Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM PENGAMBILAN DARAH VENA CLOSED SYSTEM

I. WAKTU
Hari : Kamis
Tanggal : 27 April 2017
Tempat : Laboratorium Hematologi lt. 5

II. TUJUAN PRAKTIKUM


 Untuk mengetahui teknik pengambilan darah vena closed system dengan baik
dan benar.
 Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk
dilakukan pemeriksaan.
 Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infection, needle stick
injury) akibat vena puncture bagi petugas maupun penderita.
 Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah.
 Untuk melatih praktikan dalam pengambilan darah closed system agar lebih
mahir
 Untuk melatih praktikan dalam mengefisienkan waktu saat pengambilan darah
vena closed system. (dengan mengganti tabung vacuum sesuai dengan
kebutuhan pemeriksaan, tidak membuang-buang waktu dalam membagi-bagi
sampel darah ke beberapa tabung)

III. PENDAHULUAN
Pengambilan darah vena closed system merupakan pengambilan sampel
darah untuk beberapa pemeriksaan darah dimana teknik ini menggunakan sebuah
tabung vakum. Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD
(Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa
tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika menancap
pada tabung, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir
ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai. Jarum yang digunakan terdiri dari dua
buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir pada holder. Jarum pada sisi
anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan
pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dasar karet sehingga dapat
mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk
melekatkan jarum pada sebuah holder. Holder berfungsi sebagai tempat untuk
meletakkan tabung vakum dan memudahkan pada saat mendorong tabung
menancap pada jarum posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah tidak perlu
membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Dalam sekali penusukan
dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes
yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena
darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media
biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada
pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau
jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk
mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).
Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama
dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah
antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal
jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika
penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).
Jenis-jenis tabung vacutainer:

 Tabung vacutainer dengan tutup berwarna merah tanpa penambahan zat additive,
darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemutaran menggunakan
centrifuge. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi
dan bank darah (crossmatching test).
 Tabung vacutainer dengan tutup berwarna kuning berisi gel separator (serum
separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah
pemutaran, serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah
gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi.
 Tabung vacutainer dengan tutup berwarna hijau terang berisi gel separator (plasma
separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemutaran,
plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel.
Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.
 Tabung vacutainer dengan tutup berwarna ungu berisi EDTA. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch).
 Tabung vacutainer dengan tutup berwarna biru berisi sodium citrate/natrium sitrat.
Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT).
 Tabung vacutainer dengan tutup berwarna hijau berisi natrium/sodium atau lithium
heparin, umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia
darah.
 Tabung vacutainer dengan tutup berwarna biru tua berisi EDTA yang bebas logam,
umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan
toksikologi.
 Tabung vacutainer dengan tutup berwarna abu-abu berisi natrium fluoride (NaF) dan
kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
 Tabung vacutainer dengan tutup berwarna hitam berisi bufer natrium sitrat,
digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR)
 Tabung vacutainer dengan tutup berwarna merah muda berisi potassium EDTA,
digunakan untuk pemeriksaan imunohematologi.
 Tabung vacutainer dengan tutup berwarna putih berisi potassium EDTA, digunakan
untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan bDNA.
 Tabung vacutainer dengan tutup berwarna Tabung tutup kuning dengan warna hitam
di bagian atas berisi media biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi –
aerob, anaerob dan jamur.
Urutan pengambilan darah vena menggunakan tabung vacutainer:
1) Pertama, botol biakan (kultur) darah (tabung vacutainer tutup kuning)
2) Kedua, tes koagulasi (tabung vacutainer tutup biru),
3) Ketiga kuning dengan gel separator (tabung vacutainer tutup kuning/merah hitam),
tabung non additive (tabung vacutainer tutup merah), tabung rapid serum (RST)
(tabung vacutainer tutup orange)
4) Keempat, tabung heparin dengan gel (tabung vacutainer tutup hijau muda/hijau
hitam), tabung heparin (tabung vacutainer tutup hijau tua)
5) Kelima, tabung EDTA (tabung vacutainer tutup ungu/lavendet)
6) Ke enam, tabung K2EDTA dengan jel (tabung vacutainer tutup putih)
7) Ke tujuh - tabung NaF dan Na oksalat (tabung vacutainer tutup abu-abu)
Urutan pengambilan darah ini ditujukan untuk menghindari kontaminasi antartabung.
Beberapa kegagalan dalam sampling menggunakan tabung vacutainer adalah:
1) Kevakuman tabung berkurang (Jarum telah menembus tutup karet tabung).
2) Posisi jarum salah, hal ini disebabkan oleh:
 Lubang jarum menempel pada bagian atas/bawah dinding vena.
 Jarum masuk terlalu dalam atau kurang dalam
 Jarum masuk ke dalam vena yang kolaps
IV. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan Fungsi

Holder
Holder berfungsi sebagai tempa
memasang needle pada
pengambilan darah vena
menggunakan tabung vacutainer.
Sambungan berulir pada holder
berfungsi untuk melekatkan jarum
pada sebuah holder

Vacuum Tube / Vacutainer Vacutainer adalah tabung steril yang


terbuat dari kaca atau plastik, di
dalam tabung ada yang terdapat
senyawa kimia ada yang tidak.
Fungsi dari vacutainer adalah untuk
menarik atau mengambil darah dan
tempat meletakkan darah. Darah
akan berhenti mengalir ketikan
sejumlah volume tertentu telah
tercapai.

Needle/Jarum Needle adalah jarum yang digunakan


untuk pengambilan darah secara
vakum. Needle bersifat mobile yang
berarti mudah dilepas dari tabung
Vacutainer. Jarum ini memiliki dua
macam jarum. Jarum pada sisi
anterior digunakan untuk menusuk
vena dan jarum pada sisi posterior
ditancapkan pada tabung. Jarum
posterior diselubungi oleh bahan
dasar karet sehingga dapat
mencegah darah dari pasien
mengalir keluar.

Tourniquet Tourniquet merupakan bahan


mekanis yang fleksibel, biasanya
terbuat dari karet sintetis yang bisa
merenggang. Digunakan untuk
pengebat atau pembendung
pembuluh darah pada organ yang
akan dilakukan penusukan flebotomi.
Adapun tujuan pembendungan ini
adalah untuk fiksasi, pengukuhan
vena yang akan diambil dan juga
untuk menambah tekanan vena yang
akan diambil, sehingga akan
mempermudah proses penyedotan
darah.

Kain kasa Kain kasa berfungsi untuk membantu


pengelapan maupun pemberhentian
darah

Alcohol swab Alcohol swab berfungsi untuk


antisepsis lokasi sampling pembuluh
vena

Micropore Micropore berfungsi untuk


merekatkan kain kasa pada luka
sampling pembuluh vena.

Rak tabung Rak tabung berfungsi sebagai tempat


meletakkan tabung vacutainer.

Alat tulis Alat tulis berfungsi untuk mencatat


identitas pasien.

Safety box Safety box berfungsi untuk


pembuangan jarum yang telah
digunakan. Jika jarum bekas dibuang
sembarangan, kemungkinan akan
melukai orang yang kontak langsung
dengan tempat sampah dan terjadi
infeksi pada orang tersebut. Oleh
karena itu, jarum bekas dibuang
pada safety box agar lebih aman.

V. PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH


1. Gunakanlah jas lab dan handscoon dengan baik dan benar.
2. Siapkan jarum, holder¸ vacutainer, tourniquet¸ kain kasa, dan alcohol swab.
3. Tanyakanlah identitas pasien (nama, tanggal lahir, dan alamat) pastikan
pasien tersebut sesuai dengan surat rujukan dokter.
4. Buatlah pasien merasa nyaman.
5. Pasangkanlah tourniquet pada lengan pasien sekitar 8-10 cm atau 3 jari
diatas lokasi kanulasi.
6. Mintalah pasien untuk mengepalkan tangan yang menjadi lokasi sampling
pembuluh darah
7. Lakukanlah palpasi untuk menentukan lokasi sampling pembuluh darah vena.
8. Setelah menentukan lokasi, antisepsis disekitar lokasi sampling
menggunakan alcohol swab.
9. Jangan menyentuh daerah yang telah diantisepsis.
10. Sembari menunggu daerah yang diantisepsis mengering, pasangnya jarum
pada holder.
11. Setelah lokasi kering, bukalah jarum menggunakan satu tangan, usakahan
penutup jarum mudah dijangkau.
12. Gunakan tangan kanan untuk sampling pembuluh darah vena dengan posisi
ibu jari diatas jarum dan jari yang lain berada di bawah jarum.
13. Fiksasi pembuluh darah yang akan ditusuk dengan ibu jari tangan kiri
14. Posisikan kemiringan jarum sesuai dengan kedalaman pembuluh vena
sekitar 10-30 derajat.
15. Posisikan lubang pada pada menghadap ke atas
16. Penusukkan berada di sisi pembuluh darah agar jika terjadi reposisi yang
tidak disengaja, darah tetap mengalir ke dalam vacutainer.
17. Penusukkan harus dilakukan dengan yakin
18. Setelah jarum telah masuk pada pembuluh vena, pastikan darah berada pada
indikator jarum.
19. Jika darah berada telah berada di indikator, ubahlah posisi tangan kanan
yang memegang jarum menjadi tangan kiri dengan tetap mempertahankan
letak dan sudut penusukkan.
20. Tangan kanan mulai mengambil vacutainer lalu masukkan ke dalam jarum
yang berada pada holder. Gunakan jari tengah kanan dan telunjuk kanan
untuk menahan holder, sedangkan ibu jari kanan untuk mendorong
vacutainer untuk masuk ke holder dan menancap pada jarum.
21. Darah akan masuk dengan sendirinya ke dalam vacutainer dan lepas
tourniquet.
22. Darah akan berhenti masuk ke dalam vacutainer apabila daya vakum telah
habis.
23. Setelah volume darah telah telah mencukupi untuk kebutuhan pemeriksaan,
tahan holder menggunakan jari telunjuk kanan dan jari tengah kanan, sisa jari
tangan kanan menarik vacutainer.
24. Homogenkan vacutainer yang berisi darah pasien, tidak dikocok melainkan
menggoyangkan vacutainer dengan membentuk angka delapan sebanyak
tiga kali lalu letakkan vacutainer pad arak tabung.
25. Ambilah kain kasa menggunakan tangan kanan dan letakkan diatas daerah
penusukkan.
26. Ubah posisi tangan kiri yang memegang jarum, menjadi tangan kanan.
27. Lepaskan jarum dengan cepat dan tutuplah jarum dengan satu tangan
28. Lalu tekan lokasi bekas penusukkan agak dalam supaya darah cepat
mengering.
29. Apabila darah tetap keluar, gantilah dengan kain kasa yang baru.
30. Rekatkan kain kasa menggunakan micropore.
31. Setelah proses pengambilan darah selesai, lanjutkan homogenisasi darah
pada vacutainer dengan menggoyangkan vacutainer membentuk angka
delapan sebanyak lima kali.
32. Buanglah jarum pada safety box dan tulislah identitas pasien pada table
vacutainer yang telah tersedia.

VI. HASIL PENGAMBILAN DARAH:


Identitas pasiean
1) Nama : Dinda Akhirani
2) TTL : Lampung tengah, 10 Agustus 1999
3) Umur : 17 Tahun
4) Alamat : Jl. Melati 2 No.66, Jatiwarna, Bekasi
Saat pengambilan darah, jarum masuk ke sisi pembuluh darah tanpa melakukan
reposisi.
VII. CATATAN:
1) Pensukkan berada di sisi pembuluh darah agar jika terjadi reposisi yang tidah
disengaja, darah tetap mengalir ke vacutainer.
2) Jangan lupa mencantumkan identitas pasien pada tabung vacutainer.
3) Homogenisasi dilakukan delapan kali, yaitu tiga kali setelah melepaskan
vacutainer pada holder dan lima kali setelah proses penusukkan.
4) Banyaknya homogenisasi EDTA yaitu sebanyak delapan kali.
5) Jangan lupa mengubah posisi tangan saat hendak menancapkan vacutainer
pada holder maupun saat jarum akan dilepaskan.
6) Jangan melakukan reposisi yang terlalu banyak karena lazimnya melakukan
reposisi hanya maju dan mundur.
7) Sebaiknya alat dan bahan yang dibutuhkan berada di dekat praktikan,
sehingga tidak kewalahan saat benda tersebut tidah ada.
8) Memperbanyak latihan agar semakin mahir dalam pengambilan darah closed
system.

Anda mungkin juga menyukai