Anda di halaman 1dari 35

BAB 1 PROSES BISNIS BIDANG PEKERJAAN SOSIAL

TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini Anda akan mempelajari tentang proses bisnis di bidang
Pekerjaan Sosial. Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat
mendeskripsikan proses bisnis secara menyeluruh di bidang Pekerjaan
Sosial, menjelaskan penerimaan klien, identifikasi kebutuhan klien,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pemberian layanan serta
mendeskripsikan pengelolaan sumber daya manusia di fasilitas
kesehatan

KATA KUNCI
 Bisnis
 Layanan perkerjaan sosial
 Fasilitas pekerjaan sosial
 Sumber daya manusia

MATERI PE
Apa yang akan di pelajari
1. proses bisnis bidang pekerjaan sosial,
2. proses pelayanan pekerjaan sosial
3. pengelolaan sumber daya manusia di fasilitas kesehatan

PETA KONSEP
Proses Bisnis Bidang Pekerjaan Sosial

Proses Pengelolaaan Sumber


Proses Bisnis Pekerjaan Sosial Daya Manusia
Pekerjaan Sosial

Kebutuhan Klien

Penerimaan Klien

Pelaksanaan
Pemberian Layanan

Evaluasi Pemberian
Layanan

1. PROSES BISNIS PEKERJAAN SOSIAL


Kesehatan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia karena dengan
kesehatan yang optimal, seseorang dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik
sehingga tercapai suatu derajat kehidupan yang optimal. Sektor jasa memiliki
beberapa macam bisnis, salah satunya bisnis layanan kesehatan yang memiliki
fungsi vital bagi masyarakat. Bisnis layanan kesehatan dibagi menjadi lima jenis
yaitu rumah sakit, klinik, praktek dokter pribadi, apotik, dan laboratorium. Kelima jenis
tersebut memainkan fungsi penting dalam bisnis untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.

Fasilitas pekerjaan sosial merupakan salah satu lembaga yang bergerak di


bidang pelayanan jasa kesehatan yang bertanggung jawab dalam memberikan
pengobatan, perawatan, mengusahakan kesembuhan dan kesehatan pasien, serta
mengupayakan pendidikan hidup sehat bagi masyarakat. Seiring dengan
perkembangan jaman, fasilitas kesehatan juga mengalami perkembangan, dari yang
dahulu tidak memikirkan masalah untung rugi karena semata-mata didirikan untuk
kepentingan sosial dan kemanusiaan (non profit), pada saat ini telah berubah
menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang dalam kegiatannya dijadikan sebagai
badan usaha yang mencari keuntungan,yang tentunya dibarengi dengan fasilitas
yang memadai serta pelayanan prima.

Meningkatnya kebutuhan akan sarana kesehatan dan pelayanan kesejahteraan


sosial, merupakan sebuah peluang bagi panti jompo yang mempunyai wawasan
profit oriented untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan bagi kelangsungan
hidup panti jompo dengan memberikan beragam pelayanan, fasilitas, serta
penetapan tarif yang sesuai dengan kualitas produk sebagai tujuan memberikan
kepuasan bagi konsumen. Pemberian fasilitas dan pelayanan serta penetapan tarip
dapat berjalan dengan baik apabila ditunjang dengan manajemen yang profesional
dari pihak panti.

2. PROSES PELAYANAN PEKERJAAN SOSIAL


Pelayanan pekerjaan sosial merupakan upaya yang dilakukan oleh suatu
organisasi baik secara sendiri atau bersama-sama untuk memelihara, meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
perseorangan, kelompok dan ataupun masyarakat. Dalam memberikan pelayanan
yang berkualitas, seorang tenaga kesehatan harus memiliki komitmen yang tinggi
untuk memberikan pelayanan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku dan
etika profesional.
Pelayanan kesejahteraan sosial atau disebut dengan serangkaian kegiatan
pelayanan yang ditujukan untuk membantu individu, keluarga, kelompok, organisasi
dan masyarakat yang membutuhkan atau mengalami permasalahan sosial, baik
yang bersifat pencegahan, perlindungan, pemberdayaan, pelayanan dan rehabilitasi
sosial maupun pengembangan guna mengatasi permasalahan yang dihadapi dan
atau memenuhi kebutuhan secara memadai, sehingga mereka mampu
melaksanakan fungsi sosial.

Kemudian pertanyaannya, apa saja tahapan pelayanan kesejahteraan sosial?

(1) Pendekatan awal (engagement, intake, contact, and contract)


(2) Pengungkapan dan pemecahan masalah (Assessment)
(3) Penyusunan rencana pemecahan masalah (Planning)
(4) Pelaksanaan pemecahan masalah (Intervention)
(5) Evaluasi, terminasi dan rujukan
(6) Bimbingan dan pembinaan lanjut
Penjelasan lebih terperinci tentang tahapan tersebut di atas adalah sebagai berikut :

(1) Pendekatan Awal

Pendekatan awal adalah suatu proses kegiatan penjajagan awal, konsultasi dengan
pihak terkait; sosialisasi program pelayanan, identifikasi calon penerima pelayanan,
pemberian motivasi, seleksi, perumusan kesepakatan, dan penempatan calon
penerima pelayanan; serta identifikasi saran dan prasarana pelayanan.

(2) Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (Asesmen)

Asesmen adalah suatu proses kegiatan pengumpulan dan analisis data untuk
mengungkapkan dan memahami masalah, kebutuhan, dan sistem sumber penerima
pelayanan.

(3) Perencanaan Pemecahan Masalah (Planning)

Perencanaan pemecahan masalah adalah suatu proses perumusan tujuan dan


kegiatan pemecahan masalah, serta penetapan berbagai sumber daya (manusia,
biaya, metode-teknik, peralatan, sarana prasarana dan waktu) yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan tersebut.

(4) Pelaksanaan Pemecahan Masalah (Intervention)

Pelaksanaan pemecahan masalah adalah suatu proses penerapan rencana


pemecahan masalah yang telah dirumuskan. Kegiatan pemecahan masalah yang
dilaksanakan adalah melakukan pemeliharaan, pemberian motivasi, dan
pendampingan kepada penerima pelayanan dalam bimbingan fisik, bimbingan
keterampilan, bimbingan psikososial, bimbingan sosial, pengembangan masyarakat,
resosialisasi dan advokasi.

(5) Teminasi Pemecahan Masalah

Terminasi adalah suatu proses kegiatan pemutusan hubungan


pelayanan/pertolongan antara lembaga dengan penerima manfaat.

(6) Bimbingan Lanjut dan Pembinaan Lanjut

Bimbingan dan pembinaan lanjut adalah suatu proses pemberdayaan dan


pengembangan agar penerima pelayanan dapat melaksanakan tugas-tugas
kehuidupan di lingkungan sosialnya.
Hierarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow

Pada pelayanan kesehatan pekerjaan sosial terdapat beberapa proses atau


tahapan yang akan dilalui oleh pengguna layanan kesehatan pekerjaan sosial, mulai
dari penerimaan pasien hingga evaluasi pemberian layanan yang telah dilakukan.
Tahapan atau proses tersebut diatas adalah sebagai berikut.

1. Penerimaan Klien
Pada saat klien pertama kali datang ke fasilitas layanan pekerjaan sosial, yang
dilakukan pada klien adalah pengumpulan data. Data yang dimaksud disini adalah
sebagai berikut ini.
a. Data Dasar, adalah seluruh informasi tentang status kesehatan klien, data dasar
ini meliputi data umum, data demografi, riwayat keperawatan, pola fungsi
kesehatan dan pemeriksaan.
b. Data Fokus, adalah informasi tentang status kesehatan klien yang menyimpang
dari keadaan normal. Data focus dapat berupa ungkapan klien maupun hasil
pemeriksaan langsung.
c. Data Subjektif, adalah data yang merupakan ungkapan keluhan klien secara
langsung dari klien maupun tidak langsung melalui orang lain yang mengetahui
keadaan klien secara langsung dan menyampaikan masalah yang terjadi.
d. Data Objektif, adalah data yang diperoleh Anda secara langsung melalui observasi
dan pemeriksaan pada klien.
Untuk mendapatkan data tersebut di atas, maka dilakukan suatu cara dalam
pengambilan data adalah sebagai berikut.
a. Anamnesa, adalah suatu proses tanya jawab atau komunikasi untuk mengajak
klien dan keluarga bertukar fikiran dan perasaan, mencakup keterampilan secara
verbal dan non verbal, empati dan rasa kepedulian yg tinggi. Teknik verbal yang
dimaksud meliputi: pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan
memvalidasi respon, sedangkan teknik non verbal meliputi mendengarkan secara
aktif, diam, sentuhan dan kontak mata. Terdapat dua jenis anamnesa yaitu auto
anamnesa (pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara langsung terhadap
pasien) dan allo anamnese (pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara
terhadap orang tua atau sumber lain)
b. Observasi, adalah pengamatan perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh
data tentang masalah kesehatan.
c. Pemeriksaan fisik, menggunakan metode physical examination yang terdiri
dari :
 Inspeksi, teknik yang dilakukan bersamaan dengan proses observasi
secara sistematik.
 Palpasi, teknik yang dilakukan dengan menggunakan indera peraba.
 Perkusi, pemeriksaan dengan cara mengetuk,
 Auskultasi, pemeriksaan dengan mendengarkan suara yg dihasilkan oleh
tubuh dengan menggunakan stetoskop.

2. Rencana pemberian layanan kesehatan


Perencanaan merupakan pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi, dan mengatasi masalah yang telah diidentifikasi. Berikut ini yang
merupakan tipe rencana pemberian layanan adalah sebagai berikut.
a. Observasi, adalah rencana tindakan untuk mengkaji atau melakukan
observasi terhadap kemajuan klien dengan pemantauan secara langsung
yang dilakukan secara kontinu.
b. Terapeutik, adalah rencana tindakan yang ditetapkan untuk mengurangi,
memperbaiki dan mencegah perluasan masalah.
c. Penyuluhan /Health Education/Pendidikan Kesehatan, rencana ini bertujuan
untuk meningkatkan perawatan diri kilen dengan penekanan pada partisipasi
klien untuk betanggung jawab terhadap perawatan diri, terutama untuk
perawatan dirumah. Penyuluhan dapat berbentuk penyuluhan umum tentang
segala sesuatu tentang penyakit dan perawatan klien atau juga lebih spesifik
sesuai dengan masalah kesehatan yang terjadi.
d. Rujukan atau Kolaborasi atau Medical Treatment, merupakan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan
tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik antara fasilitas
pelayanan kesehatan.

Pelaksanaan pemberian layanan


Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan
perawatan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi
pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah
pelaksaan tindakan, serta menilai data yang baru. Intervensi keperawatan maupun
intervensi terapeutik, yaitu memahami respon fisiologis, psikologis normal dan
abnormal, mampu mengidentifikasi kebutuhan dan pemulangan klien, serta
mengenali aspek-aspek promotif kesehatan klien dan kebutuhan penyakitnya. Pada
saat melaksanakan intervensi tersebut, Anda harus berkomunikasi dengan jelas
pada klien, keluarganya dan anggota tim keperawatan kesehatan lainnya.
Tindakan medis, ini merupakan suatu intervensi medis yang dilakukan pada
seseorang dengan berdasar atas indikasi medis tertentu yang dapat atau bisa
mengakibatkan integritas jaringan atau organ terganggu. Tindakan tersebut bisa
atau dapat berupa :
1. Tindakan terapeutik yang mempunyai tujuan untuk pengobatan
2. Tindakan diagnostik yang mempunyai tujuan untuk dapat menegaskan atau
juga menetapkan penyakit diagnosis. Tindakan medis ini merupakan sebuah
tindakan yang kemudian dilakukan apabila telah ada persetujuan dari klien
yang terkait terhadap tindakan medis.

Evaluasi pemberian layanan

Tindakan ini adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan


keadaan klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang Anda buat
pada tahap perencanaan. Tujuan dari proses evaluasi diantaranya adalah untuk
mengakhiri rencana tindakan keperawatan, memodifikasi rencana tindakan
keperawatan serta meneruskan rencana tindakan keperawatan. Tahapan evaluasi ini
dilakukan sesuai dengan kerangka waktu penetapan tujuan, tetapi selama proses
pencapaian terjadi pada klien juga harus dipantau.
Apabila kondisi atau kesehatan klien telah mencapai hasil yang sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan, maka kriteria hasil sudah terpenuhi.

Tindakan evaluasi ini terdiri dari


a. Evaluasi proses (Formatif)
Evaluasi yang dilakukan setelah selesai tindakan, berorientasi pada etiologi,
dilakukan secara terus –menerus sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai.
b. Evaluasi Hasil (Sumatif)
Evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara paripurna yang
berorientasi pada masalah keperawatan, menjelaskan
keberhasilan/ketidakberhasilan, rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan klien
sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.
Evaluasi proses itu dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan perubahan
klien, evaluasi klien dan evaluasi hasil dilakukan pada akhir pencapaian tujuan.
Beberapa rumah sakit menetapkan kebijakan yang berbeda, evaluasi hasil diukur tiap
shift jaga, sedangkan rumah sakit lain evaluasi proses ditetapkan tiap 24 jam sekali,
kecuali untuk kasus gawat darurat dan intensive care, pada prinsipnya, semakin
cepat perubahan yang terjadi pada klien baik ke arah perbaikan atau penurunan,
semakin sering evaluasi proses itu dilakukan.

3. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI FASILITAS PEKRJAAN


SOSIAL
Tujuan dari fasilitas pelayanan pekerjan sosial untuk mewujudkan pembangunan
kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat secara menyeluruh tidak akan
tercapai dengan maksimal tanpa adanya sumber daya manusia. Tersedianya tenaga
kesehatan pekerjaan sosial yang bermutu guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang tinggi-tingginya mutlak diperlukan secara berkesinambungan.
Tenaga kesehatan pekerjaan soail adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional di bidang kesehatan, berpendidikan formal kesehatan atau tidak, yang
untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan.

Bentuk dan cara penyelenggaraan sumber daya manusia yaitu :

1) Tenaga kesehatan pekerjaan sosial, yaitu semua orang yang bekerja secara aktif
dan profesional di bidang kesehatan berpendidikan formal kesehatan atau tidak,
yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan.

2) SDM Kesehatan pekerjaan sosial yaitu tatanan yang menghimpun berbagai upaya
perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta pendayagunaan tenaga kesehatan
secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya.

Untuk itu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan harus disusun sebagai


acuan dalam menentukan pengadaan yang meliputi pendidikan dan pelatihan,
pendayagunaan, termasuk peningkatan kesejahteraannya, dan pembinaan serta
pengawasan mutu tenaga kesehatan. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan
dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan pembangunan kesehatan, baik lokal,
nasional, maupun global,dan memantapkan komitmen dengan unsur terkait lainnya.

Pengelolaan perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan bertujuan untuk


menghasilkan rencana kebutuhan yang tepat meliputi jenis, jumlah, dan kualifikasi
sesuai kebutuhan organisasi berdasarkan metode perencanan yang sesuai dalam
rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Perencanaan tenaga kesehatan
dapat memberikan beberapa manfaat baik bagi unit organisasi maupun bagi
pegawai.

Evaluasi
1. Di daerah tempat tinggalmu pasti terdapat suatu fasilitas pelayanan
pekerjaan sosial. Ambillah contoh salah satu pelayanan pekerjaan sosial yang
kamu ketahui tersebut lalu deskripsikan secara rinci sesuai dengan kriteria
pelayanan pekerjaan sosial yang ideal. Setelah itu tariklah suatu kesimpulan
dari hasil pengamatanmu tersebut dan presentasikan di depan kelas.
2. Presentasikan tentang pemahaman kalian mengenai hierarki kebutuhan dasar
manusia menurut Abraham Maslow dalam aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari
3. Setelah kalian mempelajari dan memahami mengenai “dasar-dasar layanan
pekerjaan sosial”, simulasikan tahapan-tahapannya seolah-olah kalian
menjadi seorang tenaga kesehatan yang akan melaksanakan kegiatan
pelayanan kesehatan terhadap pasien yang datang fasilitas pelayanan
kesehatan mulai dari tahap penerimaan pasien sampai pada tahap evaluasi
pemberian layanan.
Perkembangan teknologi layanan, fasilitas dan peralatan
BAB 2
pelayanan sosial

TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini Anda akan mempelajari tentang perkembangan tekhnologi
dan isu-isu global di bidang layanan pekerjaan sosial. Setelah
mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat memahami perkembangan
teknologi pada layanan sosial, teknologi konvensional dan industri 4.0,
isu-isu global bidang layanan pekerjaan sosial, jenis dan fasilitas
layanan pekerjaan sosial serta jenis dan fungsi peralatan di layanan
pekerjaan sosial.

KATA KUNCI
Global, reknologi, konvensional, fasilitas, layanan, industri

MA
PETA KONSEP

perkembangan teknologi pada


layanan pekerjaan sosial,

teknologi konvensional dan


industri 4.0

perkembangan tekhnologi
isu-isu global bidang layanan
dan isu-isu global di bidang
pekerjaan sosial
layanan pekerjaan sosial

jenis dan fasilitas layanan


pekerjaan sosial

jenis dan fungsi peralatan di


layanan pekerjaan sosial

TERI
PE
MATERI PEMBELAJARAN
1.
1. Jenis dan fungsi Peralatan pada pekerjaan sosial
Tindakan pelaksanaan seorang pekerjaan sosial/ caregiver pada klien yang
mengalami gangguan pada pemenuhan kebutuhan dasarnya tentu saja memerlukan
beberapa peralatan yang akan menunjang keberhasilan dari tindakan yang
dilakukan, Oleh karena itu, sebagai seorang pekerjaan sosial dan caregiver wajib
mengetahui dan paham mengenai fungsi dari alat-alat tersebut. Beberapa tindakan
pekerjaan sosial dan caregiver diantaranya adalah mengukur tanda-tanda vital,
memandikan, klien di atas tempat tidur, mencuci rambut, memotong kuku, oral
hygiene, vulva hygiene, menyiapkan tempat tidur, mengganti alat tenun, melakukan
perawatan setelah klien meninggal dunia, memasang buli-buli panas, memasang
kirbat es, memberikan kompres dingin atau hangat, pemberian makan dan minum
per oral atau melalui selang nasogastrik, membantu klien duduk di tempat tidur,
memindahkan klien dari tempat tidur ke brankar (kursi roda) atau sebaliknya,
menolong klien buang air kecil atau buang air besar di tempat tidur, perawatan
kaateter sementara, menghitung tetesan infus, pemasangan nasal kanul (masker
oksigen).

Berdasarkan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di atas, maka beberapa


peralatan yang biasanya digunakan akan dijelaskan pada bagian berikut ini.

a. Tensimeter, alat yang digunakan untuk mengukur tensi atau tekanan darah
pada pemeriksaan tanda vital pada pasien. Terdapat dua jenis tensimeter
yaitu tensimeter air raksa dan tensimeter digital. Namun pemggunaan
tensimeter air raksa sudah dilarang karena bahaya dari air raksanya jika
tensimeter tersebut pecah. Tensimeter digital lebih canggih dan praktis
dipergunakan, namun harganya lebih mahal.

b. Stetoskop, berasal dari bahasa Yunani stetos yang artinya dada dan skopein
yang artinya memeriksa. Alat ini merupakan media untuk menyampaikan
suara-suara di dalam tubuh seorang pasien kepada telinga dokter yang
memeriksanya, sehingga dapat mendengarkan detak jantung, suara usus.
Melalui alat ini tenaga kesehatan dapat mengetahui kerja paru-paru dan
mengukur tekanan darah dengan mendengarkan denyut nadi.
c. Termometer, alat yang dipergunakan untuk mengukur suhu tubuh. Ada dua
jenis termometer yaitu termometer raksa dan digital. Termometer berasal dari
bahasa Yunani yaitu Thermos yang berarti panas dan meter yang berarti
mengukur.

d. Oxymeter,alat yang dipasang di ujung jari digunakan untuk mengukur saturasi


kadar oksigen dalam darah (SpO2).

e. Tempat tidur pasien, tempat yang digunakan pasien sebagai tempat istirahat
pasien yang menjalani rawat inap. Terdapat dua macam tipe ranjang pasien,
yaitu ranjang tipe manual yang digerakkan dengan tangan dan ranjang tipe
elektrik yang menggunakan remote. Berdasarkan mekanismenya ada tiga
jenis ranjang pasien yaitu 1 crank (engkol), 2 crank, dan 3 crank.
dibastoreid.blogspot.com

f. Ranjang periksa (examination bed), tempat yang digunakan ahli medis untuk
pemeriksaan luar pasien seperti pemeriksaan tekanan darah, denyut jantung,
suhu, rongga mulut, dan kulit luar. Bentuk ranjang menyerupai meja panjang,
rangkanya ada yang dibuat dari pipa besi dan baja antikarat, ada juga yang
menggunakan bahan PVC, dengan bagian kepala bisa dinaikkan dengan sudut
kemiringan maksimal 45 derajat.

gumtree.com
g. Brankar, alat yang digunakan untuk memindahkan pasien yang mengalami
ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri, ataupun tidak
sadar dari atau ketempat tidur pasien

Tokopedia.com
h. Kruk, alat yang dibuat dari bahan kayu atau logam ringan.yang berguna untuk
menopang berat badan pada satu atau kedua kaki pada kruk secara
bergantian, dengan tujuan menopang keseimbangan dan mengurangi berat
badan saat berjalan, juga bisa untuk mengembalikan fungsi otot. Kruk bisa
digunakan satu atau berpasangan sesuai kebutuhan.

shopee.co.id
i. Walker merupakan alat bantu jalan yang memiliki dua gagang sebagai tempat
pegangan serta empat kaki sebagai penumpu, digunakan untuk membantu
keseimbangan, memperlebar langkah dan menurunkan beban tubuh di
kaki.berguna untuk orang dewasa yang mengalami penurunan kekuatan otot.

Shopee.co.id
j. Tongkat empat kaki berguna untuk memberikan sokongan yang besar pada
kaki yang mengalami sebagian atau keseluruhan paralisis ataupun
hemiplasia.

Shopee.co.id

k. Trochanter roll, biasa disebut juga alat balik, bentuknya memanjang dari
punggung atas ke tengah-paha yang digunakan untuk adalah alat pemosisian
yang membantu mencegah gesekan saat bergerak, mengangkat, dan
memutar klien dari sisi ke sisi. Biasanya dibuat dari handuk besar yang
digulung.
medical-dictionary.thefreedictionary.com

l. Overbed table, alat berbentuk meja yang berfungsi sebagai meja makan
pasien yang digunakan pasien diatas ranjang. Alat ini digunakan pada pasien
yang sakit, tidak mampu untuk berdiri atau berposisi tegak dengan sempurna
sehingga perlu menggunakan meja makan khusus yang digunakan diatas
ranjang pasien. Tinggi over bed table dapat disesuaikan dengan ketinggian
ranjang dengan mengatur tuas pada sisi bagian tiang meja.

Waskom,adalah tempat yang digunakan untuk menaruh air atau cairan yang
digunakan untuk mengelap serta memandikan pasien bedrest. Alat ini juga dapat
digunakan untuk wadah istrument di ruang operasi. Waskom dapat diletakkan
pada tiang penyangga yang berfungsi sebagai tempat dudukan waskom.
Alatkesehatan.id
Waslap, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan seluruh bagian tubuh
pasien dengan posisi berbaring di tempat tidur dengan menggunakan air bersih,
sabun, dan atau larutan antiseptik.

Shopee.co.id

Handuk, adalah alat yang digunakan untuk mengeringkan seluruh bagian tubuh
pasien setelah dimandikan di tempat tidur.

Shopee.co.id

Selimut mandi, adalah alat yang digunakan untuk menutupi tubuh pasien pada
saat prosedur memandikan pasien di ranjang,. Pada prosedur ini, selimut mandi
ini dapat diganti dengan handuk besar.
Shopee.co.id

Selimut pasien, adalah alat yang digunakan untuk menghangatkan tubuh pasien,
serta untuk menjaga privacy klien atau pasien.

Shopee.co.id
Pispot urinal, alat yang digunakan untuk menampung urine pasien yang tidak
diperbolehkan atau tidak mampu pergi ke toilet. Alat ini dibuat dari bahan logam,
plastik, maupun kaca, dan memiliki dua jenis yaitu urinal male untuk pasien laki-
laki dan urinal female untuk pasien wanita.

Pispot urinal laki-laki


Pispot urinal perempuan
Shopee.co.id
Bedpan, alat yang digunakan untuk menampung feses pasien yang tidak
diperbolehkan atau bisa pergi ke toilet. Alat ini bedpan dibuat dari bahan logam,
plastik, maupun kaca.

Shopee.co.id

Perlak, adalah pelapis atau cover yang dapat menyerap dan menahan cairan
dengan cepat dan mudah. Biasanya digunakan sebagai alas untuk pasien saat
dimandikan di atas tempat tidur, sehingga tidak membasahi kasur, dan
bagi pasien atau orang yang bermasalah dalam mengontrol keluarnya cairan
sehingga tidak membasahi atau mengotori kasur atau matras.
Shopee.co.id

Botol cebok, adalah botol yang digunakan untuk penampung air cebok
klien/pasien pada tindakan personal hygiene.

Shopee.co.id
Bengkok, adalah yang terbuat dari stainless steel atau plastik yang digunakan
untuk
wadah sementara instrumen (gunting, klem, pinset,dll) atau disposable (kasa,
kapas, plester, dll) yang telah terkontaminasi darah, kotoran, atau cairan tubuh
lainnya saat melakukan tindakan medis.

Dokumentasi pribadi
Talang air, adalah alat yang digunakan untuk menampung dan mengalirkan air ke
ember atau wadah penampungan yang sudah disediakan pada tindakan personal
hygiene
Shopee.co.id

Baskom, adalah alat yang digunakan sebagai tempat untuk menampung,


membawa air untuk memandikan klien atau pasien. Alat ini juga dapat digunakan
untuk merendam sesuatu.

Dokumen pribadi

Kom, alat yang digunakan sebagai tempat untuk menaruh kasa, betadine,
sputum atau dahak. Alat ini tersedia untuk ukuran besar dan ukuran kecil.
Dokumen pribadi

Deppers, adalah kasa yang digunakan untuk menekan atau membersihkan area
rongga mulut pada klien atau pasien pada tindakan oral hygiene

Dokumentasi pribadi

Apron/celemek, adalah salah satu pelindung diri yang terbuat dari kain atau kulit
dengan ukuran tertentu yang di pakai untuk melindungi bagian depan tubuh dari
kotoran yang di sebabkan oleh percikan suatu cairan atau zat tertentu.

Tokopedia.com
Guntiing verban, adalah gunting memiliki tonjolan pada ujungnya yang
bermanfaat untuk memudahkan dalam memotong verban, plester, kasa kapas dan
bahan lainnya yang biasa digunakan dalam proses operasi, pembedahan atau
tindakan medis lainnya. Gunting ini terbuat dari bahan stainless stell yang ringan,
awet dan mudah dibersihkan. Selain untuk membentuk dan memotong verban
sesaat sebelum menutup luka, gunting ini juga aman digunakan untuk memotong
verban saat verban telah ditempatkan di atas luka.
Dokumen pribadi

Kantong buli-buli panas WWZ (warm water zack) , adalah kantong karet berbentuk
kotak yang dapat diisi air panas sebagai kompres panas dan menghangatkan
bagian tubuh,

Dokumentasi pribadi
Sarung buli-buli panas, berguna untuk melapisi kantung kompres panas yang
terbuat dari karet, supaya tidak terlalu panas, sehingga kompres akan terasa lebih
lembut dan nyaman. Sebagai pengganti sarung buli-buli panas, dapat digunakan
handuk.

Shopee.co.id
2. JENIS JENIS TEKNOLOGI PEKERJAAN SOSIAL KOMUNITAS
(RRA, PRA, MPA,ToP DAN SKENARIO FGD)

1. Metoda Rapid Rural Appraisal (RRA)


Metoda RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat dalam waktu yang
terbatas ketika keputusan tentang pembangunan perdesaan harus diambil segera. Dewasa ini
banyak program pembangunan yang dilaksanakan sebelum adanya kegiatan pengumpulan
semua informasi di daerah sasaran. Konsekuensinya, banyak program pembangunan yang
gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipun program-program tersebut
sudah direncanakan dan dipersiapkan secara matang, karena masyarakat tidak diikutsertakan
dalam penyusunan prioritas dan pemecahan masalahnya.

Pada dasarnya, metoda RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi
perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat. Untuk itu diperlukan cara kerja yang khas,
seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin, menggunakan sejumlah metode, cara, dan
pemilihan teknik yang khusus, untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap
kondisi perdesaan.

Cara kerja tersebut tersebut dipusatkan pada pemahaman pada tingkat komunitas lokal yang
digabungkan dengan pengetahuan ilmiah. Komunikasi dan kerjasama diantara masyarakat desa
dan aparat perencana dan pelaksana pembangunan (development agent) adalah sangat penting,
dalam kerangka untuk memahami masalah-masalah di perdesaan. Di samping itu, metoda RRA
juga berguna dalam memonitor kecenderungan perubahan-perubahan di perdesaan untuk
mengurangi ketidakpastian yang terjadi di lapangan dan mengusulkan penyelesaian masalah
yang memungkinkan.

Menurut James Beebe (1995), metoda RRA menyajikan pengamatan yang dipercepat yang
dilakukan oleh dua atau lebih pengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang akademis
yang berbeda. Metoda ini bertujuan untuk menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan
pembuat keputusan untuk menentukan perlu tidaknya penelitian tambahan dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan.
Metoda RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektif sistem, (b) triangulasi dari
pengumpulan data, dan (c) pengumpulan data dan analisis secara berulang-ulang (iterative).

2. Metoda Participatory Rural Appraisal (PRA)


Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan
masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Metoda PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat
sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar obyek
pembangunan. Kritik PRA terhadap pembangunan adalah bahwa program-program
pembangunan selalu diturunkan "dari atas" (top down) dan masyarakat tinggal melaksanakan.

Proses perencanaan program tidak melalui suatu 'penjajagan kebutuhan' (need assesment)
masyarakat, tetapi seringkali dilaksanakan hanya berdasarkan asumsi, survei, studi atau
penelitian formal yang dilakukan oleh petugas atau lembaga ahli-ahli penelitian. Akibatnya
program tersebut sering tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat dan tidak adanya rasa
memiliki terhadap program itu.

Dengan PRA, yakni dengan partisipasi masyarakat keadaan itu diperbaiki dan juga
keterampilan-keterampilan analitis dan perencanaan dapat dialihkan kepada masyarakat.
Dengan demikian secara bertahap ketergantungan pada pihak luar akan berkurang dan
pengambilan prakarsa dan perumusan program bisa berasal dari aspirasi masyarakat (bottom
up).

Metoda PRA didasarkan pada penyempurnaan dan modifikasi dari metoda AEA
(Agroecosystems Analysis) dan RRA (Rapid Rural Appraisal) yang dilakukan oleh kalangan
LSM dan peneliti yang bekerja di wilayah Asia dan Afrika. Walaupun ada beberapa kesamaan
antara metoda PRA dan RRA, tetapi ada perbedaan secara mendasar.

Metoda RRA penekannya adalah pada kecepatannya (rapid) dan penggalian informasi oleh
órang luar. Sedangkan metoda PRA penekannya adalah pada partisipasi dan pemberdayaan.
Menurut Robert Chambers (1987) PRA lebih cocok disebut sebagai metoda dan pendekatan-
pendekatan jamak daripada metoda dan pendekatan tunggal, dan PRA adalah menu yang
menyajikan daftar metoda dan teknik terbuka dan beragam.

Dengan penekanannya pada partisipasi, maka metoda PRA mempunyai prinsip-prinsip: belajar
dari masyarakat, orang luar sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku, saling belajar
dan saling berbagi pengalaman, keterlibatan semua kelompok masyarakat, bebas dan informal,
menghargai perbedaan dan triangulasi.

Metoda PRA dibangun berdasarkan (a) kemampuan- kemampuan masyarakat desa


setempat, (b) penggunaan teknik-teknik fasilitatif dan partisipatoris, dan (c) pemberdayaan
masyarakat desa setempat dalam prosesnya (Khan and Suryanata, 1994). Metoda PRA pada
umumnya digunakan untuk mengevaluasi 4 (empat) macam proses, yaitu: (1) appraisal dan
perencanaan secara partisipatoris, (2) pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program secara
partisipatoris, (3) penyelidikan berbagai topik (seperti; manajemen sumber daya alam,
keamanan pangan, kesehatan, dan lain-lain), (4) pelatihan dan orientasi untuk peneliti dan
masyarakat desa.

Alat-alat yang digunakan dalam metoda PRA serupa dengan yang digunakan dalam metoda
RRA, tetapi berbeda dalam tingkat partisipasi dari masyarakat desa dalam praktik di lapangan.
Tidak seperti dalam RRA, masyarakat desa yang dilibatkan dalam PRA memainkan peran yang
lebih besar dalam pengumpulan informasi, analisis data dan pengembangan intervensi seperti
pada program-program pengembangan masyarakat yang didasarkan pada pengertian terhadap
program secara keseluruhan.

Proses ini akan memberdayakan masyarakat dan memberi kesempatan kepada mereka untuk
melaksanakan kegiatan dalam memecahkan masalah mereka sendiri yang lebih baik dibanding
dengan melalui intervensi dari luar.

3. Metode Partisipatory Assesment ( MPA )


MPA adalah suatu teknik dalam pengembangan masyarakat dengan memfasilitasi masyarakat
untuk mengidentifikasi situasi-situasi, kondisi, masalah sosial yang dialami oleh masyarakat
setempat, penyebab dari masalah tersebut serta mengidentifikasi potensi dan sumber yang
dimiliki. Teknik ini dimaksudkan untuk memancing partisipasi masyarakat yang enggan, takut
atau malu mengungkapkan ide.
Langkah-langkah MPA :

1. Menemukenali masalah/kebutuhan : a)Pemetaan wilayah dan akses


kepemilika. b) Klassifikasi kesejahteraan, c) Masalah individu, kelompok, dan
masyarakat yang dihadapi, d) Sejarah perkembangan wilayah dan Observasi
lapangan
2. Menemukenali potensi atau sumber: a) Potensi rumah tangga setiap
keluarg, b) Waktu yang dapat digunakan secara produktif, c) Sarana dan
prasarana umum, d) System nilai masyarakat dan Kebiasaan pengambilan
keputusan
3. Menganalisis masalah/kebutuhan dan potensi: a) Mengkaji masalah dan
penyebab, b) Hubungan kausalitas, c) Menentukan focus masalah, d) Mencari
prioritas masalah, e) Melihat faktor pendukung dan penghambat dan
f) Kemungkinan sumber dan potensi yang dapat digunakan dalam pemecahan
masalah
4. Memilih solusi pemecahan masalah: a) Mencegah timbulnya masalah
yang lebih jauh, b) Memobilisasi sistem sumber dan potensi, c) Menentukan
alternatif pemecahan masalah dan Pertemuan masyarakat untuk menentukan
skenario tindakan
Klasifikasi Kesejahteraan
1. Adalah suatu proses untuk mencari definisi tentang tingkat kesejahteraan suatu
masyarakat berdasarkan kaca mata masyarakat itu sendiri (kearifan lokal)
2. Bahwa di dalam masyarakat terjadi strata social
3. Strata tersebut akan didefinisikan oleh masyarakat itu sendiri
4. Masyarakat akan menganalisa strata mana yang paling banyak populasinya dan
mengapa demikian
5. Kearifan lokal  bahwa masyarakat punya pemaknaan terhadap apa yang mereka lihat
dan rasakan tentang kesejahteraannya.

Tujuan:
1. Memberi pembelajaran dan penyadaran kepada masyarakat tentang tingkat
kesejahteraan komunitasnya
2. Memberi pembelajaran kepada masyarakat untuk menilai tingkat kesejahteraannya
sediri

4. Technology of Participation ( ToP )ToP adalah teknik perencanaan pengembangan


masyarakat secara partisipatif, sehingga semua pihak memiliki kesempatan yang sama
untuk mengemukakan ide dan mengapresiasi ide orang lain.
Alur Diskusi :
a.Tahap I : Diskusi

1. Tahap diskusi merupakan dialog yang dipandu dengan serangkaian pertanyaan yang
dipandu oleh fasilitator
2. Pertanyaan yang diajukan ada pada empat tingkat kesadaran yaitu : objective,
reflektive, interpretative, decisional. Disingkat ORID
3. Struktur ini memungkinkan peserta untuk menjelajah dari hal yang dangkal sampai
pemahaman yang mendalam
b. Tahap II : Lokakarya: a) Tahap ini merupakan cara untuk memfasilitasi pemikiran-pemikiran
di dalam kelompok tentang pokok-pokok bahasan tertentu menjadi suatu keputusan dan
tindakan yang sifatnya terfokus dan b) Tahap ini merupakan cara yang efektif untuk
membangun konsensus dalam menyusun tindakan bersama

c. Tahap III : Perumusan Rencana Tindak: a) Merupakan gabungan dari tahap diskusi dan
tahap lokakarya dan b) Tujuannya adalah tersusunnya rencana tindakan nyata untuk kurun
waktu tertentu dan disertai dengan tugas-tugas dan tanggungjawab yang diuraikan secara
bersama.

5. SKENARIO FGD
A. TAHAP PERSIAPAN.
1. Menyiapkan/menetapkan peserta
2. Peserta diskusi terdiri dari anggota
3. Diharapkan hadir sekurang-kurangnya 75% anggota
4. Menyepakati tanggal, waktu, tempat dan didiskusikan dengan pimpinan
5. Membuat dan menyebarkan undangan.
6. Menyiapkan bahan dan logistik (alat tulis, instrumen penelitian, ruangan, tempat duduk,
dan konsumsi)
7. Menyiapkan notulen (menunjuk orang yang bisa mencatat dengan baik dan
dipersiapkan dua orang dengan tujuan saling bisa mengoreksi kekurangan pencatatan
proses diskusi ).

B. TAHAP PROSES DISKUSI


1. Memulai diskusi (durasi: 15 menit )
2. Pembukaan acara ( Mahasiswa memperkenalkan diri dan meminta audiens
mengenalkan diri).
3. Penjelasan maksud , tujuan, tema dan alat yang akan digunakan dalam FGD ( durasi:
30 menit).
4. Mengemukakan Maksud FGD
5. Mengemukaan Tujuan FGD
6. Penawaran waktu diskusi/ kesepakatan waktu.
7. Memotivasi partisipasi dari seluruh peserta FGD untuk mengungkapkan pendapat
mereka masing-masing.
8. Menjelaskan alat/matriks yang akan digunakan sebelum diskusi.

C. PELAKSANAAN DISKUSI ( durasi: 90 menit )


1. Penggunaan matriks diskusi mekanisme pengelolaan raskin dilaksanakan dengan
menggunakan matriks. Jawaban yang dipilih pada setiap item dilakukan dengan cara
menulis pada kertas dan dtempelkan di dinding, kenudian dikelompokkan dengan
jawaban yang sama.
2. Bloking dan distribusi: Fasilitator pada saat diskusi sedang berjalan berfungsi
meminimalisir pendapat dari seseorang yang dominan dengan mnggunakan bahasa
halus untuk mengalihkan dominasi dan di distribusikan ke anggata lain.
3. Refokus: Dalam diskusi kemungkinan timbul pengungkapan masalah-masalah yang
melebar, tugas dari fasilitator dalam situasi ini memfokuskan kembali kesepakatn
diskusi atau pembahasan masalah dan bukan pembahasan masalah yang lain.
4. Melerai perdebatan: Dalam diskusi dengan kelompok sasaran kemungkinan terjadi
perdebatan pendapat, tugas fasilitator adalah memahami perbedaan-perbedaan
pendapat yang mungkin timbul dan tidak memihak kepada siapapun melalui
kesepakatan dengan satu suara atau sepakat untuk tidak sepakat, meskipun demikian
akan ditujukan kecenderungan umum.
5. Reframing
 Apabila ada usulan baru yang masih berkaitan dengan hal diatas maka perlu
untuk diperhatikan dan cermati.
 Menyusun kembali rencana
6. Menegosiasi waktu: Fasilitator mengingatkan waktu yang dipergunakan untuk diskusi
dan apabila waktu yang dipergunakan ternyata telah habis dari waktu yang
tertera di undangan sementara pemba -san belum selesai para anggota masih
ada, maka perlu ditawarkan kembali untuk menambah waktui diskusi kelompok
terfokus.

D. MENUTUP ( durasi :15 menit )


1. Menyimpulkan.
2. Mengucapkan terima kasih.

BAB 3 PROFIL FILANTROPI

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dapat menjelaskan profil filantropi yang mampu membaca
peluang kerja dan usaha, peluang pasar, dan peluang kerja/profesi
di bidang layanan kesehatan untuk membangun visi dan passion.

KATA KUNCI
Profil, filantropi, profesi, visi, passion, peluang kerja

MATERI PE
MATERI PEMBELAJARAN
MBELAJARAN

APAKAH KAMU TAHU


APA ITU PROFIL
FILANTROPI
?
A. Profil Filantropi adalah perilaku orang yang mencintai sesamanya dan
nilai kemanusiaannya sehingga dapat menyumbangkan waktu, uang dan
tenaga untuk membantu sesama. Istilah tersebut biasanya digunakan untuk
orang yang banyak menyumbang amal. Secara umum, filantropi orang
kaya sering kali memberikan kontribusi kepada orang miskin.

Filantropis tidak dapat sepenuhnya mendukung tindakan mereka. Tuduhan


yang sering diterima adalah untuk alasan amal (seperti menggalang dana
untuk seni daripada melawan kelaparan dunia) atau untuk tujuan
tersembunyi seperti penggelapan pajak, dan ini bersifat universal.

Tujuan

1. Menjadi wahana komunikasi dan konsultasi para pelaku filantropi dalam


menghadapai dan mencari solusi terhadap masalah-masalah sosial-
kemanusiaan dan lingkungan di Indonesia.
2. Menjadi wahana komunikasi dan konsultasi para pelaku filantropi dalam
menghadapi dan mencari solusi terhadap masalah-masalah sosial-
kemanusiaan dan lingkungan di Indonesia.
3. Menumbuh kembangkan sifat, semangat dan etik filantropi/kedermawanan
sosial di berbagai kalangan dan lapisan masyarakat Indonesia melalui
berbagai media dan sarana.
4. Meningkatkan profesionalitas, akuntabilitas dan transparansi organisasi
nirlaba/pelaku filantropi.
5. Menumbuhkan rasa saling percaya, solidaritas dan kerja sama yagn sehat
dan membangun diantara para pelaku dan lembaga filantropi di Indonesia.
6. Menjadi mitra yang dipercaya oleh pemerintah dan sektor usaha dalam
menjalankan pembangunan sosial-kemanusiaan dan lingkungan di tanah air.
Prinsip-Prinsip Filantropi yang Dikembangkan

1. Filantropi memberikan akses kepada warga masyarakat yang memerlukan


sumberdaya agar mereka dapat meningkatkan kemandirian mereka dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Setiap pelaku filantropi menghargai keberagaman yang hidup dalam
masyarakat : budaya, agama dan keyakinan, suku bangsa, cara pandang,
dan lain-lain.
3. Keadilan gender. Filantropi yang dilaksanakan memperhatikan kebutuhan
dan kecenderungan gender yang berbeda dan menempatkannya dalam
perspektif kesetaraan.
4. Universal dan non-partisan. Filantropi tidak membeda-bedakan latar
belakang penerima maupun pemberi dan dijaga agar tidak menjadi alat politik
untuk kepentingan kelompok atau aliran tertentu.
5. Kepentingan bangsa ditempatkat di atas kepentingan individu dan kelompok

B. Peluang Usaha/ peluang kerja

1. Caregiver

Seorang perawat home care bertugas untuk memberikan pelayanan


kesehatan kepada individu, keluarga mau pun masyarakat secara
intensif dan komprehensif di tempat pengguna jasa.

Waktu bekerja lebih fleksibel daripada seorang perawat di rumah sakit


atau klinik karena perawat home care merawat pasien di rumah
pengguna jasa.

Selain waktu yang fleksibel, keuntungan menjadi perawat home care


adalah jumlah pendapatan (gaji) lebih besar dari pada perawat di rumah
sakit.
Banyak perusahaan home care di seluruh Indonesia yang dapat
menerima calon perawat lulusan SMK Kesehatan, D3 Kebidanan dan
S1 Keperawatan dengan gaji dan fasilitas yang menarik.

Tuggas dan tanggung jawab seorang perawat home care tergangung


dari lulusannya, jika lulusan SMK Kesehatan maka akan bertugas
sebagai caregiver:

1) Memberikan perawatan dan kebutuhan kebersihan pasien


dan ruangan lingkup pasien (ruangan, tempat tidur atau peralatan
pasein).
2) Mengatur porsi dan asupan gizi serta dien pasien.
3) Membantu pasien ke toilet, membantu membersihkan tubuh
pasien (mandi) dan mobilitas berjalan atau berkeliling.
4) Mendampingi pasien untuk berobat ke dokter atau membuat
jadwal pasien untuk mengkonsumsi obat.
5) Memeriksa tanda-tanda vital seperti tensi, suhu badan, detak
nadi hingga respiratori dan SpO2)

Anda mungkin juga menyukai