Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UJIAN AKHIR SEMETER

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Supervisi
Lembaga Pelayanan Sosial D2

Oleh:

Chandika Permana L.P

190910301064

Dosen Pengampu :

Dr. Sama’i, M.Kes


NIP. 195711241987021001

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JEMBER

2021
1. SUPERVISI KONSULTASI DAN DUKUNGAN
Child Protective Services (CPS) atau jika di Indonesia lebih
deikenal dengan sebuta Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)
adalah sebuah lembaga atau instansi yang bertugas untuk dapat
memberikan pelayanan kepada anak anak dan keluarga yang dilakukan
dengan cara memberikan layanan yang kompeten, sensitif, dan juga tepat
waktu. Didalam setiap lembaga pelayanan sosial pastinya terdapat
beberapa program pelayanan yang memang ditujukan kepada penerima
layanan, dimana pada kasus atau pembahasan ini penerima pelayanan
adalah anak anak. Untuk memastikan pelayanan tersebut tepat sasaran
kepada penerima layanan maka diperlukan adanya pengawasan agar
pelayanan dapat dilakukan dengan baik dan benar. Tugas pengawasan
tersebut biasa dikenal dengan sebutan supervisi.

Supervisi sendiri adalah sebuah tugas pengawasan yang dilakukan


oleh seorang pengawas atau supervisor agar pelayanan yang dilakukan
oleh sebuah lembaga pelayanan sosial dapat dilakukan dengan baik.
Supervisor sendiri memiliki dua peran menyeluruh, yaitu membangun
fondasi dan memelihara fungsi unit, dan mengembangkan dan memelihara
kapasitas staf.

Peran-peran ini dicapai melalui aktivitas berikut:

 Mengkomunikasikan misi, kebijakan, dan pedoman praktik lembaga


kepada staf pekerja sosial;
 Menetapkan standar kinerja bagi staf untuk memastikan praktik
berkualitas tinggi;
 Memastikan bahwa semua hukum dan kebijakan dipatuhi, dan
mengikuti perubahan kebijakan dan prosedur;
 Menciptakan iklim psikologis dan fisik yang memungkinkan staf
merasa positif, puas, dan nyaman tentang pekerjaannya sehingga klien
dapat dilayani dengan lebih baik;
 Membantu staf mempelajari apa yang perlu mereka ketahui untuk
melakukan pekerjaan mereka secara efektif melalui orientasi,
pendampingan, pelatihan di tempat kerja, dan pembinaan;
 Memantau beban kerja dan kinerja unit dan staf untuk memastikan
bahwa standar dan harapan berhasil dicapai;
 Memberi tahu staf tentang kinerja mereka dan memberikan pengakuan
atas upaya dan pencapaian staf;
 Menerapkan tindakan pencegahan keselamatan.

Dalam fungsinya untuk dapat memelihata kapastas staf, seorang


supervisor dapat melakukannya dengan selalu memberi kukungan dan
dapat menjadi tempat konsultasi bagi para staf apabila memang para staf
tersebut mengalami masalah dalam proses pelayanan sosial didalam
lembaga.
Konsultasi disini adalah sebuah proses bertukar pendapat atau
pemberian saran saran yang diberikan oleh seorang supervisor kepada staf
dari lembaga pelayanan sosial. seorang staf didalam lembaga pelayanan
sosial yang biasanya merupakan seorang pekerja sosial dapat berkonsultasi
kepada supervisor ketika mereka tidak yakin tentang bagaimana
menangani suatu situasi, ketika mereka membutuhkan bantuan dengan
keputusan tertentu, atau ketika mereka perlu mendiskusikan kesimpulan
atau gagasan mereka dengan orang yang obyektif.
Selain konsultasi seorang supervisor juga dapat memberikan
dukungan dan motivasi kepada pekerja sosial. Karena pada dasarnya
Memberikan layanan perlindungan anak adalah pekerjaan yang kompleks,
menuntut, dan menguras emosi. Membuat keputusan yang memengaruhi
kehidupan anak-anak dan keluarga berdampak buruk pada pekerja sosial.
Karena bekerja dengan keluarga yang mengalami pelecehan dan
penelantaran itu sulit, hal itu dapat menimbulkan perasaan yang beragam.
Oleh karena itu diperlukan adanya dukungan dari seorang supervisor agar
seorang pekerja sosial dapat termotivasi dan dapat melakukan tugas
tugasnya dengan baik.

2. PENILAIAN KELUARGA
Penilaian keluarga sendiri adalah salah satu bentuk tahapan yang
dilakukan oleh seorang staf atau pekerja sosial dalam melaksanakan
program pelayanan yang terdapat didalam Child Protective Services (CPS)
atau Lembaga Kesejahteraan Sosial. Didalam prosesnya selama penilaian
keluarga, pekerja kasus CPS melibatkan keluarga dalam proses yang
dirancang untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
kekuatan, kebutuhan, dan sumber daya keluarga sehingga anak-anak aman
dan risiko penganiayaan berkurang. Pengkajian keluarga dimulai segera
setelah keputusan dibuat bahwa layanan yang berkelanjutan diperlukan.
Didalam penilaian keluarga sendiri terdapat beberapa prinsip yang
dilakukan, Prinsip tersebut agar membuat penilaian terhadap assesment
keluarga dapat efektif, harus peka budaya, berbasis kekuatan, dan
dikembangkan bersama keluarga. Dalam praktiknya pekerja sosial akan
dapat melakukan proses penilaian keluarga apabila melakukan beberpa
tahapan seperti berikut ini :
 Review penilaian awal atau informasi investigasi;
 Kembangkan rencana penilaian keluarga;
 Melakukan asesmen keluarga dengan mewawancarai semua
anggota rumah tangga dan individu lain yang diidentifikasikan
keluarga memiliki kepentingan terhadap keselamatan dan
kesejahteraan anak;
 Konsultasikan dengan profesional lain yang sesuai;
 Analisis informasi dan buat keputusan.

3. PENILAIAN AWAL EFEKTIF


Didalam sebuah lembaga Child Protective Service (CPS) terdapat
beberapa tahapan tahapn yang dilakukan ketika terdapat sebuah kasus
yang melibatkan anak sebagai korban. Salah satu tahapan yang dilakukan
adalah penilaian awal efektif. Penilaian efektif dilakukan ketika Anggota
keluarga yang dilaporkan ke layanan perlindungan anak (CPS) biasanya
merasa malu, defensif, marah, bingung, terancam, dan tidak berdaya.
Sewaktu keluarga mengalami perasaan ini, mereka membutuhkan petugas
kasus CPS untuk memberi mereka informasi untuk memahami apa yang
dituduhkan kepada mereka, apa yang mungkin terjadi, apa langkah
selanjutnya, apa yang dapat mereka harapkan dari agen, dan apa yang
diharapkan untuk mereka lakukan. Penilaian efektif sendiri bertujuan
untuk menguatkan bukti bukti yang menunjukkan bahwa memang telah
terjadi kekerasan yang dialami oleh anak anak, Keputusan pembuktian
bergantung pada jawaban atas dua pertanyaan: "Apakah cedera yang
dialami anak cukup parah sehingga dianggap sebagai penganiayaan
terhadap anak?" dan “Apakah ada cukup bukti untuk mendukung kasus
penganiayaan anak ini?”. Bahkan dalam kasus-kasus yang tidak memiliki
bukti, pekerja kasus CPS harus tetap mendokumentasikan informasi
karena laporan yang tidak berdasar pada akhirnya dapat menunjukkan pola
yang dapat dibuktikan. Bagian pembuktian yang dapat dinilai oleh pkerja
sosial yaitu :
1. Menentukan Pengabaian Anak
2. Menentukan Pelecehan Fisik
3. Menentukan Pelecehan Seksual
4. Menetukan Penganiayaan Psikologis
Setelah seorang pekerja sosial melakukan penilaian awal maka
tahapan atau keputusan kedua adalah penilaian resiko. Faktor risiko adalah
pengaruh yang ada pada anak, orang tua, keluarga, dan lingkungan yang
dapat meningkatkan kemungkinan anak akan dianiaya. Penilaian risiko
melibatkan evaluasi situasi anak dan keluarga untuk mengidentifikasi dan
menimbang faktor risiko, kekuatan dan sumber daya keluarga, dan
lembaga dan layanan masyarakat.
4. SEJARAH, DIMENSI, DAN, SIGNIFIKASI
Dalam sejarah penyelenggara pelayanan sosial, supervisi pekerjaan
sosial memberikan dukungan emosional kepada orang dalam peran
pekerjaan sosial. Dengan diterbitkannya The Family (selanjutnya Social
Casework) oleh Family Welfare Association of America, mulai tahun
1920, semakin sering ada referensi tentang pengawasan seperti yang kita
kenal sekarang yaitu, pengawasan terhadap pekerja sosial individu. Dalam
sejarahnya terdapat pengembangan pendidikan yang dilakukan untuk dapat
meningkatkan kemampuan dari seorang pekerja sosial. pengembangan
kemampuan diharapkan dapat meningkatkan basis pengetahuan yang
memungkinkan untuk dapat membuat pekerja sosial dapat bekerja secara
profesional. Setelah pekerjaa sosial dinilai sudah profesional, maka
mereka sudah memiliki keahlian menjadi seorang assesor yang nantinya
dapat melakukan sebuah supervisi terhadap lembaga penyelenggara
pelayanan sosial. Pengertian dari supervisi sendiri adalah kegiatan yang
dilakukan untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan dari lembaga
pelayanan sosial agar pelayanan yang dilakukan oleh lembaga tersebut
dapat berjalan dengan baik. Sementara itu Supervisor pekerjaan sosial
adalah staf administrasi lembaga yang diberi wewenang untuk
mengarahkan, mengoordinasikan, meningkatkan, dan mengevaluasi
kinerja di tempat kerja dari para supervisor untuk pekerjaan yang dia
lakukan atau menjadi orang yang dimintai pertanggungjawaban.
Supervisor menjalankan fungsi administratif, pendidikan, dan suportif.
Sementara itu supervisi pekerjaan sosial juga memiliki beberapa
dimensi, dimensi disini diartikan sebagai peran atau kedudukan supervisor
dalam kegiatan supervisi. Berikut adalah beberapa dimensi atau peran dari
supervisor didalam kegiatan supervisi peksos :
1. Supervisor Sebagai Layanan Tidak Langsung
Kedudukan supervisor sebagai layanan tidak langsung, yaitu
melalui pekerja bukan langsung kepada klien. Supervisor
berbicara tentang klien kepada pekerja.
2. Supervisor Sebagai Proses Interaksi
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, supervisor melakukan
serangkaian kegiatan yang dipilih secara sengaja dan sadar secara
berurutan. di setiap titik dalam proses agak berbeda dari kegiatan
yang dilakukan di titik lain dalam proses.
3. Supervisor Sebagai Sarana Untuk Mengakhiri
Supervisor membantu pekerja sosial menginternalisasi aspirasi
pelayanan praktik pekerjaan sosial.

Lalu seberapa signifikankah supervisi pekerjaan sosial terhadap


proses kerja dari seorang pekerja sosial. Didalam proses supervis ini
profesi pekerjaan sosial memberikan pengaruh pada pengawasan dalam
hal nilai-nilai yang ditentukan untuk kesetiaan pengawas dan orang yang
diawasi dan teknologi yang disediakannya untuk memecahkan masalah
manusia. Supervisi dan supervisor yang berpendidikan profesional berbagi
norma, nilai, dan tujuan, yang diturunkan dari sosialisasi kepada profesi
dan standar etika, yang menentukan preferensi dan perilaku mereka dalam
supervise. Jadi kegiatan supervisi pekerja sosial dinilai sangat penting
karena dapat berdampak baik terhadap staf pekerja sosial dan nantinya
akan berimbas baik terhadap pelayanan didalam lembaga pelayanan sosial.

Anda mungkin juga menyukai