Disusun Oleh :
NOVI TRIWANTO
18200100097
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
NOVI TRIWANTO
18200100097
A. Teori Keluarga
1. Definisi
Beberapa definisi keluarga menurut para ahli:
a. Keluarga adalah sebagai sebuah sistem sosial kecil yang terdiri atas suatu
rangkaian bagian yang sangat saling bergantung dan dipengaruhi baik oleh
struktur internal maupun eksternalnya (Friedman, 2010).
b. Keluarga terdiri atas sekelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan,
keturunan atau hubungan sedarah dan ikatan adopsi. Anggota keluarga
biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga atau jika mereka
hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga sebagai
rumah mereka yang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lainnya dalam
peran-peran sosial keluarga. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang
sama yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan ciri unik tersendiri.
(Burgess. 1963 dalam Mubarak, 2011).
c. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Jhonsons dan Leny, 2010)
d. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan
anaknya, atau ibu dan anaknya ( Suprayitno, 2009)
e. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 2010).
2. Tipe-Tipe Keluarga
Macam-macam tipe keluarga menurut Jhonsons dan Leny (2010)
Ada beberapa tipe keluarga yakni:
a. Menyatakan bahwa tipe-tipe keluarga dibagi atas keluarga inti, keluarga
orientasi, keluarga besar. Keluarga inti adalah keluarga yang sudah
menikah, sebagai orang tua, atau pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri dari
suami istri dan anak mereka baik anak kandung ataupun anak adopsi.
b. Keluarga konjugal, yang terdiri dari pasangan dewasa ( ibu dan ayah ) dan
anak-anak mereka, dimana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah
satu atau dua pihak orang tua atau Keluarga orientasi (keluarga asal) yaitu
unit keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.
c. Selain itu terdapat juga Keluarga luas atau keluarga besar yang ditarik atas
dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini yaitu
keluarga inti ditambah anggota keluarga lainyang masih mempunyai
hubungan darah meliputi hubungan antara paman,bibi, keluarga kakek, dan
keluarga nenek.
Menurut Suprajitno (2009) Keluarga juga dibedakan menjadi keluarga
tradisional dan non tradisional.
a. Tradisional
⮚ Nuclear Family atau Keluarga Inti: Ayah, ibu, anak tinggal dalam
satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
⮚ Reconstituted Nuclear: Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami atau istri. Tinggal dalam satu rumah
dengan anak-anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun
hasil dari perkawinan baru.
⮚ Niddle Age atau Aging Cauple: Suami sebagai pencari uang, istri di
rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan / meniti karier.
⮚ Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear: Suami istri tanpa anak.
⮚ Single Parent: Satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
⮚ Dual Carrier: Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.
⮚ Commuter Married: Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-
waktu tertentu.
⮚ Single Adult: Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan
untuk kawin.
⮚ Extended Family: 1, 2, 3 generasi bersama dalam satu rumah tangga.
⮚ Keluarga Usila: Usila dengan atau tanpa pasangan, anak sudah pisah.
b. Non Tradisional
⮚ Commune Family: Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu
rumah, sumber yang sama, pengalaman yang sama.
⮚ Cohibing Coiple: Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa kawin.
⮚ Homosexual / Lesbian: Sama jenis hidup bersama sebagai suami istri.
⮚ Institusional: Anak-anak / orang-orang dewasa tinggal dalam suatu
panti-panti.
⮚ Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan anak.
3. Ciri – Ciri Struktur Keluarga
Ciri-ciri struktur keluarga ada 3 yaitu :
a. Terorganisasi: Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
b. Ada Keterbatasan: Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing -
masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan: Setiap anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsinya masing - masing.
1. Pengertian/Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus menerus lebih
dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik
diatas 90mmHg. (Aspiani, 2014)
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
darah sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg, dan tekanan diastolic 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama
gagal jantung, stroke, & gagal ginjal (Depkes, 2013).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg
(Smith Tom, 2014). Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan
tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan
diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2013). Hipertensi
dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95–104 mmHg, hipertensi
sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat
bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan
peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan
sistolik (Smith Tom, 2014).
2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut
(Aspiani, 2014) :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial Hipertensi primer atau hipertensi
esensial disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang memengaruhi yaitu : (Aspiani, 2014)
1) Genetik Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,
beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak
dapat dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga yang memliki tekanan
darah tinggi.
2) Jenis kelamin dan usia Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita
menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia bertambah
maka tekanan darah 11 meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan serta
jenis kelamin laki–laki lebih tinggi dari pada perempuan.
3) Diet Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan dengan
berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh penderita
dengan mengurangi konsumsinya, jika garam yang dikonsumsi berlebihan,
ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan menahan cairan lebih
banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh. Banyaknya cairan yang
tertahan menyebabkan peningkatan pada volume darah. Beban ekstra yang
dibawa oleh pembuluh darah inilah yang menyebabkan pembuluh darah
bekerja ekstra yakni adanya peningkatan tekanan darah didalam dinding
pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah meningkat.
4) Berat badan Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan
dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan
dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
5) Gaya hidup Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola
hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu merokok,
dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap dalam waktu
sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan lama merokok
berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi alkohol yang sering,
atau berlebihan dan terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah pasien
sebaiknya jika memiliki tekanan darah tinggi pasien diminta untuk
menghindari alkohol agar tekanan darah pasien dalam batas stabil dan
pelihara gaya hidup sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa
terjadi.
b. Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang jelas.salah
satu contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang
terjadiakibat stenosi arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau
akibat aterosklerosis.stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke
ginjalsehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasn
renin, dan pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara langsung
meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung meningkatkan sintesis
andosteron danreabsorbsi natrium. Apabiladapat dilakukan perbaikan pada
stenosis,atau apabila ginjal yang terkena diangkat,tekanan darah akan kembalike
normal (Aspiani, 2014).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hipertensi
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1) Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
2) Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
3) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
1) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
2) Kegemukan atau makan berlebihan
3) Stress
4) Merokok
5) Minum alkohol
6) Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)
6. Klasifikasi
Klasifikasi atau derajat hipertensi menurut JNC VII, 2017
Tahap Sistolik (atas) Diastole (bawah)
Normal < 120 mmHg dan < 80 mmHg
Pre hipertensi 120 – 139 mmHg atau 80 – 89 mmHg
Hipertensi I 140 – 159 mmHg atau 90 – 99 mmHg
Hipertensi II ≥160 mmHg ≥100 mmHg
7. Pemeriksaan penunjang
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
b. Pemeriksaan retina
b. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal
dan jantung
a. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
b. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
c. Pemeriksaan; renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi
d. ginjal terpisah dan penentuan kadar urin
e. Foto dada dan CT scan.
8. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam jangka
panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang
mendapat suplai darah dari arteri tersebut.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani, 2014)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak dan
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan
darah tinggi.
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk trombus yang
bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis
dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi
dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan
hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik
melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko
pembentukan bekuan.
c. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita
hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor
dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak
mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan diparu yang dapat menyebabkan
sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
d. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak sistem
penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan
dalam tubuh.
9. Penatalaksanaan medis
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua
kategori—pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan
penyakit jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada
pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90
pada pasien dengan penyakit diatas. Berbagai macam strategi pengobatan penyakit
jantung hipertensi :
a. Pengaturan Diet
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa
factor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat
hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi
pada penderita hipertensi , diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan
natrium dalam bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang sehat rata-rata
mengandung 2800 – 6000 mg per hari ). Sebagian besar natrium berasal dari
garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan
darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4
(empat) macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan
tekanan darah yaitu:
1) Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan
mengkonsumsi makanan tanpa garam.Garam dapur mempunyai
kandungan 40% Natrium. Sumber sodium lainnya antara lain makanan
yang mengandung soda kue, baking powder, MSG (Mono Sodium
Glutamat),Pengawet makanan atau natrium bensoat biasanya terdapat
dalam saos,kecap,selai,jelli,makanan yang terbuat dari mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang
garam memperhatikan hal sebagai berikut :
a) Jangan menggunakan garam dapur
b) Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi,
petis, biscuit, ikan asin, sardensis, sosis dan lain-lain.
c) Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan
makanan tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
d) Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang mengandung
sodium.
e) Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, sprit.
b. Olahraga Teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung.
Olaharaga isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi
perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30
menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dinjurkan untuk
menurunkan tekanan darah.
c. Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan
kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang
sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.
Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat
badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karena
umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas mengandung
simpatomimetik,sehingga dapat meningkatan tekanan darah, memperburuk
angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO
yang dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat
antihipertesni.
10. Pengkajian keperawatan
a. Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah yang
dihadapi oleh keluarga.
1) Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah
kesehatan, status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan
perawatan pada anggota keluarga .
a) Struktur dan sifat anggota keluarga
✔ Anggota–anggota keluarga dan hubungan dengan kepala keluarga.
✔ Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam keluarga.
✔ Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga,
✔ Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat
berkumpul atau menyebar.
✔ Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan.
✔ Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam perselisihan
yang nyata ataupun tidak nyata.
✔ Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan makan
dan penggunaan waktu senggang
Kriteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3
Krisis 1
2. Kemungikan masalah dapat diubah 2
Skala : Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus ditangani 2
Ada masalah tapi tidak perlu segera
ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
1.Tentukan skor untuk tiap kriteria
2.Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skor X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria ,skor tertinggi 5 sama dengan seluruh
bobot
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2010). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.EGC: Jakarta.
Darmojo, Boedhi,et al. (2011). Beberapa masalah penyakit pada Usia Lanjut. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI
Doengoes M.E. (2010). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 4 . EGC. Jakarta.
Friedman,M. Marilyn. (2010). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.
Mansjoer, A. (2009). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Media
Aeskulapius. Jakarta.
Smeltzer SC, Bare BG. (2008). Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Sri Rahayu dkk. 2012. Nutrisi untuk klien hipertensi. Jakarta: Salemba Medika.
Price. SA. (2008). Patofisiologi Kosep klinis, Proses ppenyakit , alih bahasa Peter
Anugrah. EGC: Jakarta.