembelajaran remedial bagi peserta didik
tersebut dapat dihentikan. Pendidik tidak dianjurkan memaksakan untuk memberi
nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta didik yang belum mencapai KKM.
2) Pengayaan
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik
yang telah melampaui KKM.
81
Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu
diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan
terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam
pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik
berupa pemecahan masalah nyata. Selain itu, secara kelompok peserta didik da-
pat diminta untuk menyelesaikan sebuah proyek atau penelitian ilmiah.
Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu
yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan pemeca-
han masalah nyata, tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat dilakukan
oleh peserta didik secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati secara individu.
82
• Terampil menerapkan teknologi sederhana
• Kecakapan berpikir rasional
Kecakapan Akademik diintegrasikan dengan Matematika, Bahasa Indonesia,
Ilmu Pengetahuan Alam
d. Kecakapan vokasional
• Terampil berbahasa Inggris
• Terampil membuat hasil karya
Kecakapan vokasional diintegrasikan dengan mata pelajaran Bahasa
Inggris, dan Prakarya
a. Keunggulan lokal:
Diajarkan di Kelas
No Materi Mata Pelajaran Ket
VII VIII IX
1 Mematuhi dan -
Melaksanakan
- - -
peraturan DKI
Jakarta
83
Mata Diajarkan di Kelas
No Materi Ket
Pelajaran VII VIII IX
1 Percakapan Bahasa Inggris
dalam Berbahasa √ √ √
Inggris
2 Terampil Prakarya
Membuat hasil √ √ √
karya
c. Pendidikan Karakter
Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma
agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika.
Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik
mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik
berperilaku sebagai insan kamil.
Pelaksanaannya terintegrasi dalam perencanaan, proses, dan penilaian
pembelajaran. Nilai yang dikembangkan di SMP.K. BETHEL Jakarta antara lain :
a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan
1) Religius
84
1) Jujur
2) Bertanggung jawab
3) Bergaya hidup sehat
4) Disiplin
5) Kerja keras
6) Percaya diri
7) Berjiwa wirausaha
8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
9) Mandiri
10) Ingin tahu
11) Cinta ilmu
e. Nilai kebangsaan
1) Nasionalis
2) Menghargai keberagaman
85
menghargai keragaman, sadar akan hak dan kewajiban
diri dan orang lain
3. Bahasa Indonesia Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri,
bertanggung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis
4. Matematika Religius,kejujuran, kecerdasan, ketangguhan,
kepedulian, demokratis, berpikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif, kerja keras, keingintahuan, kemandirian,
percaya diri
5. IPS Nasionalis, menghargai keberagaman, Berpikir logis,
kritis, kreatif, dan inovatif, peduli social dan lingkungan,
berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras
6. IPA ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif,
jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai
keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggung jawab,
peduli lingkungan, cinta ilmu
7. Bahasa Inggris Menghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri,
bekerjasama, patuh pada aturan sosial
8. Seni Budaya Menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai
karya orang lain, ingin tahu, jujur, disiplin, demokratis
9. Penjasorkes Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur, percaya
diri, mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain
10. Prakarya Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri,
bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain
11. Bahasa Mandarin Menghargai keberagaman, menghargai karya/bahasa
negara lain, nasionalis, peduli
Pada tahun pelajaran 2021/2022, penekanan pendidikan karakter yang akan direalisasikan
adalah :
No Karakter yang Bentuk kegiatan/sarana yang disiapkan
dikembangkan
1 Religius 1. Tersedianya Ruang Ibadah
2. Renungan Pagi
3. Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran
4. Buku Renungan Harian siswa
5. Memperingati hari-hari besar agama
6. Retreat
7. Kunjungan Kegiatan Keagamaan
2 Jujur 8. Penyediaan kantin kejujuran
9. Transparansi di bidang keuangan untuk sebagian besar
kegiatan sekolah
10. Mengumumkan temuan barang hilang
86
11. Penyediaan tempat temuan barang hilang
12. Penyediaan kotak saran dan pengaduan
87
sukses
88
atau media elektronik)
89
antarwarga sekolah.
90
81. Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci
tangan.
91
10. Penguatan Pendidikan Karakter
Penguatan Pendidikan Karakter bukanlah suatu kebijakan baru sama sekali karena sejak
tahun 2010 pendidikan karakter di sekolah sudah menjadi Gerakan Nasional. Satuan pen-
didikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter bangsa karena memiliki sistem,
infrastruktur, dan dukungan ekosistem pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai
dari perkotaan sampai pedesaan. Sudah banyak praktik baik yang dikembangkan sekolah, na-
mun masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan untuk memastikan agar proses
pembudayaan nilai-nilai karakter berjalan dan berkesinambungan.
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan makna dan ni-
lai karakter sebagai jiwa atau generator utama penyelenggaraan pendidikan.
2. Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi di-
namika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21.
3. Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan
melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir
(literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik).
4. Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala seko-
lah, guru, siswa, pengawas, dan komite sekolah) untuk mendukung perluasan
implementasi pendidikan karakter.
5. Membangun jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumber-sumber be-
lajar di dalam dan di luar sekolah.
6. Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Ger-
akan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Penguatan pendidikan karakter merujuk pada lima nilai utama yang meliputi religius, nasion-
alis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Strategi implementasi PPK di satuan pendidikan
dapat dilakukan melalui kegiatan berikut:
1. Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
sekolah secara teratur dan terjadwal, yang wajib diikuti oleh setiap peserta
didik. Program intrakurikuler berisi berbagai kegiatan untuk meningkatkan
Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Dasar yang harus dimiliki pe-
serta didik yang dilaksanakan sekolah secara terus-menerus setiap hari sesuai
dengan kalender akademik.
92
2. Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang terkait dan menunjang
kegiatan intrakurikuler, yang dilaksanakan di luar jadwal intrakurikuler dengan
maksud agar peserta didik lebih memahami dan memperdalam materi in-
trakurikuler. Kegiatan kokurikuler dapat berupa penugasan, proyek, ataupun
kegiatan pembelajaran lainnya yang berhubungan dengan materi intrakurikuler
yang harus diselesaikan oleh peserta didik.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karak-
ter, SMP K Bethel Jakarta tahun pelajaran 2021-2022 mendesain Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) memuat dan/atau mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK serta nilai-nilai
pendukung lainnya. Langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Memasukkan nilai-nilai utama PPK pada visi, misi, dan tujuan sekolah. Nilai-nilai
karakter dimaksud dapat diambil dari lima nilai utama dan/atau subnilai lainnya yang
relevan dengan kearifan dan budaya sekolah.
2. Silabus diberi muatan nilai-nilai karakter yang dituangkan secara eksplisit, meskipun
dalam implementasinya dapat dikembangkan secara relevan dan kontekstual.
3. RPP yang dibuat memuat nilai-nilai karakter.
93
menggambarkan informasi (drawing) berdasar pemahaman dan pengambilan
kesimpulan pribadi.
2. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), yaitu kemampuan lanjutan untuk bisa
mengoptimalkan Literasi Perpustakaan yang ada. Maksudnya, pemahaman ten-
tang keberadaan perpustakaan sebagai salah satu akses mendapatkan informasi.
Pada dasarnya literasi perpustakaan, antara lain, memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan pe-
riodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan
yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan
katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami in-
formasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau
mengatasi masalah.
3. Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai
bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media ra-
dio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan peng-
gunaannya. Secara gamblang saat ini bisa dilihat di masyarakat kita bahwa me-
dia lebih sebagai hiburan semata. Kita belum terlalu jauh memanfaatkan media
sebagai alat untuk pemenuhan informasi tentang pengetahuan dan memberikan
persepsi positif dalam menambah pengetahuan.
4. Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami ke-
lengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti
lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikut-
nya, dapat memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan men-
gakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer
(Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan
mematikan komputer, menyim- pan dan mengelola data, serta menjalankan pro-
gram perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkem-
bangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola
informasi yang dibutuhkan masyarakat.
5. Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara lit-
erasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan ke-
butuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara
kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang setiap hari memban-
jiri kita, baik dalam bentuk tercetak, di televisi maupun internet, haruslah
94
terkelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hibu-
ran yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan.
Dalam pendidikan formal, peran aktif para pemangku kepentingan, yaitu kepala sekolah,
guru, tenaga pendidik, dan pustakawan sangat berpengaruh untuk memfasilitasi pengem- ban-
gan komponen literasi peserta didik. Selain itu, diperlukan juga pendekatan cara belajar-men-
gajar yang keberpihakannya jelas tertuju kepada komponen-komponen literasi ini. Kesem-
patan peserta didik terpajang dengan kelima komponen literasi akan menentukan kesiapan
peserta didik berinteraksi dengan literasi visual. Sebagai langkah awal, dapat disimpulkan
bahwa diperlukan perubahan paradigma semua pemangku kepentingan untuk terciptanya
lingkungan literasi ini.
Tujuan Umum Gerakan Literasi Sekolah menumbuhkembangkan insan serta ekosistem pen-
didikan agar menjadi pembelajar sepanjang hayat melalui gerakan literasi sekolah.
Sasaran Gerakan Literasi Sekolah insan dan ekosistem pendidikan dalam satuan pendidikan.
Pada tahun pelajaran 2021-2022 SMP K BETHEL Jakarta membangun budaya literasi seko-
lah dengan langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Menciptakan lingkungan fisik ramah literasi dengan cara:
Karya peserta didik dipajang di seluruh penjuru sekolah, termasuk koridor dan
kantor kepala sekolah dan guru.
Karya-karya peserta didik diganti secara rutin untuk memberikan kesempatan
kepada semua kelas untuk menjadi perhatian.
Buku dan bahan bacaan lain dapat didapat dengan mudah di pojok baca di se-
mua kelas, kantor, dan ruang lain di sekolah. Kantor kepala sekolah idealnya
juga memajang karya peserta didik dan buku-buku bacaan anak.
95
2. Menciptakan lingkungan sosial dan afektif dengan cara membangun budaya kolab-
oratif antar kepala sekolah, guru dan staf sekolah.
2. Deskripsi sikap BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan
4. Tidak memiliki LEBIH DARI 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing nilai
kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah KKM atau
belum tuntas.
5. Kehadiran selama satu tahun pelajaran minimal 85 % dari hari efektif belajar
Hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas dibicarakan dalam rapat dewan
pendidik pada akhir tahun pelajaran.
6. Dalam kondisi tertentu sekolah dapat membuat kebijakan yang disesuaikan dengan
96
situasi dan kondisi dalam menentukan kenaikan kelas.
1.1). Gabungan antara nilai Ujian Sekolah dan nilai rata-rata rapor se-
mester I, II, III, IV, V, dan VI dengan pembobotan 40% untuk nilai Ujian
Sekolah dan pembobotan 60% untuk nilai rata-rata rapor.
97
akuntabel, tidak diskriminatif, dan kompetitif.
98
b. Bahasa Inggris
c. Bahasa Indonesia
f. Nilai tes ditentukan dengan menggabungkan nilai tes seleksi masuk + dengan
NUS SD dengan komposisi :
a. 60% hasil tes seleksi
b. 40% hasil ujian Sekolah SD
g. Hasil akhir tes memiliki nilai rata rata 70
h. Pengumuman
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
1. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun pelajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun
pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Setiap permulaan awal tahun pelajaran, sekolah menyusun kalender pendidikan
untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran, mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari
libur.
Pengaturan waku belajar mengacu kepada standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan
daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat serta ketentuan dari
pemerintah atau pemerintah daerah. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan
dalam menyusun kalender pendidikan sebagai berikut:
1. Pengaturan Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembela-
jaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun
99
pelajaran telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu pada bulan Juli (12 Juli 2021) se-
tiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
2. Jumlah Minggu Efektif Belajar Selama Satu Tahun Pelajaran
SEMESTER GASAL
Jumlah Minggu
No Nama Bulan Keterangan
Minggu Tidak Efektif Efektif
1 Juli 2021 3 0 3 -
2 Agustus 4 0 4 -
3 September 5 1 4 -
4 Oktober 4 0 4 -
5 November 4 0 4 -
6 Desember 4 5 0 -
Jumlah 25 6 19
Jmlh Minggu Efektif = Jumlah minggu dalam semester – jumlah minggu tidak
efektif
SEMESTER GENAP
100
2 Pebruari 2022 4 0 4 -
3 Maret 2022 5 1 4 -
4 April 2022 5 2 3 -
5 Mei 2022 4 0 4 -
6 Juni 2022 5 5 0 -
Jumlah 27 8 19
Jmlh Minggu Efektif = Jumlah minggu dalam semester – jumlah minggu tidak
efektif
101
2. KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH
102
KALENDER PENDIDIKAN UMUM BETHEL
UNIT : TK - SD - SMP - SMA - SMK
TAHUN PELAJARAN 2021/ 2022
103
3. URAIAN KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH
KETERANGAN
KALENDER PENDIDIKAN UMUM BETHEL
SISTEM SEMESTER
TAHUN PELAJARAN 2021/ 2022
1. Juli 2021
Tgl 13 : Awal semester
Tgl 20 : Libur Idul Adha
14 hari efektif belajar
2. Agustus 2021
Tgl 10 : Libur Tahun Baru Islam 1443 H
Tgl 17 : Libur Kemerdekaan RI
20 hari efektif belajar
3. September 2021
22 hari efektif belajar
4. Oktober 2021
Tgl 04 – 08 : Ulangan Mid semester
Tgl 19 : Libur Maulid
Tgl 22 : Pembagian Raport Mid semester 1
20 hari efektif belajar
5. November 2021
22 hari efektif belajar
6. Desember 2021
Tgl 01 – 08 Des : Ulangan Semester 1
Tgl 17 : Pembagian Raport semester 1
Tgl 18 Des – 01 Jan 2022 : Libur semester, Libur Natal & Tahun Baru
(Tanggal 03 Januari 2022 masuk sekolah)
13 hari efektif belajar
7. Januari 2022
Tgl 03 : Masuk sekolah
Tgl 31 : Libur Tahun Baru Imlek
20 hari efektif belajar
8. Februari 2022
104
Tgl 01 : Libur Tahun Baru Imlek
Tgl 22 – 26 : Ulangan mid semester 2
19 hari efektif belajar
9. Maret 2022
Tgl 01 : Libur Isra Miraj
Tgl 03 : Libur Hari Raya Nyepi
Tgl 07 – 11 : Ulangan mid semester 2
Tgl 18 : Pembagian raport mid semester 2
Tgl 31 dan 01 Apr : Perkiraan libur awal puasa
20 hari efektif belajar
Catatan :
105
BAB V
PENUTUP
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas Kasih dan penyertaanNya,
sehingga kami dapat menyusun Dokumen 1 Kurikulum SMP K Bethel Jakarta tahun
pelajaran 2021/2022, yang substansinya merupakan keinginan dan komitmen bersama baik
dalam perancangan maupun pelaksanaannya. Oleh karena itu terealisasi atau tidaknya
Kurikulum SMP K Bethel Jakarta ini merupakan tanggung jawab seluruh stake holder
sekolah di bawah monitoring dan pengendalian Kepala Sekolah.
Oleh karena Kurikulum SMP K Bethel Jakarta ini bersifat fleksibel dan dinamis,
maka hal-hal lain yang merupakan ide dan gagasan seluruh stakeholder selama pelaksanaan
Kurikulum SMP K Bethel Jakarta akan tetap diperhatikan, untuk kedepan dijadikan sebagai
bahan masukan demi penyempurnaan dan perbaikan Kurikulum SMP K Bethel Jakarta
khususnya dan pelaksanaan pendidikan di SMP K Bethel Jakarta pada umumnya, baik dari
segi input, proses maupun outputnya.
106
LAMPIRAN
107