TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini Anda akan mempelajari tentang proses bisnis di bidang
Pekerjaan Sosial. Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat
mendeskripsikan proses bisnis secara menyeluruh di bidang Pekerjaan
Sosial, menjelaskan penerimaan klien, identifikasi kebutuhan klien,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pemberian layanan serta
mendeskripsikan pengelolaan sumber daya manusia di fasilitas
kesehatan
KATA KUNCI
Bisnis
Layanan perkerjaan sosial
Fasilitas pekerjaan sosial
Sumber daya manusia
MATERI PE
Apa yang akan di pelajari
1. proses bisnis bidang pekerjaan sosial,
2. proses pelayanan pekerjaan sosial
3. pengelolaan sumber daya manusia di fasilitas kesehatan
PETA KONSEP
Proses Bisnis Bidang Pekerjaan Sosial
Kebutuhan Klien
Penerimaan Klien
Pelaksanaan
Pemberian Layanan
Evaluasi Pemberian
Layanan
Pendekatan awal adalah suatu proses kegiatan penjajagan awal, konsultasi dengan
pihak terkait; sosialisasi program pelayanan, identifikasi calon penerima pelayanan,
pemberian motivasi, seleksi, perumusan kesepakatan, dan penempatan calon
penerima pelayanan; serta identifikasi saran dan prasarana pelayanan.
Asesmen adalah suatu proses kegiatan pengumpulan dan analisis data untuk
mengungkapkan dan memahami masalah, kebutuhan, dan sistem sumber penerima
pelayanan.
1. Penerimaan Klien
Pada saat klien pertama kali datang ke fasilitas layanan pekerjaan sosial, yang
dilakukan pada klien adalah pengumpulan data. Data yang dimaksud disini adalah
sebagai berikut ini.
a. Data Dasar, adalah seluruh informasi tentang status kesehatan klien, data dasar
ini meliputi data umum, data demografi, riwayat keperawatan, pola fungsi
kesehatan dan pemeriksaan.
b. Data Fokus, adalah informasi tentang status kesehatan klien yang menyimpang
dari keadaan normal. Data focus dapat berupa ungkapan klien maupun hasil
pemeriksaan langsung.
c. Data Subjektif, adalah data yang merupakan ungkapan keluhan klien secara
langsung dari klien maupun tidak langsung melalui orang lain yang mengetahui
keadaan klien secara langsung dan menyampaikan masalah yang terjadi.
d. Data Objektif, adalah data yang diperoleh Anda secara langsung melalui observasi
dan pemeriksaan pada klien.
Untuk mendapatkan data tersebut di atas, maka dilakukan suatu cara dalam
pengambilan data adalah sebagai berikut.
a. Anamnesa, adalah suatu proses tanya jawab atau komunikasi untuk mengajak
klien dan keluarga bertukar fikiran dan perasaan, mencakup keterampilan secara
verbal dan non verbal, empati dan rasa kepedulian yg tinggi. Teknik verbal yang
dimaksud meliputi: pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan
memvalidasi respon, sedangkan teknik non verbal meliputi mendengarkan secara
aktif, diam, sentuhan dan kontak mata. Terdapat dua jenis anamnesa yaitu auto
anamnesa (pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara langsung terhadap
pasien) dan allo anamnese (pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara
terhadap orang tua atau sumber lain)
b. Observasi, adalah pengamatan perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh
data tentang masalah kesehatan.
c. Pemeriksaan fisik, menggunakan metode physical examination yang terdiri
dari :
Inspeksi, teknik yang dilakukan bersamaan dengan proses observasi
secara sistematik.
Palpasi, teknik yang dilakukan dengan menggunakan indera peraba.
Perkusi, pemeriksaan dengan cara mengetuk,
Auskultasi, pemeriksaan dengan mendengarkan suara yg dihasilkan oleh
tubuh dengan menggunakan stetoskop.
1) Tenaga kesehatan pekerjaan sosial, yaitu semua orang yang bekerja secara aktif
dan profesional di bidang kesehatan berpendidikan formal kesehatan atau tidak,
yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan.
2) SDM Kesehatan pekerjaan sosial yaitu tatanan yang menghimpun berbagai upaya
perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta pendayagunaan tenaga kesehatan
secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya.
Evaluasi
1. Di daerah tempat tinggalmu pasti terdapat suatu fasilitas pelayanan
pekerjaan sosial. Ambillah contoh salah satu pelayanan pekerjaan sosial yang
kamu ketahui tersebut lalu deskripsikan secara rinci sesuai dengan kriteria
pelayanan pekerjaan sosial yang ideal. Setelah itu tariklah suatu kesimpulan
dari hasil pengamatanmu tersebut dan presentasikan di depan kelas.
2. Presentasikan tentang pemahaman kalian mengenai hierarki kebutuhan dasar
manusia menurut Abraham Maslow dalam aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari
3. Setelah kalian mempelajari dan memahami mengenai “dasar-dasar layanan
pekerjaan sosial”, simulasikan tahapan-tahapannya seolah-olah kalian
menjadi seorang tenaga kesehatan yang akan melaksanakan kegiatan
pelayanan kesehatan terhadap pasien yang datang fasilitas pelayanan
kesehatan mulai dari tahap penerimaan pasien sampai pada tahap evaluasi
pemberian layanan.
Perkembangan teknologi layanan, fasilitas dan peralatan
BAB 2
pelayanan sosial
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini Anda akan mempelajari tentang perkembangan tekhnologi
dan isu-isu global di bidang layanan pekerjaan sosial. Setelah
mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat memahami perkembangan
teknologi pada layanan sosial, teknologi konvensional dan industri 4.0,
isu-isu global bidang layanan pekerjaan sosial, jenis dan fasilitas
layanan pekerjaan sosial serta jenis dan fungsi peralatan di layanan
pekerjaan sosial.
KATA KUNCI
Global, reknologi, konvensional, fasilitas, layanan, industri
MA
PETA KONSEP
perkembangan tekhnologi
isu-isu global bidang layanan
dan isu-isu global di bidang
pekerjaan sosial
layanan pekerjaan sosial
TERI
PE
MATERI PEMBELAJARAN
1.
1. Jenis dan fungsi Peralatan pada pekerjaan sosial
Tindakan pelaksanaan seorang pekerjaan sosial/ caregiver pada klien yang
mengalami gangguan pada pemenuhan kebutuhan dasarnya tentu saja memerlukan
beberapa peralatan yang akan menunjang keberhasilan dari tindakan yang
dilakukan, Oleh karena itu, sebagai seorang pekerjaan sosial dan caregiver wajib
mengetahui dan paham mengenai fungsi dari alat-alat tersebut. Beberapa tindakan
pekerjaan sosial dan caregiver diantaranya adalah mengukur tanda-tanda vital,
memandikan, klien di atas tempat tidur, mencuci rambut, memotong kuku, oral
hygiene, vulva hygiene, menyiapkan tempat tidur, mengganti alat tenun, melakukan
perawatan setelah klien meninggal dunia, memasang buli-buli panas, memasang
kirbat es, memberikan kompres dingin atau hangat, pemberian makan dan minum
per oral atau melalui selang nasogastrik, membantu klien duduk di tempat tidur,
memindahkan klien dari tempat tidur ke brankar (kursi roda) atau sebaliknya,
menolong klien buang air kecil atau buang air besar di tempat tidur, perawatan
kaateter sementara, menghitung tetesan infus, pemasangan nasal kanul (masker
oksigen).
a. Tensimeter, alat yang digunakan untuk mengukur tensi atau tekanan darah
pada pemeriksaan tanda vital pada pasien. Terdapat dua jenis tensimeter
yaitu tensimeter air raksa dan tensimeter digital. Namun pemggunaan
tensimeter air raksa sudah dilarang karena bahaya dari air raksanya jika
tensimeter tersebut pecah. Tensimeter digital lebih canggih dan praktis
dipergunakan, namun harganya lebih mahal.
b. Stetoskop, berasal dari bahasa Yunani stetos yang artinya dada dan skopein
yang artinya memeriksa. Alat ini merupakan media untuk menyampaikan
suara-suara di dalam tubuh seorang pasien kepada telinga dokter yang
memeriksanya, sehingga dapat mendengarkan detak jantung, suara usus.
Melalui alat ini tenaga kesehatan dapat mengetahui kerja paru-paru dan
mengukur tekanan darah dengan mendengarkan denyut nadi.
c. Termometer, alat yang dipergunakan untuk mengukur suhu tubuh. Ada dua
jenis termometer yaitu termometer raksa dan digital. Termometer berasal dari
bahasa Yunani yaitu Thermos yang berarti panas dan meter yang berarti
mengukur.
e. Tempat tidur pasien, tempat yang digunakan pasien sebagai tempat istirahat
pasien yang menjalani rawat inap. Terdapat dua macam tipe ranjang pasien,
yaitu ranjang tipe manual yang digerakkan dengan tangan dan ranjang tipe
elektrik yang menggunakan remote. Berdasarkan mekanismenya ada tiga
jenis ranjang pasien yaitu 1 crank (engkol), 2 crank, dan 3 crank.
dibastoreid.blogspot.com
f. Ranjang periksa (examination bed), tempat yang digunakan ahli medis untuk
pemeriksaan luar pasien seperti pemeriksaan tekanan darah, denyut jantung,
suhu, rongga mulut, dan kulit luar. Bentuk ranjang menyerupai meja panjang,
rangkanya ada yang dibuat dari pipa besi dan baja antikarat, ada juga yang
menggunakan bahan PVC, dengan bagian kepala bisa dinaikkan dengan sudut
kemiringan maksimal 45 derajat.
gumtree.com
g. Brankar, alat yang digunakan untuk memindahkan pasien yang mengalami
ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri, ataupun tidak
sadar dari atau ketempat tidur pasien
Tokopedia.com
h. Kruk, alat yang dibuat dari bahan kayu atau logam ringan.yang berguna untuk
menopang berat badan pada satu atau kedua kaki pada kruk secara
bergantian, dengan tujuan menopang keseimbangan dan mengurangi berat
badan saat berjalan, juga bisa untuk mengembalikan fungsi otot. Kruk bisa
digunakan satu atau berpasangan sesuai kebutuhan.
shopee.co.id
i. Walker merupakan alat bantu jalan yang memiliki dua gagang sebagai tempat
pegangan serta empat kaki sebagai penumpu, digunakan untuk membantu
keseimbangan, memperlebar langkah dan menurunkan beban tubuh di
kaki.berguna untuk orang dewasa yang mengalami penurunan kekuatan otot.
Shopee.co.id
j. Tongkat empat kaki berguna untuk memberikan sokongan yang besar pada
kaki yang mengalami sebagian atau keseluruhan paralisis ataupun
hemiplasia.
Shopee.co.id
k. Trochanter roll, biasa disebut juga alat balik, bentuknya memanjang dari
punggung atas ke tengah-paha yang digunakan untuk adalah alat pemosisian
yang membantu mencegah gesekan saat bergerak, mengangkat, dan
memutar klien dari sisi ke sisi. Biasanya dibuat dari handuk besar yang
digulung.
medical-dictionary.thefreedictionary.com
l. Overbed table, alat berbentuk meja yang berfungsi sebagai meja makan
pasien yang digunakan pasien diatas ranjang. Alat ini digunakan pada pasien
yang sakit, tidak mampu untuk berdiri atau berposisi tegak dengan sempurna
sehingga perlu menggunakan meja makan khusus yang digunakan diatas
ranjang pasien. Tinggi over bed table dapat disesuaikan dengan ketinggian
ranjang dengan mengatur tuas pada sisi bagian tiang meja.
Waskom,adalah tempat yang digunakan untuk menaruh air atau cairan yang
digunakan untuk mengelap serta memandikan pasien bedrest. Alat ini juga dapat
digunakan untuk wadah istrument di ruang operasi. Waskom dapat diletakkan
pada tiang penyangga yang berfungsi sebagai tempat dudukan waskom.
Alatkesehatan.id
Waslap, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan seluruh bagian tubuh
pasien dengan posisi berbaring di tempat tidur dengan menggunakan air bersih,
sabun, dan atau larutan antiseptik.
Shopee.co.id
Handuk, adalah alat yang digunakan untuk mengeringkan seluruh bagian tubuh
pasien setelah dimandikan di tempat tidur.
Shopee.co.id
Selimut mandi, adalah alat yang digunakan untuk menutupi tubuh pasien pada
saat prosedur memandikan pasien di ranjang,. Pada prosedur ini, selimut mandi
ini dapat diganti dengan handuk besar.
Shopee.co.id
Selimut pasien, adalah alat yang digunakan untuk menghangatkan tubuh pasien,
serta untuk menjaga privacy klien atau pasien.
Shopee.co.id
Pispot urinal, alat yang digunakan untuk menampung urine pasien yang tidak
diperbolehkan atau tidak mampu pergi ke toilet. Alat ini dibuat dari bahan logam,
plastik, maupun kaca, dan memiliki dua jenis yaitu urinal male untuk pasien laki-
laki dan urinal female untuk pasien wanita.
Shopee.co.id
Perlak, adalah pelapis atau cover yang dapat menyerap dan menahan cairan
dengan cepat dan mudah. Biasanya digunakan sebagai alas untuk pasien saat
dimandikan di atas tempat tidur, sehingga tidak membasahi kasur, dan
bagi pasien atau orang yang bermasalah dalam mengontrol keluarnya cairan
sehingga tidak membasahi atau mengotori kasur atau matras.
Shopee.co.id
Botol cebok, adalah botol yang digunakan untuk penampung air cebok
klien/pasien pada tindakan personal hygiene.
Shopee.co.id
Bengkok, adalah yang terbuat dari stainless steel atau plastik yang digunakan
untuk
wadah sementara instrumen (gunting, klem, pinset,dll) atau disposable (kasa,
kapas, plester, dll) yang telah terkontaminasi darah, kotoran, atau cairan tubuh
lainnya saat melakukan tindakan medis.
Dokumentasi pribadi
Talang air, adalah alat yang digunakan untuk menampung dan mengalirkan air ke
ember atau wadah penampungan yang sudah disediakan pada tindakan personal
hygiene
Shopee.co.id
Dokumen pribadi
Kom, alat yang digunakan sebagai tempat untuk menaruh kasa, betadine,
sputum atau dahak. Alat ini tersedia untuk ukuran besar dan ukuran kecil.
Dokumen pribadi
Deppers, adalah kasa yang digunakan untuk menekan atau membersihkan area
rongga mulut pada klien atau pasien pada tindakan oral hygiene
Dokumentasi pribadi
Apron/celemek, adalah salah satu pelindung diri yang terbuat dari kain atau kulit
dengan ukuran tertentu yang di pakai untuk melindungi bagian depan tubuh dari
kotoran yang di sebabkan oleh percikan suatu cairan atau zat tertentu.
Tokopedia.com
Guntiing verban, adalah gunting memiliki tonjolan pada ujungnya yang
bermanfaat untuk memudahkan dalam memotong verban, plester, kasa kapas dan
bahan lainnya yang biasa digunakan dalam proses operasi, pembedahan atau
tindakan medis lainnya. Gunting ini terbuat dari bahan stainless stell yang ringan,
awet dan mudah dibersihkan. Selain untuk membentuk dan memotong verban
sesaat sebelum menutup luka, gunting ini juga aman digunakan untuk memotong
verban saat verban telah ditempatkan di atas luka.
Dokumen pribadi
Kantong buli-buli panas WWZ (warm water zack) , adalah kantong karet berbentuk
kotak yang dapat diisi air panas sebagai kompres panas dan menghangatkan
bagian tubuh,
Dokumentasi pribadi
Sarung buli-buli panas, berguna untuk melapisi kantung kompres panas yang
terbuat dari karet, supaya tidak terlalu panas, sehingga kompres akan terasa lebih
lembut dan nyaman. Sebagai pengganti sarung buli-buli panas, dapat digunakan
handuk.
Shopee.co.id
2. JENIS JENIS TEKNOLOGI PEKERJAAN SOSIAL KOMUNITAS
(RRA, PRA, MPA,ToP DAN SKENARIO FGD)
Pada dasarnya, metoda RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi
perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat. Untuk itu diperlukan cara kerja yang khas,
seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin, menggunakan sejumlah metode, cara, dan
pemilihan teknik yang khusus, untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap
kondisi perdesaan.
Cara kerja tersebut tersebut dipusatkan pada pemahaman pada tingkat komunitas lokal yang
digabungkan dengan pengetahuan ilmiah. Komunikasi dan kerjasama diantara masyarakat desa
dan aparat perencana dan pelaksana pembangunan (development agent) adalah sangat penting,
dalam kerangka untuk memahami masalah-masalah di perdesaan. Di samping itu, metoda RRA
juga berguna dalam memonitor kecenderungan perubahan-perubahan di perdesaan untuk
mengurangi ketidakpastian yang terjadi di lapangan dan mengusulkan penyelesaian masalah
yang memungkinkan.
Menurut James Beebe (1995), metoda RRA menyajikan pengamatan yang dipercepat yang
dilakukan oleh dua atau lebih pengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang akademis
yang berbeda. Metoda ini bertujuan untuk menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan
pembuat keputusan untuk menentukan perlu tidaknya penelitian tambahan dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan.
Metoda RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektif sistem, (b) triangulasi dari
pengumpulan data, dan (c) pengumpulan data dan analisis secara berulang-ulang (iterative).
Proses perencanaan program tidak melalui suatu 'penjajagan kebutuhan' (need assesment)
masyarakat, tetapi seringkali dilaksanakan hanya berdasarkan asumsi, survei, studi atau
penelitian formal yang dilakukan oleh petugas atau lembaga ahli-ahli penelitian. Akibatnya
program tersebut sering tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat dan tidak adanya rasa
memiliki terhadap program itu.
Dengan PRA, yakni dengan partisipasi masyarakat keadaan itu diperbaiki dan juga
keterampilan-keterampilan analitis dan perencanaan dapat dialihkan kepada masyarakat.
Dengan demikian secara bertahap ketergantungan pada pihak luar akan berkurang dan
pengambilan prakarsa dan perumusan program bisa berasal dari aspirasi masyarakat (bottom
up).
Metoda PRA didasarkan pada penyempurnaan dan modifikasi dari metoda AEA
(Agroecosystems Analysis) dan RRA (Rapid Rural Appraisal) yang dilakukan oleh kalangan
LSM dan peneliti yang bekerja di wilayah Asia dan Afrika. Walaupun ada beberapa kesamaan
antara metoda PRA dan RRA, tetapi ada perbedaan secara mendasar.
Metoda RRA penekannya adalah pada kecepatannya (rapid) dan penggalian informasi oleh
órang luar. Sedangkan metoda PRA penekannya adalah pada partisipasi dan pemberdayaan.
Menurut Robert Chambers (1987) PRA lebih cocok disebut sebagai metoda dan pendekatan-
pendekatan jamak daripada metoda dan pendekatan tunggal, dan PRA adalah menu yang
menyajikan daftar metoda dan teknik terbuka dan beragam.
Dengan penekanannya pada partisipasi, maka metoda PRA mempunyai prinsip-prinsip: belajar
dari masyarakat, orang luar sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku, saling belajar
dan saling berbagi pengalaman, keterlibatan semua kelompok masyarakat, bebas dan informal,
menghargai perbedaan dan triangulasi.
Alat-alat yang digunakan dalam metoda PRA serupa dengan yang digunakan dalam metoda
RRA, tetapi berbeda dalam tingkat partisipasi dari masyarakat desa dalam praktik di lapangan.
Tidak seperti dalam RRA, masyarakat desa yang dilibatkan dalam PRA memainkan peran yang
lebih besar dalam pengumpulan informasi, analisis data dan pengembangan intervensi seperti
pada program-program pengembangan masyarakat yang didasarkan pada pengertian terhadap
program secara keseluruhan.
Proses ini akan memberdayakan masyarakat dan memberi kesempatan kepada mereka untuk
melaksanakan kegiatan dalam memecahkan masalah mereka sendiri yang lebih baik dibanding
dengan melalui intervensi dari luar.
Tujuan:
1. Memberi pembelajaran dan penyadaran kepada masyarakat tentang tingkat
kesejahteraan komunitasnya
2. Memberi pembelajaran kepada masyarakat untuk menilai tingkat kesejahteraannya
sediri
1. Tahap diskusi merupakan dialog yang dipandu dengan serangkaian pertanyaan yang
dipandu oleh fasilitator
2. Pertanyaan yang diajukan ada pada empat tingkat kesadaran yaitu : objective,
reflektive, interpretative, decisional. Disingkat ORID
3. Struktur ini memungkinkan peserta untuk menjelajah dari hal yang dangkal sampai
pemahaman yang mendalam
b. Tahap II : Lokakarya: a) Tahap ini merupakan cara untuk memfasilitasi pemikiran-pemikiran
di dalam kelompok tentang pokok-pokok bahasan tertentu menjadi suatu keputusan dan
tindakan yang sifatnya terfokus dan b) Tahap ini merupakan cara yang efektif untuk
membangun konsensus dalam menyusun tindakan bersama
c. Tahap III : Perumusan Rencana Tindak: a) Merupakan gabungan dari tahap diskusi dan
tahap lokakarya dan b) Tujuannya adalah tersusunnya rencana tindakan nyata untuk kurun
waktu tertentu dan disertai dengan tugas-tugas dan tanggungjawab yang diuraikan secara
bersama.
5. SKENARIO FGD
A. TAHAP PERSIAPAN.
1. Menyiapkan/menetapkan peserta
2. Peserta diskusi terdiri dari anggota
3. Diharapkan hadir sekurang-kurangnya 75% anggota
4. Menyepakati tanggal, waktu, tempat dan didiskusikan dengan pimpinan
5. Membuat dan menyebarkan undangan.
6. Menyiapkan bahan dan logistik (alat tulis, instrumen penelitian, ruangan, tempat duduk,
dan konsumsi)
7. Menyiapkan notulen (menunjuk orang yang bisa mencatat dengan baik dan
dipersiapkan dua orang dengan tujuan saling bisa mengoreksi kekurangan pencatatan
proses diskusi ).
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dapat menjelaskan profil filantropi yang mampu membaca
peluang kerja dan usaha, peluang pasar, dan peluang kerja/profesi
di bidang layanan kesehatan untuk membangun visi dan passion.
KATA KUNCI
Profil, filantropi, profesi, visi, passion, peluang kerja
MATERI PE
MATERI PEMBELAJARAN
MBELAJARAN
Tujuan
1. Caregiver